Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Dalam departementalisasi biaya overhead pabrik, tarif biaya overhead pabrik dihitung
untuk setiap departemen produksi dengan dasar pembebanan yang mungkin berbeda
diantara departemen-departemen produksi yang ada. Oleh karena itu departementalisasi
biaya overhead pabrik memerlukan pembagian perusahaan ke dalam departemen-
departemen untuk memudahkan pengumpulan biaya overhead pabrik yang terjadi.
Departemen-departemen inilah yang merupakan pusat-pusat biaya yang merupakan tempat
ditandingkannya biaya dengan prestasi yang dihasilkan oleh departemen tersebut.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Departementalisasi
Adalah pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian yang disebut departemen atau pusat
biaya (cost center) yang dibebani dengan biaya overhead pabrik. Dalam departementalisasi
biaya overhead pabrik, tarif biaya overhead dihitung untuk setiap departemen produksi
dengan dasar pembebanan yang mungkin berbeda diantara departemen-departemen
produksi yang ada. Oleh karena itu departementalisasi biaya overhead pabrik memerlukan
pembagian perusahaan ke dalam departemen-departemen untuk memudahkan
pengumpulan biaya overhead pabrik yang terjadi. Departemen-departemen inilah yang
merupakan pusat-pusat biaya yang merupakan tempat ditandingkannya biaya dengan
prestasi yang dihasilkan oleh departemen tersebut.
B. Manfaat Departementalisasi
C. Tujuan Departementalisasi
Adapun tujuan utama departemenisasi biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:
Agar supaya ketiga tujuan tersebut diatas dapat di capai, dalam depertemenisasi
diperlukan syarat atau kondisi-kondisi sebagai berikut :
Ditinjau dari perilaku unsure-unsur biaya overhead pabrik dalam hubunganya dengan
perubahan volume kegiatan, biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi tiga golongan:
Untuk keperluan penentuan tarif biaya overhead pabrik dan untuk pengendalian biaya,
biaya overhead pabrik yang berisfat semivariabel dipecah menjadi dua unsur yaitu biaya
tetap dan biaya variable.
Jasa yang memberikan manfaat kepada departemen produksi dan departemen jasa lain,
dapat diatur dengan cara:
Biaya biaya overhead pabrik langsung adalah jenis biaya overhead pabrik yang
terjadi atau dapat langsung dibebankan kepada departemen tertentu. Contoh: Upah
tenaga kerja tidak langsung merupakan biaya overhead langsung.
Penaksiran biaya overhead pabrik tidak langsung departemen adalah jenis biaya
overhead pabrik yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen.
Contoh: Biaya depresiasi gedung, biaya asuransi.
Tarif distribusi adalah tarif yang digunakan untuk membagikan biaya overhead tidak
langsung departemen kepada departemen – departemen yang menikmati manfaatnya, baik
departemen pembantu maupun produksi. Tarif Alokasi adalah tarif yang digunakan untuk
membagikan biaya overhead departemen pembantu kepada departemen produksi, baik
secara langsung maupun bertahap.
Tarif Pembebanan adalah tarif yang digunakan untuk membagikan biaya overhead
pabrik kepada produk.
Metode ini dapat diterapkan jika antar departemen jasa saling memberikan jasa.
Pada metode ini biaya departemen jasa dialokasikan secara simultan dengan menggunakan
teknik aljabar. Metode ini mengalokasikan biaya ke departemen produksi dan antar
departemen jasa.
Kebaikan dari metode aljabar adalah sebagai berikut :
Mencerminkan alokasi jasa antar departemen pembantu secara penuh atau timbal
balik.
Lebih teliti dan adil dibandingkan metode alokasi langsung maupun metode alokasi
bertahap tidak bertimbal-balik.
Dapat menghindar tahapan putaran-putaran metode alokasi kontinyu, jadiwaktu dan
biaya alokasi kontinyu, jadi waktu dan biaya alokasi dapat ditekan.
