Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
c. Pusat Laba
Pusat laba adalah segmen dimana manajer memiliki kendali baik atas pendapatan maupun biaya. Diskresi yang mereka miliki terhadap biaya
meliputi beban produksi dari produk atau jasa. Kinerja dari manajer pusat laba dievaluasi berdasarkan target laba yang direncanakan seperti tingkat
pengembalian minimum yang diharapkan dan tingkat halangan untuk laba residual.
d. Pusat Investasi
Manajer pusat investasi bertanggung jawab terhadap investasi dalam aktiva serta pengendalian atas pendapatan dan biaya. Mereka bertanggung
jawab untuk mencapai margin kontribusi dan target laba tertentu serta efisiensi dalam penggunaan aktiva. Mereka diharapkan untuk mencapai keseimbangan
yang sehat antara laba yang dicapai dan investasi dalam sumber daya yang digunakan. Kriteria yang digunakan dalam mengukur kinerja mereka dan
menentukan penghargaan mereka meliputi tingkat pengembalian atas aktiva, rasio perputaran dan laba residual. Karena mereka bertanggung jawab terhadap
setiap aspek dari operasi, manajer pusat investasi ini dievaluasi dengan cara yang sama seperti eksekutif puncak.
E. Kesesuaian Antara Jaringan Pertanggungjawaban dan Struktur Organisasi (Coincidence Between Responsibility Network And Organizational Structure)
Akuntansi pertanggungjawaban berasumsi bahwa kendali organisatoris diingkatkan dengan menciptakan suatu jaringan dari tanggungjawab
memusat yang bersamaan dengan struktur organisasi formal.
Top manajemen mendelegasikan dan memberikan otoritas kepada manajer dibawahnya berdasarkan hirarki organisasi yang menugaskan otoritas
dan tanggungjawab untuk tugas-tugas spesifik. Ketika otoritas ditugaskan kepada para manajer, mereka mempunyai wewenang untuk bertindak secara resmi
dalam lingkup pendelegasian mereka dan untuk mempengaruhi bawahan mereka.
Pusat pertanggungjawaban adalah dasar untuk menyusun sistem akuntansi pertanggungjawaban keseluruhan, kerangka untuk itu harus didesain
secara hati-hati. Struktur organisasi harus dianalisa dari kelemahan pendelegasian tugas dan wewenang.
F. Asumsi Keprilakuan dari Akuntansi Pertanggungjawaban
Rencana pertanggungjawaban, akumulasi data, dan sistem pelaporan semuanya berdasarkan pada asumsi operasi dan prilaku manusia, termasuk :
1. Management By Exception (MBE) / Manajemen berdasarkan perkecualian yaitu adanya kecukupan kontrol operasi yang efektif.
MBE sangat efektif untuk mengatur dan mengontrol aktivitas organisasi, manajer harus berkonsentrasi pada deviasi anggaran atau tujuan dasar.
Karakteristik laporan periodik dari akuntansi pertanggungjawaban yang ideal adalah menggambarkan manajemen dalam area deviasi dari aturan yang telah
ditentukan dan termasuk menentukan tindakan perbaikan untuk penguatan atau perbaikan perilaku.
Manajemen berdasarkan perkecualian mengasumsikan bahwa untuk mengelola dan mengendalikan aktivitas organisasi dengan paling efektif, manajer
sebaiknya mengonsntrasikan perhatian mereka pada bidang – bidang dimana hasil aktual menyimpang secara substansional dari tujuan yang dianggarkan
atau standar
Hal diatas mengasumsikan bahwa untuk mengatur dan mengendalikan kegiatan organisasi secara efektif, manajer hanya perlu memusatkan perhatiannya
pada wilayah dimana hasil nyata berbeda dengan target atau standar anggaran. Sayangnya, hanya perbedaan yang tidak diinginkan dan titik masalah yang
telah jelas yang menerima perhatian segera. Oleh karena itu, pusat tanggung jawab seringkali menganggap laporan kinerja sebagai alat yang menekankan
kegagalan.
