Você está na página 1de 22

CRITICAL BOOK

AKSIOLOGI SAINS

UNTUK MEMENUHI TUGAS KELOMPOK


PADA MATA KULIAH FILSAFAT SAINS TEKNOLOGI
DOSEN PENGAMPU : ANGGI TIAS PRATAMA, M. Pd.

OLEH :
KELOMPOK VI
Hilda Apriliani (0702162017)
Rahayu Saputri (0702162022)
Randy Novendra Pohan (0702162019)
Silvia Sari (0702162026)

SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
T. A. 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur mari kita sampaikan atas kehadirat Allah SWT. Karena rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan Critical Book tentang “Aksiologi Sains”. Critical
Book ini diajukan untuk memenuhi tugas Filsafat Sains Teknologi.
Dalam membuat Critical Book ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang kami
alami, namum berkat dukungan dan semangat dari orang terdekat sehingga kami
mampu menyelesaikannya.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang
membantu mengerjakan Critical Book ini, sehingga dapat diselesaikan tepat waktu.
Critical Book ini jauh dari sempurna, untuk itu kami mohon maaf apabila ada
kekurangan atau kesalahan penulisannya.
Harapan kami, semoga karya tulis ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya
untuk sekedar membuka cakrawala berpikir kita tentang ontologi dan epistimologi
ilmu pengetahuan.

Medan, 31 Oktober 2017


Penulis,

Kelompok VI

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULAN ........................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................. 1
1.3. Tujuan .................................................................................... 1
1.4. Indentitas Buku ..................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 4
BUKU UTAMA ..................................................................................... 4
2.1. Hakikat Aksiologi .................................................................. 4
2.2. Kategori Dasar Aksiologi ...................................................... 5
2.3. Nilai dan Kegunaan Ilmu ....................................................... 6
2.4. Karakteristik Nilai Aksiologi................................................. 8
2.5. Kolerasi Antara Filsafat Ilmu dan Aksiologi ......................... 10
2.6. Hierarki dan Aspek Nilai dalam Pengetahuan ....................... 11
BUKU KEDUA ..................................................................................... 12
2.7. Pengertian Aksiologi ........................................................... 12
2.8. Dasar Aksiologi Ilmu............................................................ 13
2.9. Ilmu Sebagai suatu Cara Berpikir ........................................ 13
2.10. Ilmu Sebagai Azas Moral ..................................................... 14
2.11. Kekuasaan Ilmu Atas Manusia, Kebudayaan dan Alam ...... 14
BAB III PENUTUP ............................................................................... 16
3.1. Kesimpulan ........................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Aksiologi merupakan bagian dari filsafat ilmu yang mempertanyakan
bagaimana manusia menggunakan ilmunya.Aksiologi adalah istilah yang berasal
dari bahasa Yunani yaitu axios yang artinya nilai dan logos artinya teori atau
ilmu.Jadi aksiologi adalah teori tentang nilai dalam berbagai bentuk.Dalam kamus
Bahasa Indonesia aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan
manusia tentang nilai-nilai khususnya etika.

Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu.Ilmu


tidak bebas nilai.Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan
dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat, sehingga nilai kegunaan
ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan
kesejahteraan bersama bukan sebaliknya menimbulkan bencana.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah isi pembahasan pada bab aksiologi pada buku utama dan buku
pembanding?
2. Bagaimana perbandingan dari buku utama dan buku pembanding?
3. Apakah kekurangan dan kelebihan dari ketiga buku tersebut?

1.3. TUJUAN

1. Dapat mengetahui hakikat aksiologi.


2. Dapat mengetahui pengertian aksiologi.
3. Dapat mengetahui dasar dari aksiologi ilmu.
4. Dapat menjelaskan perkembangan metode ilmu.
5. Dapat menjelaskan evolusi ilmu dan konsep ilmu filsafat.

1
1.4. Identitas Buku

 Identitas Buku Utama

Judul buku : Orientasi ke Arah Pemahaman Filsafat Ilmu

No. ISBN : 979-602-7985-68-1

Pengarang : Pro. Dr. Mukhtar Latif, M.Pd.

Penerbit : PrenadaMedia Group

Tahun Terbit : 2014

Tebal Buku : 340 Halaman

Bahasa Teks : Bahasa Indonesia

Buku ini terdiri dari XIII Bab, masing-masing tiap Bab membahas
hal yang berbeda, yang kami bahas adalah Bab X tentang Aksiologi Ilmu
Pengetahuan dan Manfaatnya Bagi Manusia.

 Kelebihan buku

1) Tampilan cover menarik.


2) Pembahasannya lengkap.
3) Harga sesuai dengan kualitas buku.
4) Kertas yang digunakan sejenis kertas koran sehingga lebih ringan.
5) Menjelaskan secara rinci.

