Você está na página 1de 11

TUGAS INDIVIDU

KEPERAWATAN MARTENITAS
Dosen Mata Kuliah: Dr. Ester Rumanaseb, S.Pd., M.Kes

Nama: Tri Handriani Gultom


Kelas: A
Nim: PO.71.20.1.17.125

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA


JURUSAN D-III KEPERAWTAN SEMESTER IV
TAHUN AJARAN 2019
ANATOMI SISTEM REPRODUKSI PRIA DAN WANITA SERTA SIKLUS MENSTRUASI
PADA WANITA

PENGERTIAN
Reproduksi merupakan kegiatan organ kelamin laki-laki dan perempuan yang khusus yaitu testis
menghasilkan spermatozoid (sel kelamin laki-laki) dan ovarium menghasilkan sel kelamin perempuan
(ovum). Alat reproduksi sendiri adalah bagian-bagian tubuh kita yang berfungsi dalam melanjutkan
keturunan. Alat reproduksi wanita berbeda dengan alat reproduksi laki-laki.

SISTEM REPRODUKSI PRIA

Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum (kantung zakar) dan testis (buah
zakar). Struktur dalamnya terdiri dari vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis.
Sperma (pembawa gen pria) dibuat di testis dan disimpan di dalam vesikula seminalis. Ketika
melakukan hubungan seksual, sperma yang terdapat di dalam cairan yang disebut semen dikeluarkan
melalui vas deferens dan penis yang mengalami ereksi.
Bagian-bagian dari sistem reproduksi pria adalah sebagai berikut:
a. Testis
Testis merupakan organ kelamin laki-laki tempat spermatozoa dan hormone laki-laki dibentuk.
Testosteron dehasilkan oleh testis, berkembang di dalam abdomen sewaktu janin, dan turun melalui
saluran inguinal kiri dan kanan masuk ke dalam skrotum menjelang akhir kehamilan.
Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam skrotum. Biasanya
testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan. Testis terletak menggantung pada urat-urat spermatic di
dalam skrotum. Sepasang kelenjar yang masing-masing sebesar telur ayam tersimpan di dalam
skrotum masing-masing di tunika albugenia testis. Di belakang testis, selaput ini agak menebal
sehingga membentuk suatu bagian yang disebut mediastinum testis.
Testis memiliki 2 fungsi yaitu :
1. Membentuk gamet-gamet baru yaitu spermatozoa, dilakukan di tubulus seminifeus
2. Menghasilkan hormone testosterone, dilakukan oleh sel interstial
b. Vesikikula Seminalis
Vesikula seminalis bermuara pada duktus deferens pada bagian yang hampir masuk prostat.
Dindingnya tipis, mengandung serabut otot dan mukosa, terbagi menjadi ruang-ruang dan lekuk-lekuk
yang penampangnya memperlihatkan gambaran jembatan membrane mukosa.
Vesika seminalis mempunyai saluran yang dinamai duktus vesikula seminalis. Duktus vesikula
seminalis ini akan bergabung dengan duktus deferens. Pengejakulatorius yang bermuara pada 2 buah
kelenjar tubule alveolar yang terletak di kanan dan kiri di belakang leher kandung kemih. Secret
vesika seminalis merupakan komponen pokok dari air mani. Fungsinya menghasilkan cairan yang
disebut semen untuk cairan pelindung spermatozoa.
c. Prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi bagian tengah
dari uretra. Biasanya ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan dengan pertambahan usia.
Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan bagi sperma
atau menghasilkan cairan alkalis pada caira seminalis berguna untuk melindungi spermatozoa
terhadap tekanan yang terdapat pada uretra dan vagma. Cairan ini merupakan bagian terbesar dari
semen. Cairan lainnya yang membentuk semen berasal dari vas deferens dan dari kelenjar lendir di
dalam kepala penis.
Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas empat
lobus yaitu :
1. Lobus posterior
2. Lobus lateral
3. Lobus anterior
4. Lobus medial
d. Bulbouretralis
Kelenjar bulbo uretralis terletak di sebelah bawah dari kelenjar prostat panjangnya 2-5 cm. Fungsinya
hampir sama dengan kelenjar prostat.
e. Epididimis
Epididimis merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 cm terletak disepanjang atas tepi dan
belakang dari testis. Terdiri dari kepala atau kaput yang terletak di atas kutup testis. Badan dan ekor
epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan visceral, lapisan ini pada mediastinum menjadi lapisan
parietal.
Fungsinya sebagai saluran penghantar testis, mengatur sperma sebelum diejakulasi, dan memproduksi
semen.
Semen terdiri dari secret epididimis, vesika seminalis dan prostat serta mengandung spermatozoa
yang dikeluarkan setiap ejakulasi. Spermatozoa bergerak dalam semen, lingkungan cairan alkalis
melindungi dari keasaman.
f. Duktus deferens (vas deferens)
Duktus deferens merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis. Kemudian duktus ini
berjalan masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih di belakang kandung kemih. Akhirnya
bergabung dengan saluran vesika seminalis dan selanjutnya membentuk ejakulatoris, dan bermuara di
prostat.
Panjang duktus deferens 40-50 cm berjalan bersama pembuluh darah dan saraf dalam funikulus
spermatikus melalui kanalis inguinalis, memanjang pada bagian akhir berbentuk kumparan disebut
ampula duktus deferentis. Duktus ini terletak dalam osteum vesika seminalis berlanjut sebagai duktus
ejakulatoris yang menembus prostat.
g. Uretra
Uretra merupakan saluran kemih pada pria yang sekaligus merupakan saluran ejakulasi (mani). Uretra
memiliki 2 fungsi yaitu :

 Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih
 Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.
h. Skrotum
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis. Skrotum juga
bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma terbentuk secara normal,
testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh. Otot kremaster
pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga testis menggantung lebih jauh dari
tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih
hangat).
i. Penis
Penis terdiri dari:

 Akar (menempel pada didnding perut)


 Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
 Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di umung glans penis. Dasar
glans penis disebut korona. Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium)
membentang mulai dari korona menutupi glans penis.
Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:

 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak bersebelahan
 Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra.
Jika rongga tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).
j. Tubulus Seminiferus
Tubulus Seminiferus adalah tabung kecil yang spermatozoa atau sel sperma terbentuk.
SISTEM REPRODUKSI WANITA

Gambar: sistem reproduksi wanita eksternal

Gambar: sistem reproduksi wanita internal


Organ kelamin luar wanita memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma ke dalam tubuh
wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme penyebab infeksi.
Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia luar, sehingga
mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan menyebabkan infeksi kandungan.
Mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui hubungan seksual.
Organ kelamin dalam membentuk sebuah jalur (saluran kelamin), yang terdiri dari:

 Ovarium (indung telur), menghasilkan sel telur


 Tuba falopii (ovidak), tempat berlangsungnya pembuahan
 Rahim (uterus), tempat berkembangnya embrio menjadi janin
GENITALIA EKSTERNAL
1. Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labia
mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar
pada dinding vagina.
2. Mons pubis / mons veneris (Tundun)
Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak, area ini mulai ditumbuhi
bulu pada masa pubertas.
3. Labia mayora (Bibir Besar)
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung pleksus vena.
Homolog embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas
atas labia mayora. Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).
4. Labia minora (Bibir Kecil)
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat
pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
5. Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis yang
tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik dengan penis pada pria. Terdapat
juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.
6. Vestibulum
Merupakan rongga yang berada di antara labia minora, muka belakang dibatasi oleh klitoris dan
perineum, dalam vestibulum terdapat muara-muara dari :
a. Liang senggama (introitus vagina)
b. Uretra
c. Kelenjar Bartolin
d. Kelenjar skene kiri dan kanan
7. Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu
selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan.
Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit,
bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan
bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen
postpartum disebut parous.
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah
melahirkan / para.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang
vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
8. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Panjangnya lebih kurang 4 cm. Batas otot-
otot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis
transversus profunda, m.constrictor urethra).
Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina. Perineum meregang pada
persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
GENITALIA INTERNAL
1. Vagina (liang kemaluan)
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian kranial dorsal
sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4
kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding
ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus
haid.
Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi
(persetubuhan).
Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara
klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.
Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina,
sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
2. Uterus (rahim)
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa). Selama kehamilan
berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus. Panjang uterus ± 7½ cm, lebar 5
cm, tebal 2½ cm, berat 50 g. Pada rahim wanita dewasa yang belum pernah menikah (bersalin)
panjang uterus 5-8 cm dan beratnya 30-60 g.
Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi
konsepsi dikeluarkan. Uterus terdiri dari :
a. Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding dalam
vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan
ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio
cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel
skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum).
Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah
pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi
serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks
menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin)
dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks
dipengaruhi siklus haid.
b. Corpus uteri
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri
di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar
ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan
endometrium yang melapisi dinding cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid
akibat pengaruh hormon-hormon ovarium.
Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas
vesica urinaria. Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama
pertumbuhan dan perkembangan wanita.
c. Fundus uteri (dasar rahim)
Bagian uterus yang terletak antara kedua pangkal saluran telur.
Dinding uterus terdiri dari :
a. Endometrium (epitel, kelenjar, jaringan dan pembuluh darah),
b. Merupakan lapisan dalam uterus yang mempunyai arti penting dalam siklus haid. Seorang
wanita pada masa reproduksi, pada kehamilan endometrium akan menebal, pembuluh
darah bertambah banyak yang diperlukan untuk memberi makanan pada janin.
c. Miometrium (lapisan otot polos)
d. Tersusun sedemikian rupa sehingga dapat mendorong isinya keluar pada waktu persalinan.
Sesudah plasenta lahir akan mengalami pengecilan sampaike ukuran normal sebelumnya.
e. Lapisan serosa (peritoneum visceral)
Terdiri atas ligamentum yang menguatkan uterus yaitu :
1. Ligamentum karnidale kiri dan kanan, mencegah supaya uterus tidak turun
2. Ligamentum sakrouterinum kiri dan kanan, menahan uterus supaya tidak banyak bergerak
3. Ligamentum rotundum kiri dan kanan, menahan uterus agar tetap dalam keadaan
antefleksi
4. Ligamentum latum kiri dan kanan, ligamentum yang meliputi tuba
5. Ligamentum infundibulo pelvikum, ligament yang menahan tuba falopi
3. Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang aorta
abdominalis.
4. Salping / Tuba Falopi
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Ada 2 saluran telur kiri dan kanan, panjang
kira-kira 12 cm diameter 3-8 mm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai
cavum uteri.
Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan
epitel bersilia. Terdiri atas :
a. Pars interstitialis, bagian yang terdapat di dinding uterus
b. Pars isthmica/isthmus, merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya dan terdapat
sfingter uterotuba pengendali transfer gamet
c. Pars ampularis (medial/ampula), tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula /
infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding
tuba bagian ini.
d. Pars infundibulum (distal), dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada
ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi "menangkap" ovum yang
keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
5. Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
6. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi
mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan
medula.
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel
germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis
dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus
luteum pascaovulasi).

SIKLUS MENSTRUASI
Setiap bulan wanita melepaskan satu sel telur dari salah satu ovariumnya. Bila sel telur ini tidak
mengalami pembuahan maka akan terjadi perdarahan (menstraasi). Menstruasi terjadi secara perfodik
satu bulan sekali. Saat wanita tidak mampu lagi melepaskan ovum karena sudah habis tereduksi,
menstruasi pun menjadi tidak teratur lagi, sampai kemudian terhenti sama sekali. Masa ini disebut
menopause.

Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan 30 hari)
yaitu sebagai berikut : Pada hari 1 sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel
primer yang dirangsang oleh hormon FSH.

Pada seat tersebut sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel
berkembang menjadi folikel Graaf yang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang
merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan
dinding uterus yaitu endometrium yang habis terkelupas waktu menstruasi, selain itu estrogen
menghambat pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi
merangsang folikel Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke-14, waktu
di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus. Selain itu, LH merangsang folikel yang telah kosong
untuk berubah menjadi badan kuning (Corpus Luteum).