Manajer tingkat bawah cenderung melihat laporan semacam ini sebagai hukuman dan bukan sebagai informasi. Untuk mengubah pandangan semacam
ini, maka sistem penghargaan perusahaan haruslah mensejajarkan pencapaian target dengan kinerja sukses.
3. Coincidence Between Responsibility Network And Organizational Structure / Kesesuaian antara jaringan pertanggung jawaban dan struktur organisasi
Akuntansi pertanggungjawaban mengasumsikan pengendalian organisasi ditingkatkan melalui penciptaan sebuah jaringan pusat tanggungjawab yang
selaras dengan struktur organisasi. Niat manejemen tingkat atas untuk mendelegasikan dijelaskan melalui hierarki kewenangan atau struktur organisasi.
Namun demikian, banyak organisasi yang dilanda kelemahan yang hebat mengenai delegasi. Hal ini berakibat pada usaha saling melewati tugas dan
tanggung jawab.
Karena pusat pertanggung jawaban merupakan dasar dari keseluruhan sitem akuntansi pertanggung jawaban, kerangka kerja untuk seharusnya di desain
secara hati-hati. Struktur organisasi harus di analisis terhadap kelemahan dalam pendelegasian dan penyebaran.
A. Pengertian Anggaran
Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan dan dinyatakan dalam unit (satuan)
moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) mendatang. Sementara itu penganggaran adalah proses kegiatan yang menghasilkan anggaran tersebut
sebagai hasil kerja, serta proses kerja yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi anggaran, yaitu fungsi-fungsi pedoman kerja, alat pengoordinasian
kerja, dan alat pengawasan kerja.
Untuk menyusun suatu anggaran atau rencana laba, terdapat langkah-langkah tertentu yang perlu diambil:
1. Manajemen puncak harus memutuskan tujuan jangka pendek perusahaan dan strategi mana yang akan digunakan untuk mencapainya.
2. Tujuan harus ditetapkan dan sumber daya dialokasikan.
3. Suatu anggaran atau rencana laba yang komprehensif harus disusun, kemudian disetujui oleh manajemen puncak. Setelah disetujui, anggaran harus
dikomunikasikan kepada penyelia dan karyawan yang kinerjanya dikendalikan.
4. Anggaran digunakan untuk mengendalikan biaya dan menentukan bidang-bidang masalah dalam organisasi tersebut dengan membandingkan hsil kinerja
aktual dengan tujuan yang telah dianggarkan secara periodik.
2. Sistem Biaya Standar. Dengan mengakui kelemahan dari sistem biaya tradisional, banyak organisasi mengadopsi" sistem biaya standar". Sistem biaya
standar mencerminkan pencampuran yang potensial efektif dari akuntansi dengan konsep pengendalian dari teori organisasi modern. Biaya Standar adalah
sasaran biaya per unit produk atau jasa yang ditentukan sebelumnya secara ilmiah yang dikembangkan melalui studi teknik dan akuntansi. Biaya standar
mencerminkan estimasi terinci dan canggih mengenai besarnya biaya untuk melaksanakan suatu tugas tertentu atau menghasilkan suatu produk tertentu.
Aspek pengendalian yang melekat dari perhitungan biaya Standar adalah kapitalisnya untuk membandingkan, sebagai bagian dari arus data reguler kinerja
aktual dengan standar yang ditentukan sebelumnya dan untuk menyoroti varian atau menguntungkan atau tidak menguntungkan antara kedua tingkat biaya
tersebut. Selainitu, Sistem biaya standar bahkan mampu menentukan penyebab dari penyimpangan tersebut untuk menghasilkan manfaat pengendalian yang
optimal dan mempertahankan relevansi biaya standar harus diperbarui secara berkelanjutan.
