Você está na página 1de 30

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

KOPERASI BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT)


“B E R K A H”
Badan Hukum : 38/BH/X.9/X/2009 Tanggal : 22 Oktober 2009
Sekretariat : Jl. ZA. Pagar Alam No. 87 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145

ANGGARAN DASAR (AD)


BAITUL MAAL WAT TAMWIL BERKAH

BAB I
NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN,
WILAYAH KERJA DAN JANGKA WAKTU

Pasal 1

Badan usaha ini bernama Koperasi Baitul Maal Wat Tamwil BERKAH, dengan nama
singkatan BMT BERKAH dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut BMT
BERKAH.

Pasal 2

BMT BERKAH Berkedudukan Di Jalan Z.A. Pagar Alam No.87


Kelurahan : Gedong Meneng
Kecamatan : Raja Basa
Kota : Bandar Lampung
Provinsi : Lampung

Pasal 3

Wilayah kerja BMT BERKAH meliputi wilayah Propinsi Lampung.

Pasal 4

BMT BERKAH didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas

1 | Page
BAB II
LANDASAN, AZAS DAN PRINSIP

Pasal 5

BMT BERKAH berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

Pasal 6

BMT BERKAH berazaskan kekeluargaan

Pasal 7

BMT BERKAH berlandaskan prinsip sebagai berikut


a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
b. Pengelolaan dilakukan dengan amanah dan professional
c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya porsi bagi
hasil yang disepakati dengan anggota
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
e. Kemandirian
f. Pendidikan perkoperasian berdasarkan syariah
g. Kerjasama antar koperasi

BAB III
VISI, MISI DAN TUJUAN

Pasal 8

Visi BMT BERKAH Adalah :


Mewujudkan kualitas anggota, keluarga dan masyarakat di sekitar BMT BERKAH yang
selamat, damai dan sejahtera dengan mengembangkan lembaga dan usaha BMT berlandaskan
azas dan pinsip-prinsip dasarnya yang maju, berkembang, terpercaya, aman, nyaman,
transparan dan kehati-hatian.

2 | Page
Pasal 9

Misi BMT BERKAH Adalah :


Menerapkan prinsip Syariah dalam kegiatan ekonomi, memberdayakan pengusaha kecil dan
menengah, dan membina kepedulian aghniyaa (kaum mampu) kepada dhuafaa (kurang
mampu) secara terpola dan berkesinambungan.

Pasal 10

Tujuan BMT BERKAH Adalah :


Meningkatkan kesejahteraan jasmani dan rohani serta mempunyai posisi tawar (daya saing)
anggota dan mitra binaan juga masyarakat pada umumnya melalui kegiatan produktif lainnya
sesuai prinsip-prinsip dasar BMT BERKAH.

BAB IV
FUNGSI, PERAN DAN USAHA

Pasal 11

Koperasi BMT BERKAH Berfungsi :


Untuk membangun, mengembangkan potensi dan kemampuan anggota khususnya dan
masyarakat umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dalam rangka beribadah
kepada Allah.

Pasal 12

BMT BERKAH Berperan :


(1) Berpartisipasi aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan anggota dan
masyarakat berlandaskan maqoshid syariah.
(2) Memperkuat dan memperkokoh kembali perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan
dan ketahanan ekonomi nasional.
(3) Berupaya mewujudkan dan mengembangkan potensi perekonomian rakyat yang
merupakan usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan dan kemaslahatan.

Pasal 13

3 | Page
BMT BERKAH Bertujuan :
untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan anggota kepada Allah, khususnya dalam
bermuamalah melalui kegiatan ekonomi dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju,
adil, makmur yang berlandaskan pancasila dan Undang – undang Dasar 1945.

Pasal 14

Untuk mencapai tujuannya, maka koperasi menyelenggarakan usaha sebagai berikut :


a. Menyelenggarakan usaha simpan pinjam, pembiayaan maupun kerjasama permodalan
dengan sistem syariah.
b. Menyelenggarakan usaha pertokoan / perdagangan umum (bay’u/ tijaroh) yang
menopang kebutuhan pribadi maupun kebutuhan usaha anggota.
c. Menyelenggarakan usaha pertanian, perikanan dan peternakan sebagai bagian dari
pengembangan potensi ekonomi rakyat.
d. Membuka usaha jasa / konsultan bisnis syariah untuk UKM, yang meliputi kegiatan
pelatihan manajemen dan mentoring untuk anggota dalam rangka meningkatkan
kapasitas keilmuan dan pengetahuan anggota dalam mengelola usaha yang sesuai
syariah dll.

BAB IV
PENDIRIAN BMT

4 | Page
Pasal 15

BMT BERKAH didirikan pada tanggal........................

Pasal 16

Pendiri BMT BERKAH Terdiri Dari :

5 | Page
BAB V
PERMODALAN

Pasal 17

Permodalan BMT BERKAH diperoleh dari :


a. Simpanan Pokok Khusus, yaitu simpanan pokok yang khusus disetor oleh Pendiri
dengan jumlah yang berbeda sesuai kemampuan.
b. Simpanan Pokok, yaitu simpanan yang dibayar oleh anggota satu kali saja pada saat
akan menjadi anggota, yang besarnya ditentukan sama untuk semua anggota.
c. Simpanan Wajib, yaitu simpanan yang harus disetor anggota setiap bulan dengan
jumlah yang ditentukan sama untuk semua anggota.
d. Simpanan Sukarela, yaitu simpanan yang disetor anggota secara insidentil dengan
jumlah yang tidak ditentukan.

Pasal 18

Pada saat berdirinya BMT BERKAH, para pendiri bersepakat untuk mengumpulkan modal
awal sebagai Simpanan Pokok Khusus dengan rincian sebagai berikut :

6 | Page
Pasal 19

(1) Simpanan pokok ditetapkan sebesar Rp100.000,- (seratus ribu rupiah).


