Você está na página 1de 5

Nama : Kiki Safitri ( 20180420224)

Resume Akuntansi Biaya

BAB 17: KALKULASI BIAYA PROSES

Sistem kalkulasi biaya pekerjaan atau job-costing, memiliki tiga fungsi:

1. Menentukan biaya produk atau jasa, yang berguna dalam keputusan perencanaan seperti
penetapan harga dan bauran produk;
2. Menilai persediaan dan harga pokok penjualan untuk pelaporan eksternal; dan
3. Mengelola biaya serta mengevaluasi kinerja.

I. Mengilustrasikan Kalkulasi Biaya Proses

Sistem kalkulasi biaya pekerjaan dan kalkulasi biaya proses harus dipandang sebagai
suatu kesatuan:

Dalam sistem kalkulasi biaya proses, biaya per unit produk atau jasa diperoleh
dengan membebankan total biaya ke banyak unit yang identik atau serupa. Perbedaan
utama antara kalkulasi biaya proses dan kalkulasi biaya pekerjaan (job costing) terletak
pada perluasan rata-rata yang digunakan untuk menghitung biaya per unit produk atau
jasa. Dalam sistem job costing, setiap pekerjaan menggunakan kuantitas sumber daya
produksi yang berbeda, sehingga tidak tepat membebankan setiap pekerjaan dengan rata-
rata biaya produksi yang sama. Sebaliknya, jika unit produk atau jasa yang identik atau
serupa dibuat secara massal, tidak diproses sebagai pekerjaan individual, kalkulasi biaya
proses akan digunakan untuk menghitung rata-rata biaya produksi semua unit yang
diproduksi. Sistem kalkulasi biaya proses memisahkan biaya ke dalam kategori biaya
menurut kapan biaya itu dimasukkan ke dalam proses.
Kasus 1: Kalkulasi Biaya Proses Tanpa Persediaan Awal dan Akhir Barang dalam
Proses

Pada tanggal 1 Januari 2007, tidak ada persediaan awal unit DG-19 di Departemen
Perakitan. Selama bulan Januari, Global Defense telah memulai, menyelesaikan
perakitan, dan memindahkan ke Departemen Pengujian sebanyak 400 unit.

Kasus 1 menunjukkan bahwa sistem kalkulasi biaya proses, rata-rata biaya per unit
dihitung dengan membagi total biaya selama suatu periode akuntansi dengan total unit
yang diproduksi selama periode tersebut. Kasus 1 dapat diberlakukan apabila perusahaan
membuat produk atau memberikan jasa yang homogen tetapi tidak memiliki unit yang
belum selesai ketika setiap periode akuntansi berakhir, yang merupakan situasi umum
pada organisasi sektor jasa.

II. Kasus 2: Kalkulasi Biaya Proses Tanpa Persediaan Awal Barang dalam
Proses tetapi Memiliki Beberapa Persediaan Akhir Barang dalam
Proses

Keakuratan estimasi penyelesaian biaya konversi tergantung pada ketelitian,


keterampilan, dan pengalaman para estimator serta sifat proses konversi. Hal yang harus
dipahami di sini adalah bahwa unit yang baru dirakit sebagian tidak sama dengan unit
yang telah dirakit sebelumnya. Ketika menangani beberapa unit yang telah dirakit
sepenuhnya dan beberapa unit yang baru dirakit sebagian, kita dapat menghitung dalam
lima langkah:

Langkah 1: Mengikhtisarkan arus unit fisik output.


Langkah 2: Menghitung output dalam istilah unit ekuivalen.
Langkah 3: Menghitung biaya unit ekuivalen.
Langkah 4: Mengikhtisarkan total biaya untuk diperhitungkan.
Langkah 5: Membebankan total biaya ke unit yang telah selesai dan ke unit barang
dalam proses akhir.
III. Unit Fisik dan Unit Ekuivalen (Langkah 1 dan 2)

Unit fisik adalah jumlah unit output, yang telah selesai maupun yang belum
selesai.Unit ekuivalen adalah jumlah yang berasal dari unit output yang (1)
menghabiskan kuantitas setiap input (faktor produksi) berupa unit yang telah selesai dan
unit yang belum selesai dari barang dalam proses, dan (2) mengkonversi kuantitas input
menjadi jumlah unit output jadi yang dapat dibuat dengan kuantitas input tersebut.
Konsep unit ekuivalen juga ditemukan dalam lingkungan nonmanufaktur. Ketika
menghitung unit ekuivalen pada langkah 2, berfokuslah pada kuantitas. Abaikan nilai
uangnya hingga unit ekuivalen selesai dihitung.

Kalkulasi Biaya Produk (Langkah 3, 4, dan 5)

Langkah 3 menghitung secara terpisah biaya per unit ekuivalen untuk bahan
langsung dan biaya konversi dengan membagi biaya bahan langsung dan konversi yang
ditambahkan dengan kuantitas unit ekuivalen terkait dari pekerjaan yang
dilakukan.Langkah 4 mengikhtisarkan total biaya yang akan diperhitungkan. Langkah
5membebankan biaya-biaya tersebut ke unit yang telah selesai dan dipindahkan serta ke
unit yang masih dalam proses pada akhir bulan. Tujuannya adalah untuk melampirkan
nilai uang ke unit output ekuivalen bagi bahan langsung dan biaya konversi dari (a) unit
yang telah selesai dan (b) barang dalam proses akhir. Unit output ekuivalen untuk setiap
input dikalikan dengan biaya per unit ekuivalen.

