Você está na página 1de 49

Asuhan Keperawatan Kanker Kulit ( Askep Ca Kulit )

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit
yangtidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian
tubuhyang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-
macamsesuai dengan jenis sel yang terkena.Akan tetapi yang paling sering terdapat adalah
karsinomasel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna
(MM).Karsinomasel basal dan karsinoma sel skuamosa seringkali digolongkan ke dalam kanker
kulit non melanoma.
Penyebab sebenarnya kanker kulit tidak diketahui secara pasti, namun faktor lingkungan
dan sinar UV serta kebersihan diri dan lingkungan merupakan faktor utama penyebab kanker
kulit.Angka kejadian kanker kulit lebih banyak terdapat pada orang dengan pola hidup yang
tidak bersih dan sering terpajan sinar matahari.
Kanker kulit nonmalenoma adalah kanker yang tersering ditemukan di Amerika Serikat,dengan
perkiraan insidensi setiap tahunnya lebih dari 600.000 kasus. Diantara beberapa jenis kanker di
Indonesia, saat ini kanker kulit merupakan salah satu jenis kanker yang menunjukkan angka
kejadian yang meningkat dari tahun ke tahun. Prevalensi kejadian kanker kulit pada tahun 2008
diperkirakan dibawah 5.000 kasus. Karsinoma Sel Basal (KSB) merupakan 70 ± 80% dari semua
kanker kulit non malenoma.Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) walaupun hanya merupakan 20%
dari semua kanker kulit non malenoma, namun lebih bermakna karena kemampuan metastasinya.
Tingginya insidensi kanker kulit membuat penulis tertarik untuk membahas tentang kanker
kulit.Selain itu penulis juga berkeinginan membahas tentang peran perawat dalam kasus kanker
kulit.

B. Rumusan Masalah
Agar penulisan makalah ini tidak menyimpang dari tujuan, maka penulis membatasi masalah
pada:
1. Apa yang dimaksud dengan kanker kulit?
2. Apa etiologi dari kanker kulit?
3. Bagaimana manifestasi klinis kanker kulit?
4. Apa saja klasifikasi kanker kulit dan manifistasi klinisnya?
5. Bagaimana penatalaksanaan kanker kulit secara medis dan keperawatan?
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan kanker kulit ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai proses pembelajaran mahasiswa
dalam memahami penyakit kulit khusunya kanker kulit serta prenatal ksanaannya. Tujuan khusus
dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memahami defenisi, etiologi, manifestasi klinis,
klassifikasi, penatalaksanaan medis dan keperawatan serta asuhan keperawatan kanker kulit.

BAB II
PEMBAHASAN

KANKER KULIT
A. DEFINISI KANKER KULIT
Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk generasi dan
tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat membelah diri secara teratur
untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh kembali (tiro. 2010).
Kanker kulit adalah jenis kanker yang terletak dipermukaan kulit,sehingga mudah
dikenali. Namun karena gejala awal yang ditimbul dirasakan tidak begitu menganggu,sehingga
penderita terlambat melakukan pengobatan (Mangan,2005).
Kanker kulit dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Daerah yang sering
terjadi seranganya biasanya permukaan yang sering terkena terpaparan sinar matahari, seperti
wajah,tangan dan tungkai bawah (Mangan,2005).

B. ETIOLOGI
Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa factor resiko
yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu:
1. Paparan Sinar Ultraviolet (UV)
Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari maupun dari sumber
yang lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta ada tidaknya pelindung kulit baik dengan
pakaian atau krim anti matahari, semuanya berpengaruh terhadap terjadinya kanker kulit.
2. Kulit Putih
Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena kanker kulit daripada orang yang memiliki
kulit lebih gelap.Hal ini dikarenakan jumlah pigmen melanin pada orang kulit putih lebih
sedikit. Kadar melanin yang tinggi bisa melindungi kulit dari paparan berbahaya sinar matahari,
sehingga mengurangi risiko terkena kanker kulit. Namun, orang-orang yang memiliki kulit
gelap juga bisa terkena kanker kulit meskipun jumlahnya cenderung lebih kecil.
3. Paparan Karsinogen
Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini dapat meningkatkan risiko
terkena kanker kulit.Namun, dalam banyak kasus paparan dalam jangka panjanglah yang
biasanya menyebabkan kanker kulit.Gen pembawa kanker atau tumor sudah dimiliki hampir
seluruh orang sejak lahir. Namun dengan ‘bantuan’ zat atau bahan karsinogen terjadi mutasi sel
dan menimbulkan kanker atau tumor. Akhir-akhir ini, para peneliti di University of Pittsburg
Cancer Institute di Amerika telah memukan virus-virus yang dapat menyebabkan kanker kulit
diantaranya adalah human papilloma virus/ HPV (Isselbacher, et al, 2002).
4. Genetik/Faktor Keturunan
Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap munculnya kanker kulit. Jika
ada salah satu anggota keluarga yang terkena kanker kulit, maka risiko terkena kanker kulit
pada anggota keluarga yang lain juga akan meningkat.

C. MANIFESTASI KLINIS
Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu :
1. Benjolan kecil yang membesar
Benjolan terdapat diwajah, berwarna pucat seperti lilin,permukaannya mengkilap, tidak terasa
sakit atau gatal, dan yang semula kecil makin lama makin membesar. Apabila diraba, benjolan
terasa keras kenyal.Kadang –kadang benjolan menjadi hitam atau kebiruan, bagian tengah
mencekung dan tertutup kerak atau keropeng yang mudah berdarah dila dangkat.
2. Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah
Benjolan ini membasah dan tertutup keropeng, teraba keras kenyal, dan mudah berdarah bila
disentuh.
3. Tahi lalat yang berubah warna
Tahi lalat menjadi lebih hitam, gatal, sekitarnya berwarna kemerahan dan mudah berdarah.Tahi
lalat ini bertambah besar dan kadang-kadang di sektarnya timbul bintik-bintik.
4. Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh
Koreng dan luka yang sudah lama, tidak pernah sembuh walaupun sudah diobati, koreng ini
pinggirnya meninggi dan teraba keras serta mudah berdarah, adanya koreng karena terjadi
benturan, bekas luka ang sudah lama atau terinfeksi.

5. Bercak kecoklatan pada orang tua


Bercak ini banyak ditemukan pada muka dan lengan, bercak ini makin lama permukaannya
makin kasar,bergerigi,tetapi tidak rapuh,tidak gatal, dan tidak sakit.
6. Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan tangan
Bercak ini ditemukan pada kulit yang berwarna pucat seperti ditelapak kaki dan telapak tangan.
Bercak ini mula-mula dangkal, berwarna hitam keabuan,batas kabur,tepi tidak teraba, tidak sakit
maupun gatal. Kemudian bercak cepat berubah menjadi lebih hitam, menonjol diatas permukaan
kulit , dan tumbuh ke dalam kulit serta mudah berdarah.
(Dalimartha, 2005)

D. KLASIFIKASI KANKER KULIT


Kanker kulit secara umum dibagiatas dua golongan besar yaitu, malenoma maligna dan
non malenoma maligna. Non malenoma maligna terbagi menjadi dua yaitu karsinoma sel basal
(KSB) dan karsinoma sel skuamosa (KSS) (dalimartha,setiawan,2005).
1. Non malenoma maligna
1) Karsinoma sel basal (KSB)
a. Definisi
Basalioma atau karsinoma sel basal (KSB) merupakan kanker kulit yang timbul dari lapisan
sel basal epidermis atau folikel rambut.Kanker kulit jenis ini tidak mengalami penyebaran
(metastasis) ke bagian tubuh lainnya, tetapi sel kanker dapat berkembang dan menyebabkan
kerusakan jaringan kulit sekitarnya. Karsinoma sel basal merupakan kanker kulit yang paling
sering ditemukan (Brunner and Suddarth, 2002).
b. Manifestasi klinis
Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Basal biasanya diwajah) dan leher. Meskipun
jarang dapat pula dijumpai pada lengan, tangan, badan, kaki dan kulit kepala (Marwali, 2002).
Penyakit ini dimulai dengan papula kecil, warna kuning abu – abu mengkilat, meninggi di
atas permukaan kulit, jika kena trauma mudah berdarah.Papula makin lama makin membesar
menjadi makula dan bagian tengah dapat timbul ulkus atau tidak ada ulkus (Siregar, 2005).
Menurut (Marwali, 2000) gambaran klinis Karsinoma Sel Basal ini bervariasi, yaitu:
a) Tipe Nodulo-ulseratif
Merupakan jenis yang paling sering dijumpai.Lesi biasanya tampak sebagai lesi
tunggal.Paling sering mengenai wajah, terutama pipi, lipartan nasolabial, dahi dan tepi kelopak
mata.Pada awalnya tampak nodul kecil, transparan seperti mutiara, berdiameter kurang dari 2
cm, dengan tepi meninggi. Kemudian lesi membesar secara perlahan dan suatu saat bagian
tengah lesi cekung, meninggalkan tepi yang meninggi dan keras.
b) Tipe Berpigmen
Gambaran klinisnya sama dengan tipe nodule-ulseratf. Bedanya pada jenis ini berwarna
coklet atau hitam berbintik-bintik atau homogeny yang secara klinis dapat menyerupai
melanoma.
c) Tipe Morfea/Fibrosing/Sklerosing
Biasanya terjadi pada kepala dan leher.Lesi tampak sebagai plak sklerotik yang cekung,
berwarna putih kekuningan.

d) Tipe Superfisial
Lesi biasanya multiple, mengenai badan.Secara klinis tampak sebagai plak transparan,
eritematosa sampai berpigmen terang, berbentuk ovale sampai ireguler dengan tepi berbatas
tegas, sedikit meninggi, seperti kawat.
e) Tipe Fibroepitelial
Paling sering terjadi pada punggung bawah. Secara klinis, lesi berupa nodul kecil yang
tidak bertangkai atau bertangkai pendek dengan permukaan halus atau noduler dengan warna
yang bervariasi.

2) Karsinoma sel skuamosa


a. Defnisi
Karsinoma sel skuamosa merupakan proliferasi maligna yang timbul dari dalam
epidermis.Meskipun biasanya muncul pada kulit yang rusak karena sinar matahari, karsinoma ini
dapat pula timbul dar kulit yang normal atau lesi yang sudah ada sebelumnya (Brunner and
Suddarth, 2002).
Kanker ini merupakan permasalahan yang lebih gawat karena sifatnya invasive dengan
mengadakan metastase lewat system limfatik atau darah.Metastase menyebabkan 75% kematian
akibat dari karsinoma sel skuamosa (Brunner and Suddarth, 2002).
b. Manifestasi klinis
Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Skuamosa biasanya pada daerah kulit yang terpapar
sinar matahari dan membran mukosa, namun dapat pula terjadi pada setiap bagian tubuh.Pada
orang kulit putih lebih sering dijumpai pada daerah muka dan ekstremitas, sedangkan pada orang
kulit berwarna gelap di daerah tropik lebih banyak pada ekstremitas bawah, badan dan dapat pula
dijumpai pada bibir bawah serta punggung tangan (Marwali, 2002).
Penyakit ini dimulai dengan nodula berwarna kulit normal, atau ulkus dengan tepi yang tidak
teratur. Permukaan nodula berbenjol menyerupai kembang kol, pada perabaan keras dan mudah
berdarah yang berasal dari ulkus, permukaan dan tepi meninggi, warna kekuningan. Tumor
menyebar melalui saluran getah bening ke ala-alat lain (Siregar, 2005).
Menurut Marwali (2002) gambaran klinis Karsinoma Sel Skuamosa bervariasi, dapat berupa
:
a) Nodul berwarna seperti kulit normal, permukaannya halus tanpa krusta atau ulkus dengan tepi
yang berbatas kurang jelas
b) Ulkus yang menyerupai kembang kol. Tumor ini menonjol diatas permukaan kulit, tidak rata,
berbenjol-benjol seperti kembang kol, berwarna merah atau pucat, membasah atau berdarah dan
berbau.
c) Ulkus dengan krusta pada permukaannya, tepi meninggi, berwarna kuning kemerahan. Dalam
perjalanan penyakitnya lesi akan meluas dan mengadakan metastasis ke kelnjar limfe regional
atau ke organ-organ dalam.
d) Karsinoma Sel Skuamosa yang timbul dari kulit normal lebih sering mengadakan invasi yang
cepat dan terjadi metastasi.

