Você está na página 1de 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Untuk mengembangkan potensi anak orang tua akan menyekolahkan anaknya ke


lembaga pendidikan baik lembaga sekolah formal, non-formal dan informal. Melalui lembaga
pendidikan tersebut si anak akan mengembangkan potensinya baik akademik dan non-
akademik. Manajemen adalah suatu metode atau tekhnik untuk mencapai suatu
tujuan.Menurut James A.F. Stonner manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang
ditetapkan.
Kata manajemen mungkin bukan lagi kata yang asing bagi kita, sebab hampir di setiap
kegiatan keseharian kita perlu yang namanya manajemen baik itu disadari atau tidak disadari.
Hampir semua kegiatan sehari-hari kita perlu yang namanya manajemen karena tanpa
manajemen yang baik maka bisa dipastikan kegiatan yang kita lakukan tersebut akan
berantakan, hal tersebut terlihat dari luasnya cakupan disiplin ilmu manajemen misalnya saja
manajemen bisnis, manajemen keuangan, manajemen rumah tangga dan lain-lain.
Salah satu hal yang membutuhkan sentuhan manajemen agar bisa berjalan dengan baik
dan tujuannya dapat tercapai adalah sekolah, sebab sekolah merupakan salah satu lembaga
yang mengemban tugas untuk menghasilkan generasi muda penerus bangsa yang berkualitas,
cerdas, beriman dan bertanggung jawab.
Banyak hal yang perlu dimanage dalam lingkungan sekolah, diantaranya tenaga
pengajar, administrasi keuangan, , gedung, alat perlengkapan sekolah, pegawai sekolah,
kurikulum dan lain-lain.
Yang tidak kalah pentingnya untuk di manage dengan baik dalam lingkungan sekolah
adalah siswa/peserta didik, yang merupakan salah satu komponen utama kegiatan pendidikan
di sekolah. Apalagi di era persaingan antara lembaga pendidikan yang semakin ketat saat ini,
1
sekolah harus berjuang bersungguh-sungguh untuk memanage siswa/peserta didiknya agar
tidak mati karena tidak memiliki siswa/peserta didik.
Oleh karena itulah sudah selayaknya peserta didik di manage dan dihargai martabatnya
tidak jauh berbeda dengan pembeli/konsumen dalam dunia usaha.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari manajemen?
2. Sebutkan pengertian peserta didik?
3. Jelaskan definisi manajemen peserta didik?
4. Apa saja yang menjadi ruang lingkup dari manajemen pendidikan?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian manajemen
2. Untuk mengetahui peserta didik
3. Untuk mengetahui defenisi manajemen peserta
4. Untuk memenuhi tugas yang telah di berikan oleh dosen

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MANAJEMEN PESERTA DIDIK

MenurutUndang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 4 tentangsistem pendidikan


nasional peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi
diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu.
Pada taman kanak – kanak, menurut ketentuan Pasal 1 Peraturan Pmerintah RRI Nomor
27 Tahun 1990, disebut dengan anak didik. Sedangkan pendidikan dasar dan menengah,
menurut ketentuan Pasal 1 Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 dan Nomor 29 Tahun 1990
disebut dengan siswa. Sementara pada perguruan tinggi, menurut ketentuan Peraturan
Pemerintah RI Nomor 30 Tahun 1990 disebut mahasiswa
Peserta didik juga mempunyai sebutan - sebutan lain seperti murid, subjek didik, anak
didik, pembelajar, dan sebagainya.
Syamsul nizar mendeskripsikan enam kriteria peserta didik, yaitu :

1. Peserta didik bukanlah miniatur orang dewasa tetapi memiliki dunianya sendiri
2. Peserta didik memiliki periodasi perkembangan dan pertumbuhan
3. Peserta didik adalah makhluk yang memiliki perbedaan individu baik disebabkan oleh
faktor bawaan maupun lingkungan dimana ia berada.
4. Peserta didik merupakan dua unsur utama jasmani dan rohani, unsur jasmani memiliki
daya fisik, dan unsur rohani memiliki daya akal hati nurani dan nafsu
5. Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi atau fitrah yang dapat
dikembangkan dan berkembang secara dinamis.

Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta
didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah.
Knezevich (1961) mengartikan manajemen peserta didik atau pupil personnel administration

3
sebagai suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan dan layanan
siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti
pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah.
Banyak ilmuan yang memberikan pengertian mengena imanajemen
(management).Diantaranya sebagai berikut:
a. G.R. Terry(1972)
Management is getting things done through the effort of other people (Tim Dosen
Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, 2010:87). Dalam bahasa
Indonesia memiliki pengertian Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiriatas
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian untuk
menentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber
daya lainnya (Anton Athoillah, 2010:16).
b. MenurutHorold Koontz danChrilO’Donnel

Manajemen adalah usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain
(Anton Athoillah, 2010:16).
c. Siagian (1978)
Mendefinisikan manajemen sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh
suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan (EkaPrihatin, 2011:2).
d. Sudjana (2000:77)
Manajemen merupakan rangkaian berbagai kegiatan wajar yang dilakukan seseorang
berdasarkan norma-norma yang telah ditetapkan dan dalam pelaksanaannya memiliki
hubungan dan saling keterkaitan dengan lainnya (Tim Dosen Administrasi Pendidikan
UniversitasPendidikan Indonesia, 2010:87).
Istilah “manajemen peserta didik” merupakan gabungan kata “manajemen dan kata
“peserta didik”. Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap
peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus
sekolah (Prihatin, 2011: 4). Manajemen data peserta didik dan meliputi aspek-aspek yang
secara operasional dapat digunakan untuk membantu kelancaran pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah( Badrudin, 2013: 22).

4
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 4,
“peserta didik diartikan sebagai anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu”.
Berdasarkan Peraturan Kementrian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat bab I
ketentuan umum pasal I, menyatakan bahwa peserta didik adalah peserta didik pada tingkat
satuan pendidikan RA, MI, MTs, dan MA.
Menurut ketentuan umum Undang-Undang RI No. 20 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan tertentu. Pesertadidik jika dilihat dari aspek psikologis, peserta didik ialah
individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik pisik
maupun psikis menurut fitrahnya masing-masing (Desmita, 2009:39).
Peserta didik merupakan “raw material” (bahan mentah) didalam proses transformasi
yang disebut pendidikan. Secara formal peserta didik adalah orang yang sedang berada pada
fase pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis, pertumbuhan dan
perkembangan merupakan ciri dari seorang peserta didik yang perlu bimbingan dari seorang
pendidik. Pertumbuhan menyangkut fisik perkembangan dan menyangkut psikis (Ramayulis,
2011:77).
Suharsimi Arikunto yang dikutip oleh Daryanto dan Muhammad Farid (2013) bahwa
peserta didik adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga
pendidikan. Peserta didik adalah sosok manusia sebagai individu/pribadi (manusia seutuhnya.
Individu diartikan “orang seorang tidak tergantung dari orang lain, dalam arti benar-benar
seorang pribadi yang menentukan diri sendiri dan tidak dipaksa dari luar, mempunyai sifat-
sifat dan keinginan sendiri”(Abu Ahmadi,2001:39).

Peserta didik juga merupakan individu yang mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai
dengan bakat, minat dan kemampuannya agar tumbuh dan berkembang dengan baik serta
mempunyai kepuasan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh gurunya ( Prihatin,
2011: 4).

5
Dalam pendidikan islam, peserta didik tidak sebatas para anak didik, tetapi semua
manusia adalah peserta didik, bahkan pendidik pun dapat disebut peserta didik karena tidak
ada manusia yang ilmunya mengunggu ilmu-ilmu Allah. Semua manusia harus terus belajar
dan saling mengajar maka sepantasnya semua manusia mengakui dirinya dalam ilmu. (Beni
Ahmad Saebani dan Hendra Hidayat, 2009:242)

Manajemen peserta didik bertujuan mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan
agar kegiatan pembelajaran di sekolah lancer, tertib dan teratur. Beberapa ahli berpendapat
bahwa tujuan manajemen peserta didik adalah untuk menciptakan kondisi lingkungan sekolah
yang baik serta agar siswa dapat belajar dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran
yang efektif dan efisien. Ada tiga tugas utama dalam bidang manajemen peserta didik untuk
mencapai tujuan tersebut yaitu penerimaan peserta didik, kegiatan kemajuan belajar serta
bimbingan dan pembinaan disiplin. Manajemen peserta didik meliputi beberapa kegiatan
yaitu : perencanaan terhadap peserta didik, pembinaan peserta didik, evaluasi peserta didik,
mutasi peserta didik, (DaryantodanFarid, 2013: 54).

