Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
adalah kuman pathogen usus yang telah lama dikenal sebagai agen penyebab penyakit
disentri basiller. Berada dalam tribe Escherichiae karena sifat genetic yang saling
berhubungan, tetapi dimasukkan dalam genus tersendiri yaitu genus shigellla karena gejala
kinik yang disebabkannya bersifat khas. Sampai saat ini terdapat 4 spesies Shigella yaitu:
1. Shigella dysenteriae
2. Shigella flexneri
3. Shigella boydii
4. Shigella sonnei.
Klasifikasi Shigella
Ordo : Eubacteriales
Famili : Enterobacteriacea
Genus : Shigella
Struktur antigen
Shigella mempunyai susunan antigen yang komplek, terdapat tumpang tindih dalam
sifat serologik berbagai spesies, dan sebagian besar bakteri ini mempunyai antigen O yang
juga dimiliki oleh bakteri enterik lainnya. Antigen somatik O Shigella adalah liposakarida.
Klasifikasi Shigella didasarkan pada sifat-sifat biokimia dan antigenic (Nathania, 2008).
Shigella dibagi dalam empat serogrup berdasarkan komponen-komponen utama antigen O yaitu:
Setiap serogrup dibagi lagi dalam serotip berdasarkan komponen minor antigen O.
sampai saat ini sudah ditemukan 10 serotip Shigella dysenteriae, 6 serotip Shigella flexneri,
C. Toksin
Shigella sp. dapat menyebabkan penyakit karena bakteri tersebut mampu menghasilkan toxin
1. Endotoksin
Infeksi hampir selalu terbatas pada saluran pencernaan, invasi ke aliran darah sangat jarang
dan sangat menular. Infeksi di usus akut ini adalah disentri basiler/ Shigellosis yang dapat
sembuh sendiri. Reaksi peradangan yang hebat tersebut merupakan faktor utama yang
membatasi penyakit ini hanya pada usus. Selain itu juga menyebabkan timbulnya gejala
klinik berupa demam, nyeri abdomen, tenesmus ani (mulas berkepanjangan tanpa hasil pada
lipopolisakaridanya yang toksik. Endotoksin mungkin akan menambah iritasi pada dinding
usus.
2. Eksotoksin
enterotoksin terutama pada usus halus yang berbeda bila dibandingkan dengan disentri basiler
klasik dimana yang terkena adalah usus besar. Sebagai eksotoksin zat ini dapat menimbulkan
Neurotoksin ini juga ikut berperan dalam menyebabkan keparahan penyakit dan sifat infeksi
Shigella dysenteriae, serta menimbulkan reaksi susunan saraf pusat (meningismus, koma,).
Sedangkan pada manusia yang terinfeksi oleh S. Flexneri patogenesis disentri adalah invasi
sel-se epitel mukosa pada daerah dan ploriferasi ileosekal, diikuti dengan invasi dan
menghancurkan terusan sel-sel epitel mukosa. Menyebar ke daerah inflamasi ulceratif dan
ululceratif akut dan perdarahan pada mucus. Invasi shigella sp. Ke sel-sel epitel organisme
D. Sifat biakan
Shigella sp. Merupakan bakteri fakultatif anaerob, tetapi bisa tumbuh lebih baik pada
keadaan aerob, pH pertumbuhan 6,4 – 7,8 dan suhu pertumbuhan optimum 37oC kecuali
Shigella sonnei dapat tumbuh pada suhu 45oC. Semua mempermentasi sukrosa D-glukosa
tanpa produksi gas, pada strain shigella sonnei bisa memfermentasikan sukrosa dan laktosa
Patogenitas
Shigella sp. Merupakan bakteri yang tahan asam sehingga bisa melewati asam
lambung dan mencapai bagian usus, mulanya pada usus bakteri shigella sp. Menginvasi sel
makrofag, kemudian bakteri akan bermultifikasi di dalam sel dan mendorong tubuh bakteri
melewati sitoplasma sel dan akan menginvasi sel yang berdekatan. Saat bakteri mulai
memasuki sel enterosit akan di fagost oleh makrofag, tetapi shigella sp. Dapat menginduksi
makrofag untuk terjadi apoptosis. Makrofag yang apoptosis mengeluarkan bakteri shigella sp.
Yang akan mengalami transport retrogard melalui bagian basolateral pada mukosa menuju ke
enterosit, lalu akan terjadi proses invasi yang difasilitasi oleh membran luar polipeptida dan
akan bereproduksi di dalam enterosit yang menyebabkan enterosit apoptosis. Invasi akan
berlanjut dari sel satu ke sel yang lainnya dan menetap sampai pada bagian mukosa kolon dan
jarang menyebar ke peredaran darah,invasi shigella sp. Akan menghancurkan enterosit yang
akan membentuk ulkus pada mukosa yang umumnya terbentuk di kolon, ulkus akan
menyebabkan perdarahan oleh karena itu pada uji feses menandakan tanda klasik disentri
yang hasilnya menunjukkan terdapat sel darah putih, sel darah merah, bakteri dan lain-lain.
