Você está na página 1de 27

LAPORAN

PELAKSANAAN PELATIHAN APN

di BALAI DIKLAT LUMAJANG

(01-10 Desember 2014)

Oleh :

Khusnul Wakidah SI, SST

Nina Dewi R,Amd.Keb

RS. ISLAM LUMAJANG

2014
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak Negara berkembang,terutama


disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan, eklamsia, sepsis dan komplikasi keguguran.
Seabian besar penyebab utama kesakitan dan kematian ibu tersebut sebenarnya dapat
dicegah. Melalui upaya pencegahan yang efektif, beberapa Negara berkembang dan
hampir semua Negara maju, berhasil menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu ke
tingkat yang sangat rendah.
Asuhan kesehatan ibu selama dua dasawarsa terakhirterfokus pada :
a. Keluarga berencana
b. Asuhan antenatal terfokus
c. Asuhan pasca keguguran
d. Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan komplikasi
e. Penatalaksanaan komplikasi

Pergerseran Paradigma

Focus asuhan persalinan normal adalah persalinan yang bersih dan aman serta mencegah
terjadinya komplikasi. Beberapa contoh dibawah ini menunjukkan adanya pergeseran
paradigm tersebut diatas :

 Mencegah perdarahan pascapersalinan yang disebabkan oleh atonia uteri


 Laserasi / Episotomi
 Retensio plasenta
 Partus lama
 Asuhan BBL
B. TUJUAN PELATIHAN
1. TUJUAN UMUM
Setelah selesai mengikuti pelatihan, NAKES mampu mengelola/melaksanakan
manajemen APN dilapangan dengan baik dan benar sesuai dengan kewenangan dan
fasilitas yang dimiliki.

2. TUJUAN KHUSUS
a. Memahami tentang lima benang merah dalam asuhan persalinandan kelahiran
bayi
b. Melakukan asuhan kala satu persalinan
c. Melakukan asuhan kala dua persalinan
d. Melakukan asuhan kala tiga dan empat persalinan
e. Melakukan asuhan bayi baru lahir
f. Melakukan asuhan penatalaksanaan bayi baru lahir dengan asfiksia
MATERI

I. LIMA BENANG MERAH DALAM ASUHAN PERSALINAN DAN KELAHIRAN


BAYI
II. KALA SATU PERSALINAN
III. KALA DUA PERSALINAN
IV. KALA TIGA DAN EMPAT PERSALINAN
V. ASUHAN BAYI BARU LAHIR
VI. PENATALAKSANAAN BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA
BAB I

LIMA BENAG MERAH DALAM ASUHAN PERSALINAN

dan KELAHIRAN BAYI

A. Membuat Putusan Klinik


Membuat putusan klinik merupakan proses yang menetukan untuk menyelesaikan
masalah dan memntukan asuhan yang diperlukan oleh pasien. Keputusan itu harus akurat,
komprehensif dan aman.
Tujuan dan langkah dalam membuat putusan klinik :
1. Pengumpulan data utama dan relevan untuk membuat keputusan
2. Menginterpretasikan data dan mengidentifikasi masalah
3. Membuat diagnosis dan menentukan masalah yang terjadi
4. Menilai adanya kebutuhan dan kesiapan intervensi untuk mengatasi masalah
5. Menyusun rencana pemberian asuhan atau intervensi untuk solusi masalah
6. Melakukan asuhan terpilih
7. Memantau dan menevaluasi efektifitas asuhan atau intervensi

