Você está na página 1de 11

ASKEP HIPERTENSI

1. Pengertian
o Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg
(Smith Tom, 1995).
o Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih
besar atau sama dengan 160 mmHg dan atautekanan diastolik, sama atau lebih
besar 95 mmHg (Kodim Nasrin, 2003).
o Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95-104
mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg,
dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian
ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena dianggap lebih serius dari
peningkatan sistolik (Smith Tom, 1995).
2. Prevalensi
o Menurut WHO tahun 2013 penyakit kardiovaskular telah menyebabkan 17 juta
kematian tiap tahun akibat komplikasi hipertensi yaitu sekitar 9,4 juta tiap tahun
di seluruh dunia. (A Global Brief on Hypertension, 2013)
o Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, prevalensi hipertensi pada
penduduk umur 18 tahun ke atas tahun 2007 di Indonesia adalah sebesar 31,7 %.
Menurut provinsi, pevalensi hipertensi tertinggi di Kalimantan Selatan (39,6%)
dan terendah di Papua Barat (20,1 %). Sedangkan, jika dibandingkan dengan
tahun 2013 terjadi penurunan sebesar 5,9% (dari 31,7% menjadi 25,8%).
(Kementerian Kesehatan RI)
o Prevalensi PJK umur ≥15 tahun berdasarkan wawancara sebesar 1,5%. Provinsi
Nusa Tenggara Timur mempunyai prevalensi hipertensi yang tertinggi (4,4%) dan
provinsi Riau mempunyai prevalensi terendah (0,7%). (Kementerian Kesehatan
RI)
o Berdasarkan jeis kelamin tahun 2007 maupun tahun 2013 prevalensi hipertensi
perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Pada tahun 2007 laki-laki
sebanyak 31.3 % dan perempuan 22.8%, sedangkan pada tahun 2013 laki-laki
sebanyak 31.9 % dan perempuan 28.8% (Kementerian Kesehatan RI)

3. Klasifikasi
o klasifikasi berdasarkan etiologi
 hipertensi esensial (primer)
Merupakan 90% dari kasus penderita hipertensi. Dimana sampai saat ini
belum diketahui penyebabnya secara pasti. Beberapa factor yang
berpengaruh dalam terjadinya hipertensi esensial seperti : factor genetic,
stress, dan psikologis, serta faktor lingkungan dandiet (peningkatan
penggunaan garam dan berkurangnya asupan kalium atau kalsium).
Peningkatan tekanan darah tidak jarang merupakan satusatunya tanda
hipertensi primer. Umumnya gejala baru terlihat setelah terjadi komplikasi
pada organ target seperti ginjal, mata otak dan jantung.
 Hipertensi sekunder
pada hipertensi sekunder, penyebab dan patofisiologi dapat diketahui
dengan jelas sehingga lebih mudah untuk dikendalikan dengan obat-
obatan. Penyebab hipertensi sekunder diantaranya berupa kelainan ginjal
seperti tumor, diabetes, kelainan adrenal, kelainan aorta, kelainan endokrin
lainnya seperti obesitas, resistensi insulin, hipertiroidisme, dan pemakaian
obatobatan seperti kontrasepsi oral dan kortikosteroid.

4. Etiologi
Etiologi yang pasti dari hipertensi esensial belum diketahui.Namun, sejumlah interaksi
beberapa energi homeostatik saling terkait. Defek awal diperkirakan pada mekanisme
pengaturan cairan tubuh dan tekanan oleh ginjal. Faktor hereditas berperan penting
bilamana ketidakmampuan genetik dalam mengelola kadar natrium normal. Kelebihan
intake natrium dalam diet dapat meningkatkan volume cairandan curah jantung.
Pembuluh darah memberikan reaksi atas peningkatanaliran darah melalui kontriksi atau
peningkatan tahanan perifer.