2. Melanoma maligna
a. Definisi Melanoma Maligna
Melanoma maligna merupakan neoplasma maligna dengan terdapatnya melanosit (sel-sel
pigmen) dalam lapisan epidermis maupun dermis (dan kadang-kadang sel subkutan) (Brunner
and Suddarth, 2002)..
Melanoma Maligna merupakan suatu jenis sel kanker kulit yang paling ganas dan berasal dari
system melanositik kulit. Biasanya menyebabkan metastasis yang luas dalam waktu yang
singkat, tidak saja melalui aliran limfe ke kelenjar regional, tetapi juga menyebar melalui aliran
darah kealat-alat dalam serta dapat menyebakan kematian (Marwali, 2000).
Melanoma Maligna adalah tumor ganas kulit yang berasal dari melanosit dengan gambaran
berupa lesi kehitam-hitaman pada kulit (Siregar, 2005).
b. Manifestasi klinis
Kunci penyembuhan melanoma maligna adalah penemuan dini sehingga diagnosis melanoma
harus ditingkatkan bila penderita melaporkan adanya lesi berpigmen baru atau adanya tahi lalat
atau tanda lahir (tompel) yang berubah seperti:
1. Perubahan dalam warna
2. Perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang cepat)
3. Timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar atau sakit)
4. Terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar
5. Perubahan pada permukaan atau perubahan pada konsistensi lesi berpigmen
Tahi lalat walaupun hanya satu dan kecil kadang dapat juga berubah menjadi ganas, dan
dapat terjadi pada tahi lalat di bagian tubuh mana saja, walaupun yang sering adalah terutama di
telapak kaki, kepala/wajah, leher, pinggang. Selain itu pada tahi lalat, yang mulai sering terasa
gatal, mudah berdarah,ada borok atau luka yang sukar sembuh, harus juga lebih curiga.
Yang harus diwaspadai apabila suatu tahi lalat curiga menjadi ganas adalah bila pada tahi
lalat tersebut ditemukan tanda "ABCD" melanoma maligna, yaitu:
A= Asimetrik, bentuknya tak beraturan.
B= Border atau pinggirannya juga tidak rata.
C= Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya. Bisa kecoklatan sampai
hitam. Bahkan dalam kasus tertentu ditemukan berwarna putih, merah dan biru.

D= Diameternya lebih besar dari 6 mm


(Marwali, 2000).
c. Klasifikasi melanoma maligna
a) Melanoma superfisial
Melanoma dengan penyebaran superfisial terjadi pada setiap bagian tubuh dan merupakan
bentuk melanoma yang paling sering ditemukan. Melanoma ini sering ditemukan serta
ektremitas bawah.
b) Melanoma lentigo-maligna
Melanoma lentigo-maligna merupakan lesi berpigment yang tumbuh dengan lambat pada daerah
kulit yang terbuka,khususnya permukaan dorsal tangan,kepala dan leher pada orang yang
berusia lanjut.
c) Melanoma noduler
Melanoma noduler merupakan noul yang berbentuk sferis yang menyerupai blueberry dengan
permukaan yang relatife licin seta berwarna biru hitam yang seragam. Melanoma noduler akan
menginvasi langsung kedalam lapisan dermis didekatnya (pertumbuhan vertikel) dan dengan
demikian memiliki prognosis yang buruk.
d) Melanoma akral-lentigonosa
Melanoma akral-lentigonosa merupakan bentuk melanoma yang terdapat didaerah yang terlalu
terpajan sinar mataharidan tidak terdapat difolikel rambut. Jenis melanoma ini sering terdapat
ditelapak kaki,telapak tangan, dasar kuku dan membrane mukosa yang berkulit gelap.
Berdasarkan tingkat penyebaran, Siregar (2005) membedakan melanoma maligna dalam
5 stadium yaitu:
1. Stadium I
Sel Melanoma hanya terdapat intraepidemal (Melanoma in situ)
2. Stadium II
Sel Melanoma sampai papilla dermis bagian atas
3. Stadium III
Sel Melanoma sampai mengisi papilla dermis
4. Stadium IV
Sel Melanoma sampai ke dalam jaringan ikat kolagen dermis
5. Stadium V
Sel Melanoma sampai jaringan lemak dan subkutan
6. Stadium VI
Sel Melanoma tampak berbentuk epiteloid atau kumparan, pleomorfi dengan kromatin
kasar.Setiap sel mengandung butir melanin.Sel berkelompok atau bergerombol. Pada dermis
ditemukan infiltrate limfosit atau makrofag yang mengandung melanin.
Selain itu sampai saat ini klasifikasi standar melanoma maligna yang digunakan dalam
stadium klinik (dengan beberapa modifikasi), yaitu sebagai berikut:
1. Stadium I
Melanoma maligna lokal terbatas pada kulit tanpa metastasis jauh atau ke kelenjar limfe
regional.
2. Stadium II
Sudah terjadi metastasis yang terbatas pada kelenjar limfe regional
3. Stadium III
Melanoma disseminata, dimana sudah terjadi metastasis jauh.
(Marwali, 2000).
d. Pengobatan melanoma maligna
Adapun pengobatan berdasarkan stadium Melanoma Maligna yaitu :
Tindakan yang dilakukan pada penderita kanker melanoma maligna ini adalah pengangkatan
secara komplit jaringan kanker dengan jalan pembedahan, apabila telah diketahui terjadi
penyebaran maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk mengangkat jaringan di sekitarnya. Untuk
pengobatan secara medikomentosa dengan kemoterapi (obat-obat anti kanker) yang
dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu: alkylating agents, antimetabolit, alkaloid
tanaman, antibiotik antitumor, enzim, hormon dan pengubah respon biologis. Dan pengobatan
secara nonmedikomentosa meliputi radioterapi, pembedahan dan terapi fisik.
Pembagian terapi berdasarkan stadium melanoma:
1. Stadium Klinik I Melanoma Malign.
Sampai saat ini metode pembedahan dengan eksisi luas masih tetap merupakan cara pengobatan
melanoma maligna yang terbaik.
2. Stadium Klinik II Melanoma Maligna
Eksisi luas disertai pengangkatan kelenjar limfe regional.
3. Stadium Klinik III Melanoma Maligna
a. Kemoterapeutik sistemik
Agen kemoterapeutik tradisional yang terbaik yaitu Dacarbazine/Dimetil Triazeno Imidazole
Carboxamide (DTIC).Dapat diberikan tersendiri atau dikombinasi dengan obat kemoterapeutik
sistemik lainnya.Respon pengobatan dengan DTIC terjadi pada 20-25% penderita.
Kemoterapeutik sistemik yang direkomendasikan adalah:

DTIC: 200-300 mg/m2 (intravena) selama 5 hari, diulang tiap 3-4 minggu.Nitrosourea: 200
mg/m2 dosis tunggal (oral), diulang tiap 6 minggu.Atau kombinasi DTIC dan nitrosourea
b. Imunoterapi
BCG' merupakan imunoterapi aktif non spesifik, terutama digunakan untuk pengobatan
melanoma maligna yang mengadakan metastasis ke kulit.Diberikan secara intralesi dan
memberikan pengaruh yang cukup bermanfaat. Hasilnya tidak menentu, tergantung pada sistem
imunitas penderita.Akhir-akhir ini dilakukan imunoterapi adoptif, dengan memakai leukaferesis
untuk mendapatkan limfosit dari kanker pasien, kemudian sel itu diinkubasi dengan interleukin-
2, untuk membentuk sel pembunuh yang mengaktifkan limfokin (LAK), dan kemudian sel-sel
LAK diinfuskan kembali bersama pemberian interleukin-2.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium test dan Cuci darah.
Test lab dan pemeriksaan darah membantu mendiagnosa kanker. Sebagian malignasi dapat
merubah komposisi atau status hematologic.
2. Biopsy jaringan
Hasil biopsy memastikan diagnosis melanoma. Spesimen biopsy yang diperoleh dengan
cara
eksisimengungkapkan informasi histologik mengenai tipe, taraf invas dan ketebalan lesi. Biopsy
insisi harus dilakukan jika lesi yang dicurigai terlalu luas untuk dapat diangkat dengan aman
tanpa pembentukan sikatriks yang berlebihan (Runkle & Zalonznik, 1994). Specimen biopsy
yang diperoleh dengan pemangkasan, kuratasee atau aspirasi jarum dianggap bukan bukti
histologik penyakit yang dapat diandalkan.
3. pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.
Untuk melanoma yang lebih dalam, pemeriksaan mungkin diindikasikan untuk menemukan
adanya metastase penyakit.Ini meliputi pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT
scan.

F. Diagnosa keperawatan

1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi, proses malignansi.


2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi
3. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah,efek samping kemoterapi atau
radioterapi.
4. Nyeri akut berhubungan berhubungan dengan proses penyakit (kompresi/destruksi jaringan
saraf,infiltrasi saraf atau suplai vaskularnya,obstruksi jaringan saraf,inflamasi.).
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan konsekuensi kemoterapi
6. Kekurangan vulome cairan berhubungan dengan kerusakan kulit.
7. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan malnutrisi.
8. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif.

Intervensi keperawatan
1. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi
Intervensi :
a. Tinjau ulang pengalaman pasien / orang terdekat sebelum nya dengan kanker. Tentukan apakah
dokter telah mengatakan pada pasien dan apakah kesimpulan pasien telah dicapai.
Rasional : Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep berdasarkan pada
pengalaman dengan kanker.
b. Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
Rasional : Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realitas serta kesalahan konsep
tentang dignosis.
c. Peratahan kan kontak sering dengan pasien.
Rasional :
Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri atau di tolak; berikan respek penerimaan
individu, mengembangkan rasa kepercayaaan.
d. Bantu pasien/ orang terdekat dalam mengenali dan mengklasifikasi rasa takut untuk memulai
mengembangkan strategi koping untuk menghadapi rasa takut.
Rasional :Keterampilan koping sering rusak setelah diagnosis dan selama fase pengobatan yang
berbeda. Dukungan dan konseling sering perlu untuk memungkin kanindividu mengenal dan
menghadapi rasa takut dan untuk meyakini bahwa strategi kontrol/ koping tersedia.
e. Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang.
Rasional : Memudahkan istirahat, menghemat energi, dan meningkatkan kemampuan koping.

2. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah,efek samping kemoterapi atau
radioterapi.
Intervensi :
a. Diskusikan dengan pasien/ orang terdekat bagaimana diagnosis dan pengobatan yang
mempengaruhi kehidupan pribadi pasien/ rumah dan aktivitas kerja.
Rasional : Membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan masalah.
b. Dorong diskusi tentang/ pecahkan masalah tentang efek kanker/ pengobatan pada peran
sebagai ibu rumah tangga, orang tua, dan sebagai nya.
Rasional :Dapat membantu menurunkan masalah yang mempengaruhi penerimaan pengobatan
atau merangsang kemnajuan penyakit.
c. Berikan dukungan emosi untuk pasien/ orang terdekat selama tes diagnostik dan fase
pengobatan.
Rasional :
Meskipun beberapa pasien mampu beradaptasi/menyesuaikan dengan efek kanker atau efek
samping terapi banyak memerlukan dukungan tambahan selama periode ini.
d. Gunakan sentuhan selama interaksi , bila dapat diterima pada pasien dan mempertahankan
kontak mata.
Rasional :Pemastian individualitas dan penerimaan penting dalam menurunkan perasaan pasien
tentang ketidakamanan dan keraguan diri.