B. Asuhan Sayang Ibu dan Sayang Bayi


Asuhan Sayang Ibu adalah asuhan yang menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan
sang ibu. Beberapa prinsip asuhan sayang ibu adalah dengan mengikutsertakan suami dan
keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi.
1. Asuhan sayang ibu dalam prosespersalinan
a. Panggil ibu sesuaidengan namanya
b. Jelaskan semua asuhan dan perawatan
c. Jelaskan proses persalinan
d. Anjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut dan khawatir
e. Dengarkan dan tanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu
f. Berikan dukungan
g. Anjurkan ibu untuk ditemani suami dan atau keluarga yang lainnya
h. Laksanankanpraktik-praktik pencegahan infeksi
i. Hargai privasi ibu
j. Anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi
k. Anjurkan ibu untuk minum dan makan makanan ringan
l. Hargai dan perbolehkan prektik-praktik tradisional yang tidak merugikan
kesehatan
m. Hindari tindakan episotomi, pencukuran dan klisma
n. Anjurkan ibu untuk memelukbayinya, IMD
o. Membantu memulai pemberian ASI dalam 1 jam pertama
p. Siapkan rencana rujukan (bila perlu)
q. Mempersiapkanpersalinan dan kelahiran bayi dengan baik

2. Asuhan sayang ibu dan bayi pada masa pasca persalinan


a. Anjurkan ibu untuk selalu berdekatan dengan bayinya
b. Bantu ibu untuk menyusui bayinya
c. Anjarkan ibu dan keluarga tentang nutrisi dan istirahat
d. Anjurkan suami dan ibu untuk memeluk bayinya
e. Ajarkan ibu dan keluarga tentang gejala dan tanda bahaya

C. Pencegahan Infeksi
Tujuan tindakan infeksi
a. Meminimalkan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme
b. Menurunkan resiko penularan penyakit yang mengancam jiwa seperti hepatitis dan
HIV/AIDS

1. Prinsip –prinsip pencegahan infeksi


a. Setiap orang harus dianggap dapat menularkan penyakit karena infeksi dapat
bersifat asimptomatik
b. Setiaporang harus dianggap beresiko terkena infeksi
c. Permukaan benda sekitar kita,peralatan dan benda-benda lainnya yang akan dan
telah bersentuhan dengan permukaan kulit yang tiadk utuh, lecet selaput mukkosa
atau darah harus dianggap terkontaminasi hingga setelah digunakan, harus
diproses secara benar
d. Jika tidak diketahui apakan permukaan, peralatan atau benda lainnya telah
diproses dengan benar maka semua itu harus dianggap masih terkontaminasi
e. Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan secaratotal, tapi dapat dikurangi hingga
sekecil mungkin.

2. Tindakan – tindakan pencegahan infeksi


a. Cuci tangan
b. Memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung lainnya
c. Menggunakan teknik asepsis dan aseptic
d. Memproses alat bekas pakai
e. Menangani perlatan tajam dengan aman
f. Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan

D. Pencatatan Asuhan Persalinan


Pencatatan adalah bagian penting dari proses membuat keputusan klinik karena
memungkingkan penolong persalinan untuk terus menerus memperhatikan asuhan yang
diberikan selama proses persalian dan kelahiran bayi. Jika asuhan tidak dicatat, dapat
dianggap bahwa hal tersebut tidak dilakukan.
Pencatan penting karena :
1. Sebagai alat bantu untuk membuat keputusan klinik
2. Tolak ukur keberhasilan proses membuat keputusan klinik
3. Merupakan catatan permanen
4. Dapat dibagikan diantara para penolong persalinan
5. Mempermudah kelangsungan asuhan dari satu kunjungan ke kunjungan lainnya
6. Sebagai penelitian atau studi kasus
7. Sebagai data statistic
E. Rujukan
Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat vdan tepat waktu ke fasilitas rujukan atau
fasilitas yang memiliki saran lebih lengkap, diharapkan mampu menyelamatkan jiwa para
ibu dan bayibaru lahir
Hal penting dalam mempersiapkan rujukan :
1. B : bidan
2. A : alat
3. K : keluarga
4. S : surat
5. O : obat
6. K : kendaraan
7. U : uang
8. D : darah
9. A : ATM
BAB II

Kala Satu Persalinan

A. Batasan
Persalian adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu.
Tanda dan gejala inpartu termasuk :
 Penipisan dan pembukaan serviks
 Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks
 Bloodshow