(2) Simpanan wajib ditetapkan sebesar Rp5.000,- (lima ribu rupiah).

BAB VI
KEANGGOTAAN

Pasal 20

7 | Page
(1) Anggota Pendiri BMT BERKAH yaitu anggota yang membayar Simpanan Pokok
Khusus minimal 1% dari jumlah modal awal yang direncanakan.
(2) Anggota biasa yaitu anggota yang membayar Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib.
(3) Calon anggota yaitu mereka yang memanfaatkan jasa BMT BERKAH tetapi belum
melunasi Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib.
(4) Menyetujui isi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan – ketentuan
koperasi Yang berlaku. Anggota kehormatan yaitu anggota yang mempunyai kepedulian
untuk ikut sertamemajukan BMT baik moril maupun materiil tetapi tidak bisa ikut
secara penuh sebagai anggota.

Pasal 21

(1) Setelah BMT berdiri, anggota pendiri bisa ditambah dari anggota biasa dan/atau badan
hukum atau lembaga dengan syarat:
a. Membayar Simpanan Pokok Khusus sesuai kesepakatan dan kemampuan.
b. Mempunyai komitmen yang tinggi terhadap ke-BMT-an.
c. Keanggotaan koperasi hanya dapat dibuktikan dengan catatan dalam daftar
anggota dan disetujui oleh 50% plus 1 anggota pendiri yang sudah ada.
(2) Anggota pendiri BMT minimal 75% bertempat tinggal didalam wilayah kerja BMT
BERKAH.
(3) Anggota pendiri menyerahkan simpanan pokok khusus minimal 40% dari jumlah
simpanan pokok khusus yang dijanjikan setelah terbentuk pengurus dan pengelola, 60%
sisanya dapat dicicil dan lunas paling lambat 4 (empat) bulan sejak tanggal pendirian.
(4) Permohonan menjadi anggota BMT BERKAH diajukan oleh calon anggota kepada
pengurus/ pengelola secara tertulis dengan mengunakan formulir yang disediakan.
(5) Dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya
permohonan, pengurus harus memberi jawaban tentang penerimaan atau penolakannya
sebagai anggota.
(6) Setiap calon anggota baru dapat diangap sebagai anggota penuh dengan segala hak dan
kewajibannya, jika ia telah melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib.
(7) Anggota biasa bertempat tingal diwilayah kerja BMT BERKAH.
(8) Anggota pendiri dan anggota biasa disebut anggota.
(9) Setiap anggota BMT BERKAH harus mengikuti dan menghadiri acara secara aktif
pendampingan dan pengajian anggota BMT BERKAH.
(10) Setiap anggota secara aktif menempatkan simpanan sukarela pada BMT BERKAH.

8 | Page
Pasal 22
Hak dan Kewajiban Anggota Pendiri

(1) Kewajiban Anggota Pendiri :


a. Membayar simpanan pokok, simpanan pokok khusus dan simpanan wajib sesuai
dengan yang ditentukan dalam Anggaran Dasar BMT BERKAH.
b. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh kinerja pengurus dan pengelola.
c. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh dan memberikan masukan tentang
kesehatan BMT BERKAH dan cara-cara meningkatkan kualitas kesehatannya.
(2) Anggota pendiri mempunyai hak :
a. Bersama-sama anggota pendiri lainnya mengusulkan secara tertulis kepada
pengurus untuk mengadakan rapat anggota pendiri beserta pengurus dan
pengelola.
b. Bersama-sama anggota pendiri lainnya mengusulkan secara tertulis kepada
pengurus untuk mengadakan rapat anggota pendiri dengan pengurus.
c. Menghadiri rapat anggota.
d. Memberikan masukan diminta atau tidak kepada pengurus.
e. Memilih dan dipilh menjadi anggota pengurus atau pengawas.
f. Menerima Sisa Hasil Usaha (SHU) sesuai dengan keputusan rapat anggota
tahunan.
g. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan BMT BERKAH.

Pasal 23
Hak dan Kewajiban Anggota

(1) Setiap Anggota Berkewajiban :


a. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Keputusan yang
telah disepakati dalam rapat anggot.
b. Membayar simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lainnya yang
diputuskan oleh rapat anggota.
c. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi, antara
lain :
● Anggota berkewajiban untuk membeli barang kebutuhannya di
koperasi(sebagai pelanggan).
● Anggota berkewajiban untuk menjual hasil produksinya kepada

9 | Page
koperasi.(sebagai pelanggan).
● Anggota berkewajiban menyimpan dikoperasi pada waktu anggota
melakukan transaksi usaha.
d. Memperbanyak simpanan sukarela.
e. Mendorong anggota masyarakat untuk menjadi anggota dan calon anggota.
f. Memperhatikan perjalanan keuangan dan laporan-laporan kemajuan usaha dan
kelembagaan BMT BERKAH.

(2) Setiap anggota mempunyai hak :


a. Menghadiri rapat anggota.
b. Dipilih dam memilih menjadi pengurus atau pengawas.
c. Meminta diadakan rapatanggota menurut ketentuan yang berlaku.
d. Memberikan masukan-masukan untuk kelancaran usaha dan memperbaiki kinerja
usaha dan kelembagaan BMT BERKAH baik diminta ataupun tidak diminta.
e. Memperolah bagi hasil dari SHU berdasarkan keputusan rapat angota tahunan.
f. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan BMT BERKAH.

Pasal 24
Hak dan Kewajiban Anggota Kehormatan

(1) Setiap anggota kehormatan berkewajiban :


a. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh kinerja pengurus dan pengelola.
b. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh dan memberikan masukan tentang
kesehatan BMT BERKAH dan cara-cara meningkatkan kualitas kesehatannya.
c. Turut berpartisipasi dalam kegiatan usaha.
d. Berkonsultasi dengan pengurus dan anggota pendiri.

