Você está na página 1de 15

Makalah Syarat dan Mekanisme Anjak Piutang

Oleh
Laras Purnama Sari
1112011205

A. LATAR BELAKANG

kegiatan anjak piutang mulai dikenal luas ketika perusahaan-perusahaan


manufacture di Inggris berusaha menjual produknya ke Amerika. Amerika pada
waktu itu, sekitar tahun 1880-an, merupakan benua baru yang banyak didatangi
dari benua eropa terutama inggris. Kedatangan bangsa di eropa mau tidak mau
menbawa konsekuensi bahwa mereka harus melakukan kegiatan produksi dan
konsumsi didaerah barunya, namun pada awalnya mereka tidak bisa banyak
melakukan kegiatan produksi karena terbatasnya sumber daya manusia, capital
dan peralatan.

Pengelolaan piutang perusahaan harus dilakukan dengan baik karena piutang


tersebut merupakan sumber pendapatan perusahaan yang tertunda dan merupakan
hal yang sangat sensitive untuk dibicarakan karena sebagian besar dana
perusahaan dialokasikan dalam bentuk piutang dan pengelolaan yang baik dapat
memberikan kesan yang positif terhadap perusahaan dalam kualitas
manajemennya.

Ketika terjadi kemacetan dalam penagihan Piutang dagang, perusahaan akan


mengalami kerugian yang besar karena terganggunya perputaran barang dan
perputaran keuangan. Dan apa yang harus dilakukan ketika penjual tersebut
sedang membutuhkan uang atau membutuhkan perputaran modal yang cepat
untuk perputaran selanjutnya. Salah satu solusinya adalah dengan menjual piutang
yang ada kepada pihak lain. Sehingga Bank, Lembaga keuangan non Bank, dan
perusahaan pembiayaan yang berbentuk Perseroan Terbatas atau Koperasi
memberikan jasa anjak piutang yang bertujuan untuk memperlancar kegiatan
penyelesaian utang-piutang dan membantu perusahaan dalam mengelola
penjualan secara kreditnya agar baik dan teratur.
Peningkatan penjualan menuntut konsekuensi bahwa perusahaan tersebut juga
harus menyediakan modal kerja yang lebih besar, karena modal cara tersebut
menyebabkan modal kerja perusahaan yang tertanam dalam piutang dagang.
Skema pembiayaan yang ditawarkan melalui anjak piutang memberikan satu
alternatif solusi terhadap masalah diatas. Jasa yang ditawarkan oleh suatu
perusahaan anjak piutang tidak hanya sekedar pembiayaan murni melainkan juga
jasa non pembiayaan seperti administrasi penjualan dan penagihan piutang
dagang. Dalam transaksi anjak piutang, tagihan penjual kepada pembeli dialihkan
kepada perusahaan anjak piutang sehingga penjual tidak perlu menagihnya

B. RUMUSAN MASALAH

Yang menjadi rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah

- Apakah yang dimaksud dengan Anjak Piutang?


- Apasajakah kegiatan dalam pembiayaan Anjak Piutang?
- Bagaimanakah syarat – syarat dan mekanisme untuk mendapatkan fasilitas
pembiayaan dari anjak piutang?

C. TUJUAN

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah diatas yang menjadi
tujuan penulis membuat makalah ini adalah untuk mengetahui dan memeahami
bagaimanakah syarat dan mekanisme untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan
dari Anjak Piutang.
D. PEMBAHASAN

a) PENGERTIAN ANJAK PIUTANG

Anjak Piutang atau disebut juga Factoring apabila dilihat secara leksikal terdiri
dari dua kata yaitu anjak dan Piutang. Anjak artinya berpindah atau bergerak
sedangkan Piutang artinya uang yang dipinjamkan (yang dapat ditagih dari
seseorang), tagihan uang perusahaan kepada para pelanggan yang diharapkan
akan dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun sejak tanggal keluarnya
tagihan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 Tentang


Perusahaan Pembiayaan pasal 1 (e) bahwa Anjak Piutang (Factoring) adalah
kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek
suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut. Sedangkan
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 Tentang Lembaga
Pembiayaan pasal 1 dan Keputusan Menteri Keuangan No.1251 Tahun 1988
Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan bahwa
perusahaan Anjak Piutang adalah Badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan
piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dan transaksi perdagangan
dalam atau luar negeri.

