Você está na página 1de 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ANEMIA
I. KONSEP TEORI
A. Pengertian
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan
sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah
(Doenges, 2018).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas
hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price,
2016 : 256).
Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan
perubahan patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang
seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.
B. Etiologi
Penyebab anemia antara lain :
1. Perdarahan
2. Kekurangan gizi seperti zat besi, vitamin B12, dan asam folat
3. Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, bronkietasis, empiema
4. Kelainan darah
5. Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah.
C. Klasifikasi Anemia:
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:
1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan
oleh defek produksi sel darah merah, meliputi:
a. Anemia aplastik  Penyebab:
- agen neoplastik/sitoplastik
- terapi radiasi
- antibiotic tertentu
- obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
- benzene
- infeksi virus (khususnya hepatitis)

Penurunan jumlah seritropoitin (sel induk) di sumsum tulang
Kelainan sel induk (gangguan pembelahan, replikasi, deferensiasi)
Hambatan humoral/seluler

Gangguan sel induk di sumsum tulang

Jumlah sel darah merah yang dihasilkan tak memadai

Pansitopenia

Anemia aplastik

Gejala-gejala:
- Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
- Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna,
perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat.
Morfologis: anemia normositik normokromik
b. Anemia pada penyakit ginjal
Gejala-gejala:
- Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl
- Hematokrit turun 20-30%
- Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi
Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun
defisiensi eritopoitin
c. Anemia pada penyakit kronis. Berbagai penyakit inflamasi kronis yang
berhubungan dengan anemia jenis normositik normokromik (sel darah merah
dengan ukuran dan warna yang normal). Kelainan ini meliputi artristis rematoid,
abses paru, osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai keganasan
d. Anemia defisiensi besi
Penyebab:
- Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi
- Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
- Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises
oesophagus, hemoroid, dll.)

gangguan eritropoesis

Absorbsi besi dari usus kurang

sel darah merah sedikit (jumlah kurang)
sel darah merah miskin hemoglobin

Anemia defisiensi besi
Gejala-gejalanya:
- Atropi papilla lidah
- Lidah pucat, merah, meradang
- Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut
Morfologi: anemia mikrositik hipokromik
e. Anemia megaloblastik
Penyebab:
- Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
- Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor (aneia rnis st gastrektomi)
infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik, infeksi cacing
pita, makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu alkohol.

Sintesis DNA terganggu

Gangguan maturasi inti sel darah merah

Megaloblas (eritroblas yang besar)

Eritrosit immatur dan hipofungsi

2. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh
destruksi sel darah merah:
- Pengaruh obat-obatan tertentu
- Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik kronik
- Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
- Proses autoimun
- Reaksi transfusi
- Malaria

Mutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrosit

Antigesn pada eritrosit berubah

Dianggap benda asing oleh tubuh

sel darah merah dihancurkan oleh limposit

Anemia hemolisis
D. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapt
terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat
penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel
darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat
beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau dalam
system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses
ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap
kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan
meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5
mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa
makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan
oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ penting,
Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang,
maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah, Lambat menangkap. Dan
kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki (Sjaifoellah, 2018).
Anemia

viskositas darah menurun

resistensi aliran darah perifer

penurunan transport O2 ke jaringan

hipoksia, pucat, lemah

beban jantung meningkat

kerja jantung meningkat

payah jantung

E. Manifestasi klinis
Cara mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau
muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah
munculnya sklera (warna pucat pada bagian kelopak mata bawah).Anemia bisa
menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika
anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung(Sjaifoellah,
2018).
F. Komplikasi
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita
anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau gampang
terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah, karena harus
memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani
dan berkelanjutan dapat menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi
lahir dengan berat badan rendah, anemia bisa juga mengganggu perkembangan organ-
organ tubuh, termasuk otak (Sjaifoellah, 2018).
G. Pemeriksaan penunjang
1. Jumlah hemoglobin lebih rendah dari normal (12-14 g/dl)
2. Kadar hemalokrit menurun.( normal 37 %-41 %)
3. Peningkatan Bilirubin total
4. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
5. Terdapat pansitopenia, sum-sum tulang kosong diganti lemak (pada anemia aplastik)
H. Penatalaksanaan Medis
Tindakan umum : Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan
mengganti darah yang hilang.
1. Transpalasi sel darah merah.
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :
1. Anemia defisiensi besi
- Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang
diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur.
- Pemberian preparat fe
- Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makan
- Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.
2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12
3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral
4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian
cairan dan transfusi darah.

