Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel hidup.
Sekarang, kira-kira lebih dari 2.000 enzim telah teridentifikasi, yang masing-masing
berfungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam sistem hidup. Sintesis enzim terjadi di dalam
sel dan sebagian besar enzim dapat diperoleh dengan ekstraksi dari jaringan tanpa merusak
fungsinya.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas pada makalah ini antara lain adalah:
1. Pengertian enzim,
2. Fungsi enzim,
3. Mekanisme kerja enzim
4. Tatanama enzim
5. Enzim-enzim yang digunakan untuk diagnosis
6. Jenis, metode, dan cara pemeriksaan Enzim
a. Serum Glutamic Oxaloacetic Transferase (SGOT) / Aminotransferase Asparat (AST).
b. Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) / Aminotransferase Alanin (ALT).
c. Amilase dengan isoenzim (serum)
d. Lipase (serum)
e. Fosfatase asam
f. Fosfatase alkali (alkaline phosphatase, ALP) dengan isoenzim (serum)
g. Laktat dehidrogenase (LDH)
h. Kreatin fosfokinase (serum), isoenzim CPK (serum) kreatin kinase (CK)
i. Gamma-Glutamil Transferase (GGT) serum
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah analisa enzim ini yaitu :
1. Agar pembaca dapat mengetahui pengertian enzim
2. Agar pembaca dapat mengetahui fungsi enzim
3. Agar pembaca dapat mengetahui mekanisme kerja enzim
4. Agar pembaca dapat mengetahui tatanama enzim
5. Agar pembaca dapat mengetahui enzim-enzim yang digunakan dalam diagnosis
7. Agar pembaca dapat mengetahui Jenis, metode, dan cara pemeriksaan Enzim.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah analisa enzim ini adalah :
1. Memberikan pengetahuan tambahan untuk diri penulis
2. Memberikan pengetahuan tambahan untuk pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Enzim
Enzim adalah molekul protein yang mengatalisis reaksi kimia tanpa mengalami
perubahan secara kimiawi. Ensim mengatur metabolisme dengan ikut serta pada hampir pada
semua fungsi sel. Setip enzim bersifat spesifik bagi substrat yang diubahnya menjadi suatu
produk tertentu. Pada dasarnya, terdapat ribuan enzim yang berlainan, tetapi hanya beberapa
yang secara rutin diperiksa untuk diagnosis klinis.
Karena enzim terdapat di dalam sel, adanya peningkatan jumlah suatu enzim dalam
serum atau plasma umumnya merupakan konsikuensi dari cedera sel sehingga molekul-
molekul intrasel dapat lolos keluar. Dengan demikian, jumlah enzim yang sangat berlimpah
dalam serum digunakan secara klinis sebagai bukti adanya kerusakan organ. Enzim-enzim
yang dibebaskan ke dalam sirkulasi tidak memiliki fisiologik di sana dan secara bertahap
dibersihkan melalui rute ekskresi normal.
Pada keadaan abnormal atau aktivitas berlebihan suatu enzim dapat menimbulkan
penyakit. Analisis enzim dalam serum dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit, seperti:
infarktus otot jantung, prostat, hepatitis, dan lain-lain. Ditemukannya suatu enzim dalam
darah dengan tingkat berlebihan seringkali menunjukkan adanya kerusakan sel di dalam
organ yang sakit. Penyakit tertentu seperti hepatitis terinfeksi menyebabkan jaringan hati
mengalami kerusakan akibat infeksi, sehingga terjadi pelepasan enzim hati ke dalam darah.
B. Fungsi Enzim
Fungsi suatu enzim yaitu sebagai katalisis untuk proses reaksi biokimia yang terjadi
dalam sel maupun di luar sel. Suatu enzim dapat berfungsi sebagai katalis yang sangat
efisien, disamping itu mempunyai derajat kekhasan yang tinggi, seperti katalis lainnya maka
enzim dapat menurunkan energi aktivasi suatu reaksi kimia.
1. Apoenzim
Apoenzim adalah bagian protein dari enzim, bersifat tidak tahan panas, dan berfungsi
menentukan kekhususan dari enzim. Contoh, dari substrat yang sama dapat menjadi senyawa
yang berlainan, tergantung dari enzimnya.
2. Koenzim
Koenzim disebut gugus prostetik apabila terikat sangat erat pada apoenzim. Akan tetapi,
koenzim tidak begitu erat dan mudah dipisahkan dari apoenzim. Koenzim bersifat termostabil
(tahan panas), mengandung ribose dan fosfat.
