Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Kanker serviks adalah kanker paling sering keempat pada wanita dengan
perkiraan 530.000 kasus baru pada tahun 2012 yang mewakili 7,9% dari semua
kanker pada wanita. Sekitar 90% dari 270.000 kematian akibat kanker serviks
Tingkat kematian yang tinggi dari kanker serviks secara global dapat dikurangi
Organization,2012)
Pada tahun 2017 ini diprediksikan hampir 9 juta orang meninggal di seluruh
dunia akibat kanker dan akan terus meningkat hingga 13 juta orang per tahun di
2030. Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Menurut data
Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi kanker di Indonesia adalah 1,4 per 100
Kasus kanker serviks di Indonesia terdapat 41 kasus baru setiap harinya dan 20
Dari data nasional kanker serviks, jumlah kasus yang ditemukan dalam
jumlah yang tidak sedikit. Pada tahun 2013 ditemukan sejumlah 875 kasus,
kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2014 sebanyak 1923 kasus. Pada
1
2
tahun 2015, kasus kanker seviks kembali mengalami peningkatan hingga 2322
kasus, namun berhasil berkurang pada tahun 2016 hingga mencapai jumlah
jumlah penderita kanker serviks dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Pada
tahun 2009 tercatat 1.011 kasus, 1.141 kasus (2010), 210 kasus (2011), 2.066
kanker yang paling banyak mendera masyarakat adalah kanker payudara dan
seviks dan payudara terbesar ada di kota Makassar, Kabupaten Gowa, Wajo,
laporan tahunan penyakit tidak menular untuk kanker serviks baik rawat jalan
maupun rawat inap yang terdapat di Sulawesi Selatan pada tahun 2010
tahun2009 terdapat 197 kasus, tahun 2010 sebanyak 206 kasus, tahun 2011
peningkatan sebanyak 176 kasus dan pada tahun 2013 menurun sebanyak 146
serviks di Kota Makassar masih relatif kurang yang dapat disebabkan oleh
sudah berjalan dengan sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan data yang
Indonesia, menurut data yang dilansir oleh Kim menyebutkan bahwa cakupan
skrining kanker serviks pada rentan waktu 2007-2011 hanya 24,4% dari target
yang dicanangkan oleh kementerian kesehatan yaitu sebesar 50% (Kim Y.M
et.al, 2013). Penelitian yang lebih luas dilakukan oleh Mutyaba et al yang
Kurang dari 40% dari responden mengetahui mengenaik factor risiko kanker
serviks serta indikasi dan interval skrining yang tepat (Mutyaba et al, 2006)
mampu mengetahui secara jelas mengenai kanker serviks dalam hal ini
serviks.
1.3.1Tujuan Umum
primer
skriningIVA
5
kesehatan dalam hal ini individu (responden) dapat turut serta dalam
kanker serviks.
kanker serviks
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
manusia tentang segala sesuatu dan juga praktek atau kemampuan teknis
mendapatkan informasi
6
7
Dalam hal ini akan lebih di bahas mengenai faktor- faktor yang berperan
a. Umur
b. Tingkat Pendidikan
kesehatan reproduksi.’
c. Sosial ekonomi
kesehatan reproduksi.
masyarakat.(Wijayanti,2000)
e. Pendidikan formal
9
reproduksi.(Killbroune,2000)
matang.(Hurlock,2003)
g. Lingkungan geografis
lainnya.(Hurlock,2003)
yang menyatakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
(Notoadmojo, 2007)
10
Serviks uteri terbentuk dari jaringan ikat, pembuluh darah, otot polos,
dengan konsistensi kenyal. Ada dua bagian utama serviks yaitu bagian
dari duktus Mulleri yang pada awalnya berada dalam barisan yang
dan tumbuh ke atas Hubungan antara epitel skuamosa pada vagina dan
2.2.2 Pengertian
dari sel-sel leher rahim yang tidak normal akibat pertumbuhan yang
2.2.3 Epidemiologi
12
pencegahan dan deteksi dini sangat diperlukan oleh setiap pihak yang
terlibat.
2.2.4 Etiologi
Pada awalnya sel kanker serviks berasal dari epitel serviks yang
Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi virus HPV. Lebih dari
acid (DNA) virus HPV dan 50% kanker serviks berhubungan dengan
HPV tipe 16. Penyebaran virus ini terutama melalui hubungan seksual.
(Edianto, 2006).