Sistem Biaya Standar dan Anggaran Fleksibel Terdapat hubungan yang penting antara penggaran fleksibel dan sistem biaya standar. Taksiran sistem
biaya standar mengiventarisasi sepanjang periode pada jumlah anggaran fleksibel. Anggaran fleksibel adalah anggaran biaya per unit dikalikan dengan
jumlah unit aktual. Oleh karena itu, sistem biaya standar menjawab pertanyaan seperti apa laporan laba rugi dan neraca akan terlihat jika biaya-biaya dan
input per unit harus direncanakan dengan tepat pada tingkat output aktul yang dicapai
Kompatibilitas dengan Konsep Teori Organisasi Modern Dalam mengembangkan kerangka kerja untuk sistem biaya standar yang sesuai dengan konsep
teori organisasi modern, berikut langkah-langkah pengendalian sebagaimana dijelaska oleh Edwin Caplain. a. Penetapan tujuan organisasi b. Penentuan
pusat pertanggungjawaban yang sesuai dan penugasan fungsi kepada setiap organisasi. c. Pengisian staf dari pusat pertanggungjawaban dengan individu-
individu yang memiliki kemampuan, motipasi, dan pengetahuan yang mencukupi untuk melalukan fungsinya.; d. Penciptaan jalur komunikasi antara pusat
pertanggungjawaban dan unit organisasi lainnya, serta dimana perlu, lingkungan eksternal. e. Pengembangan prosedur yang memastikan bahwa informasi
yang mencukupi, relevan, dan tepat waktu sepanjang jalur komunikasi. f. Desain dan implementasi mekanisme pengendalian yang mengukur dan
mengevaluasi kinerja dalam hal tujuan organisasin dan memberikan umpan balik mengenai penyesuaian yang diperlukan dalam tujuan/atau kinerja.
Sistem biaya standar dirancang untuk berfungsi secara simultan sebagai suatu sumber informasi, jalur komunikasi, serta alat pengendalian dan evaluasi
kinerja. Sebagai sumber informasi untuk pusat pertanggungjawaban, sistem biaya standar menginformasikan kepada individu yang bertanggung jawab
mengenai harapan mereka dalam hal biaya. Sebagai jalur komunikasi, sistem biaya standar menyebarkan tingkat biaya yang diharapkan dan pencapaiannya.
Pengendalian atas operasi dari pusat pertanggungjawaban dicapai melalui laporan biaya standar periodik yang menyediakan umpan balik mengenai hasil
kinerja masalalu dan penyimpanannya dari standar kepada individu yang tepat. Batas toleransi yang ditetapkan sebelumnya dapat didesain untuk melalukan
fungsi sebagai penyaring (filter), sehingga memungkinkan konsentrasi pada area-area dimana varians adalah signifikan dan membenarkan perhatian segera
(menejemen berdasarkan pengecualian). Karena laporan kinerja diprogram dimuka dengan memperhatikan kapan laporan tersebut akan disusun dan data apa
yang akan dikandung, maka sulit mengubur informasi yang penting.
C. Perhitungan Biaya Langsung atau Biaya Variabel
1. Filosofi yang Mendasari
Semua metode akuntansi biaya tradisional yang sesuai dengan konsep biaya tersebut membebankan unit produk atau jasa dengan biaya penuh.bahan
baku lsngsung dan tenaga kerja langsung dibebankan langsung keunit produk atau jasa, sementara overhead tetap dan variabel pada kebanyakan kasus
diserap berdasarkan estimasi tarif yang didasarkan pada volume yang telah ditentukan sebelumnya. Ketika dasar yang digunakan untuk penyerapan berbeda
dengan tingkat kapasitas yang telah ditentukan sebelumnya, maka produsen penyerapan akan menimbulkan penyerapan terlalu tinggi (overabsorption) atau
penyerapan terlalu rendah (underabsortion) atas overhead manufaktur(jasa). Analisis pelengkap dibutuhkan untuk mengidentifikasikan berbagai kompenen
yang menyebabkan terjadinya penyerapan terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Metode akutansi biaya tradisional juga mengabaikan fakta bahwa biaya overhead tertentu akan tetap konstan tanpa memedulikan kuantitas dari unit
yang dihasilkan atau jasa yang diserahkan, sementara biaya overhead yang lainnya berfluktuasi terhadap volume. Untuk mengatasi kekurangan ini, alat
seperti penyusunan anggaran fleksibel dan analisis biaya volume laba diperkenalkan.
