Você está na página 1de 3

Perempuan dan Media massa

Di Era reformasi , perkembangan media massa dapat dikatakan sangat pesat baik dalam skala
nasional maupun lokal. Pertumbuhan yang pesat memberi banyak pilihan kepada masyarakat
untuk mengakses media yang dibutuhkan dan diinginkannya. Di sisi lain, kehadiran media yang
demikian banyak tentu akan membawa dampak dalam kehidupan sehari-hari.1Di tengah
perkembangan industri media yang demikian cepat, tentu diperlukan kemampuan masyarakat
untuk memahami apa yang sesungguhnya masyarakat perlukan dan bersikap aktif menyuarakan
apa yang tidak diinginkan1. Disini dibutuhkan sebuah gerakan yaitu gerakan literasi media.
James Potter, dalam Media Literacy, menjelaskan bahwa literasi media adalah seperangkat
perspektif yang secara aktif digunakan diri kita terhadap media dan menginterpretasikan makna
dari beragam pesan yang dijumpai. Literasi media merupakan suatu hal yang bersifat
multidimensi dan berkelanjutan. Literasi media memberi penekanan pada proses adaptasi
terhadap dunia yang berubah daripada mengabaikan/menolak perubahan yang datang.
Adaptasi dengan cara membuka diri kita terhadap beragam pesan dan menganalisis pesan
tersebut. Tujuannya untuk mendapatkan elemen yang baru. Selanjutnya diakhiri dengan proses
evaluasi terhadap elemen tersebut untuk mengapresiasi nilai yang dibawanya. Ada lima struktur
pengetahuan yang diperlukan dalam literasi media: efek media, konten media, industri media,
dunia yang nyata, dan diri. Pengetahuan dalam kelima area tersebut berguna untuk membuat
keputusan saat mencari informasi.

Di era dengan kecepatan produksi informasi yang begitu masif, literasi media menjadi
keharusan. Jika tidak, kita hanya akan tergulung arus informasi dan tenggelam dalam rimba
ketidakpastian.Oleh karena itu, setiap kalangan harus ikut aktif berpartisipasi, termasuk kaum
perempuan. Menurut Saya, perempuan memiliki peran yang sangat strategis. Semangat
emansipasi telah mendorong kaum perempuan untuk memiliki kesempatan yang sama dengan
kaum laki-laki berkiprah pada berbagai bidang pembangunan. Seorang perempuan memiliki
peran peran penting. Salah satunya perempuan itu seorang ibu yang memiliki putra dan putri.
Disinilah peran seorang ibu untuk selektif dalam memilih dan membatasi anaknya dalam
penggunaan media massa. Jika para ibu telah membekali anak dengan kemampuan literasi yang
tinggi, anak akan mudah menangkal informasi tidak bermutu dan hoax. Sikap kritis saat
membaca informasi adalah modal utama. Adapun beberapa langkah yang dapat dilakukan
seorang ibu sebagai agen literasi media, yaitu:

1. Pertama, lakukan kontrol terhadap informasi yang dikonsumsi. Jangan memberikan


kebebasan berlebihan kepada anak-anak. Sebab ada informasi yang patut diterima dan ada
informasi yang merusak. Terhadap informasi dengan konten yang buruk, harus dijauhkan.
Apalagi daya serap anak-anak sangatlah tinggi. Dikhawatirkan jika tidak ada pembatasan semua
informasi akan ditelan mentah-mentah. Akibat lanjutannya, anak-anak akan meniru tindakan
yang tidak baik.

2. Kedua, mendiskusikan informasi yang diterima anak. Saat anak-anak menyerap informasi,
segera ajak berdiskusi. Tujuannya menelaah apakah informasi tersebut memiliki nilai yang baik
atau tidak. Secara tidak langsung, langkah ini mengajarkan anak untuk bersikap kritis. Bahwa
ada informasi yang memang ditujukan untuk memberi manfaat kepada kita, tetapi ada juga
informasi yang ditujukan untuk memecah belah dan menyebarkan kebencian.

3.Ketiga, merekomendasikan informasi yang bermanfaat. Para ibu bisa mengarahkan agar anak-
anak mengkonsumsi pengetahuan yang bergizi. Misalnya situs apa di internet yang aman dan
mengajarkan sifat cinta kasih, grup whatsapp apa yang perlu diikuti dan wajib dihindari, saluran
youtube apa saja yang memiliki nilai edukasi tinggi, dan sebagainya. Dengan begitu, anak-anak
memiliki pegangan dalam berselancar di era teknologi informasi isi. Jika para ibu tidak
melakukan ini, anak-anak akan mencari informasi secara acak dan tidak terarah. Hal ini akan
sangat membahayakan.

Selain sebagai seorang ibu, perempuan juga dapat berkarya. Dengan berkarya perempuan
dapat mengekspresikan yang ada dalam pikirinnya. Seperti membuat konten media yang
bermanfaat bagi semua masyarakat yang tidak mengandung hoax dan kebencian. Aksi,
perempuan berperan dalam literasi media dengan melakukan sebuah aksi yang bermanfaat.
Seperti mengikuti kajian-kajian tentang dampak media maupun kajian-kajian lainnya. Jangan
hanya diam ditempat melihat situasi yang terjadi. Kita harus menyelamatkan generasi masa
yang akan datang. Seorang perempuan itu wajib cerdas karena dia akan melahirkan generasi
penerus bangsa. Cerdas yang dimaksud yaitu selektif dan cerdas dalam menggunakan media
massa.

Você também pode gostar