Você está na página 1de 47

Praktikum Blok 2.

3
Penyakit Kardiovascular

Dept. Patologi Klinik


FK UII
Peran Laboratorium pada
Penyakit Kardiovaskular

Monitoring
Terapi

Diagnosis

Skrining
Skrining
• Pemeriksaan penunjang untuk pelacakan
faktor risiko :
– profil lipid,
– Hs CRP (High Sensivity C-reactive Protein),
– Homocystein
• Pelacakan komorbid : Glukosa darah 
DM.
Jenis Lipid
• Lipoprotein, berdasarkan densitas :
– Kilomikron (chylomicron)
– VLDL (very low density lipoproteins)
– IDL (Intermediate density lipoproteins)
– LDL (low density lipoproteins), dan
– HDL (high density lipoproteins)
Prosentase Kandungan Protein & Lipid pd Lipoprotein

Lpp Protein Lipid


(%) (%)
Kilomikron 2 98

VLDL 8 90

LDL 21 78

HDL 30 48

Penyebutan jenis lipid berdasarkan densitas lebih banyak digunakan di


klinis.
Lipoprotein dg Elektroforesis

• kilomikron
• pre- lipoprotein (VLDL)
• -lipoprotein (LDL)
• -lipoprotein (HDL)
Profil Lipid
• Yang sering diminta dalam pelayanan :
– Trigliserida
– LDL
– HDL
– Cholesterol total
Kolesterol Total
• Mengukur jumlah total kolesterol yang ada di
tubuh
• Meliputi kolesterol yg terkandung pada : VLDL,
LDL, IDL, HDL

Trigliserida (TG)
• Lemak yang diperoleh langsung dari intake
makan  sangat dipengaruhi oleh persiapan
puasa
• Banyak mengandung kilomikron
LDL
• Sering disebut sebagai “kolesterol jahat”
• Transport kolesterol dari hepar ke perifer
• LDL dlm bentuk sdLDL (small dense LDL) memiliki
ukuran lebih kecil, lebih aterogenik, karena lebih mudah
masuk ke lapisan tunika intima.
• Dapat diperiksa secara direk (menggunakan reagen)
atau indirek (perhitungan)
– LDL indirek = kolesterol total – HDL – (TG/5)
– Kadar komponen kolesterol selain HDL memiliki korelasi yang
cukup baik dengan perhitungan (TG/5) pada kadar trigliserida
<400.
HDL
• Sering disebut sebagai “kolesterol baik”, meskipun
beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa
komponen HDL dapat menjadi non
fungsional/berkurang fungsinya pada pasien yang
mengalami inflamasi.
• Fungsi utama : Transport kolesterol dari perifer ke
hepar.
Nilai Referance Profil Lipid (NCEP ATPIII)

❖ LDL Cholesterol (mg/dL)


<100 Optimal
100-129 Near optimal/above optimal
130-159 Borderline high
160-189 High
>190 Very high
❖ Total Cholesterol (mg/dL)
<200 Desirable
200-239 Borderline high
>240 High
❖ HDL Cholesterol (mg/dL)
<40 Low
>60 High
❖ Triglyceride(mg/dL)
<150 Desirable
150-199 Borderline
>200 High
Rasio Lipid
• rasio lipid  dapat menggambarkan perbandingan antara
komponen pro aterogenik dan anti aterogenik secara
langsung,
• Yg sering digunakan : Kolesterol total/HDL atau LDL/HDL
• banyak diteliti juga : rasio apolipoprotein (rasio Apo B/ApoA1)
 Apo B ada pada LDL, apo A1 ada pada HDL.
PROSEDUR PERSIAPAN &
SAMPLING PROFIL LIPID

• Puasa makan selama 8-12 jam sebelum


sampling
• Duduk tenang + 15 menit sebelum sampling
• Hindari alkohol 3 – 4 hari sebelumnya
• Perubahan BB yang mencolok
• Penggunaan obat2an
• Strees berat
Mengapa perlu puasa ?

• Kadar Trigliserida
2 jam setelah makan akan meningkat
Puncak peningkatan setelah 4 – 6 jam
Kembali ke normal setelah 12 jam.
Aktivitas fisik berat  menurun
• Perubahan pada kadar trigliserida akan
berdampak pada perubahan kadar kholesterol
total.
Cholesterol (Metode CHOD-PAP)
Dasar:
• Deterjen membebaskan cholesterol total dan
bentuk esternya dari lipoprotein. Bentuk
esternya dihidrolis oleh enzim Cholesterol
esterase. Cholesterol dioksidasi dengan
bantuan enzim Cholesterol oxydase, akan
terbentuk peroksid yang akan mengubah 4-
aminoantipyrin dan phenol dengan bantuan
catalase peroxidase menjadi quinonmine yang
berwarna dan intensitasnya diukur secara
fotometrik
Reagensia:
• Larutan standar Cholesterol 200 mg/dl
• Disimpan pada suhu 15oC – 30oC
• Reagen kerja terdiri:
• botol (ml) reagen warna A=piperezine-N, N-bis (2-ethane
sulfonic acid)(PIPES) 0,1 mol/LPhenol 12 mmol/L1 botol
(3,3 ml) campuran enzim=Cholesterol esterase = 10
U/mlCholesterol oxidase = 8 U/LPerioxidase = 85
U/LReagen B 1 botol (6,25)=1-phenyl-2,3-dimethyl-4-
amino pyrazolon 0,88 mol/L
• Dicampur dan digojok tahan 4 minggu pada suhu 2-8 C
atau 1 minggu pada 15 C – 25 C.
Disiapkan 2 kuvet, sebagai blanko dan sampel.