2. Dorongan Keperilakuan
Konsep, prinsip, dan praktik akuntansi memengaruhi pengukuran kinerja manajerial, konsekuensinya, keputusan manajerial. Hal ini tidak selalu
mengarah pada hasil yang diharapkan karena banyak ukuran kinerja memiliki bias yang terkandung di dalamnya, yang memotivasi manajer untuk memilih
alternative tindakan yang tidak sesuai dengan kepentingan operasi dan/atau keuangan perusahaan.
Hawkins menyatakan bahwa konsep, prinsip dan praktik akuntansi adalah bagus secara keperilakuan maupun teknis jika konsep, prinsip, dan praktik
tersebut :
a. Menghambat manajer dari pengambilan berbagai tindakan operasi yang tidak menguntungkan guna membenarkan adopsiatas suatu alternative akuntansi.
b. Menghambat adopsi atas praktik akuntansi oleh perusahaan yang hanya menciptakan ilusi kinerja.
D. Pengendalian Biaya
Membagi biaya ke dalam komponen variabel dan tetap memberikan dasar yang lebih baik untuk pengendalian biaya. Hal tersebut memungkinkan
penyusunan laporan laba rugi menggunakan margin kontribusi yang menekankan pada pola perilaku biaya dan memberikan perincian kepada manajemen
mengenai biaya teknik, biaya yang dikomitmenkan dan biaya diskresioner. Perbedaan ini penting bagi manajemen karena setiap jenis biaya memerlukan
prosedur pengendalian yang berbeda.
a. Biaya teknik, meliputi biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overheadvariabel, seperti bahan bakar dan listrik.
b. Biaya tetap yang dikomitmenkan atau biayakapasitas adalah “seluruh biaya organisasi dan pabrik yang terus terjadi (tanpa memedulikan tingkat aktivitas)
yang tidak dapat dikurangi tanpa merugikan kompetensi organisasi untuk memenuhi tujuan jangka panjang.
b) Biaya yang tidak memiliki hubungan optimum yang dapat ditunjukkan antara input (yang diukur oleh biaya) dan output (yang diukur oleh pendapatan atau
tujuan lainnya).
E. Pengambilan Keputusan
Di samping menekankan perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel serta memberikan informasi biaya diferensial dalam situasi pengambilan
keputusan tertentu, perhitungan biaya langsung atau biaya variabel memberikan informasi penting lainnya kepada manajer. Beberapa situasi pengambilan
keputusan yang umum akan dijelaskan berikut.
1. Keputusan Bauran Produk. Ketika dihadapkan dengan keputusan mengenai bauran produk, manajer penjualan yang mengetahui margin kontribusi
dari produk-produknyaakan jauh lebih mampu untuk memutuskan produk yang akan didorong dan produk yang harus dikurangi atau ditolerir hanya karena
penjualannya menguntungkan produk lain. Pada kasus sumber daya yang terbatas (seperti jam mesin, bahan baku), margin kontribusi akan memberikan
informasi kepada manajemen untuk memilih bauran yang diharapkan dapat menghasilkan total kontribusi terbesar terhadap laba.
3. Penetrasi Pasar
Manajer dapat menggunakan biaya variabel sebagai dasar untuk penetuan harga ketika mereka bermaksud memasuki pasar baru (misalnya luar negeri)
dengan produk yang sudah ada atau ketika mereka terpaksa menghadapi persaingan yang semakin meningkat selama periode di mana permintaan menurun.
4. Penghapusan Produk
Margin produksi akan membantu manajemen dalam menetukan apakah akan menghentikan suatu produk atau hanya berhenti menjualnya di pasar
tertentu.
5. Pesanan Khusus
Perusahaan juga dapat dihadapkan pada dua jenis situasi pesanan khusus. Situasi tersebut dapat melibatkan akomodasi untuk pelanggan istimewaatau
persyaratan khusus untuk ukuran, metode pengiriman, atau pengemasan.