B. Fase – Fase Dalam Kala Satu Persalinan


Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat
hingga serviks membuka lengkap (10 cm)
1. Fase laten
 Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks
secara bertahap
 Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm
 Pada umumnya berlangsung hampr atau hingga 8 jam

2. Fase aktif
 Frekuensi dan lamakontraksi uterus akan meningkat secara bertahap
 Dari pembukaan 4 cm hingga lengkap atau 10 cm
 Terjadi penurunan bagian terbawah janin

C. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik


1. Anamnesis
Bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang riwayat kesehatan, kehamilan dan
persalinan. Informasi ini digunakan dalam proses membuat putusan klinik untuk
menentukan diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan atau perawatan yang sesuai.
Tanyakan pada ibu
a. Nama, umur dan alamat
b. Gravida dan para
c. HPHT
d. Kapan bayi akan lahir (menurut taksiran ibu)
e. Riwayaat alergi obat-obatan tertentu
f. Riwayat kehamilan sekarang
g. Riwayat kehamilan sebelumnya
h. Riwayat madis lainnya
i. Masalah medis saat ini
j. Pertanyaan tentang hal – hal yang belum jelas atau berbagai bentuk kekhawatiran
lainnya.

2. Pemeriksaan Fisik
Bertujuan untuk menilai kondisikesehatan ibu dan bayinya serta tingkat kenyamanan fisik
ibu bersalin.
a. Pemeriksaan Abdomen
 Menentukan TFU
 Memantau kontraksi uterus
 Memantau DJJ
 Menentukan presentasi
 Menentukan penurunan bagian terbawah janin
b. Periksa dalam
Yang perlu diperhatikan
 Periksa genetalia ekterna
 Nilai cairan vagina
 Nilai pembukaan dan penipisan serviks
 Pastikan tali pusat dan/atau bagian tyerkecil tidak teraba
 Nilai penurunan bagian terbwah janin
c. Partograf
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan
informasi untuk membuat keputusan klinik. Tujuan utama :
 Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan
 Mendeteksi apakah prosespersalinan berjalan secara normal
 Data pelengkap

Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilaidan dicatat dengan seksama, yaitu :

 DJJ setiap 30 menit


 Frekuensi dan lamanya kontraksi uteruss setiap 30 menit
 Nadi setiap 30 menit
 Pembukaan serviks setiap 4 jam
 Penurunan bagian terbawah janin setiap 4 jam
 Tekanan darah dan temperature tubuh setiap 4 jam
 Produksi urine,aseton dan protein setiap 2 sampai 4 jam
BAB III

Kala Dua Persalinan

A. Batasan
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi.

Gejala kala dua adalah :


 Dorongan ingin meneran
 Tekanan pada anus dan/atau vagina
 Perineum menonjol
 Vulva-vagina dan sfingter ani membuka
 Meningkatnya pengeluaran lender

Tanda pasti kala dua adalah :

 Pembukaan serviks telah lengkap, atau


 Terlihatnya kepala bagian kepala bayi melaluiintroitus vagina

B. Persiapan Penolong Persalian


a. Sarung tangan
b. Perlengkapan pelindung diri
c. Persiapan tempat persalinan, peralatan dan bahan
d. Persiapan tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi
e. Persiapan ibu dan keluarga
f. Amniotomi

C. Penatalaksanaaan Fisiologis Kala Dua


Gejala dan tanda kala dua merupakan mekanisme alamiah bagi ibu dan penolong
persalinan bahwa proses pengeluaran bayi sudah dimulai. Setelah terjadinya pembukaan
lengkap, beritahukan pada ibu bahwa hanya dorongan alamiahnya yang mengisyaratkan
ia untuk meneran dan kemudian beristirahat diantara kontraksi.
D. Menolong Kelahiran Bayi
a. Posisi ibu saat meneran
Ibu dapat melahirkan bayinya pada posisi apapun kecuali pada posisiberbaring
terlentang (supine position)

b. Pencegahan laserasi
Laserasi spontan pada vagina atau perineum dapat terjadi saat kepala dan bahu
dilahirkan. Kejadian laserasi akan meningkat jika bayi dilahirkan terlalu cepat adan
tidak terkendali. Jalin kerjasasma dengan ibu dan gunakan perasat manula yang tepat
dapat mengatur kecepatan kelahiran bayi dan mencegah terjadinya laserasi.

