Você está na página 1de 3

Asidimetri

Pada bab sebelumnya kita telah mempelajari tentang alkalimetri, kali ini kita akan
mempelajari tentang asidimetri yang merupakan kelanjutan dari alkalimetri. Apakah
asidimetri itu? Asidimetri ialah penentuan konsentrasi suatu larutan basa menggunakan
larutan baku asam. Untuk menentukan keadaan suatu larutan, dalam asidimetri menggunakan
teknik atau metode titrasi dengan larutan basa yang sudah diketahui konsentrasinya dan
larutan baku serta suatu indikator untuk menunjukkan titik akhir titrasi. Di dalam titrasi
dimana saat titran yang telah ditambahkan bereaksi dengan secara tepat dengan senyawa yang
telah ditentukan disebut titik ekuivalen. Ini terjadi saat perubahan warna dari indikator. Titik
akhir titrasi biasanya mendekati titik ekuivalen titrasi, yaitu saat larutan asam bereaksi dengan
larutan asam.
Yang mendasari asidimetri sendiri adalah reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara
hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa yang
menghasilkan air bersifat netral.
H+ + OH- = H2O
Untuk menetapkan titik akhir titrasi digunakanlah indikator. Indikator sendiri merupakan
senyawa organik kompleks dalam asam maupun basa yang bisa atau mampu dalam keadaan
dua macam warna yang berbeda dan bisa saling berubah warna dari satu warna ke warna lain
pada konsentrasi H+ tertentu atau pada pH tertentu. Saat akan melakukan titrasi ada syarat-
syarat yang harus diperhatikan, seperti :
1. Reaksinya harus bisa berlangsung cepat.
2. Reaksi harus sederhana serta dapat dinyatakan menggunakan persamaan reaksi yang
kuantitatif.
3. Harus ada perubahan yang terlihat saat titik ekuivalen tercapai, baik secara kimia
maupun fisika.
4. Harus ada indikator jika reaksi tidak menunjukkan perubahan secara kimia maupun
fisika.
Selain itu, larutan baku asam yang digunakan dalam proses titrasi asidimetri kali ini biasanya
menggunakan HCl yang kemudian distandarisasi oleh larutan borat.
Dalam asidimetri larutan standar berfungsi sebagai penentu konsentrasinya. Larutan
standar sendiri adalah larutan yang dengan tepat dapat diketahui konsentrasinya dan dipakai
sebagai pereaksi. Larutan standar dapat digolongkan menjadi :
a. Larutan standar primer
Larutan standar primer adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui dengan
pasti untuk menstandarkan sebuah larutan. Syarat- syarat larutan standar primer
adalah sebagai berikut :
- Larutan memiliki kemurnian yang tinggi
- Larutan mudah diperoleh dan dikeringkan
- Larutan mudah diperiksa kemurniannya
- Tidak bersifat higroskopis dan tidak mudah teroksidasi oleh udara.
b. Larutan standar sekunder
Larutan standar sekunder ialah suatu larut standar yang konsentrasinya dapat
diketahui dengan menggunakan larutan standar primer sebagai pembanding.
Larutan ini biasanya memiliki karakteristik sebagai berikut :
- Tidak mudah diperoleh dalam bentuk murni.
- Higroskopis, tidak mudah dikeringkan, menyerap CO2 saat penimbangan.
- Derajat kemurnian lebih rendah dibandingkan larutan standar primer.
- Larutannya relatif stabil dalam penyimpanannya.
- Larutan ini sangat bergantung pada jenis zat yang ditimbangnya/ dibuat.
Pemanfaatan asidimetri sangatlah banyak, oleh karena itu asidimetri sangat penting
dalam dunia industri. Contoh pemanfaatanya adalah :
- Dalam bidang farmasi
Digunakan untuk menganalisis reaksi- reaksi dalam pembuatan obat.
- Dalam bidang pangan
Untuk penentuan kadar iodium, sakarin, kadar Zn dan Fe dalam tahu yang
dibungkus dengan plastik.
- Dalam industri kosmetika
Untuk penentuan kadar zat warna AZO yang berbahaya.
- Dalam bidang pertanian
Pada proses pembuatan pupuk kalium klorida yang memerlukan MgO yang
dihitung kadarnya sebagai penguji dengan titrasi.
Daftar pustaka
- Shevla G., Pujaatmaka Hadyana A., dan Setiono L. 1985. VOGEL:Buku Teks
Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro, Jakarta: Kalman Media
Pustaka.
- Keenan, C.W, dkk. 1998. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga
-

Você também pode gostar