Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
7/November/2013
43
Lex Crimen Vol. II/No. 7/November/2013
44
Lex Crimen Vol. II/No. 7/November/2013
45
Lex Crimen Vol. II/No. 7/November/2013
46
Lex Crimen Vol. II/No. 7/November/2013
berkelakuan baik, dan bertanggung jawab anak itu sendiri, akan tetapi oleh karena
dan dipercaya oleh anak dan penyerahan terdakwa adalah seorang anak, maka tidak
itu dilakukan oleh Hakim. dapat dipisahkan kehadiran orang tua, wali
Untuk Pasal 82 ayat (1) huruf c yang atau orang tua asuhnya. Tanggung jawab
menyatakan bahwa anak diberikan anak dalam melakukan tindak pidana
perawatan di rumah sakit jiwa, maksudnya adalah anak tersebut bertanggung jawab
adalah bahwa tindakan ini diberikan dan bersedia untuk disidik, dituntut dan
kepada anak yang pada waktu melakukan diadili pengadilan, hanya saja, terdapat
tindak pidana menderita gangguan jiwa ketentuan-ketentuan dimana seorang anak
atau penyakit jiwa. tidak diproses sama halnya dengan
Untuk Pasal 82 ayat (1) huruf g, dimana memproses orang dewasa. Hal ini
terhadap anak yang berkonflik dengan dijelaskan dalam asas di dalam
hukum diberikan sanksi tindakan berupa pemeriksaan anak, yaitu:
‘perbaikan akibat tindak pidana’ misalnya a. Azas praduga tak bersalah anak dalam
memperbaiki kerusakan yang disebabkan proses pemeriksaan;
oleh tindak pidananya dan memulihkan b. Dalam suasana kekeluargaan;
keadaan sesuai dengan sebelum terjadinya c. Anak sebagai korban;
tindak pidana, demikian penjelasan pasal d. Didampingi oleh orang tua, wali atau
yang ada. penasehat hukum, minimal wali yang
mengasuh;
2. Pertanggungjawaban Pidana Dari Anak e. Penangkapan, penahanan sebagai upaya
Di Bawah Umur Yang Melakukan terakhir setelah dilakukan pertimbangan
Pembunuhan dengan catatan penahanan dipisahkan
Menurut Roeslan Saleh sebagaimana dari orang dewasa.
dikutip oleh Marlina bahwa, dipidana atau Pertanggungjawaban pidana dari anak di
tidaknya seseorang yang melakukan bawah umur yang melakukan tindak pidana
perbuatan pidana tergantung apakah pada akan dilihat dari aturan yang diatur dalam
saat melakukan perbuatan ada kesalahan KUHP maupun di luar KUHP.
atau tidak.9 Selanjutnya dikatakan pula
bahwa apakah seseorang yang melakukan 1.Pertanggungjawaban yuridis bagi anak di
perbuatan pidana itu memang mempunyai bawah umur di dalam KUHP
kesalahan maka tentu ia dapat dikenakan Hukum Pidana di Indonesia didasarkan
sanksi pidana, akan tetapi bila ia telah pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun
melakukan perbuatan yang terlarang dan 1946, tentang Kitab Undang-Undang
tercela, tetapi tidak mempunyai kesalahan Hukum Pidana (KUHP) yang bersumber
ia tentu tidak dipidana. 10 pada KUHP Belanda. KUHP ini merupakan
Pertanggungjawaban pidana hasil dari aliran klasik yang berpijak pada:
mensyaratkan pelaku mampu bertanggung a. Asas Legalitas, yang berarti bahwa
jawab. Ssesorang yang tidak dapat tiada pidana tanpa undang-undang,
dikenakan pertanggung jawaban pidana sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal
tidak dapat dimintakan pertanggung 1 ayat (1) KUHP. Jonkers mengatakan
jawaban pidana. bahwa:
Pada prinsipnya, tindak pidana yang “undang-undang merupakan sumber
dilakukan oleh anak adalah tanggung jawab langsung dari hukum pidana. Apa yang
dapat dipidana disebut dalam undang-
9
undang pidana. Apa yang tidak terkena
Marlina, Op-Cit, hlm.69.