1. Penetapan Standar
Standar akan menghasilkan perilaku pekerja yang efisien hanya jika standar tersebut diterima sebagai tingkat aspirasi oleh individu untuk siapa standar
pengendalian dan evaluasi kinerja tersebut didesain. Roymond Miles dan Roger vern mengemukakan empat prasyarat utama berikut bagi sistem
pengendalian yang unggul secara keperilakuan.
a. Standar haruslah ditetapkan dengan cara yang sedemikian rupa sehingga orang menerimnya sebagai sesuatu realistisdan bukannya arbitrer.
b. Orang-orang harus merasa bahwa mereka memilih pengaruh dalam menetapkan tujuan mereka sendiri.
c. Orang-orang harus yakin bahwa mereka tidak akan dihukum secara tidak adil untuk variasi normal yang terjadi secara kebetulan dalam kinerja.
d. Umpan balik atas kinerja haruslah bertujuan untuk koreksi maupun evaluasi.
4. Penyerapan Overhead
Bidang lain yang penuh dengan dorongan difungsional adalah penyerapan overhead. Praktik umum untuk membebankan overhead manufaktur tetap dan
variabel ke produk pada tariff estimasi yang didasarkan pada tingkat kapasitas yang telah ditentukan sebelumnya. Ketika dasar yang digunakan untuk
penyerapan berbeda dengan yang telah ditentukan sebelumnya, maka varians yangdibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah akan terjadi. Ukuran dari
varians ini juga dipengaruhi oleh tingkat kapasitas yang dipilh sebagai penyebut dalam penetuan tariff tersebut. Tingkat kapasitas jangka panjang (kapasitas
normal) akan menghasilkan varians yang berbeda dibandingkan dengan tingkat kapasitas jangka pendek (kapasitas yang secara aktual dapat dicapai).
a. Biaya jasa korporat adalah biaya jasa yang dilakukan secara sentral untuk manfaat korporat dan berbagai pusat pertanggungjawaban.
b. Biaya administratif korporat adalah biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan kantor korporat. Biaya ini termasuk gaji, hubungan masyarakat dan biaya
korporat lainnya terjadi untuk menjalankan perusahaan secara keseluruhan. Tidak ada hubungan yang jelas antara biaya administratif ini dengan tingkat
operasi dari berbagai pusat biaya dan/atau laba di seluruh organisasi.
6. Analisis Varians
Unsur utama dari pengendalian biaya adalah perbandingan secara peiodik antara biaya aktual dengans asaran biaya yang sudah dietentukan sebelumnya,
baik dalam bentuk anggaran maupun bentuk standar. Perbandingan tersebut juga akan menghasilkan sejumlah varians karena mustahil bahwa biaya aktual
yang terjadi akan setara dengan standar atau anggaran dari elemen operasional yang akan dikendalikan. Varians tersebut dapat merupakan hasil dari berbagai
penyebab, bebrapa di antaranya dapat dijelaskan dan dikendalikan, smentara yang lain tidak dapat dijelaskan maupun dikendalikan.
8. Aspek Keperilakuan
Semua model akuntansi untuk investigasi varians biaya didasarkan pada pandangan pengendalian struktural. Pandagan ini lebih melihat pengendalian
sebagai”mesin homostatis yang mengukur dirinya sendiri”. pendukungnya tidak melihat perbedaan antara regulator mekanis dalam suatu sitem sibernetika
(seperti thermostat) dengan regulator manusia(sperti pekerja, mandor atau manajer).
a. Batas pengendalian
Kisaran hasil kenerja yang dianggap dapat diterima oleh manajer adalah batasan pengendalian. Batasan ini menntukan mudah atau sulitnya sesorang
yang dikendalikan untuk berkinerja dalam kisaran yang dapat diterima dan banyaknya ruang yang mereka miliki untuk gagal sekali waktu. Tingkat toleransi
ini dapat memengaruhi kinerja aktual mereka. Komponen khusus dari kebijakan pengendalian yang dapat memengaruhi respons manusia adalah faktor-faktor
seperti batas yang ditetapkan oleh manajemen, jenis umpan balik, keketatan pemaksaan,serta penghargaan dan sanksi yang terkait dengan kebijakan
pengendalian.