c. Melahirkan kepala
Saat kepala bayi membuka vulva (5-6 cm), letakkan kain bersih dan kering yang
dilipat 1/3 nya dibawah bokong ibu dan siapkan kain atau handuk bersih di atas perut
ibu. Lindungi perineum dengan satu tangan, ibu jari pada salah sisi perineumdan 4
jari di tangan pada sisi yang lain dan tangan yang lainpada belakang kepala bayi.
Tahan belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada saat keluar secara
bertahap melewati introitus dan perineum.
Setelah kepala bayi lahir, minta ibu untuk berhenti meneran dan bernafas cepat.
Perikasa leher bayi apakah terlilit oleh tali pusat.

d. Melahirkan bahu
 Tunggu kontraksi berikut sehingga terjadi putaran paksi luar secara spontan
 Letakkan tangan pada sisi kiri dan kanan kepala bayi, minta ibu meneran
sambilmenekan kepala ke arah bawah dan lateral tubuh bayi hingga bahu depan
melewati simfisis.
 Setelah bahu depan lahir, gerakkan kepala keatas dan lateral tubuh bayi sehingga
bahu bawah dan seluruh dada dapat dilahirkan.
e. Melahirkan seluruh tubuh
 Saat bahu posterior lahir, geser tangan bawah kearah perineum dan sanggah bahu
dan lengan bayi menopang lahirnya siku, tangan.
 Secara simultan, tangan atas untuk menelusuri dan memegang bahu,siku dan
lengan bagian anterior
 Lanjutkan penelusuran dan memegang tubuh bayi ke bagian punggung, bokong
dan kaki.
 Dari arah belakang, sisipkan jari telunjuk diantara kedua kaki bayi yang
kemudian dipegang dengan ibu jari dan ketiga jari lainnya.
 Letakkan bayi diatas kain atau handuk , posisikan kepala bayi sedikit lebih
rendah dari tubuhnya
 Segera keringkan sambil melakukan rangsangan taktil.

E. Pemantauan Selama Kala Dua Persalinan


1. Nadi setiap 30 menit
2. Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit
3. DJJ setiap selesai meneran atau setiap 5-10 menit
4. Penurunan kepala bayi setiap 30 menit melalui pemeriksaan abdomen dan periksa
dalam setiap 60 menit atau jika ad indikasi, hal ini dilakukan lebih cepat
5. Warna cairan ketuban jika selaput sudah pecah
6. Apakah ada presentasi majemuk atau tali pusat menumbung
7. Putaran paksi luar segera setelah kepala bayi lahir
8. Kehamilan kembar yang tidak diketahui
9. Catatkan semua pemeriksaan dan intervensi yang dilakukan pada catatan persalinan
BAB IV

Kala Tiga dan Empat Persalian

A. Batasan
Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan
selaput ketuban.
Persalinan kala empat dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu.

B. Fisiologis Persalinan Kala Tiga


Pada kala tiga persalinan, miometreum berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga
uterus setelah lahirnya bayi, menyebabbkan berkurangganya ukuran tempat perlekatan
plasenta sehingga plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus.
Tanda – tanda pelepasan plasenta
 Perubahan bentuk dan tinggi fundus
 Tali pusat memanjang
 Semburan darah mendadak dan singkat