PapillomaVirus) sub tipe onkogenik, terutama sub tipe 16, 18, 31 dan
pil KB (dengan HPV negatif atau positif), penyakit menular seksual, dan
2.2.6 Patogenesis
HPV, tetapi hanya beberapa yang bersifat persisten di tubuh dan akan
yang ditandai dengan adanya abnormalitas dari sel yang biasa disebut
berbau dan dapat bercampur dengan darah, sistisis berulang, dan gejala
akan lebih parah pada stadium lanjut di mana penderita akan mengalami
tembakau yang diisap terdapat pada mukus serviks wanita perokok dan
2.2.7 Pencegahan
kanker serviks pada setiap wanita dilakukan minimal satu kali pada usia
16
bahkan5 tahun sekali pada wanita usia 35-55 tahun. Sementara usia 25-
kambing
c. Berhenti merokok
serviks.
17
e. Vaksinasi HPV
a. Pap smear
2.2.8 Diagnosis
atau perut bagian bawah karena desakan tumor di daerah pelvik ke arah
lateral sampai obstruksi ureter, bahkan sampai oligo atau anuria. Gejala
tungkai.
sistoskopi, rektoskopi, USG, BNO -IVP, foto toraks dan bone scan , CT
19
scan atau MRI, PET scan. Kecurigaan metastasis ke kandung kemih atau
2.2.9 Stadium
saling berkaitan yaitu dokter, dokter gigi, perawat, bidan, dan ketenagaan
Umur
Linkungan
Geografis
Etiologi
Tingkat pengetahuan
Tenaga tentang kanker Gejala
Kesehatan serviks
Faktor Risiko
Pencegahan
Pengobatan
22
23
Kriteria objektif
3.2.2Kanker Serviks
Skala : Numerik
Kriteria Objektif
METODE PENELITIAN
Batua
hasil peneltian.
4.3.1 Populasi
24
Antara, Puskesmas Tamalanrea, Puskesmas Bara-Baraya Puskesmas Bira,
Puskesmas Batua
4.3.2 Sampel
dan eksklusi
Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah jumlah seluruh
Batua
25
4.5.2 Cara Pengambilan Sampel
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer. Pengumpulan data dilakukan
dengan menyebar angket atau kuisioner pada responden yaitu tenaga kesehatan
Identifikasi Subjek
Pembagian Kuisioner
Pengambilan Data
26
4.8 Teknik Analisis Data
Analisis data dengan menggunakan aplikasi SPSS . Analisis data berupa analisis
diberi penjelasan tentang tujuan, manfaat, dan prosedur penelitian. Jika bersedia,
27
BAB 5
HASIL
Tabel 5.1
Jenis Kelamin N %
Laki-laki 2 3.45%
Perempuan 56 96.55%
58 100%
(Sumber : Data Primer 2018)
Dari table 5.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin
perempuan dengan jumlah 56 orang atau sekitar 96,55% dan responden yang berjenis
kelamin laki-laki hanya 2 orang atau sejumlah 3,45%
5.1.2 Usia
Tabel 5.2
Umur N %
<30 TAHUN 14 24.14%
31 - 40 tahun 22 37.93%
>40 TAHUN 22 37.93%
Jumlah 58 100.00%
(Sumber : Data Primer 2018)
Dari table 5.2 dapat dilihat bahwa sebagian responden berumur <30 tahun yaitu
sebesar 24,14% (14 orang) diikuti kelompok responden berumur 31-40 tahun dengan
37,39 %(22 orang) dan sekitar 37,39 %(22 orang) berusia >40 tahun
28
5.1.3 Pendidikan terakhir
Tabel 5.3
Pendidikan N %
D1 3 5.17%
D2 1 1.72%
D3 17 29.31%
D4 6 10.34%
S1 29 50.00%
S2 2 3.45%
Jumlah 58 100.00%
(Sumber : Data Primer 2018)
tingkat pendidikan terbanyak adalah Strata 1 dengan 50% atau sekitar 29 orang
diikuti dengan tingkat pendidikan Diploma III sebanyak 17 orang atau sekitar
29,31% dan Diploma IV sebanyak 6 orang atau sekitar 10,34%. Sedangkan untuk
sejumlah 2 orang atau sekitar 3,45% dan Diploma 1 yaitu hanya i orang atau 1,72%
5.1.4 Pekerjaan
Tabel 5.4
Pekerjaan N %
Dokter Umum 6 10.34%
Bidan 21 36.21%
Perawat 31 53.45%
Jumlah 58 100.00%
(Sumber : Data Primer 2018)
Menurut data dari table 5.3, responden penelitian ini terbagi menjadi 3 kategori
pekerjaan yaitu dokter umum,bidan dan perawat. Presentase terbesar adalah pada
29
5.1.5 Pernah mengikuti seminar/pelatihan/symposium tentang Kanker serviks/IVA
Tabel 5.5
Pernah ikut seminar/pelatihan N %
Ya 18 31.03%
Tidak 40 68.97%
58 100.00%
(Sumber : Data Primer 2018)
tentang kanker serviks dan IVA. Dari 58 responden hanya 18 responden atau sekitar
dan IVA.