5. Faktor Resiko
1. Faktor genetik atau keturunan
Faktor keturunan memang selalu memainkan peranan penting dari timbulnya
suatu penyakit yang dibawa oleh gen keluarga. Bila salah satu anggota keluarga
atau orang tua memiliki tekanan darah tinggi, maka anak pun memiliki resiko
yang sama dan bahkan resiko tersebut lebih besar dibanding yang diturunkan oleh
gen orang tua.
2. Usia
Usia juga mempengaruhi tekanan darah seseorang, semakin bertambahnya usia
maka tekanan darah pun akan semakin meningkat. Namun usia yang semakin tua
pun tekanan darah dapat dikendalikan dengan tetap menjaga pola asupan makan,
rajin berolahraga dan melakukan pemeriksaan rutin tekanan darah.
3. Asupan garam
Garam mempunyai peluang yang sangat besar dalam meningkatan tekanan darah
secara cepat. Ditambah pada mereka yang sebelumnya memiliki riwayat terhadap
penyakit diabetes, hipertensi ringan dan mereka yang berusia diataas 45 tahun.
4. Kolesterol
Kolesterol yang identik dengan lemak berlebih yang tertimbun pada dinding
pembuluh darah. Pembuluh darah yang dipenuhi dengan kolesterol ini akan
mengalami penyempitan dan mengakibatkan tekanan darah pun meningkat.
5. Obesitas / kegemukan
Seseorang yang memiliki berat tubuh berlebih atau kegemukan merupakan
peluang besar terserang penyakit hipertensi.
6. Stress
Stress dapat memicu suatu homron dalam tubuh yang mengendalikan pikirang
seserang. Jika mengalami stress hal tersebut dapat mengakibatkan tekanan darah
semakin tinggi dan meningkat, tak hanya itu mampu mempengaruhi mood atau
perasaan seseorang terhadap suatu emosi jiwa.
7. Merokok
Kandungan nikotin dan zat senyawa kimia yang cukup berbahaya yang terdapat
pada rokok juga memberikan peluang besar seseorang menderita hipertensi
terutama pada mereka yang termasuk dalam perokok aktif. Tak hanya
mengkibatkan hipertensi, zat rokok yang terhirup dan masuk ke dalam tubuh akan
meningkatkan resiko pada penyakit diabetes mellitus, serangan jantung dan
stroke.
8. Konsumsi kafein
Kafein banyak terdapat pada kopi,teh dan minuman bersoda. Kopi dan teh jika
dikonsumsi melebihi batasan normal dalam penyajian akan mengakibatkan
hipertensi. sebenarnya kopi memiliki manfaat yang baik bagi tubuh terutama bagi
pria dewasa dalam hormon seksualnya, begitu pula dengan teh mengandung
antioksidan yang sangat baik dan diperlukan oleh tubuh. Untuk itu batasi asupan
minum kopi dan teh minimal 1 cangkir = 100ml.
9. Minuman beralkohol
Minuman beralkohol seperti bir, wiski, minuman yang dibuat dari ragi, tuak dsb.
Minuman alkohol ini juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.
10. Kurang olahraga
Kurangnya aktivitas fisik seperti olahraga membuat organ tubuh dan pasokan
darah maupun oksigen menjadi tersendat sehingga meningkatkan tekanan darah.
Dengan melakukan olahraga teratur sesuai dengan kemampuan dapat menurunkan
tekanan darah tinggi
6. Patofisiologi
Tekanan arteri sistemik adalah hasil drai perkalian cardiac output (curah jantung) dengan
total cardiac output (curah jantung) diperoleh dari perkalian antara stroke volume dengan
heart rate (denyut jantung). Pengaturan tahanan perifer dipertahankan oleh system saraf
otonom dan sirkulasi hormone.

Empat sistem kontrol yang berperan dalam mempertahankantekanan darah antara lain
sistem baro reseptor arteri, pengaturan volumecairan tubuh, sistem renin angiotensin dan
autoregulasi vaskuler.