(2) Setiap anggota kehormatan mempunyai hak :


a. Menghadiri rapat anggota.
b. Menghadiri rapat pengurus dan/atau rapat pengelola jika diundang oleh lembaga
yang bersangkutan.

BAB VII
RAPAT- RAPAT

Pasal 25
Rapat Tahunan Anggota (RTA)

10 | Page
(1) Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi BMT
BERKAH.
(2) Rapat Anggota diselenggarakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam satu tahun yang
disebut Rapat Tahunan Anggota (RTA.
a. Rapat tahunan anggota diselenggarakan untuk menilai kinerja, mengevaluasi dan
mengesahkan pertanggungjawaban pengurus, dan pelaksanaannya paling lambat (3)
bulan setelah tutup buku.
(3) Rapat tahunan anggota diselenggarakan juga untuk melakukan pergantian pengurus dan
penasehat.
(4) RTA dihadiri oleh seluruh pendiri dan seluruh anggota yang dapat dilakukan dengan
sistem perwakilan jika jumlah anggota telah melebihi 100 anggota.
(5) Sistem perwakilan dalam rapat anggota ditentukan oleh rapat pengurus.....
(6) RTA dipimpin oleh Ketua Pengurus atau oleh pejabat dalam kepengurusan yang
ditentukan dalam rapat pengurus.

Pasal 26
Rapat Anggota Luar Biasa (RALB)

(1) Selain rapat tahunan anggota sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 ayat (1), Koperasi
BMT BERKAH dapat menyelenggarakan rapat anggota luar biasa apabila keadaannya
mengharuskan adanya keputusan segera yang wewenangnya ada pada rapat anggota.
(2) Rapat anggota luar biasa dapat diselenggarakan dengan permintaan tertulis dari.
a. Dua pertiga dari anggota pendiri.
b. Penasehat.
c. Keputusan rapat pengelola dengan dukungan mayoritas anggota pengurus.
d. Seluruh anggota pengurus dalam keputusan rapat pengurus, atau.
e. Dua pertiga anggota.
(3) Permintaan mengadakan RALB diajukan kepada pengurus dan jika telah memenuhi
ketentuan ayat (2), maka pengurus wajib untuk menyelenggarakannya.

Pasal 27

(1) Pada dasarnya rapat anggota adalah sah bila dihadiri ½ +1 dari jumlah anggota yang
terdaftar.
(2) Rapat anggota untuk merubah anggaran dasar akan diatur dalam anggaran rumah
tangga.

11 | Page
Pasal 28

Rapat Anggota berhak meminta keterangan dan pertanggungjawaban pengurus dan pengelola
tentang pengelolaan BMT BERKAH.

Pasal 29

Hari, tanggal, waktu dan tempat serta agenda acara rapat anggota harus diberitahukan
sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari sebelum acara kepada anggota.

Pasal 30

(1) Keputusan rapat anggota utamanya diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai
mufakat.
(2) Keputusan rapat anggota tidak boleh mendahulukan suara terbanyak sebelum
dilakukannya musyawarah.
(3) Pengambilan suara terbanyak hanya dapat dilakukan jika setelah seluruh anggota
dimintakan pendapat pribadinya untuk kemudian musyawarahkan kembali, namun
belum juga memberikan keputusan yang memuaskan bagi setiap anggota yang hadir.
(4) Untuk keputusan yang menyangkut perubahan anggaran dasar, harus disetujui dan
dihadiri sekurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir.
(5) Apabila akhirnya harus diputuskan dengan suara terbanyak, maka setiap anggota
memiliki hak satu suara.

BAB VIII
KEPENGURUSAN

Pasal 31
Pengurus

12 | Page
(1) Pengurus koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat anggota.
(2) Pengurus merupakan pemegang kuasa Rapat anggota……
(3) Semua anggota berhak dipilih dan memilih anggota pengurus.
(4) Anggota yang akan menjadi pengurus harus memenuhi syarat sebagai berikut.
a. Memenuhi sifat dan perilaku yang baik, di dalam maupun diluar lingkup BMT
BERKAH.
b. Mempunyai pengetahuan tentang perkoperasian.
(5) Pengurus dipilih untuk masa jabatan minimal 1 (satu) tahun dan maksimal 2 (dua)
tahun.
(6) Anggota yang amanahnya sebagai pengurus telah lampau dapat dipilih kembali, namun
diutamakan untuk masuk sebagai dewan pengawas.
(7) Pengurus sekurang-kurangnya terdiri atas 3 orang yaitu Ketua, Sekretaris dan
Bendahara.Selebihnya adalah mereka yang dicatat dalam daftar pengurus sebagai
anggota pengurus.
(8) Apabila kemampuan BMT BERKAH memungkinkan, pengurus dapat memperoleh
honorarium bulanan paling banyak 25% dari gaji pengelola (Manajer.

Pasal 32

(1) Pengurus bertugas untuk.


a. Mengelola BMT BERKAH dan usahanya.
b. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama Koperasi BMT
BERKAH.
c. Menyelenggarakan Rapat anggota.
d. Mewakili BMT BERKAH di dihadapan dan di luar pengadilan.
e. Membuat dan memelihara pembukuan daftar pengurus, daftar anggota, inventaris
dan buku-buku lainnya yang diperlukan.
f. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib dan teratur .
g. Membuat dan mengajukan laporan keuangan dan laporan keselamatan berikut
pertanggungan jawab atas pelaksanaan amanahnya.
h. Mengajukan rancangan rencana kerja berikut rencana anggaran pendapatan dan
belanja BMT BERKAH.
(2) Pengurus atas persetujuan rapat anggota dapat mengangkat manajer dan karyawan
sebagai pengelola usaha BMT BERKAH.
(3) Tugas pokok masing-masing anggota pengurus ditetapkan dalam rapat pengurus.

