Você está na página 1de 23

ANALISIS

KEBUTUHAN TENAGA
PUSKESMAS TAPIAN
DOLOK
PUSKESMAS TAPIAN DOLOK
KABUPATEN SIMALUNGUN
2016
BAB I

MENETAPKAN UNIT KERJA DAN KATEGORI SDM

Menetapkan unit kerja dan kategori SDM tujuannya adalah diperolehnya unit kerja
dan kategori SDM yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) maupun Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) di Puskesmas.

Data dan informasi yang dibutuhkan untuk menetapkan unit kerja dan kategori
SDM adalah sebagai berikut :

1. Keputusan Menteri Kesehatan RI 1457/MENKES/SK/X/2003, tentang Standar


Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/MENKES/SKII/2004, tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
3. Bagan Struktur Organisasi Puskesmas dan uraian tugas pokok dan fungsi masing-
masing unit kerja.
4. Data Pegawai berdasarkan pendidikan yang bekerja pada tiap unit kerja Puskesmas.
5. PP 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
6. Peraturan perundang-undangan berkaitan dengan jabatan fungsional tenaga
kesehatan.
7. Standar pelayanan dan SOP yang berlaku di Puskesmas.

Puskesmas sebagai sarana kesehatan strata pertama dan merupakan Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD) bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan guna mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan
nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010.

Untuk dapat mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan tersebut Puskesmas


memiliki fungsi pokok :

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.


2. Pusat pemberdayaan masyarakat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama:
 Pelayanan kesehatan perorangan, yaitu pelayanan kesehatan yang bersifat
pribadi (private goods) dengan tujuan utamanya adalah pemulihan kesehatan
perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan dan pencegahan penyakit.
 Pelayanan kesehatan masyarakat, yaitu pelayanan kesehatan yang bersifat
publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara, dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit
dan pemulihan kesehatan.

Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota adalah Unit


Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan Kabupaten/Kota. Dalam
Sistem Kesehatan Nasional, Puskesmas adalah sarana kesehatan yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan strata pertama, meliputi upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Upaya kesehatan
tersebut dikelompokkan sebagai berikut:

Upaya kesehatan di Puskesmas Tapian Dolok, yaitu:

1. Upaya Kesehatan Wajib

Upaya kesehatan wajib adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan


komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap Puskesmas di Wilayah Indonesia, yaitu meliputi :
a. Upaya Promosi Kesehatan.
b. Upaya Kesehatan Lingkungan.
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana.
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat.
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.
f. Upaya Pengobatan.

2. Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan


permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta disesuaikan dengan
kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya
kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada yakni :
a. Upaya Kesehatan Gigi.
b. Upaya Kesehatan Sekolah.
c. Upaya Kesehatan Jiwa.
d. Upaya Kesehatan Usia Lanjut/Lansia.
Struktur organisasi Puskesmas tergantung lingkup upaya kesehatan yang
diselenggarakan dan tergantung masalah kesehatan, beban kegiatan, sumber daya manusia
serta sarana dan prasarana yang dimiliki. Secara umum pola struktur organisasi Puskesmas
Tapian Dolok adalah sebagai berikut :
1. Kepala Puskesmas.
2. Unit Tata Usaha.
3. Unit Pelaksana Teknis Fungsional:
a. Upaya Kesehatan Masyarakat.
b. Upaya Kesehatan Perorangan.

4. Jaringan Pelayanan Kesehatan Puskesmas:


a. Unit Puskesmas Pembantu.
b. Unit Pos Kesehatan Desa
c. Unit Bidan di Desa/komunitas.

Untuk penyederhanaan dan kemudahan penghitungan kebutuhan SDM Puskesmas,


unit kerja / Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas Tapian Dolok dikelompokkan
sebagai berikut:

1. Unit kerja yang berkaitan langsung dengan penyelenggaraan upaya kesehatan


masyarakat, antara lain meliputi:
a. Upaya Promosi Kesehatan.
b. Upaya Kesehatan Lingkungan.
c. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat.
d. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.

2. Unit kerja yang berkaitan langsung dengan penyelenggaraan Upaya Kesehatan


Perorangan, antara lain meliputi:
a.Upaya Pengobatan (Ruang Pengobatan Umum, UGD).
b. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.
c.Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana.

3. Unit kerja yang menyelenggarakan pelayanan yang bersifat menunjang


kegiatan butir 1 dan butir 2 tersebut, antara lain meliputi:
a. Laboratorium.
b. Apotik/Pelayanan Obat.
Apabila ditemukan unit kerja atau Unit Teknis Pelaksana Fungsional yang belum
diatur atau ditetapkan oleh Kepala Puskesmas atau Pemda selaku pemilik Puskesmas, maka
perlu dikaji terlebih dahulu apakah tugas pokok dan fungsinya atau kegiatan-kegiatannya
dapat digabung atau menjadi bagian unit kerja yang telah ada (sub unit) sebelum ditetapkan
keberadaannya.

Setelah unit kerja atau unit teknis pelaksana fungsional di Puskesmas telah
ditetapkan, langkah selanjutnya adalah menetapkan kategori SDM sesuai kompetensi
(pendidikan, pelatihan/kursus, pengalaman kerja, jenjang jabatan fungsional dll.) untuk
menjamin mutu, efisiensi dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan/pelayanan di tiap unit
kerja Puskesmas.