Menurut Kasmir,S.E.,M.M. dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan


Lainnya menyatakan bahwa Perusahaan Anjak Piutang atau Factoring adalah
perusahaan yang kegiatannya adalah melakukan penagihan atau pembelian, atau
pengambilalihan atau pengelolaan utang piutang suatu perusahaan dengan
imbalan atau pembayaran tertentu milik perusahaan.1

Anjak piutang adalah suatu transaksi keuangan sewaktu suatu perusahaan menjual
piutangnya (misalnya tagihan) dengan memberikan suatu diskon. Ada tiga
perbedaan antara anjak piutang dan pinjaman bank.

1
Kasmir, Bank dan lembaga keuangan lainnya. Grafindo, Jakarta: 2002, Hlm. 11
Pertama, penekanan anjak piutang adalah pada nilai piutang,
bukan kelayakan kredit perusahaan. Kedua, anjak piutang
bukanlah suatu pinjaman, melainkan pembelian suatu aset
(piutang). Terakhir, pinjaman bank melibatkan dua pihak,
sedangkan anjak piutang melibatkan tiga pihak.

Pada perjanjian anjak piutang, salah satu pihak yaitu pihak Factor sebagai pihak
terkuat memiliki kedudukan yang lebih tinggi dalam membuat perjanjian tersebut
sehingga pihak klien hanya dapat menerima isi dari perjanjian yang dibuat oleh
pihak Factor.2

Dari keseluruhan pengertian diatas, sangatlah jelas bahwa perusahaan anjak


piutang merupakan perusahaan yang membantu dalam mengelola masalah utang
piutang, baik pengambilalihan atau pembelian piutang yang bertujuan
memperlancar kegiatan perusahaan dan menghindari kredit macet agar perusahaan
yang mempunyai masalah utang piutang dapat melaksanakan kegiatan
operasionalnya dengan baik dan lancar. Perusahaan anjak piutang tersebut juga
akan mendapatkan diskon atau fee tertentu dari perusahaan yang mempunyai
masalah utang piutang.

b) KEGIATAN ANJAK PIUTANG

Berdasarkan Peraturan Menteri keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 Tentang


Perusahaan Pembiayaan pasal 4 bahwa

(1) Kegiatan Anjak Piutang dilakukan dalam bentuk pembelian


piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan berikut
pengurusan atas piutang tersebut.

(2) Kegiatan anjak piutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dapat dilakukan dalam bentuk anjak piutang tanpa jaminan dari
penjual piutang (Without Recourse) dan Anjak piutang dengan
jaminan dari penjual piutang(With Recourse).

2
Mariam Darus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2001,
hlm.88.
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa kegiatan perusahaan anjak piutang
dilakukan dalam bentuk pembelian atau pengalihan piutang/tagihan jangka
pendek dari transaksi perdagangan dalam dan luar negeri dan penata usahaan
penjualan kredit serta penagihan piutang klien. Kegiatan anjak piutang dapat
dilakukan oleh Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank, dan Perusahaan
Pembiayaan berbentuk Perseroan Terbatas atau Koperasi.

Perusahaan anjak piutang dikenal sebagai Factor, yaitu badan usaha yang
menawarkan anjak piutang. Klien adalah pihak yang menggunakan jasa dari anjak
piutang, yaitu penjual atau supplier. Nasabah atau konsumen merupakan pihak
yang mengadakan transaksi dengan klien. Obyek Hukum, merupakan piutang itu
sendiri, baik dijual atau dialihkan atau di urus oleh pihak lain. Peristiwa Hukum,
merupakan perjanjian anjak piutang, yaitu perjanjian antara perusahaan anjak
piutang dengan klien.

Perusahaan anjak piutang agar dapat melakukan kegiatan operasionalnya juga


harus mendapatkan keuntungan. Keuntungan tersebut diperoleh dari berbagai
biaya yang dikenakan terhadap klien yang dapat menutupi seluruh kegiatan
operasional perusahaan anjak piutang. Tapi sebelum perusahaan anjak piutang
menerima pembelian piutang dari klien, factor harus mempertimbangkan juga
risiko kerugian tagihan yang tidak dapat terbayar oleh debitur yang biasanya
ditetapkan dengan biaya penagihan atau komisi yang tinggi untuk piutang yang
cukup bermasalah.

