Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Peningkatan mutu asuhan keperawatan sesuai dengan tuntutan
masyarakat dan perkembangan iptek maka perlu pengembangan dan
pelaksanaan suatu model asuhan keperawatan professional yang efektif
dan efisien (Nursalam, 2014)
Metode keperawatan tim merupakan salah satu metode pemberian
pelayanan keperawatan dimana salah satu kegiatannya adalah ronde
keperawatan, yaitu suatu metode untuk menggali dan membahas secara
mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dan kebutuhan
pasien akan keperawatan yang dilakukan oleh perawat primer/ ketua tim,
kepala ruangan, dan seluruh tim keperawatan dengan melibatkan pasien
secara langsung sebagai focus kegiatan (Nursalam, 2014)
Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk
membahas lebih dalam masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan
suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Kepekaan dan cara berpikir
kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan
dan pengaplikasian konsep teori ke dalam praktik keperawatan (Nursalam,
2014).
Hasil wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 6 April 2019
mengatakan bahwa ronde keperawatan belum dilaksanakan secara rutin
dan hanya dilakukan apabila ada mahasiswa yang praktek karena adanya
kendala dalam melaksanakan ronde keperawatan secara rutin yaitu
memerlukan waktu yang dialokasikan secara khusus, memerlukan
kehadiran tenaga medis lainnya dan memerlukan perencanaan yang
matang.
Selain itu, Ruang Nilam telah memiliki SPO ronde keperawatan,
akan tetapi SPO yang dimiliki oleh ruangan memiliki beberapa
kekurangan yang tidak terdapat dalam standar SPO ronde keperawatan
1
yang ditulis dalam buku Nursalam tahun 2014 yaitu dalam tahap
pelaksanaan tidak ada pembagian antara tahap praronde, ronde, dan
pascaronde serta kurang detail mengenai tahap-tahap pelaksanaan ronde
keperawatan.
Berdasarkan latar belakang diatas, kami tertarik untuk mengangkat
masalah ronde keperawatan di Ruang Nilam RSUD Dr. H. Moch Ansari
Saleh Banjarmasin.
2. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana konsep manajemen keperawatan?
b. Apa saja indikator penilaian mutu keperawatan?
c. Bagaimana konsep ronde keperawatan?
d. Bagaimana pelaksanaan ronde keperawatan di ruang nilam RSUD Dr.
H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin?
e. Bagaimana penyelesaian masalah terkait ronde keperawatan di ruang
nilam RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin?
3. STRATEGI PELAKSANAAN
a. Tempat Pelaksanaan
Ruang rawat inap penyakit dalam nilam lantai 2 RSUD Dr. H. Moch
Ansari Saleh Banjarmasin
b. Waktu Pelaksanaan
Pada tanggal tanggal 4-17 April 2019
c. Waktu Pengkajian
Pada tanggal 5-6 April 2019
4. TUJUAN PRAKTIK
a. Tujuan Umum
Mengaplikasikan peran perawat dalam pelaksanaan ronde
keperawatan.
2
b. Tujuan Khusus
Setelah melakukan pengelolaan ruangan dengan pelayanan
keperawatan sesuai konsep langkah manajemen, diharapkan
mahasiswa mampu :
1) Mengerti dan memahami tentang konsep ronde keperawatan
2) Mengerti dan memahami tentang langkah-langkah, SPO, dan
pelaksanaan ronde keperawatan
3) Meningkatkan kepatuhan perawat di ruang nilam dalam
pelaksanaan ronde keperawatan
4) Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga terhadap kinerja
perawat ruang nilam
5. MANFAAT
a. Bagi Klien
1). Masalah pasien dapat teratasi
2). Tercapainya kepuasan klien yang optimal terhadap pelayanan
keperawatan
b. Bagi Perawat
1). Terciptanya komunikasi keperawatan yang professional
2). Terjalin kerja sama antar perawat
3). Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan yang
tepat dan benar
c. Bagi Institusi
1). Tercapainya pengalaman dalam pelaksanaan ronde keperawatan
2). Terciptanya model asuhan keperawatan professional
d. Bagi Ruangan
1). Mendukungan pengembangan profesional dan peluang
pertumbuhan
2). Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam
format studi kasus
3
3). Menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar
meningkatkan penilaian keterampilan klinis
4). Membangun kerjasama dan rasa hormat, serta meningkatkan
retensi perawat berpengalaman dalam profesi keperawatan
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
5
(Planning, Organizing, Actuating, Controlling) terhadap staf, sarana, dan
prasarana dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Prinsip Manajemen
Seorang manajer keperawatan melaksanakan manajemen
keperawatan untuk memberikan perawatan kepada pasien. Swanburg
(2000) menyatakan bahwa prinsip-prinsip manajemen keperawatan
sebagai berikut:
a. Manajemen keperawatan adalah perencanaan.
b. Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif
c. Manajemen keperawatan adalah pembuatan keputusan.
d. Pemenuhan kebutuhan asuhan keperawatan pasien adalah urusan
manajer perawat.
e. Manajemen keperawatan adalah suatu perumusan dan pencapaian
tujuan social.
f. Manajemen keperawatan adalah pengorganisasian.
g. Manajemen keperawatan merupakan suatu fungsi, posisi atau tingkat
sosial, disiplin, dan bidang studi.
h. Manajemen keperawatan bagian aktif dari divisi keperawatan, dari
lembaga, dan lembaga dimana organisasi itu berfungsi.
i. Budaya organisasi mencerminkan nilai-nilai kepercayaan.
j. Manajemen keperawatan mengarahkan dan pemimpin.
k. Manajemen keperawatan memotivasi.
l. Manajemen keperawatan merupakan komunikasi efektif.
m. Manajemen keperawatan adalah pengendalian atau pengevaluasian.
