Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh
Laras Purnama Sari
1112011205
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah diatas yang menjadi
tujuan penulis membuat makalah ini adalah untuk mengetahui dan memeahami
bagaimanakah syarat dan mekanisme untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan
dari Anjak Piutang.
D. PEMBAHASAN
Anjak Piutang atau disebut juga Factoring apabila dilihat secara leksikal terdiri
dari dua kata yaitu anjak dan Piutang. Anjak artinya berpindah atau bergerak
sedangkan Piutang artinya uang yang dipinjamkan (yang dapat ditagih dari
seseorang), tagihan uang perusahaan kepada para pelanggan yang diharapkan
akan dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun sejak tanggal keluarnya
tagihan.
Anjak piutang adalah suatu transaksi keuangan sewaktu suatu perusahaan menjual
piutangnya (misalnya tagihan) dengan memberikan suatu diskon. Ada tiga
perbedaan antara anjak piutang dan pinjaman bank.
1
Kasmir, Bank dan lembaga keuangan lainnya. Grafindo, Jakarta: 2002, Hlm. 11
Pertama, penekanan anjak piutang adalah pada nilai piutang,
bukan kelayakan kredit perusahaan. Kedua, anjak piutang
bukanlah suatu pinjaman, melainkan pembelian suatu aset
(piutang). Terakhir, pinjaman bank melibatkan dua pihak,
sedangkan anjak piutang melibatkan tiga pihak.
Pada perjanjian anjak piutang, salah satu pihak yaitu pihak Factor sebagai pihak
terkuat memiliki kedudukan yang lebih tinggi dalam membuat perjanjian tersebut
sehingga pihak klien hanya dapat menerima isi dari perjanjian yang dibuat oleh
pihak Factor.2
2
Mariam Darus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2001,
hlm.88.
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa kegiatan perusahaan anjak piutang
dilakukan dalam bentuk pembelian atau pengalihan piutang/tagihan jangka
pendek dari transaksi perdagangan dalam dan luar negeri dan penata usahaan
penjualan kredit serta penagihan piutang klien. Kegiatan anjak piutang dapat
dilakukan oleh Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank, dan Perusahaan
Pembiayaan berbentuk Perseroan Terbatas atau Koperasi.
Perusahaan anjak piutang dikenal sebagai Factor, yaitu badan usaha yang
menawarkan anjak piutang. Klien adalah pihak yang menggunakan jasa dari anjak
piutang, yaitu penjual atau supplier. Nasabah atau konsumen merupakan pihak
yang mengadakan transaksi dengan klien. Obyek Hukum, merupakan piutang itu
sendiri, baik dijual atau dialihkan atau di urus oleh pihak lain. Peristiwa Hukum,
merupakan perjanjian anjak piutang, yaitu perjanjian antara perusahaan anjak
piutang dengan klien.
3
http://revan-alatas.blogspot.com/2013/07/anjak-piutang.html diakses pada tanggal 26 Mei
2014 pukul 19.50
berdasarkan persentase tertentu berdasarkan kesepakatan dengan berbagai
pertimbangan seperti tingkat kesulitan atau jumlah piutang yang ditagihkan.
2. Biaya Administrasi : biaya yang diterima oleh perusahaan anjak piutang setelah
melakukan pengelolaan terhadap penjualan kredit klien dan besarnya pun
tergantung dari kesepakatan yang dibuat bersama.
Imbalan yang diterima oleh perusahaan anjak piutang, baik berupa service charge,
provisi, dan diskon, akan dicatat secara akrual sehingga pada saat
penandatanganan perjanjian akan diakui pajak terutang. Dasar pengenaan pajak
atas penyerahan jasa anjak piutang adalah 5% dari jumlah imbalan yang diterima
dan Pajak Masukan yang berhubungan dengan kegiatan anjak piutang tidak dapat
dikreditkan.
Keuntungan yang diterima oleh perusahaan anjak piutang diperoleh dari jasa
yang diberikan kepada klien berupa :4
Kegiatan anjak piutang ini pada kenyataannya hanya dirasakan cukup bermanfaat
bagi perusahaan yang berskala besar, bagi usaha kecil atau UMK umumnya takut
memanfaatkan pembiayaan anjak piutang karena biayanya mencekik dan khawatir
diteror bank jika pencairan dana dari nasabah tidak tepat waktu. Selain itu UMK
juga enggan mendapatkan uang tunai dengan menjaminkan resi tagihan karena
belum mengertinya tentang anjak piutang dan adanya persepsi jika menggunakan
anjak piutang akan diteror penagih jka pencairan resi mandek dan mundur atau
nasabah bangkrut.