Keuntungan yang diperoleh dari biaya yang dibebankan kepada kliennya


terdiri dari :3

1. Jasa Penagihan (Service Charge) : biaya yang dibebankan oleh perusahaan


anjak piutang kepada kliennya yang dikenal dengan fee dan besarnya dihitung

3
http://revan-alatas.blogspot.com/2013/07/anjak-piutang.html diakses pada tanggal 26 Mei
2014 pukul 19.50
berdasarkan persentase tertentu berdasarkan kesepakatan dengan berbagai
pertimbangan seperti tingkat kesulitan atau jumlah piutang yang ditagihkan.

2. Biaya Administrasi : biaya yang diterima oleh perusahaan anjak piutang setelah
melakukan pengelolaan terhadap penjualan kredit klien dan besarnya pun
tergantung dari kesepakatan yang dibuat bersama.

Imbalan yang diterima oleh perusahaan anjak piutang, baik berupa service charge,
provisi, dan diskon, akan dicatat secara akrual sehingga pada saat
penandatanganan perjanjian akan diakui pajak terutang. Dasar pengenaan pajak
atas penyerahan jasa anjak piutang adalah 5% dari jumlah imbalan yang diterima
dan Pajak Masukan yang berhubungan dengan kegiatan anjak piutang tidak dapat
dikreditkan.

Keuntungan yang diterima oleh perusahaan anjak piutang diperoleh dari jasa
yang diberikan kepada klien berupa :4

Jasa Pembiayaan (Financing service), Perusahaan anjak piutang melakukan


pembayaran dimuka (prefinancing) kepada klien yang besarnya tergantung dari
kesepakatan kedua belah pihak. Kontrak dibuat dengan with recourse atau dengan
without recourse. Besarnya pembiayaan dilakukan sekira 60% sampai 80% dari
total piutang setelah dilakukan kontrak dan penyerahan bukti-bukti penjualan.

Kegiatan anjak piutang ini pada kenyataannya hanya dirasakan cukup bermanfaat
bagi perusahaan yang berskala besar, bagi usaha kecil atau UMK umumnya takut
memanfaatkan pembiayaan anjak piutang karena biayanya mencekik dan khawatir
diteror bank jika pencairan dana dari nasabah tidak tepat waktu. Selain itu UMK
juga enggan mendapatkan uang tunai dengan menjaminkan resi tagihan karena
belum mengertinya tentang anjak piutang dan adanya persepsi jika menggunakan
anjak piutang akan diteror penagih jka pencairan resi mandek dan mundur atau
nasabah bangkrut.

4
http://staff.blog.ui.ac.id/abdul.salam/2008/07/08/anjak-piutang-factoring-bagian-1/ diakses
pada tanggal 26 Mei 2014 pukul 19.50
Para perusahaan anjak piutang membebankan resi tagihan kepada klien dengan
skema with recourse karena adanya faktur penagihan fiktif, atau pemasok diam-
diam telah menerima pembayaran dari nasabah padahal resi tagihan sudah
dianjak-piutangkan pada lembaga keuangan. Karena pencairan resi bermasalah
maka para pemasok akan dikenai komisi anjak piutang 25% s.d. 30% per tahun
serta ditambah service charge untuk jasa penagihan dan biaya administrasi.

Beberapa fasilitas anjak piutang yang ditawarkan:5

a. Undisclosed/ Non Notification Factoring

Adakalanya perusahaan ingin performance/ bonafiditasnya tetap terjaga dimata


pelanggan (debitur) walaupun sebetulnya perusahaan sedang kesulitan dana.
Untuk itu pada saat pengalihan piutang maka perusahaan tidak memberitahu
pelanggan (debitur) bahwa piutang sudah dialihkan ke perusahaan anjak piutang
(factoring). Transaksi anjak piutang ini dinamakan Undisclosed/Non Notification
Factoring. Mekanisme transaksi Undisclosed sebagai berikut :

1. Terjadi transaksi penjualan secara kredit kepada pelanggan (klien)


2. Negosiasi dan kontrak anjak piutang antara perusahaan (klien) dengan
lembaga anjak piutang (factoring) dimana perusahaan menyerahkan kopi
faktur penagihan piutang dan dokumen terkait lainnya sedangkan
dokumen asli tetap dipegang perusahaan.
3. Lembaga anjak piutang memberikan pembiayaan maksimal 80% dari nilai
faktur.
4. Pada saat jatuh tempo perusahaan akan menagih kepada
debitur/pelanggan.
5. Perusahaan akan mengembalikan pinjaman dana kepada factoring
ditambah dengan biaya anjak piutang (service charge/discount charge).