3. Fungsi manajemen
Fungi manajemen adalah berbagai jenis tugas/kegiatan manajemen
yang mempunyai peranan khas dan bersifat saling menunjang untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
6
Menurut G.R. Terry, terdapat empat fungsi manajemen, yaitu :
a. Planning (Perencanaan)
Serangkaian tindakan untuk mencapai sesuatu hasil yang diinginkan
atau penetapan atau penyusunan langkah-langkah sebagai jawaban
atau pertanyaan-pertanyaan berikut :
1) What (Apa) yang akan dilakukan atau tindakan apa yang harus
dikerjakan.
2) Why (Mengapa) harus melakukan apa atau apakah sebabnya
tindakan itu dikerjakan.
3) Where (Dimana) melakukan apa atau dimana tindakan itu akan
dilakukan.
4) When (Kapan) melakukan apa? atau bilamana tindakan itu
dikerjakan.
5) Who (Siapa) yang melakukan apa atau siapa yang akan
mengerjakan tindakan itu.
6) How (Bagaimana) caramelakukan apa atau bagaimana
pelaksanaannya.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Menurut G.R. Terry, organizing adalah tindakan
mengusahakan hubungan-hubungan perilaku yang efektif antara
masing-masing orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara
efisien dan memperoleh kepuasan diri dalam melaksanakan tugas-
tugas terpilih dalam kondisi lingkungan yang ada, untuk mencapai
tujuan dan sasaran.
c. Actuating (Penggerakan)
Kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk mengatur,
membimbing, mengarahkan bawahan agar melaksanakan
kegiatannya untuk mencapai tujuan organisasi (G. Terry).Fungsi
penggerakan ini berkaitan dengan:
1) Kepemimpinan (Leadership)
2) Motivasi (Motivation)
3) Hubungan antar manusia (Human relation)
7
4) Komunikasi (Communication)
d. Controling (Pengawasan)
Controling adalah suatu proses kegiatan seorang pimpinan
untuk menjamin, agar pelaksanaan kegiatan organisasi sesuai dengan
rencana, kebijaksanaan dan ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan.
1) Manfaat Pengawasan
a) Meningkatkan efisiensi
b) Mengetahui penyimpangan pengetahuan dan skill dari staf
c) Mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah
mencukupi kebutuhan dan telah digunakan secara benar
d) Mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
e) Mengetahu staf yang dapat diberikan reward dan
punishment
2) Cara memperoleh data dalam pengawasan
a) Pengamatan langsung dengan cara melakukan superpisi
kelapangan untuk mengamati kegiatan petugas.
b) Laporan lisan, hasil kegiatan disampaikan oleh petugas
biasanya informasi yang diperoleh terbatas.
c) Laporan tertulis biasanya informasi yang diperoleh terbatas
pada hal yang dianggap penting oleh petugas, namun
laporan tertulis ini dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan program.
4. Unsur manajemen
Unsur manajemen atau sumber daya bagi manajemen adalah hal-
hal yang merupakan modal bagi pelaksanaan manajemen, dengan modal
itu akan menjamin pencapaian tujuan. Modal dasar manajemen Rumah
Sakit adalah 5M yaitu Man, Money, Methode, Machine, dan Market.
(Sabarguna, 2004)
8
Sekarang ini sudah berkembang menjadi 5M dan 1I yaitu man,
money, methode, machine, market, material dan informasi. (Sabarguna,
2004)
a. Man yaitu sumber daya manusia
Man atau sumber daya manusia merupakan bagian terpenting
dari mutu pelayanan Rumah Sakit. Di pundak tenaga kesehatan mutu
pelayanan menjadi tanggung jawab petugas kesehatan
dankeberhasilan juga tergantung pada sumber daya manusianya.
(Sabarguna, 2004)
Untuk dapat memberikan pelayanan Rumah Sakit yang
demikian perlu upaya yang serius dalam menangani sumber daya
manusia tidak hanya soal gaji, balas jasa dan jabatan tetapi lebih dari
itu, yaitu: kemampuan dan kondisi kerja sehingga didapatkan
pelayanan yang bermutu untuk mendapatkan kepercayaan pasien,
bisa dilihat dari bagan dibawah ini.
b. Money
Money adalah uang. Juga bisa sumber pembiayaan sebuah
rumah sakit atau fungsi manajemen keuangan rumah sakit yang
meliputi: perencanan keuangan, pengorganisasian keuangan,
pelaksanaan keuangan, pengendalian keuangan dan evaluasi
keuangan.
c. Methode
Methode adalah tata cara atau prosedur bagaimana menjalankan
rumah sakit.
d. Material dan Machine
Material merupakan peralatan penunjang yang pendukung
kelancaran dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien.Secara kualitatif fasilitas yang tersedia seharusnya sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.Fasilitas dan alat-alat
kedokteran maupun keperawatan dipenuhi melalui standar resmi
yang telah ditetapkan oleh masing-masing rumah sakit yang
disesuaikan dengan jenis dan kapasitas unit pelayanan. Adapun yang
9
menjadi syarat/standar sebuah ruangan perawatan yang baik antara
lain:
a) Tenang
b) Terjaga kebersihannya
c) Sirkulasi udara dan cahaya baik
d) Luas ruangan cukup nyaman
e) Privasi klien terjaga
f) Memenuhi standar keamanan pasien
e. Informasi
Informasi dimana petugas kesehatan dalam memberikan
informasi yang jelas tentang kondisi pasien maupun prosedur dalam
memberikan pelayanan.
