Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
AKSIOLOGI SAINS
OLEH :
KELOMPOK VI
Hilda Apriliani (0702162017)
Rahayu Saputri (0702162022)
Randy Novendra Pohan (0702162019)
Silvia Sari (0702162026)
SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
T. A. 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur mari kita sampaikan atas kehadirat Allah SWT. Karena rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan Critical Book tentang “Aksiologi Sains”. Critical
Book ini diajukan untuk memenuhi tugas Filsafat Sains Teknologi.
Dalam membuat Critical Book ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang kami
alami, namum berkat dukungan dan semangat dari orang terdekat sehingga kami
mampu menyelesaikannya.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang
membantu mengerjakan Critical Book ini, sehingga dapat diselesaikan tepat waktu.
Critical Book ini jauh dari sempurna, untuk itu kami mohon maaf apabila ada
kekurangan atau kesalahan penulisannya.
Harapan kami, semoga karya tulis ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya
untuk sekedar membuka cakrawala berpikir kita tentang ontologi dan epistimologi
ilmu pengetahuan.
Kelompok VI
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Apakah isi pembahasan pada bab aksiologi pada buku utama dan buku
pembanding?
2. Bagaimana perbandingan dari buku utama dan buku pembanding?
3. Apakah kekurangan dan kelebihan dari ketiga buku tersebut?
1.3. TUJUAN
1
1.4. Identitas Buku
Buku ini terdiri dari XIII Bab, masing-masing tiap Bab membahas
hal yang berbeda, yang kami bahas adalah Bab X tentang Aksiologi Ilmu
Pengetahuan dan Manfaatnya Bagi Manusia.
Kelebihan buku
Kekurangan buku
1) Kata-katanya berulang-ulang, sehingga membuat pembaca menjadi
bosan.
2
Identitas Buku Kedua
Kelebihan Buku
1) Bahasanya lebih mudah dimengerti
2) Harga sesuai kualitas buku
3) Kertas yang digunakan tebal dan bagus
Kekurangan Buku
1) Tampilan cover kurang menarik
2) Pembahasan buku terlalu sedikit
3) Buku susah di dapatkan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pembahasan buku I
Aksiologi berasal dari perkataan axios (Yunani) yang berarti nilai, layak,
pantas, patut dan Logos yang berarti teori, pemikiran. Jadi Aksiologi adalah "teori
tentang nilai". Aksiologi merupakan teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan
dari pengetahuan yang diperoleh. Menurut Bramel, aksiologi terbagi dalam tiga
4
bagian. Pertama, moral conduct, yaitu tindakan moral, bidang ini melahirkan
disiplin khusus, yakni etika.Kedua, esthetic expression, yaitu ekspresi
keindahan.Bidang ini melahirkan keindahan (seni/estetika). Ketiga, sosio political
life, yaitu kehidupan sosial politik, yang akan melahirkan filsafat sosiopolitik.
Jadi, aksiologi yaitu teori tentang nilai-nilai ketiga aspek ini, yakni moral,
keindahan, dan sosial politik.
Nilai suatu ilmu berkaitan dengan kegunaan. Guna suatu ilmu bagi
kehidupan manusia akan mengantarkan hidup semakin tahu tentang kehidupan.
Kehidupan itu ada dan berproses yang membutuhkan tata aturan. Aksiologi
memberikan jawaban untuk apa ilmu itu digunakan. Ilmu tidak akan menjadi sia-
sia jika kita dapat memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya dan di jalan yang
baik pula.
Menurut teori ini,sangat sukar jika tidak bisa dikatakan, mustahil untuk
mendefinisikan suatu perangkat nilai yang absolut.Bagaimana pun juga suatu
perangkat nilai yang absolut itu eksia dalam tatanan yang bersifat objektif. Nilai
ditemukan melalui intuisi, karena ada tatanan moral yang bersifat baku. Mereka
menegaskan bahwa nilai eksia sebagai piranti objek atau menyatu dalam
hubungan antar-objekdan validitas dari nilai tidak bergantung pada eksistensi atau
perilaku manusia.
5
2) Teori Nilai Rasional (The Rational Theory of Value)
Menurut teori ini, janganlah percaya pada nilai yang bersifat obiektif dan
murni independen dari manusia.Nilai ini ditemukan sebagai hasil dari penalaran
manusia. Fakta bahwa seseorang melakukan sesuatu yang benar ketika ia tahu
dengan nalarnya bahwa itu benar, sebagai fakta bahwa hanya orang jahat atau
yang lalat yang melakukan sesuatu berlawanan dengan kehendak atau wahyu
Tuhan. Jadi, dengan nalar atau peran Tuhan nilai ultimo, objektif, absolut yang
seharusnya mengarahkan perilakunya.
