Você está na página 1de 11

A.

PENDAHULUAN
Penyakit menular di Puskesmas Jogorogo masih menjadi upaya kesehatan yang perlu di
tingkatkan dan di waspadai, ada bermacam-macam jenis penyakit menular di antaranya :
Penyakit menular yang potensial menimbulkan masalah/KLB
Penyakit menular yang bisa di cegah dengan PD3I
Penyakit menular yang sangat ditakuti masyarakat
Pencegahan penyakit menular merupakan salah satu masalah diwilayah Jogorogo, hal ini di
perlukan penanganan dan pengobatan sedini mungkin serta peran aktif dari masyarakat untuk
menanggulangi penyakit menular.
B. LATAR BELAKANG
Kebijakan nasional pengendalian penyakit menggariskan bahwa upaya pencegahan dan
pemberantasan penyakit dilakukan melalui pembaharuan kebijakan dan stategi dengan
berpedoman pada rencana strategi pembangunan kesehatan, pedoman tehnis, manajemen dan
tatalaksana kasus dan penerapan perencanaan berdasarkan fakta terfokus dan terintegrasi.
Penyakit menular masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat Kecamatan Jogorogo
disamping mulai meningkatnya masalah penyakit tidak menular. Beberapa penyakit menular
yang menjadi masalah utama adalah ; DBD, Malaria, Influenza dan Penyakit saluran pencernaan
dan penyakit lainnya, sedangkan penyakit tidak menular yang menunjukan kecendrungan
meningkat adalah ; Jantung Koroner, Hypertensi, DM dan Kecelakaan.
Untuk program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyakit tidak
Menular di Puskesmas Jogorogo dana yang dialokasikan pada tahun 2017 adalah Rp 68.541.000
diri APBD-DAK sebesar Rp. 57.506 .000 dan BLUD sebesar Rp.11.035.000
Puskesmas Jogorogo melalui seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) telah
berupaya melakukan langkah-langkah strategi dalam Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular dan Penyakit tidak Menular dangan memantau Kejadian Luar Biasa (KLB) wabah serta
mengendalikan factor resiko penyakit dengan berlandaskam pada kebijakan yang telah
ditetapkan baik di tingkat Puskesmas maupun tingkat Kecamatan dan Desa wilayah kerja.
Hal ini dapat di tempuh dengan cara memantapkan perencanaan dan mengoptimalkan
pelaksanaan kegiatan, kualitas pelayanan dan pencatatan serta pelaporan
C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
1) Tujuan Umum

Menurunkan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan penyakit menular.

2) Tujuan Khusus

a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan penyakit hiv/Aids


b. Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit hepatitis B.
c. Menurunkan angka kematian dan penularan akibat penyakit DBD
d. Menurunkan angka kematian dan penularan akibat penyakit malaria.
e. Menurunkan angka kematian dan penularan akibat penyakit tbc.
f. Menurunkan angka kematian dan penularan akibat penyakit kusta
g. Tercapainya angka kesembuhan pengobatan > 80%.
h. Tercegahnya kejadian luar biasa ( KLB ) untuk semua penyakit.
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. Upaya Pencegahan Penyakit
UPAYA KEGIATAN DI DALAM GEDUNG KEGIATAN DI LUAR GEDUNG
Upaya 1. Pengamatan perkembangan penyakit 1. Penyelidikan epidemiologi
pencegahan (data kesakitan dan kematian), baik bila terjadi KLB.
penyakit menular maupun penyakit tidak 2. Melakukan pelacakan dan
menular dan menular menurut karakteristik menentukan daerah fokus
tidak
epidemiologi (waktu, tempat dan penyakit potensi KLB
menular
orang) dalam rangka kewaspadaan (kolera, pes Bubo, IVD,
dini serta respon Kejadian Luar Biasa Campak, Polio, Difteri,
(KLB). Pertusis, Rabies, Malaria,
2. Membuat pemetaan, daerah kantong, Avian influenza H5N1,
rawan PD3I dengan indikator penyakit Antraks,
cakupan imunisasi (kurang dari Leptospirosis, Hepatitis,
target yang ditentukan). Dengan Influenza A baru (H1N1),
disertai analisis faktor penyebabnya. Meningitis, Demam kuning
3. Melakukan screening TT WUS dan cikungunya dengan dengan
atau memberikan imunisasi. membuat pemetaan.
4. Pelayanan konseling 3. Melakukan screening TT
5. Membuat pencatatan dan pelaporan WUS dan atau memberikan
kegiatan. imunisasi di posyandu.
6. Membuat pemetaan daerah rawan 4. Melakukan pencarian kasus
bencana dan jalur evaluasi. penderita secara aktif
7. Melakukan sistem kewaspadaan dini (pelacakan kasus,
KLB kunjungan rumah, dan
8. Melakukan deteksi dini dan diagnisa pelacakan kontak sweeping)
dini PTM (Penyakit Tidak Menular). 5. Melakukan pelacakan
dalam upaya
penanggulangan KLB.
6. Pelayanan imunisasi di
posyandu, ponkesdes
dan pustu.
7. Penyuluhan kepada
masyarakat melalui
kegiatan yan ada di desa/
kelurahan setempat.
8. Melaksanakan Surveilans
faktor resiko PTM melalui
Posbindu (Pos Pembinaan
Terpadu) atau UKBM
yang ada di masyarakat.
9. Melakukan kordinasi lintas
sektor dan tokoh masyarakat
dalam rangka pencegahan
dan pengendalian penyakit
menular dan tidak menular.