II. KONSEP KEPERAWATAN


A. Pengkajian
1. Aktivitas / istirahat. Keletihan, kelemahan, malaise umum.Kehilangan produkifitas,
penurunan semangat untuk bekerja Toleransi terhadap latihan rendah.Kebutuhan
untuk istirahat dan tidur lebih banyak
2. Sirkulasi Riwayat kehilangan darah kronis,Riwayat endokarditis infektif kronis,
palpitasi
3. Integritas ego. Keyakinan agama atau budaya mempengaruhi pemilihan pengobatan,
misalnya penolakan transfusi darah
4. Eliminasi. Gagal ginjal, Hematemesi, Diare atau konstipasi
5. Makana/cairan. Nafsu makan menurun, mual/muntah, berat badan menurun.
6. Nyeri/ kenyamanan. Lokasi nyeri terutama didaerah abdomen dan kepala
7. Pernapasan. Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifitas
8. Seksualitas. Perubahan menstruasi misalnya menoragia, amenore . Menurunnya
fungsi seksual
B. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d inadekuat intake
makanan.
3. Perfusi jaringan tidak efektif b.d perubahan ikatan O2 dengan Hb, penurunan
konsentrasi Hb dalam darah.
4. Resiko Infeksi b/d imunitas tubuh skunder menurun (penurunan Hb), prosedur
invasive
5. PK anemia
6. Kurang pengatahuan tentang penyakit dan perawatannya b/d kurang informasi.
7. Sindrom deficite self care b.d kelemahan
C. Intervensi//Perencanaan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Terapi aktivitas :
B.d askep .... jam Klien Kaji kemampuan ps melakukan
ketidakseimbangan dapat menunjukkan aktivitas
suplai & kebutuhan toleransi terhadap Jelaskan pada ps manfaat aktivitas
O2 aktivitas dgn KH: bertahap
Klien mampu Evaluasi dan motivasi keinginan ps u/
aktivitas minimal meningktkan aktivitas
Kemampuan Tetap sertakan oksigen saat aktivitas.
aktivitas meningkat Monitoring V/S
secara bertahap Pantau V/S ps sebelum, selama, dan
Tidak ada keluhan setelah aktivitas selama 3-5 menit.
sesak nafas dan lelah Energi manajemen
selama dan setelah Rencanakan aktivitas saat ps
aktivits minimal mempunyai energi cukup u/ melakukannya.
v/s dbn selama dan Bantu klien untuk istirahat setelah
setelah aktivitas aktivitas.
Manajemen nutrisi
Monitor intake nutrisi untuk
memastikan kecukupan sumber-sumber
energi
Emosional support
Berikan reinfortcemen positip bila ps
mengalami kemajuan
2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
nutrisi kurang dari asuhan keperawatan … Kaji adanya alergi makanan.
kebutuhan tubuh jam klien menunjukan Kaji makanan yang disukai oleh klien.
b.d intake nutrisi status nutrisi adekuat Kolaborasi team gizi untuk
inadekuat, faktor dengan KH: penyediaan nutrisi TKTP
psikologis BB stabil, tingkat Anjurkan klien untuk meningkatkan
energi adekuat asupan nutrisi TKTP dan banyak
masukan nutrisi adekuat mengandung vitamin C
Yakinkan diet yang dikonsumsi
mengandung cukup serat untuk mencegah
konstipasi.
Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
kalori.
Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi.
Monitor Nutrisi
Monitor BB jika memungkinkan
Monitor respon klien terhadap situasi
yang mengharuskan klien makan.
Jadwalkan pengobatan dan tindakan
tidak bersamaan dengan waktu klien makan.
Monitor adanya mual muntah.
Kolaborasi untuk pemberian terapi
sesuai order
Monitor adanya gangguan dalam input
makanan misalnya perdarahan, bengkak
dsb.
Monitor intake nutrisi dan kalori.