Fungsinya menentukan sifat dari reaksinya. Misalnya, Apabila koenzim NADP (Nicotiamida
Adenin Denukleotid Phosfat) maka reaksi yang terjadi adalah dehidrogenase. Disini NADP
berfungsi sebagai akseptor hidrogen.
Ada dua cara kerja enzim , yautu model kunci gembok dan induksi pas.
1. Model kunci gembok (block and key)
Enzim dimisalkan sebagai gembok karena memiliki sebuah bagian kecil yang dapat berikatan
dengan substrat . bagian tersebut disebut sisi aktif. Substrat dimisalkan sebagai kunci karena
dapat berikatan secara pas dengan sisi aktif enzim (gembok). Setiap enzim memiliki sisi aktif
yang tersusun dari sejumlah asam amino. Bentuk sisi aktif ini sangat spesifik, sehingga hanya
molekul dengan bentuk tertentu yang dapat menjadi substrat bagi enzim.
D. Tatanama Enzim
Lebih dari 5000 macam enzim telah ditemukan pada organisme hidup, dan masih
bertambah terus sejalan dengan berlangsungnya penelitian. Tiap enzim dinamai menurut
sistem baku dan juga diberi nama umum yang sederhana. Pada kedua sistem tersebut nama
enzim pada umumnya diakhiri dengan ase dan mencirikan substrat yang terlibat dan jenis
reaksi yang dikatalisis. Sebagai contoh, sitokrom oksidase, suatu enzim utama dalam
respirasi, mengoksidasi molekul sitokrom . Asam malat dehidrogenase melepaskan dua atom
hidrogen dari asam malat. Namun contoh di atas tidak menjelaskan siapkah penerima
elektron atau atom hidrogen yang dilepaskan.
Persatuan Internasional Biokimia memberi nama yang lebih panjang tapi lebih
deskriptif dan baku bagi semua enzim yang telah dicirikan dengan jelas. Sebagai contoh,
sitokrom oksidase dinamakan sitokrom c: O2 oksidoreduktase, menunjukkan bahwa elektron
dilepaskan dari sitokrom tertentu, yakni jenis c dan molekul oksigen adalah penerima
elektron. Dehidrogenase asam malat disebut L-malat : NAD oksidoreduktase, menunjukkan
enzim tersebut khas untuk bentuk L-asam malat terionisasi, dan molekul yang disingkat NAD
adalah penerima atom hidrogen. Tabel berikut mencantumkan enam kelas utama enzim
berdasarkan tipe reaksi yang dikatalisis, disertai beberapa contoh.
F. Pemeriksaan Enzim
1. Pemeriksaan serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) / Aminotransferase
Asparat (AST)
Cara kerja :
a. Persiapan reagen kerja
Buffer / reagen 1 Substrat / reagen 2
2000 µl 500 µl
b. Pemeriksaan
Pipet ke dalam tabung
Reagen kerja 500 µl
Serum 50 µl
ü Sebelum ditambahkan serum, reagen kerja di inkubasi terlebih dahulu selama 10 menit pada
suhu 370C
ü Serum ditambahkan ke dalam reagen kerja pada saat pembacaan pada photometer.
ü Baca pada fotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
Nilai Rujukan :
Dewasa : kisaran rata-rata 8-38 U/l ; 5-40 U/ml (frankel), 4-36 IU/l, 16-60 U/ml pada suhu
30oC (karmen), 8-33 U/l pada suhu 37oC (satuan SI).
Laki-laki : sampai 37 U/L
Wanita : sampai 31 U/L
Anak : sama dengan dewasa
Bayi baru lahir : empat kali dari kadar normal.
Lansia : agak lebih tinggi dari dewasa.
Tujuan :
· Untuk mendeteksi peningkatan Ast serum, enzim yang ditemukan, terutama dalam otot
jantung dan hati, yang meningkat selama MI akut dan kerusakan hati.
· Untuk membandingkan temuan AST dengan kadar CK dan LDH dalam mendiagnosis MI
akut.
Masalah Klinis :
· Penurunan kadar : kehamilan, ketoasidosis diabetik. Pengaruh obat : salisilat.