Blanko Sampel

Reagen kerja 3 ml 1 ml

Sampel 10ul
Cara kerja:

• Campur baik-baik selama 10 menit pada


suhu 20-25 C atau 5 menit pada suhu 37
C. Kemudian dibaca absorbancenya
terhadap blanko pada  500 nm atau filter
Hg 546 nm.
Perhitungan:
Kadar Cholsterol total = Absorbance sampel x
Faktor

• Lebar kuvet 1 cm
• Spektrofotometer : 500 nm, nilai F = 584 mg/dl
• Fotometer filter : HG 546 nm, nilai F = 835 mg/dl
• Dalam penentuan faktor risiko di dalam hiper-
kolesterollimea:
“dicurigai” > 200-239 mg/dl
“sangat dicurigai” > 240 mg/dl
HDL Cholesterol (Metode CHOD-PAP)

• Dasar :
VLDL dan LDL cholesterol diendapkan dengan
reagen pengendap. Supernatannya mengandung
HDL cholesterol yang ditetapkan secara CHOD-
PAP seperti pada penetapan kadar cholesterol total.
• Reagensia :
Reagen presipitan (pengendap) : 1,4 mmol/l
phosphotungsic acid dan 8,6 mmol/l MgCl2.
Disimpan pada suhu ruang.
Cara kerja :

• Campurkan 200 µl sampel dan reagen pengendap,


inkubasikan 10 menit pada suhu ruang, kemudian
dipusingkan selama 15 menit pada 4000 ppm, ambil
supernatannya.
• Campurkan : 0,1 supernatan + 1 ml reagen kerja
cholesterol (sampel)
• 0,1 ml air + 1 ml reagen kerja cholesterol (blanko)
- Inkubasi pada suhu ruang selama 10 menit atau pada
suhu 37ºC selama 5 menit.
- Baca absorbancenya terhadap blanko pada 500 nm
atau filter Hg 546 nm
Perhitungan :

• Kadar HDL cholesterol = abs x F


• Nilai F tergantung kepada nomor Batch
(E.MERCH), contohnya :
• No. 14366 & No. 14165-67, panjang
gelombang 500nm nilai F= 222mg/dl ,
filter Hg 546 nm nilai F= 318 mg/dl
• Rentang nilai normal : 35 mg/dl ke atas
Cardiac Marker
• Penanda jantung
– Biormarker yang digunakan untuk membantu
mendeteksi adanya gangguan pada jantung.
– Jenis :
• Biomarker SKA (Sindrom Koroner Akut)
• Biomarker Non-SKA (misal : Brain Natriuretic
Peptida pd CHF)
Diagnosis
Dx Sindrom Koroner Akut (klinis) : 2 dr 3 kriteria WHO, yaitu :
1. Riwayat nyeri dada iskemik akut & berat
2. Abnormalitas gb EKG
3. Perubahan kadar petanda jantung
Px lab  membantu dx terutama pd kasus dengan
nyeri dada & EKG yang tidak khas (bukan ST
elevasi)
Mekanisme keluarnya
enzim jantung

Nekrosis miokardium

integritas membran miosit hilang

difusi makromolekul intraseluler ke ruang


interstitiel, sistem limfatik & mikrosirkulasi

Terdeteksi pada sirkulasi darah


Kriteria petanda kerusakan miokardium yang ideal

• Mempunyai spesifisitas tinggi untuk deteksi nekrosis miokardium


pada trauma otot skelet
• Mempunyai sensitivitas tinggi sehingga mampu mendeteksi
nekrosis yang berukuran kecil
• Ukuran molekul cukup kecil, sehingga dilepaskan segera setelah
nekrosis miokardium
• Kadar berbanding lurus dengan luasnya kerusakan
• Cukup lama berada dalam plasma, memberikan diagnostic window
yang cukup lebar, tetapi masih mampu mendeteksi kerusakan ulang
• Tidak terdapat dalam sirkulasi pada kondisi normal, atau hanya
terdapat dalam jumlah kecil, tetapi segera terdeteksi bahkan pada
peningkatan kadar minimal
• Secara teknis pengukuran mudah dilaksanakan dan tidak mahal.
Penanda SKA
– marker enzimatik:
• SGOT (Serum glutamic oxaloacetic transaminase),
• CK (Creatinin Kinase)
• CKMB (Creatinin Kinase Miokard Band)  pengukuran
enzimatik & mass
• LDH (Lactat Dehydrogenase)