Shigella dysentriae juga memproduksi “shigatoxin” yng dapat meyebabkan kerusakan pada
tempat kolonisasi di epitel usus yang akan menyebabkan diare dengan BAB cair sebagai
tanda awal terjadinya shigellosis dan sindrom hemoliti-uremic, tetapi ini jarang terjadi.
Masa inkubasinya adalah 2-4 hari, atau bisa lebih lama sampai 1 minggu. Oleh
seseorang yang sehat diperlukan dosis 1000 bakteri Shigella untuk menyebabkan sakit.
Penyembuhan spontan dapat terjadi dalam waktu 2-7 hari terutama pada penderita dewasa
yang sehat sebelumnya, sedangkan pada penderita yang sangat muda atau tua dan juga pada
penderita dengan gizi buruk penyakit ini akan berlangsung lama. Pernah ditemukan
terjadinya septicemia pada penderita dengan gizi buruk dan berkhir dengan kematian.
Cara Penularan
Penyebaran Shigella adalah dari manusia ke manusia lain, dimana karier merupakan
reservoir kuman. Dari karier ini Shigella disebarkan oleh lalat, juga melalui tangan yang
kotor, makanan yang terkontaminasi, tinja serta barang-barang lain yang terkontaminasi ke
Cara penularan utama adalah secara langsung atau tidak langsung melalui rute oro fekal
dari penderita dengan gejala atau dari asymptomatic carrier jangka pendek. Penularan terjadi
setelah menelan organisme dalam jumlah yang sangat kecil (10-100). Mereka bertanggung
jawab terjadinya penyebaran penyakit adalah mereka yang tidak memotong kuku dan tidak
mencuci tangan setelah buang air besar. Mereka dapat menularkan penyakit kepada orang
lain secara langsung dengan kontak fiisik atau tidak langsung melalui kontaminasi makanan
dengan tinja, air dan susu dapat menjadi sumber penularan karena terkontaminasi langsung
dengan tinja, serangga dapat menularkan organisme dari tinja ke makanan yang tidak
tertutup.
Tanda klinis
Sesudah masa inkubasi yang pendek (1-2 hari), ada serangan tiba-tiba berupa sakit perut,
demam, dan diare cair. Diare tersebut terjadi akibat pengaruh eksotoksin dalam usus bawah
dan usus kecil. Sehari atau berikutnya, ketika infeksi sudah mencapai usus bawah dan usus
besar, tinja semakin banyak. Dengan cairan sedikit tetapi sering berisi lendir dan darah.
Setiap gerakan usus disertai dengan ketegangan dan tenesmus yang mengakibatkan sakit
perut menjadi sedikit berkurang. Dalam lebih setengah kasus demam dan diare secara
spontan dalam 2-5 hari. Meskipun begitu, pada anak-anak dan orang yang lebih tua,
kehilangan air dan elektrolit dapat menyebabkan dehidrasi, acidosis dan mungkin kematian.
Dalam proses penyembuhan, sebagian besar orang mengeluarkan disentri bacidi hanya
untuk priode singkat, tetapi sebagian kecil carrier (pembawah) intestinal kronik masih tersisa
kemungkinan kambuhnya penyakit. Pada proses penyembuhan dari infeksi sebagian besar
orang membentuk sirkulasi anti bodi terhadap shigellae, tetapi hal tersebut tidak melindungi
Masa penularan berlangsung salama masa akut sampai dengan organisme tidak
ditemukan lagi dalam tinja feces, biasanya sampai dengan 4 minggu setelah sakit.
Asymptomatic Carrir dapat menularkan penyakit; status carrier dapat bertahan sampai
sebulan atau lebih lama. Pengobatan dengan antibiotika dapat mengurangi lamanya.
sudah bisa sakit; pada daera endemis lebih sering anak-anak yang diserang dibandingkan
dengan orang dewasa, diantara mereka yang terinfeksi banyak yang tanpa gejala. Orang tua
dan mereka dengan debilitas, dan mereka dengan gizi kurang cenderung untuk menderita
penyakit berat dan kematian. Pemberian makanan tambahan memberikan proteksi kepada
bayi dan anak-anak. Dari hasil penelitian eksperimental pemberian faksin hidup sero tipe
spesifik melalui oral dan pemberian vaksin parenteral polisaccharide conjugate terbukti
hanya memberi perlindungan jangka pendek (1 tahun) terhadap infeksi dengan sero tipe
homologus.
Shigella menyebabkan penyakit disentri. Penyebab penyakit disentri sendiri ada 2 macam
yaitu :
Kuman genus shigella hidup disaluran cerna manusia atau hewan dan beberapa spesies
menyebabkan sakit.