B. RUANG LINGKUP MANAJEMEN PESERTA DIDIK


Secara rinci, ruang lingkup peserta didik adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan peserta didik
Perencanaan peserta didik adalah suatu aktivitas memikirkan di muka tentang hal hal yang
harus dilakukan berkenaan dengan peserta didik di sekolah, baik sejak peserta didik akan
memasuki sekolah maupun mereka akan lulus dari sekolah.
Peserta didik harus direncanakan, karena dengan adanya perencanaan peserta didik,
banyak hal-hal yang akan dihadapi dalam manajemen peserta didik telahh diestimasi
sebelumnya Dengan demikian, masalah masalah yang muncul akan dapat ditangani sesegera
mungkin.

6
a. Langkah langkah perencanaan peserta didik, yaitu :

Perkiraan

Perumusan Tujuan

Kebijakan

Pemograman PERENCANAAN PESERTA DIDIK

Langkah-langkah

Penjadwalan

Pembiayaan

1) Perkiraan
Yang dimaksud dengan perkiraan adalah menyusun suatu perkiraan kasar dengan
mengantisipasi ke depan. Ada tiga dimensi waktu yang disertakan dalam hal ini, yakni
dimensi kelampauan, dimensi terkini dan dimensi keakanan.
2) Perumusan tujuan
Tujuan adalah sesuatu yang hanya sekedar dapat dituju, dan oleh karena itu ia tidak
akan dapat dicapai. Supaya dapat dicapai, umumnya tujuan tersebut dijawarkan ke
dalam bentuk target-target.
3) Kebijakan
Kebijakan adalah mengidentifikasi aktiviitas-aktivitas yang dapat dipergunakan untuk
mencapai target atau tujuan di atas.
4) Pemograman
Penyusunan program adalah suatu aktivitas yang bermaksud memilih kegiatan
kegiatan yang sudah diidentifikasi sesuati dengan langkah kebijakan.
7
5) Langkah-langkah
Yang dimaksud dengan langkah-langkah adalah merumuskan langkah-langkah. Ada
tiga aktivitas dalam hal; ini yaitu pembuatan skala prioritas, pengurutan dan
penyusunan.
6) Penjadwalan
Penjadwalan yaitu kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan urutan prioritasnya dan
langkah-langkahnya agar jelas pelaksanaannya, dan dimana dilaksanakan.
7) Pembiayaan
Ada dua hal yang harus dilakukan dengan pembiayaan, yaitu mengalokasikan biaya
dan menentukan sumber biaya.
2. Penerimaan peserta didik
Penerimaan peserta didik baru sebenarnya adalah salah satu kegiatan manajemen
peserta didik yang sangat penting. Dikatakan demikian karena kalau tidaka da peserta didik
yang diterima di sekolah, berarti tidak ada yang harus ditangani dan diatur. Pada penerimaan
peserta didik meliputi: kebijaksanaan penerimaan peserta didik, sistem penerimaan peserta
didik, kriteria peserta didik, dan prosedur penerimaan peserta didik.
a. Kebijakan Penerimaan Peserta didik
Memuat aturan mengenai jumlah peserta didik yang dapat diterima di suatu sekolah dan
juga membuat system pendaftaran.
b. Sistem peserta didik
Cara penerimaan peserta didik baru, ada dua macam system penerimaan peserta didik baru
yaitu dengan cara promosi dan dengan cara system seleksi.
c. Kriteria peserta didik
Kriteria merupakan patokan patokan yang menentukan bisa atau tidaknya seseorang untuk
diterima sebagai peserta didik. Seleksi peserta didik adalah kegiatan pemilihan calon
peserta didik untuk menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik menjadi peserta
didik di lembaga pendidikan (sekolah) tersebut berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan adalah:
 Melalui tes atau ujian
 Melalui penelusuran bakat kemampuan
8
 Berdasarkan nilai STTB/SKHU atau nilai UAN
d. Prosedur penerimaan peserta didik
Merupakan pembentukan panitia penerimaan peserta didik baru,
Langkah-langkah penerimaan siswa baru adalah sebagai berikut:
1. Membentuk panitia penerimaan murid,
2. Merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima
3. Menentukan syarat pendaftaran calon,
4. Menyediakan formulir pendaftaran,
5. Pengumuman pendaftaran calon,
6. Menyediakan buku pendaftaran,
7. Waktu pendaftaran,
8. Penentuan calon yang diterima.
9. Menyusun progam kegiatan kesiswaan