 Kekurangan buku
1) Kata-katanya berulang-ulang, sehingga membuat pembaca menjadi
bosan.

2) Pembahasan masih ada menggunakan bahasa-bahasa yang sulit


dipahami.

2
 Identitas Buku Kedua

Judul buku : Logika Materill Filsafat Ilmu Pengetahuan

No. ISBN : 979-518-676-0

Pengarang : Drs. H. Burhanuddin Salam

Penerbit : Rineka Cipta

Tahun Terbit : 2003

Tebal Buku : 296 halaman

Bahasa Teks : Bahasa Indonesia

Buku ini terdiri dari IX Bab, masing-masing tiap Bab membahas


hal yang berbeda, yang kami bahas adalah Bab VII tentang Aksiologi
Ilmu Pengetahuan.

 Kelebihan Buku
1) Bahasanya lebih mudah dimengerti
2) Harga sesuai kualitas buku
3) Kertas yang digunakan tebal dan bagus
 Kekurangan Buku
1) Tampilan cover kurang menarik
2) Pembahasan buku terlalu sedikit
3) Buku susah di dapatkan

3
BAB II
PEMBAHASAN

Pembahasan buku I

AKSIOLOGI ILMU PENGETAHUAN DAN MANFAATNYA BAGI


MANUSIA

2.1. Hakikat Aksiologi

Aksiologi yaitu cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai secara


umum.Sebagai landasan ilmu aksiologi mempertanyakan untuk pengetahuan yang
berupa ilmu itu digunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan itu dan
kaidah moral? Bagaimana penentuan jek yang ditelaah berdasarkan pilihan
moral?Bagaimana kaitan antara teknik, prosedural yang merupakan
operasionaliaasi metode ilmiah dan norma-norma moral atau
profesional?Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan
bagaimana manusia menggunakan ilmunya.Aksiologi dipahami sebagai teori
nilai.Jujun S. Suriasumantri (2010) mengartikan aksiologi sebagai teori nilai yang
berkaitan dengan penggunaan dari pengetahuan yang diperoleh.Menurut Francia
Bacon dalam Jujun bahwa "pengetahuan adalah kekuasaan" apakah kekuasaan itu
merupakan berkat atau justru malapetaka bagi umat manusia.Memang kalaupun
terjadi malapetaka yang disebabkan oleh ilmu, kita tidak bisa mengatakan bahwa
itu merupakan kesalahan ilmu, karena ilmu itu sendiri merupakan alat bagi
manusia untuk mencapai kebahagiaan hidupnya. Lagi pula ilmu memiliki sifat
netral, ilmu tidak mengenal baik ataupun buruk melainkan tergantung pada
pemilik dalam menggunaannya.

Aksiologi berasal dari perkataan axios (Yunani) yang berarti nilai, layak,
pantas, patut dan Logos yang berarti teori, pemikiran. Jadi Aksiologi adalah "teori
tentang nilai". Aksiologi merupakan teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan
dari pengetahuan yang diperoleh. Menurut Bramel, aksiologi terbagi dalam tiga

4
bagian. Pertama, moral conduct, yaitu tindakan moral, bidang ini melahirkan
disiplin khusus, yakni etika.Kedua, esthetic expression, yaitu ekspresi
keindahan.Bidang ini melahirkan keindahan (seni/estetika). Ketiga, sosio political
life, yaitu kehidupan sosial politik, yang akan melahirkan filsafat sosiopolitik.
Jadi, aksiologi yaitu teori tentang nilai-nilai ketiga aspek ini, yakni moral,
keindahan, dan sosial politik.

Nilai suatu ilmu berkaitan dengan kegunaan. Guna suatu ilmu bagi
kehidupan manusia akan mengantarkan hidup semakin tahu tentang kehidupan.
Kehidupan itu ada dan berproses yang membutuhkan tata aturan. Aksiologi
memberikan jawaban untuk apa ilmu itu digunakan. Ilmu tidak akan menjadi sia-
sia jika kita dapat memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya dan di jalan yang
baik pula.

2.2. KATEGORI DASAR AKSIOLOGI

Menurut Susanto (2011) mengatakan, ada dua kategori dasar aksiologi:


Pertama, objectiviam, yaitu penilaian terhadap sesuatu yang dilakukan apa adanya
sesuai keadaan objek yang dinilai. Kedua, subjectiviam, yaitu penilaian terhadap
sesuatu dimana dalam proses penilaian terdapat unsur intuisi (perasaan). Dari sini
muncul empat pendekatan etika, yaitu teori nilai intuitif, teori nilai rasional, teori
nilai alamiah, dan teori nilai emotif.Teori nilai intuitif dan teori nilai rasional
beraliran objektiviam,sedangkan teori nilai alamiah dan teori nilai emotif beraliran
subjektiviam.