13 | Page
Pasal 33
Dewan Penasehat Syariah (DPS)

(1) Apabila diperlukan dan telah mampu untuk itu pengurus dapat menunjuk Dewan
Penasehat Syariah atas dasar keputusan rapat pengurus.
(2) DPS dapat terdiri dari 3 (tiga) orang atau lebih.
(3) Anggota DPS terdiri dari tokoh dan ulama setempat yang mengerti tentang aspek-aspek
syariah dalam pengelolaan transaksi-transaksi keuangan di BMT.

Pasal 34
Pengelola/Manajemen

(1) Pengelola adalah tenaga profesional yang direkrut, dipilih dan diseleksi serta
dipekerjakan untuk mengelola bisnis dan kelembagaan sehari-hari.
(2) Pengelola bertanggung jawab kepada pengurus.
(3) Pengelola mendapat gaji bulanan yang besarannya ditetapkan berdasarkan
perkembangan usaha, kesepakatan dan pertimbangan serta penetapan pengurus.
(4) Pengelola wajib menyampaikan laporan kegiatandan laporan keuangan: neraca, L/R,
kualitas aktiva produktif serta analisa kesehatan kepada pengurus setiap bulan dalam
minggu pertama bulan berikutnya.
(5) Pengelola wajib mengundang rapat pengurus lengkap bersama dengan pengelola untuk
membicarakan kinerja bulanan berjalan dalam minggu kedua bulan berikutnya.
(6) Pengelola mendapat bonus dari SisaHasil Usaha (SHU) setiap tahun yang besarnya
ditetapkan dalam RTA.

BAB IX
SISA HASIL USAHA (SHU)

Pasal 35

(1) Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah jumlah bersih dari keuntungan BMT BERKAH, yaitu

14 | Page
seluruh penerimaan usaha dikurangi dengan seluruh biaya bagi hasil, biaya operasional,
penyusutan, zakat dan pajak.
(2) SHU dibagi dengan musyawarah dari RTA, dengan rincian sebagai berikut :
a. 40% Untuk dana cadangan.
b. 25% Untuk anggota menurut perbandingan jasanya dan penyertaan dalam Usaha
Koperasi.
c. 15% Simpanan untuk dana pembangunan daerah kerja.
d. 10% Untuk dana pengurus dan pengawas.
e. 5% Untuk Kesejahteraan Pegawai.
f. 2,5% Untuk Dana Pendidikan.
g. 2,5% Untuk Dana Sosial.

Pasal 36

(1) Setiap pembiayaan yang dilakukan, anggota pembiayaan diharapkan menginfakan


tabungan jaminan untuk cadangan pembiayaan (dana tabaruk/dana kebajikan.
(2) Besarnya dana tabaruk sebesar 0,5% dari besarnya pembiayaan yang diterima.

Pasal 37

(1) Pengurus dan pengelola setiap bulan harus menilai kualitas aktiva produktif
pembiayaan, yaitu pembiayaan mana dan berapa besarnya yang termasuk pembiayaan
perlu perhatian khusus, diragukan, kurang lancar dan macet dengan kriteria yang
ditentukan oleh pengurus/pengelola dengan mempertimbangkan dana tabaruk yang
diserahkan oleh anggota pembiayaan.
(2) Dari kondisi kualitas aktiva produktif dimaksud, pengurus/pengelola perlu menyediakan
cadangan pembiayaan yang dalam neraca dan Laba/Rugi akan mengurangi keuntungan
dan dari modal sendiri setiap bulan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. 10% untuk besaran pembiayaan dalam kondisi perhatian khusus.
b. 25% untuk besaran pembiayaan dalam kondisi diragukan.
c. 50% untuk besaran pembiayaan dalam kondisi kurang lancer.
d. 100% untuk besaran pembiayaan dalam kondisi macet
BAB X
SANKSI

Pasal 38

Untuk menjaga ketepatan BMT BERKAH memegang teguh visi, misi dan prinsip-prinsip

15 | Page
dasar BMT, Pengurus/Pengelola, Badan Pengawas Syariah dan RTA BMT perlu menerapkan
sanksi-sanksi yang adil dan wajar, jika terjadi hal-hal yang menyimpang dari visi, misi dan
prinsip-prinsip dasar BMT yang menyangkut moral dan material dengan ketentuan sebagai
berikut.
(1) Jika penyimpangan terjadi oleh perilaku anggota , ditentukan oleh pengelola dengan
meminta pertimbangan pengurus.
(2) Jika penyimpangan terjadi oleh perilaku pengurus/pengelola, ditentukan oleh pendiri
dengan meminta pertimbangan Badan Pengawas Syariah, jika ada.

(3) Jika penyimpangan terjadi oleh perilaku salah seorang anggota pengurus, ditentukan
oleh rapat bersama antara seluruh anggota pengurus dan Badan Pengawas Syariah,jika
ada.Jika tidak ada BadanPengawas Syariah, maka sanksi ditentukan oleh RALB.

BAB XI
PEMBINAAN OLEH PEMERINTAH

Pasal 39

(1) Tanpa mencampuri urusan internal organisasi dan semata – mata untuk kepentingan
pengembangan koperasi maka pemerintah senantiasa berhak melkukan pembinaan
terhadap seluruh tata kehidupan koperasi.
(2) Dalam keadaan dan kepentingan tertentu, pemerintah dapat mengadakan pengawasan
dan pemeriksaan terhadap koperasi.
(3) Pejabat berhak menghadiri dan untuk berbicara dalam rapat pengurus dan rapat
Anggota.

BAB XII
PERATURAN PELAKSANAAN

Pasal 40

Ketentuan lebih rinci tentang kebijakandan pelaksanaan kegiatan BMT BERKAH diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga (ART), atau aturan khusus yang ditetapkan oleh rapat
anggota.