b. Hasil umpan balik
Tidak seperti mesin, informasi umpan balik mengenai kinerja manusia akan menimbulka perasaan keberhasilan atau kegagalan dalam individu yang
dikendalikan. Umpan balik positif akan memberi tahu mereka bahwa mereka ada pada jalur yang tepat dan akan memotivasi mereka untuk mengulangi usaha
yang sama. Umpan balik yang negative tidak akan secara otomatis mendorong mereka untuk melakukan usaha yang lebih besar, tetapi hal tersebut dapat
secara perlahan-lahan akan menurunkan tingkat aspirasi mereka serta mengikis tingkat usaha dan kinerja mereka.
c. Keketatan pemaksaan
Pemaksaan yang ketat atas kebijakan pengendalian akan menimbulkan tekanan dalam diri individu yang dikendalikan. Sementara tekanan dapat
menyegarkan individu-individu tertentu, tekanan tersebut dapat mengintimidasi yang lain dan mnurunkan kinerja mereka yang sudah buruk lebih jauh lagi.
Dalam jangka panjang, pemaksaan yang longgar akan menrunkan motivasi individu untuk berjuang bagi pencapaian tujuan.
d. Struktur penghargaan
Orang atau kelompok akan memodifikasi perilaku mereka yang tidak diinginkan dan mengulangi perilaku yang diinginkan ketika mereka memandang
bahwa perubahan atau pengulangan perilaku tersebutdisertai dengan penghargaan intrinsic maupun ekstrinsik.
Definisi
Menurut James A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan di antara berbagai alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu: (1) ada pilihan atas
dasar logika atau pertimbangan; (2) ada beberapa alternatif yang harus dipilih salah satu yang terbaik; dan (3) ada tujuan yang ingin dicapai dan keputusan itu
makin mendekatkan pada tujuan tersebut. Pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara
sistematis untuk ditindaklanjuti sebagai suatu cara pemecahan masalah yang terdiri dari beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama didalam organisasi.
Langkah-langkah pengambilan keputusan :
Pengenalan dan pendefinisian atas suatu masalah atau suatu peluang.
Langkah ini merupakan respon terhadap suatu masalah, ancaman yang dirasakan, atau kesempatan dibayangkan. Untuk mengenali dan
mendefinisikan masalah atau peluang, para pengambil keputusan memerlukan informasi mengenai lingkungan, keuangan, dan operasi.
Pencarian atas tindakan alternatif dan kuantifikasi atas konsekuensinya.
Pada langkah ini, sebagai alternatif praktis sebanyak mungkin diidentifikasi dan dievaluasi. Pencarian sering dimulai dengan melihat masalah serupa yang
terjadi di masa lalu dan tindakan yang dipilih pada saat itu. Jika saja dipilih tindakan bekerja dengan baik, mungkin akan diulangi. Jika tidak, pencarian
alternatif tambahan akan diperpanjang. Dalam tahap ini, sebanyak mungkin alternatif yang praktis didiefinisikan dan dievaluasi.
Pemilihan alternatif yang optimal atau memuaskan
Tahap yang paling penting dalam proses pengambilan keputusan adalah memilih salah satu dari beberapa alternatif. Meskipun langkah ini mungkin
memunculkan pilihan rasional, pilihan terakhir sering didasarkan pada pertimbangan politik dan psikologis dari pada fakta ekonomi.
Penerapan dan tindak lanjut
Kesuksesan atau kegagalan dari keputusan akhir bergantung pada efisiensi penerapannya. Pelaksanaan hanya akan berhasil jika individu-individu yang
memiliki kontrol atas sumber daya organisasi yang diperlukan untuk melaksanakan keputusan (misalnya, uang, orang, dan informasi) benar-benar
berkomitmen untuk membuatnya bekerja.