1) Teori Nilai Intuitif (The Intuitive Theory of Value)

Menurut teori ini,sangat sukar jika tidak bisa dikatakan, mustahil untuk
mendefinisikan suatu perangkat nilai yang absolut.Bagaimana pun juga suatu
perangkat nilai yang absolut itu eksia dalam tatanan yang bersifat objektif. Nilai
ditemukan melalui intuisi, karena ada tatanan moral yang bersifat baku. Mereka
menegaskan bahwa nilai eksia sebagai piranti objek atau menyatu dalam
hubungan antar-objekdan validitas dari nilai tidak bergantung pada eksistensi atau
perilaku manusia.

5
2) Teori Nilai Rasional (The Rational Theory of Value)

Menurut teori ini, janganlah percaya pada nilai yang bersifat obiektif dan
murni independen dari manusia.Nilai ini ditemukan sebagai hasil dari penalaran
manusia. Fakta bahwa seseorang melakukan sesuatu yang benar ketika ia tahu
dengan nalarnya bahwa itu benar, sebagai fakta bahwa hanya orang jahat atau
yang lalat yang melakukan sesuatu berlawanan dengan kehendak atau wahyu
Tuhan. Jadi, dengan nalar atau peran Tuhan nilai ultimo, objektif, absolut yang
seharusnya mengarahkan perilakunya.

3) Teori Nilai Alamiah (The Naturaliatic Theory of Value)

Menurut teori ini nilai, diciptakan manusia bersama dengan kebutuhan dan
hasrat yang dislaminya.Nilai yaitu produk biososial, artefak manusia yang
diciptakan, dipakai, diuji oleh individu dan masyarakat untuk melayani tujuan
membimbing perilaku manusia.Pendekatan naturalia mencakup teori nilai
instrumental dimana keputusan nilai tidak absolut tetapi bersifat relatif.Nilai
secara umum hakikatnya bersifat subjektif, bergantung pada kondisi manusia.

4) Teori Nilai Emotif (The Emotive Theory of Value)

Jika tiga aliran sebelumnya menentukan konsep nilai dengan status


kognitifnya, maka teori ini memandang bahwa konsep moral dan etika bukanlah
keputusan 43 faktual melainkan hanya merupakan ekspresi emosi dan tingkah
laku.Nilai tidak lebih dari suatu opini yang tidak bisa diverifikasi, sekalipun
diakui bahwa penelitian menjadi bagian penting dari tindakan manusia.

2.3. Nilai dan Kegunaan Ilmu (Aksiologi Ilmu)

Erliana Hasan (2011) mengatakan, bahwa nilai (value) termasuk dalam


pokok bahasan penting dalam filsafat ilmu, diaamping itu digunakan juga untuk
menunjuk kata benda yang abstrak dan dapat diartikan sebagai keberhargaan
(worth) atau kebaikan (goodness). Menilai berarti menimbang, yakni suatu
kegiatan menghubungkan sesuatu dengan yang lain yang kemudian dilanjutkan
dengan memberikan keputusan. Keputusan ini menyatakan apakah sesuatu itu
bernilai positif atau sebaliknya.Hal ini dihubungkan dengan unsur-unsur yang ada

6
pada manusia, yaitu jasmani, cipta, rasa, karsa, dan kepercayaannya. Dengan
demikian, nilai dapat diartikan sebagai sifat atau kualitas dari sesuatu yang
bemanfaat bagi kehidupan manusia, baik lahir maupun batin. Bagi manusia, nilai
dijadikan landasan, alasan, atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku.

Terdapat empat pengelompokan nilai, yaitu: (1) kenikmatan, (2) ke-


hidupan, (3) kejiwaan, dan (4) kerohanian. sesuatu dikatakan material apabila
sesuatu itu berguna bagi jasmani manusia. Demikian juga sesu'tu dikatakan
bernilai vital ketika ia berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan,
dan sesuatu bernilai kerohanian apabila ia berguna bagi rohani manusia.

Nilai kegunaan ilmu, untuk mengetahui kegunaan filsafat ilmu atau untuk
apa filsafat ilmu itu digunakan, kita dapat memulainya dengan melihat filsafat
sebagai tiga hal sebagaimana dikemukakan Idzan Fautanu (2012), yaitu:

1. Filsafat sebagai kumpulan teori digunakan memahami dan mereaksi


dunia pemikiran.

Jika seseorang hendak ikut membentuk dunia atau ikut mendukung


suatu ide yang membentuk suatu dunia, atau hendak menentang suatu
sistem kebudayaan atau sistem ekonomi, atau sistem politik, maka
sebaiknya mempelajari teori filsafatnya.Inilah kegunaan mempelajari teori
filsafat ilmu.