· Peningkatan kadar : MI akut, hepatitis, nekrosis hati, penyakit dan traumamuskuloskeletal,
pankreatitis akut, kanker hati, angina pektoris yang serius, olahraga berat, injeksi
IM. Pengaruh obat : antibiotik (ampisilin, karbenisilin, klindamisin, kloksasilin, eritromisin,
gentamisin, linkomisin, nafsilin, oksasilin, polisilin, tetrasiklin), vitamin (asam folat,
piridoksin, vitamin A), narkotik (kodein, morfin, meperidin [demerol]), antihipertensif
(metildopa [aldomet], guanetidin), mitramisin, preparat digitalis, kortison, flurazepam
(dalmane), indometasin (indocin), isoniazid (INH), rifampin, kontrasepsi oral, salisilat,
teofilin.
2. Bahan :
· Serum
· Reagen SGOT
· Aquadest
Cara kerja :
1. Persiapan reagen kerja
Buffer / reagen 1 Substrat / reagen 2
2000 µl 500 µl
2. Pemeriksaan
Pipet ke dalam tabung
Reagen kerja 500 µl
Serum 50 µl
ü Sebelum ditambahkan serum, reagen kerja di inkubasi terlebih dahulu selama 10 menit pada
suhu 370C
ü Serum ditambahkan ke dalam reagen kerja pada saat pembacaan pada photometer.
ü Baca pada fotometer dengan panjang gelombang 546 nm, factor 1746.
Nilai Rujukan :
Dewasa : 10-35 U/I : 4-36 U/l pada suhu 370C (Satuan SI).
Laki-laki : sampai 42 U/L
Wanita : sampai 32 U/L
Anak : sama dengan dewasa.
Bayi : temuan bisa dua kali lipat setinggi dewasa.
Usia lanjut : sedikit lebih tinggi dari dewasa.
Tujuan :
· Untuk mendeteksi penyakit hati.
Masalah klinis :
· Penurunan kadar : latihan. Pengaruh obat : salisilat
· Peningkatan kadar :
Ø Peningkatan tertinggi : hepatitis (virus) akut, nekrosis hati (toksiksitas obat atau kimia).
Ø Peningkatan ringan atau medium : sirosis, kanker hati, kegagalan jantung kongestif,
intoksikasi akut alkohol. Pengaruh obat : antibiotik (karbenisilin, klindamisin, eritromisin,
gentamisin, linkomisin, mitramisin, spektinomisin, tetrasiklin), narkotik (meperidin
[demerol], morfin, kodein), antihipertensif (metildopa, guanetidin), persia[an digitalis,
indometasin (indocin), salisilat, rifampin, flurazepam (dalmane), propranolol (inderal),
kontrasepsi oral (progestin-estrogen), lead, heparin.
Nilai Rujukan :
Dewasa : 60-160 somogyi U/dl, 30-170 U/l (satuan SI).
Hamil : sedikit meningkat.
Anak : tidak biasa dilakukan.
Lansia : agak meningkat dibandingkan yang didapat pada orang dewasa.
Isoenzim serum : jenis S (saliva) : 45-70%. Jenis P (pankreas) : 30-55%. Nilai mungkin akan
berbeda sesuai dengan metode yang digunakan.
Tujuan :
· Untuk membantu dalam mendiagnosis pankreatitis akut dan masalah kesehatan lainnya
(lihat masalah klinis).
Masalah Klinis :
· Penurunan kadar : dekstrosa 5% intravena dalam air (lV D5W), pankreatitis kronis tahap
lanjut, nekrosis hati akut dan subakut, alkoholisme kronis, hepatitis toksik, luka bakar yang
parah, tirotoksikosis yang parah. Pengaruh obat : glukosa (lV D5W), sitrat, fluorida, oksalat.
· Peningkatan kadar : pankreatitis akut, pankreatitis kronis (awitan akut), gastrektomi
parsial, pembentukan ulkus peptik, obstruksi saluran pankreas, kolesistitis akut, kanker
pankreas, asidosis diabetik, diabetes melitus, intoksikasi alkohol akut, gondong, gagal ginjal,
hipertrofi prostat jinak, luka bakar, kehamilan, pengaruh obat : meperidin (demerol), kodein,
morfin, betanekol klorida (urecholine), pentazosin (talwin), etil alkohol (jumlah besar),
ACTH, guanetidin, tiazid, salisilat, tetrasiklin.
Faktor Yang Mempengaruhi Temuan Laboratorium
· Obat narkotik dapat menyebabkan hasil positif palsu.
