Você está na página 1de 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

AM DENGAN

GAGAL GINJAL KRONIK

RSUD SRAGEN

A. PENGKAJIAN

Tanggal pengkajian : 22 Maret 2019, 14.00

WIB Diagnosa medis : CKD Grade V

1. Biodata

a. Identitas pasien

Nama : Tn. AM

Umur : 37 tahun

Jenis : Laki-laki

Suku Bangsa : Jawa

Agama : Islam

Status Perkawinan : Tidak kawin

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Buruh

Alamat : Sragen

Tanggal masuk : 15-03-2019

No Register xxxxxxx

Diagnosa medis : CKD Grade V


b. Penanggung Jawab

Nama :Ny.S

Umur : 31 tahun

Jenis Klamin : Perempuan

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Karyawati

Hubungan dengan pasien : Istri

2. Riwayat Kesehatan

a . Keluhan Utama

Pasien mengeluh sesak nafas

b . Riwayat penyakit sekarang

Satu minggu yang lalu pada tanggal 15/03/2019 klien hanya ingin

kontrol / periksa penyakit yaitu gagal ginjal yang telah tiga tahun

dialaminya di RSUD. Klien mengatakan mengalami kekambuhan

jika minum air terlalu banyak. Jika kambuh pasien mengalami

sesak nafas lamanya bisa sehari penuh, bila sesak nafas yang bisa

dilakukan oleh pasien dirumah yaitu dengan tidur di dekat kipas

angin sehingga udara lebih cepat masuk dan sesak berkurang.

Selain itu pasien juga mengalami bengkak pada tangan dan kakinya

serta mengalami gangguan dalam BAK, yaitu BAK tidak lancar,

air kencing sedikit dan warna keruh. Karena pada saat periksa

keadaan pasien dalam kondisi memburuk sehingga dokter

memutuskan untuk rawat inap.


c . Riwayat Perawatan dan Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan pernah melakukan perawatan di rumah sakit

berkali-kali terakhir saat ini dirawat di RSUD. Selama ini pasien

masih sering kambuh walaupun sudah berkali-kali dirawat di

rumah sakit.

d . Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan di keluarganya tidak ada keluarga yang

mengalami sakit ginjal, jantung dan hipertensi.

3 . Pola Kesehatan Fungsional

a. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan

Pasien mengatakan dirinya mengalami gagal ginjal tetapi Tn. AM

tidak mengetahui tentang gagal ginjal yang dideritanya. Klien

tidak tahu apa yang menyebabkan terjadinya gagal ginjal, akibat

lanjut gagal ginjal dan tidak tahu tentang cara perawatannya.

Selama ini pasien mengatakan sering minum minuman keras

(alkhohol) dan jarang minum air putih. Pasien tidak menghiraukan

tentang kesehatannya. Setelah sakit Tn. AM baru menyadari dan

menyesali perbuatan buruknya.

b. Pola Nutrisi Metabolik

Sebelum sakit : Pasien makan 3 kali sehari, makan habis 1

porsi mengkonsumsi nasi, sayur, lauk, buah, nafsu makan baik,

minum 3-4 gelas perhari air putih.


Selama sakit : Pasien makan 3 kali sehari, porsi sedikit, tidak habis

1 porsi, habis 2-3 sendok makan. Minum 1 gelas belimbing,

pasien merasakan mual-mual sehingga nafsu makan pasien

menurun.

c. Pola eliminasi

Sebelum sakit : Pasien BAB 1 kali perhari, warna kuning,

konsistensi lunak. BAK 3-4 kali perhari, warna kuning jernih.

Selama sakit : Pasien BAB 1 kali per 3 hari , konsistensi agak

keras, BAK lewat selang kateter, jumlah urine dalam 24 jam

adalah 35 cc, warna keruh.

d. Pola Latihan dan Aktivitas

Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat melakukan aktivitas

sehari-hari tanpa bantuan orang lain dan tidak ada gangguan rasa

sakit.

Selama sakit : Pasien aktivitasnya dibantu keluarga, karena

sesak napas pasien kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-

harinya selain itu pasien juga mengeluh lemah, letih dan lesu.

e. Pola Istirahat dan Tidur

Sebelum sakit : Pasien tidur pada malam hari selama 7 jam.