2. Filsafat sebagai pandangan hidup.

Filsafat dalam posisi yang kedua ini semua teori ajarannya diterima
kebenarannya dan dilaksanakan dalam kehidupan.Filsafat ilmu sebagai
pandangan hidup gunanya yaitu untuk petunjuk dalam menjalani
kehidupan.

3. Filsafat sebagai metodologi dalam memecahkan masalah.

Dalam hidup ini kita menghadapi banyak masalah. Bila ada batu di
depan pintu, setiap keluar dari pintu itu kaki kita tersandung, maka batu itu
masalah. Kehidupan akan dijalani lebih enak bila masalah itu dapat

7
diselesaikan. Ada banyak cara menyelesaikan masalah, multi dari cara
yang sederhana sampai yang paling rumit. Bila cara yang digunakan
sangat sederhana, maka biasanya masalah tidak terselesaikan secara tuntas.
Penyelesaian yang detail itu biasanya dapat mengungkap semua masalah
yang berkembang dalam kehidupan manusia.

2.4. Karakteristik Nilai Aksiologi

Erliana Hasan (2011) mengatakan ada dua karakteristik yang berkaitan


dengan teori nilai, yaitu: Pertama, nilai objektif atau subjektif. Nilai itu objektif
jika ia tergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai. Sebaliknya nilai itu
subjektif jika eksistensinya, maknanya, dan validitasnya tergantung pada
realisasinya subjek yang melakukan penilaian, tanpa mempertimbangkan apakah
ini bersifat psikis atau fisik.Suatu nilai dikatakan objektif apabila nilai itu
memiliki kebenarannya tanpa memperhatikan pemilihan dan penilaian
manusia.Contohnya, nilai-nilai baik, jika benar, cantik, merupakan realitas alam,
yang merupakan bagian dari sifat yang dimiliki oleh Benda atau tindakan itu.Nilai
itu subjektif apabila memiliki preferensi pribadi, dikatakan baik karena dinilai
oleh seseorang. Kedua, nilai dikatakan absolut atau abadi..

Dalam aksiologi, ada dua penilain yang umum digunakan, yaitu etika dan
estetika.Etika yaitu cabang filsafat yang membahas secara kritia dan sistematis
masalah moral. Kajian etika lebih fokus pada perilaku, norma, dan adat istiadat
manusia. Etika merupakan salah satu cabang filsafat tertua. Setidaknya ia telah
menjadi pembahasan menarik sejak masa ocrates dan para kaum sofia. Di situ
dipersoalkan mengenai masalah kebaikan, keutamaan, keadilan, dan
sebagainya.Etika sendiri dalam buku Etika Dasaryang ditulis oleh Franz Magnin
Suseno diartikan sebagai pemikiran kritia, sistematis, dan mendasar tentang ajaran
dan pandangan moral.Isi dari pandangan moral ini sebagaimana telah dijelaskan
diatas norma-norma, adat, wejangan, dan adat istiadat manusia. Berbeda dengan
norma itu sendiri, etika tidak menghasilkan suatu kebaikan atau perintah dan
larangan, tatapi suatu pemikiran yang kritia dan mendasar tujuan dari etika yaitu
agar manusia mengetahui dan mampu mempertanggungjawabkan apa yang ia
lakukan.

8
Aspek aksiologi merupakan aspek yang membahas tentang untuk
ilmu itu digunakan. Selanjutnya Erliana mengutip pendapat Bramel,dalam aspek
aksiologi ini ada moral conduct, estetic expresion, dan sosiolitical. Setiap ilmu
bisa untuk mengatasi suatu masalah sosial golongan.Namun salah satu tanggung
jawab seorang ilmuwan yaitu dengan melakukan sosialiaasi tentang
penemuannya, sehingga tidak ada penyalahgunaan dengan hasil penemuan itu.
Dan, moral yaitu hal yang paling susah dipahami ketika sudah mulai banyak orang
yang meminta permintaan, moral yaitu suatu tuntutan. Ilmu bukanlah sekadar
pengetahuan (knowledge).Ilmu memang berperan tetapi bukan dalam segala
hal.Sesuatu dapat dikatakan ilmu apabila objektif, metodis, sistematis, dan uni-
versal.Dan, knowledge yaitu keahlian maupun keterampilan yang diperoleh
melalui pengalaman maupun pemahaman dari suatu objek.