· Cairan lV yang mengandung glukosa dapat menyebabkan kadar negatif palsu.
Kontaminasi saliva pada spesimen dapat terjadi akibat batuk, bersin, atau berbicara,
saat tabung terbuka. Hal ini dapat menyebabkan hasil positif palsu.
Cara kerja :
· Kumpulkan 3 sampai 5 ml darah vena dalam tabung bertutup merah. Cegah terjadinya
hemolisis.
· Terapkan puasa pada klien, kecuali tetap diperbolehkan minum air selama 8 sampai 12
jam.
· Pemberian obat narkotik dihentikan selama 24 jam sebelum uji dilakukan jika obat
narkotik diberikan dalam 24 jam sebelum uji dilakukan, nama obat dan waktu pemberian
harus tertulis pada formulir laboratorium.
Nilai Rujukan
Dewasa : 20-180 IU/l, 114-286 U/l, 14-280 U/l (Satuan SI). Nilainya berfariasi disetiap
laboratorium.
Anak : Bayi : 9-105 IU/l pada suhu 37°C. Anak : 20-136 IU/l pada suhu 37°C.
Tujuan
· Untuk mengetahui keberadaan pankreatitis akut atau gangguan pankreatik lainnya (lihat
masalah klinis).
Masalah klinis
· Penurunan kadar: kanker pankreas stadium akhir, hepatitis.
· Peningkatan kadar: pankreatitis akut dan kronis, kanker pankreas (stadium awal), ulkus
terperforasi, obstruksi duktus pankreatikus, kolesistitis akut (sebagian kasus), gagal ginjal
akut (tahap awal). Pangaruh obat: kodein, morfin, meperidin (demerol), steroid betanekol
(urecholine), guanetidin.
Cara kerja :
· Tampung 3-7 ml darah vena adalam tabung tertutup merah.
· Cegah terjadinya hemodialisis, spesimen harus di bawa ke laboratorium segera. ACP peka
terhadap panas dan pH. Jika spesimen di pajankan di udara terbuka dan di biarkan dalam
suhu kamar, aktifitasnya akan menurun setelah 1 jam.
· Tidak ada pembatasan asupan makanan ataupun minuman.
Nilai rujukan :
Dewasa : <2,6 ng/ml ; kisaran 0-5 U/l, beragam sesuai metode yang digunakan : 0,2-13 IU/l
(satuan SI).
Tujuan :
· Untuk membandingkan uji ACP dengan hasil laboratorium lainnya, untuk mendiagnosis
kanker prostat atau BPH.
Masalah Klinis :
· Penurunan kadar : sindrom down. Pengaruh obat : fluorida, oksalat, fosfat, alkohol.
· Penigkatan kadar : karsinoma prostat, mieloma multipel, penyakit paget, kanker payudara
dan tulang, BPH, anemia sel sabit, sirosis, gagal ginjal kronis, hiperparatiroidisme,
osteogenesis, imperfekta, infark miokardium. Pengaruh obat : androgen pada wanita,
klofibrat (astromid-S).
Nilai Rujukan
Dewasa : 42-136 U/l; ALP1 : 20-130 U/l; ALP2 : 20-120 U/l.
Anak : bayi dan anak (usia 0-12 tahun) : 40-115 U/l. Anak berusia lebih tua (13-18 tahun) :
50-230 U/l.
Usia lanjut : agak lebih tinggi dari orang dewasa.
Tujuan
· Untuk menemukan apakah terjadi gangguan hati atau tulang.
· Untuk membandingkan hasil pengujian ALP dengan pengujian laboratorium lain, guna
memastikan apakah terjadi gangguan hati atau tulang.
Masalah Klinis
· Penurunan kadar : hipotiroidisme, malnutrisi, sariawan/skorbut (kekurangan vitamin C),
hipofosfatasia, anemia pernisiosa, insufisiensi plasenta. Pengaruh obat : fluorida, oksalat,
propranolol (inderal).
· Peningkatan kadar : penyakit obstruksi empedu (ikterik), kanker hati, sirosis sel hati,
hepatitis, hiperparatiroidisme, leukimia, kanker tulang (payudara dan prostat), penyakit
paged, osteitis deforman, penyembuhan fraktur mieloma multipel, osteomalasia, kehamilan
trimester akhir, artritis reumatoid (aktif), penyakit ulkus. Pengaruh obat : albumin IV,
antigeotik (aritromisin, linkomisin, oksasilin, penisilin), kolkisin, metildopa (aldomet),
alopurinol, fenotiazin, obat penenang, indometasin (indocin), prokainamid, kontrasepsi oral
(beberapa), tolbutamid, isoniazid (INH), asam paraaminosalisilat (PAS).