16 | Page
BAB XII
PERUBAHANANGGARAN DASAR

Pasal 41

(1) Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan dalam rapat anggota pendiri yang
dihadiri oleh minimal dua pertiga anggota pendiri, dan perubahan tersebut disetujui
oleh minimal 50% plus satu dari anggota yang hadir.
(2) Bilamana terjadi perubahanterhadap Anggaran Dasar maka harus dibuatkan catatan
perubahan Anggaran Dasar dalam Berita Acara Perubahan Anggaran Dasar .

Ditetapkan Dalam Rapat Anggota


Pada Tanggal .......................

Di Kelurahan : Gedong Meneng


Kecamatan : Raja Basa
Kota : Bandar Lampung
Propinsi : Lampung

Atas Nama Seluruh Anggota BMT BERKAH

K
S B
e e
tk n
ur d
ae a
,t h
a a
r r
i a
s ,
,
Y
o
s
e
f S
I u
k
F h
ra e
i r
aP m
du a
is n
,p 17 | Page
i
t
S
LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
KOPERASI BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT)
“B E R K A H”
Badan Hukum : 38/BH/X.9/X/2009 Tanggal : 22 Oktober 2009
Sekretariat : Jl. ZA. Pagar Alam No. 87 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145

18 | Page
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
BAITUL MAAL WAT TAMWIL BERKAH

BAB I
PENGURUS

Pasal 1

Pengurus bertindak sebagai wakil yang ditunjuk untuk kepentingan seluruh anggota untuk
menjalankan, melakukan pengawasan dan pembinaan segala kegiatan pengelolaan BMT.

Pasal 2

(1) Pengambilan keputusan pengurus harus dilakukan oleh rapat pengurus yang dihadiri
oleh semua anggota pengurus, kecuali rapat menetapkan adanya pembagian wewenang
dan memberikan wewenang kepada paling sedikit 2 (dua) orang pengurus untuk
mewakili pengurus.
(2) Setiap anggota pengurus yang berturut turut tidak hadir dalam tiga kali rapat rutin
pengurus, tanpa memberikan alasan yang dapat diterima, maka pengurus yang
bersangkutan dianggap telah meninggalkan jabatannya.
(3) Setiap lowongan dalam keanggotaan pengurus harus diisi oleh anggota pengurus yang
baru dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak terjadinya lowongan
tersebut, dimana anggota pengurus yang masih ada mengadakan rapat anggota pendiri
untuk memilih penggantinya. Pengurus baru dipilih dengan jumlah suara lebih dari
separuh jumlah rapat anggota pendiri. Pengurus baru yang terpilih disahkan oleh rapat
anggota pada rapat anggota selanjutnya.

Pasal 3

(1) Pengurus berkewajiban menyusun dan menggariskan pola kebijakan umum BMT
(2) Secara khusus pengurus bertindak atas nama dan bertanggungjawab kepada rapat
anggota atas pelaksanaan kebijakan-kebijakanyang telah digariskan, yang meliputi:
a. Kebijakan mengenai penerimaan dan pemberhentian anggota.
19 | Page
b. Bersama dengan pengelola menentukan kebijakan tentang komite pembiayaan
sesuai dengan perkembangan modal dan kekayaan BMT.
c. Kebijakan mengenai jumlah maksimal pembiayaan yang dapat diberikan kepada
anggota dengan pertimbangan:
● Skala usaha anggota apakah sangat mikro, mikro atau usaha kecil.
● Jumlah simpanan pokok dan simpanan wajib yang telah dimiliki anggota
atas jumlah yang diperlukan dalam usaha yang diajukan pembiayaannya.
● Lama keanggotaan.
● Kesediaan menempatkan simpanan pembiayaan selama dalam masa
pembiayaan.
d. Kebijakan mengenai jangka waktu maksimum pengembalian pembiayaan yang
diberikan kepada anggota, serta faktor-faktor utama pertimbangan (antara lain
kelayakan usaha dan pengusaha) untuk menentukan diluluskan atau ditolaknya
permohonan pembiayaan.
e. Kebijakan untuk memperbaiki tingkat kesehatan dari bulan ke bulan dan dari
tahun ke tahun, khususnya aspek finansial,kelembagaan dan manajemen.
f. Kebijakan penandatanganan cek dengan kontra sign (mitra tanda tangan), tanda
tangan rangkap untuk tingkat pengambilan/penarikan dana simpanan di Kas/Bank
bagi operasionalisasi likuiditas BMT.
g. Kebijakan mengenai tata cara pengambilan keputusan pembiayaan (Komite
Pembiayaan)
h. Pengurus menunjuk pengelola sebagai pelaksana dan berhak menghentikannya
jika dianggap perlu (terutama karena tidak cakap, kurang berprestasi dan tidak
diterima oleh masyarakat).
i. Kebijakan dan usul mengenai pembagian SHU dan saran-saran amandemen
perubahan terhadap AD/ART kepada Rapat Tahunan Anggota atau Rapat
Anggota Luar Biasa.

j. Kebijakan mengenai jumlah maksimum pembiayaan yang dapat diberikan pada


satu anggota, tidak diperbolehkan melebihi:
● 5% dari jumlah modal BMT pada saat itu untuk anggota biasa.
● 4% dari jumlah modal BMT pada saat itu untuk pengurus dan/atau anggota
yang masih memiliki hubungan keluarga vertikal dan horizontal dengan
anggota pengurus.

20 | Page
k. Kebijakan mengenai penerimaan pegawai.
l. Jumlah gaji yang dapat diberikan kepada para pengelola.
m. Kebijakan mengenai pembiayaan yang sifatnya mengikat yang dapat diambil
BMT dari pihak ketiga untuk kepentingan operasional BMT.
n. Kebijakan mengenai tatacara pemungutan kembali pembiayaan serta penghapusan
pembiayaan atau sisa pembiayaan anggota yang sudah tidak mungkin
dikembalikan, dengan persetujuan rapat anggota.
o. Kebijakan-kebijakan lain yang sewaktu-waktu dikuasakan oleh rapat anggota.
p. Menunjuk Notaris atau Lembaga Jasa Audit Koperasi untuk mengaudit keuangan
dan lembaga BMT.
(3) Pengurus mensahkan laporan dan tingkat kesehatan BMT, Keuangan BMT dan selalu
mendapat laporan bulanan keuangan dan tingkat kesehatan BMT terakhir.
a. Pengurus harus memberikan masukan pada tiap laporan keuangan dan tingkat
kesehatan BMT.
b. Pengurus harus memberikan saran-saran yang diperlukan pengelola untuk
memperbaiki posisi keuangan dan tingkat kesehatan BMT.