Tabel 5.6
Tingkat Pengetahuan N %
Baik 35 60.34%
Kurang 2 3.45%
Cukup 21 36.21%
58 100.00%
(Sumber : Data Primer 2018)
30
80.00%
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
Baik Kurang Cukup
Berdasarkan table dan grafik diatas dapat dikategorikan tingkat pengetahuan tenaga
Serviks
Tingkat pengetahuan tenaga kesehatan tentang pengertian kanker serviks dapat dilihat
Tabel 5.7
% N
Baik 81.0% 47
Kurang 19.0% 11
100% 58
(Sumber : Data Primer 2018)
31
90.0%
80.0%
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
Baik Kurang
Berdasarkan table dan grafik diatas dapat dikategorikan tingkat pengetahuan tenaga
kesehatan tentang penyebab kanker serviks yaitu sebanyak 81% (%) dengan tingkat
Tingkat pengetahuan remaja tentang penyebab kanker serviks dapat dilihat pada table
dibawah ini
Tabel 5.8
% N
Baik 29.3% 17
Kurang 1.7% 1
Cukup 69.0% 40
100.0% 58
(Sumber : Data Primer 2018)
32
80.0%
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
Baik Kurang Cukup
Berdasarkan table dan grafik diatas dapat dikategorikan tingkat pengetahuan tenaga
kesehatan tentang penyebab kanker serviks yaitu sebanyak 29,3% dengan tingkat
pengetahuan baik, tingkat pengetahuan cukup sebanyak 69% dan tingkat pengetahuan
kurang sebanyak 1,7% . Jadi tingkat pengetahuan tenaga kesehatan tentang factor
risiko kanker serviks terbanyak pada tingkat pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak
Serviks
Tingkat pengetahuan remaja tentang factor risiko kanker serviks dapat dilihat pada
Tabel 5.9
N %
Baik 12 20.7%
Kurang 28 48.3%
Cukup 18 31.0%
58 100.0%
(Sumber : Data Primer 2018)
33
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
Baik Kurang Cukup
Berdasarkan table dan grafik diatas dapat dikategorikan tingkat pengetahuan tenaga
kesehatan tentang factor risiko kanker serviks yaitu sebanyak 12 responden (20,7%)
pengetahuan tenaga kesehatan tentang factor risiko kanker serviks terbanyak pada
Kanker Serviks
Tingkat pengetahuan remaja tentang tanda dan gejala kanker serviks dapat dilihat
Tabel 5.10
N %
Baik 13 22.4%
Kurang 8 13.8%
Cukup 37 63.8%
58 100.0%
(Sumber : Data Primer 2018)
34
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
Baik Kurang Cukup
Berdasarkan table dan grafik diatas dapat dikategorikan tingkat pengetahuan tenaga
kesehatan tentang tanda dan gejala kanker serviks yaitu sebanyak 13 responden
Jadi tingkat pengetahuan tenaga kesehatan tentang tanda dan gejala kanker serviks
Serviks
Tingkat pengetahuan remaja tentang pencegahan kanker serviks dapat dilihat pada
Tabel 5.11
N %
Baik 56 96.6%
Kurang 0 0.0%
Cukup 2 3.4%
58 100.0%
(Sumber : Data Primer 2018)
35
120.0%
100.0%
80.0%
60.0%
40.0%
20.0%
0.0%
Baik Kurang Cukup
Berdasarkan table dan grafik diatas dapat dikategorikan tingkat pengetahuan tenaga
kanker serviks terbanyak pada tingkat pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 56
responden (96,6%)
Tingkat pengetahuan remaja tentang IVA dapat dilihat pada table dibawah ini
Tabel 5.12
N %
Baik 24 41.4%
Kurang 6 10.3%
Cukup 28 48.3%
58 100.0%
36
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
Baik Kurang Cukup
Berdasarkan table dan grafik diatas dapat dikategorikan tingkat pengetahuan tenaga
tenaga kesehatan tentang IVA terbanyak pada tingkat pengetahuan yang cukup yaitu
37
BAB 6
PEMBAHASAN