Data kepegawaian masing-masing unit kerja, standar pelayanan, SOP yang berlaku
di Puskesmas serta fakta dan pengalaman yang dimiliki para penanggung jawab unit kerja
adalah sangat membantu proses penetapan kategori SDM di tiap unit kerja di Puskesmas.

TABEL I
UNIT KERJA DAN KATEGORI SDM

NO UNIT KERJA KATEGORI SDM

1. Kepala Puskesmas Min.S1Sarjana


Kesehatan

2 KTU Min.Pendidikan SMA

3. Pendaftaran dn Rekam Medis Min.Pendidikan SMA


4. Pelayanan Kesehatan Perorangan
 Upaya Pengobatan Umum - Dokter Umum
- Perawat
- Bidan
 Upaya Pengobatan Gigi - Dokter Gigi
- Perawat Gigi
 UGD - Dokter Umum
- Perawat
- Bidan
 Upaya KIA dan KB - Dokter
- Bidan
- Perawat
5. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
1. Perawat
 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan 2. Bidan
Penyakit Menular
 Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat. 1. D3 Ahli Gizi /
Nutrisionis
2. SPAG

6. Apotek 1. Apoteker
2. Asisten Apoteker
7. Gudang Obat Asisten Apoteker

8. Laboratorium Analis Kesehatan


BAB II

MENETAPKAN WAKTU KERJA TERSEDIA

Menetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah diperolehnya waktu kerja


tersedia masing-masing kategori SDM yang bekerja di Puskesmas selama kurun waktu 1
(satu) tahun.

Data yang dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja tersedia adalah sebagai
berikut :
1. Hari kerja, sesuai dengan ketentuan hari kerja Puskemas yang ditetapkan oleh
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. pada umumnya dalam 1 minggu 6 hari kerja.
Dalam 1 tahun 312 hari kerja (6 hari x 52 minggu). (A)
2. Cuti tahunan, sesuai ketentuan setiap SDM memiliki hak cuti 12 hari kerja setiap
tahun. (B)
3. Hari Libur Nasional, berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Republik Indonesia tanggal 7 Mei 2015 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti
Bersama, tahun 2015, ditetapkan 15 Hari Kerja dan 4 hari kerja untuk cuti bersama.
(C)
4. Ketidak hadiran kerja, sesuai data rata-rata ketidak hadiran kerja (selama kurun
waktu 1 tahun) karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau tanpa pemeberitahuan
atau ijin. (D)
5. Waktu kerja, sesuai Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang hari kerja dan jam
kerja Puskesmas, dalam pedoman ini digunakan hari kerja 6 hari dalam 1 minggu.
(E)

Berdasarkan data tersebut selanjutnya dilakukan

penghitungan untuk menetapkan waktu tersedia dengan

rumus sebagai berikut :

Waktu Kerja Tersedia = {A - (B+C+D)} X E

Keterangan :
A = Hari Kerja D = Ketidak Hadiran Kerja
B = Cuti Tahunan E = Waktu Kerja dalam 1 hari
C = Hari Libur Nasional
Hasil penghitungan dengan rumus tersebut dapat dilihat pada perhitungan dibawah.
Adapun uraian penghitungannya adalah sebagai berikut :

Hari kerja tersedia:

= {312 - (12+19+10)}
= 271 hari kerja/tahun

TABEL II

WAKTU KERJA TERSEDIA

KOD
FAKTOR Jumlah KETERANGAN
E
A Hari Kerja 312 Hari/Tahun
B Cuti Tahunan 12 Hari/Tahun
C Hari Libur Nasional 19 Hari/Tahun
D Ketidak Hadiran Kerja 10 Hari/Tahun
E Waktu Kerja 6 Jam/Hari
Hari Kerja Tersedia 271 Hari/Tahun
1,626 Jam/Tahun
Waktu Kerja Tersedia
97,560 Menit/Tahun
BAB III

MENYUSUN STANDAR BEBAN KERJA

Penyusunan standar beban kerja tujuannya adalah diperolehnya volume/kuantitas


kegiatan pokok yang dapat dikerjakan selama 1 tahun masing-masing kategori SDM di
tiap unit kerja Puskesmas sesuai waktu kerja tersedia yang dimiliki oleh masing-masing
kategori SDM.
Standar beban kerja merupakan hasil pembagian waktu rata-rata yang dibutuhkan
tiap kegiatan pokok dengan waktu kerja tersedia yang dimiliki oleh masing-masing
kategori SDM.
Adapun rumus penghitungan untuk memperoleh standar beban kerja masing-
masing kategori SDM adalah sebagai berikut:

Waktu Kerja Tersedia


Standar Beban Kerja =
Jumlah Rata-rata Waktu Per-Kegiatan Pokok

Data dan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun standar beban kerja masing-
masing kategori SDM utamanya adalah sebagai berikut :
a. Waktu kerja tersedia yang telah ditetapkan.
b. Bagan Struktur Organisasi Puskesmas dan uraian tugas pokok dan fungsi serta
kategori SDM masing-masing unit kerja / Unit Pelaksana Teknis Fungsional.
c. Kegiatan pokok (jenis dan kuantitas) pada masing-masing unit kerja / Unit
Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas.
d. Rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh tiap kategori SDM untuk menyelesaikan tiap
jenis kegiatan pokok.
e. Standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional (SOP) yang
berlaku di Puskesmas.