Baroreseptor arteri terutama ditemukan di sinus carotid, tapi jugadalam aorta dan dinding
ventrikel kiri. Baroreseptor ini memonitor derajattekanan arteri. Sistem baroreseptor
meniadakan peningkatan tekanan arterimelelui mekanisme perlambatan jantung oleh
respon vagal (stimulasiparasimpatis) dan vasodilatasi dengan penurunan tonus otot
simpatis. Olehkarena itu, refleks kontrol sirkulasi meningkatkan arteri sistemik
bilatekanan baroreseptor turun dan menurunkan tekanan arteri sistemik bilatekanan
baroreseptor meningkat. Alasan pasti mengapa kontrol ini gagalpada hipertensi belum
diketahui. Hal ini ditujukan untuk menaikkan re-setting sensitivitas baroreseptor sehingga
tekanan meningkat secara tidak adekuat, sekalipun penurunan tekanan tidak ada.

Perubahan volume cairan memengaruhi tekanan arteri sistemik.Bila tubuh mengalami


kelebihan garam dan air, tekanan darah meningkatmelalui mekanisme fisiologi kompleks
yang mengubah aliran balik venake jantung dan mengakibatkan peningkatan curah
jantung. Bila gunjalberfungsi secara adekuat, peningkatan tekanan arteri
mengakibatkandiuresis dan penurunan tekanan darah. kondisi patologis yang mengubah
ambang tekanan pada ginjal dalam mengekskresikan garam dan air akanmeningkatkan
tekanan arteri sistemik.

Renin dan angiotensin memegang peranan dalam pengaturantekanan darah. Ginjal


memproduksi renin yaitu suatu enzim yangbertindak sebagai substrat protein plasma
untuk memisahkan angiotensinI, yang kemudian diubah oleh converting enzym dalam
paru menjadibentuk angiotensin II kemudian menjadi angiotensin III. Angiotensin IIdan
III mempunyai aksi vasokonstriktor yang kuat pada pembuluh darahdan merupakan
makanisme kontrol terhadap pelepasan aldosteron.Aldosteron sangat bermakna dalam
hipertensi terutama padaaldosteronisme primer. Melalui peningkatan aktivitas sistem
saraf simpatis, angiotensin II dan III juga mempunyai efek inhibiting ataupenghambatan
ekskresi garam (Natrium) dengan akibat peningkatantekanan darah.

Sekresi renin tidak tepat diduga sebagai penyebab meningkatnyatahanan periver vaskular
pada hipertensi esensial. Pada tekanan darahtinggi, kadar renin harus tinggi diturunkan
karena peningkatan tekananarteriolar renal mungkin menghambat sekresi renin. Namun
demikian,sebagian orang dengan hipertensi esensial mempunyai kadar renin normal.

Peningkatan tekanan darah terus-menerus pada klien hipertensiesensial akan


mengakibatkan kerusakan pembuluh darah pada organ-organvital. Hipertensi esensial
mengakibatkan hyperplasia medial (penebalan) arteriole-arteriole. Karena pembuluh
darah menebal, maka perfusi jaringan.