BAB II
PEMILIHAN PENGURUS

Pasal 4

(1) Pengurus membentuk sebuah panitia pencalonan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)


hari sebelum rapat anggota diadakan. Panitia pencalonan terdiri dari 3 (tiga) anggota.
Panitia tidak boleh duduk dalam kepengurusan periode berikutnya kecuali hanya hanya
1 (satu) orang diantara 3 (tiga) panitia tersebut. Tugas panitia adalah mengajukan 5
(lima) orang calon anggota pengurus.
(2) Sesudah nama-nama calon diumumkan oleh panitia pencalonan, Pemimpin Rapat
Anggota meminta tambahan calon-calon dari anggota yang hadir dan mempunyai hak
suara. Kemudian pimpinan dapat mensahkan pencalonan.
(3) Rapat anggota melakukan pemilihan pengurus dari calon-calon yang telah disahkan
tanpa menentukan jabatan masing-masing calon. Pemilihan dilakukan dengan
pemungutan suara yang menggunakan surat suara. Anggota yang mempunyai hak suara
dapat memilih secara bebas dan rahasia.
(4) Pemilihan diputuskan berdasarkan suara terbanyak. Apabila terdapat dua calon atau

21 | Page
lebih yang mendapatkan suara terbanyak dengan jumlah yang sama, maka pemungutan
suara diulangi, kecuali satu diantaranya mengundurkan diri.
(5) Jumlah pengurus yang terpilih harus berjumlah ganjil, yang terdiri dari Ketua, Wakil
Ketua dan Sekretaris.
(6) Jabatan Ketua pengurus diduduki oleh calon yang mendapatkan suara terbanyak,
sedangkan posisi yang lain dimusyawarahkan dalam rapat pengurus terpilih.

BAB III
JABATAN DALAM KEPENGURUSAN

Pasal 5

Jabatan, Hak Dan Kewajiban Para Anggota Pengurus Adalah Sebagai Berikut :
(1) Ketua: menjalankan tugas-tugas memimpin rapat anggota dan rapat pengurus, tugas-
tugas kepemimpinan diantara anggota pengurus, membina kepemimpinan antara
pengelola, ikut menandatangani surat-surat berharga serta surat-surat lain yang
berkaitan dengan penyelenggaraan keuangan BMT, menjalankan tugas yang
diamanahkan oleh ketentuan AD/ART BMT, khususnya mengenai pencapaian tujuan,
visi, misi, fungsi dan prinsip-prinsip dasar BMT.
(2) Wakil Ketua: menjalankan tugas-tugas ketua apabila ketua tidak hadir, berhalangan atau
berkeberatan melakukan tugas-tugasnya, membantu / mendudkung sepenuhnya
kewajiban Ketua.

(3) Sekretaris merangkap Bendahara: bertugas membuat serta memelihara Berita Acara asli
dan lengkap dari rapat-rapat anggota danrapat-rapat pengurus. Sekretaris
bertanggungjawab atas pemberitahuan kepada anggota sebelum rapat diadakan sesuai
dengan ketentuan AD/ART. Sekretaris juga merangkap pekerjaan ke-bendaharaan, lebih
utama dalam memberikan catatan-catatan keuangan BMT, memverifikasi dan
memberikan saran kepada ketua tentang berbagai situasi dan mengatur efektifnya
pengamanan kekayaan, rekening bank atas nama BMT dan Komite Pembiayaan.
(4) Apabila BMT telah berkembang, jumlah anggota pengurus dapat diperbesar, dengan
22 | Page
pembagian pekerjaan yang jelas dengan mempraktekan prinsip kebersamaan,
musyawarah dan salaam.

BAB IV
PENGELOLA

Pasal 6

(1) Pengelola adalah pelaksana profesional usaha BMT yang ditunjuk oleh pengurus untuk
mengelola dan mengembangkan aset-aset BMT.
(2) Pada tahap awal, Pengelola dapat terdiri dari Manajer, yang bertugas menangani dan
mengkoordinir hal-hal administrasi pengawasan, pelayanan anggota, pembukuan dan
kasir. Divisi pembiayaan, Divisi penggalangan dana masyarakat dan Divisi umum,
keuangan dan pembukuan.
(3) Pemilihan, penyeleksian dan penunjukan untuk penambahan personil pengelola,
disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan usul Manajer Utama.
(4) Pengelola melaksanakan semua kebijakan pengurus dan bertanggungjawab kepada
pengurus.
(5) Pengelola mendapat imbalan jasa dalam bentuk gaji yang besarannya ditentukan oleh
pengurus.
(6) Pengelola mendapat bonus dari SHU sesuai dengan kinerjanya dalam mencapai
keberhasilan usaha BMT yang besarannya ditentukan dalam Rapat Tahunan Anggota.

