Você está na página 1de 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penghematan energi listrik saat ini telah menjadi topik yang umum dibicarakan di
berbagai kalangan masyarakat. Penghematan energi listrik sangatlah perlu diperhatikan,
bercermin dari cara pemakaian listrik yang terbuang dan tidak digunakan, Hal ini dapat
mengakibatkan biaya listrik kita menjadi mahal dan membengkak, dan tidak lepas dari
meningkatnya harga tagihan listrik yang harus dibayarkan. Penghematan energi listrik pada
sebuah bangunan, apabila piranti elektronika yang sering digunakan dikontrol secara
sistematis dapat berdampak pada pengurangan konsumsi energi listrik yang tidak
diperlukan. Namun pada prakteknya dalam kehidupan sehari-hari hal tersebut masih belum
terwujud. Sebagai contoh pada sebuah kasus dimana petugas ruangan lupa mematikan
piranti elektronika yang digunakannya karena terburu-buru meninggalkan ruangan
sehingga piranti elektronika tersebut terpaksa dibiarkan dalam keadaan terus menyala.
Petugas ruangan yang mempunyai elektronik juga tidak mengetahui cara menggunakan dan
merawat elektronik secara tepat. Misalkan komputer yang dibiarkan dalam keadaan on dari
waktu ke waktu bisa menyebabkan sistem komputer bekerja dengan lambat, sehingga akan
memperlambat pekerjaan dan terjadi pemborosan pemakaian energi listrik.
Dari keterangan supervisior akuntansi RSNU Tuban didapatkan tagihan biaya listrik
tiga bulan terakhir dari no register listrik untuk gedung lama 5180211055591 pada bulan Juli
sebesar Rp. 35.235.600, bulan Agustus sebesar Rp. 37.453.200, bulan September Rp.
37.320.000, jumlah rata-rata dari bulan Juli sampai dengan bulan September sebesar Rp.
36.669.600,. Dari data yang telah didapat kami perlu memperhatikan tentang penggunaan
listrik, agar dapat digunakan seefesien mungkin. Sehingga Pada tanggal 09 Oktober 2018
kami dari tim Jambu melakukan survey awal dalam penggunaan elektronik di Rumah Sakit
Nahdlatul Ulama Tuban dan didapatkan hasil data dari Jumlah 19 Ruangan yang Disurvey
Sebanyak 19 Ruang (100%) Lampu Dimatikan Saat Pulang Kerja, Sebanyak 17 Ruang (94,4%) AC
Dimatikan Saat Pulang Kerja , Sebanyak 1 Ruang (0,6%) AC Tidak Dimatikan Saat Pulang Kerja Dan 1
Ruang Tidak Terdapat AC, Sebanyak 6 Ruang (35,3%) Komputer Dimatikan Saat Pulang Kerja,
Sebanyak 11 Ruang (64,7%) tidak dimatikan Saat Pulang Kerja dan Sebanyak 2 Ruang Tidak Terdapat
Komputer. Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan oleh tim Jambu di Sakit Nahdlatul

Ulama Tuban terjadi pemborosan pada penggunaan listrik sebesar 17.57% jika dirupiahkan
sebesar 6.5 juta setiap bulan dan sebesar 64.7 % dari 19 ruangan tidak mematikan computer
saat mau pulang kerja.
Penyebab terjadinya pemborosan listrik bisa dikarenakan karena kurangnya disiplin
petugas dalam mematikan elektronik setelah selesai bekerja, Kurangnya tingkat
pengetahuan petugas tentang penggunaan komputer, tingginya tarif listrik, Belum ada alat
untuk mengukur kwh, belum terbentuknya budaya kerja disiplin dalam mematikan
elektronik setelah selesai bekerja, belum adanya system control terhadap penggunaan
elektronik, belum adanya SPO tentang mematikan elektronik setelah selesai bekerja, belum
semua komputer di mode sleep atau mode sleep masih 30 menit, Belum adanya SPO
tentang system control terhadap penggunaan elektronik, petugas belum sadar adanya
penghematan penggunaan listrik, belum adanya laporan sebelumnya tentang penggunaan
elektronik, tidak adanya petugas yang merasa bertanggung jawab dalam penghematan
penggunaan listrik, belum adanya petugas yang ditunjuk dalam melaksanakan system
control terhadap penggunaan elektronik.
Berdasarkan latar belakang diatas perlu adanya upaya untuk mengantisipasi
pemborosan listrik yang ada di Rumah Sakit dengan ”Upaya Sosilisasi Sistem Kontrol
Penggunaan Listrik dan Program Mode Sleep Dalam Rangka Menurunkan Biaya Operasional
Listrik “ di Rumah Sakit Nahdlatul Ulama Tuban.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, tim jambu mengidentifikasikan faktor-faktor apa saja
yang dapat mempengaruhi biaya operasinal listrik?