Selama sakit : Pasien tidak bisa tidur karena sesak yang

dialaminya.
f. Pola Persepsi Sensori dan Kognitif

Sebelum dan selama sakit daya ingat bagus, tidak ada keluhan

nyeri maupun yang berkenaan dengan kemampuan sensasi.

g. Pola Hubungan dengan Orang Lain

Sebelum dan selama sakit hubungan dengan orang lain baik, orang

terdekat ibu dan kakak.

h. Pola Reproduksi dan Seksual

Pasien mempunyai status belum nikah termasuk usia remaja dan

tidak ada gangguan dalam seksual.

i. Persepsi Diri dan Konsep Diri

Pasien merasa gelisah dan cemas, keluarga berusaha memberi

dorongan kepada pasien, supaya pasien cepat sembuh dan segera

pulang ke rumah.

j. Pola Mekanisme Koping

Bila ada masalah pasien biasanya cenderung diam, tapi terkadang

juga cerita dengan ibu dan temannya. Dalam menghadapi

penyakitnya pasien selalu optimis dan percaya diri.

k. Pola Nilai dan Keyakinan

Pasien beragama islam, ibadah sholat 5 waktu tidak tentu, jika

sholat berdoa untuk kesembuhan penyakitnya.

4. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : Sesak, gelisah.

b. Tingkat kesadaran : Apatis


c. TTV

TD : 170/130 mmHg

N : 80 kali/menit

RR : 30 kali/ menit

T : 37,50C

d. Pengukuran antropometri

BB : 58 Kg

TB : 162 cm

LILA : 30 cm

BB(kg )
IMT = = 22.13 (Normal)
TB 2 (m2 )

Nilai Kategori

< 20 Underweight

20-25 Berat normal

25-30 Over weight

>30 Obesitas
Pengukuran balance cairan

Tgl Input Output Balance cairan

22/3/19 Minum 150 ml Urin 10


(Jam14.00-21.00 Makan 50 ml BAB -
WIB) Infuse 200ml+ IWL 15.75+
300 ml 25.75 ml (+) 276.25 ml
(Jam21.00- Minum 50 ml Urin 15
07.00WIB) Makan 50 ml BAB -
Infuse 250ml+ IWL 15.75+
350 ml 30.75 ml (+) 319.25
(Jam 07.00- Minum 150 ml Urin 10
14.00WIB) Makan 50 ml BAB -
Infuse 200ml+ IWL 15.75+
400 ml 25.75 ml (+) 374.25

Total balance cairan selama 24 jam (+)967.75

e. Kepala : Mesocephal, tidak ada luka

1) Rambut : Hitam, bersih.

2) Mata : Konjungtiva palpebra anemis.

3) Hidung : Bersih, ada pemakaian O2

4) Telinga : Kemampuan mendengarkan baik.

5) Mulut : Bibir pucat.

f. Leher dan Tenggorok

Trakea posisi di garis tengah,

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,

Tidak teraba pembesaran kelenjar limfe

Pembesaran JVP R+1


g. Dada dan Thorak

Dada simetris, tidak ada luka

Paru-paru : I : Simetris Statis Dinamis

Pa : Taktil Fremitus teraba kanan kiri

lemah

Pe : Redup

Au : SD Vesikular

Ronkhi basah

Jantung : I : Iktus cordis tak tampak

Pa : Iktus cordis teraba di IC VI linea mid

clavicula

Pe : Redup

Aa : Terdengar BJ 1 dan BJ 2 tidak terdapat

bunyi tambahan

Abdomen : I : Datar

Aa : Bising Usus (+), frekuensi 4x/menit

Pa : Tidak ada masa, tidak ada nyeri tekan

Pe : Timpani

h. Genital :

Terrpasang kateter tanggal 2-3-2009, tidak ada infeksi pada area

pemasangan kateter.
i. Ekstremitas

Kekuatan otot menurun, adanya edema pada kaki dan tangan, CRT

lebih dari 3detik

j. Kulit

Kering bersisikma pada tangan dan kaki.

4. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium

Jenis pemeriksaan Tanggal Nilai Satuan Nilai normal Kesimpulan


hasil

1. Hematologi 15/03/19
Hemoglobin 8.4 gr/% 12-15 L
Hematokrit 26.4 % 35-47 L
Eritrosit 3.5 Juta/mmk 3.9-5.6 L
MCH 24 Pg 27-32 L
MCV 75.3 Fl 76-96 L
MCHC 31.9 g/dl 29-36 N
Leukosit 6.30 ribu/mmk 4-11 N
Trombosit 241.0 ribu/mmk 150-400 N
RDW 21.9 % 11.6-14.8 H
MPV 9.3 Fl 4-11 N
2. Kimia klinik
Ureum 153 Mg/dl 15-39 H
Kreatinin 9.8 Mg/dl 0.6-1.3 H
Protein total 6.0 g/dl 6.2-8 L
Globulin 2.95 g/dl 2.3-3.5 N
Albumin 3.05 g/dl 3.8-5.4 L
Calcium 8.1 g/dl 8.6-10.3 L
3. Elektolit
Natrium 140 mmol/L 136-145 N
Kalium 3.7 mmol/L 3.5-5.1 N
Clorida 106 mmol/L 98-107 N
4. Analisa gas darah
Tempertur 37.6 ºC
FiO2 28 %
pH (corrected) 7.400 7.350-7.450 N
PCO2 (corrected) 30.0 mmHg 35-45 L
PO2 (corrected) 80 mmHg 83-108 L
HCO3 18.4 mmol/l 18-23 N
TCO2 19.30
Base Excess -4.4 mmol/l -2-3 L
BE Effective -5.20
SBC 21.5
O2 saturasi 99 % 95-98 H
A.A DO2 14 Mmol/L
RI 0.10

b. Pemeriksaan radiologi

Hasil Rontgen Thorax

COR:

 CTR tidak dapat dinilai

 Apeks jantung bergeser ke laterokauadal

Pulmo:

 Tampak bercak keturunan pada kedua pulmo

 Diafragma kanan setinggi kosta IX posterior

 Sinus kostofrenikus kanan kiri lancip

 Adanya cairan di rongga alveolus

Kesan :

Suspek kardiomegali (CV). Adanya cairan dalam pulmo.

c. Pemeriksaan USG

 Ginjal Kanan
Bentuk dan ukuran normal, batas kortiko meduler tampak tidak

jelas, ekogenitas parenkim hiperechoic, tak tampak batu

pielokdiks tak melebar, tak tampak penipisan korteks.

 Ginjal Kiri

Bentuk dan ukuran normal, batas kortiko meduler tampak tidak

jelas, ekogenitas parenkim hiperechoic, tak tampak batu,

pielokaliks tak melebar, tak tampak penipisan korteks.

 Vesika Urinaria

Dinding tak menebal, permukaan rata, tak tampak batu, tak tampak

massa.

Kesan :

Gambaran proses kronis kedua ginjal

5. Diit yang diperoleh

Uremia 170 kkal

Protein 0,6 hd / Kg BB

Rendah garam

6. Therapi

O2 3 lt

Injeksi lasix kurang lebih 3x2 Ampul

Injeksi nitrocyn 20 gr dinaikkan perlahan

Hemobion 2x1 (250mg) per oral


5. Pathways Kasus

Etiologi

(Konsumsi minuman beralkhohol tinggi, jarang minum air putih)

