Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Aktiva tak berujud adalah hak, hak istimewa dan keuntungan kompetitif yang timbul
dari pemilikan suatu aktiva yang berumur panjang, yang tidak memiliki wujud fisik tertentu.
Bukti pemilikan aktiva tak berujud bisa berupa kontrak, lisensi atau dokumen lain. Aktiva
tidak berujud mungkin timbul dari:
1. Pemerintah – seperti hak paten, hak cipta, franchise, merek dagang dan nama
dagang.
2. Perusahaan lain – misalnya pembelian yang mencakup pembayaran untuk
goodwill.
3. Penjualan tertentu – seperti franchise dan lease.
Penentuan harga secara keseluruhan dibeli, maka goodwill adalah kelebihan harga
perolehan di atas harga pasar aktiva bersih (aktiva dikurangi utang) yang diperoleh. Dalam
menentukan besarnya goodwill, harga beli (harga perolehan) pertama-tama dibandingkan
dengan harga pasar aktiva dan utang yang diperoleh. Kelebihan harga beli di atas harga pasar
aktiva bersih itulah yang disebut goodwill. Sebagai contoh, pada tanggal 31 Desember 2009,
Usaha Dagang Graha Cipta Lestari memutuskan untuk membeli perusahaan dagang Borneo
Makmur (sebuah perusahaan perseorangan) dengan harga Rp. 61.000.000,00. Pengkajian atas
neraca perusahaan Borneo Makmur menunjukkan hal-hal berikut:
Aktiva bersih perusahaan dagang Borneo Makmur adalah RP. 32.000.000,00 seperti
terlihat pada saldo rekening modal, atau dapat pula dihitung sebagai berikut:
Total Aktiva Rp. 43.000.000,00
Total Kewajiban 11.000.000,00
Aktiva bersih ( menurut nilai historis ) Rp. 32.000.000,00
Apabila perusahaan bersedia untuk membayar Rp. 61.000.000,00 maka jumlah goodwill
akan dapat ditentukan dengan mudah. Namun kita harus berhati-hati, sebab aktiva dan utang
perusahaan dagang Boneo Makmur dalam neraca di atas dilaporkan berdasarkan nilai buku,
bukan harga pasar. Oleh karena itu, kita harus menentukan harga pasar aktiva bersih
perusahaan dagang Borneo Makmur di atas.
Harga pasar aktiva bersih perusahaan dagang Borneo Makmur adalah Rp. 52.500,00
dengan perhitungan sebagai berikut:
Aktiva
Kas ……………………………………………………Rp 2.000.000
Piutang dagang ( neto ) ……………………………… 6.400.000
Persediaan ……………………………………………….. 8.100.000
Aktiva tetap ( neto ) ………………………………….. 47.000.000
Jumlah aktiva ……………… Rp. 63.500.000
Kewajiban
Utang wesel ……………………………………… Rp. 9.500.000
Utang dagang ………………………………………….. 1.500.000
………………………………………… Rp. 11.000.000
Aktiva bersih ( berdasar nilai pasar ) Rp. 52.000.000
Dari perhitungan sebagai berikut terlihat adanya berbedaan yang cukup besar antara harga
perolehan dengan harga pasar untuk persediaan dan aktiva tetap. Persediaan menurun harga
perolehannya adalah Rp. 5.600.000,00, sedang menurut harga pasarnya Rp. 8.100.000,00.
Aktiva tetap berdasar harga perolehannya adalah Rp. 29.000.000,00, tetapi menurut harga
pasarnya adalah Rp. 47.000.000,00.
Adanya berbedaan antara harga perolehan dengan harga pasar seperti terlihat pada contoh
ini tidak mengherankan. Dalam hal persediaan, selain karena harga sudah naik, salah satu
penyebabnya mungkin karena perusahaan Borneo Makmur menggunakan metoda persediaan
LIFO. Apabila harga naik dan perusahaan berkembang, maka harga perolehan persediaan
yang akan dilaporkan dalam neraca adalah meliputi barang yang dibeli lebih awal dengan
harga yang lebih rendah. Selain itu, seperti telah dijelaskan di atas, depresiasi aktiva tetap
tidak lain adalah proses alokasi harga perolehan. Oleh karena itu nilai buku aktiva tetap bisa
berbeda cukup besar dengan harga pasarnya.
Perhitungan Goodwill
Goodwill dihitung sebagai selisih antara harga beli dengan harga pasar aktiva bersih yang
diperoleh. Dengan demikian goodwill pada contoh di atas akan menjadi Rp. 8.500.000,00
dengan perhitungan sebagai berikut:
Harga beli ( harga perolehan ) ……………………Rp. 61.000.000,00
Kurangi : Harga pasar aktiva bersih … …………. 52.000.000,00
Goodwill ………………………………………… Rp. 8.500.000,00
Aktiva Tetap
Tambang batu bara, atas dasar
Harga perolehan, dikurangi deplesi …… Rp 95.400.000
Gedung dan peralatan, atas
Dasar harga perolehan ……….. Rp 2.207.100.000
Kurangi: Akumulasi depresiasi 1.229.000.000
987.100.000
Jumlah aktiva tetap ……………. Rp 1.073.500.000
Aktiva tak berujud
Hak Paten ………………………… 410.000.000
Jumlah …………………………….. Rp 1.483.500.000
BAB 3
RINGKASAN
Aktiva tak berujud adalah hak, hak istimewa dan keuntungan kompetitif yang timbul dari
pemilikan suatu aktiva yang berumur panjang, yang tidak memiliki wujud fisik tertentu.
Bukti pemilikan aktiva tak berujud bisa berupa kontrak, lisensi atau dokumen lain. Aktiva
tidak berujud mungkin timbul dari:
1. Pemerintah – seperti hak paten, hak cipta, franchise, merek dagang dan nama dagang.
2. Perusahaan lain – misalnya pembelian yang mencakup pembayaran untuk goodwill.
3. Penjualan tertentu – seperti franchise dan lease.
Aktiva tak berwujud mempunyai karakteristik penting, yaitu : kurang memiliki eksistensi
fisik, bukan merupakan instrument keuangan, bersifat jangka panjang dan menjadi subjek
amortisasi, klasifikasi Aktiva Tak Berwujud yaitu cara akuisisi (manner of acquisition), dapat
diidentifikasi (identifiability), dapat dipertukarkan (exchangeability), periode manfaat yang
diharapkan (period of expected benefit).
Prinsip Akuntansi Dasar untuk Aktiva tak berwujud yaitu :Pada akuisisi menerapkan
prinsip biaya, Selama periode penggunaan,menerapkan prinsip penandingan, Pada disposisi,
menerapkan prinsip pendapatan. Keuntungan atau kerugian yang diakui atas pelepasan sama
dengan selisih antara pertimbangan yang diterima.
Sesuai dengan prinsip biaya, aktiva tak berwujud harus dicatat pada saat diakuisisi
dengan biaya ekuivalen kas saat ini. Menurut sifatnya itu, maka aktiva tak berwujud jarang
mempunyai nilai residu. Biaya aktiva tak berwujud yang tidak memiliki masa umur manfaat
yang dapat ditetntukan atau umur hukum tidak terbatas juga harus diamortisasi berdasarkan
estimasi umur manfaatnya. Pada umumnya aktiva tetap dilaporkan bersama-sama dengan
sumber alam, tetapi aktiva tidak berujud dilaporkan tersendiri setelah aktiva tetap.
DAFTAR PUSTAKA
https://docs.google.com
Jusup Al. Haryono. 2009. Dasar-dasar Akuntansi jilid 2. Yogyakarta
: STIE YKPN