(7) Setiap akhir bulan pengelola berkewajiban membuat laporan dan menyampaikannya
kepada pengurus, tentang:
a. Keuangan
b. Perkembangan pembiayaan dan kualitas aktiva produktif.
c. Perkembangan tabungan
d. Kegiatan usaha.
e. Tingkat kesehatan BMT. dan
f. Penguatan ruhiyah (pengurus, pengelola dan anggota)

23 | Page
BAB V
PENGAMANAN KEKAYAAN BMT
DAN PENGELOLAANNYA

Pasal 7

(1) Pembinaan ke-BMT-an adalah: pembinaan kepada anggota sehingga tercapai tingkat
pengertian, kesadaran tentang tujuan, visi, misi, fungsi dan prinsip-prinsip dasar BMT,
serta hak dan kewajiban sebagai anggota.
(2) Pembinaan meningkatkan produktivitas usaha BMT adalah:
a. Kegiatan untuk menguatkan dan mengembangkan kinerja BMT.
b. Kegiatan untuk menguatkan dan mengembangkan kinerja usaha anggota.
c. Kegiatan untuk menguatkan dan mengembangkan teknologi, manajemen,
produktifitas dan nilai tambah anggota.
(3) Pembinaan ruhiyah (Spirco) anggota, pengelola dan pengurus BMT adalah kegiatan
untuk membentuk kepribadian/akhlak islami yang utuh dan tangguh sehingga mampu
menghadapi tantangan dan ancaman bisnis terhadap perkembangan ekonomi rakyat
kecil.
(4) Pembinaan internal dalam bentuk pendidikan bagi para anggota dilakukan oleh
pengelola.
(5) Bentuk-bentuk pendidikan yang diberikan meliputi:
a. Pendidikan dan penyuluhan bagi anggota BMT.
b. Mengusahakan bahan-bahan bacaan bagi para anggota dan pengurus/pengelola
BMT.
c. Memberikan penerangan kepada khalayak ramai.
d. Meningkatkan jumlah anggota BMT dengan melaksanakan sosialisasi.
e. Mengadakan kegiatan edukatif dalam bentuk pengajian yang atraktif sehingga
terwujud kepribadian akhlak yang utuh dan tangguh bagi anggota BMT serta
masyarakat dilingkungan kerja BMT.

Pasal 8

(1) Pengawasan pengurus terhadap pengelola dilaksanakan dengan cara:


a. Mendiskusikan secara rinci setiap laporan-laporan pengelola tentang tentang
komponen-komponen kesehatan BMT dalam rapat pengurus dan pengelola, paling

24 | Page
sedikit sekali diawal bulan berikutnya.
b. Laporan pengelola dapat berbentuk laporan harian, mingguan, bulanan dan
laporan tahunan.
c. Waktu pengawasan disesuaikan dengan sifat, bentuk dan karakteristik masing-
masing laporan.
d. Bentuk-bentuk laporan yaitu laporan kas/bank, penggalangan dana, pembiayaan,
neraca, rugi/laba, kualitas aktiva produktif dan tingkat kesehatan BMT.
(2) Pengawasan pengelola terhadap anggota yang menerima pembiayaan dilakukan dengan
cara:
a. Mengadministrasikan jadwal angsuran setiap anggota penerima pembiayaan.
b. Merencanakan komunikasi dengan anggota penerima pembiayaan paling lambat 3
(tiga) hari sebelum jatuh tempo.
c. Mengadakan kunjungan kepada anggota yang bersangkutan dengan menyiapkan
surat teguran jika yang bersangkutan tidak berada di tempat.
d. Mendiskusikan hambatan-hambatan dalam usaha anggota dan mencari jalan
keluar agar tidak timbul pembiayaan bermasalah.

BAB VI
SIMPANAN ANGGOTA

Pasal 9

(1) Simpanan sukarela adalah simpanan anggota yang dapat ditarik kapan saja oleh anggota
sesuai dengan jenis dan ketentuannya. Simpanan sukarela Dhomanah adalah simpanan
dengan akad titipan (Wadhi’ah) yang dapat diperlakukan sebagai simpanan biasa;
a. Simpanan Dhomanah biasa dapat diberikan bonus sesuai dengan perkembangan
usaha;
b. Simpanan Dhomanah biasa dapat terdiri dari, misalnya:
● Simpanan pendidikan;
● Simpanan Walimah;
● Simpanan Idul Fitri;
● Simpanan Qurban;
● Simpanan Haji;
● Simpanan lainnya.
c. Simpanan Dhomanah berjangka dilakukan dengan akad jangka waktu penarikan
tertentu.
25 | Page
(2) Simpanan sukarela Mudharabah adalah simpanan dengan akad bagi hasil.
a. Simpanan sukarela Mudharabah berjangka perlu ditentukan jangka waktu
simpanan dan akad bagi hasil yang disepakati para pihak.
b. Simpanan sukarela Mudharabah dapat berbentuk simpanan sukarela Mudharabah
Muqayyadah, dimana penyimpan menentukan untuk apa dan/atau kepada siapa
dana tersebut dapat dimanfaatkan.

BAB VII
PEMBIAYAAN

Pasal 10

Jenis Pembiayaan:
(1) Al-Bai’u Bitsaman Ajil (ABA) adalah pembiayaan akad jual beli dengan pembayaran
kembali (harga pokok dan keuntungan secara angsuran)
(2) Al Murabahah (MBA) adalah pembiayaan akad jual beli dengan pembayaran kembali
(harga pokok dan keuntungan) setelah jatuh tempo.
(3) Al Musyarokah (MSA) adalah pembiayaan dengan akad kerjasama (syirkah) dimana
BMT dan anggota membiayai usaha dengan penyertaan Manajemen BMT di dalamnya.
(4) Al-Mudharabah (MDA) adalah pembiayaan akad kerjasama (syirkah) dimana BMT
membiayai usaha tanpa penyertaan manajeman BMT di dalamnya.
(5) Al-Mudharabah Muqayyadah (MMA) adalah pembiayaan Mudharabah dengan
memanfaatkan dana dan sesuai dengan akad Mudharabah Muqayyadah.