10
Ibid.
47
Lex Crimen Vol. II/No. 7/November/2013
48
Lex Crimen Vol. II/No. 7/November/2013
49
Lex Crimen Vol. II/No. 7/November/2013
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Straf Zonder Schuld (tidak ada pidana,
tentang Sistem Peradilan Pidana; jika tidak ada kesalahan). 17
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 c. Keakurasian alat bukti yang diajukan
tentang Perlindungan Anak; penuntut umum dan terdakwa untuk
3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 membuktikan kebenaran surat
tentang Narkotika; dakwaannya. Alat bukti ini, minimal
4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1997 harus ada dua, jika tidak dipenuhi,
tentang Psikotropika; terdakwa tidak dapat dipidana (Pasal
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 184 KUHAP).18
tentang Kekerasan Dalam Rumah Yang menjadi persoalan yuridis dari
Tangga; ketiga unsure di atas adalah unsure
6. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 ‘subyek’ atau pelaku tindak pidana.
tentang Hak Asasi Manusia jo. Undang- Sebelum Undang-Undang Nomor 3 Tahun
Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang 1997 tentang Pengadilan Anak
Pengadilan HAM; diberlakukan, Indonesia belum memiliki
7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 batas usia minimum bagi anak yang dapat
tentang Tindak Pidana Terorisme; diajukan ke persidangan anak. Namun
Penggunaan undang-undang tersebut sekalipun demikian, tidak ada alasan bagi
dalam hukum pidana anak cukup beralasan, hakim untuk menolak perkara yang
karena dalam mencari kebenaran dan diajukan ke persidangan dengan alasan
keadilan dalam hukum pidana harus lebih belum ada hukum yang mengatur secara
menitikberatkan kebenaran hukum materiil jelas masalah batas usia minimum bagi
daripada kebenaran hukum formal. Untuk anak yang dapat diadili ke depan
itu, dalam mencari kebenaran hukum persidangan, oleh karena itu anak di bawah
materiil ini, hakim harus mengacu pada isi umur yang melanggar undang-undang
surat dakwaan yang disampaikan jaksa narkotika, psokotropika atau undang-
penuntut umum khususnya unsure-unsur undang lain di luar KUHP, dapat saja
pasal yang didakwakan termasuk dalam diajukan ke depan persidangan anak,
pembuatan putusan, harus mengacu pada sekalipun undang-undang tersebut tidak
unsure-unsur pasal yang didakwakan mengatur batasan usia minimum.
penuntut umum. Selanjutnya, dengan diberlakukannya
Untuk menentukan apakah perbuatan UU nomor 3 Tahun 1997 tentang
anak tersebut memenuhi unsure tindak Pengadilan Anak, tanggung jawab yuridis
pidana atau tidak, dapat dilihat minimal bagi anak menjadi lebih jelas dan lebih
melalui 3 (tiga) visi: mempunyai kepastian hukum dibanding
a. Subyek, artinya apakah anak tersebut dengan KUHP, terutama dalam hal telah
dapat diajukan ke persidangan anak? ditegaskannya batasan usia minimum bagi
Apakah anak tersebut memeiliki anak yang dapat diajukan ke depan
kemampuan bertanggung jawab persidangan anak menjadi 8 (delapan)
terhadap apa yang telah dilakukan.16 tahun sampai dengan 18 (delapan belas)
b. Adanya unsure kesalahan, artinya tahun (Pasal 4 ayat (1)). Dalam penjelasan
apakah benar anak itu telah melakukan Pasal 4 ayat (1) UU No. 3 Tahun 1997
perbuatan yang dapat dipidana atau tentang Pengadilan Anak, dijelaskan bahwa
dilarang oleh undang-undang. Hal ini batas umur 8 (delapan) tahun bagi anak
diperlukan untuk menghindari asas Geen
17
Ibid, hlm. 52.
16 18
Ibid, hlm. 51. Ibid.
