Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar.................................................................................................. i
Daftar isi........................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar belakang........................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah................................................................................... 2
1.3 Tujuan penulisan..................................................................................... 2
BAB II Pembahasan
A. Pengertian Fi’il Mudhari......................................................................... 3
B. Ta’rif Fi’il Mudhori’............................................................................... 4
C. Fi’il Mudhori’ dan Binanya..................................................................... 4
D. Tanda-Tanda Fi’il Mudhori..................................................................... 5
E. Tashrif Fi’il Mudhar’i.............................................................................. 9
F. Marfu; pada Fi’il Mudhari....................................................................... 10
G. Manshub para Fi’il Mudhari................................................................... 10
BAB III Penutup
A.Kesimpulan.............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 15
ii
MAKALAH
TENTANG
KAIDAH-KAIDAH DALAM BAHASA ARAB
Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah atu tugas mata kuliah Bahasa Arab
Disusun oleh :
SOREANG - BANDUNG
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai Umat Islam, kita dituntut untuk bisa mengkaji dan mempelajari
Al-Qur’an dan Sunnah, sebagai dua sumber utama ajaran Islam yang harus
kita pegang teguh. Tentunya, kita tidak mungkin memahami kedua sumber itu
kecuali setelah mengetahiu kaidah-kaidah Bahasa Arab, khususnya Ilmu
Nahwu dan Ilmu Sharaf. Karena keduanya merupakan kunci dalam
mempelajari al-Qur’an dan Sunnah.
Ketika hendak mempelajari ilmu Nahwu dan Sharaf, kebanyakan
kalangan Umat Islam masih mempunyai pandangan bahwa belajar Ilmu
Nahwu itu sulit, Sehingga banyak juga kalangan Umat Islam yang merasa
malas untuk mempelajari kaidah Bahasa Arab yang disebut dengan Ilmu
Nahwu dan Sharaf.
Untuk mempermudah umat islam dalam memahami ilmu nahwu ini
kami berinisiatif membuat makalah ini, dan salah satu cabang dari Ilmu
Nahwu ini adalah Fi’il Mudhori. Fi’il yang satu ini memang sedikit berbeda
dengan fi’il lainnya. Sebab kedudukan dan serta pengaplikasiannya yang
memang belum banyak orang mengetahui serta terdapat pengecualian-
pengecualian yang membuat fi’il ini semakin berbeda. Untuk itulah kami
mengangkat tema Fi’il Mudhori untuk mengenalkan klasifikasi, bentuk,
maupun kedudukan dari Fi’il Mudhori.
‘Ilmu Sharaf merupakan satu cabang ilmu yang digunakan sebagai alat
untuk mempelajari bahasa Arab, yang mana dengan ilmu tersebut seseorang
dapat memahami dengan jelas maksud dan kandungan dari teks-teks
berbahasa Arab terutama kitab suci al-Quran sebagai petunjuk bagi
keselamatan umat manusia.
Suatu kebanggaan bagi mereka yang dapat menguasai ‘Ilmu Sharaf
dengan sempurna, terlebih lagi bagi mereka yang ingin mempelajari ilmu-
ilmu pengetahuan berbahasa Arab. Akan tetapi, sangat ironis umat Islam
1
sekarang ini banyak tidak menguasai ilmu tersebut sehingga diantara mereka
kadang mempunyai kesulitan dalam memahami teks-teks berbahasa Arab.
Oleh sebab itu, dalam makalah ini mencoba untuk memberikan
sumbangsih berupa sedikit pengetahuan (mengutip dari berbagai literatur)
tentang ‘Ilmu Sharaf dengan mengambil beberapa bagian yang penting yaitu
berupa penjelasan tentang fi’il mudhori’ dan bagian-bagiannya.
B. Rumusan masalah
- Apa pengertian Fi’il Mudhari?
- Apa Ta’rif Fi’il Mudhari?
- Apa Fi’il Mudhori’ dan Binanya?
- Apa saja Tanda-Tanda Fi’il Mudhari?
- Apa Tashrif Fi’il Mudhar’i?
- Bagaimana Marfu pada Fi’il Mudhari?
- Bagaimana Manshub para Fi’il Mudhari?
C. Tujuan penulisan
- Untuk mengetahui pengertian Fi’il Mudhari.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fiil Mudhari
Fiil mudhari merupakan salah satu bagian dari tiga bentuk fiil yaitu fiil
madli, mudhari dan amar. yang dimaksud dengan fiil adalah “kata kerja”,
maka setiap kata kerja dalam bahasa arab ia disebut dengan fiil.