10. Membuat Rapid Health


Assesment.

2. Upaya Pemberantasan Penyakit

KEGIATAN DI LUAR
UPAYA KEGIATAN DI DALAM GEDUNG
GEDUNG
Upaya 1. Melakukan pemeriksaan dan 1. Melakukan pencarian
pemberantasan tatalaksana penderita Pneumonia kasus penderita secara
penyakit Balita, Diare, TB, Kusta dan aktif (pelacakan kasus,
menular dan IVD. Melakukan penjaringan kunjungan rumah dan
tidak menular
suspek TB, IVD, Kusta, IMS, pelacakan kontak)
HIV, dan Malaria. 2. Melakukan pelacakan kasus
2. Melakukan pemeriksaan dan mangkir (TB,Kusta)
tatalaksana penderita penyakit 3. Pemeriksaan jentik berkala
tidak menular. (PJB) di rumah-rumah
3. Melakukan pemeriksaan dan atau tempat-tempat umum
tatalaksana penderita Pes, 4. Penyuluhan kepada
leprospirosis, Frambusia, masyarakat melalui
Malaria (Bagi daerah khusus / kegiatan yang ada di
endemis). desa/kelurahan setempat
4. Melakukan rujukan diagnosis 5. Melakukan koordinasi
(pada TB) dan rujukan kasus lintas sektor dan tokoh
(Pneumonia Balita, Diare, TB, masyarakat dalam rangka
Kusta dan IVD) yang tidak bisa pencegahan dan
ditangani di puskesmas pengendalian penyakit
5. Pengambilan obat dan menular dan tidak menular
pengawasan menelan obat (TB 6. Melaksanakan fogging dan
dan Kusta) abatesasi.
6. Pelayanan konseling 7. Melakukan pelacakan
7. Membuat pencatatan dan dalam upaya
pelaporan kegiatan penanggulangan (KLB)
8. Melakukan sistem
kewaspadaan dini KLB

Secara rinci kegiatan pokok PROGRAM P2 dijabarkan sebgai berikut:

a) Promosi Penanggulangan Penyakit menular.

Pemberantasan penyakit menular di Indonesia mencakup kegiatan advokasi, bina suasana


dan gerakan masyarakat.Tujuan yang diharapkan dari kegiatan promosi balita secara umum
adalah meningkatnya pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat dalam upaya dalam
penanggulangan penyakit menular. Sasaran promosi dalam P2 mencakup sasaran primer
( masyarakat dan lingkungan ), sasaran sekunder (petugas kesehatan dan petugas lintas
program serta lintas sektor), dan sasaran tersier (pengambil keputusan). Pesan pokok, metode
dan media yang digunakan sesuai dengan sasaran.
b) Kemitraan