3. Orientasi Peserta didik


Kegiatan ini merupakan kegiatan pengenalan lingkungan sekolah kepada peserta didik
baru, baik lingkungan fisik sekolah maupun lingkungan sosial sekolah.
Tujuan dari orientasi peserta didik baru yaitu :
a. Agar peserta didik mengenal lebih dekat mengenai diri mereka sendiri di tengah tengah
lingkungan barunya.
b. Agar peserta didik mengenal lingkungan sekolah baik lingkungan fisiknya maupun
sosialnya,
c. Pengenalan lingkungan sekolah demikian sangat penting bagi peserta didik.
d. Menyiapkan peserta didik secara fisik, mental dan emosional agar siap menghadapi
lingkungan baru
 Pekan orientasi Peserta didik
Mencakup layanan-layanan dari lingkungan sekolah yang dikenalkan secara rinci,
diantaranya :

9
a. Layanan bimbingan dan konseling.
Layanan BK merupakan proses pemberian bantuan terhadap siswa agar
perkembangannya optimal, sehingga anak didik bisa mengarahkan dirinya dalam
bertindak dan bersikap sesuai tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga, dan
masyarakat.
b. Layanan perpustakaan.
Keberadaan perpustakaan pada lembaga pendidikan sangat penting, sebab
perpustakaan merupakan penunjang proses pembelajaran di sekolah dengan
memberi layanan informasi yang dibutuhkan melalui koleksi bahan pustaka yang
dimiliki.
c. Layanan kantin.
Salah satu kebutuhan peserta didik adalah makanan yang bergizi, bersih, dan
higienis, olehnya itu keberadaan kantin di setiap sekolah sangat dibutuhkan untuk
menjamin peserta didik mendapatkan asupan makanan yang tidak berbahaya bagi
kesehatan selama berada di lingkungan sekolah.
d. Layanan kesehatan.
Layanan kesehatan di sekolah biasanya di bentuk dalam wadah yang diberi nama
usaha kesehatan sekolah (UKS), sasaran utama UKS adalah untuk meningkatkan
dan membina kesehatan siswa dan lingkungan sekitarnya.
e. Layanan transportasi.
Layanan ini biasanya hanya diperlukan pada jenjang pendidikan prasekolah seperti
PAUD atau TK, dan jenjang pendidikan dasar seperti SD untuk menunjang
kelancaran proses pembelajaran.
f. Layanan asrama.
Bagi beberapa peserta didik, layanan asrama sangat berguna khususnya peserta didik
yang lokasi tempat tinggalnya jauh dari lembaga pendidikan, biasanya lembaga
pendidikan yang menyediakan layanan asrama adalah tingkat sekolah menengah dan
perguruan tinggi.

10
4. Mengatur kehadiran dan tidak kehadiran peserta didik
Ketidak hadiran pesertadidik di sekolah sangat penting, karena jika peserta didik tidak
hadir di sekolah tentu aktivitas belajar mengajar di kelas tidak akan terlaksan. Kehadiran
peserta didik di sekolah adalah suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya interaksi belajar
mengajar. Peserta didik yang hadir lebih memungkinkan untuk terlibat aktif dalam interaksi
tersebut dan tidak demikian bagi peserta didik yang tidak hadir.