Cara kerja :
a. Persiapan reagen
1. Reagen 1 berisi NADH 0,22 mol
2. Reagen 2 berisi Tris 89 mmol, Pyruvat 1,8 mmol, Sodium Ch/Na Ch 222 mmol,
Sodpersiapan reagenium Azide <0,1
b. Pemeriksaan :
1. Masukkan 50 µl sampel ke dalam cup sample, lalu letakkan dalam rak sampel sesuai nomor
pemeriksaan
2. Tempatkan reagen pada rak reagen sesuai program tes LDH.
3. Masukkan nomor identitas penderita dan program tes .
4. Pengukuran akan dilakukan secara otomatis.
5. Hasil tes akan keluar pada print out. 12
Nilai Rujukan
Dewasa : LDH total : 100-190 IU/l, 70-250 U/l. Kadar dapat berbeda berdasarkan metode
yang digunakan.
Isoenzim : LDH1, 14-26% ; LDH2, 27-37% ; LDH3, 13-26% ; LDH4, 8-16% ; LDH5, 6-16%.
Perbedaan sebesar 2% sampai 4% dianggap normal.
Anak : bayi baru lahir : 300-1500 IU/l. Anak : 50-150 IU/l ; 110-295 U/l.
Tujuan
· Untuk mendiagnosis kerusakan otot miokardium atau otot rangka.
· Untuk membandingkan temuan uji dengan uji enzim jantung lainnya (mis., CPK, AST).
· Untuk memeriksa temuan isoenzim LDH, guna menentukan keterlibatan organ.
Masalah klinis
· Peningkatan kadar : MCI akut, CVA, kanker (paru-paru, tulang, usus, hati, payudara,
serviks, testis, ginjal, lambung, melanoma kulit), leukemia akut, infark pulmonar akut,
mononukleosis infeksius, anemia (pernisiosa, defisiensi asam folat, sel sabit, hemolitik
didapat), hepatitis akut, syok, penyakit otot rangka, pingsan karena panas. Pengaruh obat :
narkoti (kodein, morfin, meperidin [Demerol]).
Faktor yang memengaruhi temuan laboratorium
· Obat narkoti dan injeksi IM dapat meningkatkan kadar LDH serum.
· Hemolisis sampel darah dapat menyebabkan peningkatan kadar LDH serum; enzim
tersebut cukup banyak terdapat dalam SDM.
Cara kerja :
· Kumpulkan 5 sampai 7 ml darah vena dalam tabung bertutup merah. Cegah hemolisis
· Catat dalam formulir laboratorium jumlah frekuensi injeksi IM yang diterima klien 24
sampai 48 jam terakhir.
· Tidak ada pembatasan asupan makanan dan minuman.
Nilai rujukan :
Dewasa :
Ø Pria : 5-35 µg/ml, 30-180 IU/l, 55-170 U/l pada suhu 37oC (satuan SI).
Ø Wanita : 5-25 µg/ml, 25-150 IU/l, 30-135 U/l pada suhu 37oC (satuan SI).
Anak :
Ø Pria : 0-70 IU/l pada suhu 30oC.
Ø Wanita : 0-50 IU/l pada suhu 30oC.
Bayi baru lahir : 65-580 IU/l pada suhu 30oC.
Isoenzim CPK :
Ø CPK-MM : 94%-100% (otot)
Ø CPK-MB : 0%-6% (jantung)
Ø CPK-BB : 0% (otak)
Sebagian besar laboratorium sudah mengganti uji isoenzim CPK dengan pecahan CPK-MB.
Tujuan
· Untuk memastikan keberadaan penyakit miokardium atau otot rangka.
· Untuk membandingkan temuan uji dengan kadar AST/SGOT dan dehidrogenase laktat
(lactate dehydrogenase, LDH). Guna memastikan keberadaan kerusakan miokardium
Masalah klinis
· Peningkatan kadar : Infark miokardium akut (MCI akut), penyakit otot rangka, cedera
serebrovaskular (CVA), dan akibatnya terjadi peningkatan isoenzim CPK. Pengaruh obat :
injeksi IM, deksametason (Decadron), furosemid (lasix), aspirin (dosis tinggi), ampisilin,
karbenisilin, klofibrat.