Motif Kesadaran
Motif kesadaran ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu yang masih berada dalam tingkat kesadaran seseorang.
Terdapat dua faktor penting dari motif kesadaran dalam konteks pengambilan keputusan, yaitu :
Keinginan akan kestabilan atau kepastian
Keinginan akan kestabilan menegaskan adanya kemampuan untuk memprediksikan Ini menjadi pendorong bagi keinginan kita untuk membuat bagian-
bagian dari konsep yang cocok satu sama lain secara konsisten.
Keinginan akan kompleksitas dan keragaman
Motif kompleksitas menimbulkan keinginan akan suatu stimulus dan eksplorasi serta mengaktifkan pikiran sadar dan bawah sadar untuk mencari data baru
dari ingatan atau lingkungan, kemudian menyeimbangkannya dan mengaturnya dengan motif.
Dengan menggunakan dimensi-dimensi kompleksitas dan kemampuan untuk membuat prediksi, para ahli psikologi telah mengembangkan empat jenis model
keputusan :
Model keputusan yang diprogram secara sederhana
Model keputusan yang tidak diprogram secara sederhana
Model keputusan yang diprogram secara kompleks
Model keputusan yang tidak diprogram diprogram secara kompleks
Jenis-jenis dari Model Proses
Tiga model utama dalam pengambilan keputusan dari seoran pengambilan keputusan dalam suatu organisasi, model-model tersebut adalah sebagai berikut.
Model Ekonomi
Model tradisional mengasumsikan bahwa semua tindakan manusia dan keputusan secara sempurna rasional dan bahwa dalam sebuah organisasi, ada
konsistensi antara berbagai motif dan tujuan.
Model Sosial
Model ini merupakan kebalikan ekstrem dari model ekonomi. Model ini mengasumsikan bahwa manusia pada dasarnya tidak rasional dan bahwa keputusan
dihitung berdasarkan interaksi sosial.
Model Kepuasan Simon
Model ini lebih berguna dan model yang lebih praktis. Hal ini didasarkan pada konsep Simon pada orang administrasi, di mana manusia dipandang sebagai
rasional karena mereka memiliki kemampuan untuk berpikir, memproses informasi, membuat pilihan, dan belajar.
Pendatang baru mengumpulkan data tanpa melakukan deskriminasi dan menunggu untuk melihat apa yang terjadi. Sebaliknya, para pakar mengumpulkan
data secara diskriminatif guna menindaklanjuti observasi tertentu. Untuk menggambarkan perbedaan dalam penggunaan data dibagi kedalam kedalam tiga
komponen:
Pengujian Informasi
Integrasi pengamatan dan temuan
Pertimbangan
Peran Kepribadian dan Gaya Kognitif dalam Pengambilan Keputusan
Kepribadian mengacu pada sikap atau keyakina individu, sementara gaya kognitif yang berbeda dan menggunakan metode yang sama sekali berbeda ketika
menerima, menyimpan, dan memproses informasi. Dalam situasi pengambilan keputusan, kepribadian dan gaya kognitif saling berintraksi dan
mempengaruhi (menambah atau mengurangi) dampak dari informasi akuntansi.
Informasi akuntansi memainkan peran yang lebih penting dalam keputusan jangka pendek dibandingkan dalam keputusan yang melibatkan konsekuensi
jangka panjang, karena informasi akuntansi hanya mencerminkan biaya dan pendapatan yang berkaitan dengan operasi sekarang.
ARAT-SYARAT PELAPORAN
Dunia saat ini penuh dengan persyaratan untuk melaporkan informasi kepada orang lain tentang siapa atau apa kita ini, bagaimana kita
menjalankan hidup kita, bagaimana kita mengerjakan pekerjaan kita ,dan seterusnya. Hal – hal ini pada umumnya sering disebut sebagai persyaratan
pelaporan. Kebanyakan riset tentang akuntansi keperilakuan mengenai dampak informasi telah memfokuskan pada bagaimana penerima menggunakan
informasi yang dilaporkan guna membuat penilaian dan atau keputusan. Sehingga penting sekali untuk memahami bahwa dampak persyaratan pelaporan
terhadap perilaku dari mereka yang diharuskan untuk memberikan laporan informasi tertentu musti dikaji. Istilah “pelapor” dan “pengirim” akan digunakan
secara bergantian dan mengacu pada individu, orgaisasi atau kelompok lain yang diharuskan untuk melaporkan informasi.