1.3 Dampak
Dampak negatif yang timbul akibat permasalahan tersebut adalah:
Aspek Dampak Kualitatif Dampak Kuantitatif
Q Memperpendek umur elektronik, misalkan Menurut penelitian engineer
menghidupkan komputer secara terus backblaze, Brian Beach hard
menerus dapat menimbulkan kehausan disk dalam keadaan menyala 24
pada beberapa perangkat keras komputer, jam penuh dapat bertahan
seperti bagian pada kipas. Pada saat sampai 6 – 10 tahun. Bahkan
pertama kali dinyalakan, bagian kipas ada yang bisa sampai 20 – 30 th
secara otomatis akan berputar hingga nanti tergantung dari penggunaan
pada saat komputer dimatikan. Nah, jika user
ternyata komputer tersebut dalam keadaan
on sepanjang waktu, hal ini akan membuat
bagian kipas tersebut cepat mengalami
kehausan. Hal yang sama juga berlaku bagi
perangkat hardware lainnya.

C Terjadi peningkatan biaya operasinal RS Terjadi pemborosan pada


untuk listrik penggunaan listrik sebesar
17.57% jika dirupiahkan sebesar
6.5 juta setiap bulan
D Petugas ruangan yang mempunyai Tidak terkalkulasi
elektronik tidak mengetahui cara
menggunakan dan merawat elektronik
secara tepat. Misalkan komputer yang
dibiarkan dalam keadaan on dari waktu ke
waktu bisa menyebabkan sistem komputer
bekerja dengan lambat, sehingga akan
memperlambat pekerjaan juga
S Elektronik yang dinyalakan secara terus Tidak terkalkulasi
menurus tidak aman, karena akan
menimbulkan panas sehingga rawan terjadi
kerusakan atau konsleting pada elektronik
tersebut, bahkan bisa terjadi ledakan.
Membiarkan komputer tetap dalam
keadaan menyala terus menerus akan
membuat perangkat tersebut lebih rentan
terhadap serangan malware atau virus
yang datang dari internet atau media
lainnya. Selain itu, hal tersebut akan
memudahkan pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab untuk mengakses
komputer dan melihat data-data penting di
komputer tersebut.

M Tidak ada budaya hemat listrik pada 64.7 % dari 19 ruangan tidak
karyawan
mematikan computer saat mau
pulang kerja

1.4 Mencari Penyebab Masalah

MONEY MAN
Kurangnya disiplin /kesadaran dalam mematikan elektronik setelah selesai bek
Kurangnya tingkat pengetahuan tentang penggunaan komputer
Tingginya tariff listrik
Pemborosan biaya operasional listrik RSNU

Belum adanya alat Belum


untuk mengukur kwhBelum
adanya system control terhadap
adanya SPOpenggunaan elektronik
tentang mematikan elektronik setelah selesai bekerja

Belum terbentuk budaya kerja disiplin dalam mematikan


Belumelektronik setelah selesai
semua computer dimodebekerja
sleep atau mode sleep masih 30 mnt

METHODE
MATERIAL

1.5 Prioritas Masalah

NO Masalah C A R L TOTAL
1 Kurangnya disiplin dalam mematikan elektronik setelah 5 4 3 4 240
selesai bekerja
2 Kurangnya tingkat pengetahuan tentang penggunaan 3 4 4 4 192
komputer
3 Tingginya tarif listrik 2 2 2 2 16
4 Belum ada alat untuk mengukur kwh 2 3 3 3 54
5 Belum terbentuknya budaya kerja disiplin dalam 3 3 3 4 108
mematikan elektronik setelah selesai bekerja
6 Belum adanya system control terhadap penggunaan 5 5 4 5 500
elektronik
7 Belum adanya SPO tentang mematikan elektronik setelah 4 5 4 4 320
selesai bekerja
8 Belum semua komputer di mode sleep atau mode sleep 4 5 4 5 400
masih 30 menit

