Você está na página 1de 3

ESTIMASI STRUKTUR KOMUNITAS (KEANEKARAGAMAN)

DAN KEPADATAN HEWAN TANAH

1. Dasar Teori
Struktur komunitas merupakan suatu konsep yang mempelajari sususan atau
komposisi spesies dan kelimpahannya dalam suatu komunitas. Secara umum ada tiga
pendekatan yang dapat digunakan untuk mennggambarkan struktur komunitas yaitu
keanekaragaman spesies, interaksi spesies dan interaksi fungsional (Schowalter, 1996).
Keanekaragaman suatu komunitas tergantung pada kekayaan jenis dan tingkat
kemerataan jumlah individu dari tiap jenis yang ada. Pada keanekaragaman yang tinggi akan
terbentuk rantai makanan lebih panjang dan lebih banyak simbiosis yang terjadi, sehingga
akan meningkatkan kestabilan.
Kepadatan populasi suatu jenis atau kelompok hewan tanah dapat dinyatakan dalam
bentuk jumlah atau biomassa per unit contoh, atau persatuan luas, atau per satuan volume,
atau per satuan penangkapan. Kepadatan populasi sangat penting untuk menghitung
produktifitas, tetapi untuk membandingkan suatu komunitas dengan komunitas lainnya
parameter ini tidak tepat. Untuk itu biasanya digunakan kepadatan relatif. Kepadatan relatif
dihitung dengan membandingkan kepadatan suatu jenis dengan kepadatan semua jenis yang
terdapat dalam unit contoh tersebut. Kepadatan relatif dinyatakan dalam bentuk persentase.
Di dalam pengamatan analisis struktur komunitas, metode yang digunakan dapat
dengan mengamati seluruh area pengamatan atau hanya dengan mengambil beberapa titik
tertentu di area pengamatan (sampling menggunakan transek dan petak/plot). Sementara
untuk teknik pengambilan data ada beberapa metode antara lain:
1. Teknik Jebak (Pitfall Trap, Yellow Sticky Trap, Window Trap)
2. Teknik Pengamatan Langsung (Hand Sorted, Visual, Suara)

Keanekaragaman dapat diestimasi dengan menggunakan Indeks keanekaragaman


Shannon-Wiener (H’) dengan rumus:

H’ = - ∑ pi ln pi

dengan, pi = ni/N

Keterangan:
pi : proporsi dari jumlah individu jenis ke-i
H’ : indeks keanekaragaman Shannon-Wiener
ni : jumlah individu dari jenis ke-i
N : jumlah total individu dari seluruh jenis

Sedangkan Kepadatan populasi dan kepadatan relatif dapat ditulis dengan rumus
sebagai berikut:

Keterangan:
K : Kepadatan
KR : Kepadatan Relatif
2. Tujuan
1. Mengidentifikasi jenis hewan tanah yang terdapat di kebun UIN Maliki Malang.
2. Menganalisis keanekaragaman hewan tanah yang ada di kebun UIN Maliki Malang.

3. Alat dan Bahan


1. Meteran
2. Patok kayu
3. Tali rafia
4. Plastik kecil
5. Botol koleksi
6. Alkohol 70 %
7. Cetok

4. Cara Kerja
1. Buatlah garis transek sepanjang 100 m, tiap-tiap 2 m dibuat plot kuadrat ukuran 2 x 2 m.
2. Pada tiap-tiap plot, tanahnya digali dengan menggunakan cetok sampai kedalaman 10 cm.
3. Tanah galian ditaruh di lembaran plastik putih, bagian tanah dipisahkan satu sama lainnya
dengan menggunakan tangan (Metode Hand Sorted).
4. Hewan tanah yang ditemukan dibersihkan dan disimpan di botol koleksi dengan
menggunakan larutan alkohol 70%.
5. Tahap 2 sampai 4 diulang lagi secara bertahap pada kedalam 20 cm dan 30 cm.
6. Hewan tanah yang ditemukan dibawa ke laboratorium untuk difoto dan diidentifikasi
jenisnya.
7. Hasil pengamatan dimasukkan ke dalam tabel.

Tabel 1. Hewan tanah yang ditemukan di kebun UIN Maliki Malang


Jumlah Hewan Tanah Pada
Nama Jumlah
Plot Kedalaman
Spesimen Total
10 cm 20 cm 30 cm
I
II
III

8. Lakukan analisis keanekaragaman hewan tanah tanah (ekor/cm3) yang terdapat di lokasi
pengamatan.
Nama Taksa Jumlah Hewan Tanah Pada
(Famili/Genus/Spesies) Kedalaman (cm)
10 20 30
Dolichoderus thoracicus 76 69 31

Gryllotalpidae 3 5 2

Megasoma sp. 7 3 2

Rhinotia hemistictus 10 3 0

Scolopendra sp. 7 5 1

Gryllidae 2 7 8

Termitidae 5 11 16

Myrmeleontidae 3 5 9

Spirostreptidae 1 1 2

Androctonus crassicauda 1 1 0

Lumbricus terrestris 3 3 11

Solenopsis sp. 21 13 13

Lumbricus rubellus 1 3 9

Você também pode gostar