50
Lex Crimen Vol. II/No. 7/November/2013
nakal yang dapat diajukan ke persidangaan tahun maka anak tersebut akan tetap
anak didasarkan atas pertimbangan diadili di persidangan anak.
sosiologis, psikologis dan pedagogis. Anak
yang belum mencapai 8 (delapan) tahun, PENUTUP
dianggap belum dapat A. Kesimpulan
dipertanggungjawabkan perbuatannya. 1. Bahwa sanksi yang dapat dijatuhkan
Batas usia minimum 8 (delapan) tahun ini, terhadap anak di bawah umur yang
secara pedagogis maupun psikologis jelas melakukan tindak pidana adalah sesuai
merugikan kepentingan anak. Anak yang dengan apa yang diatur dalam Undang-
berusia 8 (delapan) tahun yang diajukan Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang
jaksa ke persidangan anak, bisa saja dijatuhi Sistem Peradilan Pidana Anak yaitu
sanksi tindakan (Pasal 46 ayat (3 dan 4) UU berupa: pidana dan tindakan. Sanksi
No. 3 Tahun 1997). Padahal usia anak 8 pidana terdiri dari : pidana pokok
(delapan) tahun masih dalam taraf berupa; pidana peringatan, pidana
pengamatan terhadap perbuatan orang dengan syarat seperti pembinaan di luar
dewasa. Jika anak tersebut di penjara, anak lembaga, pelayanan masyarakat atau
ini akan terisolasi dari temannya maupun pengawasan, kemudian pelatihan kerja,
dari masyarakat, dan akan dinilai jahat oleh pembinaan dalam lembaga dan pidana
masyarakat dan atau teman di sekitarnya. penjara; serta pidana tambahan berupa:
Pada dasarnya, anak yang masih berusia 12 perampasan keuntungan yang diperoleh
(dua belas) tahun adalah anak yang masih dari tindak pidana dan pemenuhan
berada daam tingkat remaja awal (10 – 12 kewajiban adat. Sanksi tindakan berupa:
tahun), jiwanya masih labil, emosinya pengembalian kepada orang tua/wali,
masih tinggi dan belum dapat memecahkan penyerahan kepada seseorang,
masalah yang tergolong rumit. perawatan di rumah sakit jiwa,
Dengan diterbitkannya Undang-Undang perawatan di LPKS, kewajiabn mengikuti
Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem pendidikan formal dan/atau pelatihan
Peradilan Pidana Anak yang menggantikan yang diadakan oleh pemerintah atau
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 badan swasta, pencabutan SIM dan atau
tentang Pengadilan Anak yang perbaikan akibat tindak pidana.
menyebutkan bahwa ‘anak yang berkonflik 2. Bahwa pertanggungjawaban pidana
dengan Hukum’ adalah anak yang telah anak di bawah umur yang melakukan
berumur 12 ( dua belas) tahun tetapi belum pembunuhan adalah sesuai dengan
berumur 18 (delapan belas) tahun, maka ketentuan yang sudah diatur dalam
disini jelas bahwa para pembentuk undang- KUHP dan UU No. 11 Tahun 2012
undang telah sepakat bahwa umur 8 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
(delapan) tahun adalah memang suatu Apabila benar terbukti bahwa anak (di
umur yang masih belum dapat dimintakan bawah umur) melakukan tindak pidana
pertanggungjawaban atas perbuatan yang pembunuhan maka proses persidangan
dilakukannya, karena anak yang berumur sesuai dengan ketentuan yang diatur
demikian masih belum mengerti apa yang dalam UU No. 11 Tahun 2012 sedangkan
dilakukannya. Apabila anak yang belum hukumannya adalah ½ (satu perdua) dari
berumur 12 (dua belas) tahun melakukan hukuman orang dewasa.
atau diduga melakukan tindak pidana atau
dengan kata lain bahwa anak tersebut B. Saran
belum genap berumur 18 (delapan belas) 1. Bahwa sanksi yang ditetapkan dalam UU
No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem
51
Lex Crimen Vol. II/No. 7/November/2013
52