Kegiatan pokok adalah kumpulan atau gabungan kegiatan-kegiatan yang


dilakukan oleh SDM kesehatan sesuai kompetensinya dan mengacu pada standar
pelayanan, SOP serta pedoman yang berlaku di Puskesmas. Rata-rata waktu per
kegiatan pokok adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan pokok
(jumlah rata-rata waktu yang dibutuhkan tiap kegiatan pelayanan) oleh masing-masing
kategori SDM. Kebutuhan waktu untuk tiap kegiatan pokok sangat bervariasi, baik untuk
pelayanan kesehatan perorangan maupun pelayanan kesehatan masyarakat. Pada Tabel
Sebelum menetapkan kegiatan pokok masing-masing kategori SDM, terlebih
dahulu dipelajari struktur organisasi dan tata kerja penyelenggaraan upaya kesehatan
perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat yang telah berjalan pada saat ini. Hal
ini di maksudkan untuk mendapatkan informasi sebagai berikut:
a. Kegiatan pokok tiap upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan
wajib pengembangan yang diselenggarakan Puskesmas.
b. Pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing kategori SDM
sesuai kompetensi dan kewenangan yang dimiliki.
Pada Tabel III di bawah ini disajikan contoh sederhana penyusunan kegiatan
pokok untuk upaya kesehatan perorangan.

TABEL III
KEGIATAN POKOK UPAYA KESEHATAN PERORANGAN
UNIT KERJA/ KEGIATAN PELAYANAN KEGIATAN POKOK
KATEGORI SDM
POLI UMUM
Dokter Pasien Baru :
- Anamnesa Pemeriksaan Pasien Baru
- Pemeriksaan Fisik
- Pembacaan Hasil Lab/Rontgen
- Penulisan Resep/Rujukan
Pasien Lama :
- Anamnesa Pemeriksaan Pasien Lama
- Pemeriksaan Fisik
- Pembacaan Hasil Lab/Rontgen
- Penulisan Resep/Rujukan
Ibu Melahirkan : Pertolongan Persalinan Resiko
- Anamnesa Tinggi / Komplikasi
- Pemeriksaan kandungan
- Pemeriksaan dalam
- Pertolongan persalinan Resti
POLI KIA dan KB
Bidan/Akbid Pasien Ibu Hamil :
- Timbang berat badan Pemeriksaan Ibu Hamil / Ante
- Tekanan darah (Tensi) Natal Care
- Anamnesa
- Pemeriksaan kandungan
- Pemberian Resep
- Konseling/KIE
Pasien Ibu Melahirkan :
- Tekanan darah, suhu badan
- Anamnesa Pertolongan Persalinan Normal
- Pengabilan sampel /specimen
- Pemeriksaan kandungan
- Pemeriksaan dalam
- Observasi kemajuan janin
- Pertolongan persalinan
Pasien Ibu Nifas :
- Tekanan darah, suhu badan Ibu Nifas / Post Natal Care
- Anamnesa
- Pemeriksaan kandungan
- Pemeriksaan jalan lahir
- Penulisan resep
- Konseling/KIE
Pasien Neonatus/Bayi :
- Timbang berat badan Pemeriksaan Neonatus/bayi
- Tekanan darah dan suhu tubuh
- Pemeriksaan fisik
- Konseling/KIE
Imunisasi TT Imunisasi Ibu Hamil
Imunisasi BCG, Polio, Campak dll. Imunisasi Bayi

Dalam proses pemilahan, penggabungan kegiatan dan menetapkan sebutan suatu


kegiatan pokok, sebaiknya mengacu pada sebutan yang lazim digunakan di Puskesmas
atau mengacu pada buku standar pelayanan, SOP dan buku-buku pedoman yang
diberlakukan.
Kegiatan pokok yang telah diperoleh sebagaimana diuraikan pada Tabel III,
selanjutnya ditetapkan waktu rata-rata yang dibutuhkan tiap-tiap kegiatan pelayanan.
Selanjutnya rata-rata waktu kegiatan pelayanan dijumlahkan untuk mendapatkan rata-rata
waktu kegiatan pokok.
Perbedaan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan
perorangan utamanya karena pelayanan kesehatan adalah bersifat individual, spesifik
dan unik sesuai karateristik pasien (umur, jenis kelamin), jenis dan berat ringannya
penyakit, ada tidaknya komplikasi, standar pelayanan, standar prosedur operasional
(SOP), penggunaan teknologi kedokteran dan prasarana yang tersedia serta kompetensi
SDM.
Rata-rata waktu kegiatan pelayanan atau kegiatan pokok dapat ditetapkan
berdasarkan referensi hasil-hasil penelitian, atau diperoleh dengan melaksanakan
penelitian. Untuk mendapatkan Rata-rata waktu kegiatan pelayanan atau kegiatan pokok
yang cukup akurat dan mudah dikerjakan, yaitu dengan melaksanakan pengamatan dan
pencatatan waktu yang dibutuhkan masing-masing kategori SDM untuk menyelesaikan
tiap kegiatan pokok sesuai dengan standar pelayanan dan SOP yang berlaku di
Puskesmas.

