Você está na página 1de 3

Artritis Gout

Definisi

Gout adalah suatu kumpulan gejala yang akibat adanya deposisi kristal
monosodium urat pada jaringan atau akibat sepersaturasi asam urat di dalam caran
ekstraseluler. Hiperurisemia mendasari terjadinya gout. Artirtis gout apabila
serangan inflamasi terjadi pada artikular atau periartikular seperti bursa dan
tendon.

Faktor Resiko

1. Genetik
2. Lingkungan: Obesitas, konsumsi alkohol, psoriasis, gagal ginjal kronis,
gangguan hematologi, hipertensi, keganasan, riwayat transplantasi organ.

Patogenesis

Saturasi asam urat di tubuh terjadi pada konsentrasi 6.4-6.8 mg/dL pada kondisi
tertentu, dengan batas maksimal kelarutan adalah 7 mg/dL. Sekresi asam urat
berkolerasi dengan konsentrasinya karena sedikit peningkatan pada konsentrasi
serum berakibat peningkatan drastis sekresi urat. Hiperurisemia dapat timbul
karena penurunan ekskresi, peningkatan produksi, atau kombinasi keduanya.

Serangan artritis gout tidak hanya karena kadar asam urat yang terlalu tinggi,
namun dapat terjadi saat penurunan kadar asam urat. Pelepasan kristal
monosodium urat dari depositnya di dalam tofus (crystal shedding) akan memicu
inflamasi yang berujung gejala nyeri yang hebat.

Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis artritis gout dibedakan atas empat stadium, yaitu:

1. Stadium artritis gout akut


Serangan pertama artritis gout, ditandai dengan peradangan monoartikular
(unilateral) yang timbul mendadak disertai eritema, nyeri hebat, dan
peningkatan suhu di sekitar sendi, selain itu juga ditemukan gejal sistemik
berupa demam, menggigil, dan malaise. Lokalisasi umumnya pada
metatarsofalangeal yang dapat mengenai sendi lain antara lain pergelangan
tangan/kaki, siku, jari tangan, lutut, ankel, subtalar, dan midfoot.
2. Stadium interkritikal
Periode asimtomatik, tidak didapatkan tanda-tanda radang akut. Namun,
pada aspirasi sendi dapat ditemukan kristal monosodium urat. Periode ini
berlangsung beberapa bulan sampai beberapa tahun.
3. Stadium artritis gout kronis
Timbul serangan artritis gout akut berulang, tidak ada gejala di antara dua
fase serangan akut. Interval serangan akut makin lama makin memendek,
lama serangan makan lama makin memanjang, serta jumlah sendi yang
terserang semakin banyak.
4. Stadium artritis gout kronis bertofus
Serangan poliartikular dan ditemukan tofus (deposit kristal natrium urat
pada jaringan), terutama pada sendi yang sering mengalami serangan.
Pada tofus yang pecah dapat timbul infeksi sekunder. Pada stadium ini
sering disertai batu saluran kemih sampai penyakit ginjal menahun.

Diagnosis

1. Ditemukan kristal monosodium urat pada cairan sendi


2. Terdapat tofus berisi kristal monosodium urat

Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan laboraturium: serum urat darah, asam urat urin 24 jam


2. Pemeriksaan analisis cairan sendi
3. Pemeriksaan radiologi ditemukan soft tissue swelling pada sekitar sendi.

Tata Laksana

1. Terapi medikamentosa
Bertujuan untuk mengatasi serangan akut, mencegah berulangnya
serangan artritis, mencegah dan mengatasi komplikasi sebagai akibat
deposisi kristal monosodium urat di sendi/ginjal/jaringan lain, serta
mencegah dan mengatasi kondisi yang terkait gout seperti obesitas,
hipertrigliseridemia, hipertensi.
Tahap 1: Pada stadium akut dapat diberikan Kolkisin per oral 0,5-0,6 mg
setiap 2 jam,
Obat anti inflamasi non-steroid berupa indometasin 150-200 mg/hari,
Kortikosteroid
Tahap 2: menjaga kadar asam urat darah agar selalu dalam batas normal
Alopurinol 800mg/hari
2. Terapi non-medikamentosa
Penurunan berat badan hingga mencapai berat badan ideal, pengaturan diet
rendah purin, olahraga ringan, menghindari obat-obatan diuretic.

Você também pode gostar