Você está na página 1de 2

GAJI HONORER TELAT

Oleh

Jaelani

Berbicara mengenai gaji, tentu menyangkut besaran upah yang didapatkan seseorang

setelah melakukan suatu pekerjaan. Hal ini juga yang menjadi akar permasalahan yang banyak di

rasakan oleh guru-guru honorer Jawa Barat pada khususnya. Gaji yang menjadi penghasilan

untuk kesejahteraan hidup nyatanya pembayarannya telat di setiap bulannya. Ini menjadi sangat

miris dengan gajih yang jauh di bawah UMK dan pembayarannya pun selalu ditangguhkan

dengan tanpa alasan yang jelas. Menanggapi masalah ini keluhan pun datang bergantian dari

guru-guru honorer. Bagi mereka itu merupakan satu-satunya sumber penghasilan yang menjadi

harapan. Namun apa daya harapan hanya sebuah harapan belaka. Setiap bulannya hanya

menunggu tanpa kepastian pembayaran yang tepat waktu, bisa awal bulan, bisa tengah bulan

bahkan bisa berbulan-bulan baru dibayarkan. Sungguh ironis kalau dilhat dari mata keadilan.

Dampak yang dirasakan oleh telatnya pencairan gaji honorer ini sangat

memperihantinkan, terutama bagi guru-guru yang merantau dari daerah melakukan pengabdian

di kawasan kota Bandung ini. Biaya hidup yang setiap harinya meningkat, keperluan pribadi

yang harus terpenuhi, sewa tempat tinggal bagi mereka yang belum memiliki rumah dan

keperluan lainnya yang menanti di depan mata. Keluhan-keluhan ini menjadi momok

kehawatiran yang dirasakan setiap harinya. Apakah ia bisa makan? Bisa membayar kosan?

Bahkan angsuran sekalipun? Selalu membayang-bayang menghantui perasaan kegalauannya.

Ironi lainnya dari kejadian ini, di pihak lain yang merupakan tenaga PNS yang sumber

penghasilannya datang dari berbagai sumber seperti gaji pokok, kinerja, sertifikasi dll.
Pencairannya selalu tepat waktu dan tepat jumlah sesuai dengan tingkatnya masing-masing.

Apakah ini yang dinamakan keadilan? Kalau secara bahasa sunda mah” geus leutik telat deuih”

Padahal kalau dilihat dari kinerja dan kontribusi antara tenaga honorer dan PNS itu sama, teruma

di lingkungan pendidikan, sama-sama melakukan proses belajar-mengajar serta memperlihatkan

kinerja sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ada. Bahkan jika bandingkan kontribusi dan

semangat guru honorer jauh lebih besar dari pada guru-guru PNS.

Lantas solusi apa yang harus diambil dari permasalahan ini? Apakah harus berdiam saja

menerima nasib apa adaya tanpa kepastian yang jelas? Sungguh pertanyaan yang bukan retoris!

Alangkah lebih bijaknya jika pemerintah atau pejabat yang berwenang lebih memperhatikan

kelancaran gaji para honorer, karena jika pemerintah belum mampu mengangkat mereka menjadi

pegawai negeri sipil (PNS) lantas berilah kelancaran pembayaran gaji yang sesuai waktu dan

tepat jumlah agar bisa menopang kehidupan guru-guru honorer yang sama –sama mengabdi pada

Negara.

Você também pode gostar