Menurut teori ini nilai, diciptakan manusia bersama dengan kebutuhan dan
hasrat yang dislaminya.Nilai yaitu produk biososial, artefak manusia yang
diciptakan, dipakai, diuji oleh individu dan masyarakat untuk melayani tujuan
membimbing perilaku manusia.Pendekatan naturalia mencakup teori nilai
instrumental dimana keputusan nilai tidak absolut tetapi bersifat relatif.Nilai
secara umum hakikatnya bersifat subjektif, bergantung pada kondisi manusia.
6
pada manusia, yaitu jasmani, cipta, rasa, karsa, dan kepercayaannya. Dengan
demikian, nilai dapat diartikan sebagai sifat atau kualitas dari sesuatu yang
bemanfaat bagi kehidupan manusia, baik lahir maupun batin. Bagi manusia, nilai
dijadikan landasan, alasan, atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku.
Nilai kegunaan ilmu, untuk mengetahui kegunaan filsafat ilmu atau untuk
apa filsafat ilmu itu digunakan, kita dapat memulainya dengan melihat filsafat
sebagai tiga hal sebagaimana dikemukakan Idzan Fautanu (2012), yaitu:
Filsafat dalam posisi yang kedua ini semua teori ajarannya diterima
kebenarannya dan dilaksanakan dalam kehidupan.Filsafat ilmu sebagai
pandangan hidup gunanya yaitu untuk petunjuk dalam menjalani
kehidupan.
Dalam hidup ini kita menghadapi banyak masalah. Bila ada batu di
depan pintu, setiap keluar dari pintu itu kaki kita tersandung, maka batu itu
masalah. Kehidupan akan dijalani lebih enak bila masalah itu dapat
7
diselesaikan. Ada banyak cara menyelesaikan masalah, multi dari cara
yang sederhana sampai yang paling rumit. Bila cara yang digunakan
sangat sederhana, maka biasanya masalah tidak terselesaikan secara tuntas.
Penyelesaian yang detail itu biasanya dapat mengungkap semua masalah
yang berkembang dalam kehidupan manusia.
Dalam aksiologi, ada dua penilain yang umum digunakan, yaitu etika dan
estetika.Etika yaitu cabang filsafat yang membahas secara kritia dan sistematis
masalah moral. Kajian etika lebih fokus pada perilaku, norma, dan adat istiadat
manusia. Etika merupakan salah satu cabang filsafat tertua. Setidaknya ia telah
menjadi pembahasan menarik sejak masa ocrates dan para kaum sofia. Di situ
dipersoalkan mengenai masalah kebaikan, keutamaan, keadilan, dan
sebagainya.Etika sendiri dalam buku Etika Dasaryang ditulis oleh Franz Magnin
Suseno diartikan sebagai pemikiran kritia, sistematis, dan mendasar tentang ajaran
dan pandangan moral.Isi dari pandangan moral ini sebagaimana telah dijelaskan
diatas norma-norma, adat, wejangan, dan adat istiadat manusia. Berbeda dengan
norma itu sendiri, etika tidak menghasilkan suatu kebaikan atau perintah dan
larangan, tatapi suatu pemikiran yang kritia dan mendasar tujuan dari etika yaitu
agar manusia mengetahui dan mampu mempertanggungjawabkan apa yang ia
lakukan.
8
Aspek aksiologi merupakan aspek yang membahas tentang untuk
ilmu itu digunakan. Selanjutnya Erliana mengutip pendapat Bramel,dalam aspek
aksiologi ini ada moral conduct, estetic expresion, dan sosiolitical. Setiap ilmu
bisa untuk mengatasi suatu masalah sosial golongan.Namun salah satu tanggung
jawab seorang ilmuwan yaitu dengan melakukan sosialiaasi tentang
penemuannya, sehingga tidak ada penyalahgunaan dengan hasil penemuan itu.
Dan, moral yaitu hal yang paling susah dipahami ketika sudah mulai banyak orang
yang meminta permintaan, moral yaitu suatu tuntutan. Ilmu bukanlah sekadar
pengetahuan (knowledge).Ilmu memang berperan tetapi bukan dalam segala
hal.Sesuatu dapat dikatakan ilmu apabila objektif, metodis, sistematis, dan uni-
versal.Dan, knowledge yaitu keahlian maupun keterampilan yang diperoleh
melalui pengalaman maupun pemahaman dari suatu objek.
9
2.5. Korelasi Anatara Filsafat Ilmu dan Aksiologi
Dalam kaitan antara nilai guna ilmu, baik itu ilmu umum maupun ilmu
agama, tak dapat dibantah lagi bahwa kedua ilmu itu sangat bermanfaat bagi
seluruh umat manusia, dengan ilmu seseorang dapat mengubah wajah dunia.Nilai
itu bersifat objektif, tapi kadang-kadang bersifat subjektif Dikatakan objektif jika
nilai-nilai tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai.Tolak ukur
suatu gagasan berada pada objeknya, bukan pada subjek yang melakukan
penilaian.Kebenaran tidak tergantung pada kebenaran pada pendapat individu,
tetapi pada objekitas fakta.Sebaliknya, nilai menjadi subjektif apabila subjek
berperan dalam memberi penilaian; kesadaran manusia menjadi tolak ukur
penilaian. Dengan demikian, nilai subjektif selalu memperhatikan berbagai
pandangan yang dimiliki akal budi manusia, seperti perasaan yang akan pengarah
kepada suka atau tidak suka, senang atau tidak senang.