TABEL IV
KEGIATAN POKOK DOKTER DAN BIDAN

UNIT KERJA/ RATA-RATA


KEGIATAN PELAYANAN KEGIATAN POKOK
KATEGORI SDM WAKTU

Poli Umum
Dokter Pasien Baru : 7 Menit
- Anamnesa 2 Menit
Pemeriksaan Pasien Baru
- Pemeriksaan fisik 2 Menit
- Pembacaan hasil Lab/Rontgen 2 Menit
- Penulisan Resep/Rujukan 1 Menit
Pasien Lama : 5 Menit
- Anamnesa 1 Menit
Pemeriksaan Pasien Lama
- Pemeriksaan fisik 1 Menit
- Pembacaan hasil Lab/Rontgen 2 Menit
- Penulisan Resep/Rujukan 1 Menit
Ibu Melahirkan : 65 Menit
- Anamnesa 1 Menit Pertolongan Persalinan
- Pemeriksaan kandungan 2 Menit Resiko Tinggi / Komplikasi
- Pemeriksaan dalam 2 Menit
- Pertolongan persalinan 60 Menit

UNIT KERJA/ RATA-RATA


KEGIATAN PELAYANAN KEGIATAN POKOK
KATEGORI SDM WAKTU

Poli KIA dan KB


Bidan/Akbid Pasien Ibu Hamil : 9 Menit
- Timbang berat badan 0.5 Menit Pemeriksaan Ibu Hamil /
- Tekanan darah (Tensi) 1 Menit Ante Natal Care
- Anamnesa 1 Menit
- Pemeriksaan kandungan 2 Menit
- Penulisan Resep/Rujukan 0.5 Menit
- Imunisasi TT 2 Menit
- Konseling/KIE 2 Menit
Pasien Ibu Melahirkan : 120 Menit
- Tekanan darah, suhu badan 2 Menit Pertolongan Persalinan
- Anamnesa 1 Menit Normal
- Pengabilan sample /specimen 2 Menit
- Pemeriksaan kandungan 2 Menit
- Pemeriksaan dalam 2 Menit
- Pencatatan rekam medik 1 Menit
- Observasi kemajuan janin 20 Menit
- Pertolongan persalinan 90 Menit
Pasien Ibu Nifas : 15 Menit
- Tekanan darah, suhu badan 1 Menit
- Anamnesa 2 Menit Ibu Nifas / Post Natal Care
- Pemeriksaan kandungan 2 Menit
- Jalan Lahir 2 Menit
- Penulisan resep 1 Menit
- Pencatatan Rekam Medik 4 Menit
- Konseling/KIE 3 Menit
Pasien Neonatus/Bayi : 7.5 Menit
- Timbang berat badan 0.5 Menit
Pelayanan Neonatus / Bayi
- Tekanan darah dan suhu badan 2 Menit
- Pemeriksaan fisik 2 Menit
- Konseling/KIE 3 Menit
Imunisasi TT Bumil 2 Menit Imunisasi Ibu Hamil
Imunisasi BCG, Polio, Campak dll. 2 Menit Imunisasi Bayi

Sebelum melaksanakan pengamatan dan pencatatan waktu kerja, terlebih dahulu


dipilih 1-2 orang dari masing-masing kategori SDM yang memiliki disiplin dan etos kerja
yang baik serta ketaatannya dalam melaksanakan standar pelayanan dan SOP.
Selanjutnya hasil pengamatan rata-rata waktu kerja yang telah diperoleh dibahas guna
mendapatkan tanggapan dan kesepakatan dari masing-masing kategori SDM.
Apabila pengamatan dan pencatatan rata-rata waktu tiap kegiatan pokok belum
dapat dilaksanakan, Puskesmas dapat menetapkan rata-rata waktu yang dibutuhkan
untuk melaksanakan kegiatan pokok dengan meminta pendapat atau kesepakatan pada
masing-masing kategori SDM. Secara bertahap dalam jangka panjang Puskesmas dapat
melakukan studi secara intensif untuk menyusun rata-rata waktu yang dibutuhkan
menyelesaikan tiap kegiatan pokok oleh masing-masing kategori SDM.
Standar beban kerja kategori SDM Dokter dan Bidan/Akbid dilakukan
penghitungan dengan membagi waktu kerja tersedia masing-masing kategori SDM yang
telah ditetapkan sebelumnya (Tabel II) dengan jumlah rata-rata waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok (Tabel IV). Adapun hasil penghitungannya dapat
dilihat pada Tabel V di bawah ini.

TABEL V
STANDAR BEBAN KERJA

WAKTU STANDAR
RATA-RATA
KATEGORI SDM KEGIATAN POKOK KERJA BEBAN
WAKTU
TERSEDIA KERJA
Pemeriksaan Pasien Baru 7 Menit 96,840 13,834
Dokter Pemeriksaan Pasien Lama 5 Menit 96,840 19,368
Pertolongan Persalinan Resti 65 Menit 96,840 1,490
Pemeriksaan Ibu Hamil / Ante Natal
9 Menit 97,560 10,840
Care
Bidan/Akbid Pertolongan Persalinan Normal 120 Menit 97,560 813
Pelayanan Ibu Nifas / Post Natal
15 Menit 97,560 6,504
Care
Pelayanan Neonatus /Bayi 7.5 Menit 97,560 13,008
Imunisasi Bumil 2 Menit 97,560 48,780
Imunisasi Bayi 2 Menit 97,560 48,780