10
3. Outcome
Outcome adalah hasil akhir kegiatan dokter, perawat dan tenaga
profesi lain terhadap pasien.
a. Indikator-indikator mutu yang mengacu pada aspek pelayanan
meliputi :
1). Angka infeksi nasokomial : 1-2%
2). Angka kematian kasar : 3-4%
3). Kematian pasca bedah : 1-2%
4). Kematian ibu melahirkan : 1-2%
5). Kematian bayi baru lahir : 20/1000
6). NDR (Net Death Rate) : 2,5%
7). ADR (Anasthesia Death Rate) maksimal 1/5000
8). PODR (Post Operation Death Rate) : 1%
9). POIR ( Post Operative Infection Rate) : 1%
b. Indikator mutu pelayanan untuk mengukur tingkat RS :
1). Biaya per unit untuk rawat jalan
2). Jumlah penderita yang mengalami decubitus
3). Jumlah penderita yang mengalami jatuh dari tempat tidur
4). BOR : 70-85%
5). BTO (bed turn over) : 5-45 hari atau 40-50 kali per satu tempat
tidur/tahun
6). TOI (turn over interval) 1-3 hari TT yang kosong
7). LOS (length of stay) 7-10 hari komplikasi, infeksi nosocomial,
gawat darurat, tingkat kontaminasi dalam darah, tingkat
kesalahan dan kepuasan pasien
8). Normal tissue removal rate : 10%
c. Indicator mutu yang berkaitan dengan kepuasan pasien dapat diukur
dengan jumlah keluhan pasien/keluarga, surat pembaca di koran,
surat kaleng, surat masuk di kotak saran dan lainnya
d. Indicator cakupan pelayanan sebuah RS terdiri atas.
1). Jumlah dan presentase kunjungan rawat jalan/inap menurut
jarak RS dengan asal pasien
11
2). Jumlah pelayanan dan tindakan seperti jumlah tindakan
pembedahan dan jumlah kunjungan SMF spesialis
3). Untuk mengukur mutu pelayanan sebuah RS, angka-angka
standar tersebut diatas dibandingkan dengan standar (indicator)
nasional. Jika bukan angka standar nasional, penilaian dapat
dilakukan dengan menggunakan hasil pencatatan mutu pada
tahun-tahun sebelumnya di rumah sakit yang sama.
e. Indikator mutu yang mengacu pada keselamatan pasien
1). Pasien terjatuh dari tempat tidur/kamar mandi
2). Pasien di beri obat yang salah
3). Tidak ada obat/alat emergency
4). Tidak ada oksigen
5). Tidak ada suction (penghisap lendir)
6). Tidak tersedia alat pemadam kebakaran
7). Pemakaian obat
8). Pemakaian air, listrik dan lainnya
Standar nasional
∑ BOR 75-80%
∑ ALOS 1-10 hari
∑ TOI 1-3 hari
∑ BTO 5-45 hari
∑ NDR < 2,5%
∑ GDR < 3%
∑ ADR 1,15.000
∑ PODR < 1%
∑ POIR < 1%
∑ NTRR < 10%
∑ MDR < 0,25%
∑ IDR < 0,2%
12
Indicator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk
mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit.
a. BOR (bed occupancy rasio)
BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu
tertentu. Indicator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal
adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Rumus :
BOR
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡
× 100%
(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟 𝑋 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒)
b. AVLOS (average length of stop)
AVLOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indicator ini
disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat
dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjuit. Secara umum nilai
AVLOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005)
Rumus :
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 + 𝑚𝑎𝑡𝑖)
13
waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur dipakai 40-50
kali.
Rumus :
14
2. Tujuan Ronde Keperawatan
Tujuan bagi keperawatan menurut Amola et al, (2010) adalah
a) Melihat kemampuan staf dalam manajemen pasien.
b) Mendukungan pengembangan profesional dan peluang pertumbuhan
c) Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam
format studi kasus
d) Menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar
meningkatkan penilaian keterampilan klinis.
e) Membangun kerjasama dan rasa hormat, serta meningkatkan retensi
perawat berpengalaman dan mempromosikan kebanggaan dalam
profesi keperawatan.
Sedangkan tujuan bagi pasien menurut Clement (2011) adalah
a) Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan hari
ke hari
b) Untuk membuat pengamatan khusus pasien dan memberikan laporan
ke dokter, misalnya : luka, drainase, perdarahan, dsb
c) Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien
d) Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasaan pasien
e) Untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang diberikan
pada pasien
f) Untuk memeriksa kondisi pasien sehingga dapat dicegah seperti ulcus
decubitus, foot drop, dsb.
g) Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit pada pasien
sehingga perawat memperoleh wawasan yang lebih baik
h) Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan.
15
4. Langkah Ronde Keperawatan
Langkah dalam ronde keperawatan yaitu sebagai berikut.
Perawat Primer
1. Penetapan pasien
2. Persiapan pasien
- Informed consent
- hasil pengkajian/
validasi data
- Apa diagnosis
keperawatan?
3. Penyajian masalah - Apa data yang mendukung?
- Bagaimana intervensi yang
sudah dilakukan?
- Apa hambatan ditemukan?
PR konselor
KARU
16
Keterangan
1. Praronde
a) Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak
teratasi dan masalah yang langka).
b) Menentukan tim ronde.
c) Mencari sumber atau literatur.
d) Membuat proposal.
e) Mempersiapkan pasien: imformed consent dan
pengkajian.
f) Diskusi: Apa diagnosis keperawatan? Apa data yg
mendukung? Bagaimana intervensi yang sudah
dilakukan? Apa hambatan yang ditemukan selama
perawatan?
2. Pelaksanaan Ronde
a) Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana
tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah
dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu
didiskusikan.
b) Diskusi antaranggota tim tentang kasus tersebut.
c) Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor
atau kepala ruangan tentang masalah pasien serta rencana
tindakan yang akan dilakukan.