BAB VIII
USAHA

Pasal 11

BMT melakukan bisnis dibidang Simpan Pinjam Syariah, dan melakukan kegiatan sektor riil,
antara lain:
(1) Menggalakan usaha simpan pinjam berdasarkan bagi hasil antara anggota.
(2) Mengembangkan dan membina usaha produktif dari anggota.
(3) Memperlancar pemasaran hasil usaha anggota sehingga diterima dengan harga yang

26 | Page
layak.
(4) Meningkatkan usaha-usaha ekonomi lainnya dari anggota untuk kepentingan anggota
sepanjang layak dari segi permodalan dan mempertimbangkan kesehatan BMT.
(5) Kerjasama dengan BMT lainnya untuk mendapatkan permodalan yang menguntungkan
anggota.

BABX
CABANG BMT

Pasal 12
Pembukaan Cabang

(1) BMT dapat mengembangkan usahanya dengan mulai mengembangkan Kantor Kas di
sebuah lokasi yang memiliki potensi bisnis Tabungan dan Pembiayaan Syariah.
(2) Jika kemajuannya cukup berarti (misalnya mempunyai perputaran dana mencapai 500
juta) di lokasi tersebut dapat didirikan cabang BMT dengan terlebih dahulu melakukan
kajian kelayakan pendirian cabang tersebut.

Pasal 13
Pengembangan Cabang

(1) Dalam pengembangan cabang, telah dirancang untuk mengambangkan cabang BMT
yang otonom, sehingga dalam jangka waktu 3 tahun telah dapat beroperasi sebagai
BMT unit dengan perhitungan Laba/Rugi sendiri.
(2) Untuk itu diperlukan mengembangkan calon-calon pendiri di sekitar cabang BMT
sehingga pertambahan aset dari BMT unit ini akan didukung oleh tambahan modal
sendiri dari para pendiri di sekitar BMT unit tersebut.
(3) Laporan Neraca dan L/R BMT unit dapat dikonsolidasikan menjadi laporanBMT ini.
BAB X
DEWAN PENGAWAS

Pasal 14

Apabila pengurus BMT, karena satu dan lain hal memutuskan memerlukan membentuk
Dewan Pengawas BMT demi kelancaran hubungan kerja pembinaan dan pengawasan antara
pengurus dan pengelola BMT, maka pengurus dapat membentuk Dewan BMT dengan
ketentuan sebagai berikut :
(1) Terdiri dari 3 (tiga) orang yang masing-masing diusahakan memiliki latar belakang

27 | Page
pengembangan usaha mikro/kecil bawah, pembukuan keuangan dan kelembagaan
dan/atau organisasi kemasyarakatan.
(2) Bekerja lebih intensif dalam pembinaandan pengawasan pengelolaan BMT.
(3) Melaporkan penemuan dan hasil kerjanya kepada pengurus paling lama setiap dua bulan
satu kali.

BAB XI
KERJASAMA ANTAR BMT

Pasal 15

(1) Dua BMT atau lebih dapat bekerjasama untuk meningkatkan kinerja bersama.
(2) Kerjasama dilaksanakan atas dasar salingmenguntungkan, setara, keterbukaan dan
dilandasi oleh prinsip-prinsip Ukhuwah Islamiyah.
(3) Ikatan kerjasamadapat berbentuk sindikasi dan penggabungan usaha
(4) Kerjasama ini dilakukan dengan merumuskan dasar-dasar yang disepakati bersama
antara lain tentang :
a. Kepengurusan;
b. Hak dan kewajiban;
c. Permodalan;
d. Bagi Hasil;
e. Pertanggungjawaban

BAB XII
PENGGABUNGAN

Pasal 16

(1) Dua BMT atau lebih dapat menggabungkan diri menjadi satu BMT dalam rangka
memperkuat dan meningkatkan kesehatan BMT.
(2) Penggabungan didasarkan pada keputusan rapat anggota masing-masing BMT yang
dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 jumlah anggota dan disetujui oleh sekurang-
kurangnya 50% lebih satu dari anggota yang hadir.
(3) Rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memilih 3 sampai 5 orang wakil yang akan

28 | Page
duduk sebagai anggota Tim penggabungan BMT.
(4) Tim penggabungan merumuskan antara lain:
a. Kepemilikan modal dan kekayaan;
b. Kepengurusan;
c. Ketentuan pengelolaan;
d. AD/ART;
e. Aturan-aturanyang diperlukan;
f. Hak dan kewajiban;
g. Usaha-usaha;
h. Kegiatan;
i. Hutang-piutang;
j. Lain-lain yang dianggap perlu.

BAB XIII
PERUBAHAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 17

(1) Perubahan Anggran Rumah Tangga ini hanya dapat dilakukan oleh Rapat Anggota yang
dihadiri sekurang-kuranya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota pendiri dan diputuskan
oleh 50% lebih satu dari jumlah anggota yang hadir.
(2) Perubahan terhadap ART ini dapat dibicarakan dalam Rapat Angota atas usul pengurus
atau sekurang-kurangnya 50% anggota pendiri.

29 | Page
(3) BMT mendokumentasikan buku amandemen/perubahan terhadap ART yang selalu
tersedia untuk diperiksa oleh anggota dan siapa saja yang mendapat izin untuk itu.

Ditetapkan Dalam Rapat Anggota


Pada Tanggal .......................

Di Kelurahan : Gedong Meneng


Kecamatan : Raja Basa
Kota : Bandar Lampung
Propinsi : Lampung

Atas Nama Seluruh Anggota BMT BERKAH

K
S B
e e
tk n
ur d
ae a
,t h
a a
r r
i a
s ,
,
Y
o
s
e
f S
I u
k
F h
ra e
Ikhtisar
i Persiapan Operasional Koperasi BMT PENDIDIKAN SALEMBA BERKAH
r
P
a
KOPERASI BMT PENDIDIKAN SALEMBA BERKAH m
du a
Ikhtisaris Persiapan Operasional Koperasi BMT PENDIDIKAN SALEMBA BERKAH
n
,p
i
t
S
a
H
.,

A
.
M
d 30 | Page
.

Você também pode gostar