Nefropati toksik

Kerusakan fungsi ginjal

Kerusakan Sekresi eritropoetin menurun BUN, Creatinin

glomerulus Produksi eritrosit menurun meningkat

Filtrasi glomerulus Oksi hemoglobin menurun Produksi Sampah

menurun Suplai O2 ke jaringan menurun Dialiran darah

GFR menurun Gangguan perfusi Pruritus

Retensi cairan jaringan Lesi pada kulit

Gangguan

Edema intregitas
kulit
Kelebihan Cairan masuk ke paru Masuk dalam saluran

volume Edema paru Gastointestinal

Cairan

Difusi O2 & CO2 Nausea

Paru terganggu Vomitus

Hiperventilasi Gangguan

Perubahan Nutrisi Kurang

Pola Nafas Dari Kebutuhan


6. Analisis Data

Tanggal Data DS dan DO Masalah Etiologi


22 Maret 1. DS : Pola nafas tidak Edema paru
2019 Pasien mengatakan sesak napas efektif
DO :
TD : 170/130 mmHg
N : 80 kali/menit
RR : 30 kali/ menit
T : 37,50C
Bibir pucat
Hasil pemeriksaan fisik paru :
I : Simetris Statis
Dinamis
Pa : Taktil Fremitus teraba
kanan kiri lemah
Pe : Redup
Au : SD Vesikular
Ronkhi basah
Hasil rontgen Pulmo :
Adanya cairan di rongga
alveolus
2. DS : Gangguan Suplai O2
Pasien mengeluh lemah, letih, perfusi jaringan kejaringan
lesu perifer menurun
DO :
TD : 170/130 mmHg
N : 80 kali/menit
Bibir pucat
Konjungtiva palpebra anemis
CRT pada ekstremitas atas dan
bawah lebih dari 3 detik
Hemoglobin 8.4 g/dl (Low)
Hematokrit 26.4% (Law)
Eritrosit 3.5 juta/mmk (Law)
PO2 82 (Law)
3. DS :
Pasien mengatakan BAK tidak Kelebihan Input cairan >
lancar, air kencing sedikit dan volume cairan output
warnanya keruh. Tangan dan kaki
membengkak.
DO :
Edema pada tangan dan kaki.
Turgor kulit tidak elastis
CRT pada ekstremitas atas dan
bawah lebih dari 3 detik
BB : 58 kg
Balance cairan (+)967.75
Ureum : 153 mg/dl
Cretinin : 9,8 mg/dl
Natrium : 140 mmol/l
Kalium : 3,7 mmol/l
Clorida : 106 mmol/l
Diit rendah garam
4. DS :
Tn. M mengatakan mual dan tidak Gangguan nutrisi Intake tidak
nafsu makan. kurang dari adekuat
DO : kebutuhan tubuh
Pasien makan porsi sedikit, tidak
habis 1 porsi, habis 2-3 sendok
makan.
Protein total : 6.0 mg/dl
Globulin : 2, 95 mg/dl
Albumin : 3.0 mg/dl
BB : 58 kg
TB : 162 cm
LILA : 30 cm
IMT : 22.13 (Normal)
Diit protein 0,6 hd/kg BB
Diit uremia 170 kkal
B. Diagnosa Keperawatan

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan edema paru.

2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai O2

kejaringan menurun.

3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan input cairan lebih

besar dari pada output

4. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake tidak adekuat.

C. Intervensi

No Waktu Tujuan dan Rencana Rasional


dx kriteria hasil
1. 22 Maret Tujuan: Pola a. Auskultasi bunyi nafas, a. Menyatakan adanya
2019 nafas kembali catat adanya crakles pengumpulan sekret
normal / stabil b. Ajarkan pasien batuk b. Membersihkan jalan nafas
Kriteria Hasil : efektif dan nafas dalam dan memudahkan aliran O2
pasien tidak c. Atur posisi senyaman c. Mencegah terjadinya sesak
mengalami mungkin nafas
dispnea d. Batasi untuk d. Mencegah sesak atau
beraktivitas hipoksia
e. Anjurkan diit hipertonis e. Mengurangi edema paru

f. Colaborasi pemberian f. Perfusi jaringan adekuat


O2
2. Tujuan : a. Selidiki adanya tanda a. Mengetahui penyebab
anemis
Perfusi jaringan
b. Observasi adanya b. Edema merupakan
adekuat
edema ekstremitas penyebab
Kriteria hasil : c. Dorong latihan aktif c. Meningkatkan sirkulasi
CRT kurang dengan rentang gerak perifer
dari 2 detik sesuai toleransi
d. Kolaborasi pemberian e. Meningkatkan suplai O2
O2
3. Tujuan: a. Kaji status cairan a. Mengetahui status cairan,
dengan menimbang BB meliputi input dan output
Volume cairan
perhari, keseimbangan
dalam keadaan
masukan dan haluaran,
seimbang
turgor kulit tanda-tanda
Kriteria hasil:
vital
tidak ada
edema, b. Batasi masukan cairan b. Pembatasan cairan akan
keseimbangan
menentukan BB ideal,
antara input
haluaran urin, dan respon
dan output
terhadap terapi.
cairan
c. Jelaskan pada pasien c. Pemahaman meningkatkan
dan keluarga tentang kerjasama pasien dan
pembatasan cairan keluarga dalam pembatasan
cairan
d. Anjurkan pasien / ajari d. Untuk mengetahui
pasien untuk mencatat keseimbangan input dan
penggunaan cairan output
terutama pemasukan dan
haluaran

4 Tujuan: a. Awasi konsumsi a. Mengidentifikasi


Mempertahank makanan / cairan kekurangan nutrisi
an masukan b. Perhatikan adanya mual b. Menurunkan pemasukan
nutrisi yang dan muntah dan memerlukan intervensi
adekuat dengan
c. Berikan makanan c. Porsi lebih kecil dapat
kriteria hasil:
sedikit tapi sering meningkatkan masukan
menunjukan
makanan
protein albumin
d. Berikan diit protein 0.6 d. Meningkatkan protein
stabil.
hd/kg BB albumin
e. Berikan perawatan e. Menurunkan
mulut sering ketidaknyamanan dan
mempengaruhi masukan
makanan
D. Implementasi

