Você está na página 1de 17

ANALISIS REINVENTING GOVERNMENT TERHADAP PEMIKIRAN DAN

KEBIJAKAN BASUKI TJAHAYA PURNAMA JANUARI 2013 – DESEMBER 2014


( Reinventing Government Analysis on Basuki Tjahaya Purnama’s Idea and Policy Januari
2013 – Desember 2014 )

Suwardi dan Sri Riris Sugiyarti

ABSTRAK

Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) Kepala Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta usahanya memimpin
Jakarta banyak mengeluarkan gagasan – gagasan baru yang dipublikasikan luas oleh media
massa online. Penelitian ini menganalisis pemikiran dan kebijakan Ahok dalam mengelola
birokrasi dari sisi prinsip reinventing government (D. Osborn dan T. Gabler; 1993). Hasil
penelitian menunjukan bahwa Ahok memiliki kecendungan membangun tatakelola pemerintahan
DKI Jakarta sejalan dengan Prinsip ten reinventing govermant. Tiga konsern teratas pemikiran
Ahok tertinggi pertama adalah pernyataan dalam kategori prinsip pemerintahan antisipatif
(21,92%); kedua prinsip pemerintahan yang digerakan oleh misi (17,11%); ketiga prinsip
pemerintahan milik masyarakat (12,30%).
Kata Kunci: Ahok; reinventing; Government; Jakarta

ABSTRACT

Tjahaya Basuki Purnama ( Ahok ) Head Of Jakarta Special Capital Region effort led Jakarta lot
with new ideas are widely publicized by massmedia online. This study analyzes the thinking and
policy Ahok in managing the bureaucracy of reinventing government ( D. Osborn and T. Gabler;
1993 ). The results research showed that Ahok have tend build Jakarta governance in line with
the principle of ten reinventing government. The top three concerns highest Ahok fist thought
was a statement in the category of anticipatory governance principles ( 21,92 % ), second
principle is mission driven government ( 17,11 % ), the third principle owned government ( 12,
30 % )

Keywords : Ahok, reinventing, Government, Jakarta.

A. Pendahuluan ilmu administrasi. Walaupun bukan


untuk pertamankali, usaha menginjeksi
Buku “reinventing government, semangat keweirausahaan ke dalam
how intrepreneural spirit is sector public, buku tersebut memberikan
transporming in the public sector” karya nuansa aplikasi penerapan disektor
David Osborn dan Peter Plastrik (1993) pengelolaan sumberdaya pemerintah
dikategorikan sebagai salahsatu karya lebih mudah di pahami.
yang banyak dibaca kalangan pemerhati

EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015 96


Dalam rumah besar studi ilmu Dorongan kuat untuk mengubah
administrasi, pemikiran Osborn dan paradiga classical public administration
plastic (1990) tersebut berapa dalam itu disebabkan oleh berbagai praktek
paradigm new public administration. kurang memuaskan di sector public.
Hakekatnya adalah melirik tatakelola Menurut Islamy (1998:7), terdapat
organisasi sector swasta atau bisnis pelbagai faktor yang menyebabkan
untuk dapat diterapkan di sector public birokrasi publik mengalami
atau pemerintahan. Menurut Acampo organizational slack yaitu antara lain
(1998) terdapat beragam terminologi pendekatan atau orientasi pelayanan
yang mengacu pada konsep new public yang kaku, visi pelayanan yang sempit,
administration antara lain: reinventing penguasaan terhadap administrative
government atau interpreneurial engineering yang tidak memadai, dan
government (Osborne dan Gaebler, semakin bertambah gemuknya unit-unit
1993), business process reengineering birokrasi publik yang tidak difasilitasi
(Hammer and Champy, 1993), market- dengan 3P (personalia, peralatan dan
based public administration penganggaran) yang cukup dan handal
(Rossenblom,1993), post-bureaucracy (viable bureaucratic infrastructure).
(Bazelay,1992), managerialism Akibatnya, aparat birokrasi publik
(Pollit,1993), dan New Public menjadi lamban dan sering terjebak ke
Management (NPM). Istilah NPM dalam kegiatan rutin, tidak responsif
sendiri diperkenalkan Organization for terhadap aspirasi dan kepentingan publik
Economic Cooperation and serta lemah beradaptasi terhadap
Development (OECD). Apapun label perubahan yang terjadi di
yang dipergunakan, yang jelas lingkungannya. Sebagai konsekuensinya,
pendekatan manajemen profesional ini perlu dipertanyakan mengenai posisi
telah merubah orientasi fokus peran dan aparat pelayanan ketika berhadapan
fungsi birokrasi dalam pemerintahan dengan masyarakat atau kliennya.
yang semula lebih mementingkan Seiring dengan perkembangan
“process” menuju ke “product”, atau dunia keilmuan dalam praktek
dari “ rule governance” menuju ke “goal administrasi di Indonesia pasca
governance” (Suryono; 2000). reformasi 1998 dan dimulainya era

EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015 97


otonomi daerah, menjadikan pemerintah menampakan adanya perbedaan apalagi
dan pemerintah daerah menjadi lebih konplik dalam menjalankan peran dan
fleksibel dalam pengelolaan pemerintah fungsi masing – masing. Sebagaimana
daerah. Walaupun memang tidak dapat diakui sendiri oleh Jokowi, lebih banyak
dipungkiri perubahan dalam dunia pikir melakukan komunikasi pembangunan
(keilmuan) tidak semudah dalam dunia kemasyarakat. “Blusukan” itulah sebutan
praktek. Apalagi berhubungan dengan popular model komunikasi politik dan
karakter, budaya kerja dan mainset pembangunan selama menjabat di
birokrasi yang selama ini telah berurat pemerintahan.
dan berakar. Sementara itu Ahok lebih banyak
Salah satu tatakelo yang menjadi berkonsentrasi melakukan penataan
titik perhatian penelitian ini adalah internal birokrasi. Sebagai Wakil
tatakelola Pemerintah Daearah Khusus Gubernur aktivitas Ahok dalam birokrasi
Ibu Kota Jakarta (DKI – Jakarta) di lebih pada membantu Gubnur dalam
bawah kepemimpin Gubernur Joko proses penataan birokrasi. Namun
Widodo dan Wakil Gubernur Basuki demikian karena pemikiran kebijakan
Tjahaya Poernama periode 2012 – 2017. Jokowi dan Ahok semata diorientasikan
Jokowi panggilan akrap Gubernur Joko untuk membangun Jakarta dan melayani
Widodo dan Ahok sebutan untuk Wakil masyarakat dan jauh dari adanya
Gubernur Basuki Tjahaya Purnama. kepentingan maka seringkali Ahok
Pasangan ini dtetapkan dan dilantik memiliki keleluasaan dalam
setelah memenangi putaran kedua mengembangkan pemikiran terobosan
pemilihan umum kepala daerah yang sejalan dengan apa yang
(Pemilukada). Pasangan Jokowi – Ahok dikehendaki oleh Gubernur Jokowi.
mengusung take line Jakarta baru untuk Berbagai gagasan kebijakan baik
diwujudkan dalam masa jabatan lima yang masih pada tataran wacana hingga
tahun hingga 2017. yang telah benar – benar
Duo sejoli Jokowi – Ahok dinilai diimplementasikan dan menampakan
banyak pihak sangat kompak hasil atau dampak kebijakan
menjalankan pemerintahan DKI. memperoleh perhatian luas. Perhatian
Setidaknya di permukaan tidak masyarakat tersebut tercermin dari

EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015 98


banyaknya pemberitaan dan diskusi di pemikiran ini adalah Pertama,
jejaring social. pemerintahan katalis: mengarahkan
Kerangka pemikiran dan ketimbang mengayuh. Artinya, jika
kebijakan pemerintahan DKI pemerintahan diibaratkan sebagai
menampakan kecenderungan mengejar perahu, maka peran pemerintah
rasionalitas dalam mencapai tujuan seharusnya sebagai pengemudi yang
pemerintahan dibidang pembangunan, mengarahkan jalannya perahu, bukannya
pelayanan dan kemasyarakatan. Nilai – sebagai pendayung yang mengayuh
nilai ekonomi, efisien dan efektifitas untuk membuat perahu bergerak.
birokrasi lebih menonjol. Ada Pemerintah entrepreneurial seharusnya
pergeseran praktek birokrasi dari model lebih berkonsentrasi pada pembuatan
role ke goal arientation (Suryono; kebijakan-kebijakan strategis
2002). Tatakelola pemerintahan yang (mengarahkan) daripada disibukkan oleh
lebih menekankan fungsi dibanding hal-hal yang bersifat teknis pelayanan
struktur (Pollit; 1997). Reinventing (mengayuh).
government (Osbor dan Gabler; 1992) Kedua, pemerintahan milik
Pemikiran David Osborne dan rakyat: memberi wewenang ketimbang
Ted Gabler (1993) dalam buku melayani. Artinya, birokrasi
Reinventing Government, menjelasakan pemerintahan yang berkonsentrasi pada
tentang bagaimana spirit kewirausahaan pelayanan menghasilkan ketergantungan
ditransformasikan ke sektor publik. dari rakyat. Hal ini bertentangan dengan
Kewirausahaan yang dipahami sebagai kemerdekaan sosial ekonomi mereka.
suatu aktivitas memindahkan Oleh karena itu, pendekatan pelayanan
sumberdaya dari wilayah dengan harus diganti dengan menumbuhkan
produktivitas rendah ke wilayah yang inisiatif dari mereka sendiri.
lebih produktif. Terdapat 10 Pemikiran Pemberdayaan masyarakat, kelompok-
Osborn dan Gabler (1993) untuk kelompok persaudaraan, organisasi
membangun birokrasi berorientasi pada sosial, untuk menjadi sumber dari
tujuan (goal orientation), yang ia penyelesaian masalah mereka sendiri.
namakan sebagai ten program for Pemberdayaan semacam ini nantinya
reinventing government. Kesepuluh akan menciptakan iklim partisipasi aktif

EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015 99


rakyat untuk mengontrol pemerintah dan bekerjanya lamban dan bertele-tele. Oleh
menumbuhkan kesadaran bahwa karena itu, pemerintahan harus
pemerintah sebenarnya adalah milik digerakkan oleh misi sebagai tujuan
rakyat. dasarnya sehingga akan berjalan lebih
Ketiga, pemerintahan yang efektif dan efisien. Karena dengan
kompetitif: menyuntikkan persaingan ke mendudukkan misi organisasi sebagai
dalam pemberian pelayanan. Artinya, tujuan, birokrat pemerintahan dapat
berusaha memberikan seluruh pelayanan mengembangkan sistem anggaran dan
tidak hanya menyebabkan risorsis peraturan sendiri yang memberi
pemerintah menjadi habis terkuras, keleluasaan kepada karyawannya untuk
tetapi juga menyebabkan pelayanan yang mencapai misi organisasi tersebut.
harus disediakan semakin berkembang Kelima, pemerintahan yang
melebihi kemampuan pemerintah berorientasi hasil: membiayai hasil,
(organisasi publik), hal ini tentunya bukan masukan. Artinya, bila lembaga-
mengakibatkan buruknya kualitas dan lembaga pemerintah dibiayai
efektifitas pelayanan publik yang berdasarkan masukan (income), maka
dilakukan mereka. Oleh karena itu, sedikit sekali alasan mereka untuk
pemerintah harus mengembangkan berusaha keras mendapatkan kinerja
kompetisi (persaingan) di antara yang lebih baik. Tetapi jika mereka
masyarakat, swasta dan organisasi non dibiayai berdasarkan hasil (outcome),
pemerintah yang lain dalam pelayanan mereka menjadi obsesif pada prestasi.
publik. Hasilnya diharapkan efisiensi Sistem penggajian dan penghargaan,
yang lebih besar, tanggung jawab yang misalnya, seharusnya didasarkan atas
lebih besar dan terbentuknya lingkungan kualitas hasil kerja bukan pada masa
yang lebih inovatif. kerja, besar anggaran dan tingkat
Keempat, pemerintahan yang otoritas.
digerakkan oleh misi: mengubah Keenam, pemerintahan
organisasi yang digerakkan oleh berorientasi pelanggan: memenuhi
peraturan. Artinya, pemerintahan yang kebutuhan pelanggan, bukan boirokrasi.
dijalankan berdasarkan peraturan akan Artinya, pemerintah harus belajar dari
tidak efektif dan kurang efisien, karena sektor bisnis di mana jika tidak fokus

EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015 100


dan perhatian pada pelanggan mampu menciptakan nilai tambah dan
(customer), maka warga negara tidak menjamin hasil, meski dalam situasi
akan puas dengan pelayanan yang ada keuangan yang sulit.
atau tidak bahagia. Oleh karena itu, Kedelapan, pemerintahan
pemerintah harus menempatkan rakyat antisipatif: mencegah daripada
sebagai pelanggan yang harus mengobati. Artinya, pemerintahan
diperhatikan kebutuhannya. Pemerintah tradisional yang birokratis memusatkan
harus mulai mendengarkan secara pada penyediaan jasa untuk memerangi
cermat para pelanggannya, melaui survei masalah. Misalnya, untuk menghadapi
pelanggan, kelompok fokus dan berbagai sakit, mereka mendanai perawatan
metode yang lain. kesehatan. Untuk menghadapi kejahatan,
Ketujuh, pemerintahan mereka mendanai lebih banyak polisi.
wirausaha: menghasilkan ketimbang Untuk memerangi kebakaran, mereka
membelanjakan. Artinya, sebenarnya membeli lebih banyak truk pemadam
pemerintah mengalami masalah yang kebakaran. Pola pemerintahan semacam
sama dengan sektor bisnis, yaitu ini harus diubah dengan lebih
keterbatasan akan keuangan, tetapi memusatkan atau berkonsentrasi pada
mereka berbeda dalam respon yang pencegahan. Misalnya, membangun
diberikan. Daripada menaikkan pajak sistem air dan pembuangan air kotor,
atau memotong program publik, untuk mencegah penyakit; dan membuat
pemerintah wirausaha harus berinovasi peraturan bangunan, untuk mencegah
bagaimana menjalankan program publik kebakaran.
dengan dengan sumber daya keuangan Kesembilan, pemerintahan
yang sedikit tersebut. Dengan desentralisasi: dari hierarki menuju
melembagakan konsep profit motif partisipasi dan tim kerja. Artinya, pada
dalam dunia publik, sebagai contoh saat teknologi masih primitif,
menetapkan biaya untuk public service komunikasi antar berbagai lokasi masih
dan dana yang terkumpul digunakan lamban, dan pekerja publik relatif belum
untuk investasi membiayai inoasi- terdidik, maka sistem sentralisasi sangat
inovasi di bidang pelayanan publik yang diperlukan. Akan tetapi, sekarang abad
lain. Dengan cara ini, pemerintah informasi dan teknologi sudah

EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015 101


mengalami perkembangan pesat, seperti berusaha mengontrol lingkungan,
komunikasi antar daerah yang terpencil tetapi lebih kepada strategi yang inovatif
bisa mengalir seketika, banyak pegawai untuk membentuk lingkungan yang
negeri yang terdidik dan kondisi berubah memungkinkan kekuatan pasar berlaku.
dengan kecepatan yang luar biasa, maka Pasar di luar kontrol dari hanya institusi
pemerintahan desentralisasilah yang politik, sehingga strategi yang digunakan
paling diperlukan. Tak ada waktu lagi adalah membentuk lingkungan sehingga
untuk menunggu informasi naik ke pasar dapat beroperasi dengan efisien
rantai komando dan keputusan untuk dan menjamin kualitas hidup dan
turun. Beban keputusan harus dibagi kesempatan ekonomi yang sama.
kepada lebih banyak orang, yang Berbagai pemikiran dan
memungkinkan keputusan dibuat "ke langkah kebijakan dilakukan oleh
bawah" atau pada "pinggiran" ketimbang Basuki Tjahaya Purnama dalam
menngonsentrasikannya pada pusat atau mengelola birokrasi Pemerintah DKI
level atas. Kerjasama antara sektor Jakarta. Pemikiran dan kebijakan
pemerintah, sektor bisnis dan sektor civil tersebut banyak diberitakan oleh media
socity perlu digalakkan untuk khususnya media online seperti:
membentuk tim kerja dalam pelayanan inilah.com; kompas.com; detik.com;
publik. beritasatu.com; tribunnews.com dan
Kesepuluh adalah pemerintahan sebagainya. Selain dijadikan bahan
berorientasi pasar: mendongkrak pemberitaan pemikiran dan langkah
perubahan melalui pasar. Artinya, kebijakan tersebut juga secara resmi
daripada beroperasi sebagai pemasok diunggah di portal video youtobe.
masal barang atau jasa tertentu, Penelitian menelusuri konten
pemerintahan atau organisasi publik pemikiran dan langkah kebijakan
lebih baik berfungsi sebagai fasilitator melalui media – media tersebut.
dan pialang dan menyemai pemodal Identifikasi tanggal, sumber informasi
pada pasar yang telah ada atau yang baru dan data; konten kemudian diberikan
tumbuh. Pemerintahan entrepreneur penafsiran dan dianalisis dari sudut
merespon perubahan lingkungan bukan pandang prinsip – prinsip reinventing
dengan pendekatan tradisional lagi, government.

EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015 102


Rumusan masalah penelitian ini: data dan informasi pemikiran dan
“bagaimanakah analisis reinventing kebijakan Basuki Tjahaya Purnama
govermant dari terhadap pemikiran dan sebagai materi utama penelitian ini
kebijakan Basuki Tjahaya Purnama diperoleh dari sumber – sumber
dalam mengelola birokrasi Pemerintahan informasi yang tersedia dan dapat
DKI Jakarta. Apakah pemikiran dan diakses publik secara luas.
kebijakan Basuki Tjahaya Purnama Tehnik pengumpulan data yang
dalam mengelola birokrasi Pemerintahan berasal dari portal youtobe dilakukan
DKI Jakarta, sesuai dengan prinsip dengan membuka laman video yang
reinventing government. memiliki judul dengan kata kunci:
B. Metode Penelitian Ahok; dan atau Basuki Tjahaya
Berdasarkan metode data yang Purnama; dan atau Pemerintah DKI
dikembangkan penelitian ini cenderung Jakarta. Hal yang sama dilakukan untuk
dapat dikategorikan sebagai konten menelusuri sumber data dan informasi
analisis. Analisis konten adalah metode dari media online. Setelah vedio dan
penelitian untuk menentukan keberadaan atau media online diakses peneliti
kata-kata atau konsep-konsep di dalam melakukan screening apakah konten
teks atau satu set rangkaian teks. media tersebut berhubungan dengan
Pengertian teks dapat diterjemahkan pemikiran dan kebijakan Basuki
secara luas seperti buku-buku, bagian Tjahaya Purnama dalam mengelola
buku, essay, interview, diskusi, halaman birokrasi Pemerintahan DKI atau tidak?
muka surat kabar dan artikel, dokumen Jika tidak maka konten media tersebut
bernilai sejarah, pidato-pidato, tidak diabaikan, Jika ya dijadikan data
pembicaraan, iklan, teater, percakapan dan informasi penelitian untuk
informal, atau bahasa komunikasi apa selanjutkan dilakukan penafsiran dan
saja yang muncul. Isi dari surat kabar penarikan kesimpul. Penelitian ini tidak
atau surat kabar elektronik melengkapi data melalui hasil
merepresentasikan keputusan, pilihan wawancara dan dokumentasi, sebagai
yang dibuat oleh seseorang. akibat keterbatasa penelitian.
Obyek kajian penelitian ini Secara umum tehnis analisis dan
adalah pemikiran dan kebijakan. Sumber penafsiran dilakukan dengan metode

EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015 103


anggulasi, terdiri dari sajian data, gubernur Jakarta. Sebelum berpasangan
reduksi dan penafsiran; serta penarikan dipasangkan dengan Jokowi, Ahok
kesimpulan. Langkah – langkah adalah politisi di Senayan berada di
penafsiran dan penarikan kesimpulan Fraksi Golongan Karya DPR RI 2009 –
dilakukan sebagai berikut: (1) 2014. Sebelumnya, Ahok menjabat
Identifikasi laman sumber data dan sebagai Bupati Belitung Timur.
informasi yang telah lolos screening Usai pemilihan umum presiden
berdasarkan alamat web; tanggal; dan (pilpres) 2014 Gubernur DKI Joko
kategorisasi penafsiran konten data dan Widodo (Jokowi) yang berpasangan
informasi berdasarkan prinsip dengan Yusuf Kalla menang atas
reinventing government; (2) identifikasi pasangan rivalnya Probowo Subianto –
frekuensi data dan informasi Hatta Rajasa. Dilantiknya Jokowi
berdasarkan prinsip reinventing sebagai presiden RI 2014 – 2019
government; (3) membandingkan menjadikan Ahok naik dari Wakil
kontek data dan informasi dengan Gubernur menjadi Gubernur DKI
prinsip prinsip reinventing government; Jakarta hingga tahun 2017.
(4) analisis dan penarikan kesimpulan. Posisi Gubernur yang diduduki
Ahok menjadikan dirinya lebih bebas
C. Hasil dan Pembahasan untuk mengekspresikan gagasan dan
Basuki Tjahaja Purnama atau pemikirannya dalam kerangka
yang sering disapa dengan nama AHOK kebijakan khususnya di dalam penataan
merupakan politikus berasal dari daerah birokrasi pemerintahan. Ketika masih
“laskar pelangi” Belitung. Pada sebagai Wakil Gubernur, Ahok
Pemilihan Umum Kepala Daerah memiliki keterbatasan mewujudkan
(Pilkada) Gubernur Daerah Khusus Ibu pemikirannya itu. Pemikiran –
Kota (DKI) Jakarta Ahok berpasangan pemikiran Ahok yang cenderung
dengan Joko Widodo atau Jokowi, banyak mengundang kontro versi pada
Ahok berposisi sebagai Wakil tataran bergantung pada kebijakan sang
Gubernur. Pada Pilkada Gubernur DKI Gubernur Jokowi. Walaupun sulit
tahun 2012 itu, Jokowi dan Ahok menemukan pertentangan wacana
terpilih sebagai gubernur dan wakil pemikiran kebijakan antara Ahok selaku

EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015 104


Wakil Bubernur dan Jokowi, tak dapat dua bulan Ahok tidak menyampaikan
dipungkiri pemikiran “revolusioner” pernyataan terkait dengan prinsip ten
Ahok terkendala oleh gaya dan program for reinventing government,
kebijakan Jokowi. yaitu bukan September dan Oktober
Penelitian ini memiliki rentang 2014, atau selama dua bulan berturut –
waktu Januari 2013 sampai dengan turut.
akhir Desember 2014. Posisi Ahok Beberapa hal perlu dicermati
sebagai obyek penelitian berada dalam sebagai temuan penelitian ini:
dua Jabatan, yaitu selaku Wakil 1) frekuensi pernyataan Ahok selaku
Gubernur dan Gubernur DKI Jakarta. pejabat public terkait dengan kebijakan
Pelaksanaan pengumpulan data Januari pemerintahan dan birokrasi terbilang
2013 – 19 November 2014 ketika tinggi (rata – rata perbulan 9,35 kali
berposisi sebagai Wakil Gubernur, perbulan). Hal ini dapat dimaknai
selebihnya hingga akhir Desember bahwa: (1) Ahok memiliki banyak
2015 pengumpulan data dilakukan gagasan dalam usaha melakukan
ketika Ahok sebagai Gubernur DKI pembenahan birokrasi. Memang tidak
Jakarta menggantikan Jokowi. ada pembanding data aple – to – aple
Tabel 1 menggambarkan hasil penelitian pejabat lain. Namun
distribusi pernyataan pemikiran Ahok secara umum sorotan media ke Ahok
berkaitan dengan prinsip ten program terbilang tinggi. Hal ini mungkin
for reinventing government (Osborn dan disebabkan karena Ahok dipandang
Plastrict, 2002). Selama 24 bulan sebagai sosok pejabat dari latarbelakang
Januari 2013 hingga Desember 2015, yang tidak banyak dijumpai
Ahoh telah mengeluarkan pernyataan sebagaimana cuplikan frofilnya; (2)
sebanyak 187 pernyataan, atau rata – Ahok menggunakan media massa
rata 9,35 pernyataan per bulan. sebagai bagian penting dalam proses
Pernyataan ahok terbanyak terjadi di kebijakan. Hal ini diduga karena
bulan Januari 2014 sebanyak 20 kali kenyakinannya bahwa media massa
pernyataan; dan di bulan Februari 2014 mampu menumbuhkan sikap kritis yang
sebanyak 39 kali pernyataan. Selama rasional atas sebuah kebijakan
dua tahun itu (24 Bulan) teridentifikasi pemerintahan. Kebijakan menuju

EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015 105


tatakelola pemerintahan yang baik berbagai dalih untuk menentang Ahok
membutuhkan dukungan public yang menjadi Gubernur. Memanasnya situasi
kuat karena dipastikan terjadi resistensi politik dua bulan menjelang pelantikan
kepentingan yang telah mengakar dalam Ahok menjadi Gubernur itulah kiranya
praktek birokrasi lama. Dengan model yang mengerem Ahok untuk
komunikasi public melalui mediamassa menyuarakan gagasan – gagasan
semacam itu, Ahok memperoleh tiga tentang reformasi birokrasi ditubuh
manfaat sekaligus, yaitu dukungan pemerintahan DKI Jakarta.
public, promosi gagasan, dan sebagai 3) Pada Bulan desember 2014 bulan
politisi menaikan daya tawar political berikutnya setelah Ahok sebagai
personal assessment. Gubernur DKI Jakarta, hanya sekali
2) Ahok dilantik sebagai Gubernur pada mengeluarkan pernyataan berkenaan
19 November 2014. Dua belum sebelum dengan penataan birokrasi
dilantik, yakni bulan September dan pemerintahan. Nampaknya setelah
November 2015 tidak ada pernyataan menjadi orang nomor satu, Ahok masih
yang dilontarkan berkenaan dengan disibukan dengan urusan politik, yaitu
penataan birokrasi pemerintahan. Hal pengangkatan penggantinya sebagai
ini diduga karena menjelang pelantikan Wakil Gubernur DKI. Seperti diketahui
terjadi resistensi dari sebagian kalangan bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta
masyarakat dan Dewan Perwakilan seganti Ahok adalah kader Partai
Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta. Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI –
Kelompok masyarakat yang dipelopori P) Jarot Saiful resmi dilantik
Fron Pembela Islam yang diketua Habib pada…………. Sayang penelitian ini
Rizik lantang menyuarakan penolakan hanya sampai di bulan Desember 2015
Ahok Sebagai Gubernur menggantikan saja. Setelah kondisinya politik
Jokowi. Sedangkan kalangan DPRD pemerintahan stabil setelah hingar
dibawah partai – partai koalisi merah bingar pengisian jabatan Gubernur dan
putih (KMP) dibawah komando Partai Wakil Gubernur usai, belum terlacak
Gerindra, melalui Ketua Dewan data terkait dengan pemikiran Ahok
Pimpimpinan Daerah (DPD) Partai tentang penataan birokrasi dari
Gerindra selalu meojokan dan mencari

EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015 106


perspektif ten program for reinventing dengan rajin memproduksi gagasan –
government. gagasan penataan birokrasi. Sehingga
4) Tengah tahun pertama 2013 (Januari – para pengamat ketika itu, tanpa ada
Juli) Ahok cenderung produktif dalam pernyataan resmi dari pemimpin
mengeluarkan gagasan penataan pemerintahan DKI Jakarta, berani
birokrasi. Rata – rata sebanyak 9,7 kali menyatakan bahwa ada sinergi yang
perbulan. Pernyataan Ahok di bulan – baik, pembagian pekerjaan antara
bulan ini nampaknya digunakan untuk Jokowi dan Ahok. Jokowi lebih banyak
mengimbangi gaya pemerintahan diluar untuk menjaring aspirasi,
Jokowi yang terkenal dengan istilah monitoring dan evaluasi kebijakan
“blusukan” yang banyak menjadi dilapangan, sedangkan Ahok pelakukan
liputan luas media massa. Ahok tidak pembenahan internal birokrasi. Kedua
ingin tenggelam oleh pemberitaan tokoh pimpinan ini Nampak kompak
blusukannya sang gubernur ketika itu, setidaknya dari pemberitaan yang ada.
Tabel 1: Distribusi Rata – rata Pernyataan Ahok Berkaitan dengan Prinsip Ten
Program for Reinventing Government 14 Bulan
(Mei 2013 – Desember 2014)
JUMLAH
Bulan
F %
Januari 2013 13 9%
Februari 2013 10 7%
Maret 2013 11 8%
Apr-13 8 6%
Mei – 2013 9 6%
Juni – 2013 9 6%
Juli – 2013 8 6%
Agustus - 2013 2 1%
Sep-13 8 6%
Oktober 2014 3 2%
Nov-13 8 6%
Desember 2013 3 2%
Januari 2014 20 14%
Februari 2014 39 27%
Maret 2014 5 3%
Apr-14 6 4%
Mei – 2014 1 1%
Juni – 2014 7 5%

EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015 107


Juli – 2014 3 2%
Agustus - 2014 4 3%
Sep-14 0 0%
Oktober 2014 0 0%
Nov-14 9 6%
Desember 2014 1 1%
Jumlah 187
Rata - rata perbulan 9.35
Sumber: data penelitian

Tabel 2 menyajikan data sebaran Data table 2 sebagai temuan penelitian


pernyataan Ahok yang dikelompokan dalam dapat dianalis dalam pembahasan sebagai
prinsip ten program for reinventing berikut:
government (Osborn dan Plastrict, 2000). 1. Secara umum Ahok memiliki
Dari 187 pernyataan Ahok selama kurun konsern pemikiran pemebenahan
waktu 24 bulan (2 tahun) berdasarkan tatakelola birokrasi pemerintahan
sumber data dari media massa on line, sejalan dengan pemikiran David
rangking tertinggi pertama adalah Osborn dan Peter Plastrick (2000)
pernyataan dalam kategori prinsip tentang ten program for reinventing
pemerintahan antisipatif (21,92%); kedua government. Dalam ilmu
prinsip pemerintahan yang digerakan oleh administrasi Ahok menganut faham
misi (17,11%); ketiga prinsip pemerintahan paradigm new public manajemen.
milik masyarakat; keempat prinsip prinsip Sebagaimana diketahui paradigm ini
pemerintahan yang berorientasi pada hasil hakekatnya adalah mengelola
(10,17%); kelima prinsip pemerintahan birokrasi dengan cara private.
wirausaha (9,10%); keenam prinsip business process reengineering
pemerintahan katalis (8,06); ketujuh prinsip (Hammer and Champy, 1993),
pemerintahan berorientasi pada pelanggan market-based public administration
(8,02%); kedelapan prinsip pemerintahan (Rossenblom,1993), post-
kompetitif; kesembilan prinsip bureaucracy (Bazelay,1992),
pemerintahan berorientasi pada pasar (3,74) managerialism (Pollit,1993). Larbi
dan terakhir, yaitu kesepuluh prinsip (1999) mendiskripsikan NPM:
pemerintahan desentralisasi.
Tabel 2: Distribusi Pernyataan Ahok Berkaitan dengan Prinsip Ten Program for

EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015 108


Reinventing Government (Mei 2013 – Desember 2014)
Re-inventing government Jumlah Persentase
%
Pemerintahan Katalis 15 8,06 %
Pemerintah Milik Masyarakat 23 12,30 %
Pemerintah Kompetitif 12 6,41 %
Pemerintah Yang Digerakkan Oleh Misi 32 17,11 %
Pemerintah Berorentasi Pada Hasil 19 10,17 %
Pemerintah Berorentasi Pada Pelanggan 15 8,02 %
Pemerintah Wirausaha. 17 9,10 %
Pemerintah Antipasif 41 21,92 %
Pemerintah Desentralisasi. 6 3,21 %
Pemerintah Berorentasi Pada Pasar. 7 3,74 %
Jumlah 187 100%

“New public management menawarkan kelebihan NPM juga


(NPM), management techniques and
practices drawn mainly from the private membawa kabar kurang
sector, is increasingly seen as a global
phenomenon. NPM reforms shift the menguntungkan dalam praktek
emphasis from traditional public
administration to public management. Key birokrasi. Tarigan (2003)
elements include various forms of mempertanyakan sejauh mana
decentralizing management within public
services (e.g., the creation of autonomous prinsip-prinsip manajemen sektor
agencies and devolution of budgets and
financial control), increasing use of swasta dapat diterapkan ke dalam
markets and competition in the provision
of public services (e.g., contracting out proses manajemen sektor publik ?.
and other market-type mechanisms), and
increasing emphasis on performance, Terdapat perbedaan karakter antara
outputs and customer orientation. NPM sektor swasta dan pemerintah.
reforms have been driven by a
combination of economic, social, political Perbedaan tersebut berkaitan dengan
and technological factors”.
masalah pilihan publik (public
Kelebihan paradigm ini dibanding
choice), kepentingan publik (public
dengan paradigm sebelumnya
interest), pemilikan publik (public
classical public administration
ownership), pemerataan, kebutuhan
(Shafritz dan Hyde;1978) terletak
kolektif, keadilan, dan nilai-nilai
pada kemampuannya untuk
semacamnya. Sedangkan Owolu
menawarkan gagasan pengelolaan
(2004) menjelaskan bahwa NPM
organisasi secara lebih efektif,
berbahaya bagi kelompok
efisien dan ekonomis. Selain
masyarakat marginal. Mereka yang

EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015 109


secara ekonomi tidak mampu, kedepan tidak muncul problem
tidaklah dapat ditempatkan pada sebagaimana yang dipikirkan
posisi pelanggan. Pelayanan 3) Konsern kedua Ahok pada
pemerintahan yang baik dan pemerintahan yang digerakan oleh
berbayar tidak dapat diakses oleh misi. Ahok ingin keluar dari pakem
masyarakat pinggiran. Peran Negara birokrasi yang cenderung
dalam pradigma NPM menjadi kerdil mengedepankan aturan. Selama ini
tergantikan oleh pola pikir swasta. berokrasi bekerja dibalik rumitnya
Karena itu pada tataran berikutnya aturan. Birokrasi kadang terbelenggu
NPM tidak popular, perlu oleh aturan itu, atau malah yang
disempurnakan guna menciptakan sering terjadi para birokrat
tatakelola pemerintahan yang baik. berlindung pada aturan ketika
Good governance. kebijakan – kebijakan yang
2) Tiga prinsip dalam ten program for dijalankan justru merugikan
reinveinting government yang kepentingan umum, kepentingan
banyak dikemukakan oleh Ahok pemerintahan. Dibalik kesulitan
adalah pemerintahan antisipatif karena aturan itu seringkali oknum
(21,92%); Pemerintahan digerakan birokrat memetik keuntungan secara
oleh misi (17,11%); dan pribadi. Ahok menginkan sebuah
pemerintahan milik masyarakat. system pemerintahan yang keluar
Perhatian yang besar pada ketiga dari aturan, bukan aturan yang
prinsip ini menunjukan bahwa Ahok menjadi tujuan operasionalisasi
menghendaki sebuah tatakelola birokrasi. Bukan aturan yang
pemerintahan yang tidak sekedar menggerakan roda pemerintahan.
menjadi pemadam kebakaran. Birokrasi dan seluruh elmen di
Bertindak manakala terjadi suatu dalamnya bekerja dengan panduan
masalah yang segera harus visi, misi dan tujuan. Aturan
diselesaikan. Pemerintahan yang semestinya dipahami sebagai
antisipatif adalah pemerintahan mekanisme standar pencapaian
berpikir kedepan. Menelorkan tujuan, maka ketika aturan itu justru
kebijakan sebagai antisipasi sehingga menghambat pencapaian aturan

EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015 110


maka aturan itu perlu disesuaian sumber dari penyelesaian masalah
dengan kondisi tunutan pekerjaan. mereka sendiri. Pemberdayaan
Tata kelola pemerintah “out of the semacam ini nantinya akan
box” berpikir rasional menggunakan menciptakan iklim partisipasi aktif
akal dan nalar. rakyat untuk mengontrol pemerintah
4) Sedangkan konsern tertinggi ketiga dan menumbuhkan kesadaran bahwa
adalah pemerintahan milik pemerintah sebenarnya adalah milik
masyarakat. Nampaknya Ahok rakyat.
menghendaki sebuah model Penutup
pemerintahan yang memberdayakan Studi ilmu administrasi kontemporer
ketimbang melayani “empowering semakin mendekatkan diri pada proses –
rather than serving”. Masyarakat proses administrasi pengelolaan sector
didorong untuk ikut berpartisipasi public kepada mekanisme tatakelola
mengelola problem kehidupan, organisasi swasta. Sulit menarik garis tegas
dengan fasilitasi dari pemerintah. yang membedakan domain private dan
Ada pelibatan masyarakat dalam domain public. Begitu halnya dalam praktek
menjalankan tatakelola pemerintaha. organisasi. Karakteristik organisasi public
Pemerintah hadir ditengah – tengah dan organisasi private secara rizit tidak
masyarakat yang sedang menjalani mudah diketemukan. Fenomena yang ada
berbagai problem kehidupan justru menunjukan semakin banyak
bersama. birokrasi pemerintahan karakteristik organisasi campuran (mix –
yang berkonsentrasi pada pelayanan organization).
menghasilkan ketergantungan dari Basuki Tjahaya Purnama yang ketika
rakyat. Hal ini bertentangan dengan penelitian ini dilakukan menjabat sebagai
kemerdekaan sosial ekonomi Wakil Gubernur dan kemudian menjadi
mereka. Oleh karena itu, pendekatan gubernur banyak mengadopsi pemikiran –
pelayanan harus diganti dengan pemikiran pengelolaan sector private ke
menumbuhkan inisiatif dari mereka dalam tatakelola pemerintahan DKI Jakarta.
sendiri. Pemberdayaan masyarakat, Sebanyak 187 gagasan pemikiran yang
kelompok-kelompok persaudaraan, dilontarkan Ahok ke public dan
organisasi sosial, untuk menjadi dipublikasikan secara luas oleh media on

EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015 111


line, dapat dinilai sebagai sebuah gagasan Janet V. Denhardt dan Robert B. Denhardt,
The New Public Service: Serving, not
dengan frekuensi yang cukup banyak. Rata – Steering, New York: ANSI, 2002.
rata perbulan sebanyak 9,5 gagasan terucap
Jay M. Shafritz dan Albert C. Hyde, Classics
selama 24 bulan penelitian ini dilakukan. of Public Administration, USA:
Gagasan dan pemikiran Ahok Harcourt Brace & company, 1978.

terdistribusi dalam ten program for John Stuart Mill, Utilitarianism, On Liberty,
reinventing government (Osborn dan Consideration on Representative
Government, Vermont: Everyman,
Plastrick, 1992). Kesepuluh prinsip 1993.
reinventing government, prinsip Agus Dwiyanto dan Bevaola Kusumasari
pemerintahan antisipatif, prinsip "Reformasi Pelayanan Publik: Apa yang
Harus Dilakukan?" dalam Policy Brief,
pemerintahan yang digerakan oleh misi dan No. II/PB/2003.
prinsip pemerintahan milik masyarakat
Agus Dwiyanto, dkk., Reformasi Tata
merupakan prinsip yang paling banyak Pemerintahan dan Otonomi Daerah,
dikemukakan oleh Ahok. Dengan demikian Yogayakarta: PSKK-UGM,
2003.Kompas, 23 September 2003.
penelitian ini menyimpulkan bahwa Ahok
------, "Pemerintahan yang Efisien, Tanggap,
memiliki kecenderungan untuk
dan Akuntabel: Kontrol atau Etika?"
mengembangkan model tatakelola dalam Jurnal Kebijakan dan
Administrasi Publik (JKAP),
pemerintahan DKI Jakarta sesuai dengan Yogyakarta: MAP UGM, Vol. I, No.2 ,
konsep Obsborn dan Plastrick (1992) Juli 1997.

tentang reinventing government. Miftah Thoha, Ilmu Administrasi Negara,


Jakarta: Rajawali Press, cet. keVIII,
2003.
Daftar Pustaka
Inu Kencana Syafi'i, dkk., Ilmu Administrasi
Publik, Jakarta: Rineka cipta, 1999.
David Osborne dan Ted Gaebler,
Larbi, A. George, 1999. The Public
Mewirausahakan Birokrasi, terj. Abdul
Management Approach and Crisis
Rasyid, Jakarta: Pustaka Binaman
States. United Nations Research
Pressindo, 1996.
Institute For Social Development
David osborne dan Peter Plastrik, Memangkas (UNRISD).
Birokrasi: Lima Strategi Menuju Tarigan, Antonius, 2003. Transformasi Model
Pemerintahan Wirausaha, terj. Abdul New Governance sebagai kunci menuju
Rasyid dan Ramelan, Jakarta: PPM, optimalisasi pelayanan publik di
2000. Indonesia. Usahawan No. 02 TH XXXII
Pebruari 2003.

EKSPLORASI Volume : XVIII No. 1 – Agustus 2015 112

Você também pode gostar