Pada Tabel V menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 1 (satu) tahun seorang
Dokter memiliki Standar Beban Kerja sebesar 13,834 Pemeriksaan Pasien Baru dan
sebesar 19,368 Pemeriksaan Pasien Lama serta 1,490 pelayanan Pertolongan Persalinan
Resiko Tinggi. Hal ini tidak berarti seorang Dokter atau seorang Bidan/Akbid hanya
melaksanakan kegiatan/pelayanan sesuai Standar Beban Kerja tersebut, tetapi seorang
Dokter atau Bidan/Akbid juga melaksanakan kegiatan-kegiatan lain yang menyita jam
kerja tersedia yang dimilikinya, misalnya; pelayanan visite pasien rawat inap (Puskesmas
Perawatan), kunjungan ke Puskesmas Pembantu, rapat-rapat di Puskesmas maupun di
luar Puskesmas.
Standar Beban Kerja SDM kategori Dokter untuk Pemeriksaan Pasien Baru di Poli
Umum Puskesmas sejumlah 13,834 dapat diartikan bahwa setiap Pemeriksaan Pasien
Baru membutuhkan waktu 1/13,834 dari waktu kerja tersedia yang dimilikinya selama
kurun waktu 1 (satu) tahun.
BAB IV
MENYUSUN STANDAR KELONGGARAN

Penyusunan standar Kelonggaran tujuannya adalah diperolehnya kebutuhan


waktu masing-masing kategori SDM untuk menyelesaikan tiap faktor kelonggaran atau
kegiatan-kegiatan yang kurang tekait langsung atau tidak dipengaruhi tinggi rendahnya
kuantitas atau jumlah kegiatan pokok/pelayanan.
Penyusunan standar kelonggaran dibutuhkan data dan informasi tentang faktor
kelonggaran masing-masing kategori SDM yaitu:
a. Kegiatan-kegiatan yang tidak/kurang tekait langsung dengan kompetensi
dan kewenangan, misalnya; untuk kategori SDM Bidan/Akbid yang bekerja di Poli
KIA dan KB kegiatan yang tidak terkait dengan kegiatan pokok pelayanan pada
pasien, misalnya; mengikuti rapat, menyusun laporan.
b. Frekuensi tiap faktor kelonggaran dalam satuan hari, minggu, bulan.
c. Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menyelesaikan faktor kelonggaran.
Adapun rumus penghitungan untuk menetapkan Standar Kelonggaran yang
dimiliki oleh masing-masing kategori SDM adalah sebagai berikut:
Jumlah Rata-rata Waktu Faktor Kelonggaran
Standar Kelonggaran =
Waktu Kerja Tersedia

Kategori SDM Dokter dapat memiliki faktor kelonggaran yang berbeda, misalnya;
mengikuti kegiatan rapat di Puskesmas, Kecamatan dan Kabupaten/Kota merupakan
faktor kelonggaran yang dimiliki kategori SDM Dokter yang bertanggung jawab
menyelenggarakan upaya pengobatan di Poli Umum, tetapi bagi Dokter yang
bertanggung jawab atau menduduki jabatan sebagai Kepala Puskesmas kegiatan rapat
bukan kegiatan yang termasuk faktor kelonggaran.
Pada Tabel VI disajikan contoh sederhana penghitungan faktor kelonggaran yang
dimiIiki oleh kategori kategori Bidan/Akbid.

TABEL VI
STANDAR KELONGGARAN BIDAN/AKBID

NO FAKTOR KELONGGARAN FREKUENSI WAKTU JUMLAH SKG


1 1 Kl / Bl 3.0 Jam 36 Jam/Thn 0.02 SDM
Rapat Program di Dinkes
Kab/Kota
2 Penyusunan laporan 1 Kl /Minggu 1 Jam 52 Jam/Thn 0.03 SDM
3 Pendidikan dan pelatihan 2 Kl / Thn 3 Hari 36 Jam/Thn 0.02 SDM
4 KIE di luar gedung 2 Kl / Bl 2 Jam 48 Jam/Thn 0.03 SDM
5 KIE Kelompok di dalam gedung 1 Kl /Minggu 0.5 Jam 26 Jam/Thn 0.02 SDM
6 Pendampingan rujukan
Bulin/Neonatus Risti ke RS 2 Kl / Bl 3 Jam 72 Jam/Thn 0.04 SDM
Kabupaten/Kota
STANDAR KELONGGARAN (SKG) 0.17 SDM

Apabila Bidan/Akbid memililiki waktu kerja tersedia 1,626


jam/tahun dengan faktor kelonggaran Rapat Program di Dinkes
Kabupaten/Kota 1 kali/bulan (12 kali/tahun) dan waktu rata-rata tiap
rapat 3 jam, maka standar kelonggarannya adalah sebesar 0.02 SDM.
Hal ini juga dapat diartikan bahwa kegiatan Rapat Program di Dinkes
Kabupaten/Kota membutuhkan/menyita 2 % waktu kerja tersedia.
Adapun uraian penghitungan standar kelonggaran untuk kegiatan Rapat
Program di Dinkes Kabupaten/Kota adalah berikut :
a. Waktu kerja tersedia : 1.626 Jam/Tahun
b. Faktor kelonggaran : Rapat Program di Dinkes Kabupaten/Kota (1 kali x
12 Bulan x 3. 5 jam = 42 jam/tahun)
42 jam/tahun
c. Standar Kelonggaran :
1752 Jam/Tahun
: 0,024 SDM
Berdasarkan hasil penghitungan faktor kelonggaran pada Tabel VI, dalam kurun
waktu 1 tahun SDM kategori Bidan/Akbid memiliki standar kelonggaran sebesar 0,17
SDM atau atau 17 % dari waktu kerja tersedia (1,626 jam/tahun).
Apabila Dokter yang bekerja Poli Umum Puskesmas memilili waktu kerja tersedia
1,614 jam/tahun dan standar kelonggaran yang dimilikinya sebesar 0.19 atau 19% dari
waktu kerja tersedia atau 312 jam waktu kerja yang dimiliki digunakan untuk kegiatan
yang tidak atau kurang berkaitan langsung dengan tugas pokoknya memberikan
pelayanan kesehatan perorangan.
Pada Tabel VII di bawah ini disajikan contoh sederhana penghitungan faktor
kelonggaran yang dimiliki oleh kategori SDM Dokter yang bekerja di Puskesmas.