No Waktu Implementasi Respon TT


Dx
1. 22/03/2019 a. Mengobservasi pola nafas klien, S :-
14.20 mencatat frekuensi pernafasan O : RR=30x/menit
14.30 b. Mengkaji keluhan sesak nafas S :Tn. M mengeluh sesak
yang dirasakan klien nafas
O :Pasien gelisah
14.45 c. Memberikan posisi yang nyaman S : Pasien mengatakan lebih
untuk pasien, yaitu posisi setengah nyaman tapi masih sesak
duduk dan memberikan O2 3lt O : Pasien lebih tenang

2. 14.25 a. Mengkaji keluhan pasien tentang S : Pasien megatakan


adanya lemah, letih, lesu lemah, letih, dan lesu
O:-
14.35 b. Mengobservasi CRT, edema dan S:-
ada tidaknya tanda gejala anemis O: Bibir pucat
Konjungtiva palpebra
anemis
CRT pada ekstremitas atas
dan bawah lebih dari 3
detik, edema (+)
15.30 c. Memeriksa hasil laboratorium S:-
O : Hemoglobin 8.4 g/dl
(Low)
3. 15.00 a. Mengobservasi keadaan umum S :Pasien mengatakan
klien, ada tidaknya edema, tingkat tangan dan kakinya masih
kesadaran dan keluhan pasien bengkak.
O : Tn. M gelisah, edema
(+), komposmetis
16.00 b. Membatasi cairan dan memantau S : Tn. M minum sehari
dan mencatat input dan output cairan habis satu gelas belimbing.
dan menghitung balance cairan O : Balance cairan=
(+)967.75
4. 17.00 a. Mengkaji adanya keluhan mual S :Pasien masih mengeluh
dan tidak nafsu makan pada klien mual dan tidak nafsu
17.30 makan.
O:-
18.00 b. Memberikan makan dalam porsi S:-
sesuai dengan diit pasien , diit O :Pasien makan habis dua
19.00 uremia 170 kkal dan diit protein 0.6 sendok saja.
mg/dl
c. Motivasi keluarga untuk selalu S : keluarga mengatakanTn.
memberikan dorongan pada Tn, M M tidak suka dipaksa
untuk menghabiskan makanannya. makan
O : keluarga tidak
kooperatif
1 23/03/19 a. Mengobservasi keadaan umum S : Pasien mengeluh masih
07.30 pasien dan mencatat frekuensi sesak
pernafasan O :Pasien lebih tenang
RR : 28x/menit
08.00 b. Memberikan posisi setengah S : Pasien lebih nyaman
duduk dan memberikan terapi O2 3lt tapi sesak masih tetap sama
O : Pasien tenang
2 08. 10 a. Mengobservasi keluhan pasien S : Pasien mengeluh cepat
letih
O : Pasien bibir pucat,
08.30 konjungtiva palpebra
anemis
b memantau dan mencatat tanda S:-
vital O : TD 170/130mmHg,
Nadi 100x/menit, RR
0
28x/menit, S 37.5 C
3 09.00 a. Membatasi pemasukan cairan dan S:Pasien masih mengeluh
mengobservasi balance cairan bengkak pada tangan dan
kaki
O:Edema pada tangan dan
kaki
Balance cairan (+) 824, 75
10.00 b. memberikan terapi lasix 3x2 amp S:-
O:-
4. 10.05 a. Mengkaji keluhan mual S : Pasien masih mengeluh
mual
O:-
11.30 b. Memberikan diit uremia 170 kkal S : pasien malas makan
dan diit protein 0.6 hd/kg BB O : Pasien makan habis 3
sendok makan
1. 24/03/2019
07.30 a. Mengobservasi frekuensi nafas S : Pasien mengatakan
dan keluhan pasien sesak sedikit berkurang
O : RR 28x/menit
08.00 b. Memberikan posisi yang nyaman S : Tn. M merasa lebih
dan memberikan O2 3 lt nyaman
O :Pasien mulai tenang
RR: 28x/ menit
2. 08.10 a. Mengobservasi keluhan pasien S : Pasien masih merasa
dan mengukur TTV cepat letih
O : TD 170/130mmHg, N
104x/menit, RR 28x/menit,
S 37.0C
09.00 b. Memberikan hemobion peroral S:-
250mg O : obat sudah diminum
3. 09.05 a. Mengkaji edema dan turgor kulit S:Pasien mengatakan masih
bengkak
O:Edema (+)
Turgor kulit tidak elastis
09.30 b. Mengukur balance cairan dan S : Pasien minum baru 2
membatasi pemasukan cairan sendok makan
O : Balance cairan (+)
843.75
10.00 c. memberikan injeksi lasix 3x2 amp S:-
O : Obat sudah diberikan
melalui IV
4 11.00 a. Mengkaji keluhan pasien dan S : Pasien masih mual
menganjurkan pasien untuk O : Pasien lemah
menghabiskan makannya S:-
11.30 b. Memberikan diit protein 0.6 hd/kg O : Pasien makan habis 2
BB sendok
E. Evaluasi