Teori tentang nilai dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan
estetika di mana makna etika memiliki dua arti, yaitu merupakan satu kumpulan
pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan manusia dan suatu predikat
yang dipakai untuk membedakan perbuatan, tingkah laku, atau yang lainnya.Nilai
itu bersifat objektif, tapi kadang-kadang bersifat subjektif. Dikatakan objektif jika
nilai-nilai tidak tergangu pada subjek atau kesadaran yang menilai.Tolak ukur
suatu gagasan ada pada objeknya, bukan pada subjek yang melakukan
penilaian.Kebenaran tidak tergantung pada kebenaran pada pendapat individu,
10
tetapi pada objektivitas fakta.Sebaliknya, nilai menjadi subjektif, apabila
subjeknya berperan dalam memberi penilaian; kesadaran manusia menjadi tolak
ukur penilaian. Dengan demikian, nilai subjektif selalu memperhatikan berbagai
pandangan yang dimiliki akal budi manusia, seperti perasaan yang akan mengarah
kepada suka atau tidak suka, senang atau tidak senang.
11
Pembahasan buku II
a) Etika
Istilah etika berasal dari kata “ethos” (yunani) yang artinya ‘adat
kebiasaan’. Dalam istilah lain para ahli yang bergerak dalam bidang etika
menyebutnya dengan “moral”. Walaupun anatara kedua istilah etika dan moral
ada perbedaannya, namaun para ahli tersebut tidak membedakannya dengan tegas,
bahkan cenderung untuk memberi arti yang sama secara praktis.
b) Estetika
12
2.8. Dasar Aksiologi Ilmu
13
komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran kita kepada orang lain. Ditinjau
dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif
dan induktif. Untuk itu maka penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada proses
logika deduktif dan logika induktif. Matematika mempunyai peranan yang penting
dalam berpikir deduktif sedangkan statistika mempunyai peranan penting dalam
berpikir induktif.
14
perancangan industry(industrial design), yakni mencari jalan pintas yang paling
efisien dan paling murah serta paling aman untuk melaksanakan produksi massal
dari produk (bahan atau peranti) yang prototipenyan merupakan hasil-hasil
kegiatan ilmu terapan. Tindak lanjut dan hasil kegiatan pengembangan adalah
teknologi.
Jadi, teknologi bisa dipandang sebagai penerapan ilmu. Kemana arah dan
terhadap apa atau siapa penerapan itu dikenakan,amal tergantung pada
kepentingan si penguasa teknologi itu dan nilai-nilai moral etikanya.
15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Buku Utama
Buku Pembanding
Buku Utama
16
sesuai keadaan objek yang dinilai. Kedua, subjectiviam, yaitu penilaian terhadap
sesuatu dimana dalam proses penilaian terdapat unsur intuisi (perasaan). Dari sini
muncul empat pendekatan etika, yaitu teori nilai intuitif, teori nilai rasional, teori
nilai alamiah, dan teori nilai emotif.Teori nilai intuitif dan teori nilai rasional
beraliran objektiviam,sedangkan teori nilai alamiah dan teori nilai emotif beraliran
subjektivian.
Buku Pembanding
Buku Utama
Nilai kegunaan ilmu, untuk mengetahui kegunaan filsafat ilmu atau untuk
apa filsafat ilmu itu digunakan, kita dapat memulainya dengan melihat filsafat
sebagai tiga hal sebagaimana dikemukakan Idzan Fautanu (2012), yaitu: filsafat
sebagai kumpulan teori digunakan memahami dan mereaksi dunia pemikiran,
. filsafat sebagai pandangan hidup, filsafat sebagai metodologi dalam
memecahkan masalah.
Buku Pembanding
Ilmu Sebagai Suatu Cara Berpikir, ilmu sebagai azas moral, ilmu sebagai
kekuasaan, Kekuasaan Ilmu atas manusia, kebudayaan dan alam : kekuasaan ilmu
dan teknologi atas manusia terutama dirasakan oleh rakyat yang ditindas oleh
sistem –sistem teknologi, baik yang dikendalikan oleh kelompok asing
(perusahaan transnasional , misalnya) maupun oleh kelompok bangsanya sendiri ,
17
kebudayaan modern yang didominasi oleh ilmu dan teknologi menciptakan krisis
identitas yang gawat rupanya diperlukan visi spiritual dan kultural yang
diharapkan bisa “tut wuri handayani”, dengan ilmu dan teknologi , manusia
mampu memusnakan species-nya sendiri; bahkan mungkin mampu pula dan
kekuasaan yang dikandungnya, mulai mengancam akan mendominasi kehidupan
manusia.
18
DAFTAR PUSTAKA
19