3. Pascaronde
a) Evaluasi, revisi, dan perbaikan.
b) Kesimpulan dan rekomendasi penegakkan diagnosis; intervensi
keperawatan selanjutnya.
17
BAB III
PENGKAJIAN
18
c) Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian untuk tenaga
dokter dan tenaga kesehatan lainnya
d) Menyelenggarakan tata kelola organisasi yang efisiensi,
efektif, dan akuntabel
19
e. Tercapainya kepuasan kerja perawat dalam memberikan
pelayanan keperawatan
4. Sasaran
a. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan sumber daya
manusia (keperawatan) di Ruang Nilam (penyakit dalam).
b. Pemanfaatan sarana prasarana yang layak untuk kelancaran
pelayanan di ruang Nilam (penyakit dalam).
c. Menstabilkan indicator kegiatan dalam rentang nilai standar
yaitu, BOR 60-80%, LOS 6-8 hari, BTO 40-50 x/tahun atau
45x/bulan, TIO 1-3 hari, GDR 45 permil dan NDR 25 permil
dan menstabilkan indicator sasaran pasien safety yang
mengacu akreditasi Rumah Sakit.
20
2. UNSUR MANAGEMEN
A. SUMBER DAYA MANUSIA ( MAN/M1)
1) Struktur organisasi Ruang Nilam
DIREKTUR
KEPALA RUANGAN
Misrah, S.Kep.,Ners
TENAGA KEPERAWATAN
21
2) Tenaga Keperawatan
Tenaga perawat di Ruang Nilam berjumlah 22 orang, sudah
termasuk Kepala Ruangan, Katim, dan Perawat Pelaksana
Tabel 3.1 Tenaga Kerja di Ruang Perawat Nilam RSUD Moch Ansari Saleh
Banjarmasin Tahun 2019
22
Kep,Ners TIM 3 Ners 2. Inhouse trainning komunikasi efektif
16 s.d 20 oktober 2018
3. Pelatihan PMKP Maret 2019
7 Ema PNS Staf D3 Keperawatan 1. Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018
Wartinah, 2. Inhouse trainning komunikasi efektif
AMK 16 s.d 20 oktober 2018
3. Pelatihan PMKP Maret 2019
8 Dwi Yan NON Staf D3 Keperawatan 1. Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018
Noor Elfanie, PNS 2. Inhouse trainning komunikasi efektif
AMK 16 s.d 20 oktober 2018
3. Pelatihan PMKP Maret 2019
23
AMK PNS 2. Inhouse trainning komunikasi efektif
16 s.d 20 oktober 2018
3. Pelatihan PMKP Maret 2019
17 Nur Afiah NON Staf D3 Keperawatan 1. Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018
Maysita, PNS 2. Inhouse trainning komunikasi efektif
AMK 16 s.d 20 oktober 2018
3. Inhouse trainning peningkatan
kapasitas tata laksana HIVAIDS 08
s.d 9 agustus 2018
4. Pelatihan PMKP Maret 2019
18 Agustina, NON Staf D3 Keperawatan 1. Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018
AMK PNS 2. Inhouse trainning komunikasi efektif
16 s.d 20 oktober 2018
3. Inhouse trainning flebotomy, 29
januari 2018
4. Pelatihan PMKP Maret 2019
19 M. Pramadya NON Staf D3 Keperawatan 1. Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018
Danu Falaah, PNS 2. Inhouse trainning komunikasi efektif
AMK 16 s.d 20 oktober 2018
3. Pelatihan PMKP Maret 2019
20 Mulyanto Dwi NON Staf D3 Keperawatan 1. Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018
Saputra, AMK PNS 2. Inhouse trainning komunikasi efektif
16 s.d 20 oktober 2018
3. Pelatihan PMKP Maret 2019
21 Sri Noor NON Staf S1 Keperawatan + 1. Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018
Hayati, PNS Ners 2. Inhouse trainning komunikasi efektif
S.Kep,Ners 16 s.d 20 oktober 2018
3. Pelatihan PMKP Maret 2019
22 Abob NON Staf S1 Keperawatan + 1. Pelatihan PPI dasar 27 agustus 2018
habibie, S. PNS Ners 2. Inhouse trainning komunikasi efektif
Kep,Ns 16 s.d 20 oktober 2018
3. Pelatihan PMKP Maret 2019
Sumber : Data Sekunder
a. PNS : 8 orang
b. Non PNS Perawat : 14 orang
24
c. Non PNS Tenaga Administrasi : 1 orang
d. Pekarya : 1 orang
e. Cleaning Service : 1 orang
No Diagnosa L P Total
1 DBD 89 83 172
2 DM Tipe 2 tanpa komplikasi 47 92 139
3 Anemia unspecified 52 51 103
4 Diare 44 52 96
5 DM Tipe 2 dengan 34 49 83
komplikasi
6 CHF 35 44 79
7 Demam dengue 37 23 60
8 TB Paru 32 16 48
9 Pneumonia 18 15 33
10 Dyspepsia 8 25 33
Total 396 450 846
Tabel 3.4 Jumlah pasien yang pulang APS Desember 2018-Februari 2019
25
Cara menghitung tingkat kebutuhan perawat menurut Douglas
Tabel 3.6 Nilai standar jumlah perawat per shif berdasarkan klasifikasi pasien
26
Tabel 3.7 Tingkat ketergantungan pasien di Ruang Nilam dan Kebutuhan Perawat
pada tanggal 05 April 2019
279
27
Keterangan :
Jadi rata – rata jumlah tenaga perawat diruang Nilam yang lepas
dinas yaitu berjumlah 3 orang
Rawat inap :
28
Penentuan standar kebutuhan tenaga kerja menurut lokakarya PPNI :
41 (mg) x 40 (jam)
Keterangan :
TP : Tenaga Perawat
41 (mg) x 40 (jam)
1640
= 30.744,95424 + 25%
1640
= 23,43 orang
= 23 orang
29
peralatan lain yang dipergunakan untuk melaksanakan asuhan
keperawatan untuk mempelancar pelaksanaan sehingga diperoleh
tujuan pelayanan yang efesien dan efektif. Menurut Aswar (1995)
bahwa bila sarana (Kualitas dan kuantitas) yang tersedia tidak cukup
atau tidak sesuai dengan kebutuhana, maka sulitlah diharapkan baiknya
mutu dari pelaksanaan pelayanan.