C. Manajemen Aktif Kala Tiga


Tujuan menejemen aktif kala tiga adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih
efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan mengurangi
kehilangan darah klaa tiga persalinan jika dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis.
Menejemen aktif kala tiga terdiri dari tiga langkah utama :
 Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama
 Melakukan penegangan tali pusat terkendali
 Masase fundus uteri
D. Asuhan Dan Pemantauan Pada Kala Empat
Setelah plasenta lahir :
1. Lakukan rangsangan taktil uterus
2. Evaluasi tinggi fundus
3. Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan
4. Periksa kemungkinan perdarahaan dari robekan perineum
5. Evaluasi keadaanumum ibu
6. Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama persalianan kala empat dibagian
belakang partograf, segera setelah asuhan diberikan atau setelah penilaian dilakukan.
BAB V

Asuhan Bayi Baru Lahir

A. Pencegahan Infeksi
Upaya pencegahan infeksi :
 Cuci tangan
 Pakai sarung tangan bersih
 Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan telah di DTT
 Pastiakan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah
dalam keadaan bersih.

B. Penilaian Segera Setelah Lahir


Penilaian awal :
 Apakah bayi cukup bulan ?
 Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?
 Apakah bayi menangis atau bernapas?
 Apakah tonus otot baik?

C. Pencegahaan Kehilangan Panas


Mekanisme kehilangan panas tubuh bayi
 Evaporasi
 Konduksi
 Konveksi
 Radiasi

Praktik terbaik untuk mencegah kehilangan panas


 Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks
 Letakkan bayi agar terjadi kontak kulit ibu ke kulit bayi
 Selimuti ibu dan bayi dan pakaikan topi di kepala bayi
 Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
D. Asuhan Tali Pusat
1. Memotong dan mengikat tali pusat
 Klem dan potong tali pusat setelah dua menit setelah bayi lahir
 Jepit dengan klem DTTsejarak 3cmdari dinding perut bayi. Kemudian jepit tali pusat
pada bagian yang isinya sudah dikosongkan sejarak 2 cm dari jepitan pertama.
 Potong tali pusat dengan gunting DTT atau steril, dan tangan lainnya melindungi
perut ibu
 Ikat tali pusat dengan benang DTT
 Lepaskan klem, dan masukkan ke dalam larutan klorin
 Kemudian, letakkan bayi dengan posisi tengkurapdi dada ibu

2. Nasehat untuk merawat tali pusat


 Jangan membungkus punting tali pusat atau mengoleskan cairan/bahan apapun ke
punting tali pusat
 Mengoleskan alcohol atau iodine masih diperbolehkan, tetapi tidak dikompreskan
karena menyebabkan tali pusat lembab.
 Berikan nasihat pada ibu dan keluarga sebelum meninggalkan bayi :
 Lihat popok dibawah punting tali pusat
 Jika tali pusat kotor bersihkan dengan air DTT dan sabun, dan segera keringkan
 Jika pangkal tali pusat terus berdarah, merah meluasatau mengeluarkan nanah
dan atau berbau, segera rujuk bayi ke fasilitas yang diliengkapi perawatan untuk
bayi baru lahir.

E. Inisiasi Menyusui Dini


1. Keuntungan inisiasi menyusui dini untuk ibu
Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada ibu
 Oksitosin
 Simulasi kontraksi uterus dan menurunkan resiko HPP
 Merangsang pengeluaran kolostrum dan meningkatkan produksi ASI
 Keuntungan dan hubungan mutualistik ibu dan bayi
 Ibu menjadi lebih tenang
 Prolaktin
 Meningkatkan produksi ASI
 Membantu ibu mengatasi stress terhadap berbagai rasa kurang nyaman
 Membantu efek relaksasi pada ibu setelah bayi selesai menyusu
 Menunda ovulasi

2. Keuntungan inisiasi menyusui dini untuk bayi


 Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal
 Segera memberikan kekebalan pasif pada bayi
 Meningkatkan kecerdasan
 Membantu bayi mengkoordinasikan kemampuan hisap, telan dan napas
 Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu-bayi
 Mencegah kehilangan panas.