5
http://fauzieyusufhasibuan.wordpress.com/2009/12/12/peranan-lembaga-anjak-piutang-dalam-
ekonomi-indonesia/ diakses pada tanggal 26 Mei 2014 pukul 19.42 WIB
b. Disclosed/ Notification Factoring

Jika perusahaan (klien) setelah memperoleh pembiayaan dari anjak piutang tidak
ingin direpotkan oleh tugas menagih kepada debitur maka perusahaan bisa
memanfaatkan fasilitas disclosed factoring yaitu segera menyerahkan pengelolaan
piutang kepada perusahaan anjak piutang.

Mekanisme transaksi ini bisa dijelaskan sebagai berikut :

1. Terjadi penjualan secara kredit kepada pelanggan (klien)


2. Negosiasi dan kontrak factoring antara perusahaan (klien) dengan lembaga
anjak piutang dimana perusahaan menyerahkan faktur penagihan dan
dokumen terkait lainnya (dokumen asli).
3. Perusahaan memberitahu kepada debitur kalau piutang dan penagihan
sudah dialihkan ke lembaga anjak piutang.
4. Lembaga anjak piutang memberikan pembiayaan maksimum 80% dari
nilai faktur.
5. Pada saat jatuh tempo lembaga anjak piutang melakukan penagihan
kepada debitur.
6. Pelanggan (debitur) membayar tagihan kepada anjak piutang.
7. Lembaga anjak piutang menyerahkan sisa dan (20% Nilai faktur) kepada
perusahaan (klien) setelah sebelumnya dikurangi biaya administrasi.

Dalam transaksi anjak piutang terdapat beberapa risiko yang mungkin timbul
diantaranya:

1. Pada Undisclosed Factoring ada kemungkinan perusahaan (klien) ingkar


janji (wanprestasi) yaitu tidak mengembalikan pinjaman/pembiayaan
kepada factoring walaupun perusahaan sudah menerima pembayaran dari
debitur sehingga anjak piutang mengalami kerugian.
2. Pelanggan/debitur yang ingkar janji yaitu tidak membayar hutangnya pada
saat jatuh tempo sehingga kemungkinan perusahaan atau lembaga anjak
piutang yang mengalami kerugian.
Untuk mengatasi risiko tersebut, pada saat kontrak/ perjanjian dibuat maka perlu
ditetapkan pihak yang bertanggung jawab atas penanggungan resiko. Jika debitur
tidak dapat memenuhi kewajibannya dan yang menanggung resiko tersebut
perusahaan (klien) maka perjanjiannya dinamakan with recourse factoring
sedangkan jika lembaga anjak piutang yang menanggung risiko kerugiaannya
maka perjanjiannya dinamakan without recourse factoring. Melalui kesepakatan
yang dibuat manusia atau terjadinya perjumpaan kehendak terciptalah keterikatan
atau kekuatan mengikat yuridikal.6

c) SYARAT – SYARAT DAN MEKANISME UNTUK MENDAPATKAN


FASILITAS PEMBIAYAAN DARI ANJAK PIUTANG

Untuk mendapatkan fasilitas anjak piutang, client harus sudah mempunyai usaha
yang baik dan menguntungkan. Selanjutnya client mengajukan surat permohonan
dengan melampirkan hal – hal sebagai berikut:

1. Akta Pendirian Perusahaan client beserta perubahan – perubahannya.

2. Surat Pengesahan Pendirian Perusahaan dari Departemen Kehakiman dan Berita


Negara.

3. Surat Izin Usaha Perusahaan (SIUP)

4. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

5. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

6. Laporan Keuangan 3 tahun terakhir (Audited, bila ada)

7. Bank Statement Account untuk 3 bulan terakhir.

8. Perjanjian jual beli dengan customer.

9. Contoh Invoice/faktur dan credit Note/ Nota Kredit Perusahaan

10. Proffesional Background dari direksi dan/atau komisaris.

6
Herlien Budiono, Asas Keseimbangan bagi Hukum Perjanjian Indonesia (Hukum Perjanjian
Berlandaskan Asas-asas Wigati Indonesia), Bandung:Citra Aditya Bakti, 2006, hlm.297.
11. struktur Organisasi perusahaan client.