1) Lokasi dan Denah Ruangan
Ruang Nilam merupakan salah satu ruangan perawatan bangsl
penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Moch
Ansari Saleh Banjarmasin, yang digunakan mahasiswa
keperawatan sebagai tempat pembelajaran praktek manajemen
keperawatan. Secara demografi ruang ini berbatasan dengan:
a. Sebelah Utara : Teras ruang nilam
b. Sebelah Timur : Gedung Emerald
c. Sebelah Selatan : Jalan Alalak Utara
d. Sebelah Barat : Gedung Nifas
2) Penataan Gedung
2. Ruang Ruang
Kelas 3B Isolasi Kelas 2B Kelas 1B Kelas 1A
3. sentralisasi tindakan
Ruang
Ruang Kelas Kelas Kelas
Kelas 3A adminis Kelas 1C
mhs 1E 2A 1D
Ruang trasi
pantry
Ruang
soelhock
30
3) Data Tempat Tidur
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 5-6 April 2019,
didapatkan jumlah tempat tidur dengan kapasitas 33 tempat tidur
dengan rincian sebagai berikut:
31
18. Ranjang beroda/kasur 1+1 - 1+1
19. Tensimeter mobile 2 0 2
20. Standar infus 42 20 22
21. Urinal 27 19 8
22. Pispot 22 17 5
23. Lampu sorot 1 1 -
24. Autoclab (sterillisator kering) 1 1 -
25. Senter pupil, penlight 2 - 2
26. Ambu bag resusitasi 2 1 1
27. Tounge spatel 4 2 2
28. Timbangan badan 2 1 1
29. UV room sterilizer typen TSN 28 1 1 -
30. Brandcar 1 1 -
31. Saturasi oksigen kecil 3 3 -
32. Pulse oksimetri 1 - 1
33. Thermometer digital 10 5 5
34. Kasur decubitus 2 2 -
B. ALAT RUMAH TANGGA
1. Trolley linen 1 1/rusak
2. Kulkas 2 1 1/rusak
3. Kursi lipat 32 20 12/rusak
4. Lemari instrument 1 1
5. Lemari linen 2 2
6. Lemari malam 35 35
7. Kursi & meja dokter 1 - 1
8. Rak handuk aluminium 2 2
9. Lemari obat 3 3
10. Tempat sampah non medis hijau 2 2
besar injak
11. Tempat sampah medis kuning 4 4
besar injak
12. Tempat sampah non medic hijau 10 10
injak
13. Tempat sampah medis kuning 1 1
injak
14. Tempat sampah medis kecil injak 8 4 4
15. Tempat sampah di WC 14 14
16. Ember/gayung 20 20
17. Trolley EKG 1 1
18. TV 14inch + rak 1 1
19. TV 21inch + rak 1 1
20. Meja kerja 5 4 1
21. Keranjang kerja 2 2
22. Computer 2 2
23. Printer 1 1
24. Rak sepatu 14 10 4/kurang
baik
32
C. INVENTARIS GEDUNG
NILAM LANTAI 2
1. AC KESET 4 4
2. AC 2 PK 10 10
3. AC 1 PK 11
4. TV LED 19 16 3/rusak
5. APAR 4 4
D. LINEN
1. Bantal 45 35 10
2. Perlak 50 50
3. Sarung bantal 60 60
4. Seprei putih 80 80
5. Selimut 60 60
Sumber : Data Primer Ruang Nilam RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
2019
C. METODE (METHOD/M3)
1). Model MAKP
Ruang Nilam RSUD Dr. Moch. Ansari Saleh menerapkan
metode asuhan keperawatan tim. Metode ini menggunakan tim
terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan
keperawatanterhadap kelompok pasien.
Berdasarkan hasil observasi metode tim di ruang nilam
meningkatkan kerja sama dan koordinasi perawat dalam
melaksanakan tugas, memungkinkan bertukar pengetahuan antara
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dan peningkatan
pengetahuan serta keterampilan dan motivasi perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan.
Di ruang nilam RSUD Dr. Moch Ansari Saleh dipimpin
oleh kepala ruangan, ketua tim 1, ketua tim 2, dan ketua tim 3.
Masing-masing tim terdiri dari 6 perawat pelaksana.
Kelebihan dalam metode MAKP tim adalah:
a). memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
b). mendukung pelaksanaan proses keperawatan
c). memungkinkan komunikasi antartim, sehingga konflik mudah
diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota lain
33
Kelemahan dalam metode MAKP tim yaitu, komunikasi
antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim,
yang biasanya memerlukan waktu dan perhatian dari semua katim
dan perawat pelaksana yang sulit dilaksanakan pada waktu-waktu
yang sibuk.
34
9). Membangun kerjasama dan rasa hormat, serta meningkatkan
retensi perawat berpengalaman dan mempromosikan kebanggaan
dalam profesi keperawatan.
