Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah sayuran biasanya digunakan untuk merujuk pada tunas, daun,
buah, dan akar tanaman lunak dan dapat dimakan sebagian atau secara utuh, segar
atau mentah atau dimasak, sebagai pelengkap pada makanan berpati dan daging
(Williams et al., 1993). Sayuran merupakan penyeimbang diet, memasok protein,
vitamin, mineral, energi, dan serat yang dibutuhkan setiap orang. Sayuran juga
banyak mengandung komponen-komponen bioaktif seperti flavonoid.
Berdasarkan bagian tanamannya sayuran digolongkan menjadi sayuran umbi,
sayuran buah, sayuran daun, sayuran batang muda, sayuran bunga, sayuran
tangkai daun dan sayuran kecambah. Setiap jenis sayur dan varietas sayuran
mempunyai warna, rasa aroma, dan kekerasan yang berbeda, sehingga dapat
menambah variasi pada hidangan (Muchtadi, 2000).
Wortel merupakan jenis komoditi yang banyak mengandung beta
karoten. Di dalam tubuh, beta karoten tersebut akan diubah menjadi vitamin A
yang berguna untuk meningkatkan imunitas, menjaga kesehatan mata, tulang,
gigi, kulit, alat reproduksi serta menjaga pertumbuhan sel. Selain itu wortel adalah
produk yang mudah rusak. Oleh karena itu melalui aplikasi teknologi pengawetan
diolah menjadi sari wortel. Produk sari wortel belum diketahui umur simpannya
dimana produk ini masih dapat diterima oleh konsumen (Muchtadi, 2000).
Di antara banyak contoh sayuran wortel tergolong sayuran umbi.
Farida (2004) menyatakan penggunaan wortel dapat menambah kandungan serat
pangan dalam produk beku siap saji. Produk beku siap saji dengan komposisi
bayam (20%), wortel (30%), daging ayam (23,3%), pati sagu (11,7%) dan bumbu-
bumbu (15%) memiliki kandungan serat pangan tidak larut, serat pangan larut dan
total serat pangan masing-masing sebesar 1,99%, 0,16%, dan 2,15%
(Lestariningsih, 2004). Menurut Farida (2004) produk beku siap saji dengan
komposisi pasta ikan patin (19%), campuran bayam dan wortel (%) tapioka (19%
dan bumbu-bumbu (12%) memiliki kadar serat pangan tidak larut sebesar 2,77%,
serat pangan larut sebesar 0,56% dan total serat pangan sebesar 3,34% (Muchtadi,
2000)
Wortel (Daucus carota L.) adalah tumbuhan jenis sayuran umbi yang
biasanya berwarna kuning kemerahan atau jingga kekuningan dengan tekstur
serupa kayu (Malasari 2005). Bagian yang dapat dimakan dari wortel adalah
bagian umbi atau akarnya. Tanaman ini menyimpan cadangan makanan di dalam
umbi. Batangnya pendek, memiliki akar tunggang yang bentuk dan fungsinya
berubah menjadi umbi bulat dan memanjang. Kulit umbi wortel tipis dan jika
dimakan mentah terasa renyah dan agak manis (Makmun 2007).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah wortel
Kelas : Dicotyledon
Ordo : Umbelliferales
Family : Umbelliferae
Genus : Daucus
C. Manfaat wortel
D. Kandungan Gizi
Wortel memiliki kandungan gizi yang diperlukan oleh tubuh terutama
vitamin dan mineral sehingga sayuran ini baik sekali dan sangat dianjurkan untuk
dikonsumsi dalam menu sehari-hari guna mencukupi kebutuhan vitamin dan
mineral yang esensial bagi tubuh. Selain itu, wortel memiliki pigmen orange
karena kandungan β karoten yang dimilikinya cukup tinggi (Kurnia, 2011)
Wortel juga kaya akan kandungan antioksidan, teristimewa β–karoten
yang dapat larut dalam lemak/minyak. Kemampun karoten sebagai antioksidan
terutama didasarkan pada sifatnya sebagai pemunah oksigen singlet. Aktivitas
pemunah oksigen singlet dari karotenoid teristimewa bergantung kepada jumlah
ikatan rangkap terkonjugasi dari molekul tersebut dan kurang dipengaruhi oleh
gugus ujung karotenoid (siklik atau asiklik) atau subtituen yang terikat pada gugus
siklik ujung karotenoid (Rao dalam Momuat, 2005). Perbedaan kandungan
karoten juga dipengaruhi oleh suhu, kematangan tanaman, dan oleh kultivar.