3. Nyeri akut berhubungan berhubungan dengan proses penyakit (kompresi/destruksi jaringan


saraf,infiltrasi saraf atau suplai vaskularnya,obstruksi jaringan saraf,inflamasi.).
Intervensi :
a. Tentukan riwayat nyeri misal lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas (skala
0 – 10 ) dan tindakan penghilang yang di gunakan.
Rasional : Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan/ keefektifan
intervensi. Catatan : pengalaman nyeri adalah individual yang di gabungkan dengan baik respons
fisik dan emosional.
b. Evaluasi/sadari terapi tertentumisalkan pembedahan, radiasi, kemotrapi, bioterapi. Ajarkan
pasien/ orang terdekat apa yang diharapkan.
Rasional : Ketidak nyamanan rentang luas adalah umum misalkan nyeri insisi, kulit terbakar,
nyeri punggung bawah, sakit kepala tergantung pada prosedur/ agen yang digunakan.
c. Berikan tindkan kenyamanan dasar misal reposisi, gosokan punggung dan aktifitas hiburan
misal musik dan televisi.
Rasional :Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian.
d. Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri misalkan teknik relaksasi,visualisasi,
bimbingan imajinasi, tertawa, musik dan sentuhan teraupetik .
Rasional :Memungkin kan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkat kan rasa
kontrol.
e. Evaluasi penghilang nyeri/ kontrol. Nilai aturan pengobatan bila perlu.
Rasional :Tujuan nya adalah kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum pada AKS.

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan konsekuensi kemoterapi


a. Pantau masukan makan setiap hari, biarkan pasien menyimpan buku harian tentang makanan
sesuai indikasi.
Rasional :Mengidentifikasi kekuatan/ defisiensi nutrisi.
b. Ukur tinggi, berat badan dan ketebalan lipatan kulit trisep.pastikan jumlah penurunan berat
badan saat ini. Timbang berat badan setiap hari.
Rasional :Membantu dan mengidentifikasi malnutrisi protein kalori, khusus nya bila berat badan
dan pengukuran antropometrik kurang dari normal.
c. Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien, dengan masukan cairan adekuat.
Dorong penggunaan suplemen dan makan sering/ lebih sedikit yang di bagi – bagi selama sehari.
Rasional :Kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan ( untuk menghilangkan
produk sisa). Sumplemen dapat memainkan peran penting dalam mempertahan kan masukan
kalori dan protein adekuat.
d. Ciptakan suasana makan malam yang menyenangkan, dorong pasien untuk berbagi makanan
dengan keluarga/ teman
Rasional : Membuat waktu makan lebih menyenangkan yang dapat meningkat kan masukan.
e. Dorong penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinas, latihan sedang sebelum
makan.
Rasional : Dapat mencegah awitan atau menurunkan berat nya mual, penurunan anoreksia, dan
memungkinkan pasien meningkatkan masukan oral.

5. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan malnutrisi.


Intervensi :
a. Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik dengan staf dan pengunjung. Batasi
pengunjung yang mengalami infeksi. Tempatkan pada isolasi sesuai indikasi.
Rasional : Lindungi pasien dari sumber – sumber infeksi, seperti pengunjung dan staf
yangmengalami ISK.
b. Tekankan higene personal
Rasional :Membantu potensial sumber infeksi atau pertumbuhan sekunder.
c. Patau suhu
Rasional : Peningkatan suhu terjadi bila tidak tertutup oleh obat kortikostreoid atau anti inflamsi
karena berbagai faktor misal efek samping terapi kemoterapi, proses penyakit atau infeksi.
Identifikasi dini proses infeksi memungkinkan terapi yang tepat untuk di mulai dengan segera.
d. Hindari/ batasi prosedur invasif. Taati teknik aseptik.
Rasional : Menurunkan resiko kontaminasi, membatasi entri portal terhadap agen infeksius.

6. Gangguan integritas kulit b/d efek radiasi, proses malignansi.


a. Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker; perhatikan kerusakan/ pelambatan
penyembuhan luka. Tekan kan pentingnya melaporkan area terbuka pada pemberi perawatan.
Rasional : Efek kemerahan dan kulit samak ( reaksi radiasi) dapat terjadi dalam area radiasi.
Deskuaminasi kering ( kekeringan dan pruritus), deskuamasi lembab ( lepuh) ulserasi,
kehilangan rambut, kehilangan dermis, dan kelenjar keringat juga dapat terlihat. Selain itu reaksi
kulit dapat terjadi pada bebebrapa agen kemoterapi.
b. Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan.
Rasional:Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit.
c. Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang kering dari pada
menggaruk.
Rasional :Membantu mencegah friksi/ trauma kulit.
d. Anjurkan pasien untuk menghindari krim kulit apapun, salep, dan bedak kecuali di izinkan
dokter.
Rasional :Dapat meningkatkan iritasi/ reaksi secara nyata.
e. Tinjau protokol perawatan kulit untuk pasien yang mendapat terapi radiasi.
Rasional ; Dilakukan untuk meinimalkan trauma pada area terapi radiasi.
f. Hindari menggaruk atau menggunakan sabun, losion, atau deodoran pada area; hindari
memberikan panas atau mengusahakan mencuci tanda/ tato yang ada di kulit sebagai identifikasi
area iradiasi.
Rasional : Dapat menimbulkan atau bahkan mempengaruhi pemberian radiasi.

G. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN


1. Penatalaksanaan medis
a. Pembedahan
Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas jaringan normal sekitarnya
untuk mencegah berkembangnya kembali tumor tersebut. Satu margin 1-2 cm sekeliling
melanoma dipertimbangkan secara adekuat untuk melanoma dengan ketebalan kurang dari 3 mm
lesi-lesi dengan kedalaman lebih dari 1 mm tetapi kurang dari 3 mm ditangani melalui
pembedahan dengan kesembuhan kira-kira 70-80 %lesi dalam lebih dari 3 mm kemungkinan
akan mengalami kekambuhan sekitar 40-50 %. Batas- batas reseksi sekeliling melanoma yang
dalam ini biasanya direkomendasikan menjadi paling sedikit 2-3 cm
b. Kemoterapi
kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara salah satunya adalah secara topical, dimana
agen-agen tersebut diberikan secara langsung pada lesi. Agen-agen yang digunakan meliputi 5
flourourasil atau psorelen. Obat-obat yang paling umum digunakan untuk ini meliputi melpalan,
dakarbazasin (DTIC), dan sisplatin. Cara yang dilakukan dalam memberikan kemoterapi adalah
secara sistemik. Saat ini kemoterapi sistemik belum dapat membuktikan efektivitasnya dalam
mencegah kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis kanker fase dini. Tapi biasanya
digunakan pada orang dengan penyakit yang menyebar secara luas
c. Terapi biologis
Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik secara langsung ataupun
tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara tubuh untuk bereaksi terhadap
kanker.Bentuk umum dari bioterapi dibawah penyelidikan untuk melanoma meliputi vaksin,
injeksi bacterium yang diketahui sebgaai BSG (Basilus Calmeete Guerin) dan penggunaan
interferon, interleukin, dan antibiotic monoklanal.Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma yang
diradiasi dan dinon-aktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis system imun
untuk mengenal melanoma dan oleh karenanya akan meningkatkan kemampuan system untuk
menghancurkan melanoma tersebut. Injeksi BSG mempengaruhi stimulasi non-spesifik dari
system imun dan sedang dipelajari sebagai terapi untuk pasien-pasien fase awal.Diharapkan
bahwa injeksi BSG secara langsung kedalam metastase nodul-nodul subkutan dapat
menyebabkan regresi lesi.

d. Terapi radiasi
Terapi radiasi merupakan bentuk pengobatan lainnya. Dengan penggunaan energy sinar X dosis
tinggi, kobalt, electron, atau sumber-sumber radiasi lainnya untuk menghancurkan atau
membunuh sel-sel melanoma

Penatalaksanaan karsinoma ini bergantung pada lokasi tumor, tipe sel (lokasi kedalaman), sifat-
sifat yang invasive atau tidak invasive dan tidak adanya kelenjar limfe yang mengalami
metastase, tindakannya adalah :
1) Eksisi bedah : tujuannya untuk mengangkat keseluruhan tumor
2) Pembedahan mikrografik moh : merupakan metode untuk mengangkat lesi kulit yang malignan
3) Bedah elektro : merupakan teknik penghancuran atau penghilangan jaringan dengan
menggunakan energy listrik
4) Bedah beku : tujuannya menghancurkan tumor dengan cara de freezing (alat jarum termokopel).
Dilakukan setelah kemoterapi
5) Terapi radiasi : terapi ini sering dilakukan untuk kanker kelopak mata, ujung hidung dan daerah
didekat struktur yang vital

2. Penatalaksanaan keperawatan
Karena banyak kanker kulit yang diangkat dengan tindakan eksisi, peran perawat adalah :
1) Meredakan nyeri dan ketidaknyamanan
2) Pemberian analgetik tepat
3) Meredakan ansietas
4) Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah.
BAB III
TINJAUAN KASUS

1. Kasus
Tn. B (62 tahun), seorang buruh bangunan memiliki tahi lalat di sebelah hidung bagian kiri
berwarna hitam kehijau-hijauan, sering gatal dan dilakukan garukan yang mengakibatkan luka
dan berair. Dibawa ke rumah Sakit, ternyata di diagnosa kanker kulit.Luka semakin lama
semakin besar, pipi, hidung, dan bibir bawah juga menjadi luka.Kondisi luka sebagian kuning
kehijauan dan berbau. Klien mengatakan nyeri dibagian yang luka Keluarga klien mengatakan
bahwa nafsu makan ny B berkurang sehingga berat badannya menjadi turun. Keluarga klien
mengatakan bahwa ny B hanya berdiam diri di rumah saja karena merasa malu kepada orang lain
dengan keadaannya sekarang. Sekarang ny B hanya dibersihkan dengan Nacl 0,9%.
HR: 110 , RR: 24, TD: 150/90 MmHg, T: 380C
2. Pengkajian
a. Data demografi
o Nama : Tn. B
o Umur : 62 tahun
o Jenis kelamin : laki-laki
o Pekerjaan ; buruh bangunan

b. Riwayat penyakit sekarang


Tn B dibawa kerumah sakit dengan keluhan memiliki tahi lalat di sebelah hidung bagian kiri
berwarna hitam kehijau-hijauan, sering gatal dan dilakukan garukan yang mengakibatkan luka
dan berair.Luka semakin lama semakin besar, pipi, hidung, dan bibir bawah juga menjadi luka.
Kondisi luka sebagian kuning kehijauan dan berbau

3. Pengkajian fisik
Kanker kulit sangat bervariasi jenisnya dan penyebarannya, walaupun sebagian besar dari
lesi kanker terjadi pada area yang terpapar matahari.
a. Inspeksi
Terdapat tahi lalat di sebelah hidung bagian kiri berwarna hitam kehijau-hijauan, sering gatal dan
dilakukan garukan yang mengakibatkan luka dan berair

b. Palpasi
Luka berair semakin lama semakin besar. pipi, hidung, dan bibir bawah juga menjadi luka.
Kondisi luka sebagian kuning kehijauan dan berbau

4. Analisa Data
Data Subjektif Data Objektif
- Klien mengatakan tahi lalat sering gatal dan - Ny. B (62 tahun) memiliki tahi lalat di sebelah
dilakukan garukan yang mengakibatkan luka dan hidung bagian kiri berwarna hitam kehijau-hijauan
berair. - Luka semakin lama semakin besar dan pipi, hidung, dan bibi
menjadi luka.
- Kondisi luka sebagian kuning kehijauan dan berbau

- - Luka klien terlihat kemerahan


- Teraba panas didaerah luka
- Terlihat bengkak didaerah luka
- klien mengatakan nyeri dibagian luka - Pasien tampak meringis
- HR,RR,TD meningkat

- Luka semakin lama semakin besar, pipi, hidung, - Ny. B (62 tahun) memiliki tahi lalat di sebelah hidung bagian
dan bibir bawah juga menjadi luka. Kondisi luka hitam kehijau-hijauan
sebagian kuning kehijauan dan berbau. - Luka semakin lama semakin besar dan pipi, hidung, dan mata
- Keluarga klien mengatakan bahwa ny B hanya luka.
berdiam diri di rumah saja karena merasa malu kepada - Kondisi luka sebagian kuning kehijauan dan berbau
orang lain dengan keadaannya sekarang - Klien terlihat tidak berdaya
- Keluarga klien mengatakan saat ini klien mudah
tersinggung
- Keluarga klien mengatakan klien susah untuk - Klien tidak menghabiskan makanannya
makan - Klien terlihat lebih kurus
- Keluarga klien mengatakan berat badan klien
menurun

6. Rencana Asuhan Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan dan


Intervensi Ke
Keperawatan Kriteria Hasil
1. Gangguan integritas Setelah dilakukan
1. Kaji kulit dengan sering
kulit b/d efek radiasi, intervensi keperawatan
terhadap efek samping terapi kanker
proses malignansi. selama 3x24 jam,
; perhatikan kerusakan/ pelambatan
gangguan integritas
penyembuhan luka. Tekan kan
kulit bisa diatasi dengan
pentingnya melaporkan area terbuka
kriteria hasil: pada pemberi perawatan.
1. Luka tidak berair
2. Luka tidak bau

2. Mandikan dengan air hangat


dan sabun ringan.
3. Dorong pasien untuk
menghindari menggaruk dan
menepuk kulit yang kering dari pada menggaruk.