Sedangkan tujuan bagi pasien menurut Clement (2011) adalah
a) Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan
kemajuan hari ke hari
b) Untuk mengamati pekerjaan staf
c) Untuk membuat pengamatan khusus pasien dan memberikan
laporan ke dokter, misalnya : luka, drainase, perdarahan, dsb
d) Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya.
e) Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan
pasien
f) Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasaan pasien
g) Untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang
diberikan pada pasien
h) Untuk memeriksa kondisi pasien sehingga dapat dicegah
seperti ulcus decubitus, foot drop, dsb.
i) Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit pada
apsien sehingga perawat memperoleh wawasan yang lebih
baik
j) Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan.
Dampak jika ronde keperawatan tidak dilaksanakan antara lain
a) Hari rawat yang relatif lebih lama pada beberapa kasus kronis
b) Kurangnya ketepatan intervensi pada kasus yang jarang
ditemui
c) Menurunkan produktivitas kerja serta menurunkan
komunikasi terapeutik perawat dengan tenaga kesehatan dan
komunikasi perawat dengan pasien
d) Motivasi kerja perawat turun secara perlahan
e) Kurangnya informasi yang diketahui pasien mengenai
penyakit, kelanjutan pemeriksaan, proses keperawatan,
rehabilitasi, dan lain-lain
35
Hasil wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 6
April 2019 mengatakan bahwa ronde keperawatan belum
dilaksanakan secara rutin dan hanya dilakukan apabila ada
mahasiswa yang praktek karena adanya kendala dalam
melaksanakan ronde keperawatan secara rutin yaitu memerlukan
waktu yang dialokasikan secara khusus, memerlukan kehadiran
tenaga medis lainnya dan memerlukan perencanaan yang matang.
Ruang Nilam telah memiliki SPO ronde keperawatan, akan
tetapi SPO yang dimiliki oleh ruangan memiliki beberapa
kekurangan yang tidak terdapat dalam standar SPO ronde
keperawatan yang ditulis dalam buku Nursalam tahun 2014 yaitu
dalam tahap pelaksanaan tidak ada pembagian antara tahap
praronde, ronde, dan pascaronde serta kurang detail mengenai
tahap-tahap pelaksanaan ronde keperawatan.
SPO Ronde Keperawatan Ruang Nilam
SPO PELAYANAN RONDE KEPERAWATAN
KEPERAWATAN No. Dokumen No. revisi No. halaman
A 04. 05. 08 1/1
Tanggal Terbit
1 Juni 2008
Tanggal Revisi 1 :
1 Juni 2009
Tanggal Revisi 2 :
2 Januari 2014
Tanggal Revisi 3 :
2 Januari 2017
Pengertian Ronde keperawatan adalah kegiatan dalam mengatasi
masalah keperawatan klien yang dilaksanakan disamping
klien, membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan
pada kasus tertentu yang dilakukan oleh PP (perawat
primer), kepala ruangan, PA (perawat associate) serta
melibatkan seluruh anggota tim.
Tujuan 1. Menumbuhkan cara berfikir secara kritris
2. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan
keperawatan yang berasal dari masalah klien.
3. Meningkatkan kemampuan justifikasi
4. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
5. Meningkatkan kemampuan untuk rencana perawatan
Kebijakan SK direktur no. 821/1089/TU RSAS 2018 tentang
pedoman pelayanan keperawatan RSUD Dr H Moch
36
Ansari Banjarmasin
Prosedur Kerja 1. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal
ini penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan
dan rencana tindakan yang akan atau telah
dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu
didiskusikan
2. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
3. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau perawat
konselor atau kepala ruangan tentang masalah klien
serta rencana tindakan yang akan dilakukan
4. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang
telah dan yang akan ditetapkan
5. Pasca ronde mendiskusikan hasil temuan dan tindakan
pada klien tersebut serta menetapkan tindakan yang
perlu dilakukan
Terkait
37
5). Discharge Planning
Dari hasil observasi yang dilakukan dari tanggal 5-6 April
2019 didapatkan hasil discharge planning sudah dilakukan
diantaranya seperti pendidikan kesehatan, program pulang bertahap
(perawatan yang harus dilakukan di rumah baik kebutuhan dasar
maupun tindak lanjut apabila kekambuhan ulang)
6). Supervisi Keperawatan
Supervisi merupakan salah satu bentuk kegiatan dari
manajemen keperawatan dan merupakan cara yang tepat untuk
menjaga mutu pelayanan keperawatan. Supervisi adalah teknik
pelayanan yang tujuan utamanya adalah mempelajari dan
memperbaiki secara bersama-sama.Kunci sukses supervisi yaitu
3F, yaitu Fair, Feedback, dan Follow Up.
Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan
pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan oleh
supervisor mencakup masalah pelayanan keperawatan, masalah
ketenagaan dan peralatan agar pasien mendapatkan pelayanan yang
bermutu setiap saat.
Berdasarkan dari wawancara dengan kepala ruangan,
supervisi sudah dilakukan di Ruang Nilam akan tetapi tidak
dilakukan secara rutin, hanya pada saat ada masalah saja.
7). Dokumentasi Keperawatan
Dari hasil observasi pada tanggal 5-6 April 2019 yang
didapatkan dari 6 sampel rekam medis pasien dengan kriteria
pasien yang dirawat inap selama 2x24 jam di ruang Nilam RSUD
Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin didapatkan hasil bahwa
seluruh presentase dokumentasi keperawatan sebanyak 100%.
38
Tabel 3.12 Dokumentasi Keperawatan
No. Nilai Aspek Yang Dinilai Presentase (%)
1. Pengkajian 100%
3. Perencanaan 100%
5. Evaluasi 100%
Sumber : data primer Ruang Nilam RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
2019
D. PEMBIAYAAN (MONEY/M4)
Berdasarkan informasi yang didapatkan ruang nilam RSUD Dr. H.