Pandangan lain Amsal Bakhtiar (2011) mengatakan, sains merupakan


kumpulan hasil observasi yang terdiri dari perkembangan dan pengujian hipotesis,
teori, dan model yang berfungsi menjelaskan data. Dihadapkan dengan masalah
dalam ekses ilmu dan teknologi yang bersifat merusak, para ilmuwan terbagi ke
dalam dua golongan pendapat.Golongan pertama berpendapat bahwa ilmu harus
bersifat netral terhadap nilai-nilai, baik itu secara ontologis maupun aksiologis.
Dalam hal ini ilmuwan hanyalah menemukan pengetahuan dan terserah kepada
orang lain untuk menggunakannya, apakah akan diguanakan untuk tujuan yang
baik ataukah untuk tujuan yang buruk. Golongan ini ingin melanjutkan tradisi
kenetralan ilmu secara total.Golongan kedua berpendapat bahwa netralitas ilmu
terhadap nilai-nilai hanyalah terbatas pada metafisik keilmuan, sedangkan dalam
penggunaannya haruslah berlandaskan nilai-nilai moral. Golongan kedua
mendasarkan pendapatnya pada beberapa hal, yakni: (a) ilmu secara faktual telah
digunakan secara destruktif oleh manusia, yang dibuktikan dengan adanya dua
perang dunia yang menggunakan teknologi keilmuan; (b) ilmu telah berkembang
dengan pesat dan makin esoteric hingga kaum ilmuwan lebih mengetahui tentang
ekses yang mungkin terjadi bila terjadi penyalahgunaan; (c) ilmu telah
berkembang sedemikian rupa di mana terdapat kemungkinan bahwa ilmu dapat
mengubah manusia dan kemanusiaan yang paling hakiki seperti pada kasus
revolusi genetika dan teknik perbuatan sosial.

9
2.5. Korelasi Anatara Filsafat Ilmu dan Aksiologi

Dalam kaitan antara nilai guna ilmu, baik itu ilmu umum maupun ilmu
agama, tak dapat dibantah lagi bahwa kedua ilmu itu sangat bermanfaat bagi
seluruh umat manusia, dengan ilmu seseorang dapat mengubah wajah dunia.Nilai
itu bersifat objektif, tapi kadang-kadang bersifat subjektif Dikatakan objektif jika
nilai-nilai tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai.Tolak ukur
suatu gagasan berada pada objeknya, bukan pada subjek yang melakukan
penilaian.Kebenaran tidak tergantung pada kebenaran pada pendapat individu,
tetapi pada objekitas fakta.Sebaliknya, nilai menjadi subjektif apabila subjek
berperan dalam memberi penilaian; kesadaran manusia menjadi tolak ukur
penilaian. Dengan demikian, nilai subjektif selalu memperhatikan berbagai
pandangan yang dimiliki akal budi manusia, seperti perasaan yang akan pengarah
kepada suka atau tidak suka, senang atau tidak senang.

Bagaimana dengan objektivitas ilmu?Sudah menjadi ketentuan umum dan


diterima oleh berbagai kalangan bahwa ilmu harus bersifat objektif.Salah satu
faktor yang membedakan antara pernyataan ilmiah dan anggapan umum yaitu
terletak pada objektivitasnya.Seorang ilmuwan harus melihat realitas emperis
dengan mengesampingkan kesadaran yang bersifat ideologis, agama, dan
budaya.Seorang ilmuwan haruslah bebas dalam menentukan topik penelitiannya,
bebas melakukan eksperimen. Ketika Seorang ilmuwan bekerja, dia hanya tertuju
kepada proses kerja ilmiah dan tujuannya agar penelitiannya berhasil dengan baik.
Nilai aktif hanya menjadi tujuan utamanya, dia tidak mau terikat pada nilai
subjektif.

Teori tentang nilai dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan
estetika di mana makna etika memiliki dua arti, yaitu merupakan satu kumpulan
pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan manusia dan suatu predikat
yang dipakai untuk membedakan perbuatan, tingkah laku, atau yang lainnya.Nilai
itu bersifat objektif, tapi kadang-kadang bersifat subjektif. Dikatakan objektif jika
nilai-nilai tidak tergangu pada subjek atau kesadaran yang menilai.Tolak ukur
suatu gagasan ada pada objeknya, bukan pada subjek yang melakukan
penilaian.Kebenaran tidak tergantung pada kebenaran pada pendapat individu,

10
tetapi pada objektivitas fakta.Sebaliknya, nilai menjadi subjektif, apabila
subjeknya berperan dalam memberi penilaian; kesadaran manusia menjadi tolak
ukur penilaian. Dengan demikian, nilai subjektif selalu memperhatikan berbagai
pandangan yang dimiliki akal budi manusia, seperti perasaan yang akan mengarah
kepada suka atau tidak suka, senang atau tidak senang.

Kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa manusia sangat berutang


pada ilmu pengetahuan dan teknologi, sains dan teknologi dikembangkan untuk
memudahkan hidup agar lebih mudah dan nyaman.Berkat sains dan teknologi
pemenuhan kebutuhan manusa bisa dilakukan dengan lebih cepat dan
mudah.Perkembangan ini baik dibidang kesehatan, pengangkutan, pemukiman,
epndidikan dan komunikasi telah mempermudah kehidupan manusia.

2.6. Hierarki dan Aspek Nilai Dalam Pengetahuan

Sutardjo Wiramihardja (2007) menguraika ada tiga pandangan yang


berkaitan dengan hierarki nilai: pertama, kaum idealis berpandangan secara pasti
terhadap tingkatan nilai,dimana nilai spiritual lebih tinggi daripada nonspiritual
(nilai material). Mereka menempatkan nilai religi pada tingkatan tertinggi karena
nilai religi membantu manusia dalam menemukan akhir hidupnya.Keuda, kaum
realis juga berpandangan bahwa terdapat tinhkatan nilai, dimana mereka
menempatkan nilai rasional dam empiris pada tingkatan atas, sebab membantu
manusia realitas objektif, hukum alam dan aturan berpikiran logis.Ketiga, kaum
pragmatis menolak tingkatan nilai sevara pasti.Menurut mereka suatu aktivitas
dikatakan baik seperti yang lainnya apabila mrmuaskan kebutuhan yang penting
dan memiliki nilai instrumental.

11
Pembahasan buku II

NILAI ILMU PENGETAHUAN (AKSIOLOGI ILMU)

2.7. Pengertian Aksiologi

Secara etimologis, aksiologi berasal dari perkataan “axios”(yunani) yang


berarti “nilai”, dan “logos” yang berarti “teori”. Jadi aksiologi adalah teori
tentang nilai. Penggunaan istilah aksiologi sebetulnya baru diperkenalkan oleh
Paul Lapie dalam bukunya, “Logique de la Volonte” dan F.Von Hartman dalam
bukunya, “Grundrisder Axiologie”.Teori tentang nilai dapat kita bagi menjadi :

a) Etika

Istilah etika berasal dari kata “ethos” (yunani) yang artinya ‘adat
kebiasaan’. Dalam istilah lain para ahli yang bergerak dalam bidang etika
menyebutnya dengan “moral”. Walaupun anatara kedua istilah etika dan moral
ada perbedaannya, namaun para ahli tersebut tidak membedakannya dengan tegas,
bahkan cenderung untuk memberi arti yang sama secara praktis.

Etika merupakan cabang filsafat yang membicarakan perbuatan


manusia dan memandangnya dari sudut baik dan tidak baik.Etika tidak
berhubungan dengan deskripsi dan penjelasan tingkah laku manusia beserta latar
belakangnya, melainkan untuk menilai perilaku tersebut.Karena etika menilai
perbuatan manusia, maka lebih tepat kalau dikatakan bahwa objek formal etika
adalah norma-norma kesusilaan atau nilai-nilai kesusilaan manusia.

b) Estetika

Estetika merupakan nilai-nilai yang berhubungan dengan kreasi seni,


dengan pengalaman-pengalaman kita yang berhubungan dengan seni atau
kesenian.Kadang-kadang estetika diartikan sebagai filsafat seni dan prinsip-
prinsip yang berhubungan dengan estetika dinyatakan sebagai hakikat keindahan.

12
2.8. Dasar Aksiologi Ilmu

Kegunaan ilmu adalah menghasilkan pengetahuan yang dapat digunakan


untuk tujuan antara lain :

 Membuktikan kebenaran (truth).


 Menemukan pengetahuan (knowledge).
 Memperoleh suatu pemahaman fenomena (understanding,
comprehention, insight).
 Memberikan penjelasan (explanation).
 Melakukan pengendalian (control).
 Melakukan penerapan (application, invention, production).

Ilmu dikembangkan oleh ilmuwan untuk mencapai kebenaran atau


memperoleh pengetahuan.ilmu telah memberi kemudahan manusia dalam
mengendalikan kekuatan alam. Ilmu adalah netral, tidak mengenal sifat
baik dan buruk. Manusia yang menjadi penentu untuk apa ilmu digunakan.

Landasan aksiologi ilmu adalah analisis tentang penerapan hasil temuan


ilmu (ilmu pengetahuan).penerapan ilmu untuk memudahkan manusia untuk
memenuhi kebutuhan dan keluhuran hidupnya.

2.9. Ilmu Sebagai Suatu Cara Berpikir

Ilmu merupakan suatu cara berpikir dalam menghasilkan suatu kesimpulan


yang berupa pengetahuan yang dapat diandalkan. Ilmu merupakan produk dari
proses berpikir menurut langkah-langkah tertentu yang secara general disebut
sebagai berpikir ilmiah.