Disentri basiller atau shigellosis adalah infeksi usus akut yang dapat sembu sendiri yang
1. Disentri klasik dengan tinja yang kongsisten lembek disertai darah, nuklus dan pus.
2. Watery diarrhes.
3. Kombinasi keduanya.
2. Kultur
a. Isolasi : MC.SS
b. Enrisment selenit
1. Tanam spesiemen pada MC, SS, eramkan pada suhu 370 C selama 24 jam.
2. tanam spesimen pada pembenihan selenit lalu eramkan pada suhu 370 C selama 24 jam,
kemudian pindahkan biakkan tersebut pada pembenihan MC, SS, eramkan pada suhu 370 C
selama 24 jam.
Ciri khas koloni yang tumbuh :pengematan koloni tersangka pada pembenihan SS dan MC
menunjukkan koloni yang tidak berwarna karena tidak meragikan laktosa. Pada umumnya
koloni yang tersangka pada medium SS, MC, ditanam pada TSIA, SIM, dan urea.
Pemeriksaan Serologi
Orang normal sering mempunyai aglitinin untuk melawan beberapa shigella. Meskipun
begitu, beberapa penentuan anti bodi titer memperlihatkan sebuah reaksi dalam spesifik
antibodi
Cara Pengcegahannya
1. Laporan kepada dinas kesehatan setempat; laporan kasus wajib dilaporkan hampir semua
negara. Kelas 2B (lihat tentang laporan penyakit menular) mengetahui dan mengenal
2. Isolasi : selama stadium akut, lakukan kewaspadaan enterik karena dalam dosis kecil sudah
dapat menimbulkan infeksi, maka mereka yang telah diketahui infeksi Shigela tidak boleh
menjamah makanan atau menangani pasien atau merawat anak-anak sampai sampek tinja
atau apus dubur sebanyak 2 kali berturut-turut menunjukkan hasil negatif. Spesimen yang
diambil untuk pemeriksaan berjarak 24 jam satu sama lainnya dan tidak lebih pendek dari 48
jam setelah dosis antibiotika terakhir pasien diberitahukan pentingnya mencuci tangan
dengan air dan sabun setelah buang air besar, cara yang dapat mencegah transmisi shigella.
3. Disinfeksi Serentak : Disinfeksi dilakukan terhadap tinja dan peralatan yang tercemar.
Dalam lingkungan masyarakat yang telah menggunakan sistem pembuangan yang modern,
tinja dapat dibuang langsung kedalam sistem pembuangan tanpa perlu dilakukan disenfeksi
5. Pelaksanaan Kontak : Apabila memungkinkan mereka yang kontak dengan pasien shigella
dan jatuh sakit dilarang menjamah makanan dan dilarang merawat anak-anak atau pasien
sampai yang bersangkutan tidak diare lagi dan dua spesimen tinja atau apus dubur
menunjukkan hasil negatif (spesimen satu sama lainnya berjarak paling sedikit 24 jam
pentingnya berlaku hidup bersih dan sehat, mencuci tangan dengan air dan sabun setelah
defekasi dan sebelum menjamah makanan dan sebelum merawat pasien dan anak-anak.
6. Investigasi konak dengan sumber infeksi : Pencarian dan penemuan pada kasus ringan dan
penderita yang sudah sembuh tidak bermanfaat pada kasus sporadis dan jarang memberikan
handler”, para pengunjung dan anak-anak dirumah sakit dan terhadap orang-orang pada
Penanganan pertama pada penderita shigellosis adalah rehidrasi penderita. Pada shigellosis
dehidrasi ringan sampai sedang dapat teratasi dengan larutan rehidrasi oral. Sedangkan pada
dehidrasi yang berat, cairan infus diberikan dengan cepat (cairan isotonik 20-30 ml/kg berat
Secara umum infeksi yang disebabkan oleh bakeri dapat diobati dengan menggunakan
antibiotik (Ashutoh, 2008). Antibiotik yang digunakan adalah Ampicillin sebagai drug of
choice, tetapi banyak yang sudah resisten terhadap obat ini sehingga digunakan antibiotik
Obat golongan Quinolone generasi pertama (Nalidixic acid) juga efektif bagi pasien yang
alergi terhadap Sulfas dan Sefalosporin (Farthing, et al., 2008). Berdasarkan penelitian yang
Mekanisme terjadinya resistensi yang paling banyak dianut adalah teori pembentukan enzim
Tengah, dan Eropa. Terjadinya resistensi akan meningkatkan risiko epidemiologi shigellosis,
Bakteri Shigella sonnei resisten terhadap antibiotik Siprofloksasin, pada 243 orang di 32
negara bagian dan Puerto Rico antara Mei 2014 dan Februari 2015. California dan
Pennsylvania menemukan bahwa hampir 90 % dari kasus yang diuji, resisten terhadap
Siprofloksasin ,yang merupakan pilihan pertama untuk mengobati shigellosis pada orang