- Pengertian Lafadz Fiil Mudhari
Bagi yang sudah faham tentang bagaimana pengertian fiil kita
langsung lanjut saja kepada materi inti yang akan dibahas pada tulisan ini
sedang makan”. Kata تضأقمكمل digunakan manakala anda sedang makan atau
akan melangsungkan kegiatan makan, jika proses makannya sedah selesai
maka tidak menggunakan fiil mudhari lagi akan tetapi menggunakan fiil
madli.
Cara mudah untuk mengetahui apakah lafadz tersebut termasuk fiil
mudhari atau bukan adalah dengan adanya tanda huruf mudhara’ah yang
berjumlah empat huruf pada awal lafadzya. Adapun huruf Mudhara’ah
3
tersebut ialah ت-ي-ن-أ, maka jika ada lafadz yang dimulai dengan salah
satu huruf mudhara’ah tersebut kemungkinan besar ia adalah lafadz fiil
mudhari.
B. Ta’rif Fi’il Mudhori’
اَلفعل اَلمضاَرعِ هو كل فعل يدل علىَ حصول عمل فىَ اَلزماَن اَلحاَضر أو اَلمستقبل
- Fi’il mudhori’ yaitu tiap-tiap fi’il yang menunjukkan atas perbuatan pada
masa sekarang atau masa yang akan datang.
Contoh: ِفعل مضاَرع يضقكتم م
ب ممضحلَمدد
2. Manshub ()منصوب
3. Majzum ()مجزوم
Fi’il mudhori’ yang mu’rab ditandai dengan dhammah ( )ضمةketika rafa’, dengan
fathah ( )فتحةketika nashab dan ditandai dengan sukun ( )سكونketika jazam, dan
itu jika fi’il mudhori’ tersebut dalam keadaan shahihul akhir ( )صحيح اَلخارdan
huruf akhirnya tidak bertemu sesuatu (bebas dari huruf ‘illat). Akan tetapi, apabila
4
fi’il mudahori’nya berupa mu’tal akhir ( )معتل اَلخارmaksudnya, huruf akhirnya
berupa huruf ‘illat dan tidak bertemu dengan sesuatu, maka jazamnya ditandai
dengan membuang huruf akhir tersebut.
Contoh:
لضقم يضقد م
ِع Dia (laki-laki) tidak mengundang Huruf ‘illat ta’
5
Contoh: Aku minum أضضناَ أضقشضر م: اَلهمزة
-ب
Kami menulis -ب نضقحمن نضقكتم م: اَلنون
Muhammad membaca - يضققضرأم ممضحلَمدد: اَلياَء
Fathimah memasak تض ق: اَلتاَء
- طبضمع ضفاَرطضمةم
2 Bisa dimasuki huruf سين, سوفdan قد
6
2) َ حتىdengan arti َإلى
( أضققبرقل فضأ مقحرسضن إرلضقي ضmenghadaplah, maka aku akan berbuat baik kepadamu).
ك
4) Menjawab dengan واَو اَلمعيةseperti dalam contoh:
ضواَقلضجضواَرزمم ثضضماَنريضةض ضعضشضر ضورهضي ضلضقم ولضلَمضضاَ واَضلضضضقم واَضلضلَمضاَ ولضمم اَلضضمضرر واَلضضندعاَ ضرء ضولض فرضضىَ اَلنلَقهضري
َي ضوضمضتىَ ضوأضلَياَضن ضوأضقيضن ضوأضلَنىَ ضوضحقيثمضمضضاَ ضوضكقيفضضمضضاَ ضوإررذا
َضواَلندضعاَرء ضوإرقن ضوضماَ ضوضمقن ضوضمقهضماَ ضوإرقذماَ ض ضوأض ي
صة ر
َرفىَ اَلذشقعرر ضخااَ ل
Maksudnya : amil-amil yang men-jazamkan itu ada 18 macam dan terbagi
menjadi 2 bagian:
1. Yang menjazamkan kepada satu fi’il mudhori’
a) Lam naïf, seperti:
لضقم يضقن م
صقر ضزقيدد : Zaid tidak menolong.
ضولضقم يضمكقن لضهم مكفمرواَ أضضحدد : Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Allah.
(QS.Al-Ikhlas: 4)
b) Lamma dengan arti lam seperti:
لضلَماَ يضقدمخاقل هضرذره اَللَداَضر أضضحدد: Seorang pun belum ada yag memasuki rumah ini.
c) Alam, yaitu lam yang memakai hamzah istifham, seperti:
7
ف أضضحدد
أضلضقم يضقعرر ق: Apakah belum ada seorang pun yang mengetahui?
d) Alammaa memakai hamzah istifham, seperti:
أضلضلَماَ أمقحرسقن إرلضقي ض: Apakah aku tak berbuat baik untukmu?
