Você está na página 1de 6

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN

SLEMAN TAHUN 2014


Analisis Laporan Keuangan APBD kabupaten Sleman dan Bantul

1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

Kemandirian keuangan daerah (otonomi fiskal) menunjukan kemampuan pemda dalam


membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.
Mahmudi (2006) menjelaskan kemandirian keuangan daerah ditujukan oleh besarnya PAD
dibandingkan dengan pendapatan daerah yang berasal dari sumber-sumber lainnya misalnya
bantuan pemrintah pusat ataupun dari pinjaman.

Rasio kemandirian menggambarkan ketergantungan daerah terhadap sumber ekstern.

Semakin tinggi rasa kemandirian mengandung arti bahwa tingkat ketergantungan daerah terhadap

bantuan pihak ekstern (terutama pemerintah pusat dan provinsi) semakin rendah, dan demikian

pula sebaliknya. Rasio kemandirian juga menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam

pembangunan daerah. Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam membayar pajak dan

retribusi daerah akan meningkatkan PAD.

PAD
Rasio Kemandirian = -------------------------------------------------------
Bantuan Pusat + Provinsi + Pinjaman

572.646.789.560.,11
untuk daerah sleman rasio kemandiriannyaadalah 1.499.148.394.633,56 𝑋100%= 38,10%

357,411,062,723.21
untuk daerah bantul rasio kemandiriannyaadalah : 31,617,962,800+
𝑋100%=11,51 %

berdasarkan Tingkat Kemandirian dan Kemampuan Keuangan Daerah sleman


dengan ukuran rendah untuk rasio ini, sementara daerah bantul sangat rendah sekali
dikarenakan banyak bantuan dari berbagai otonomi daerah
Kemampuan Keuangan Kemandirian (%)

Rendah sekali 0% - 25%

Rendah 25% - 50%


Sedang 50% - 75%
Tinggi 75% - 100%

2. Rasio Efektivitas dan Efisiensi PAD

Rasio Efektivitas menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan

Pendapatan Asli Daerah yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan

berdasarkan potensi riil daerah.

Realisasi Penerimaan PAD


Rasio Efektivitas = --------------------------------------------------------------------------------------------------
Target Penerimaan PAD yang Ditetapkan berdasarkan Potensi Riil Daerah

Kemampuan daerah dalam menjalankan tugas dikategorikan efektif apabila rasio yang dicapai

minimal sebasar satu atau 100 persen. Namun demikian , semakin tinggi rasio efektivitas, maka

kemampuan daerah pun semakin baik. Guna memperoleh ukuran yang lebih baik, rasio efektivitas

tersebut perlu dipersandingkan dengan rasio efisiensi yand dicapai pemerintah daerah.

Rasio efisiensi adalah rasio yang menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang

dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan yang diterima. Kinerja

Pemerintah Daerah dalam melakukan pemungutan pendapatan dikategori efisien, apabila rasio yang

dicapai kurang dari 1(satu) atau dibawah 100 persen. Semakin kecil rasio efisien berarti kinerja

pemerintah semakin baik. Untuk itu, pemerintah daerah perlu menghitung secara cermat berapa

besarnya biaya yang dikeluarkan untuk merealisasikan seluruh pendapatan yang diterimanya
sehingga dapat diketahui apakah kegiatan pemungutan pendapatannya tersebut efisien atau tidak.

Hal tersebut perlu dilakukan karena meskipun pemerintah daerah berhasil merealisasikan

penerimaan pendapatan sesuai dengan target yang ditetapkan, namun keberhasilan tersebut

kurang memiliki arti apabila ternyata biaya yang dikeluarkan untuk merealisasikan target

penerimaan pendapatannya lebih besar daripada realisasi Pendapatan yang diterimanya.

573.337.599.560,11
untuk daerah sleman rasio efektivitasnya adalah 449.270.304.864,83 𝑋100% = 127,6%

357,411,062,723.21
untuk daerah bantul rasio efektivitasnya adalah 288,038,728,992.34 𝑋100% = 156,5%

Kriteria Efektivitas Persentase Efektifitas (%)


Sangat Efektif >100
Efektif >90 – 100
Cukup Efektif >80 – 90
Kurang Efektif >60 – 80
Tidak Efektif ≤60

berdasarkan kriteria kabupaten sleman memiliki kriteria sangat efektif dalam merealisasikan

pendapatan daerah yaitu sebesar 120% sementara kabupaten bantul sendiri melebihi kabupaten

sleman yaitu sebesar 156,5% dan tentusaja jauh lebih efektif dalam mengelola PAD

Biaya yang dikeluarkan untuk PAD


Rasio Efisiensi = -----------------------------------------------------------------------------
Realisasi Penerimaan PAD

431.359.917.941,46
untuk daerah sleman rasio efisiensinya adalah 573.337.599.560,11 𝑋 100% = 75,2%

213,163,271,394.69
untuk daerah bantul rasio efisiensinya adalah 357,411,062,723.21 𝑋 100% = 59,6%
dari hasil perhitungan rasio tersebut dalam mengelola PAD pemerintah kabupaten

sleman cukup efektiv dan untuk kabupaten bantul sangat efisien karena kurang dari 60%

dimana bantul untuk mengelola pendapatan asli daerahnya sangat efisien

Kriteria Efisiensi Kinerja Keuangan:

Kriteria Efisiensi Persentase Efisiensi


100% keatas Tidak Efisien
90%-100% Kurang Efisien
80%-90% Cukup Efisien
60%-80% Efisien
Kurang dari 60% Sangat Efisien

3. Rasio utang terhadap pendapatan

Rasio ini menggambarkan besarnya utang dengan pendapatan yang dimiliki. semakin besar rasio

ini maka kondisi keuangan sedikit kurang maksimal atau pendapatan tidak mampu

membayarkan seluruh hutangnya secara cepat.

pendapatan transfer
rasio utang terhadap pendapatan : ------------------------------------------------- X 100%
total pendapatan

untuk daerah sleman rasio hutang terhadap pendapatan sebesar

1.499.148.394.533,56
2.170.128.924.146,13
= 69,07 %

untuk daerah bantul rasio hutang terhadap pendapatan sebesar

1520.105.21.302,31
= 69,07 %
4. Derajat desentralisasi

derajat desentralisasi merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa

persentase dari pendapatan asli tanpa bantuan dari pemerintah pusat maupun

pendapatan lain-lain

PAD
derajat desentralisasi = --------------------------------------------
total penerimaan daerah

572.646.789.560.,11
untuk daerah sleman derajat desentralisasi sebesar =2.170.128.924.146,13 𝑋100% = 26,35%

357,411,062,723.21
untuk daerah sleman derajat desentralisasi sebesar = 𝑋100% = 23,48%
1520.105.21.302,31

persentase derajat desentralisasi kabupaten sleman lebih besar dari pada kabupaten

bantul, hal ini menunjukan bahwa kabupaten sleman memiliki pendapatan asli yang lebih besar

dari pada bantul sementara bantul lebih banya menerima pendapatan dari dana lain maupun

dari pemerintah pusat.

Você também pode gostar