Merupakan faktor penting untuk menunjang keberhasilan program. Pembangunan kemitraan

dalam program P2 diarahkan untuk meningkatkan peran serta masyarakat, peran serta lintas

program dan lintas sektor terkait serta peran pengambil keputusan termasuk penyandang

dana. Dengan demikian pembangunan kemitraan diharapkan pendekatan pelaksanaan


program pemberantasan penyakit menular khususnya dapat terlaksana secara terpadu dan

kompherensif. Dengan kata lain intervensi pemberantasan penyakit menular tidak hanya

tertuju pada penderita saja, tetapi juga terhadap faktor resiko (lingkungan dan

kependudukan) dan faktor lain yang berpengaruh melalui dukungan peran aktif sektor lain

yang berkompeten.

c) Peningkatan Penemuan dan Tatalaksana Kasus

Kegiatan ini merupakan kegiatan terpenting, karena keberhasilan upaya penurunan kematian

yang diakibatkan penyakit menular pada masyarakat ditentukan oleh keberhasilan upaya

penemuan dan tatalaksana penderita ini.

Dalam kebijakan dan strategi Program P2 maka penemuan dan tatalaksana penderita ini

dilaksanakan di rumah tangga dan masyarakat (keluarga, kader dan posyandu), di tingkat

pelayanan kesehatan swasta (praktek dokter, poliklinik swasta, RS swasta). Dengan

demikian yang melaksanakan kegiatan secara langsung adalah tenaga kesehatan di sarana-

sarana kesehatan tersebut dan kader posyandu di masyarakat.

Adapun prosedur penemuan dan tatalaksana penderita di masing-masing sarana/tingkatan

mengacu pada tatalaksana standar yang ditetapkan.

Sedangkan tatalaksana kasus penyakit menular dilaksanakan melalui pendekatan Manajemen

Terpadu Balita Sakit (MTBS) disarana kesehatan dasar. Disamping itu perlu dilakukan audit

kasus dalam upaya peningkatan kualitas tatalaksana kasus yang dilaksanakan dengan

koordinasi tingkat kabupaten/kota.

d) Peningkatan Kualitas Sumber Daya

a. Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber Daya Manusia yang terlibat dalam program P2 meliputi kader, petugas kesehatan

yang memberikan tatalaksana di sarana pelayanan kesehatan (Polindes, Pustu, Puskesmas,

RS, Poliklinik), pengelola program P2 di puskesmas, kabupaten/kota, provinsi dan


pusat.Upaya peningkatan kualitas SDM P2 dilakukan di berbagai jenjang melalui

kegiatan pelatihan, setiap pelatihan yang dilakukan perlu ditindaklanjuti dengan supervisi

dan monitoring serta pembinaan di lapangan. Selanjutnya pelaksanaan pelatihan secara

terpadu dengan program lain perlu dikembangkan, terutama pelatihan menyangkut aspek

manajemen atau pengelola program P2 dilakukan pula melalui kegiatan magang, asistensi

tatalaksana oleh dokter ahli, studi banding, seminar dan workshop sesuai dengan

kebutuhan.

b. Logistik

Dukungan logistik sangat diperlukan dalam menunjang pelaksanaan program P2 Aspek

logistik Pemberantasan Penyakit menular mencakup peralatan, bahan dan sarana yang

diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan. Sampai saat ini logistik kegiatan

distandarisasi, dari logistik untuk kegiatan penemuan dan tatalaksana penderita dan

logistik untuk kegiatan komunikasi dan penyebaran informasi.

Untuk kegiatan penemuan dan tatalaksana penderita mencakup obat dan alat

bantu hitung pernapasan (soundtimer).

Untuk kegiatan komunikasi dan penyebaran informasi, logistik yang telah disediakan

program meliputi media cetak dan elektronik.

e) Surveilans P2

Untuk melaksanakan kegiatan pencegahan, pemberantasan dan penanggulangan penyakit

termasuk IMS.HIV.MALARIA DBD,TB,KUSTA secara efektif dan efisien, diperlukan data dasar

(baseline) dan data program yang lengkap dan akurat. Upaya dalam mendapatkan data atau

informasi tersebut diatas dilakukan melalui kegiatan surveilans epidemiologi yang aktif dengan

diferivikasi oleh survey atau penelitian yang sesuai. Surveilans epidemiologi ISPA diarahkan

untuk mendapatkan data dan informasi yang dapat digunakan sebagai landasan dalam
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan program pemberantasan Penyakit menular secara efektif

dan efisien serta mampu mengantifikasi kecenderungan-kecenderungan yang mungkin muncul.