4. Anjurkan pasien untuk menghindari


krim kulit apapun, salep, dan bedak
kecuali di izinkan dokter.

5. Tinjau protokol perawatan kul


it untuk pasien yang mendapat terapi radiasi.

6. Hindari menggaruk atau menggunakan


sabun, losion, atau deodoran pada area; hindari
memberikan panas atau mengusahakan mencuci
tanda/ tato yang ada di kulit sebagai identifikasi area irad
Kolaborasi:
1. Pemeriksaan kultur pus.
2. Pemberian obat topikal

3. Penjadwalan terapi selanjutnya:


Kemoterapi atau bedah.

2. Resiko tinggi Setelah dilakukan 1. Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik deng
penyebaran infeksi intervensi keperawatan mengalami infeksi. Tempatkan pada isolasi sesuai in
berhubungan dengan selama 3x24 jam,
malnutrisi. infeksi tidak menyebar 2. Tekankan higene personal
kearea yang lain dengan
kreteria hasil:
· Luka tidak terdapat3. Patau suhu
kemerahan
· Luka tidak teraba
panas

4. Hindari/ batasi prosedur invasif. Taati teknik aseptik

3 Nyeri akut Setelah dilakukan1. Tentukan riwayat nyeri misal lokasi nyeri, frekuen
berhubungan intervensi keperawatan ) dan tindakan penghilang yang di gunakan.
berhubungan dengan selama 3x24 jam, nyeri
proses penyakit bisa berkurang dengan
(kompresi/destruksi kreteria hasil:
jaringan · Klien tidak terlihat2. Evaluasi/sadari terapi tertentumisalk
saraf,infiltrasi saraf meringis an pembedahan, radiasi, kemotrapi
atau suplai · Nyeri klien, bioterapi. Ajarkan pasien/ orang terdekat
vaskularnya,obstruksi berkurang apa yang diharapkan.
jaringan
saraf,inflamasi.).
3. Berikan tindkan kenyamanan dasar
misal reposisi, gosokan punggung dan
aktifitas hiburan misal musik dan televisi.

4. Dorong penggunaan keterampilan


manajemen nyeri misalkan teknik
relaksasi,visualisasi, bimbingan imajinasi, tertawa, mu

5. Evaluasi penghilang nyeri/ control


. Nilai aturan pengobatan bila perlu.
4. Perubahan nutrisi Setelah dilakukan1. Pantau masukan makan setiap hari,
kurang dari intervensi keperawatan2. biarkan pasien menyimpan
kebutuhan selama 1x24 jam, klien3. buku harian tentang makanan sesuai indikasi.
berhubungan dengan bisa menghabiskan
konsekuensi makananya dengan2. Ukur tinggi, berat badan da
kemoterapi kreteria hasil n ketebalan lipatan kulit trisep.pastikan
· Klien menghabiskanjumlah penurunan berat badan saat ini.
makanan Timbang berat badan setiap hari.
· BB tidak turun 4. Dorong pasien untuk makan die
5. t tinggi kalori kaya nutrien, dengan
6. masukan cairan adekuat. Doron
7. g penggunaan suplemen dan makan sering/
8. lebih sedikit yang di bagi – bagi selama sehari.

4. Ciptakan suasana makan malam


yang menyenangkan, dorong pasien
untuk berbagi makanan dengan keluarga/ teman

5. Dorong penggunaan teknik relaksasi


, visualisasi, bimbingan imajinas, latihan
sedang sebelum makan.

5 Gangguan harga diri Setelah dilakukan1. Diskusikan dengan pasien


berhubungan dengan intervensi keperawatan2. / orang terdekat bagaimana diagnosis
proses penyakit, selama 3x24 jam, nyeri3. dan pengobatan yang mempengaruh
kecacatan bedah,efek bisa berkurang dengan4. i kehidupan pribadi pasien/
samping kemoterapi kreteria hasil: 5. rumah dan aktivitas kerja.
atau radioterapi. · Klien tidak terlihat
meringis 6. Dorong diskusi tentang/ pecahkan masalah
· Nyeri klien
berkurang 7. tentang efek kanker/ pengobatan pada pera

8. n sebagai ibu rumah tangga, orang tua, dan s

9. ebagai nya.

3.Berikan dukungan emosi untuk pasien


/ orang terdekat selama tes diagnostik dan fase
pengobatan.

10. Gunakan sentuhan selama interaksi ,


11. bila dapat diterima pada pasien dan
12. mempertahankan kontak mata.
PENDIDIKAN KESEHATAN
Pendidikan kesehatan kepada pasien ; pencegahan kanker kulit
Pada penyakit kanker kulit insidensi kanker kulit semakin bertambah, upaya pencegahan
seperti yang diuraikan secara garis besar dibawah ini dapat membantu untuk menghindari
peningkatan resiko terkena kanker kulit:
a) Jangan mencoba berjemur untuk membuat kulit berwarna coklat kekuningan jika kulit anda
mudah terbakar, tidak pernah atau sulit berubah warna menjadi cokelat kekuningan
b) Hindari paparan sinar matahari yang tidak diperlukan, khususnya pada saat-saat ketika radiasi
ultraviolet (sinar matahari) terjadi paling intensif (antara pukul 10.00 pagi hingga 15.00)
c) Jangan sekali-kali membiarkan kulit terbakar karena sinar matahari
d) Oleskan preparat tabir-surya pelindung kulit jika anda harus berjemur dibawah terik matahari ;
preparat ini akan menghalangi pancaran sinar matahari yang berbahaya.
e) Gunakan preparat tabir-surya dengan SPF 15 atau lebih. Preparat tabir-surya dapat dklasifikasi
kekuatannya dengan angka ,yaitu dari angka 4 (yang paling lemah) hingga 15 (proteksi terhadap
ultraviolet matahari).pengklasifikasian dengan angka SPF (solar protection factor) dan dicetak
pada botol kemasannya.
f) Oleskan lagi preparat tabir surya yang kedap air pada saat sesudah berenang atau sesudah
terkena tarik matahari dalam waktu yang lama.
g) Hindari minyak jika dioleskan sebelum atau selama terkena sinar matahari , minyak tidak
memberikan perlindungan terhadap luka bakar atau kerusakan kulit akibat sinar matahari.
h) Gunakan pelembab bibir atau atau lipgloss yang mengandung preparat tabir surya dengan
angka SPF tertinggi
i) Kenakan pakaian pelindung yang tepat (misalnya, topi yang pinggirnya lebar, kemeja
tangan panjang )namun demikian, pakaian tidak memberikan perlindungan yang penuh karena
hingga 50% dari pancaran sinar matahari yang merusak kulit dapat menembus pakaian. Pancaran
sinar ultraviolet juga dapat menembus awan
j) Jangan mengunakan lampu pemanas untuk membuat kulit berwarna cokelat kekuningan kulit
yang dijual di pasaran
k) Ingatkan anak-anak , khususnya yang memiliki kulit yang cerah, untuk menghindari paparan
sinar matahari dan mengunakan krim tabir surya guna mencegah kanker kulit
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk generasi dan
tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat membelah diri secara teratur
untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh kembali. Kanker kulit adalah jenis kanker
yang terletak dipermukaan kulit,sehingga mudah dikenali. Namun karena gejala awal yang
ditimbul dirasakan tidak begitu menganggu,sehingga penderita terlambat melakukan
pengobatan.
Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa factor
resiko yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu: Paparan Sinar Ultraviolet (UV),
Kulit Putih, Paparan Karsinogen, Genetik/Faktor Keturunan.
Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu :Benjolan kecil
yang membesar , Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah, Tahi lalat yang
berubah warna, Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh, Bercak kecoklatan pada
orang tua, Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan tangan.

B. Saran
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan maka penulis memberikan saran-saran
sebagai berikut :
1. Pada pengkajian perawat perlu melakukan pengkajian dengan teliti melihat kondisi klien serta
senantiasa mengembangkan teknik terapeutik dalam berkomunikasi dengan klien.
2. Agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan serta sikap profesional dalam menetapkan diagnosa keperawatan.

Referensi
Amin. (2009). Anatomi fisiologi kulit. Diperoleh pada tanggal 6 April 2011 dari:
http://www.docstoc.com/docs/58180799/ANATOMI-DAN-FISIOLOGI-SISTEM-
INTEGUMEN-(KULIT)

Baughman, Diane, C & Joann, C, Hackley. (2000). Keperawatan medical bedah : buku saku dari
Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC.

Corwin, E.J.(2009). Buku saku patofisiologi. Jakarta : EGC.


Engram, Barbara. (2004) Rencana asuhan keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC.

Ganggaiswari, A. (2010). Kanker kulit Indonesia. Diperoleh pada tanggal 7 April 2011 dari
http://www.yki.cakulit.com

Globocan. (2008). Karsinoma kulit. Diperoleh pada tanggal 7 April 2011 dari
http://www.globocan.2008.com

Isselbacher, et al. (2000). Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Ed.13. Jakarta:EGC.

Marwali, H. (2000). Ilmu penyakit kulit. Jakarta : EGC.

Sherwood, Lauralee. (2001). Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta : EGC

Siregar, R.S. (2005). Atlas berwarna saripati penyakit kulit. Jakarta: EGC.