12. Data – data lainnya yang akan diminta kemudian, bila diperlukan.

Selain syarat – syarat yang telah kami sebutkan di atas, biasanya terdapat
syarat lain yang diminta oleh factor, yaitu:

1. Client harus merupakan badan hukum atau bentuk usaha tetap seperti PT, CV,
Firma, NV, dan lain – lain, dan bukan perorangan atau individual, demikian pula
dengan customer – nya

2. Volume penjualan calon client masuk dalam kategori yang telah dipersyaratkan
oleh factor, misalnya Rp 100.000.000 per bulan

3. Penjualan yang dapat dianjakpiutangkan adalah penjualan yang bersifat rutin dan
bukan penjualan bersifat transaksional / insidental yang hanya dilakukan sekali –
kali.

4. Modal calon client harus memadai dan sesuai bila dibandingkan dengan total
asset perusahaan.

5. Calon client bersedia memberikan jaminan tambahan atas fasilitas pembiayaan


yang diterima.

6. Calon client harus bersedia untuk disurvei oleh tim dari factor untuk
mendapatkan gambaran usaha yang seutuhnya.

Syarat – syarat yang telah dikemukakan di atas bersifat tidak mutlak,


tergantung kepada masing – masing factor untuk menerapkannya,
sehingga masing – masing factor mungkin saja berbeda mengenai
syarat yanfg diminta kepada calon client – nya masing – masing.
Adapun mekanisme transaksi anjak piutang yang biasanya diterapkan
oleh factor dapat kami kemukakan pada halaman berikut.
Mekanisme dalam transasksi anjak piutang pada prinsipnya sama
antara perusahaan anjak piutang yang satu dengan yang lainnya,
yaitu dilakukan melalui tahapp berikut:

1. Tahap Permohonan

Setiap permohonan pembiayaan anjak piutang harus mengisi secara lengkap


formulir aplikasi yang telah disediakan dan ditandatangani oleh pemohon.

2. Tahap Pengecekan / Desk Reserch Checking

Berdasarkan aplikasi dari pemohon, marketing department factor akan


melakukan pengecekan atas kebenaran dari pengisian formulir aplikasi tersebut
dengan melakukan hal – hal sebagai berikut:

a. Pengecekan fasilitas lainnya yang masih outstanding kepada Bank


atau LKBB lainnya dengan mengirimkan BANKER’S ENQUIRY,
bila perlu.
b. Trade checking kepada supplier, customer, dan pesaing
c. Pengecekan pemegang saham dan pengurus perusahaan yang
disesuaikan dengan anggaran dasar perusahaan.

3. Tahap Audit Checking/ Pemeriksaan Lapangan

Apabila tahap pengecekan / desk research checking hasilnya cukup baik, maka
proses permohonan dilanjutkan dengan pemeriksaan lapangan atau audit ke calon
client. Adapun tujuan dari pemeriksaan lapangan ini adalah:

a. Untuk memastikan apakah transaksi penjualan yang dilakukan antara client dan
customer termasuk criteria tagihan yang dapat dianjakpiutangkan.

b. Mempelajari prosedur administrasi penjualan yang dilakukan oleh client termasuk


syarat dan kondisi penjualan.

c. Untuk mengenali secara langsung customer mana yang melakukan transaksi


pembelian secara rutin, langsung dan tingkat ketaatan pembayarannya yang
tinggi.
d. Untuk menghitung secara pasti berapa besar tingkat penjualan calon client
dibanding dengan laporan yang telah disampaikan.

4. Tahap Pembuatan Customer Profile

Berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan, marketing department pihak factor akan


membuat customer profile, di mana isinya akan menggambarkan tentang:

a. Nama perusahaan customer.

b. Nama pemilik.

c. Rata – rata penjualan

d. Credit Term.

e. Alamat dan Nomor Telepon.

f. Contact Person.

g. Lamanya hubungan dengan client.

h. Dan lain – lain.

5. Tahap Pengajuan Proposal kepada Credit Commite

Marketting department pihak factor akan mengajukan proposal terhadap


permohonan yang diajukan oleh client kepada credit commite. Proposal yang
diajukan biasanya terdiri dari:

a. Tujuan pemberian fasilitas anjak piutang kepada client.


b. Struktur fasilitas yang mencangkup Client Advance Limit, Maximum
Advance Limit untuk setiap customer, service Charge, suku bunga,
facility fee.
c. Latar belakang Perusahaan dan susunan pemegang saham disertai
keterangan mengenai bisnis dan siklus operasi perusahaan Client.
d. Analisis Laporan Keuangan, Rekening Koran dan Kebutuhan Modal.
e. Analisis Risiko.
f. Saran dan Kesimpulan.
6. Pengajuan Keputusan Credit Committe

Keputusan credit committe merupakan dasar bagi factor untuk terus melakukan
pembiayaan atau tidak. Apabila permohonan client ditolak maka harus
diberitahukan melalui surat penolakan, sedangkan apabila disetujui maka
marketing department akan mempersiapkan Surat Penawaran kepada calon client.