Namun demikian secara umum pelaksanaan surveilans Program P2 mengikuti langkah-langkah

surveilans epidemiologi pada umumnya, sebagaimana diuraikan berikut:

a. Tujuan Surveilans

Menyediakan informasi tentang situasi dan besarnya masalah penyakit menular khususnya

kejadian di masyarakat beserta faktor resikonya dan informasi lain yang diperlukan bagi

upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit menular secara efektif sehingga angka

kesakitan dan kematian balita akibat penyakit menular dapat diturunkan sesuai tujuan.

b. Kegiatan

1) Pengumpulan data

Data penyakit menular dikumpulkan di sarana kesehatan tingkat pertama (rawat jalan

rumah sakit, Puskesmas, Pustu dan Posyandu, serta pelayanan kesehatan swasta)

dengan menggunakan formulir, kartu atau buku khusus.Selanjutnya kasus penyakit

menular dari sarana tersebut dilaporkan ke puskesmas yang menangani wilayah kerja

dari sarana kesehatan yang bersangkutan, secara aktif (melaporkan sendiri) maupun

pasif (puskesmas menjemput laporan dari sarana kesehatan di wilayah kerjanya)

dengan menggunakan instrumen standar yang dibuat oleh puskesmas.Puskesmas

selanjutnya meneruskan laporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk laporan

kasus dari rumah sakit, laporan langsung ke Dinas Kesehatan (Subdin P2M).

2) Pengolahan dan Analisa Data

Data yang telah terkumpul, baik dari institusi sendiri maupun dari luar selanjutnya

dilakukan pengolahan dan analisa.Pengolahan dan analisa data dilaksanakan baik

oleh puskesmas, Kabupaten/kota maupun Propinsi.

3) Penyajian Data Umpan Balik


Sebagai bahan atau dasar bagi kepentingan pelaksanaan kegiatan atau perbaikan

pelaksanaan kegiatan, hasil kerja survailans P2 perlu disajikan dan disebarluaskan

atau diumpanbalikan kepada pihak-pihak yang memerlukannya secara teratur, baik

kalangan internal maupun eksternal.

4) Peningkatan Jaringan Informasi

Jaringan informasi antara Kabupaten/Kota, Provinsi dan pusat sangat diperlukan

untuk membangun sistem informasi kesehatan yang handal sehingga mampu

meningkatkan koordinasi dan keterpaduan pelaksanaannya pemberantasan penyakit

menular antar berbagai jenjang dari mulai perencanaan sampai dengan evaluasi

program.

f) Pemantauan dan Evaluasi

Kegiatan pokok ini terdiri dari dua kegiatan penting, yaitu pemantauan (monitoring) dan

penilaian (evaluasi).

a. Pemantaauan Pemberantasan Penyakit menular (monitoring) dimaksudkan untuk memantau

secara teratur kegiatan dan pelaksanaan program agar dapat diketahui apakah kegiatan

program dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan dan digariskan oleh

kebijaksanaan program. Pelaksanaan pemantauan Pemberantasan Penyakit menular dapat

memanfaatkan kegiatan supervisi dan bimbingan tehnis, Pencatatan Pelaporan Pemberantasan

Penyakit menular, dan Pemantauan program P2M & PL di Kabupaten/kota.

b. Evaluasi dilakukan untuk menilai apakah pencapaian hasil kegiatan telah memenuhi target

yang diharapkan, mengidentifikasi masalah dan hambatan yang dihadapi serta menyusun

langkah-langkah perbaikan selanjutnya termasuk perencanaan dan penganggaran. Kegiatan

evaluasi dilaksanakan di berbagai jenjang administrasi kesehatan, baik ditingkat pusat,

provinsi maupun Kabupaten/Kota.


c. Peningkatan Manajemen Program, aspek manajemen program P2 yang masih memerlukan

perhatian terus ditingkatkan diantaranya aspek perencanaan, pembiayaan, dan administrsi.

Aspek manajemen tersebut diatas merupakan beban kerja terbesar untuk unit yang mengelola

Pemberantasan Penyakit menular baik di tingkat pusat, provinsi maupun Kabupaten/Kota.

Kegiatan ini juga dilaksanakan diberbagai tingkat administrasi kesehatan. Peningkatan

manajemen program pada aspek perencanaan dilakukan melalui penerapan perencanaan dan

penganggaran kesehatan terpadu (P2KT) dalam perencanaan kegiatan program P2 .