Moch Ansari Saleh Banjarmasin, anggaran dana untuk pembayaran
gaji perawat yang PNS yang sudah diatur oleh pihak pemerintah
Daerah maupun pusat sedangkan untuk pembayaran gaji non PNS
datur oleh pihak Rumah Sakit sendiri yang langsung dikelola oleh
pihak keuangan RSUD Dr. H. MOCH Ansari Saleh Banjarmasin.
Pemeliharaan ruangan seperti sarana prasarana dan alat kesehatan
serta perbaikan, pengadaan bagi ruangan (renovasi ruangan) ruangan
Nilam RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin, sumber dana
operasional ruangan, sumber kesejahteraan ruangan, pendanaan alat
kesehatan, pendanaan fasilitasi kesehatan bagi pasien, pendanaan
bahan kesehatan (habis pakai), pendanaan fasilitas kesehatan bagi
petugas, biasanya di peroleh dari penghasilan yanag dikelola sendiri
oleh Rumah Sakit dan dari angggaran pertahun langsung yang dananya
bersumber dari RSUD didapat dengan alur USER ( kepala ruangan,
kepala poliklinik atau kepala instalasi ) yang membutuhkan barang
atau jasa menyampaikan usulan permintaan ke direktur dengan
39
mendapatkan disposisi dan kasi sarana keperawatan, kabid
keperawatan, wadir yanmed, kabag keuangan, pejabat.
Apabila direktur menyetujui, maka untuk permintaan yanag
bersifat perbaikan akan dilanjutkan kebagian umum dan perlengkapan
namaun apabila bersifat pembelian baru atau pengadaan barang akan
diserahkan kebagian sarana penunjang.
Sebagian besar sumber pembiyaan ruangan berasal dari
keuntungan rumah sakit sebagai Badan Layanan Umum Daerah/BLUD
di bawah pengawasan provinsi Kalimantan Selatan. Pembiyaan pasien
sebagian besar dari BPJS, sedangkan sisanya dari ASKES PNS,
JAMKESMAS, JASKESDA, JAMSOSTEK, JAMKESPROV, umum
(biaya sendiri), kerja sama pihak ketiga, dan dana pendamping.
E. PEMASARAN (MARKETING/M5)
1. Jumlah pasien yang dirawat
Berdasarkan dari data yang didapatkan dari Rekam Medik
Rumah Sakit Dr. H. Moch.Ansari Saleh Banjarmasin diketahui
jumlah hari rawat dan jumlah pasien keluar rumah sakit ruang
Nilam dari bulan Desember 2018 – Februari 2019.
40
2. Indikator pelayanan
Tabel 3.14 Indikator Pelayanan Ruang Nilam dari bulan Desember
2018- Februari 2019
BULAN JUMLAH TT JUMLAH MUTASI BOR LOS TOI GDR NDR
HARI HP (PASIEN (%) (HARI) (HARI) (/MIL) (/MIL)
KELUAR)
Sumber : Data Sekunder Rekam medik RSUD Dr. H. M. Ansari Saleh Tahun
2019
NILAI IDEAL
BOR : 60-85%
LOS : 6-9 hari
TOI : 1-3 hari
41
Sumber :Data Sekunder Komite PPI RS Ansari Saleh, 2019
Dari hasil observasi Komite PPI RSUD Dr. H. M. Ansari Saleh
angka kejadian flebitis selama bulan Desember 2018 sebanyak
0%, bulan Januari 2019 sebanyak 1,02%, bulan Februari 2019
sebanyak 1,27%.
42
IDENTIFIKASI MASALAH PENGELOLAAN RUANGAN
Berdasarkan hasil observasi dan pengkajian pada tanggal 5-6 April 2019 di
Ruang Nilam dengan data yang ditemukan terdapat masalah sebagai berikut:
1. Belum optimalnya pelaksanaan ronde keperawatan di Ruang Nilam Lantai 2
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh
43
BAB IV
A. Identifikasi Masalah
1. Man (M1)
Jumlah tenaga keperawatan sudah cukup dengan jumlah pelayanan
pasien berdasarkan tingkat ketergantungan pasien.
2. Material (M2)
Sarana dan prasarana yang digunakan untuk penunjang pelayanan
di ruang kumala sudah baik dan lengkap, hal itu terlihat dari inventaris
pengadaan barang dan hasil observasi.
3. Metode (M3)
a) Penerimaan Pasien Baru
Pada penerimaan pasien baru di ruang nilam sudah tersedia
lembar yang diisi baik untuk anak-anak maupun dewasa.
b) Timbang Terima
Timbang terima dilakukan di nurse station pada pergantian
shift, baru melakukan validasi keadaan klien ke ruang perawatan
klien.
c) Ronde Keperawatan
Hasil wawancara dengan kepala ruangan pada tanggal 6
April 2019 mengatakan bahwa ronde keperawatan belum
dilaksanakan secara rutin dan hanya dilakukan apabila ada
mahasiswa yang praktek karena adanya kendala dalam
melaksanakan ronde keperawatan secara rutin yaitu memerlukan
waktu yang dialokasikan secara khusus, memerlukan kehadiran
tenaga medis lainnya dan memerlukan perencanaan yang matang.
44
Ruang Nilam telah memiliki SPO ronde keperawatan, akan
tetapi SPO yang dimiliki oleh ruangan memiliki beberapa
kekurangan yang tidak terdapat dalam standar SPO ronde
keperawatan yang ditulis dalam buku Nursalam tahun 2014 yaitu
dalam tahap pelaksanaan tidak ada pembagian antara tahap
praronde, ronde, dan pascaronde.
e) Supervisi
Berdasarkan dari wawancara dengan kepala ruangan,
supervisi sudah dilakukan di Ruang Nilam akan tetapi tidak
dilakukan secara rutin, hanya pada saat ada masalah saja.
f) Dokumentasi
Dari hasil observasi pada tanggal 5-6 April 2019 yang
didapatkan dari 6 sampel rekam medis pasien dengan kriteria
pasien yang dirawat inap selama 2x24 jam di ruang Nilam RSUD
Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin didapatkan hasil bahwa
seluruh presentase dokumentasi keperawatan sebanyak 100%.