Smeltzer, S. C. & Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Ed.8.
Vol 3. Jakarta : EGC

Suriadiredja, A. (2008). Mengenal kanker kulit diagnosa, pengobatan dan pencegahannya. Diperoleh
pada tanggal 6 April 2011 dari
http://www.dharmais.co.id/new/content.php?page=article&lang= en&id=15.
Wikipedia Indonesia. (2008). Kanker kulit. Diperoleh pada 6 April 2011 dari
http://www.wikipedia.com
BAB I
Laporan Pendahuluan
A. Pengertian Kanker
Kanker terjadi jika sel-sel membelah diri secara tidak terkendali, sel- sel abnormal ini
dapat menyerang jaringan di sekitarnya atau berpindah berpindah ke lokasi yang jauh dengan
cara memasuki aliran darah atau sistem limfatik. Agar tubuh manusia dapat berfungsi dengan
normal, setiap organ harus memiliki sejumlah sel tertentu. Namun, sel-sel dalam sebagian besar
organ mempunyai masa hidup yang pendek, dan agar organ bisa terus berfungsi, tubuh harus
mengganti sel-sel yang hilang melalui proses pembelahan sel. Pembelahan sel dikendalikan oleh
gen-gen yang terletak di dalam inti sel. Inti sel ini berfungsi seperti buku instruksi, yang
memerintahkan sel jenis protein apa yang harus dibuat, bagaimana pembelahan berlangsung dan
berapa lama usia hidupnya. Kode genetik ini dapat rusak karena sejumlah faktor, yang
mengakibatkan kesalahan di dalam buku instruksi. Kesalahan ini dapat merubah drastis cara
kerja sel. Bukannya mati, sel akan terus membelah diri dan akan terus hidup.
Sejumlah mekanisme tersedia untuk mencegah terjadinya kesalahan genetika dan
menghilangkan sel-sel abnormal secara genetika dari tubuh. Namun, pada beberapa orang,
pertahanan ini tidak memadai dan populasi sel-sel abnormal yang lolos dari pengendalian tubuh
terus berkembang. Sel-sel kanker ini kemudian bertambah banyak dan menghancurkan jaringan
yang normal.
Sel-sel kanker membutuhkan gizi untuk hidup dan tumbuh. Ada banyak jenis kanker yang bisa
menstimulasi pertumbuhan pembuluh darah untuk menyediakan makanan yang dibutuhkan sel-
sel kanker.
Sebenarnya, kata kanker berasal dari kata Latin Cancri, yang berarti kepiting. Orang di
masa lalu menganggap pembuluh-pembuluh darah besar yang mengelilingi gumpalan tumor
tampak seperti jepit dan kaki kepiting.
Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh terganggunya kontrol regulasi
pertumbuhan sel-sel normal. Sebagai bukti dari terganggunya kontrol regulasi sel-selnya, kanker
memiliki perbedaan yang mencolok dibandingkan dengan sel-sel normal dalam tubuh kita:
1. Sel kanker tak mengenal program kematian sel yang dikenal dengan nama apoptosis. Apoptosis
sangat dibutuhkan untuk mengatur berapa jumlah sel yang dibutuhkan dalam tubuh kita, yang
mana semuanya fungsional dan menempati tempat yang tepat dengan umur tertentu. Bila telah
melewati masa hidupnya, sel-sel normal (nonkanker) akan mati dengan sendirinya tanpa ada efek
peradangan (inflamasi). Sel kanker berbeda dengan karakteristik tersebut.
2. Sel kanker tidak mengenal komunikasi ekstra seluler atau asosial. Komunikasi ekstra seluler
diperlukan untuk menjalin koordinasi antar sel sehingga mereka dapat saling menunjang fungsi
masing-masing. Dengan sifatnya yang asosial, sel kanker bertindak semaunya sendiri tanpa
peduli apa yang dibutuhkan oleh lingkungannya.
3. Sel kanker mampu menyerang jaringan lain (invasif), merusak jaringan tersebut dan tumbuh
subur di atas jaringan lain.
4. Untuk mencukupi kebutuhan pangan dirinya sendiri, sel kanker mampu membentuk pembuluh
darah baru (neoangiogenesis) meski itu tentunya dapat mengganggu kestabilan jaringan tempat
ia tumbuh.
5. Sel kanker memiliki kemampuan dalam memperbanyak dirinya sendiri (proliferasi) meski
seharusnya ia sudah tak dibutuhkan dan jumlahnya sudah melebihi kebutuhan yang seharusnya.
Kanker berkembang melalui serangkaian proses yang disebut karsinogenesis. Dari
pernyataan tersebut jelaslah bahwa kanker bukanlah penyakit langsung jadi• melainkan
penyakit yang timbul akibat akumulasi atau penumpukan kerusakan-kerusakan tertentu dalam
tubuh kita.
Karsinogenesis pada dasarnya dibagi menjadi dua tahap utama yaitu inisiasi dan promosi,
namun beberapa literatur menambahkan bahwa tahap promosi kanker diikuti oleh proliferasi,
metastasis dan neoangiogenesis.
Tahap inisiasi ialah tahap dimana agen karsinogenik (zat yang dapat menimbulkan kanker) mulai
bekerja mengubah susunan DNA fungsional atau yang lebih populer dengan nama GEN
sehingga gen itu menjadi berbeda dengan semestinya atau terjadi mutasi. Biasanya gen yang
berubah susunannya adalah gen yang berfungsi untuk menekan pertumbuhan tumor (tumor
suppressor gene), misalnya saja gen p53.
Agen karsinogenik banyak sekali macamnya dan secara umum sangat berkaitan dengan
pola makan dan pola hidup manusia, seperti paparan sinar ultra violet, radiasi sinar gamma,
asbestos, merkuri, asap kendaraan bermotor, asap rokok, bahan pengawet makanan seperti
natrium benzoat, pewarna makanan misalnya rhodamin, tak ketinggalan pula bumbu masakan
sintesis (penyedap masakan) yaitu MSG (Monosodium/Mononatrium Glutamat) yang makin hari
makin beragam dan makin banyak digunakan karena harganya yang relatif murah dan tersedia
dalam berbagai rasa buatan. Ditambah dengan cara pemakaian yang jauh lebih praktis daripada
bumbu dapur alami, makin lengkaplah alasan kebanyakan konsumen saat ini untuk
menggunakan bumbu sintetis itu.
B. Pengertian kanker kulit
Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang
tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh
yang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-macam
sesuai dengan jenis sel yang terkena. Akan tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinoma
sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM). (Ajoemedi
soemardi, 2006)

Kanker kulit merupakan bentuk penyakit yang paling sering ditemukan di Amerika
Serikat. Jika angka insidensinya tetap berlanjut seperti sekarang, diperkirakan seperdelapan
penduduk Amerika yang berkulit cerah akan menderita kanker kulit, khususnya karsinoma sel
basal. Karena kulit mudah diinspeksi, kanker kulit akan tampak serta terdeteksi dengan mudah
dan merupakan tipe kanker yang pengobatannya paling berhasil.
ABCD Formula untuk Kanker kulit. Akademi Dermatologi Amerika mengembangkan
ABCD Formula sebagai petunjuk dalam menentukan lesi mana yang bersifat abnormal guna
menjamin investigasi lebih lanjut, ABCD Formula adalah sebagai berikut :

1. A : Asymetry (A simetris). Setengah bagaian dari lesi kulit tidak bersesuaian dengan yang lain.
2. B : Border irregularity (batasan yang tidak reguler). Bagian tepi dari lesi kulit seperti kulit
kerang atau tidak rata.
3. C : Color (warna). Pigmentasi yang bervariatif pada lesi. Bayangan coklat kekuningan, coklat
dan hitam. Merah, putih dan biru dimungkinkan juga terdapat sebagai penampakan noda.
4. D : Diameter. Lesi meningkat dalam ukuran atau diameter dari lesi lebih besar dari 6 mm.
(Fuller, 2000)
C. Macam- macam jenis kanker kulit.
Tumor-tumor ganas kulit yang paling sering ditemukan adalah :
1. Karsinoma Sel Basal (Basalioma)
adalah tipe kanker kulit terbanyak bersifat local invasif, jarang bermetastasis namun tetap
memiliki peluang untuk menjadi maligna karena dapat merusak dan menghancurkan jaringan
sekitar. Karsinoma Sel Basal muncul akibat radiasi sinar ultraviolet, biasanya di bagian wajah.
Karsinoma Sel Basal jarang menyebabkan kematian serta mudah diterapi dengan pembedahan
maupun radiasi.
2. Karsinoma Sel Skuamosa
adalah tipe kedua terbanyak setelah Karsinoma Sel Basal, berasal dari sel skuamosa pada
lapisan epidermis kulit. Karsinoma Sel Skuamosa bermetastasis lebih sering dari Karsinoma Sel
basal, namun angka metastasisnya tidak terlalu tinggi kecuali pada telinga, bibir, dan pasien
imunosupresi.
3. Melanoma Maligna
adalah tumor yang berasal dari melanosit, merupakan salah satu tumor yang paling ganas pada
tubuh dengan resiko metastasis yang tinggi. Melanoma Maligna dapat dibagi menjadi empat
yaitu : Superficial Spreading Melanoma (SSM), Nodular Melanoma (NM), Lentigo Malignant
Melanoma, dan Acral Lentiginous Melanoma (ALM).
4. Karsinoma Planocellulare (Squamous-cell cancer)
adalah tipe terbesar kedua dan mulai tumbuh dalam sel-sel skuamosa bagian epidermis kulit.
Kanker jenis ini tumbuh dan berkembang lebih cepat dibanding dengan sel basal dan
bermetastase sekitar 2 %. Akan tetapi, karsinoma yang tumbuh pada bibir atau pada luka bakar
atau jaringan parut sinar X bermetastase skitar 20 % (Dale, 2000)

D. Epidemiologi Kanker Kulit


Kanker kulit memiliki tiga tipe utama yaitu Karsinoma Sel basal, Karsinoma Sel
Skuamosa dan Melanoma Maligna. Karsinoma Sel Basal menempati urutan pertama, diikuti
Karsinoma Sel Skuamosa, dan Melanoma Maligna pada urutan ketiga. Walaupun jumlah insiden
Melanoma Maligna lebih kecil dibanding Karsinoma Sel Basal dan Karsinoma Sel Skuamosa,
angka kematian yang disebabkannya cenderung lebih besar yaitu menyebabkan 75% kematian
akibat kanker kulit. Di Australia, yang merupakan salah satu negara dengan insiden kanker kulit
tertinggi di dunia, dilaporkan terjadi insiden kanker kulit empat kali lipat lebih tinggi dibanding
Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada.Melanoma merupakan jenis kanker kulit dengan insiden
tertinggi pada umur 15-44 tahun di Australia.

E. Tanda dan Gejala


1. Benjolan kecil yang membesar benjolan terdapat diwajah, berwarna pucat seperti lilin,
permukaannya mengkilap, tidak terasa sakit atau gatal, dan yang semula kecil makin lama makin
membesar. Apabila diraba, benjolan terasa keras kenyal. Kadang - kadang benjolan menjadi
hitam atau kebiruan, bagian tengah mencekung dan tertutup kerak atau keropeng yang mudah
berdarah dila dangkat.
2. Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah benjolan ini membasah dan
tertutup keropeng, teraba keras kenyal, dan mudah berdarah bila disentuh.
3. Tahi lalat yang berubah warna.
tahi lalat menjadi lebih hitam, gatal, sekitarnya berwarna kemerahan dan mudah berdarah. Tahi
lalat ini bertambah besar dan kadang-kadang di sektarnya timbul bintik-bintik.
4. Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh
Koreng dan luka yang sudah lama, tidak pernah sembuh walaupun sudah diobati, koreng ini
pinggirnya meninggi dan teraba keras serta mudah berdarah, adanya koreng karena terjadi
benturan, bekas luka yang sudah lama atau terinfeksi.
5. Bercak kecoklatan pada orang tua
Bercak ini banyak ditemukan pada muka dan lengan, bercak ini makin lama permukaannya
makin kasar, bergerigi, tetapi tidak rapuh, tidak gatal, dan tidak sakit.
6. Bercak hitam yang menebal pada telapak kaki dan tangan
Bercak ini ditemukan pada kulit yang berwarna pucat seperti ditelapak kaki dan telapak tangan.
Bercak ini mula-mula dangkal, berwarna hitam keabuan,batas kabur,tepi tidak teraba, tidak sakit
maupun gatal. Kemudian bercak cepat berubah menjadi lebih hitam, menonjol diatas permukaan
kulit , dan tumbuh ke dalam kulit serta mudah berdarah.

