Você está na página 1de 2

Analisis dari Pameran “Yang Tersingkap Oleh Hijab”

Galeri Cipta II,19 Oktober 2018, Jakarta


Oleh: Paksi Ganang
3160551031

Saya dengan sengaja berkunjung ke pameran yang bertajuk “Yang Tersingkap” ini di saat
jam jam sepi pengunjung dan tidak disaat pembukaan pameran. Karena atmosfir netral dan
bebas dari distraksi adalah yang saya butuhkan untuk menganalisa pameran ini secara
objektif, dan bebas dari impresi hingar bingar serta euroforik.
Saya sengaja tidak membaca pengantar ataupun mendengarkan kata pembuka
pameran karena hal yang pertama saya ingin nikmati adalah eksekusi artistic secara visual
dari para perupa dan mengintepretasinya hanya dari sebatas caption.

Impresi saya disaat saya memasuki ruang pameran Galeri Cipta II adalah “Pameran
ini jelas sekali semua perupanya adalah wanita” karena karya karya yang saya temukan
disana seolah olah mensemiotikan kelembutan, keteduhan, kenetralan, serta sedikit malu
malu.
Tercermin dari pilihan material yang diramu untuk menjadi manifestasi ide mereka,
mayoritas adalah kain tenun yang lembut. Serta color pallete yang seolah olah senada dan
harmonis. Membuat saya yakin jika semua karya mereka memiliki korelasi dan benang
merah yang serupa.

Awalnya, saya mencoba menerka nerka. Apa yang mereka coba komunikasikan
kepada Audiens hanya dengan menganalisa visualnya saja.
Saya mengira ide yang mendasari karya mereka luar biasa.
Seperti karya milik Lala Bohang yang berjudul ‘Unbothered’ adalah penggambaran dimana
para perempuan pemakai Hijab adalah perempuan yang memiliki sisi sensitive dan mereka
akan menutup diri kepada orang yang mencoba mendekatinya. Karena simbolisasi Sensor
yang akan mematikan lampu jika kita berada di radius yang terlalu dekat dengan lampu itu
sendiri.

Namun, setelah saya mempelajari idenya. Lala mencoba mempresentasikan bahwa


pengguna hijab tak seharusnya mendapatkan prejudice dan diafilisasikan dengan paham
paham tertentu. Serta, memakai hijab bukan berarti Bagi mereka bisa didoktrin macam
macam.

penggunaan hijab sendiri adalah pilihan personal yang percuma untuk diterka
terka. Karena banyak sekali faktor yang mempengaruhi penggunaan hijab. Baik itu secara
fungsional, simbolik, maupun estetika.
Karya ke dua yang menurut saya menarik adalah karya milik Ratu Rizkitasari
Saraswati. Secara visual, saya mengira karyanya yang berupa instalasi rangkaian kain hijab
yang dibentuk secara dinamis menyerupai kanopi adalah ajakan persuasif bagi perempuan
untuk membudayakan memakai hijab dengan mensimulasikan bagaimana rasanya
memakai hijab. Teduh, rindang serta berwarna warni jika berada dalam lindungan hijab. Itu
adalah yang tersirat di pikiran saya saat saya berada tepat di bawah karya Ratu.
Ternyata yang disampaikan adalah modernisasi hijab. Yang semula menuai Stigma
hanya berwarna formal yaitu hitam dan putih, sekarang hijab pun mengalami modernisasi.
Dari warna sampai model serta fungsinya.

Signifikansi Tema versus eksekusi artistik. Jika analisa saya menitik beratkan
kepada aspek tersebut, akan saya utarakan pendapat jujur dan saya.
Saya merasa pameran tersebut masih terlalu segmented. Kebetulan saya
mengunjungi pameran ini berdua bersama teman saya yang memeluk agama Nasrani yang
notabene ia tidak terlalu mengetahui persoalan mengenai hijab secara detail.
Objek simbolik yang digunakan terlalu universal, sementara tema yang dibahas juga
tidak terlalu detail. Jadi menurut saya semiotika yang mereka sematkan masih terlalu blur
untuk saya dan teman saya yang merupakan orang awam.
Tetapi mengenai signifikansi tema. Hal ini menurut saya merupakan hal yang wajar
di dunia seni rupa kontemporer.
Tema merupakan issue issue social politik yang sedang hangat hangatnya
dibicarakan dibalut eksekusi artistik yang sederhana, simbolik namun ‘nampol’ secara
penyampaian.

Secara keseluruhan. Saya menilai pameran ini masih memerlukan caption dan essai
bagi karyanya untuk mendukung tersuarakannya ide ide yang disampaikan oleh
perupanya.
Terlihat dari pembahasan detail mengenai karya dan ide ide mengenai hijab yang
tertulis tebal di katalog yang saya baca sepulang saya dari ruang pamer.

Karya tulis dari pameran ‘yang tersingkap oleh hijab’ ini menurut saya setara
hebatnya dengan eksekusi artistik yang para perupanya produksi untuk pameran tersebut.
Keduanya baik karya seni secara visual dan literatur saling berelaborasi dan
mendukung, serta terasa kehilangan arti bila salah satu dari karya tersebut dihilangkan.

Paksi Ganang, 19 oktober 2018.

Você também pode gostar