Você está na página 1de 3

Pemikiran Buddhis, kelahiran kembali (tumimbal-lahir) akanterjadi

pada akhir kehidupan saat ini. Buddhis mengakui kelahiran kembali sebagai
suatu fakta.Banyak sekali bukti yang menunjukkan bahwa seseorang yang
telah mengalami hidup berkali-kali pada masa lalu dan akan terus hidup pada
masa yang akan datang. Kelahiran kembali (tumimbal-lahir) merupakan suatu
kenyataan dalam pengertian Buddhisme walaupun kebanyakan orang
mungkin tidak menyadari hal tersebut. Keberadaan tentang adanya kehidupan
masa sebelumnya dapat dikonfirmasikan kepada orang yang telah melatih
pikirannya melalui meditasi.
Sang Buddha pada malam pencapaian Pencerahan-Nya, memperoleh
kemampuan melihat beberapa kehidupan Beliau sebelumnya. Beliau juga
melihat makhluk hidup mati pada suatu tahapan keberadaan dan makhluk
hidup lahir pada tahapan keberadaan lainnya, sesuai dengan karma yang
dilakukannya. Sehingga hal ini merupakan pengalaman pribadi Beliau yang
diajarkan kepada para murid-Nya, yaitu kebenaran tentang kelahiran kembali.
Sang Buddha bersabda, "Aku mengingat berjuta kali kelahiranKu dari
kehidupan yang lampau sebagai berikut: mula-mula 1 kehidupan,
kemudian 2 kehidupan, kemudian 3, 4, 5, 10, 20 sampai 50 kehidupan,
kemudian seratus, seribu, seratus ribu dan seterusnya" (Majjhima
Nikaya, Mahasaccaka Sutta No. 36, I.248)
Buddhisme mengajarkan bahwa kelahiran, kematian dan kelahiran
kembali adalah merupakan suatu proses perubahan yang berkelanjutan. Hal
tersebut sama dengan proses berkelanjutan dari pertumbuhan, kerusakan dan
penggantian sel dalam tubuh seseorang. Menurut ahli kedokteran, setiap tujuh
tahun semua sel di dalam tubuh seseorang akan diganti dengan yang baru.
Cara tunimbal lahir
1. JALABUJA-YONI : Mahluk yang lahir dari kandungan,seperti: manusia,
kuda, kerbau. dll
2. ANDAJA-YONI : Mahluk yang lahir dari telur,seperti: burung, ayam,
bebek.dll
3. SANSEDAJA-YONI : Mahluk yang lahir dari
kelembaban,seperti: :nyamuk, ikan,dll
4. OPAPATIKA-YONI : Mahluk yang lahir seara spontan, langsung
membesar, seperti : para dewa, brahma, peta, mahluk neraka.dll
Disamping itu terdapat pula 4 macam Tumimbal lahir secara penerusan
kehidupan di 31 Alam Kehidupan,Yaitu :
1. APAYA-PATISANDHI : Bertumimbal lahir di Alam Apaya
2. KAMASUGATI-PATISANDHI : Bertumimbal lahir di Alam
Kamasugati
3. RUPAVACARA-PATISANDHI : Bertumimbal lahir di Alam Rupa-
jhana
4. ARUPAVACARA-PATISANDHI : Bertumimbal lahir di Alam Arupa-
jhana
Mahluk-mahluk itu bertumimbal lahir dalam 31 Alam Kehidupan,Mahluk-
mahluk yang diam di 31 Alam Kehidupan itu masih mengalami kelahiran dan
kematian,masih mengalami derita. 31 Alam Kehidupan tidak kekal adanya.
Nibbana (Nirwana) adalah diluar dari 31 Alam Kehidupan itu. Sebaliknya.
Nibbana itu terbebas dari kelahiran dan kematian,terbebas dari derita, tidak
termusnah, ada dan tidak berubah, kekal adanya. Jika seseorang belum
mencapai kesucian tingkat arahat, setelah ia meninggal dunia,ia akan dilahirkan
kembali dalam salah satu Alam dari 31 Alam Kehidupan sesuai dengan
kammanya.
Proses Kematian
Pada saat kematian, dimana hidupnya telah tiada dan tubuhnya sudah
tidak bernyawa, maka pikirannya akan terpisah dari tubuh. Kematian