Berpikir ilmiah merupakan kegiatan berpikir yang memenuhi persyaratan-


persyaratan tertentu.Pertama, berpikir ilmiah harus mempunyai alur jalan pikiran
yang logis.Kedua, pernyataan yang bersifat logis harus didukung oleh fakta
empiris.

Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah, maka diperlukan sarana


berupa bahasa, logika, matematika dan statisktik. Bahasa merupakan alat

13
komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran kita kepada orang lain. Ditinjau
dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif
dan induktif. Untuk itu maka penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada proses
logika deduktif dan logika induktif. Matematika mempunyai peranan yang penting
dalam berpikir deduktif sedangkan statistika mempunyai peranan penting dalam
berpikir induktif.

Proses pengujian dalam kegiatan ilmiah mengharuskan kita menguasai


metode penelitian ilmiah yang pada hakikatnya merupakan pengumpulan fakta
untuk mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan.

2.10. Ilmu Sebagai Azas Moral

Ilmu merupakan kegiatan berpikir untuk mendapatkan pengetahuan yang


benar, atau secara lebih sederhana, ilmu bertujuan untuk mendapatkan
kebenaran.Kriteria kebenaran dalam ilmu adalah jelas sebagaimana yang
dicerminkan oleh karakteristik berpikirnya.Kriteria kebenaran ini pada hakikatnya
bersifat otonom dan terbebas dari struktur kekuasaan di luar bidang keilmuan.

2.11. Kekuasaan Ilmu atas Manusia, Kebudayaan dan Alam

Di samping ilmu dasar kita kenal ilmu terapan (apphed science).Tujuan


kegiatan keilmuan dalam ilmu terapan bukannya demi kemajuan ilmu itu sendiri,
melainkan untuk memecahkan masalah-masalah praktis dan mengatasi kesulitan-
kesulitan yang dihadapi manusia. Jadi berbeda dari ilmu dasar, yang tujuannya
adalah untuk mengetahui lebih banyak dan memahami lebih mendalam tentang
alam dan segenap isinya.Hasil-hasil yang telah dicapai ilmu dasar menawarkan
kepada kita sederatan alternatif.Adalah tugas ilmu terapan untuk memilih dan
antara alternative-alternatif ini, yang mana yang bisa dipakai untuk memecahkan
persoalan praktis dalam masyarakat.

Hasil-hasil kegiatan ilmu terapan masih harus dialihragamkan


(ditransformasikan) menjadi bahan, atau peranti, atau prosedur, atau teknik
pelaksanaan sesuatu proses pengelolaan atau produksi.Transformasi ini biasanya
disebut kegiatan pengembangan (developmeni). Di dalamnya termasuk

14
perancangan industry(industrial design), yakni mencari jalan pintas yang paling
efisien dan paling murah serta paling aman untuk melaksanakan produksi massal
dari produk (bahan atau peranti) yang prototipenyan merupakan hasil-hasil
kegiatan ilmu terapan. Tindak lanjut dan hasil kegiatan pengembangan adalah
teknologi.

Jadi, teknologi bisa dipandang sebagai penerapan ilmu. Kemana arah dan
terhadap apa atau siapa penerapan itu dikenakan,amal tergantung pada
kepentingan si penguasa teknologi itu dan nilai-nilai moral etikanya.

Jika teknologi diabdikan bagi kesejahteraan umat manusia dan terciptanya


masyarakat yang adil, partisipatif dan lestari, maka teknologi itu amat tinggi amat
tinggi nilai dan manfaatnya. Hal tersebut bahwa ilmu yang melahirkan teknologi
jelas sangat dibutuhkan manusia untuk mengatasi berbagai masalah, seperti
masalah pangan, energi , kesehatan dan sebagainya. Karena itu ilmu bisa
memainkan peranan yang positif, juga untuk masa depan.

Penolakan ilmu, seperti yang dilakukan oleh gerakan-gerakan anti


kebudayaan (counter culture movements) atau beberapa kecenderungan
tradisionalisme Timur, akan mendatangkan malapetaka bagi masyarakat manusia.

Sebaliknya , di tangan binatang ekonomi yang rakus dan tak segan-segan


mengeksploitasi sesamanya manusia, atau dalam penguasaan kaum militer yang
gila perang, ilmu dan teknologi merupakan ancaman yang amat menakutkan.
Seperti dikatakan oleh Francis Bacon, “ilmu adalah kekuasaan “.Dan kalau
ilmuadalah kekuasaan, maka teknologi merupakan alat kekuasaan itu. Kekuasaan
ilmu dan teknologi itu adlah atas manusia, atas kebudayaan dan atas alam.