TABEL VII
STANDAR KELONGGARAN DOKTER

N
FAKTOR KELONGGARAN FREKUENSI WAKTU JUMLAH SKG
O
1 Rapat Program di Dinkes
1 Kl / Bulan 3 Jam 36 Jam/Tahun 0.02 SDM
Propinsi, Kab/Kota
Rapat di Puskesmas dan
2 2 Kl / Bulan 2 Jam 48 Jam/Tahun 0.03 SDM
Kecamatan
3 Pendidikan dan Pelatihan,
2 Kl / Tahun 3 Hari 36 Jam/Tahun 0.03 SDM
Seminar, Simposium
4 Penyuluhan di luar gedung 2 Kl / Bulan 2 Jam 48 Jam/Tahun 0.03 SDM
5 Kunjungan/pelayanan
1 Kl /Minggu 1 Jam 26 Jam/Tahun 0.02 SDM
Puskesmas Pembantu
6 Pendampingan rujukan
pasien ke RS 2 Kl / Bulan 4 Jam 96 Jam/Tahun 0.06 SDM
Kabupaten/Kota
STANDAR KELONGGARAN (SKG) 0.18 SDM

Apabila Dokter yang bekerja Poli Umum Puskesmas memililiki waktu kerja tersedia
1,614 jam/tahun dengan faktor kelonggaran pendampingan rujukan pasien ke Rumah
Sakit Kabupaten/Kota 2 kali/bulan atau 24 kali/tahun (2 x 12 bulan) membutuhkan waktu
rata-rata 4 jam, maka standar kelonggarannya adalah sebesar 0.06 SDM. Hal ini dapat
juga diartikan bahwa kegiatan pendampingan rujukan pasien ke Rumah Sakit
Kabupaten/Kota membutuhkan/menyita 6% waktu kerja yang dimiliki kategori SDM
Dokter.
Adapun uraian penghitungan standar kelonggaran untuk kegiatan
Rapat Program di Dinkes Kabupaten/Kota adalah berikut :
a. Waktu kerja tersedia : 1.614 Jam/Tahun
b. Faktor kelonggaran : pendampingan rujukan pasien ke Rumah Sakit
Kabupaten/Kota (2 kali x 12 Bulan x 4 jam = 96
jam/tahun)
96 jam/tahun
c. Standar Kelonggaran :
1.614 Jam/Tahun
: 0,06 SDM
Standar kelonggaran yang dimiliki oleh kategori SDM Dokter selama kurun waktu
1 tahun adalah sebesar 0.19 SDM atau 19% (312 jam) dari waktu kerja tersedia yang
dimilikinya (1,614) digunakan untuk kegiatan yang tidak atau kurang berkaitan langsung
dengan tugas pokoknya memberikan pelayanan kesehatan perorangan.
Faktor kelonggaran sangat terkait dengan lingkup tanggung jawab dan
kewenangan yang dimiliki oleh masing-masing kategori SDM disamping kompetensi yang
dimilikinya, misalnnya; kegiatan rapat di Kecamatan dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untuk Dokter yang menduduki jabatan sebagai Kepala Puskesmas bukan
merupakan faktor kelonggaran, tetapi merupakan kegiatan pokok.
BAB V
PENGHITUNGAN KEBUTUHAN SDM PER UNIT KERJA

Penghitungan kebutuhan SDM per unit kerja tujuannya adalah diperolehnya


jumlah dan jenis/kategori SDM yang dibutuhkan Puskesmas untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan selama kurun waktu 1
(satu) tahun.
Sumber data yang dibutuhkan untuk penghitungan kebutuhan SDM per unit kerja
meliputi :
a. Data dan infromasi yang diperoleh dari sebelumnya yaitu:
 Waktu Kerja Tersedia.
 Standar Beban Kerja.
 Standar Kelonggaran masing-masing kategori SDM.
b. Kuantitas kegiatan pokok tiap unit kerja Puskesmas selama kurun waktu satu
tahun.
Adapun penghitungan kebutuhan SDM adalah dapat diperoleh
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Kuantitas Kegiatan Pokok
Kebutuhan SDM = + Standar Kelonggaran
Standar Beban Kerja

Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data kegiatan pelayanan


yang telah dilaksanakan pada tiap unit kerja Puskesmas selama kurun waktu satu tahun.
Data kuantitas kegiatan pelayanan Poli Umum dapat diperoleh dari laporan kegiatan
Puskesmas, Buku Register Kunjungan dan buku catatan kegiatan yang ada pada tiap unit
kerja.
Untuk melakukan penghitungan kebutuhan SDM Dokter, Bidan/Akbid di Poli
Umum dan KIA dibutuhkan data kuantitas kegiatan selama kurun waktu 1 tahun (Tabel
VIII) dan data Standar Beban Kerja (Tabel IV) dan Standar Kelonggaran (Tabel V). Pada
Tabel VIII di bawah ini disajikan contoh sederhana kuantitas kegiatan pokok yang telah
disjikan pada Tabel IV.