5. Mengatur pengelompokan peserta didik


Pengelompokan adalah pengelompokan peserta didik berdasarkan karakteristik-
karakteristiknya. Karakteristik demikian perlu digolongkan, agar mereka berada dalam
kondisi yang sama. Adanya kondisi yang sama ini bias memudahkan pemberian layanan yang
sama. Oleh karena itu, pengelompokkan ini lazim dengan istilah pengklasifikasian.
Jenis jenis pengelompokan berdasarkan karakteristik individu :
a. Pengelompokan berdasarkan minat
b. Pengelompokan berdasarkan kebutuhan khusus
c. Pengelompokan beregu
d. Pengelompokan tutorial
e. Pengelompokan penelitian
f. Pengelompokan kelas utuh
g. Pengelompokan kombinasi

6. Mengatur evaluasi peserta didik


A. Tujuan dan Fungsi dari evaluasi
Evaluasi hasil belajar terhadap peserta didik perlu dilakukan agar diketahui perkembangan
peserta didik dari waktu ke waktu. Evaluasi hasil belajar peserta didik dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana perserta didik telah dapat menampilkan performa sesuai yang
diharapkan.
Tujuan dari evaluasi menurut Bukhori (1980) yaitu :
1) Untuk mengetahui kemajuan anak didik setelah si terdidik menyadari selama jangka waktu
tertentu.
11
2) Untuk mengetahui efisiensi metode pendidikan yang dipergunakan selama jangka waktu
tertentu.
Sedangkan fusngi dari evaluasi itu menurut Sahertian (1979) :
1) Untuk memberikan motivasi terhadap hal belajar mengajar
2) Untuk melengkapi informasi mengenai kemajuan peserta didik dan sebagai bahan
pertimbangan sebagai penentu kenaikan kelas.
3) Untuk menentukan murid dalam suatu kemajuan tertentu.
4) Untuk memperoleh data bagi pekerjaan bimbingan dan penyuluhan.
5) Untuk memberikan informasi kepada guru, murid dan orang tua tentang apa dan sampai
di mana hasil kemajuan yang dicapai murid-murid di sekolah.

B. Teknik evaluasi
Secara garis besar teknik evaluasi dapat dibedakan menjadi dua golongan besar, yakni tes dan
teknik nontes. Segala jenis teknik evaluasi yang tidak dapat digolongkan ke dalam tes, dapat
dikategorikan menjadi nontes.
1) Teknik tes
Ada 2 macam tes yang dapat dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan peserta
didik dilihat dari waktu pelaksanaannya yaitu :
 Tes formatif.
Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah terbentuk setelah
mengikuti suatu program tertentu, jenis penilaian ini juga berfungsi untuk memperbaiki
proses belajar mengajar.
 Tes sumatif.
Tes ini dilakukan setelah pemberian sekelompok program atau pokok bahasan berakhir.
Jenis penilaian ini berfungsi untuk menentukan angka kemajuan hasil belajar peserta
didik.
Jika dilihat dari segi bentuknya dibagi menjadi 2 yaitu tes subjektif dan objektif :
 Tes Subjektif
Terdiri atas tes uraian bebas, tes urain terbatas, dan tes isian.

12
 Tes Objektif
Terdiri atas benar-salah, pilihan ganda, dan menjodohkan.
2) Teknik nontes
Meliputi :
 Observasi
 Wawancara
 Angket
 Sosiometri
 Skala penilaian
3) Tindak lanjut evaluasi
Evaluasi peserta didik tidak untuk evaluasi itu sendiri melainkan harus ditindak
lanjuti. Tindak lanjut tersebut meliputi :
1) Mengadakan pengayaan
Jika pada program remedial yang menjadi sasaran adalah peserta didik yang
memiliki kesulitan belajar, justru pada program pengayaan yang menjadi sasaran
adalah peserta didik yang tidak mengalami kesulitan belajar dan bahkan cepat
menerima pelajaran. Ada 2 strategi yang dapat dilakukan untuk melakukan
program pengayaan yaitu :
a) Pengayaan yang memiliki hubungan dengan topik modul pokok
b) Pengayaan yang tidak memiliki hubungan dengan topik modul pokok
2) Mengadakan remidi
Ada beberapa alasan yang menjadi alasan perlunya dilakukan remedial
terhadap peserta didik yaitu sebagai berikut :
a) Masih banyak peserta didik yang menunjukkan belum dapat mencapai prestasi
yang diharapkan.
b) Guru bertanggung jawab atas keseluruhan prises pendidikan, yang berarti
bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pendidikan melalui pencapaian
standar kompetensi yang diharapkan.