F. Etiologi.
Pajanan sinar matahari merupakan penyebab utama kanker kulit, insidensinya
berhubungan dengan jumlah total pajanan sinar matahari. Kerusakan akibat sinar matahari
bersifat kumulatif dan efek berbahaya dapat mencapai taraf yang berat pada usia 20 tahun.
Peningkatan insidensi kanker kulit kemungkinan disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan
kebiasaan orang untuk berjemur serta melakukan aktivitas di bawah sinar matahari. Tindakan
protektif harus dilakukan sepanjang hidup.
Orang yang tidak memproduksi (pigmen) melanin dengan jumlah yang cukup didalam
kulit untuk melindungi jaringan dibawahnya sangat rentan terhadap kerusakan akibat sinar
matahari. Orang yang paling beresiko adalah orang yang berkulit cerah, berambut merah yang
nenek moyangnya berdarah celtic atau orang dengan warna kulit merah muda atau cerah di
samping orang yang sudah lama terkena sinar matahari tanpa terjadi perubahan warana kulit
menjadi coklat kekuningan.
Populasi lain yang beresiko adalah para pekerja di luar rumah (seperti petani, pelaut dan
pelayan) orang - orang yang terpajan sinar matahari untuk suatu periode waktu. Orang berusia
lanjut dengan kulit yang rusak karena sinar matahari juga merupakan kelompok lainnya
merupakan resiko seperti halnya mereka yang mendapat tetapi sinar –X untuk pengobatan agne
atau lesi benigna kulit.
Para pekerja yang mengalami kontak dengan zat-zat tertentu (senyawa arsen, netra, batu bara,
terserta, aspal dan parafin) juga termasuk dalam kelompok yang beresiko. Orang yang menderita
sikatriks akibat luka bakar yang berat dapat mengalami kanker kulit setelah 20 hingga 40 tahun
kemudian. Kanker sel skuamosa dapat dijumpai pada daerah osteomielitis yang mengeluarkan
secret secara kronik karena perubahan neoplastic karena terjadi di dalam fistualannya.Ulkus yang
lama pada ekstrenitas bahwa juga dapat menjadi lokasi asal kanker kulit. dalam kenyataannya,
setiap keadaan yang menyebabkan pembentukan sikatik atau iritasi kronik dapat menimbulkan
penyakit kanker. Pasien yang system kekebalannya terganggu jika memperlihatkan insidensi
tumor malaknan kulit yang meningkat, Faktor-faktor genetic juga ikut terlibat.

G. Patofisiologi dan Woc

Kanker kulit merupakan kanker yang paling nampak gejalanya karena kanker kulit itu
ada dibagian terluar dari tubuh kita. Kanker kulit biasanya diawali dari sebuah bentol atau
tompel di bagian kulit tersebut. Kanker kulit pada hakikatnya merupakan keganasan dari sel-sel
yang berkembang tak terkendali. Sel-sel tersebut akan merusak jaringan-jaringan kulit. Selain
itu, sel-sel kanker tersebut tidak akan pernah mati meskipun telah memasuki usia penghujung.
Karena itu terjadi penumpukan di jaringan kulit yang akhirnya menjadi suatu benjolan. Kanker
kulit ini sangat berbahaya karena bisa menyebar ke daerah atau organ lainnya di dalam tubuh.
Untuk mengatasi hal ini, pengobatan konvensional dan terapi biologis bekerjasama untuk saling
mengobati kanker kulit tersebut.
sel epidermis berdiferesiansi
merusak epidermis
faktor predisposisi: genetik, sinar uv, bahan kimia, ulkus.
Terbentuk Nodula- Nodula
sel membelah tak terkendali
Perubahan bentuk tubuh
kemoterapi
kompresi saraf lokal
Sel darah putih
rambut rontok
Fungsi peran
mual dan muntah
mk: nyeri
Imunitas
Pola interaksi
Perubahan kondisi fisik
anoreksia
kontrol nyeri buruk
Mk: resiko tinggi infeksi
asupan nutrisi
Mk: ancietas
Mk: g3 harga diri rendah
Mk: nutrisi < kebutuhan
mk: keletihan
KANKER KULIT
H. Pemeriksaan Diagnostik
Penyakit kanker kulit berbeda dengan penyakit lain, penyakit kanker kulit atau penyakit
kulit dapat dilihat langsung dengan mata pemeriksa. Metode pemeriksaannya dapat dilakukan
dengan cara melakukan anamnesis riwayat penyakit. Dan dengan cara melakukan penyayatan
mole yang kemudian diamati dibawah Mikroskop. Dapat juga dilakukan diangnosis dengan
laser. Dapat menanggkap gambar tiga dimensi dari perubahan kimia dan struktur yang telah
berlangsung dibawah permukaan kulit manusia. Melihat kelainan kulit yang menonjol pada
ukurannya lebih besar dari 2,5 cm.
1. Pemeriksaan dermoskopi
Dermoskopi adalah suatu metode non invasif yang memungkinkan dalam evaluasi warna dan
struktur epidermis secara mikro (histologis) yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Evaluasi penyebaran warna dari lesi dan struktur histologis dapat membedakan apakah lesi
tersebut jinak atau ganas terutama pada lesi kulit berpigmen. Hal yang diperhatikan adalah
ABCDE (asymmetry, irregular borders, multiple colors, diameter >6 mm, enlarging lesion), bila
hal tersebut didapatkan pada lesi yang diperiksa, kemungkinan lesi tersebut bersifat ganas
(karsinoma).
2. Pemeriksaan Biopsi
Tujuannya untuk memperoleh material yang cukup untuk pemeriksaan histologis, untuk
membantu menetapkan diagnosis, serta staging tumor (menentukan keganasan). Waktu
pelaksanaan biopsy sangat penting sebab dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan radiologis yang
dipergunakan pada staging. Apabila pemeriksaan CT-Scan dibuat setelah dilakukan biopsy,
maka akan Nampak perdarahan pada jaringan lunak yang memberikan kesan gambaran suatu
keganasan pada jaringan lunak.
Dikenal dua metode pemeriksaan biopsy, yaitu:
a. Biopsy tertutup, dengan menggunakan FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy) untuk melakukan
sitodiagnosis. Merupakan salah satu cara biopsy untuk melakukan diagnosis pada tumor.
Keuntungan dari FNAB adalah:
1) Tidak perlu perawatan
2) Risiko komplikasi kecil
3) Mencegah penyebaran tumor
4) Cepat mendapatkan hasil
b. Biopsy terbuka adalah metode biopsy melalui tindakan operatif.
Keunggulannya yaitu dapat diambil jaringan yang lebih besar untuk pemeriksaan histologik
dan pemeriksaan ultramikroskopik, mengurangi kesalahan pengambilan jaringan dan
mengurangi kecenderungan perbedaan diagnostic tumor jinak dan tumor ganas seperti antara
enkodroma dan kondrosarkoma, osteoblastoma dan osteosarkoma. Biopsy terbuka tidak boleh
dilakukan bila dapat menimbulkan kesulitan pada prosedur operasi berikutnya, misalnya pada
reseksi en-bloc. . (Brunner & Suddarth. 2006)

I. Penatalaksanaan

Terapi pada kanker kulit terdiri dari terapi pembedahan dan non pembedahan.
1. Terapi pembedahan terdiri dari pembedahan dengan eksisi, pembedahan dengan menggunakan
teknik Mohs Micrographic Surgery (MMS), curretage and cautery, dan cryosurgery.
a. Pembedahan dengan eksisi
Pada teknik ini , tumor di eksisi beserta dengan jaringan normal disekitarnya dengan batas yang
telah ditentukan sebelumnya untuk memastikan seluruh sel kanker sudah terbuang.
b. Pembedahan dengan teknik Mohs Micrographic Surgery (MMS)
Mohs Micrographic Surgery (MMS) adalah sebuah teknik pembedahan yang pertama kali
dilakukan oleh Frederic Mohs di tahun 1940. Pada teknik ini , tumor di eksisi beserta dengan
jaringan normal disekitarnya dengan batas yang telah ditentukan sebelumnya. Indikasi
penggunaan teknik Mohs Micrographic Surgery (MMS) antaralain: Lokasi tumor : terutama di
bagian tengah wajah, sekitar mata, hidung,dan telinga. Ukuran tumor : berapapun, tapi
khususnya >2cm. Subtipe histologi : morfoik, infiltratif, mikronodular, dan subtipe
basoskuamosa. Definisi batas tumor yang kurang baik melalui klinis. Lesi yang berulang
(rekuren). Ada keterlibatan perivaskular dan perineural.

c. Curretage and cautery


Merupakan metode tradisional dalam terapi pembedahan kanker kulit. Metode ini
merupakan metode kedua terbanyak yang dilakukan setelah metode eksisi. Curretage and cautery
bila dilakukan untuk terapi pada lesi yang terdapat di wajah akan mengakibatkan angka rekurensi
yang tinggi, sehingga merupakan suatu kontraindikasi.
d. Cryosurgery
Cryosurgery menggunakan cairan nitrogen dalam temperatur-50 hingga -60 º C untuk
menghancurkan sel kanker. Teknik double freeze direkomendasikan untuk lesi yang terdapat di
wajah. Fractional cryosurgery direkomendasikan untuk lesi yang berukuran besar dan lokasinya
tersebar. Keberhasilan dari teknik ini tergantung dari seleksi jaringan dan kemampuan operator.
e. Photodynamic therapy
Photodynamic therapy melibatkan penggunaan reaksi fotokimia dimediasi melalui interaksi
agen photosensitizing, cahaya, dan oksigen. Karena fotosensitizer diarahkan secara langsung
ditargetkan pada jaringan lesi, photodynamic therapy dapat meminimalkan kerusakan pada
struktur sehat berdekatan. Metode ini efektif untuk lesi pada wajah dan kulit kepala yang bersifat
primer dan superfisial.

2. Radiasi
Radiasi menggunakan sinar x-ray dengan energi tinggi untuk membunuh sel kanker.
Dikatakan bahwa, radiasi bukanlah untuk menyembuhkan kanker, melainkan sebagai terapi
adjuvan setelah pembedahan untuk mencegah rekurensi dari sel kanker atau untuk mencegah
metastasis.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah metode dengan menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel
kanker khusus pada tipe Melanoma Maligna. Hal ini disebabkan karena sifat dari Melanoma
Maligna yang sering melakukan metastasis ke organ lain. Beberapa jenis obat kemoterapi yang
digunakan adalah Dacarbazine (DTIC), Cisplatin yang dikombinasikan dengan Vinblastine,
Temozolomide (Temodar), dan Paclitaxel.

4. Terapi biologis
Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik secara langsung
ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara tubuh untuk bereaksi
terhadap kanker. Bentuk umum dari bioterapi dibawah penyelidikan untuk melanoma meliputi
paksin, injeksi bskterium yang diketahui sebagai BSG (basilus calmeete Guerin) dan enggunaan
interperon, interleunkin, dan antibiotic monoclonal.
Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma yang diradiasi dan di nonaktifkan. Diharapkan
vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis system imun untuk mengenal melanoma dan oleh
karenanya akan meningkatkan kemampuan system untuk menghancurkan melanoma tersebut.
Injeksi BSG mempengaruhi stimulasi non spesifik dari system imun dan sedang dipelajari
sebagai terapi untuk asien-pasien fase awal. Diharapkan bahwa bahwa injeksi BSG secara
langsung kedalam metastase nodul-nodul subkutan dapat menyebabkan regresi lesi.

J. Komplikasi Kanker Kulit

Komplikasi yang terdapat terjadi antara lain : Selulitis adalah lesi kanker yang
terkontaminasi bakteri, tanda-tanda yang dapat dilihat pada kulit adalah tanda-tanda inflamasi
seperti rubor, kalor, dolor, dan functiolesa. Abses pada kulit. Penyebaran kanker ke organ lain
terutama pada jenis Melanoma Maligna yang merupakan tipe yang paling sering bermetastasis ke
organ lain dan dengan jarak yang jauh. Peningkatan resiko infeksi diakibatkan oleh kurangnya
higienitas saat perawatan lesi maupun saat proses pembedahan. Terjadi efek samping akibat
radioterapi seperti kulit terbakar, susah menelan, lemah, kerontokan rambut, nyeri kepala, mual
muntah, berat badan menurun, kemerahan pada kulit. Terjadi efek samping akibat kemoterapi
seperti anorexia, anemia aplastik, trombositopeni, leukopeni, diare, rambut rontok, mual muntah,
mulut kering, dan rasa lelah.