7. Manifestasi Klinis
Hasil pengukuran tekanan darah yangmenunjukan kenaikan pada dua kali pengukuran
secara berurutan sesudah dilakukan pemeriksaan pendahuluan. Kewaspadaan klinis
karena banyak lansia memiliki sela auskulatori yang lebar,sela antara bunyi Korotkoff
pertama dan bunyi berikutnya, maka jika manset dan tensimeter tidak dipompa cukup
tinggi, bunyi pertama dapat terlewati sehingga terjadi hasil pengukuran tekanan sistolik
dibawah nilai yang diperkirakan. Untuk menhindar agar bunyi kortikoff pertama tidak
terlewati, lakukan dahulu palpasi denyut nadi radialis dan kemudian manset tensimeter
dipompa sampai kurang lebih 20mm diatas denyut nadi menghilang.
1. Pusing
Rasa sakit kepala dan vertigo bisa menjadi pertanda awal penyakit tekanan darah
tinggi. Jika rasa sakit kepala tiba-tiba muncul tanpa sebab yang pasti, waspadailah
dan segera konsultasikan pada dokter atau petugas kesehatan. Bisa jadi, ini
merupakan pertanda awal hipertensi yang bisa menjalar pada penyakit stroke dan
serangan jantung.
2. Terdapat titik darah pada mata
Ini merupakan ciri ciri awal penyakit tekanan darah tinggi yang lumayan mudah
dikenali. Ketika Anda melihat bola mata Anda terdapat titik merah seperti darah,
ini tidak boleh disepelekan. Bisa jadi, titik darah ini merupakan darah yang
membeku akibat hipertensi yang ada. Segeralah pergi ke dokter untuk
memeriksakannya, Anda juga dapat memeriksa tekanan darah sendiri di rumah
untuk mengetahui lebih lanjut tentang adanya titik darah pada mata.
3. Mati rasa
Ini merupakan ciri ciri penyakit tekanan darah tinggi yang tergolong sudah parah.
Peningkatan tekanan darah yang dipicu oleh hipertensi akan menyebabkan
kesemutan dan mati rasa. Bisa jadi, kesemutan ini merupakn pertanda awal
penyakit stroke yang bisa membahayakan jiwa. Gejala seperti ini terjadi karena
kerusakan syaraf yang terjadi di dalam tubuh akibat penyakit tekanan darah tinggi
tidak terkontrol.
4. Mual dan muntah
Rasa mual dan muntah biasanya terjadi ketika orang mengalami sakit atau masuk
angin. Namun, mual dan muntah juga bisa menjadi pertanda hipertensi pada tahap
awal. Namun mual dan muntah yang terjadi pada orang hipertensi sedikit berbeda.
Biasanya disertai dengan pandangan kabur dan napas yang sesak.
5. Sakit kepala
Selain merasa pusing, gejala hipertensi lain juga berupa rasa sakit pada kepala
yang sangat hebat. Sakit kepala karena tekanan darah tinggi biasanya terjadi
dalam waktu lama dan tidak sembuh meski sudah dilakukan pengobatan.

8. Komplikasi
1. Stroke
Terjadi akibat hemoragi karena tekanan darah tinggi di otak. Embolus yang
terlepaas dari pembuluh selain otak yang terpajan tekanan tinggi. Dapat terjadi
pada hipertensi kronis apabila arteri yang memperdarahi otak mengalami
hipertrofi, sehingga aliran darah ke area otak jadi berkurang.
2. Infark Miokard
Terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerosis tidak dapat menyuplai cukup
O2 ke miokard. Karena hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan O2
di miokard tidak terpenuhi, menyebabkan iskemia yang menyebabkan infark.
3. Gagal Ginjal
Terjadi karena kerusakan akibat tekanan tinggi pada kapiler glomerulus ginjal .
Dengan rusaknya glomerulus aliran darah ke nefron akan terganggu dan dapat
berlanjut menjadi hipoksik serta kematian.
4. Ensefalopati (kerusakan otak)
Terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang meningkat cepat dan
berbahaya). Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan ini menyebabkan
peningkatan tekanan darah kapiler dan mendorong cairan keruang insterstisial di
seluruh susunan saraf pusat.
5. Kejang yang terjadi pada wanita preeklamsia
Bayi yang lahir mungkin memiliki berat lahir kecil akibat perfusi plasenta yang
tidak adekuat kemudian mengalami hepoksia dan asidosis jika ibu mengalami
kejang selama atau dalam proses persalinan.

9. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksaan hipertensi adalah menurunkan resiko penyakit kardiovaskular dan
mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan terapi adalah mencapai dan
mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140 mmHg dan tekanan diastolik dibawah 90
mmHg dan mengontrol faktor resiko.
1. Farmakologis
Obat obatan antihipertensi :
 Diuretic
Hidroklorotiazid adalah diuretic yang paling sering diresepkan unuk
mengobai hipertensi ringan.
 Penyekat saluran kalsium bersifat lebih spesifik untuk saluran lambat
kalsium otot jantung dan untuk saluran kalsium otot polos vaskular.
 Vasodilator Arteriol yang bekerja langsung
Adalah obat tahap III yang bekerja dengan merelaksasikan otot otot polos
pembuluh darah, terutama arteri, sehingga menyebabkan vasodilatasi.
 Antagonis Angiotensin (ACE Inhibitor)
Obat dalam golongan ini menghambat enzim pengubah angiotensin, yang
nantinya akan mengahambat pembentukan angiotensin II dan menghambat
pelepasan aldosteron
 Antagonis reseptor beta (beta blocker)
Penyekat selektif, bekerja pada reseptor beta di jantung untuk menurunkan
kecepatan senyut dan curah jantung
 Antagonis reseptor alfa (alfa blocker)
 Menghambat reseptor alfa di otot polos vaskualar yang secarannormal
berespon terhadap rangsangan saraf simpatis dengan vasokontriksi.
2. Non Farmakologis
 Pengaturan diet
Diet dan pola hidup sehat atau dengan obat obatan yang menurunkan
gejala gagal jantung dan dapat memperbaiki keadaan hipertrofi ventrikel
kiri. Beberapa diet dianjurkan :
1. Rendah garam (mengurangi stimulasi sistem renin-angiotensin)
2. Tinggi kalium
3. Kaya buah dan sayur
4. Rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
5. Penurunan berat badan
 Penurunan berat badan
Pada beberapa studi menunjukan bahwa obesitas berhubungan dengan
kejadian hipertensi dan hipertrovi ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat
badan berhubungan adalah hal yang sangat efektif untuk menurunkan
tekanan darah.
 Olahraga
Olahraga seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah dan memperbaiki keadaan jantung.
 Memperbaiki gaya hidup
Berhenti merokok dan tidak mengonsumsi alkohol, penting untuk
mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok diketahui
menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat meingkatkan kerja
jantung.

10. Pencegahan
1. Menerapkan gaya hidup seha
2. Ciptakan suasana damai
3. Mengendalikan stress dan emosi
4. Menghindari produk rokok dan minuman beralkohol
5. Membatasi konsumsi kafein
6. Rajin berolahraga
7. Mengukur tekanan darah secara rutin
8. Diet rendah garam
9. Menurunkan berat badan

11. ASKEP

 Data Fokus

Data Subjektif Data Objektif


1. Hasil TTV menunjukkan:
– TD : 190/100 mmHg
1. Klien mengatakan sakit kepala,tengguk
– HR: 100x/menit
terasa tegang,dan pandangan kabur
– RR: 24x/menit
2. Klien mengatakan mempunyai riwayat
2. Hasil kolesterol total 255 gr/dl
hipertensi
3. Pemeriksaan EKG menunjukkan LVH
3. Klien mengatakan suka mengkonsumsi
4. Klien mendapatkan terapi captropil 25
ikan asin.
mg.
4. Klien mempunyai sifat tempramental
5. Diagnosa medis klien hipertensi derajat
3 stadium II.

 Analisis Data

Data Fokus Problem Etiologi


DS:

1. Klien mengatakan mempunyai


riwayat hipertensi

DO:
Risiko penurunan curah jantung Hipertrofi ventrikel kiri
1. Hasil TTV menunjukkan: TD :
190/100 mmH
2. Pemeriksaan EKG
menunjukkan LVH
3. Klien mendapatkan terapi
captropil 25 mg.
4. Diagnosa medis klien hipertensi
derajat 3 stadium II.

DS:

1. Klien mengatakan sakit


kepala,tengguk terasa
tegang,dan pandangan kabur
2. Klien mempunyai sifat
tempramental

DO: Peningkatan tekanan vaskular


Nyeri Akut
serebral
1. Hasil TTV menunjukkan:
– TD : 190/100 mmHg
– HR: 100x/menit
– RR: 24x/menit.
2. Pemeriksaan EKG
menunjukkan LVH
3. Diagnosa medis klien hipertensi
derajat 3 stadium II.