13
c) Pengajaran remedial diperlukan dalam rangka melaksanakan proses belajar
yang sebenarnya, yaitu sebagai proses perubahan tingkah laku secara
keseluruhan.
d) Pengajaran remedial merupakan salah satu bentuk pelayanan bimbingan dan
penyuluhan melalui interaksi belajar mengajar.
Secara umum tujuan pelaksanaan remedial adalah untuk menyembuhkan atau
membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar agar dapat mencapai
prestasi belajar yang diharapkan, baik dalam segi kepribadian peserta didik
maupun dalam segi proses belajar mengajar.
Sedangkan secara khusus, tujuan remedial adalah untuk :
a) Peserta didik memahami dirinya sendiri.
b) Peserta didik dapat mengubah/memperbaiki cara-cara belajar ke arah yang
lebih sesuai dengan kesulitan yang dialaminya.
c) Dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.
d) Dapat mengatasi hambatan belajar yang menjadi latar belakang kesulitannya.
e) Dapat mengembangkan sikap-sikap dan kebiasaan yang baru yang dapat
mendorong tercapainya hasil belajar yang lebih baik.
f) Peserta didik dapat melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan.
Teknik-teknik yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan remedial adalah
sebagai berikut :
 Dengan memberikan tugas/soal pekerjaan rumah bagi peserta didik yang
lambat menerima pelajaran.
 Dengan memberikan tugas/soal yang dikerjakan di kelas pada jam pelajaran
tersebut berlangsung, sedangkan peserta didik lain melanjutkan proses
pembelajaran.
3) Mengulangi pelajaran
Penyajian pelajaran perlu diulangi, jika peserta didik sebagaian besar belum
paham berdasarkan hasil evaluasi. Sebab kalau tidak, dikhawatirkan menyulitkan
peserta didik sendiri pada materi materi berikutnya.

14
4) Mengadakan promosi, kenaikan dan kelulusan
Salah satu tindak lanjut evaluasi yang penting adalah mengadakan promosi,
kenaikan dan kelulusan. Dari hasil evaluasi.
5) Pelaporan
Pelaporan hasil evaluasi dapat dilakukan oleh guru kepada peserta didik sendiri,
kepala sekolah dan orang tua. Peserta didik sendiri perlu mendapatkan laporan
hasil dilakukan evaluasi afar mereka mendapatkan umpan balik mengenai hasil
belajarnya.

7. Mengatur kenaikan tingkat peserta didik


Sistem tingkat dan system tanpa tingkat sebenarnya dilandasi oleh pemikiran
mengenai pengajaran klasikal dan pengajaran individual.
a. Sistem tingkat
Semua peserta didik memang mempunyai hak yang sama untuk naik tingkat ke tingkat
tertentu. Tetapi ada persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dipertimbangkan.
Beberapa pertimbangan dalam kenaikan tingkat meliputi :
1) Prestasi yang bersangkutan
2) Waktu kenaikan tingkat
3) Persyaratan administratif sekolah seperti kecukupan hadir peserta didik dalam
pengajaran yang dilaksanakan sekolah.
Kelebihan-kelebihan system tingkat adalah sebagai berikut :
 Dapat dijadikan sebagai alat untuk merekayasa belajar peserta didik.
 Efisien
 Rasa social peserta didik tetap tinggi
 Pengadministrasiannya mudah
Adapun kekurangan system tingkat ini adalah sebagai berikut :
 Peserta didik yang tidak naik tingkat akan menghadapi persoalan akademik dan
psikologis.
 Peserta didik yang pandai tidak sabar menununggu peserta didik lain yang
kemampuannya lebih rendah.
15
 Kurang adanya kompetisi diantara peserta didik
 Hanya menguntungkan perkembangan peserta didik.
b. Sistem Tanpa tingkat
Merupakan antitesa dari system tingkat. Ini muncul didasari oleh rasa ketidak puasan
dengan adanya system tingkat. System ini dikembangkan didasari oleh pandangan
psikologis, bahwa meskipun peserta didik berada dalam kondisi sama tetapi dalam realitasnya
tidak ada yang persis sama. Selalu ada perbedaan diantara peserta didik yang satu dengan
yang lainnya. Oleh karena itu tanpa tingkat ini umumnya menggunakan pembelajaran yang
lebih individual.
Adapun kelebihan dari system tanpa tingkat yaitu :
1) Peserta didik dapat berkembang seoptimal mungkin tanpa terhambat oleh peserta didik
lainnya.
2) Peserta didik dapat mengambil paket program sesuai minat dan kesempatan
3) Peserta didik yang pandai akan lebih cepat menyelesaikan program sehingga lebih cepat
pula melanjutkan studi.
4) Melatih kemandirian peserta didik
Adapun kekurangannya, sebagai berikut :
1) Peserta didik sejak dini banyak memacu prestasi secara individual
2) Oleh karena peserta didik diharuskan mengambil keputusan secara mandiri mengenai
paket program yang akan diambil, makan diperlukan penasehat akademik.
3) Sangat sulit pengadministrasiannya.
8. Mengatur peserta didik yang mutasi dan drop out
Mutasi dan drop out seringkali membawa masalah didunia pendidikan. Oleh karena itu,
keduanya harus ditangani dengan baik, agar tidak mengakibatkan keruwetan yang
berlarut-larut, yang pada akhirnya akan menggangu aktivitas sekolah secara keseluruhan.
a. Peserta didik yang mutasi
Mutasi adalah perpindahan peserta didik dari kelas yang satu kekelas yang lainnya
yang sejajar atau dari sekolah satu kesekolah lain. Mutasi ini dapat dilakukan oleh
peserta didik, karena mereka berhak untuk mendapatkan layanan pendidikan sesuai