K. Prognosis Kanker Kulit

Prognosis Kanker kulit disesuaikan dengan masing-masing tipenya. Pada Karsinoma Sel
Basal prognosisnya cukup baik bila deteksi dan pengobatannya dilakukan secara cepat dan tepat.
Pada Karsinoma Sel Skuamosa prognosisnya tergantung pada diagnosis dini, cara pengobatan
dan keterampilan dokter, serta prognosis yang paling buruk bila tumor ditemukan diatas kulit
normal (de novo), sedangkan tumor yang ditemukan pada kepala dan leher prognosisnya lebih
baik Dari pada di tempat lain. Demikian juga prognosis yang ditemukan di ekstrimitas bawah
lebih buruk dari pada ekstrimitas atas. Pada Melanoma Maligna prognosis penyakitnya adalah
buruk. Yang mempengaruhinya adalah lokasi tumor primer, stadium, organ yang telah
terinfiltrasi (metastasis ke tulang dan hati lebih buruk Dari pada ke kelenjar getah bening dan
kulit), jenis kelamin (wanita lebih baik dari pada laki-laki), melanogen di urin (bila terdapat
melanogen di urin prognosisnya lebaih buruk), dan kondisi hospes (jika fisik lemah dan imun
menurun prognosisnya lebih buruk).
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identintas pasien.
a. Usia.
Lebih sering pada usia 15- 44 tahun, lebih meningkat pada usia 20 tahun yang selalu terpapar
sinar matahari.
b. Jenis kelamin.
Jenis kelamin pria dan wanita memiliki resiko yang sama untuk terjadinya kanker kulit, semua
tergantung pada aktifitas ( terpapar sinar UV) atau pekerjaan.
c. Pekerjaan.
Orang yang paling beresiko adalah orang yang berkulit cerah, berambut merah yang nenek
moyangnya berdarah celtic atau orang dengan warna kulit merah muda atau cerah di samping
orang yang sudah lama terkena sinar matahari tanpa terjadi perubahan warana kulit menjadi
coklat kekuningan.
Populasi lain yang beresiko adalah para pekerja di luar rumah (seperti petani, pelaut dan
pelayan) orang - orang yang terpajan sinar matahari untuk suatu periode waktu, Para pekerja
yang mengalami kontak dengan zat-zat tertentu (senyawa arsen, netra, batu bara, terserta, aspal
dan parafin) juga termasuk dalam kelompok yang beresiko.
2. Keluhan Utama.
Sesuai tanda dan gejala dan disertai nyeri.
3. Riwayat penyakit saat ini.
Adanya benjolan pada lokasi kanker (leher, wajah dan exstremitas) perubahan tahi lalatyang
semakin meluas dan koreng yang tak sembuh- sembuh.
4. Riwayat penyakit dahulu.
Orang yang menderita sikatriks akibat luka bakar yang berat dapat mengalami kanker
kulit setelah 20 hingga 40 tahun kemudian.Ulkus yang lama pada ekstrenitas bahwa juga dapat
menjadi lokasi asal kanker kulit.
5. Riwayat penyakit keluarga.
Ada tidaknya dari pihak keluarga yang mengalami hal yang sama pada pasien.
B. Pemeriksaan fisik.
1. Tanda- tanda vital.
Tekanan darah, nadi, respirasi cenderung mengalami penurunan karena proses metastasis kanker
yang mempegaruhi system tubuh dan pada suhu mengalami peningkatan karna sebagai tanda
inflamasi.
2. Pemeriksaan persistem (B1- B6)
a. B1 (pernapasan)
Kanker kulit pada stadium awal tidak mempegaruhi system pernapasan, namun pada
stadium 3 atau sudah metastasis di paru- paru makan pernapasan akan mengalami gangguan
yang di tandai dengan sesak.
b. B2 ( cardiovaskuler)
Ada beberapa gangguan diantaranya ketika kanker bermetatasis melalui pembuluh darah
makan system kerja jantung akan terganggu.
c. B3 ( persarapan)
Pusing, nyeri, atau derajat nyeri bervariasi mis : ketidak nyamanan ringan sampai nyeri
berat (dihubungkan dengan proses penyakit).
d. B4 (perkemihan)
Perubahan pada pola defekasi, mis : Perubahan eliminasi urinarius, nyeri / rasa terbakar
pada saat berkemih, hematuri, sering berkemih.
e. B5 (pencernaan)
Tergantung pada proses metastasis kanker. Biasanya ditemukan perdarahan pada feses.
f. B6 (muskulosletal)
Biasanya ditemukan pada kulit bagian ekstremitas, sehingga rasa nyeri di ekstremitas
ditemukan.

3.Pemeriksaan integument (pemeriksaan tambahan)


Pada integument pemeriksaan didapat sesuai tanda gejala kanker kulit yang telah disebutkan.

C. Diangnosa keperawatan dan intervensi


1. Nyeri akut berhubungan dengan kompresi/ destruksi jaringan saraf, obstruksi jaringan saraf atau
inflamasi serta efek samping berbagai agen terapi saraf.Ancietas b.d prognosis penyakit
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi (kanker), ancaman kematian, pola interaksi.
3. Gangguan harga diri berhubungan dengan biofisik (kecacatan bedah, efek kemoterapi,
penurunan BB, impoten, nyeri tidak terkontrol, kelelahan berlebihan atau sterilitas, psikososial
(ancaman kematian, perasaan kurang terkontrol, ragu tentang penerimaan, takut atau
kehilangan).
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik, konsekuensi,
kemoterapi, radiasi, pembedahan, distress emosional, keletihan , atau control nyeri buruk.
5. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan status hipermetabolik, kerusakan
masukan cairan, kehilangan cairan berlebihan (luka, selang indwelling).
6. Resiko tinggi terjadi kerusakan intregitas kulit atau jaringan berhubungan dengan efek radiasi,
kemoterapi, perubahan imunologis, perubahan status nutrisi atau anemia.
No Diagnose Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
1. Nyeri akut Setelah 1. Pasien 1. Observasi nyeri, 1. Informasi
berhubungan dilakukan mampu frekuensi, durasi memberikan
dengan perawatan menjelaskan dan intensitas dasar untuk
kompresi/destruksi selama 1x24 karakteristik (skala 1-10), serta mengevaluasi
jaringan saraf, jam nyeri nyerinya tindakan nyeri kebutuhan atau
obstruksi jaringan pasien 2. Pasien yang digunakan. keefektifan
saraf atau menurun menilai nyeri intervensi.
inflamasi serta (dalam menggunakan2. Evaluasi terapi 2. Ketidak
efek samping rentang skala tertentu, misal nyamanan
berbagai agen normal skala3. Pasien pembedahan, adalah umum
terapi saraf. nyeri 1-3) mengatakan radiasi, (misal nyeri
perasaan kemoterapi, insisi, kulit
nyaman bioterapi. Ajarkan terbakar, nyeri
berkurangnya pada klien/orang punggung
nyeri terdekat apa yang bawah, sakit
diharapkan. kepala).
Terbantu pada
prosedur yang
digunakan.
3. Tingkatkan 3. Meningkatkan
kenyamanan dasar relaksasi dan
(misal tehnik membantu
relaksasi, memfokuskan
visualisasi, kembali
bimbingan perhatian.
imajinasi) dan
aktivitas hiburan 4.
(misal music, Memungkinka
televisi). n klien untuk
4. Dorong berpartisipasi
penggunaan secara aktif dan
keterampilan meningkatkan
managemen nyeri rasa control.
(misal tehnik
relaksasi,
visualisasi, 5. Tujuannya
bimbingan adalah control
imajinasi). nyeri
Tertawa, music maksimum
dan sentuhan dengan
terapeutik. pengaruh
5. Evaluasi minimum pada
penghilang nyeri aktifitas
atau control. kegiatan
sehari-hari
(AKS).
6. Untuk
menurunkan
nyeri pasien
6. Berikan analgesik
sesuai indikasi dan
advis dokter.

2. Ansietas Setelah 1. Pasien 1. Tinjau ulang 1. Membantu


berhubungan dilakukan melaporkan pengalaman klien dalam
dengan krisis perawatan perasaan sebelum menglami mengidentifika
situasi (kanker), selama 3x24 ansietas dan kanker. si rasa takut
ancaman jam kondisi factor dan kesalahan
kematian, pola ancietas penyebabnya konsep
interaksi. pasien 2. Pasien berdasarkan
menurun. mampu 2. Dorong klien pada
mempertahan untuk pengalaman
kan pola tidur mengungkapkan dengan kanker.
dan nutrisi perasaannya. 2. Memberikan
yang normal. kesempatan
3. Ancietas untuk
pasien mengidentifika
menurun. 3. Pertahankan si rasa takut,
kontak sering realisasi serta
dengan klien. kesalahan
Berikan sentuhan konsep tentang
jika diagnosis.
memungkinkan. 3. Memberikan
4. Berikan informasi keyakinan
akurat, konsisten bahwa klien
mengenai tidak sendiri
prognosis. atau ditolak.
4. Dapat
menurunkan
5. Tingkatkan rasa ansietas dan
dan lingkungan memungkinkan
tenang. klien membuat
keputusan
berdasarkan
realita.
5. Memudahkan
istirahat,
menghemat
energy, dan
meningkatkan
kemampuan
koping.
3. Gangguan harga Selama 1. Pasien 1. Diskusikan dengan 1. Membantu
diri berhubungan dilakukan mengungkapa klien/orang dalam
dengan biofisik perawatan kan terdekat bagaimana memastikan
(kecacatan bedah, kondisi bagaimana diagnosis dan masalah untuk
efek kemoterapi, pasien kondisi harga pengobatan yang memulai
penurunan BB, membaik dirinya saat memengaruhi proses
impoten, nyeri ini. kehidupan pribadi pemecahan
tidak terkontrol, 2. Pasien terlihat klien dan aktivitas masalah.
kelelahan percaya kerja.
berlebihan atau dirinya 2. Tinjauan ulang
sterilitas, meningkat efek samping yang2. Bimbingan
psikososial diantisipasi antipasti dapat
(ancaman berkenaan dengan membantu
kematian, perasaan pengobatan klien atau
kurang terkontrol, tertentu, termasuk orang terdekat
ragu tentang kemungkinan efek melalui proses
penerimaan, takut pada aktivitas adaptasi pada
atau kehilangan). seksual dan rasa status baru dan
ketertarikan/keingi menyiapkan
nan, misal untuk beberapa
alopesia, kecacatan efek samping,
bedah. Beri tahu misal membeli
klien bahwa tidak wig sebelum
semua efek menjalin
samping terjadi. radioterapi,
jadwal waktu
libur kerja,
memberikan
rujukan pada
3. Dorong klien resiko
untuk perubahan
mendiskusikan seksual.
tentang masalah 3. Dapat
efek membantu
kanker/pengobatan menurunkan
pada peran sebagai masalah yang
ibu rumah tangga, memengaruhi
orang tua dan penerimaan
sabagainya. pengobatan
4. Akui kesulitan atau
yang mungkin merangsang
dialami klien. kemajuan
Berikan informasi penyakit.
bahwa konseling 4.Memvalidasi
sering perlu dan realita perasaan
penting dalam dan
proses adaptif. memberikan
izin untuk
melakukan
5. Evaluasi strutur tindakan
pendukung yang apapun perlu
ada dan digunakan dalam
oleh klien/orang mengatasi apa
terdekat. yang terjadi.
5. Membantu
merencanakan
peralatan saat
di rumah sakit
setelah pulang.