Kandungan karoten pada kultivar wortel yang paling banyak ditanam
berkisar dari 60 hingga lebih dari 120 m g/g bobot segar. Selain itu pembentukan
karoten optimum pada suhu 16-250C, dan lebih rendah pada suhu di bawah atau
di atas kisaran tersebut. Pembentukan pigmen terjadi setelah pertumbuhan umbi,
sehingga umbi muda berwarna pucat. Dengan pertumbuhan yang terus
berlangsung, karoten terakumulasi dan mencapai konsentrasi maksimum setelah
tanaman berumur sekitar 90-120 hari, dan selanjutnya berhenti atau secara
perlahan berkurang (Rubatzky & Yamaguchi 1997).
Wortel segar mengandung air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin
(beta karoten, B1, dan C). Beta Karotennya mempunyai manfaat sebagai anti
oksidan yang menjaga kesehatan dan menghambat proses penuaan. Selain itu Beta
Karoten dapat mencegah dan menekan pertumbuhan sel kanker serta melindungi
asam lemak tidak jenuh ganda dari proses oksidasi (Anonim, 2010).
Kandungan gula pada wortel bertambah dengan cepat setelah tiga
bulan dari penanaman dan selanjutnya tetap tidak berubah sampai dipanen.
Kandungan gula pereduksi yaitu glukosa dan fruktosa juga tidak berubah,
sedangkan perbandingan gula non pereduksi dengan gula pereduksi bertambah
secara eksponensial. Perubahan kandungan gula terhenti jauh sebelum
pemanenan, oleh karena itu tidak dapat dipakai sebagai petunjuk kimiawi
kemasakan (Pantastico,2003). Sementara kandungan serat kasarnya pada
permulaan pertumbuhan hampir konstan tetapi kemudian terjadi peningkatan dan
kandungan tertinggi dapat terjadi pada wortel yang terlambat dipanen (Rukmana,
2000).
E. Komposisi Kimia
G. Diagram Alir
Adapun cara pembuatan bolu wortel,yaitu :
Dibersihkan kulit dan batang dari wortel lalu diparut.
Dikocok/dimixer telur dengan gula pasir sampai kental dan mengembang.
(Jika ingin mengembang tambahkan cake emulsifierdimasukkan dan sambil
terus dikocok. Jika tidak diberi cake emulsifier juga tidak apa tetapi tidak
mengembang namun rasa lebih enak karena padat lembut)
Sementara itu dicairkan mentega
Dimasukkan terigu sedikit demi sedikit sambil terus dimixer.
Ditambahkan mentega cair. Terus dimixer sampai rata dan mengembang.
Dihentikan mixer lalu dicampurkan parutan wortel dan diaduk.
Panggangan bolu/tempat adonan diolesi mentega cair agar tidak lengket.
Dimasukkan adonan ke dalam panggangan bolu atau dalam tempat adonan
jika dimasukkan ke dalam oven.
Dipanggang sampai matang. Jika memakai oven dalam suhu 160ºC sampai
matang.
Diangkat lalu dipindahkan ke piring
Didinginkan dan disajikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah sayuran biasanya digunakan untuk merujuk pada tunas, daun,
buah, dan akar tanaman lunak dan dapat dimakan sebagian atau secara utuh, segar
atau mentah atau dimasak, sebagai pelengkap pada makanan berpati dan daging
(Williams et al., 1993). Sayuran merupakan penyeimbang diet, memasok protein,
vitamin, mineral, energi, dan serat yang dibutuhkan setiap orang.
Wortel merupakan jenis komoditi yang banyak mengandung beta
karoten. Di dalam tubuh, beta karoten tersebut akan diubah menjadi vitamin A
yang berguna untuk meningkatkan imunitas, menjaga kesehatan mata, tulang,
gigi, kulit, alat reproduksi serta menjaga pertumbuhan sel Wortel adalah
tumbuhan biennial (tanaman yang memiliki siklus hidup didua musim) dengan
siklus hidup 12 - 24 bulan yang mampu menyimpan karbohidrat dalam jumlah
besar untuk tumbuh pada tahun kedua
DAFTAR PUSTAKA
http://pbpkelompok8.blogspot.com/2016/05/makalah-pengetahuan-bahan-
pangan.html
http://kamiitp08.blogspot.com/2010/10/pembuatan-bolu-wortel.html