merupakan suatu kejadian yang tidak dapat dihindari oleh semua makhluk
hidup, dan tidak ada tempat persembunyian untuk menghindarinya.
Sang Buddha bersabda : " Tidak di langit, di tengah lautan, di celah-
celah gunung atau di manapun juga dapat ditemukan suatu tempat bagi
seseorang untuk menyembunyikan diri dari kematian. " (Dhammapada,
128).
Pada saat kematian maka keinginan untuk hidup yang merupakan
sumber ketidaktahuan (avidy atau avijja) menyebabkannya untuk mencari
keberadaan yang baru dan karma yang dilakukannya pada kehidupan
sebelumnya itu akan menentukan tempat kelahiran kembali baginya.
Bagian tubuh manusia dalam pengertian Buddhisme dapat dibagi atas
empat unsur yaitu: padat (pathav), cair(apo), panas (tejo), gerak
(vayo) . Keempat unsur tersebut diikuti oleh warna (vanna) bau (gandha), rasa
(rasa), pokok yang utama (oja) tenaga hidup (jivitindria) dan
tubuh (kaya). Kematian menurut pengertian Buddhisme adalah berhentinya
kehidupan batin dan jasmani (jivitindriya) dari setiap keberadaan individu,
yaitu lenyapnya kekuatan (ayu), panas (usma) dan kesadaran
(vinnana). Sehingga kematian dapat dipandang sebagai suatu proses
penghancuran yang menyeluruh atas suatu makhluk hidup, walaupun suatu
masa kehidupan tertentu berakhir tetapi kekuatan yang sampai sekarang ini
bergerak tidak dihancurkan. Hal ini dapat diumpamakan seperti sebuah bola
lampu listrik yang walaupun bola lampu itu telah mati karena usang, aus,
ataupun pecah, tetapi listriknya tetap mengalir. Demikian juga aliran karma
tetap bergerak dimana tidak terganggu oleh kehancuranbadan-jasmani, dan
hilangnya kesadaran yang sekarang membawa pada kemunculan dari suatu
kesadaran yang baru dalam bentuk kelahiran yang lain.
Pengertian Buddhisme Mahayana, seseorang yang
meninggal akan tinggal dalam keadaan alam perantara dalam satu, dua, tiga,
lima, enam atau tujuh minggu, sampai hari ke-49. Sehingga dalam Buddhisme
Mahayana sering dikenal adanya berbagai praktek ritual upacara kematian
yang berlangsung setiap minggu sampai hari ke-49.
Makhluk hidup tidak terbatas jumlahnya, dalam berbagai sutra di
Mahayana Sang Buddha mengatakan bahwa terdapat 84.000 jenis makhluk
hidup , sehingga dengan bijaksana Sang Buddha juga mengajarkan 84.000
Pintu Dharma untuk mengatasi 84.000 jenis penderitaan makhluk hidup.
Secara garis besar dapat dikelompokkan adanya Enam Alam Kehidupan
di mana suatu makhluk dapat dilahirkan kembali sesudah kematian, yaitu
terdiri dari alam kehidupan dewa, semi-dewa, manusia, binatang, hantu
kelaparan dan neraka. Ini adalah pengelompokan secara umum dan di antara
setiap kelompok tersebut, masih terdapat banyak sub-kelompok. Enam alam
kehidupan tersebut terdiri dari tiga alam kehidupan yang boleh dikatakan alam
kehidupan yang relatif bahagia, dan tiga lainnya adalah kehidupan yang relatif
sengsara. Alam kehidupan dewa, semi-dewa dan manusia dapat
dipertimbangkan lebih bahagia dan kurang menderita. Sedangkan alam
kehidupan binatang, hantu kelaparan dan neraka dipertimbangkan relatif
sengsara. Kehidupan di alam tersebut lebih banyak menderita karena
ketakutan, kelaparan, kehausan, kepanasan, kedinginan dan kesakitan.

Você também pode gostar