No Tanggal Diagnosa Evaluasi TTD


1 22/03/19 Pola nafas tidak S : Pasien masih mengeluh masih sesak
20.00 efektif O : Pasien gelisah
RR: 30x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Berikan posisi yang nyaman
Batasi cairan untuk mengurangi edema
paru
Kolaborasi pemberian O2 3 lt
2. 20.15 Gangguan S : Pasien mengatakan lemah
perfusi jaringan O : Bibir pucat
Konjungtiva palpebra anemis
CRT pada ekstremitas labih 3 detik
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Pantau tanda vital
3. 20.30 Kelebihan S : Pasien tangan dan kakinya masih bengkak
volume cairan O : Balance cairan (+)967.75
Edema pada ekstremitas
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Awasi balance cairan
Berikan IV lasix
4 20.45 Gangguan S : Pasien mengatakan tidak nafsu makan
nutrisi kurang O : Pasien makan habis 2 sendok
dari kebutuhan A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
Motivasi pasien untuk menghabiskan
makan
1. 23/03/19 Pola nafas tidak S : Pasien masih mengeluh masih sesak
efektif O : Pasien gelisah
RR: 28x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Berikan posisi yang nyaman
Batasi cairan untuk mengurangi edema
paru
Colaborasi pemberian O2 3lt
2. Gangguan S : Pasien mengeluh lemah, letih, lesu
perfusi jaringan O :TD : 170/130 mmHg
perifer N : 104 kali/menit
Bibir pucat
Konjungtiva pslpebra anemis
CRT pada ekstremitas atas dan bawah
lebih dari 3 detik
Hemoglobin 8.4 g/dl (Low)
Hematokrit 26.4% (Law)
Eritrosit 3.5 juta/mmk (Law)
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Kolaborasi pemberian hemobion 2x1 (250)
peroral
3 Kelebihan S : Pasien tangan dan kakinya masih bengkak
Volume Cairan O : Balance cairan (+)824.75
Edema pada ekstremitas
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Awasi balance cairan
Berikan IV lasix
4 Gangguan S : Pasien mengatakan tidak nafsu makan
nutrisi kurang O : Pasien makan habis 3 sendok
dari kebutuhan A : Masalah belum teratasi
tubuh P : Lanjutkan Intervensi
Motivasi pasien untuk menghabiskan
makan
1 04/03/09 Pola nafas tidak S : Pasien mengeluh sesak berkurang.
efektif O : Pasien gelisah
RR: 28x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
Berikan posisi yang nyaman
Batasi cairan untuk mengurangi edema
paru
Kolaborasi pemberian O2 3lt
2 Gangguan S : Pasien mengatakan lemah
perfusi jaringan O : Bibir pucat
perifer Konjungtiva palpebra anemis
CRT pada ekstremitas labih 3 detik
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Pantau tanda vital
Dorong latihan rentang gerak
3 Kelebihan S :Tn. M mengatakan tangan dan kakinya
Volume Cairan masih bengkak padahal sudah membatasi
minumnya satu hari hanya satu gelas
belimbing.
O :Edema pada ekstremitas atas dan bawah
CRT ekstremitas atas dan bawah < 3 detik
Turgor kulit tidak elastic
Balance cairan (+)843.75
Ureum : 153 mg/dl
Cretinin : 9,8 mg/dl
Natrium : 140 mmol/l
Kalium : 3,7 mmol/l
Clorida : 106 mmol/l
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi :
Catat adanya edema
Ukur balance cairan tiap jam
Konsul untuk program HD
4 Gangguan S :Pasien masih mengeluh mual dan tidak
nutrisi kurang nafsu makan
dari kebutuhan O :Pasien makan 2 sendok dari porsi diit yang
diberikan
A :Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Berikan diit sesuai advis dokter
Berikan diit sedikit tapi sering
Konsultasi dengan ahli gizi tentang
pemberian diit yang tepat

Você também pode gostar