IV. Ayat Jurnal

Dalam kaitannya dengan bahan langsung dan biaya konversi, ayat jurnal pada sistem
kalkulasi biaya proses sama dengan ayat jurnal yang dibuat pada sistem kalkulasi biaya
pekerjaan. Perbedaan utamanya adalah bahwa, dalam kalkulasi biaya proses, ada satu
akun Barang dalam Proses untuk setiap proses.
Kasus 3: Kalkulasi Biaya Proses dengan Beberapa Persediaan Awal dan Akhir
Barang dalam Proses

Lima langkah yang telah dijabarkan sebelumnya untuk menghitung (1) biaya unit
yang telah selesai dan dipindahkan serta (2) biaya barang dalam proses akhir. Akan
tetapi, untuk membebankan biaya ke setiap kategori tersebut kita harus memilih
metode penilaian persediaan. Pertama kita akan menguraikan pendekatan lima langkah
untuk metode rata-rata tertimbang, baru metode FIFO. Metode penilaian yang berbeda
akan menghasilkan jumlah biaya unit yang telah selesai dan barang dalam proses akhir
yang juga berbeda karena biaya per unit input cenderung berubah dari satu periode ke
periode selanjutnya.

V. Metode Rata-rata Tertimbang


Metode kalkulasi biaya proses rata-rata tertimbang (weighted average process costing
method) menghitung biaya per unit ekuivalen dari semua pekerjaan yang telah dilakukan
hingga tanggal tersebut (tanpa mengindahkan periode akuntansi di mana pekerjaan
tersebut dilakukan) dan membebankan biaya ini ke unit ekuivalen persediaan akhir
barang dalam proses. Metode rata-rata tertimbang dengan menggunakan prosedur lima
langkah yang telah di bahas sebelumnya:

Langkah 1: Mengikhtisarkan arus unit fisik output.


Langkah 2: Menghitung output dalam istilah unit ekuivalen.
Langkah 3: Menghitung biaya unit ekuivalen.
Langkah 4: Mengikhtisarkan total biaya untuk diperhitungkan.
Langkah 5: Membebankan total biaya ke unit yang telah selesai dan ke unit barang
dalam proses akhir.

VI. Metode FIFO

Metode kalkulasi biaya proses first-in, first-out (FIFO) (1) membebankan biaya unit
ekuivalen persediaan awal barang dalam proses selama periode akuntansi sebelumnya ke
unit pertama yang telah selesai dan dipindahkan dari proses; dan (2) membebankan unit
ekuivalen yang dikerjakan selama periode berjalan pertama ke persediaan awal yang telah
selesai, kemudian ke unit yang baru dimulai serta diselesaikan, dan akhirnya ke unit
persediaan akhir barang dalam proses. Fitur-fitur yang membebankan metode kalkulasi
biaya proses FIFO adalah bahwa pekerjaan yang dilakukan sebelum periode berjalan atas
persediaan awal dipisahkan dari pekerjaan yang dilakukan selama periode berjalan.

Perbandingan Metode Rata-rata Tertimbang dan FIFO


Persediaan akhir menurut metode rata-rata tertimbang jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan persediaan akhir menurut FIFO. Perbedaan tersebut akan menjadi signifikan
apabila diagregatkan dengan ribuan produk lainnya. Biaya unit yang diselesaikan dan
laba operasi dapat saja jauh berbeda antara metode rata-rata tertimbang dan FIFO jika (1)
bahan langsung atau biaya konversi per unit ekuivalen secara signifikan berbeda dari
periode ke periode dan (2) tingkat persediaan fisik barang dalam proses sangatlah besar
terkait dengan total jumlah unit yang ditransfer keluar dari proses tersebut.

VII. Metode Kalkulasi Biaya Standar dalam Kalkulasi Biaya Proses


Perusahaan yang menggunakan sistem kalkulasi biaya proses akan membuat secara
massal unit output yang identik atau serupa. Bagi perusahaan semacam itu, tidaklah sulit
menerapkan standar kuantitas input yang diperlukan untuk membuat output. Biaya
standar per unit input kemudian dapat dikalikan dengan standar kuantitas input untuk
mengembangkan biaya standar per unit output. Menurut metode kalkulasi biaya standar,
tim rekayasa desain dan proses, personil operasi, dan akuntan manajemen bekerja sama
untuk menentukan biaya standar per unit ekuivalen yang terpisah berdasarkan spesifikasi
pemrosesan teknis yang berbeda bagi setiap produk. Pengidentifikasian biaya standar
setiap produk dapat menutupi kelemahan kalkulasi biaya semua produk pada satu jumlah
rata-rata, seperti menurut kalkulasi biaya aktual.

Você também pode gostar