TABEL VIII
KUANTITAS KEGIATAN POKOK POLI UMUM DAN KIA

KUANTITAS
UNIT KERJA KATEGORI SDM KEGIATAN POKOK
KEGIATAN
Pemeriksaan Pasien Baru 5,000
Poli Umum Dokter Pemeriksaan Pasien Lama 9,500
Pertolongan Persalinan Resti 100
Pemeriksaan Ibu Hamil / Ante 1,700
Natal Care
Poli KIA dan KB Bidan / Akbid Pertolongan Persalinan Normal 1,450
Pelayanan Ibu Nifas / Post Natal 1,400
Care
Pelayanan Neonatus /Bayi 1,300
Imunisasi Bumil 1,750
Imunisasi Bayi 1,300

Selanjutnya kebutuhan SDM untuk masing-masing kegiatan pokok dijumlahkan


terlebih dahulu sebelum di tambahkan dengan Standar Kelonggaran masing masing
kategori SDM. Hasil penghitungan kebutuhan SDM masing-masing kegiatan pokok dapat
dilihat pada Tabel IX di bawah ini.

TABEL IX
KEBUTUHAN SDM DOKTER DAN BIDAN / AKBID

KATEGORI
KEGIATAN POKOK KK SBK KS
SDM
Pemeriksaan Pasien Baru 5,000 13,834 0.36
Dokter Pemeriksaan Pasien Lama 9,500 19,368 0.49
Pertolongan Persalinan Resti 100 1,490 0.07
Sub Total Kebutuhan SDM 0.92
Standar Kelonggaran 0.18
Total Kebutuhan SDM Dokter 1.10
Pemeriksaan Ibu Hamil / Ante Natal 1,700 10,840 0.16
Care
Pertolongan Persalinan Normal 1,450 813 1.78
Bidan / Akbid Pelayanan Ibu Nifas / Post Natal Care 1,400 6,504 0.22
Pelayanan Neonatus /Bayi 1,300 13,008 0.10
Imunisasi Bumil 1,750 48,780 0.04
Imunisasi Bayi 1,300 48,780 0.03
Sub Total Kebutuhan SDM 2.32
Standar Kelonggaran 0.17
Total Kebutuhan SDM Bidan/Akbid 2.49
Keterangan :
- KK = Kuantitas Kegiatan selama 1 (satu) tahun
- SBK = Standar Beban Kerja
- KS = Kebutuhan SDM (KK/SBK)

Penyelenggaran pelayanan di Poli Umum sesuai dengan kuantitas kegiatan pokok


selama kurun waktu 1 (satu) tahun adalah sebesar 0.85 SDM kategori Dokter. Kebutuhan
SDM Dokter untuk masing-masing kegiatan pokok adalah sebagai berikut:
- Pemeriksaan Pasien Baru = 0.36
- Pemeriksaan Pasien Lama = 0.49
- Pertolongan Persalinan Resti = 0.07
Jumlah = 0.92
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Poli KIA sesuai dengan kuantitas
kegiatan pokok selama dalam kurun waktu 1 (satu) tahun adalah 2,32 SDM Kategori
Akbid/Akper. Kebutuhan SDM Bidan/Akbid atau waktu kerja untuk tiap kegiatan pokok
adalah sebagai sebagai berikut:
- Pemeriksaan Ibu Hamil / Ante Natal Care = 0.16
- Pertolongan Persalinan Normal = 0.78
- Pelayanan Ibu Nifas / Post Natal Care = 0.22
- Pelayanan Neonatus /Bayi = 0.10
- Imunisasi Bumil = 0.04
- Imunisasi Bayi = 0.03
Jumlah = 2.32

Adapun SDM yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan di


Poli Umum, Poli KIA dan KB berdasarkan kuantitas kegiatan pokok sebagaimana
disajikan pada Tabel VIII adalah sebagai berikut :
- 1 orang Dokter (1.10) diperoleh dengan menambahkan 0.92 SDM dengan
faktor kelonggaran sebesar 0.18 (0.92 + 0.18).
- 2 orang Bidan/Akbid (2.49) diperoleh dengan menambahkan 2.32 dengan
faktor kelonggaran sebesar 0.17 (2.32 + 0.17).

Hasil penghitungan kebutuhan SDM tersebut menunjukan adanya kekurangan


0.10 SDM atau 10 % waktu kerja untuk SDM kategori Dokter dan 0,49 SDM atau 49 %
waktu kerja yang dimilikinya untuk SDM kategori Bidan/Akbid.
BAB VI
ANALISA KEBUTUHAN SDM

Analisa kebutuhan SDM Kesehatan di Puskesmas tujuannya adalah


diperolehnya informasi kecukupan, kekurangan, kelebihan SDM dan alternatif
pendayagunaan serta upaya pemenuhannya pada tiap unit kerja.
Analisa kebutuhan SDM jangka pendek (1-2 tahun) untuk kategori SDM di
Puskesmas utamanya dibutuhkan data dan iformasi sebagai berikut:
1. Kuantitas kegiatan pelayanan tiap unit kerja 1 - 2 tahun yang lalu.
2. Perkiraan kecenderungan peningkatan kegiatan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di dalam dan di luar gedung,
antara lain disebabkan:
a. adanya pembangunan pemukiman baru.
b. Kejadian luar biasa.
c. Penambahan upaya kesehatan yang telah ada (pengembangan).
3. Standar beban kerja masing-masing kategori tenaga.
4. Faktor kelonggaran masing-masing kategori SDM.
5. Kategori dan jumlah SDM pada tiap unit kerja di Puskesmas.