· Isoemzim CPK-MM : distrofi muskular, delirium tremen, cedera/trauma remuk, status
bedah dan pascabedah, aktivitas berat, injeksi IM, hipopalemia, hemofilia, hipotiroidisme.
· CPK-MB : MCI akut, angina pektoris berat, bedah jantung, iskemia jantung, miokarbitis,
hipokalemia, defibrilasi janting.
· CPK-BB : CVA, perdarahan subaraknoid, kanker pada otak, cedera otak akut, sindrom
RAYE, embolisme dan infark paru, kejang.
Faktor yang mempengaruhi temuan laboratorium
· Injeksi IM dapat menyebabkan peningkatan kadar total CPK/CK serum.
· Aktifitas berat dapat menyebabkan peningkatan kadar.
· Trauma dan tindakan bedah dapat meningkatkan kadar serum.
2. Bahan :
· Reagen kerja
· Serum
Cara kerja :
1. Pembuatan larutan kerja
· Larutkan reagensia dengan pelarut aquabidest sesuai volume pada label botol dan campur
dengan baik.
· Larutan ini stabil selama 21 hari pada suhu 2-8oC dan 3 hari pada suhu kamar (18-30oC).
· Absorbance larutan blanko reagensia harus < 0,85 bila dibaca terhadap aquabidest pada
panjang gelombang 405 (400-420)nm.
2. Bahan pemeriksaan :
Spesimen terbaik adalah serum (dari darah yang tidak hemolisis). ɣ-GT dalam serum
stabil selama 7 hari pada suhu 2-25oC dan 1 tahun pada suhu -20oC.
Masukkan ke dalam cuvet Test
Larutan kerja ( dihangatkan pada 30oC / 37oC 1,0 mL
selama 5 menit )
Serum 50 µL
3. Pemeriksaan :
· Campur homogen dan hangatkan pada 30oC / 37oC selama 60 detik. Baca Absorbance test
setiap 60 detik selama 3 menit terhadap blanko air/udara λ 405nm. Hitung nilai rata-rata dari
selisih absorbance nya.
• Faktor : 2211
• Perhitungan :
ɣ-GT (IU/L) = (∆ Abs. Test / menit) x Faktor
Nilai rujukan :
30 oC 37 oC
Pria 8-37 ( IU/ L ) 9-54 ( IU/L)
Wanita 6-24 ( IU / L) 8-35 (IU/L)
Tujuan
· Untuk mendeteksi keberadaan gangguan hepar
· Untuk memantau kadar enzim GGT selama terjadi gangguan hati dan selama pengobatan
yang diberikan.
· Untuk membandingkan kadar enzim ini dengan kadar enzim hati yang lain guna
mengidentifikasi disfungsi hati.
Masalah klinis
· Peningkatan kadar : Sirotis hati, nekrosis hati akut dan subakut, alkoholisme, hepatitis akut
dan kronis, kanker (hati, pankreas, prostat, payudara, ginjal, paru-paru, otak), diabetes
militus, hiperlipoproteinemia (tipe IV), MCI akut (hari keempat), CHF, pankreatitis akut,
kolesistitis akut, epilepti, sindrom nefrotik. Pengaruh obat : fenitoin (Dilantin), fenobarbital,
aminoglikosida, warfarin (coumadin).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Enzim adalah molekul protein yang mengatalisis reaksi kimia tanpa mengalami
perubahan secara kimiawi. Ensim mengatur metabolisme dengan ikut serta pada hampir pada
semua fungsi sel. Setip enzim bersifat spesifik bagi substrat yang diubahnya menjadi suatu
produk tertentu. Pada dasarnya, terdapat ribuan enzim yang berlainan, tetapi hanya beberapa
yang secara rutin diperiksa untuk diagnosis klinis.
Enzim mempunyai dua fungsi pokok sebagai berikut.
1. Mempercepat atau memperlambat reaksi kimia.
2. Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu yang sama.
Enzim mempunyai berbagai fungsi bioligis dalam tubuh organisme hidup. Enzim
berperan dalamtransduksi signal dan regulasi sel, seringkali melalui
enzim kinase dan fosfatase Enzim juga berperan dalam menghasilkan pergerakan tubuh,
dengan miosin menghidrolisis ATP untuk menghasilkan kontraksi otot ATPase lainnya dalam
membran sel umumnya adalah pompa ion yang terlibat dalam transpor aktif. Enzim juga
terlibat dalam fungs-fungsi yang khas, seperti lusiferase yang menghasilkan cahaya
padakunang-kunang. Virus juga mengandung enzim yang dapat menyerang sel,
misalnya HIV integrase dantranskriptase balik.