4
http://staff.blog.ui.ac.id/abdul.salam/2008/07/08/anjak-piutang-factoring-bagian-1/ diakses
pada tanggal 26 Mei 2014 pukul 19.50
Para perusahaan anjak piutang membebankan resi tagihan kepada klien dengan
skema with recourse karena adanya faktur penagihan fiktif, atau pemasok diam-
diam telah menerima pembayaran dari nasabah padahal resi tagihan sudah
dianjak-piutangkan pada lembaga keuangan. Karena pencairan resi bermasalah
maka para pemasok akan dikenai komisi anjak piutang 25% s.d. 30% per tahun
serta ditambah service charge untuk jasa penagihan dan biaya administrasi.
5
http://fauzieyusufhasibuan.wordpress.com/2009/12/12/peranan-lembaga-anjak-piutang-dalam-
ekonomi-indonesia/ diakses pada tanggal 26 Mei 2014 pukul 19.42 WIB
b. Disclosed/ Notification Factoring
Jika perusahaan (klien) setelah memperoleh pembiayaan dari anjak piutang tidak
ingin direpotkan oleh tugas menagih kepada debitur maka perusahaan bisa
memanfaatkan fasilitas disclosed factoring yaitu segera menyerahkan pengelolaan
piutang kepada perusahaan anjak piutang.
Dalam transaksi anjak piutang terdapat beberapa risiko yang mungkin timbul
diantaranya:
Untuk mendapatkan fasilitas anjak piutang, client harus sudah mempunyai usaha
yang baik dan menguntungkan. Selanjutnya client mengajukan surat permohonan
dengan melampirkan hal – hal sebagai berikut:
6
Herlien Budiono, Asas Keseimbangan bagi Hukum Perjanjian Indonesia (Hukum Perjanjian
Berlandaskan Asas-asas Wigati Indonesia), Bandung:Citra Aditya Bakti, 2006, hlm.297.
11. struktur Organisasi perusahaan client.
12. Data – data lainnya yang akan diminta kemudian, bila diperlukan.
Selain syarat – syarat yang telah kami sebutkan di atas, biasanya terdapat
syarat lain yang diminta oleh factor, yaitu:
1. Client harus merupakan badan hukum atau bentuk usaha tetap seperti PT, CV,
Firma, NV, dan lain – lain, dan bukan perorangan atau individual, demikian pula
dengan customer – nya
2. Volume penjualan calon client masuk dalam kategori yang telah dipersyaratkan
oleh factor, misalnya Rp 100.000.000 per bulan
3. Penjualan yang dapat dianjakpiutangkan adalah penjualan yang bersifat rutin dan
bukan penjualan bersifat transaksional / insidental yang hanya dilakukan sekali –
kali.
4. Modal calon client harus memadai dan sesuai bila dibandingkan dengan total
asset perusahaan.
6. Calon client harus bersedia untuk disurvei oleh tim dari factor untuk
mendapatkan gambaran usaha yang seutuhnya.
1. Tahap Permohonan
Apabila tahap pengecekan / desk research checking hasilnya cukup baik, maka
proses permohonan dilanjutkan dengan pemeriksaan lapangan atau audit ke calon
client. Adapun tujuan dari pemeriksaan lapangan ini adalah:
a. Untuk memastikan apakah transaksi penjualan yang dilakukan antara client dan
customer termasuk criteria tagihan yang dapat dianjakpiutangkan.
b. Nama pemilik.
d. Credit Term.
f. Contact Person.
Keputusan credit committe merupakan dasar bagi factor untuk terus melakukan
pembiayaan atau tidak. Apabila permohonan client ditolak maka harus
diberitahukan melalui surat penolakan, sedangkan apabila disetujui maka
marketing department akan mempersiapkan Surat Penawaran kepada calon client.
8. Tahap Pengikatan
Berdasarkan Surat Penawaran yang telah ditandatangani oleh client, bagian legal
akan mempersiapkan pengikatan sebagai berikut:
e. Notification Letter.
Pengikatan dapat dilakukan secara bawah tangan, dilegalisir oleh Notaris atau
secara Notariil
a. Formulir Permohonan.
c. Notification Letter.
d. Surat Kuasa Khusus.
Apabila semua proses ini telah dilakukan, maka selanjutnya client mulai
mencairkan fasilitas pembiayaan anjak piutang. Untuk dapat mencairkan
fasilitas anjak piutang, biasanya factor akan memberikan formulir – formulir
tertentu kepada client, yang terdiri dari:
c. Cessie Piutang.
Demikian seterusnya yang dilakukan oleh client, apabila client ingin mencairkan
fasilitas anjak piutang yang telah disetujui. Selanjutnya pada setiap akhir, factor
akan membuatkan laporan pemakaian fasilitas anjak piutang yang telah diterima
oleh client beserta lampirannya.
E. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
http://staff.blog.ui.ac.id/abdul.salam/2008/07/08/anjak-piutang-factoring-bagian-
1/ diakses pada tanggal 26 Mei 2014 pukul 19.50
http://fauzieyusufhasibuan.wordpress.com/2009/12/12/peranan-lembaga-anjak-
piutang-dalam-ekonomi-indonesia/ diakses pada tanggal 26 Mei 2014 pukul 19.42
WIB