7. Tahap Pengiriman Surat Penawaran

Setelah proposal mendapatkan persetujuan dari credit committe, maka marketing


department pihak factor wajib mempersiapkan surat penawaran kepada client dan
dokumen ini biasanya akan dijadikan Surat Penerimaan (Letter of Acceptance).

8. Tahap Pengikatan

Berdasarkan Surat Penawaran yang telah ditandatangani oleh client, bagian legal
akan mempersiapkan pengikatan sebagai berikut:

a. Perjanjian Anjak Piutang beserta lampirannya.

b. Jaminan Pribadi, jika ada.

c. Jaminan Perusahaan, jika ada.

d. Surat Kuasa Khusus, jika diperlukan.

e. Notification Letter.

Pengikatan dapat dilakukan secara bawah tangan, dilegalisir oleh Notaris atau
secara Notariil

9. Tahap Pencairan Fasilitas

Setelah proses penandatanganan perjanjian, maka semua data akan diserahkan


kepada bagian administrasi kredit, yang biasanya terdiri dari

a. Formulir Permohonan.

b. Letter of Acceptance (urat Penerimaan).

c. Notification Letter.
d. Surat Kuasa Khusus.

e. Perjanjian Anjak Piutang.

f. Spesimen Tanda Tangan.

Apabila semua proses ini telah dilakukan, maka selanjutnya client mulai
mencairkan fasilitas pembiayaan anjak piutang. Untuk dapat mencairkan
fasilitas anjak piutang, biasanya factor akan memberikan formulir – formulir
tertentu kepada client, yang terdiri dari:

a. Tanda Penerimaan Faktur / Tagihan.

b. Tanda Persetujuan Penerimaan Faktur / Tagihan.

c. Cessie Piutang.

d. Surat Perintah Pembayaran.

e. Formulir lainnya, jika ada.

Demikian seterusnya yang dilakukan oleh client, apabila client ingin mencairkan
fasilitas anjak piutang yang telah disetujui. Selanjutnya pada setiap akhir, factor
akan membuatkan laporan pemakaian fasilitas anjak piutang yang telah diterima
oleh client beserta lampirannya.
E. KESIMPULAN

Usaha anjak piutang adalah merupakan kegiatan pembiayaaan yang dilakukan


oleh perusahaan anjak piutang dalam bentuk pembelian dan/atau pengalihan serta
pngurusan piutang atau tagihan dari perusahaan klien yang berasal dari transaksi
perdagangan. Jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan anjak piutang tidak
hanya sekedar pembiayaan murni melainkan juga jasa non pembiayaan seperti
administrasi penjualan dan penagihan piutang dagang. Dalam transaksi anjak
piutang, tagihan penjual kepada pembeli dialihkan kepada perusahaan anjak
piutang sehingga penjual tidak perlu menagihnya. Jasa anjak piutang bertujuan
untuk memperlancar kegiatan penyelesaian utang-piutang dan membantu
perusahaan dalam mengelola penjualan secara kreditnya agar baik dan teratur.

DAFTAR PUSTAKA

Budiono, Herlien. 2006. Asas Keseimbangan bagi Hukum Perjanjian Indonesia


(Hukum Perjanjian Berlandaskan Asas-asas Wigati Indonesia), Bandung:Citra
Aditya Bakti.

Darus Badrulzaman Mariam, 2001. Kompilasi Hukum Perikatan, Bandung: Citra


Aditya Bakti,

Kasmir, 2002. Bank dan lembaga keuangan lainnya. Grafindo, Jakarta.

http://revan-alatas.blogspot.com/2013/07/anjak-piutang.html diakses pada tanggal


26 Mei 2014 pukul 19.50

http://staff.blog.ui.ac.id/abdul.salam/2008/07/08/anjak-piutang-factoring-bagian-
1/ diakses pada tanggal 26 Mei 2014 pukul 19.50

http://fauzieyusufhasibuan.wordpress.com/2009/12/12/peranan-lembaga-anjak-
piutang-dalam-ekonomi-indonesia/ diakses pada tanggal 26 Mei 2014 pukul 19.42
WIB

Você também pode gostar