15
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Hakikat aksiologi dari kedua buku

Buku Utama

Secara etimologis, aksiologi berasal dari perkataan “axios”(yunani) yang


berarti “nilai”, dan “logos” yang berarti “teori”. Menurut Bramel, aksiologi
terbagi dalam tiga bagian. Pertama, moral conduct, yaitu tindakan moral, bidang
ini melahirkan disiplin khusus, yakni etika.Kedua, esthetic expression, yaitu
ekspresi keindahan.Bidang ini melahirkan keindahan (seni/estetika). Ketiga, sosio
political life, yaitu kehidupan sosial politik, yang akan melahirkan filsafat
sosiopolitik. Jadi, aksiologi yaitu teori tentang nilai-nilai ketiga aspek ini, yak;ni
moral, keindahan, dan sosial politik.

Buku Pembanding

Secara etimologis, aksiologi berasal dari perkataan “axios”(yunani) yang


berarti “nilai”, dan “logos” yang berarti “teori”. Jadi aksiologi adalah teori
tentang nilai. Penggunaan istilah aksiologi sebetulnya baru diperkenalkan oleh
Paul Lapie dalam bukunya, “Logique de la Volonte” dan F.Von Hartman dalam
bukunya, “Grundrisder Axiologie”.Teori tentang nilai dapat kita bagi menjadi :
etika dan estetika.

Dasar aksiologi ilmu pengetahuan dari keduan buku :

Buku Utama

Menurut Susanto (2011) mengatakan, ada dua kategori dasar aksiologi:


Pertama, objectiviam, yaitu penilaian terhadap sesuatu yang dilakukan apa adanya

16
sesuai keadaan objek yang dinilai. Kedua, subjectiviam, yaitu penilaian terhadap
sesuatu dimana dalam proses penilaian terdapat unsur intuisi (perasaan). Dari sini
muncul empat pendekatan etika, yaitu teori nilai intuitif, teori nilai rasional, teori
nilai alamiah, dan teori nilai emotif.Teori nilai intuitif dan teori nilai rasional
beraliran objektiviam,sedangkan teori nilai alamiah dan teori nilai emotif beraliran
subjektivian.

Buku Pembanding

Membuktikan kebenaran (truth), menemukan pengetahuan (knowledge),


memperoleh suatu pemahaman fenomena (understanding, comprehention,
insight), memberikan penjelasan(explanation), melakukan pengendalian (control),
melakukan penerapan (application, invention, production).

Landasan aksiologi ilmu adalah analisis tentang penerapan hasil temuan


ilmu (ilmu pengetahuan).penerapan ilmu untuk memudahkan manusia untuk
memenuhi kebutuhan dan keluhuran hidupnya.

Nilai dan kegunaan ilmu dari kedua buku tersebut adalah :

Buku Utama

Nilai kegunaan ilmu, untuk mengetahui kegunaan filsafat ilmu atau untuk
apa filsafat ilmu itu digunakan, kita dapat memulainya dengan melihat filsafat
sebagai tiga hal sebagaimana dikemukakan Idzan Fautanu (2012), yaitu: filsafat
sebagai kumpulan teori digunakan memahami dan mereaksi dunia pemikiran,
. filsafat sebagai pandangan hidup, filsafat sebagai metodologi dalam
memecahkan masalah.

Buku Pembanding

Ilmu Sebagai Suatu Cara Berpikir, ilmu sebagai azas moral, ilmu sebagai
kekuasaan, Kekuasaan Ilmu atas manusia, kebudayaan dan alam : kekuasaan ilmu
dan teknologi atas manusia terutama dirasakan oleh rakyat yang ditindas oleh
sistem –sistem teknologi, baik yang dikendalikan oleh kelompok asing
(perusahaan transnasional , misalnya) maupun oleh kelompok bangsanya sendiri ,

17
kebudayaan modern yang didominasi oleh ilmu dan teknologi menciptakan krisis
identitas yang gawat rupanya diperlukan visi spiritual dan kultural yang
diharapkan bisa “tut wuri handayani”, dengan ilmu dan teknologi , manusia
mampu memusnakan species-nya sendiri; bahkan mungkin mampu pula dan
kekuasaan yang dikandungnya, mulai mengancam akan mendominasi kehidupan
manusia.

18
DAFTAR PUSTAKA

Larif, Mukhtar. 2014. Orientasi Kearah Pemahaman Filsafat Ilmu.


Prenadamedia Group: Jakarta.

Salam, Burhanuddin. 2003. Logika Materiil (Filsafat Ilmu Pengetahuan). PT


Rineka Cipta: Jakarta.

Cecilia, Binta “Aksiologi Ilmu Pengetahuan”. 06 November 2017.


http://bintacecilia.blogspot.co.id/2014/09/aksiologi-ilmu-pengetahuan-
dan.htm?m=1/

19

Você também pode gostar