3. Langkah IMD dalam asuhan BBL


a. Lahirkan, lakukan penilaian pada bayi, keringkan
b. Lakukan kontak kulit dengan kulit dengan kulit selamapaling sedikit satu jam
c. Biarkan bayi mencari dan menemukan putting ibu dan mulai menyusu.

F. Manajemen Laktasi
Kegiatan manajemen laktasi
1. Masa antenatal
 KIE manfaat dan keunggulan ASI
 Meyakinkan ibu untuk menyusui bayinya
 Melakukan pemeriksaaan kesehatan, kehamilan dan payudara
 Memantau kecukupan gizi ibu hamil
 Menciptakan suasana bahagia bagi keluarga terkait kehamilannya
2. Segera setelah bayi lahir
 Memberikan ASI dinidan persentuhan ibu-bayi
 Membina ikatan emosional dan kehangatan ibu-bayi
 Biarkan ibu-bayi bersama dalam 1 jam pertama dan setelah asuhan rutin BBL selesai
3. Masa neonatal
 Menjamin pelaksanaan ASI eksklusif
 Rawat gabung ibu dan bayi
 Jaminan asupan ASI on demand
 Melaksankan cara menyusui yang benar
 Upaya tetap mendapat ASI jika ibu dan bayi tidak selalu bersama
 Vitamin A dosis tinggi bagi ibu nifas
 Bimbing ibu untuk mengenali tanda bayi sudah mendapat ASI yang cukup
 Anjurkan ibu untuk beristirahat, makan dan minum bagi diri dan bayinya
 Rujuk pada konselor ASI jika ibu mengalami masalah menyusui
4. Masa menyusi selanjutnya
 Pemenuhan ASI eksklusif dalam 6 bulan pertama
 MP-ASI untuk 6 bulan kedua
 Memantau kecukupan gizi dan member cukup waktu istirahat bagi ibu menyusui
 Memperoleh dukungan suami untuk menunjang keberhasilan ASI eksklusif
 Mengatasi masalah menyusui

G. Pencegahan Infeksi Mata


Salep mata diberikan setelah 1 jamkontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu.
Pencegahan infeksi tersebut mengandung antibiotika tetrasiklin 1%. Salep antibiotika harus
diberikan pada waktu 1 jam setelah kelahiran.

H. Pemberian Vitamin K1
Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg intramuskuler setelah 1 jam
kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu untuk mencegah perdarahan BBL akibat
defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL

I. Pemberian Imunisasi
a. Hepatitis B pada saat bayi berumur 2 jam
b. Selanjutnya hepatitis B dan DPT diberikan pada usia 2,3,4 bulan
c. Dianjurkan BCG dan OPV pada usia 24 jam atau usia 1 bulan
J. Pemeriksaan BBL
Pemeriksaan BBL dilakukan pada :
 Saat bayi berada di klinik
 Saat KN, yaitu 1 kali pada umur 1-3 hari, 1 kali pada 4-7 hari dan 1 kali pada 8-28 hari
1. Pemeriksaan bayi
a. Keadaan umum
Memeriksa pernapasan
 Apakah merintih
 Hitung napas (40-60 kali/menit)
 Apakh terdapat retraksi dinding dada bawah

Melihat gerakan : tonus otot


Melihat warna kulit
Meraba kehangatan
Melihat adanya hipersalivasi dan/atau muntah
Melihat adanya kelainan bawaan.
2. Melihat kepala : bengkak atau memar
3. Melihat abdomen : pucat atau perdarahan tali pusat
4. Memriksakan adanya pengeluaran mekonium dan air seni
5. Menimbang bayi
6. Menilai cara menyusu