Enzim tersusun atas dua bagian. Apabila enzim dipisahkan satu sama lainnya
menyebabkan enzim tidak aktif. Namun keduanya dapat digabungkan menjadi satu, yang
disebut holoenzim. Kedua bagian enzim tersebut yaitu apoenzim dan koenzim.
Ada dua cara kerja enzim , yautu model kunci gembok dan induksi pas.
Beberapa enzim umum sekali digunakan untuk tujuan diagnosis. Enzim-enzim itu
adalah :
· Alanin aminotransferase (ALT) atau glutamat piruvat transaminase (GPT)
· Aldolase
· Amylase-α
· Aspartat aminotransferase (AST) atau glutamate oksaloasetat transaminase (GOT)
· Fossfatase alkali
· Fosfatase asam
· -glutamil transferase
· Glutamate dehidrogenase
· isositrat dehidrogenase
· kimotripsin
· kolinesterase
· kreatinkinase
· laktat dehidrogenase (LDH)
· lipase
· 5’-nukleotidase
· Tripsin
5. Fosfatase asam
Tujuannya yaitu :
· Untuk membandingkan uji ACP dengan hasil laboratorium lainnya, untuk mendiagnosis
kanker prostat atau BPH.
6. Fosfatase alkali (alkaline phosphatase, ALP) dengan isoenzim (serum)
Tujuannya yaitu :
· Untuk menemukan apakah terjadi gangguan hati atau tulang.
· Untuk membandingkan hasil pengujian ALP dengan pengujian laboratorium lain, guna
memastikan apakah terjadi gangguan hati atau tulang.
7. Laktat dehidrogenase (LDH)
Tujuannya yaitu :
· Untuk mendiagnosis kerusakan otot miokardium atau otot rangka.
· Untuk membandingkan temuan uji dengan uji enzim jantung lainnya (mis., CPK, AST).
· Untuk memeriksa temuan isoenzim LDH, guna menentukan keterlibatan organ.
8. Kreatin fosfokinase (serum), isoenzim CPK (serum) kreatin kinase (CK)
Tujuannya yaitu :
· Untuk memastikan keberadaan penyakit miokardium atau otot rangka.
· Untuk membandingkan temuan uji dengan kadar AST/SGOT dan dehidrogenase laktat
(lactate dehydrogenase, LDH). Guna memastikan keberadaan kerusakan miokardium
9. Gamma-Glutamil Transferase (GGT) serum
Tujuannya yaitu :
· Untuk mendeteksi keberadaan gangguan hepar
· Untuk memantau kadar enzim GGT selama terjadi gangguan hati dan selama pengobatan
yang diberikan.
· Untuk membandingkan kadar enzim ini dengan kadar enzim hati yang lain guna
mengidentifikasi disfungsi hati.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini juga penulis menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah masih terdapat banyak kesalahan, kekurangan serta kejanggalan baik dalam
penulisan maupun dalam pengonsepan materi. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun agar kedepan lebih baik dan penulis berharap kepada semua
pembaca mahasiswa khususnya, untuk lebih ditingkatkan dalam pembuatan makalah yang
akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Joyce LeFever Kee, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik, Edisi 6, EGC,
Jakarta, 2007.
Ronald A. Sacher dan Richard A. McPherson, Tinjauan Klinis Hasil
Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 11, EGC, Jakarta, 2004.
E.N. Kosasih & A.S. Kosasih, Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik, Edisi 2,
Karisma Publishing Group, Tangerang, 2008.
Dr. H. Mohamad Sadikin, DSc, Biokimia Enzim, Cetakan I, Jakarta Widya Medika, 2002
H. Herman Rachman S.Pd.,M.Kes dan Herdiana Herman, S.ST.,M.Kes, Penuntun Praktikum
Kimia Klinik II, Makassar 2011.
http://www.Enzim.htm
http://www.scribd.com/doc/84961519/makalah-ENZIM
http://www.scribd.com/doc/63342196/MAKALAH-ENZIM
http://www.scribd.com/doc/76414653/Pemeriksaan-Alp-Dan-Ggt