1.6 Analisa Penyebab Masalah dengan 5 Why

1 Belum adanya SPO tentang system control terhadap penggunaan elektronik


2 Belum sadar adanya penghematan penggunaan listrik
3 Belum adanya laporan sebelumnya tentang penggunaan elektronik
4 Tidak ada yang merasa bertanggung jawab
5 Belum ditunjuk petugas yang melaksanakan system control terhadap penggunaan
elektronik

1.7 Penentuan Judul


Upaya menurunkan biaya operasional listrik dengan pembentukan system control terhadap
penggunaan elektronik

1.8 Analisa Tindak Lanjut dan Alternatif Solusi dan Resiko

Penyebab Belum ditunjuk petugas yang melaksanakan system control terhadap


penggunaan elektronik
Solusi Pembentukan system control terhadap penggunaan elektronik

Alternatif Membentuk system Membuat SPO tentang Memprogram komputer


kontrol terhadap mematikan elektronik yang belum dimode
penggunaan elekktronik setelah selesai bekerja sleep atau mode sleep
masih 30 menit menjadi
program mode sleep 1
menit
Analisa risiko 1. Menambah 1. Membutuhkan 1. Membutuhkan
beban kerja pada waktu untuk pengetahuan dalam
karyawan yang menyusun SPO memprogram
2. Membutuhkan
bertugas untuk komputer ke mode
dana untuk
kontrol dalam sleep 1 mnt
sosialisani SPO 2. Membutuhkan
penggunaan
3. Tidak semua
sosialisasi mengenai
elektronik
karyawan dapat
2. Sistem kontrol program mode sleep
menjalankan sesuai 3. Mode sleep tidak
membutuhkan
SPO bisa permanen
konsistensi sehingga
setelah komputer di
membuat kejenuhan
3. Membutuhkan shut down harus
ceklist untuk bukti menginstal ulang
kontrol
Keputusan Dipilih / Tidak dipilih Dipilih / Tidak dipilih Dipilih / Tidak dipilih

BAB II
ANGGARAN BIAYA

NO URAIAN JUMLAH SATUAN HARGA SATUAN TOTAL


1 Kertas 1 rem Rp. 100.000 Rp. 100.000
2 Sosialisasi program 100 orang Rp. 20.000 Rp. 2.000.000
TOTAL Rp. 2.100.000
BAB III
WORKING TIME SCEDULE

No Kegiatan Jadwal Pelaksanaan Keterangan PIC


12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pembentukan
tim control
elektronik
2 Penyusunan
SPO dan Job
diskripsi
3 Sosialisasi Dilakukan
program sekali pada
bulan januari
4 Pelaksanaan Dilakukan
program setiap hari
5 Evaluasi Dilaksanakan 2
program minggu sekali,
pada minggu
ke 2 dan
minggu ke 4
Supervisi bagian Umum Supervisi Keuangan

Novianto, Dipl.Hot. Dra. Siti Nurlailiyah

Mengetahui,
Direktur Manajer

dr. Didik Suharsoyo, M.ARS.,MM. dr. Dewi Trisnowati


NIK. 101 08 003 NIK. 101 09 011

UPAYA SOSIALISASI SISTEM KONTROL PENGGUNAAN LISTRIK DAN PROGRAM MODE SLEEP
DALAM RANGKA MENURUNKAN BIAYA OPERASIONAL LISTRIK
DI RUMAH SAKIT NAHDLATUL ULAMA TUBAN
DISUSUN OLEH:
TIM JAMBU
dr. Dewi Trisnowati
Ida Mubaidah, SST.
Eni Nurhayati, A.Mak.
Novianto, Dipl.Hot.
Siti Yulia Kasanah, S.Kep.,Ns.

RUMAH SAKIT NAHDLATUL ULAMA TUBAN


2018
CEKLIST CONTROL ELEKTONIK YANG HARUS DIMATIKAN SAAT PULANG KERJA
RUANG:…………………………………………….

ELEKTRONIK TANGGAL
YANG SUDAH
DIMATIKAN 1 2 TTD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 2 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 5 26 27 28 29 30 31 PETUGAS
LAMPU
AC
KOMPUTER

Você também pode gostar