Monitor kadar energi, kelemahan dan


kelelahan.
3 Perfusi jaringan tdk Setelah dilakukan perawatan sirkulasi : arterial insuficiency
efektive b.d tindakan keperawatan Lakukan penilaian secara
perubahan ikatan selama … jam perfusi komprehensif fungsi sirkulasi periper. (cek
O2 dengan Hb, jaringan klien nadi priper,oedema, kapiler refil, temperatur
penurunan adekuat dengan ekstremitas).
konsentrasi Hb criteria : Evaluasi nadi, oedema
dalam darah. - Membran mukosa Inspeksi kulit dan Palpasi anggota
merah muda badan
- Conjunctiva tidak Kaji nyeri
anemis Atur posisi pasien, ekstremitas bawah
- Akral hangat lebih rendah untuk memperbaiki sirkulasi.
- TTV dalam batas Berikan therapi antikoagulan.
normal Rubah posisi pasien jika
memungkinkan
Monitor status cairan intake dan
output
Berikan makanan yang adekuat untuk
menjaga viskositas darah
4 Risiko infeksi b/d Setelah dilakukan Konrol infeksi :
imunitas tubuh askep …. jam tidak Bersihkan lingkungan setelah dipakai
menurun, prosedur terdapat faktor risiko pasien lain.
invasive infeksi dg KH: Batasi pengunjung bila perlu dan
bebas dari gejala anjurkan u/ istirahat yang cukup
infeksi, Anjurkan keluarga untuk cuci tangan
angka lekosit normal sebelum dan setelah kontak dengan klien.
(4-11.000) Gunakan sabun anti microba untuk
V/S dbn mencuci tangan.
Lakukan cuci tangan sebelum dan
sesudah tindakan keperawatan.
Gunakan baju dan sarung tangan
sebagai alat pelindung.
Pertahankan lingkungan yang aseptik
selama pemasangan alat.
Lakukan perawatan luka dan dresing
infus,DC setiap hari jika ada
Tingkatkan intake nutrisi. Dan cairan
yang adekuat
berikan antibiotik sesuai program.
Proteksi terhadap infeksi
Monitor tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal.
Monitor hitung granulosit dan WBC.
Monitor kerentanan terhadap infeksi.
Pertahankan teknik aseptik untuk setiap
tindakan.
Inspeksi kulit dan mebran mukosa
terhadap kemerahan, panas.
Monitor perubahan tingkat energi.
Dorong klien untuk meningkatkan
mobilitas dan latihan.
Instruksikan klien untuk minum
antibiotik sesuai program.
Ajarkan keluarga/klien tentang tanda
dan gejala infeksi.dan melaporkan
kecurigaan infeksi.
5 PK:Anemia Setelah dilakukan Monitor tanda-tanda anemia
askep ..... jam perawat Observasi keadaan umum klien
dapat meminimalkan Anjurkan untuk meningkatkan asupan
terjadinya komplikasi nutrisi klien yg bergizi
anemia : Kolaborasi untuk pemeberian terapi
Hb >/= 10 gr/dl. initravena dan tranfusi darah
Konjungtiva tdk Kolaborasi kontrol Hb, HMT, Retic,
anemis status Fe
Kulit tidak pucat
hangat
6 Deficite Knolage setelah diberikan Teaching : Dissease Process
tentang penyakit penjelasan selama …. Kaji tingkat pengetahuan klien dan
dan perawatannya X pengetahuan klien keluarga tentang proses penyakit
b.d Kurang paparan dan keluarga Jelaskan tentang patofisiologi
thdp sumber meningkat dg KH: penyakit, tanda dan gejala serta
informasi, ps mengerti proses penyebabnya
terbatasnya penyakitnya dan Sediakan informasi tentang kondisi
kognitif Program prwtn serta klien
Th/ yg diberikan dg: Berikan informasi tentang
Ps mampu: perkembangan klien
Menjelaskan kembali Diskusikan perubahan gaya hidup
tentang apa yang yang mungkin diperlukan untuk mencegah
dijelaskan komplikasi di masa yang akan datang dan
Pasien / keluarga atau kontrol proses penyakit
kooperatif Diskusikan tentang pilihan tentang
terapi atau pengobatan
Jelaskan alasan dilaksanakannya
tindakan atau terapi
Gambarkan komplikasi yang mungkin
terjadi
Anjurkan klien untuk mencegah efek
samping dari penyakit
Gali sumber-sumber atau dukungan
yang ada
Anjurkan klien untuk melaporkan
tanda dan gejala yang muncul pada petugas
kesehatan
7 Sindrom defisit self Setelah dilakukan Bantuan perawatan diri
care b/d askep … jam klien dan Monitor kemampuan pasien terhadap
kelemahan, keluarga dapat perawatan diri yang mandiri
penyakitnya merawat diri : Monitor kebutuhan akan personal
activity daily living hygiene, berpakaian, toileting dan makan,
(adl) dengan kritria : berhias
kebutuhan klien Beri bantuan sampai klien mempunyai
sehari-hari terpenuhi kemapuan untuk merawat diri
(makan, berpakaian, Bantu klien dalam memenuhi
toileting, berhias, kebutuhannya sehari-hari.
hygiene, oral higiene) Anjurkan klien untuk melakukan
klien bersih dan tidak aktivitas sehari-hari sesuai kemampuannya
bau. Pertahankan aktivitas perawatan diri
secara rutin
dorong untuk melakukan secara mandiri
tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu
melakukannya.
Berikan reinforcement positif atas usaha
yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Boedihartono. 2014. Proses Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta.


Burton, J.L. 2015. Segi Praktis Ilmu Penyakit Dalam. Binarupa Aksara : Jakarta
Carpenito, L. J. 2017. Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan, Diagnosis
Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed. 2. EGC : Jakarta
Doenges, Marilynn E. 2017. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian pasien. ed.3. EGC : Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Anemia
http://www.kompas.com/ver1/Kesehatan/0611/30/104458.htm
Noer, Sjaifoellah. 2018. Standar Perawatan Pasien. Monica Ester : Jakarta.
Wilkinson, Judith M. 2016. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ny. S DENGAN SISTEM HEMATOLOGI ‘’ ANEMIA”
DI RUANG LAVENDER RSUD KOTA KENDARI

Oleh :
SUWARDIANTO
NIM. N201801156

CI LAHAN CI INSTITUSI

( ) ( )

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA KENDARI
2019

Você também pode gostar