Você está na página 1de 8

RESPONSI ADD

WINDOW FILTER (KAISER WINDOW)

OLEH :

KEVIN CHRISTIARDI TOBING 03411640000017

TEKNIK GEOFISIKA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

2019
Script yang digunakan dalam tugas ini adalah sebagai berikut:
Script Penjelasan
%%----------------FFT(x)---------------- Inisialisasi sinyal asli tanpa noise dengan
--------%% parameter: frekuensi 2Hz, Fs 110 dengan
close all
clear all waktu pencuplikan sampai 1.35 s.
clc Sinyal ini kemudian diplot dengan fungsi
amplitude terhadap waktu.
%INISIALISASI SINYAL
F=2;
Fs= 110;
N= 150;

tmax=(N-1)/Fs;
t1=0:0.0001:tmax;
y_a= sin(2*pi*F*t1);
figure(1), subplot(2,1,1), plot(t1,y_a)
title('sinyal
asli'),ylabel('amplitude'),xlabel('waktu
(s)')

%SINYAL DISAMPLING Sinyal asli kemudian disampling dengan


t2=0:1/Fs:tmax; Fs 110 Hz.
y_s=sin(2*pi*F*t2);
subplot(2,1,2),stem(t2,y_s),
title('sinyal sampling')
ylabel('amplitude'),xlabel('waktu (s)')

%FFT SINYAL SAMPLING Proses ini merupakan FFT, yang mana


y_f=fft(y_s)
mentransformasikan sinyal asli dalam
a_yf=abs(y_f)/N;
k = 0:N-1; domain waktu menjadi frekuensi domain.
df = Fs/(N-1); FFT bertujuan untuk normalisasi
dt= 1/Fs; amplitude sinyal.
fmax = 1/dt; Setelah melewati proses FFT kemudian
f1 = 0:df:fmax;
figure(2), subplot(2,1,1),
hasilnya diplot.
stem(f1,a_yf), title('amplitude spectrum
sinyal sampling')
ylabel('amplitude
Y(f)'),xlabel('Frekuensi (Hz)')

%IFFT SINYAL SAMPLING Script disamping menjelaskan proses


ys2= ifft(y_f); IFFT, yaitu proses mengubah atau
figure(2), subplot(2,1,2), stem(t2,ys2),
title('hasil ifft sinyal sampling') mengembalika sinyal dalam frekuensi
ylabel('amplitude'),xlabel('waktu (s)') domain menjadi frekuensi domain yang
bertujuan untuk merekonstruksi sinyal
terhadap sinyal asli. Kemudian diplot hasil
IFFT sinyal sampling.
%WINDOW FILTER(KAISER WINDOW) Pembuatan window filter. Pada kali ini,
x=y_s window filter yang digunakan adalah
L=length(x) k1=Kaiser(L,beta), dimana L merupakan
k1=kaiser(L,10) banyaknya titik frekuensi domain pada
figure(3), subplot(3,1,1), plot(k1),
title('kaiser window') sinyal asli, dan beta adalah faktor atenuasi
ylabel('amplitude'),xlabel('data ke-') dari Kaiser window. Dari window filter
bisa dilihat bahwa dengan faktor atenuasi
10 maka leakage akan hilang atau menjadi
0%.
%KAISER WINDOW (FREQUENCY DOMAIN) Tujuan pembuatan Kaiser window adalah
xw=x'.*k1
untuk meminimalisirkan adanya leakage.
subplot(3,1,2), plot(xw),title('Kaiser
windowed') Sinyal kemudian akan diterapkan window
ylabel('amplitude'),xlabel('data ke-') filter.

%FFT SETELAH KAISER WINDOW Setelah sinyal diterapkan window filter,


n = 2^nextpow2(L); sinyal akan kembali diterapkan proses
yf2= fft(xw);
N2= length(yf2) FFT.
a_yf2= abs(yf2)/N2
f2= linspace(0,Fs,N2)

%PLOTTING AMPLITUDE SPECTRUM SEBELUM DAN Menunjukan perbedaan sinyal (amplitude


SETELAH WINDOW FILTER spectrum) sebelum dan setelah diterapkan
subplot(3,1,3),plot(f2,a_yf2),
hold on window filter.
plot(f2,a_yf), title('perbandingan
amplitude spectrum')
legend('windowed','original')
ylabel('amplitude
Y(f)'),xlabel('Frekuensi (Hz)')

%IFFT SETELAH WINDOW FILTER Menerapkan kembali proses IFFT


ys3=ifft(yf2) terhadap sinyal yang sudah diterapkan
figure(4),stem(t2,ys3), title('hasil
ifft setelah windowing') window filter. Kemudian sinyal akan
ylabel('amplitude'),xlabel('waktu (s)') diplotting dalam fungsi amplitude
terhadap waktu.

%INFORMASI WINDOW FILTER (KAISER WINDOW) Penamplian dari pembuatan Kaiser


wvtool(k1) window
HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Sinyal asli dan sinyal yang telah disampling


Gambar 2. Amplitude spectrum sampling (atas), IFFT sinyal sampling (bawah)

Gambar 3. Kaiser window (atas), sinyal dengan Kaiser window (tengah), perbandingan amplitude sinyal
sembelum dan sesudah window filter (bawah)
Gambar 4. Hasil IFFT setelah window filter

Gambar 5. Tampilan Kaiser window dalam time domain dan frequency domain
Penerapan Kaiser window merukan Teknik pemfilteran yang bertujuan untuk
menghaluskan sinyal asli supaya mengurangi terjadinya leakage ketika dilakukan repeated pada
sinyal yang tidak periodic. Leakage adalah keadaan dimana frekensi tidak berada pada frekuensi
sinyal sebenarnya. Fenomena leakage terjadi ketika penyebaran daya melintasi spektrum frekuensi
yang terjadi ketika sinyal yang diukur tidak periodik dalam interval sampel. Ini terjadi karena
penggabungan sinyal yang dicuplik jadi memiliki diskontinuitas, yang menghasilkan komponen
frekuensi tambahan. Oleh karena itu, nilai amplitudo tersebar tidak hanya di satu titik frekuensi
saja. Untuk membuat gelombang menjadi periodic dilakukan window filter, dimana yang
digunakan pada percobaan ini adalah Kaiser window. Untuk melihat hasil leakage ditunjukan pada
gambar 3 yaitu perbandingan sinyal setelah dan sebelum diterapkan window filter.

Gambar 6. perbandingan amplitude sinyal sembelum dan sesudah window filter

Terlihat pada grafik bahwa warna biru adalah sinyal FFT setelah windowing dan warna
merah adalah sinyal FFT sebelum windowing. Pada kedua grafik, sinyal terletak pada frekuensi
yang sedikit berbeda dengan sinyal .Pada grafik warna biru, terlihat bahwa leakage terjadi dalam
bentuk amplitudo yang tidak langsung turun ke nol setelah puncak. Hal ini menandakan adanya
sinyal di frekuensi-frekuensi lain dan menyulitkan dalam merekonstruksi atau mengidentifikasi
sinyal-sinyal apabila kasusnya terdapat dua atau lebih sinyal sinusoidal.

Você também pode gostar