ك
e) Lam amar, seperti:
لريضقن م: Hendaklah Zaid menolong Amar.
َصقر ضزقيدد ضعقمررا
Lam du’a, seperti:
َلريمقعرطناَ ض ضرنبضنا : Semoga Rabb kami memberikan (sesuatu) kepada kami.
f) Lam nahi, seperti:
َلضتضقفضعقل ضذقنربا : Janganlah kamu berbuat dosa.
2. Yang menjazamkan kepada dua fi’il mudhori’, yang pertama fi’il
syarat dan yang kedua fi’il jawab syarat, sebagai berikut:
a) إرقنhuruf syarat, seperti:
إرقن يضقمقم ضزقيدد يضقمقم ضعقمدرو : Apabila Zaid berdiri, niscaya Amr pun berdiri.
يضقمقمpertama fi’il syarat, يضقمقمkedua jawabannya, sebab berdirinya Amr itu dengan
syarat Zaid berdiri.
b) َ ماisim syarat, seperti:
ضماَ تضقفضعقل أضقفضعقل : Apa saja yang engkau lakukan, tentu aku pun melakukan.
صقرهم أضقن م
صقر ضمضع ض
ك ضمقن تضقن م: Siapa saja yang engkau tolong tentu aku pun
menolongnya besertamu.
d) َ ضمقهضماisim syarat, seperti:
ضمقهضماَ تضقفضعقل أضقفضعقل: Setiap engkau melakukan, tentu aku pun melakukan.
e) َ إرقذضماhuruf syarat, seperti;
إرقذضماَ يضقمقم ضزقيدد يضقمقم ضعقمدرو: Apabila Zaid berdiri, niscaya Amr pun berdiri.
f) ي
أ نisim syarat, seperti:
ف أضقعررفمهم َ أض ل: Siapa saja yang engkau kenal, tentu aku pun mengenalnya.
ي تضقعرر ق
أ ن, seperti:
g) َ متىisim syarat, dengan makana يد
ضمضتىَ تضأقمكقل آمكقل: kapan saja engkau makan, maka aku pun makan.
h) أضلَياَضنisim syarat, seperti:
8
صقر أضقن م
صقر أضلَياَضن تضقن م: mana saja yang engkau tolong, tentu aku pun menolongnya.
i) أضقيضنisim syarat, seperti:
أضقينضضماَ تضقنرزقل أضقنرزقل: Di mana saja engkau turun, tentu aku pun turun.
Huruf maa-nya adalah maa zaidah atau tambahan
j) َ أضلَنىisim syarat, seperti:
ب اَقلرعقلضم تضقربضقح أضلَنىَ تض ق: Setiap engkau menuntut ilmu, tentu engkau beruntung.
طل م ر
k) َحقيثمضما ضisim syarat, seperti:
َط أضقجررا
ضحقيثمضماَ تمرطقعهم تمقع ض : Andaikata engkau taat kepada Allah, maka engkau diberi
pahala.
l) َ ضكقيفضضماisim syarat, seperti:
س أضقجلر ق
س ضكقيفضضماَ تضقجلر ق: Bagaimana saja caranya engkau duduk, tentu aku pun duduk.
m) َ ضوإررذاkhusus dalam syair, seperti:
– تضقفرعمل – تضقفرعلضرن – تضقفرعلمقوضن – تضقفرعلرقيضن- يضقفرعمل – يضقفرعلضرن – يضقفرعلمقوضن – تضقفرعمل – تضقفرعلضرن – يضقفرعقلضن
.تضقفرعلضرن – تضقفرعقلضن – اَضقفرعمل – نضقفرعمل
2 Tadhrif fi’il Mudhari Majhul (pasif di-)
– تمقفضعمل – تمقفضعلضرن – تمقفضعلمقوضن – تمقفضعلرقيضن- يمقفضعمل – يمقفضعلضرن – يمقفضعلمقوضن – تمقفضعمل – تمقفضعلضرن – يمقفضعقلضن
.تمقفضعلضرن – تمقفضعقلضن – اَمقفضعمل – نمقفضعمل
9
1). Dhammah
Tanda rofa' dengan dhammah ini berlaku bagi fiil dengan dhamir
أنت, نحن, رهي,هو, dan َأنا.
Contoh:
ب
( أناَ اَكت مSaya menulis)
ب
( نحن نكت مKami menulis)
2) Tetapnya Nun
Tetapnya nun dikenal juga Tsubutun nun. Adalah huruf nun yang
terletak setelah wawu jamaah pada dhomir همقمdan اَنتم, alif itsnain pada
dhomir َ مهماdan َاَنمتما, dan ya' mukhatabah pada dhomir ت
أن ر.