Kelemahan metode alokasi aljabar yaitu :
pada perusahaan yang memiliki banyak departemen pembantu,misalnya lebih dari 3
departemen, seringkali ada persamaan tersamar dalam metode aljabar yang tidak dapat di
pecahkan atau diselesaikan. Untuk menyelesaikan masalah ini dapat digunakan metode
alokasi matrik aljabaryang akan diuraikan secara ringkas pada pembahasan berikutnya.
O. Metode Alokasi Kontinyu
Dalam metode alokasi kontinyu merupakan metode alokasi terus menerus dngan
cara menutup dan membuka kembali rekening biaya departemen pembantu. Untuk tujuan
tersebut harus ditentukan urutan alokasi dari biaya departemen pembantu yang dapat di
dasarkan atas besarnya biaya sebelum alokasi.
1. Mengumpulkan tiap jenis biaya overhead yang terjadi sesungguhnya dalam masing-
masing departemen selama tahun anggaran.
2. Mengumpulkan data sesungguhnya yang berhubungan dengan dasar distribusi dan
alokasi biaya overhead pabrik.
3. Mengalokasikan biaya overhead sesungguhnya departemen pembantu dengan cara
yang sama seperti yang dilakukan pada waktu penentuan tarif biaya overhead
pabrik.
4. Membandingkan biaya overhead sesungguhnya tiap-tiap departemen produksi
dengan yang dibebankan kepada produk berdasarkan tariff, untuk perhitungan biaya
overhead yang lebih atau kurang dibebankan.
5. Menganalisis biaya overhead per departemen.
T. Akuntansi biaya overhead pabrik
Akuntansi biaya overhead pabrik terdiri dari pencatatan:
d. Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk berdasarkan tarif yang
ditentukan di muka. Apabila produk diolah melalui lebih dari satu departemen
produksi, untuk menampung biaya produksi, di dalam buku besar dibentuk rekening
barang dalam proses untuk tiap departemen produksi. Biaya overhead yang
dibebankan kepada produk ditampung dalam rekening biaya overhead pabrik yang
dibebankan. Rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan perlu dibentuk untuk
tiap departemen produksi.
e. Pengumpulan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi. Pencatatan biaya
overhead pabrik yang dilakukan dengan mendebit rekening biaya overhead pabrik.
Dari data yang dikumpulkan dalam buku pembantu, secara periodik (setiap bulan)
dibuat daftar biaya overhead tiap – tiap departemen.
f. Penutupan rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan ke rekening biaya
overhead pabrik sesungguhnya.
4. Perhitungan pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik.
Untuk menghitung biaya overhead pabrik yang kurang atau lebih dibebankan kepada
produk, pada akhir periode akuntansi dihitung saldo rekening biaya overhead pabrik
sesungguhnya per departemen. Jurnal pembebanan kurang atau lebih biaya overhead per
departemen.
PENUTUP
X.Kesimpulan
Biaya-biaya produksi yang tidak dapat dikategorikan ke dalam biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung atau yang wujud riilnya adalah biaya bahan baku tudak
langsung dann biaya tenaga kerja tidak langsung serta biaya pabrik lainnya dikelompokan
tersendiri yang disebut biaya overhead pabrik.
Departementalisasi biaya overhead pabrik bermanfaat untuk pengendalian biaya
dan ketelitian penentuan harga pokok produk. Pengendalian biaya overhead pabrik dapat
lebih mudah dilakukan dengan cara menghubungkan biaya dengan pusat terjadinya,
sehingga dengan demikian akan memperjelas tanggung jawab setiap biaya yang terjadi
dalam departemen tertentu. Dengan digunakannya tarif-tarif BOP yang berbeda-beda untuk
tiap departemen, maka pesanan atau produk yang melewati suatu departemen produksi
akan dibebani dengan BOP. Sesuai dengan departemen bersangkutan.