16
dengan yang dibutuhkan dan diminati. Macam-macam mutasi iatu dibagi menjadi
dua, yang pertama mutasi intern, dan mutasi ekstern.
 Mutasi Intern
Mutasi ini merupakan perpindahan peserta didik dalam suatu sekolah misalnya
kenaikan kelas bagi peserta didik yang telah memenuhi persyaratan untuk naik
kelas.
 Mutasi Ektern
Mutasi ini adalah perpindahan peserta didik dari sekolah yang satu ke sekolah
yang lain, tujuan dilakukannya mutasi ekstern adalah :
1) Mutasi dilakukan agar peserta didik dapat mengikuti pendidikan di sekolah
sesuai dengan keadaan dan kemampuan peserta didik serta keadaan
lingkungan yang mempengaruhinya.
2) Memberikan perlindungan kepada sekolah tertentu untuk dapat tumbuh dan
berkembang secara wajar sesuai dengan keadaan, kemampuan sekolah serta
lingkungan yang mempengaruhinya.
Banyak penyebab dari peserta didik yang mengalami mutasi antara lain :
1) Yang bersangkutan tidak kuat mengikuti pelajaran
2) Tidak suka dengan sekolah tersebut
3) Malas
4) Ketinggalan dalam pelajaran
5) Bosan dengan sekolahnya
6) Mengikuti orang tua pindah
7) Orang tua meminta pindah
8) Orang tua merasa keberatan
9) Mengikuti orang tua pindah rumah
10) Fasilitas kurang lengkap
11) Guru sering tidak masuk
12) Kebijakan sekolah yang memberatkan
13) Sekolah dibubarkan
14) Jarak sekolah yg sulit dijangkau
17
15) Tidak cocok dengan teman
16) Diancam oleh teman
17) Usia lebih tua
18) Adanya bencana alam
19) Sekoalh dianggap tidak bermutu,
20) Adanya kerusakan sekolah,dll

b. Peserta didik yang drop out


Yang dimaksud dengan drop out adalah keluar dari sekolah belum waktunya, atau
sebelum lulus. Penangan dari drop out tidak bia dilaksanakan hanya sekolah tetapi
juga melibatkan lingkungan keluarga dan masyarakat. Sebab sebab dari drop out
yaitu:
1) Ketidakmampuan mengikuti pelajaran
2) Tidak memiliki biaya untuk sekolah
3) Sakit parah
4) Membantu orang tua diladang
5) Di drop out oleh sekolah
6) Keinginan dari peserta didik itu sendiri
7) Kasus pidana
8) Sekolah tidak dianggap menarik oleh peserta didik