Penerapan P2KT dalam pelaksanaan program P2 akan efektif bila didukung kinerja surveilans

yang mampu memberikan informasi yang lengkap dan akurat sehingga menghasilkan

perencanaan program P2 berdasarkan fakta (evidence based planning). Dalam meningkatkan

manajemen pembiayaan, diupayakan penggalian potensi sumber biaya masyarakat, swasta,

organisasi non pemerintah, dan lembaga-lembaga donor, mengingat kemampuan pemerintah

dalam penyediaan biaya untuk program cukup terbatas.

sedangkan potensi sumber dana dari masyarakat atau swasta belum teralokasi dengan baik.

Untuk itu dalam mewujudkan pembiayaan program P2 yang memadai di berbagai jenjang

administrasi kesehatan, perlu diupayakan secara terus-menerus penggalian potensi sumber biaya

non pemerintah.

g) Pengembangan Program

Dalam upaya pencapaian tujuan pemberantasan penyakit menular khususnya, perlu dilakukan

pengembangan program sesuai dengan tuntutan perkembangan di masyarakat. Pengembangan

program P2 dilakukan diantaranya melalui kegiatan penelitian, uji coba konsep-konsep intervensi

baru seperti pendekatan tatalaksana penderita penyakit menular , pencegahan dan

penanggulangan faktor resiko baik dilingkungan maupun kependudukan, peningkatan kemitraan,


peningkatan manajemen dan sebagainya serta kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya seperti pertemuan

kajian program, seminar, workshop dan sebagainya.

h) Faktor-faktor Keberhasilan

Untuk meningktkan keberhasilan pengendalian penyakit menular tidak dapat

dilaksanakan hanya dari jajaran kesehatan saja namun harus didukung pemangku kepentingan

dan masyarakat agar dapat mencapai tujuan.

Pelaksanaan pengendalian penyakit menular memerlukan komitmen pemerintah pusat, pemeritah

daerah, dukungan dari lintas program, lintas sektor serta peran serta masyarakat termasuk dunia

usaha. Pedoman ini mengulas situasi pengendalian pneumonia, kebijakan dan strategi, kegiatan

pokok, peran pemangku kepentingan, tantangan dan pengembangan ke depan sesuai dengan visi

misi dan rencana strategis Kementerian Kesehatan.

Peningkatan pelaksanaan pengendalian penyakit menular perlu didukung dengan berbagai

kegiatan pengendalian baik sarana, prasarana, sumber daya manusia dan semua sumber dana

pendukung program yang tersedia baik APBN maupun APBD untuk dimanfaatkan sebaik-

baiknya dalam mencapai tujuan program dan target yang telah ditentukan sesuai dengan tugas

pokok dan fungsi masing-masing jajaran kesehatan, pemangku kepentingan dan masyarakat itu

sendiri.

E. CARA DAN MELAKSANAKAN KEGIATAN


Secara umum dalam pelaksanaan kegiatan upaya pengendalian dan pencegahan
penyakit menular Membetuk team,rapat kordinasi lintas program maupun lintas sektor
dan pada kegiatan pertemuan lainnya..
F. SASARAN
a) Pengendalian Penyakit menular langsung (P2ML) yaitu program TB Paru, Program Kusta,
Program Frambusia, Program ISPA, Program HIV-AIDS dan PMS, Program Diare.
b) Pengendalian penyakit bersumber binatang (P2B2) yaitu program Malaria, Program
DBD, Program Filariasis dan Program Rabies.
c) Surveilans epidemiologi kesehatan matra yaitu, Kesehatan Haji dan Pengendalian Penyakit
tidak menular.
d) Program imunisasi yaitu, persentasi bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi lengkap,
persentase UCI Desa, persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi campak
lengkap dan persentasi anak usia sekolah yang mendapat imunisasi Campak.

E. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Terlampir
F. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi kegiatan Upaya Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular lintas program
Puskesmas Tirtomoyo I dilakukan tiap tribulan sesuai dengan jadwal kegiatan di atas
dengan hasil yang dicapai pada bulan tersebut
G. PENCATATAN , PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Hasil kegiatan dicatat dan dilaporkan kepala Puskesmas Jogorogo dan Dinas Kesehatan
Kabupaten Ngawi

Você também pode gostar