Badan kuning menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan endometrium
yang kaya dengan pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya embrio. Periode ini disebut fase
luteal, selain itu progesteron juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH, akibatnya
korpus luteum mengecil dan menghilang, pembentukan progesteron berhenti sehingga pemberian
nutrisi kepada endometriam terhenti, endometrium menjadi mengering dan selanjutnya akan
terkelupas dan terjadilah perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini disebut fase perdarahan
atau fase menstruasi. Oleh karena tidak ada progesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi dan
terjadilan proses oogenesis kembali.
Pada siklus menstruasi normal, terdapat produksi hormon-hormon yang paralel dengan pertumbuhan
lapisan rahim untuk mempersiapkan implantasi (perlekatan) dari janin (proses kehamilan).

Gambar: persiapan preovulasi dalam pematangan sel telur (proses kehamilan)


Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus
untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH
2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk
merangsang hipofisis mengeluarkan LH
3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan
prolaktin.
Terdapat pula empat fase dalam siklus menstruasi yaitu:
Fase menstruasi
Yaitu luruh dan dikeluarkannya dinding rahim dari tubuh. Hal ini disebabkan berkurangnya kadar
hormon seks. Hal ini secara bertahap terjadi pada hari ke-1 sampai 7.

Fase pra-ovulasi
Yaitu, masa pembentukan dan pematangan ovum dalam ovarium yang dipicu oleh peningkatan kadar
estrogen dalam tubuh. Hal ini terjadi secara bertahap pada hari ke-7 sampai 13.

Fase ovulasi
Masa subur atau Ovulasi adalah suatu masa dalam siklus menstruasi wanita dimana sel telur yang
matang siap untuk dibuahi. menurut beberapa literatur, masa subur adalah 14 hari sebelum haid
selanjutnya. Apabila wanita tersebut melakukan hubungan seksual pada masa subur atau ovulasi maka
kemungkinan terjadi kehamilan.

Untuk menentukan masa subur ada beberapa metode dapat dilihat dengan beberapa cara:

1. Perubahan Periode Menstruasi


2. Perubahan Lendir Servik
3. Perubahan Suhu Basal Tubuh

Fase pascaovulasi
Yaitu, masa kemunduran ovum bila tidak terjadi fertilisasi. Pada tahap ini, terjadi kenaikan produksi
progesteron sehingga endometrium menjadi lebih tebal dan siap menerima embrio untuk berkembang.
Jika tidak terjadi fertilisasi, maka hormon seks dalam tubuh akan berulang dan terjadi fase menstruasi
kembali.
Pada tiap siklus dikenal 3 fase utama yaitu:

a. Fase Proliferasi

Dinamakan juga fase folikuler, yaitu suatu fase yang menunjukan waktu (masa) ketika ovarium
beraktivitas membentuk dan mematangkan folikel-folikelnya serta uterus beraktivitas menumbuhkan
lapisan endometriumnya yang mulai pulih dan dibentuk pada fase regenerasi atau pascahaid. Pada
siklus haid klasik, fase proliferasi berlangsung setelah perdarahan haid berakhir, dimulai pada hari ke-
5 sampai 14 (terjadinya proses ovulasi). Fase proliferasi ini berguna untuk menumbuhkan lapisan
endometrium uteri agar siap menerima sel ovum yang telah dibuahi oleh sel sperma, sebagai
persiapan terhadap terjadinya proses kehamilan.

b. Fase Luteal

Dinamakan juga fase sekresi atau fase prahaid, fase ini adalah fase sesudah terjadinya ovulasi.
Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat
kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim).

c. Fase Menstruasi

Dinamakan juga fase deskuamasi atau fase haid, yaitu suatu fase yang menunjukan waktu (masa)
terjadinya proses deskuamasi pada lapisan endometrium uteri disertai pengeluaran darah dari dalam
uterus dan dikeluarkan melalui vagina.

Daur Menstruasi

Masa Subur
Masa subur adalah masa dimana akan terjadi kehamilan pada saat fertilisasi. Pada masa itulah, sel
telur yang dihasilkan berada dalam keadaan siap untuk dibuahi.

Você também pode gostar