4. Nutrisi kurang dari Setelah 1. BB pasien 1. Pantau intake 1.


kebutuhan tubuh dilakukan mengalami makanan setiap Mengidentifika
berhubungan perawatan peningkatan hari, biarkan klien si
dengan status selama 7x242. Pasien menyimpan buku kekuatan/defisi
hipermetabolik, jam kondisi mampu harian tentang ensi nutrisi.
konsekuensi, nutrisi pasien mengkonsums makanan sesuai
kemoterapi, meningkat i makanan indikasi.
radiasi, habis 2. Ukur tinggi badan2.Membantu
pembedahan, 3. Pasien (TB), berat baan dalam
distress emosional, mampu makan (BB), dan identifikasi mal
keletihan , atau dengan sendiri ketebalan lipatan nutrisi protein
control nyeri tanpa kulit trisep atau sampai kalori,
buruk. didorong dengan khususnya bila
antrokometrik BB dan
lainnya. Pastikan pengukuran
jumplah penurunan antropometrik
BB saat ini. kurang dari
normal.
3. Dorong klien 3. Kebutuhan
untuk makan metabolic
dengan diet tinggi jaringan
kalori kaya ditingkatkan,
nutrient, dengan begitu juga
intake cairan yang cairan untuk
adekuat. Dorong menghilangkan
penggunaan produk sisa.
supplement dan Suplemen
makan sedikit berguna untuk
terapi sering. mempertahank
an, masukkan
kalori dan
protein.
4. Nilai diet sebelum4. Aktifitas
dan setelah penilaian diet
pengobatan misal sangat
makanan cairan individual
dingin, bubur dalam
kering, roti krekes, mengurangi
minuman mual paska
berkarbonat. terapi. Klien
Berikan cairan 1 harus mencoba
jam sebelum atau untuk
sesudah makan. menemukan
5. Kontrol factor solusi atau
lingkungan, misal kombinasi
bau atau tidak terbaik.
sedap atau bising. 5. Dapat
Hindari makanan meningkatkan
terlalu manis, respons
berlemak atau mual/muntah.
makan pedas.
6. Berikan obat
sesuai dengan
indikasi 6. Untuk
meningkatkan
nafsu makan,
mengurangi
mual, dsn
pemenuhan
nutrisi.
5. Resiko tinggi Selama 1. Pasien 1. Pantau masukan 1. Keseimbangan
kekurangan dilakukan mempertahan dan keluaran, berat cairan negative
volume cairan perawatan kan kondisi jenis; masukkan yang terus
berhubungan pasien tidak TTV dalam semua sumber menerus dapat
dengan status menunjukkan batas normal keluaran, misal menurunkan
hipermetabolik, adanya 2. Pasien muntah, diare, luka haluaran renal
kerusakan dehidrasi mampu basah. Hitung dan konsentrasi
masukan cairan, mempertahan keseimbangan urine. Hal ini
kehilangan cairan kan BB sesuai cairan 24 jam. menunjukkan
berlebihan (luka, dengan TB terjadinya
selang indwelling). dan usia. dehidrasi dan
3. Turgor kulit perlunya
pasien bagus peningkatan
4. Pasien 2. Timbang berat penggantian
mempertahan badan sesuai cairan.
kan kadar indikasi. 2. Pengukuran
elektrolit. sensitive
3. Pantau tanda vital, terhadap
evaluasi, nadi fluktruasi
perifer dan keseimbangan
pengisian kapiler. cairan.
4. Observasi turgor 3. Menunjukkan
kulit dan keadekuatan
kelembapan volume
membrane sirkulasi.
mukosa. 4. Indicator tidak
Perhatikan keluhan langsung dari
haus. status hidrasi
5. Dorong atau derajat
peningkatan, kekurangan.
masukkan cairan 5. Membantu
sampai 3000 dalam
ml/hari sesuai memelihara
toleransi individu kebutuhan
cairan dan
menurunkan
resiko efek
samping
membahayakan
, sistitis
hemoragi pada
klien yang
mendapat
siklofosfamit.
6. Resiko tinggi Selama 1. Suhu tubuh 1. Tingkatan 1. Lindungi klien
terjadi infeksi dilakukan pasien dalam prosedur mencuci dari sumber
berhubungan perawatan batas normal tangan yang baik infeksi seperti
dengan pertahanan pasien tidak 2. dengan staf pengunjung
sekunder tidak menunjukkan pengunjung dan staf yang
adekuat, tanda – tanda sebelum dan mengalami
malnutrisi, proses terjadinya setelah ISK.
penyakit kronis infeksi bersentuhan 2. Mengurangi
atau prosedur dengan klien. resiko sumber
invasive. 2. Tekanan hygiene infeksi dan
personal. atau
pertumbuhan
sekunder.
3. Pantau suhu tubuh3. Peningkatan
pasien. suhu terjadi
karena
berbagai factor.
4. Pantau semua 4. Pengenalan
sistem, misal kulit, dini dan
pernafasan, intervensi
genitaurineira dari segera dapat
adanya gejala atau mencegah
tanda infeksi progresi pada
secara continue. situasi atau
sepsis yang
5. Ubah posisi lebih serius.
dengan sering, 5. Menurunkan
pertahankan klinen tekanan dan
kering dan bebas iritasi pada
kerutan. jaringan dan
mencegah
kerusakan
kulit.
7. Resiko tinggi Selama 1. Pasien tidak 1. Pantau kulit 1. Efek
terjadi kerusakan dilakukan mengalami dengan sering kemerahan
intregitas kulit perawatan kerusakan terdapat efek dapat terjadi
atau jaringan pasien tidak kulit samping terapi pada area
berhubungan mengalami 2. Pasien kanker, perhatikan radiasi.
dengan efek kerusakan mempertahana kerusakan atau Deskuamasi
radiasi, integritas kan asupan lembatnya kering
kemoterapi, kulit dan haluaran penyembuhan (kekeringan
perubahan cairan secara luka. Tekankan pruritus).
imunologis, adekuat pentingnya
perubahan status melaporkan area
nutrisi atau terbuka pada
anemia. member 2.
perawatan. Mempertahank
2. Mandikan klien an tanpa
dengan air hangat komunitas
dan sabun ringan. kulit.
3. Dorong klien 3. Membantu
untuk menghindari friksi atau
menggaruk dan trauma kulit.
menepuk kulit
yang kering.
4. Ubah posisi klien 4. Meningkatkan
dengan sering. sirkulasi dan
mencegah
makanan pada
kulit atau
jaringan yang
5. Anjurkan klien tidak perlu.
untuk menghindari5. Dapat
krim kulit apapun meningkatkan
kecuali atas izin iritasi reaksi
dokter. secara nyata.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Kanker kulit merupakan bentuk penyakit yang paling sering ditemukan di Amerika
Serikat. Jika angka insidensinya tetap berlanjut seperti sekarang, diperkirakan seperdelapan
penduduk Amerika yang berkulit cerah akan menderita kanker kulit, khususnya karsinoma sel
basal.
Etiologi Pajanan sinar matahari merupakan penyebab utama kanker kulit, insidensinya
berhubungan dengan jumlah total pajanan sinar matahari. Kerusakan akibat sinar matahari
bersifat kumulatif dan efek berbahaya dapat mencapai taraf yang berat pada usia 20 tahun.
Peningkatan insidensi kanker kulit kemungkinan disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan
kebiasaan orang untuk berjemur serta melakukan aktivitas di bawah sinar matahari.
B. Saran
Pajanan sinar matahari merupakan etiologi utama dari pertumbuhan sel kanker pada kulit,
sehingga kita perlu memperhatikan kondisi kulit kita saat terpapar matahari. Angka kejadia
kanker kulit yang terus meningkat harus mendapat perhatian dari tenaga kesehatan, sehingga
edukasi pada masyarakat dapat tercapai dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Brunner. Suddarth. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8. Jakarta : EGC.

David servan. Schreiber.2010. Hidup Bebas Kanker. Bandung : Qanita.

Judith M, Wilkinson & Nancy R Ahern. 2012. Buku Saku Diangnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta

EGC.

Made Putri Hendaria, Asmarajaya & Sri Maliawan. Jurnal Kesehatan PDF Kanker kulit. Bagian Ilmu

Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.

Diakses 27 nov- 2013


Muttaqin Arif. Sari Kumala. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen. Jakarta: Salemba

Medika.

Nanda international, 2012-2014. Diangnosa Keperawatan Definisi dan klasifikasi. Jakarta: EGC.

Sylvia A. Price. Lorraine M. 1995. Patofisiologi Konsep klinis Proses- Proses Penyakit buku 2 edisi 4.

Jakarta : EGC.

Rahayu. Wahyu.2002. Mengenal Mencegah Dan Mengobati 35 Jenis Kanker. Jogjakarta : Victoria inti

Cipta.

Você também pode gostar

  • Bab V
    Bab V
    Documento2 páginas
    Bab V
    umar
    Ainda não há avaliações
  • BAB III A
    BAB III A
    Documento11 páginas
    BAB III A
    umar
    Ainda não há avaliações
  • ABSTRAK
    ABSTRAK
    Documento2 páginas
    ABSTRAK
    umar
    Ainda não há avaliações
  • BAB II Baru
    BAB II Baru
    Documento22 páginas
    BAB II Baru
    umar
    Ainda não há avaliações
  • BAB II Baru
    BAB II Baru
    Documento22 páginas
    BAB II Baru
    umar
    Ainda não há avaliações
  • Bab IV
    Bab IV
    Documento19 páginas
    Bab IV
    umar
    Ainda não há avaliações
  • Bab IV Baru
    Bab IV Baru
    Documento20 páginas
    Bab IV Baru
    umar
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento8 páginas
    Bab I
    umar
    Ainda não há avaliações
  • Surat Pengajuan Mutasi
    Surat Pengajuan Mutasi
    Documento1 página
    Surat Pengajuan Mutasi
    umar
    Ainda não há avaliações
  • Surat Pernyataan Peserta Uji
    Surat Pernyataan Peserta Uji
    Documento1 página
    Surat Pernyataan Peserta Uji
    MURSAHID
    Ainda não há avaliações
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Documento12 páginas
    Bab Iii
    umar
    Ainda não há avaliações
  • Petunjuk Penggunaan Azurion 7 System
    Petunjuk Penggunaan Azurion 7 System
    Documento16 páginas
    Petunjuk Penggunaan Azurion 7 System
    umar
    Ainda não há avaliações
  • Materi Webinar Covid 7 Mei 2020 PDF
    Materi Webinar Covid 7 Mei 2020 PDF
    Documento13 páginas
    Materi Webinar Covid 7 Mei 2020 PDF
    Bambang Adi Saputra
    Ainda não há avaliações
  • Surat Pengajuan Mutasi
    Surat Pengajuan Mutasi
    Documento1 página
    Surat Pengajuan Mutasi
    umar
    Ainda não há avaliações
  • Bab IV Hasnidar
    Bab IV Hasnidar
    Documento9 páginas
    Bab IV Hasnidar
    umar
    Ainda não há avaliações
  • 742 2767 1 PB PDF
    742 2767 1 PB PDF
    Documento9 páginas
    742 2767 1 PB PDF
    Ida Ayu
    Ainda não há avaliações
  • Mekanisme Kerja JF PDF
    Mekanisme Kerja JF PDF
    Documento54 páginas
    Mekanisme Kerja JF PDF
    Syukraini Irza
    Ainda não há avaliações
  • 71 133 1 SM PDF
    71 133 1 SM PDF
    Documento12 páginas
    71 133 1 SM PDF
    Jainab Astiani
    Ainda não há avaliações
  • Bab I
    Bab I
    Documento8 páginas
    Bab I
    umar
    Ainda não há avaliações
  • Format Rekomendasi SIPP-1
    Format Rekomendasi SIPP-1
    Documento1 página
    Format Rekomendasi SIPP-1
    umar
    Ainda não há avaliações
  • Format Program Kerja
    Format Program Kerja
    Documento8 páginas
    Format Program Kerja
    umar
    Ainda não há avaliações
  • BAB II Idha Skripsi 2013
    BAB II Idha Skripsi 2013
    Documento39 páginas
    BAB II Idha Skripsi 2013
    umar
    Ainda não há avaliações
  • Bab V
    Bab V
    Documento12 páginas
    Bab V
    umar
    Ainda não há avaliações
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Documento5 páginas
    Bab Iii
    umar
    Ainda não há avaliações
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Documento5 páginas
    Bab Iv
    umar
    Ainda não há avaliações
  • SIPP
    SIPP
    Documento4 páginas
    SIPP
    umar
    Ainda não há avaliações
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Documento5 páginas
    Bab Iii
    umar
    Ainda não há avaliações
  • Log Book Penelitian
    Log Book Penelitian
    Documento1 página
    Log Book Penelitian
    umar
    Ainda não há avaliações
  • Formulir Izin Praktek Perawat
    Formulir Izin Praktek Perawat
    Documento1 página
    Formulir Izin Praktek Perawat
    umar
    Ainda não há avaliações
  • ABK
    ABK
    Documento55 páginas
    ABK
    umar
    Ainda não há avaliações