DS:

1. Klien mengatakan suka


mengkonsumsi ikan asin.
Asupan makanan yang
Ketidakseimbangan nutrisi melebihi recommended daily
allowance (RDA)
DO:

1. Hasil kolesterol total 255 gr/dl

 Diagnosa
1. Risiko penurunan curah jantung b.d hipertrofi ventrikel kiri
2. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskular serebral
3. Ketidakseimbangan nutrisi b.d asupan makanan yang melebihi recommended
daily allowance (RDA)
 Intervensi

Tujuan dan
Tgl. Diagnosa Intervensi
Kriteria Hasil
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selam 3x 24 jam
risiko penurunan
curah jantung
berhubungan
dengan hipertrofi
ventrikel kiri
dapat teratasi.
Dengan kriteria Intervensi Mandiri:
hasil:
1. Observasi tanda-tanda vital
1. Tekanan 2. Monitor bunyi jantung secara kontinu
darah 3. Rekam EKG secara periodik
dalam 4. Observasi tanda dan gejala penurunan curah
Risiko rentang jantung (pusing,sakit
Kamis/ penurunan normal kepala,pucat,diaforesis,pingsan,akral dingin)
19-05- curah jantung yaitu selama timbulnya disritmia dan catat reaksi
2016 b.d hipertrofi 120/80 klien
ventrikel kiri mmHg 5. Palpasi denyut nadi perifer guna mengkaji
2. Pemeriksa adanya denyutan prematur
an EKG
normal Intervensi Kolaboratif:
3. Ukuran
jantung 1. Kolaborasi dengan dokter untuk pemeberian
normal terapi captopril 255 gr/dl
4. Tidak ada
distensi
vena
jugularis
5. Tidak ada
bunyi
jantung
abnormal

Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Intervensi Mandiri:


Kamis/ peningkatan tindakan
19-05- tekanan keperawatan 3×24 1. Kaji nyeri secara komperhensif meliputi
2016 vaskular jam nyeri akut lokasi,karakteristik,awitan,durasi,frekuensi,k
serebral berhubuungan ualitas,intensitas,dan faktor presiptasi
dengan 2. Kaji TTV secara rutin
peningkatan 3. Diskusi dengan klien tentang faktor-faktor
tekanan vaskular yang dapat mempercepat timbulnya seranga
serebral dapat nyeri dan tentang perubahan aktivitas sehari-
teratasi.Dengan hari
kriteria hasil: 4. Tingkatkan tidur/istirahat yang cukup
5. Monitor kenyaman klien terhadap manajemen
1. Klien nyeri
tidak 6. Anjurkan dan ajarkan klien teknik napas
mengalam dalam
i sakit
kepala Intervensi Kolaboratif:
2. Tengguk
klien tidak 1. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
terasa analgetik
tegang 2. Kolaborasi dengan doketer untuk pemberian
3. Pandangan terapi captopril 255 gr/dl
mata klien
tidak
kabur
4. Hasil TTV
menunjuk
kan:
– TD
120/80
mmHg, –
HR: 100-
60x/menit,
– RR: 16-
24x/menit.
5. Pemeriksa
an EKG
normal

Setelah dilakukan
Ketidakseimba tindakan
ngan nutrisi keperawatan 3×24
b.d asupan jam
Kamis/ makanan yang ketidakseimbanga
19-05- melebihi n nutrisi
2016 recommended berhubungan
daily dengan asupan
allowance makanan yang
(RDA) melebihi
recommended
daily allowance
(RDA) dapat
diatasi.Dengan
kriteria hasil:

1. Keadekuta
n pola gizi
normal
2. Hasil
pemeriksa
an
kolesterol
normal

Você também pode gostar