9. Mengatur kode etik, pengadilan dan peningkatan disiplin peserta didik


Pendidikan selain mengemban misi instruksional sebenarnya juga mengemban misi
normative. Misi normative ini menjadi norma-norma yang menjadi tradisi di lembaga
pendidikan maupun yang termuat dalam aturan-aturannya.
a. Kode etik peserta didik
Kode etik peserta didik adalah aturan aturan, yang dikenakan kepada peserta didik,
berisi sesuatu yang menyatakan boleh-tidak boleh, benar-tidak benar, layak-tidak layak,
dengan maksud agar ditaati oleh peserta didik. Aturan-aturan tersebut bias berupa yang
tertulis dan tidak tertulis.
18
Tujuan dari kode etik itu sendiri sebagai berikut :
1) Agar terdapat suatu standar tingkah laku tertentu yang dapat dijadikan sebagai
pedoman bagi peserta didik di sekolah tertentu.
2) Agar terdapat kesamaan bahasa dan gerak langkah anatara sekolah dengan orang
tua peserta didik serta masyarakat dalam menangani peserta didik.
3) Agar dapat menjunjung tinggi citra peserta didik dimata masyarakat
4) Agar tercipta suatu aturan yang dapat ditaati bersama
b. Disiplin peserta didik
Disiplin peserta didik adalah suatu keadaan tertib dan teratur yang dimiliki oleh
peserta didik di sekolah, tanpa ada pelangaran-pelanggaran yang merugikan. Ada tiga
macam disiplin. Pertama, disiplin yang dibangun berdasarkan konsep ototarian. kedua,
disiplin yang dibangun berdasarkan konsep permissive. Dan yang ke tiga, disiplin yang
dibangun dengan konsep kebebasan terkendali atau kebebasan yang bertanggung
jawab.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Manajemen Peserta Didik adalah sebagai suatu proses pengurusan segala hal yang
berkaitan dengan siswa di suatu sekolah mulai dari perencanaan, penerimaan siswa,
pembinaan yang dilakukan selama siswa berada di sekolah, sampai dengan siswa
menyelesaikan pendidikannya di sekolah.
2. Tujuan umum manajemen peserta didik adalah: mengatur kegiatan-kegiatan peserta
didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah;
lebih lanjut, proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur
sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan
pendidikan secara keseluruhan.
Fungsi manajemen peserta didik secara umum adalah: sebagai wahana bagi peserta
didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan
segi-segi individualitasnya, segi sosialnya, segi aspirasinya, segi kebutuhannya dan
segi-segi potensi peserta didik lainnya.
3. Ruang lingkup pada manajemen peserta didik
1. Perencanaan peserta didik
2. Penerimaan peserta didik
3. Orientasi Peserta didik
4. Mengatur kehadiran dan tidak kehadiran peserta didik
5. Mengatur pengelompokan peserta didik
6. Mengatur evaluasi peserta didik
20
7. Mengatur kenaikan tingkat peserta didik
8. Mengatur peserta didik yang mutasi dan drop out
9. Mengatur kode etik, pengadilan dan peningkatan disiplin peserta didik

B. SARAN
Pendidikan bukannya hanya di dapat dari sekolah namun, dari lingkungan
masyarakat, lingkungan bermain juga. Untuk memanajemennya orang tua memiliki
peran disini bukannya hanya guru saja. Melalui pendidikan usia dini anak akan mendapat
pembelajar tahap awal yang akan di lanjutkan oleh lembaga pendidikan. Dalam lembaga
pendidikan ada sistem yang mengatur semua kegitan pembelajaran tersebut, termasuk
manajemen peserta didik. Dari pemaparan materi di atas kita dapat mengetahui aspek-
aspek pendukung pengembangan bakat dan kemapuan si anak. Demikian hasil
pemaparan kelompok kami yang jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu saran dan kritik
yang membangun dari dosen juga pembaca sangat kami harapkan demi kemajuan
pengetahuan kita bersama.

21
DAFTAR PUSTAKA

Imron, Ali.2011.Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta : PT Bumi Aksara


Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sudiyono. 2004. Manajemen Pendidikan Tinggi. Jakarta: PT Rineka Cipta
Soni. Makalah Manajemen Pendidikan. http://soni-
guruidaman.blogspot.com/2012/05/makalah-manajemen-peserta-didik.html
Tony Grf, Manajemen peserta didik, http://studentgoblog.blogspot.com/2012/04/manajemen-
peserta-didik.html
Sudrajat Akhmad. Konsep dasar manajemen peserta didik. http://akhmadsudrajat.
wordpress.com/2010/02/14/konsep-dasar-manajemen-peserta-didik/
Trisakti Yayasan. 2009. Dasar-dasar manajemen. Jakarta: Grasindo.

22

Você também pode gostar