6.1 Pembahssan
pada Negara berkembang seperti di Indonesia. Hal ini dikaitkan dengan makin
skrining masyarakat bisa berjalan dengan baik dan penanganan kanker serviks bisa
didiagnosis dengan pap smear. Apalagi sebenarnya ada tes yang dapat mendiagnosis
lebih dini kanker serviks ini dan tentunya dapat dilakukan di fasilitas pelayanan
primer, yaitu tes IVA. Setelah penerapan program skrining berdasarkan status social
dan pengobatan lesi prakanker, angka kematian dan kejadian kanker serviks menurun
dimana layanan kesehatan sangat terbatas dan memiliki program skrining yang
kurang baik, kanker serviks masih merupakan penyebaba utama kematian akibat
38
Dinilai dari jenjang pendidikan terakhir responden, sebagian besar merupakan
lulusan diploma III dan Strata I. Dimana kita ketahui bahwa hal ini bisa
sebagian besar responden yaitu sebanyak 60,34% memilki tingkat pengetahuan yang
baik, dan sekitar 36,21% memilki tingkat pengetahuan yang cukup. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Bonifacius Bayu,Suzanna Morgan
dan Joice Keng yang juga telah meneiliti tentang gambaran pengetahuan tenaga
penyebab, faktor risiko, gejala, pencegahan dan secara khusus beberapa pertanyaan
tentang IVA. Sebagian besar responden mengetahui dengan jelas bahwa kanker
serviks disebabkan oleh Virus Human Papilloma, namun hanya 34,48% yang
mengetahu tipe jenis HPV yang menyebabkan kanker serviks. Tingkat pengetahuan
tentang faktor risiko tentang kanker serviks adalah poin yang memberikan hasil yang
yang kurang mengenaik siapa-siapa saja yang berisiko tinggi untuk terkena kanker
serviks.
cukup tentang IVA. Bahkan hanya 4 orang responden yang mengetahui bahwa
sebanarnya IVA bukanlah merupakan metode baru, tapi sudah lama ditemukan.
39
mengetahui bagaimana hasil pemeriksaan IVA yang negatif dan positif. Hal ini
bertentang dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Zahratun Nisa yang juga
menilai tingkat pengetahuan para bidan di Gowa tentang IVA dan memperoleh bahwa
kurang
hingga jam pelayanan pasien selesai, yaitu waktu ketika tenaga kesehatan
sudah tidak meneriksa pasien, namun justru ketika jam pelayanan telah selesai
sampel.
40
BAB 7
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
7.2 Saran
kesehatan
41
DAFTAR PUSTAKA
Notoadmojo S. 2007. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.
Hal:3
Pecorelli S. 2009.Revised FIGO staging for carcinoma of the vulva, cervix, and
endometrium. Int J Gynaecol Obstet 105 (2): 103-4,.
Putra AD, Moegni EM,. 2006. Lesi Prakanker Serviks. Dalam: Muhammad FA
Andriijono, Abdul BS(eds). Buku Acuan Nasional Onkologi ginekologi.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo. Hal: 399-413
Rasjidi Imam. 2010. Kanker Serviks dalam Buku Epidemiologi Kanker pada
Wanita. Jakarta : Sagung Seto. Hal:165-166
Sinta et.al. 2010. Kanker Serviks dan Infeksi Human Pappiloma Virus (HPV).
Jakarta:Javamedia. Hal : 124-125
42
Standring, S., 2008 40th. Gray’s The natomical Basis of Clinical Practice. United
Kingdom: Churcil Livingstone. Hal 1331-38
Sunarti, N. T. (2016, Juli). Deteksi Dini Kanker Serviks : Studi Cross Sectional
padaIbu Rumah Tangga di Pedesaan. Jurnal Kesehatan "Samodra Ilmu",
07, 133-140.
Yuliatin,S. 2010. Cegah dan Tangkal Ca. Serviks. Surabaya : Java Pustaka Group
43
44