– marker non enzimatik  komponen struktural otot jantung :


cTn-T (Cardiac Troponin T), cTn-I (Cardiac Troponin I),
Mioglobin.
• Kinetika tgt pd :
- lokasi keberadaan petanda dlm miosit (bentuk
terikat, bentuk bebas)
- Berat Molekul (myoglobin  BM terkecil,
paling awal terdeteksi)
- Mekanisme bersihan/clearance.
GOT
• Dijumpai di jantung, hati, otot rangka, ginjal,
pankreas, limpa dan paru.
• di eritrosit  hati-hati bila sample lisis dapat
terjadi peningkatan palsu.
• dibebaskan ke dalam darah saat terjadi
kematian sel-sel organ tersebut.
• Terletak di sitoplasma atau soluble dan
mitokondria
Creatin kinase (CK)
• dekade 1960-an  hasil yang lebih spesifik
dibanding SGOT untuk penanda nekrosis otot
jantung.
• Ditemukan dalam otot lurik, otak, dan otot jantung,
dan dibebaskan ke dalam aliran darah dalam waktu
yang singkat setelah infark miokard dan nekrosis otot
jantung
• ↗ 3-8 jam setelah onset, mencapai puncaknya
aktivitas maksimum 18-30 jam dari onset, kemudian
kembali normal setelah 3-4 hari
• CK  tiga isoenzim
– MM  otot
– MB  otot & jantung
– BB  otak
• isoenzim MB pd otot jantung indikator yang
lebih spesifik utk infark miokard akut daripada
total CK sendiri.
• ditemukan 20% pada miokard , hanya sekitar
1% pada otot rangka
CK-MB
• CK-MB akan ↗ 4 - 6 jam setelah onset nyeri
dada pada pasien IMA, mencapai puncak dalam
12 sampai 24 jam, dan kembali ke kadar awal
dalam waktu 2-3 hari
• Serial test measurements have proven
useful to monitor for reinfarction
• Perkembangan metode :
– Enzimatik (diukur berdasarkan aktivitas enzim
terhadap pembentukan NADPH)
– Mass (mengukur kadar enzim secara langsung)
Gambar 1. Kinetika enzim jantung paska onset nyeri
Troponin
Kompleks protein regulator yg berlokasi pd thin
filament (actin) dr striated muscle
Essential utk ,,Ca mediated Regulation “ kontraksi otot
jantung & skelet
Troponin sendiri terdiri atas:
Troponin T (the tropomyosin binding comp)
Troponin I (the inhibitory comp)
Troponin C ( the Ca binding comp)

Pd serum org normal (-) / jarang > dr 0,01 ng/ml

40
41
Distribusi subselluler Troponin

• Sebag besar Trop tdp didlm 3-unit complex dr


apparatus contractil pd miofibril, disbt sebagai
“Structural pool “ (94 – 97%)
• TnT & TnI predominan terikat pd muscle fibers 
lambatnya pelepasan & degradasi dari structural
pool

• Cytosolic/cytoplasmic pool  unbound Trop/ free


Trop, t.a
- 6-8% cytopl TnT Cepat dilepaskan
- 2,8-4,1% cytopl TnI dr sel miokard yg
rusak
TROPONIN T/TnT & I/TnI:

TnT juga meningkat pd: peny. Ginjal tahap terminal &


peny.muskuloskeletal karena pd peny. muskulosk gen yg
mengkode TnT di re-ekspresikan shg TnT dilepas ke dlm
sirkulasi
Perkembangan reagen TnT :
Generasi I: pe↗-an palsu akibat Ab non spesifik yg cross
react thd cTnT o.skelet
Generasi II: Monoclonal Ab spesifisitas tinggi yg non reaktif
thd cTnT otot skelet  pe↗-an palsu dpt dieliminasi.
TnI  tidak dijumpai ekspresi gen pd peny degeneratif &
muskuloskeletal, pd org dewasa TnI hanya tdp sbg single
isoform pd otot cardiac & tdk terdeteksi pd otot skelet
Kinetika Pelepasan Petanda Nekrosis Miokardium
CKMB (metode aktivitas enzimatik)

• Sampel: serum, plasma heparin atau plasma


EDTA.
• Metode: Immunochemsitry UV
• Prinsip: Isoenzim CKMB terdiri dari subunit CK-
M dan CK-B. Subunit CK-M akan dihambat oleh
antibodi yang spesifik. Aktivitas subunit CK-B
yang sebanding dengan setengah aktivitas MB
akan diaktifkan oleh N-acetylcystine dan
ditentukan berdasarkan reaksi:
Prinsip kerja CKMB
• Creatine phosphate +ADP 
Creatine+ATP
• ATP+D-glucose  ADP+D-glucose-6P
• D-glucose-6P+NADP D-gluconate-
6P+NADPH+H
• NADPH yang terbentuk sebanding dengan
aktivitas CK-MB.

Você também pode gostar