Konseling keluarga untuk perawatan bayi baru lahir di rumah


a. Ajarkan ibu atau orang yang menunggu bayi tentang tanda-tanda bahaya
b. Jelaskan tanda-tanda bahwa bayi cukup mendapat ASI
c. Menjaga kehangatan bayi di rumah
d. Jangan letakkan bayi pada permukaan yang dingin atau basah
e. Jangan mandikan bayi pada saat lahir. Tunggu setidaknya 6 jam
f. Jangan dibedong, dibungkus terlalu ketat atau dipakaikan gurita
g. Jangan tinggalkan bayi terpapar matahari secara langsung
BAB VI
Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir
dengan Asfiksia

A. Pengertian
Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur segara setelah lahir.
Penyebab asfiksia
1. Keadaan ibu
 Preeklamsi dan eklamsi
 Perdarahan abdominal
 Partus lama atau partus macet
 Demam selama persalinan
 Infeksi berat
 Kehamilan post matur
2. Keadaan tali pusat
 Lilitan tali pusat
 Tali pusat pendek
 Simpul tali pusat
 Prolapsus tali pusat
3. Keadaan bayi
 Bayi premature
 Persalinan sulit
 Kelainan konginetal
 Air ketuban bercampur mekonium

B. Persiapan Resusitasi Bayi Baru Lahir


1. Persiapan keluarga
Bicarakan dengan keluarga kemungkinan-kemungkinanyang terjadi pada ibu dan bayi
dan persipan persalinan
2. Persiapan tempat resusitasi
 Gunakan ruangan yang hangat dan terang
 Tempat resusitasihendaknya datar, rata, keras, bersih, kering dan hangat misalnya
meja , dipan atau di atas lantai beralas tikar.
3. Persiapan alat resusitasi
 Kain ke-1 : untuk mengeringkan bayi
 Kain ke-2 : untuk menyelimuti bayi
 Kain ke-3 : untuk ganjal bahu bayi
 Alat penghisap DeLee atau bola karet
 Tabung dan sungkup/balon dan sungkup
 Kotak alat resusitasi
 Sarung tangan
 Jam atau pencatat waktu

C. Keputusan Resusitasi Bayi Baru Lahir


PENILAIAN
a. Sebelum bayi lahir
Apakah kehamilan cukup bulan
b. Sebelum bayi lahir, sesudah ketuban pecah
Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium
c. Segera setelah bayi lahir
Menilai apakah bayi menangis atau bernapas/megap-megap
Menilai apakah tonus otot baik

KEPUTUSAN
Memutuskan bayi perlu resusitasi jika :
a. Bayi tidak cukup bulan dan atau bayi megap-megap./ tidak bernapas dan atau tonus otot
bayi tidak baik
b. Air ketuban bercampur mekonium
TINDAKAN
Memulai resusitasi segera jika :
a. Nbayi tidak cukup bulan dan atau bayi megap-megap / tidak bernapas dan atau tonus otot
tidak baik :
Lakukan tindakan resusitasi BBL
b. Air ketuban bercampur mekonium :
Lakukan resusitasi sesuai indikasinya

D. Prosedur Resusitasi Bayi Baru Lahir


TAHAP I : LANGKAH AWAL
1. Jaga bayi tetap hangat
2. Atur posisi bayi menghidu
3. Isap lender mulut dulu 5cm, hidung 3 cm
4. Keringkan dan rangsang bayi
5. Atur kembali posisi kepala bayi dan selimuti bayi

TAHAP II : VENTILASI
Langkah – langkah :
1. Pasang sungkup
Pasang dan pegang sungkup agar menutupi dagu, mulut dan hidung
2. Ventilasi 2 kali
a. Lakukan tiupan/pemompaan dengan tekanan 30 cm air
Tiupan awal penting untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa mulai bernapas dan
menguji apakah jalan napas bayi terbuka
b. Lihat apakah dada bayi mengembang
Saat melakukan tiupan perhatikan apakah dada bayi mengembang
Bila tidakmengembang :
 Periksa posisi sungkup dan pastikan tidak ada udara yang bocor
 Periksa posisi kepala, pastikan posisi sudah menghidu
 Periksa cairan atau lendir di mulut
 Laukan tiupan 2 kali dengan tekanan 30 cm air
3. Ventilasi 20 kali dalam 30 detik
 Lakukan tiupan dengan tabung dan sungkup atau pemompaan dengan balon dan
sungkup sebanyak 20 kali dalam 30 detik dengan tekanan 20 cm air sampai bayi
mulai menangis dan bernapas spontan.
 Pastikan dada mengembang saat dilakukan tiupan atau pemompaan, setelah 30 detik
lakukan penilaian ulang napas.