Contoh:
( همقم يضقكتمبمقونMereka menulis)
( اَنتمضماَ تضقكتمضباَرنKalian berdua menulis)
ت تضقكتمبرقيضن
( أقن رKamu (prm) menulis)
10
Contoh: َاَنتماَ لقن تقذهضبا
Fi’il Mudhori’ yang bersambung dengan nun niswah atau dengan nun
taukid.
- Nun Niswah adalah nun yang terdapat dalam fi’il untuk menunjukkan
jenis perempuan yang keadaannya berharokat fathah.
( اَقلممقسلرضماَ مPara muslimah sedang menulis surat)
Contoh: ت يضقكتمقبضن اَلذرضساَلضةض
( اَقلممقسلرضماَ مPara muslimah tidak akan menulis surat)
Contoh ت لضقن يضقكتمقبضن اَلذرضساَلضةض
- Nun Taukid adalah nun yang bersambung dengan Fi’il yang berfungsi
sebagai penguat makna Fi’il. Sebelumnya pernah dibahas mengenai nun
taukid.
Contoh: َ( أض تضقسضمضعلَن اَلضضذاَضن؟Apakah kamu benar-benar mendengar adzan?)
Contoh َ( أضلضضقم تضقسضضضمضعلَن اَلضضذاَضن؟Apakah kamu benar-benar tidak mendengar
adzan?)
Ketentuan Fi’il Mudhori’ yang dibaca Rofa’
يضقكتم م
1. Apabila tidak bersambung dengan apapun contoh: ب
2. Apabila bersambung dengan alif itsnain. contoh: يضقكتمضباَرن
3. Apabila bersambung dengan wawu jama’. contoh: يضقكتمبمقوضن
4. Apabila bersambung dengan ya’ mukhothobah. contoh: تضقكتمبرقيضن
( يضقر ضRofa'nya dikira-
5. Apabila ada huruf ‘illat terakhir alif. contoh: َضى
kira)
6. Apabila ada huruf ‘illat terakhir ya’. contoh: َ( يضقررمىRofa'nya dikira-kira)
7. Apabila ada huruf ‘illat terakhir wawu contoh: ( يضقغمزوRofa'nya dikira-
kira)
Penjelasan:
Alif itsnaini juga disebut alif tastniyah. Merupakan alif yang
menunjukkan dhomir mutsanna ( َأضقنتمضما/َ ) همضما.
Wawu jama’ah adalah wawu yang menunjukkan dhomir banyak ( أضقنتمقم/) همقم.
Ya’ mukhothobah adalah ya’ yang menunjukkan dhomir orang kedua
) أضقن ر
muannats ( ت
Berikut ini adalah contoh fiil mudhari marfu manshub beserta artinya :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fi’il adalah kata yang menunjukan pekerjaan yang terjadi pada waktu
tertentu.
12
FI”IL
Fi’il (kata kerja) di lihat dari segi waktu terjadinya dibagi kepada kata kerja
lampau, sekarang, akan, sedang dan kata kerja perintah.
Fi’il mudhori’ ialah fi’il yang huruf awalnya terdiri dari salah satu huruf
za’idah yang empat macam yaitu: hamzah, ya’, ta’, dan nun yang
أضنضقيضض ضatau َ نضضضأقرتى, huruf-huruf tersebut
أضنضقيضض مatau ت
terhimpun pada lafaz ت
dinamakan huruf mudhora’ah.
Fi’il mudhori’ yaitu tiap-tiap fi’il yangmenunjukkan atas perbuatan pada
masa sekarang atau masa yang akan datang.
Kata kerja dilihat dari segi objek yang dikerjakannya dibagi kepada
kata kerja intransitif (tidak memerlukan objek) dan kata kerja transitif
(membutuhkan objek).
Isim-isim yang marfu’ adalah isim-isim yang ber-i’rob rofa. Jama’ dari
marfu’ adalah marfu’aat
Suatu isim menjadi marfu’ dalam 7 keadaan:
Mubtada’ ()اَلمبتدأ
Khobar Mubtada’ ()اَلخبر
Isim kaana ( )اَسم كاَن
Khobar Inna ()خابر إنن
Fa’il ()اَلفاَعل
Naibul Fa’il ()ناَئب اَلفاَعل
Isim-isim yang manshub adalah isim-isim yang ber-i’rob nashob. Jama’
dari manshub adalah manshubaat.
Suatu Isim menjadi manshub dalam 11 keadaan:
13
Maf’ul Bih ()المفعول به
Haal ()الحال
Mustatsna ()المستثنى
Munada’ ()المنادى
Tamyiiz ()التمييز
DAFTAR PUSTAKA
14