4. Money (M4)
Berdasarkan informasi yang didapatkan ruang nilam RSUD Dr. H.
Moch Ansari Saleh Banjarmasin, anggaran dana untuk pembayaran
gaji perawat yang PNS yang sudah diatur oleh pihak pemerintah
Daerah maupun pusat sedangkan untuk pembayaran gaji non PNS
datur oleh pihak Rumah Sakit sendiri yang langsung dikelola oleh
pihak keuangan RSUD Dr. H. MOCH Ansari Saleh Banjarmasin.
45
5. Machine (M5)
Nilai BOR, LOS, dan TOY dalam rentang normal serta terjadinya
infeksi nasokomial dalam jumlah kecil.
B. Plan of Action
46
ronde
keperawatan
meliputi
inform
consent dan
form
pembuatan
laporan ronde
keperawatan
47
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Ronde keperawatan dapat menjadi salah satu strategi untuk
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, dengan adanya ronde
keperawatan seorang perawat mampu berhubungan dengan keluarga,
berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lain, mengkaji kondisi kesehatan
klien, lewat wawancara, pemeriksaan fisik, maupun interpretasi hasil
pemeriksaan penunjang, menetapkan diagnosa keperawatan dan
memberikan tindakan yang dibutuhkan klien serta mengevaluasi tindakan
tersebut.
Ronde keperawatan dapat dilakukan jika ada pasien yang
mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan dan pasien dengan kasus baru atau
langka.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya SPO yang sudah direvisi dan formulir
ronde keperawatan yang sederhana, perawat bisa melakukan ronde
keperawatan secara rutin guna meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan.
48
DAFTAR PUSTAKA
49
FORMULIR RONDE KEPERAWATAN
50
Hasil Pemeriksaan Terapi
Mengetahui,
Ketua Tim Kepala ruangan
( ) ( )
51
SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN RONDE KEPERAWATAN
Nama : …………………………………..
Umur : …………………………………..
Alamat : …………………………………..
…………………………………..
Ruang :
No. RM. : …………………………………..
Banjarmasin
Perawat yang menerangkan Penanggung jawab
……………………………... ……………………………
2. …………………………. …………………
52
SPO Ronde Keperawatan Ruang Nilam RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh
RONDE KEPERAWATAN
No. Dokumen No. revisi No. halaman
A 04. 05. 08 1/1
Tanggal Terbit
1 Juni 2008
Tanggal Revisi 1 :
1 Juni 2009
SPO PELAYANAN Tanggal Revisi 2 :
KEPERAWATAN 2 Januari 2014
Tanggal Revisi 3 :
2 Januari 2017
Pengertian Ronde keperawatan adalah kegiatan dalam mengatasi masalah
keperawatan klien yang dilaksanakan disamping klien, membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukan
oleh PP (perawat primer), kepala ruangan, PA (perawat associate) serta
melibatkan seluruh anggota tim.
Tujuan 1. Menumbuhkan cara berfikir secara kritris
2. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal
dari masalah klien.
3. Meningkatkan kemampuan justifikasi
4. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
5. Meningkatkan kemampuan untuk rencana perawatan
Kebijakan SK direktur no. 821/1089/TU RSAS 2018 tentang pedoman pelayanan
keperawatan RSUD Dr H Moch Ansari Banjarmasin
Prosedur Kerja 1. Penjelasan tentang klien oleh pearwat primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang
akan atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu
didiskusikan
2. Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
3. Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau perawat konselor atau
kepala ruangan tentang masalah klien serta rencana tindakan yang
akan dilakukan
4. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang
akan ditetapkan
5. Pasca ronde mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien
tersebut serta menetapkan tindakan yang perlu dilakukan
Terkait
53
Revisi SPO Ronde Keperawatan
SPO RONDE KEPERAWATAN
PELAYANAN
KEPERAWATAN
Pengertian Ronde keperawatan adalah kegiatan dalam mengatasi
masalah keperawatan klien yang dilaksanakan
disamping klien, membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukan oleh
PP (perawat primer), kepala ruangan, PA (perawat
associate) serta melibatkan seluruh anggota tim.
Tujuan 1. Menumbuhkan cara berfikir secara kritris
2. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan
keperawatan yang berasal dari masalah klien.
3. Meningkatkan kemampuan justifikasi
4. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil
kerja
5. 5. Meningkatkan kemampuan untuk rencana
perawatan
Kebijakan SK direktur no. 821/1089/TU RSAS 2018 tentang
pedoman pelayanan keperawatan RSUD Dr H Moch
Ansari Banjarmasin
Prosedur Kerja . Pra Ronde: di Nurse Station (5-10 menit)
1. Kepala ruangan mempersilakan ketua tim untuk
menyampaikan keadaan pasien
2. Tentukan kasus dan topik (masalah yang tidak
teratasi dan masalah yang langka)
3. Tentukan tim ronde
4. Cari sumber atau literature terkait masalah pasien
5. Persiapkan pasien: informed consent dan
pengkajian
6. Diskusi terkait keadaan pasien meliputi: diagnosa
keperawatan; data pendukung; intervensi yang
sudah dilakukan; dan hambatan yang ditemukan
selama perawatan
54
masalah klien serta rencana tindakan yang akan
dilakukan
4. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang
telah dan yang akan ditetapkan
5. Pasca ronde mendiskusikan hasil temuan dan
tindakan pada klien tersebut serta menetapkan
tindakan yang perlu dilakukan
Terkait
55