4. Ventilasi, setiap 30 detik hentikan dan lakukan penilaian ulang napas


 Lanjutkan ventilasi 20 kali dalam 30 detik
 Hentikan ventilasi 30 detik, lakukan penilaian bayi apakah bernapas, tidak bernapas
atau megap-megap

5. Siapkan rujukan jika bayi belum bernapas spontan sesudah 2 menit resusitasi
 Jelaskan kepada ibu apa yang terjadi, apa yang anda lakukan dan mengapa
 Mintalah keluarga untuk mempersiapkan rujukan
 Teruskan ventilasi selama mempersiapkan rujukan
 Catat keadaan bayi pada formulir rujukan dan rekam medic persalinan.

6. Lakukan ventilasi sambil memeriksa denyut jantung bayi


Bila dipastikan denyut jantung bayi tidak terdengar dan pulsasi talipusat tidak teraba,
lanjutkan ventilasi selama 10 menit.
Hentikan resusitasi jika denyut jantung tetap tidak terdengardan pulsasi tali pusat tidak
teraba, jelaskan kepada ibu danverilah dukungan kepadanya serta lakukan pencatatan.
Bayi yang mengalami asistol selama 10 menit kemungkinanbesar mengalami kerusakan
otak yang permanen.
E. Asuhan Pasca Resusitasi
Asuhan pasca resusitasi diberikan sesuai dengan keadaan BBL setelah menerima tindakan
resusitasi dan dilakukan pada keadaan :
1. Resusitasi berhasil
a. Pemantauan tanda-tanda bahaya pada bayi
b. Pemantauan dan perawatan tali pusat
c. Bila napas bayi dan warna kulit normal,berikan kepada ibunya
d. Pencegahan hipotermi
e. Pemberian vitamin K1
f. Pencegahan infeksi
g. Pemeriksaan fisik
h. Pencatatan dan pelaporan
i. Asuhan pasca lahir

2. Bayi perlu rujukan


a. Konseling
b. Melanjutkan resusitasi (bila perlu)
c. Memantau tanda bahaya
d. Memantau dan merawat tali pusat
e. Jaga kehangatan selama perjalanan
f. Jelaskan pada ibu bahwasebaiknya menyusui bayinya, kecuali kontraindikasi
g. Memberikan vitamin K1
h. Mencegah infeksi
i. Membuat surat rujukan
j. Periksa keadaan bayi selama perjalanan dan pencatatan
k. Melakukan pencatatan dan pelaporan kasus

3. Resusitasi tidak berhasil


a. Konseling dukungan moral
b. Asuhan ibu
c. Kunjungan nifas dan pencatatan, pelapor
PENUTUP

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu.
Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai adanya penyulit.

Focus asuhan persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman serta mencegah
terjadinya komplikasi. Tujuan asuhan persalinan normal adalah menjaga kelangsungan hidup dan
memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui upaya terintergrasi dan
lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas
pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan.

Setiap penatalaksanaan persalinan, mulai kala satu hingga kala empat, lima benang merah
akan selalu berlaku yaitu membuat putusan klinik, asuhan sayang ibu dan sayang bayi,
pencegahan infeksi, pencatatan dan rujukan.

Walaupun sebagian besar persalinan terfokus pada ibu, tetapi karena proses tersebut
merupakan pengeluaran hasil kehamilan maka penatalaksanaan persalinan baru dapat dikatakan
berhasil apabila selain ibunya, bayi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi optimal.

Você também pode gostar