Pada Tabel X dapat dilihat kebutuhan kebutuhan SDM untuk kategori Dokter
dan Bidan/Akbid berkaitan dengan perkiraan terjadinya peningkatan pelayanan di Poli
Umum, KIA dan KB pada tahun ke 2.

TABEL X
KUANTITAS KEGIATAN DAN KEBUTUHAN SDM

KATEGORI TAHUN 1 TAHUN 2


KEGIATAN POKOK
SDM KK % NAIK KK SBK KS
Pemeriksaan Pasien Baru 5,000 55% 7,750 13,834 0.56
Dokter Pemeriksaan Pasien Lama 9,500 70% 16,150 19,368 0.83
Pertolongan Persalinan Resti 100 2% 102 1,490 0.07
Pemeriksaan Ibu Hamil / Ante 1,700 4% 1,768 10,840 0.16
Natal Care
Pertolongan Persalinan Normal 1,450 5% 1,523 813 1.87
Bidan / Akbid Pelayanan Ibu Nifas / Post Natal 1,400 4% 1,456 6,504 0.22
Care
Pelayanan Neonatus /Bayi 1,300 4% 1,352 13,008 0.10
Imunisasi Bumil 1,750 4% 1,820 48,780 0.04
Imunisasi Bayi 1,300 5% 1,365 48,780 0.03

Perbadingan jumlah kebutuhan SDM pada tahun 1 dan tahun 2 dapat dilihat
pada Tabel XI. Uraian penghitungan kebutuhan penambahan SDM pada tahun 2
adalah sebagai berikut :
- Semula 1 orang Dokter (1.10 SDM), pada tahun ke 2 dibutuhkan penambahan
1 orang kategori SDM Dokter (1.64). Hal ini karena adanya penambahan
sebesar 0,54 SDM (1.64 – 1.10) dibulatkan menjadi 1 SDM.
- Semula 2 orang Bidan/Akbid (2,48 SDM) pada tahun ke 2 dibutuhkan
penambahan 1 orang Dokter (2.59). Hal ini karena adanya penambahan
sebesar 0,13 SDM (2.59 – 2.48) dibulatkan menjadi 1 SDM.

TABEL XI
KEBUTUHAN SDM DOKTER, BIDAN/AKBID
KEBUTUHAN
KATEGORI SDM
KEGIATAN POKOK
SDM Tahun
Tahun 1
2
Pemeriksaan Pasien Baru 0.36 0.56
Dokter Pemeriksaan Pasien Lama 0.49 0.83
Pertolongan Persalinan Resti 0.07 0.07
Sub Total Kebutuhan SDM 0.92 1.46
Standar Kelonggaran 0.18 0.18
Total Kebutuhan SDM Dokter 1.10 1.64
Pemeriksaan Ibu Hamil / Ante Natal Care 0.16 0.16
Pertolongan Persalinan Normal 1.78 1.87
Bidan / Akbid Pelayanan Ibu Nifas / Post Natal Care 0.22 0.22
Pelayanan Neonatus /Bayi 0.10 0.10
Imunisasi Bumil 0.04 0.04
Imunisasi Bayi 0.03 0.03
Sub Total Kebutuhan SDM 2.32 2.43
Standar Kelonggaran 0.17 0.17
Total Kebutuhan SDM Bidan/Akbid 2.48 2.60

Apabila diperoleh hasil penghitungan kebutuhan SDM yang nilainya lebih kecil
dari 0,5 maka sebelum memutuskan penambahan SDM terlebih dahulu diupayakan :
a. Optimalisasi SDM Dokter, Bidan/Akbid yang telah ada untuk dapat menambah
jam kerja (over time) dengan insentif yang memadai.
b. Review SOP dan standar pelayanan untuk dapat mengurangi rata-rata waktu
pelayanan tanpa mengabaikan mutu.
Dalam melakukan analisis kebutuhan SDM perlu juga memperhatikan
terjadinya perubahan baik pengurangan atau penambahan jumlah SDM yang telah
ada misalnya pensiun, pindah tempat kerja, meninggal dan masuknya pegawai
pindahan.

BAB VII

PENUTUP

Pengukuran SDM berdasarkan indikator beban kerja yang tersusun ini


sebagai panduan pengukuran SDM puskesmas yang merupakan bagian dari
upaya peningkatan mutu. Tentunya dalam proses pengukuran dan
penyusunan dokumen yang telah dilakukan Puskesmas Garung banyak
kekurangan, sehingga tak akhir selalu mengharap kritik saran yang
membangun dari semua pihak demi peningkatan mutu puskesmas Garung.
Hasil pengukuran ini sebagai bahan analisa dan rencana pengelolaan
kebutuhan SDM puskesmas yang akan datang.

Você também pode gostar