Intisari dari pelaporan akuntansi adalah komunikasi atas informasi yang memiliki implikasi keuanganatau manajemen. Karena pengumpulan dan
pelaporan informasi mengonsumsi sumberdaya, biasanya hal yang mana tidak dilakukan dengan suka rela kecuali pelapor yakin bahwa hal ini memberikan si
penerima informasi berperilaku sebagaimana yang diinginkan pelapor. Yang mana pula kebanykan dari informasi akuntasi digunakan dan dikomunikasikan
hanya karaena seserang memiliki posisi kekuasaan.
Informasi pula yang dilaporkan adalah bagian yang penting dari proses pengendalian organisasi. Tanpa informasi, manajer, kreditor dan pemilik
tidak dapat mengatakan apakah segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana aau apakah tindakan korektif diperlukan. Meskipun alternatif seperti
pengamatan langsung dan audit kadang kala digunakan, informasi ang dilaporkan adalah cara paling umum untuk memperoleh informasi yang digunakan
untuk pengendalian. Adalah penting untuk memahami dampak dari persyaratan pelaporan karena kelaziman dan biayanya.
Persyaratan pelaporan dikenalkan dan dipaksakan oleh beraneka ragam prang dan organisasi dengan cara yang beraneka rupa. Dalam organisasi,
manajer biasanya memiliki hak untuk mengharuskan bawahannya melaporkan aspek mana pun dari kinerja pekerjaan mereka. Apakah mereka dapat
melaksanakan persaratan semacam itu dengan efektif adalah kurang jelas dan bergantung pada sejumlah faktor organisasional, dan mungkin pribadi.
Perusahaan-perushaan ang dimiliki oleh publik diharuskan untuk melaporkan secara ekstensif kepada BAPEPAM dan publik untuk status keuangan dan
operasinya. Setiap orang ang terlibat dalam perancangan atau penggunaan sistem informasi perlu memahami dapak yang mungkin dari persyaratan pelaporan
terhadap pengirim informasi, serta bagaimana memprediksikan dan mengidentifikasikan dampak semacam itu.
Persyaratan pelaporan kemungkinan besar akan mempengaruhi perilaku pengirim ketika informasi yang dilaporkan merupakan deskripsi mengenai
prilaku pengirim atau sesuatu yang dipengaruhi oleh si pengirim atau sesuatu untuk mana si pengirim bertanggung jawab.
Penetuan Waktu
Waktu adalah faktor penting dalam menentukan apakah persyaratan pelaporan akan menyebabkan perubahan dalam prilaku pengirim atau tidak. Supaya
pelaporan persyaratan dapat menyebabkan pengirim mengubah prilakunya, ia harus mengetahui persyaratan pelaporan tersebut sebelum i bertindak. Jika
persyaratan pelaporan hanya terjadi setelah pengiriman telah bertindak, maka ia ada peluang untuk mengubah prilaku masa lalu.
Strategi Respon Iteratif.
Mengubah suatu perilaku memerlukan biaya yang bias dibilang mahal. Adanya banyaj tuntutan, batasan, dan keinginan bersaing satu sama lain .
perubahan apa pun itu yang terjadi dalam perilaku melibatkan berbagai dimensi yang menghabiskan banyak waktu ,tenaga , uang dan banyak hal lainnya.
Pegarah Perhatian
Dampak mengarahkan perhatian dapat dianggap sebagai dampak dari pencatatan dan bukannya dampak dari pelaporan informasi karena dampak tersebut
timbul dari kepentingan pengirim itu sendiri dan tidak bergantung kepada informsi yang dilaporkan kepada siapapu.
Akuntansi Perpajakan
Akuntansi perpajakan adalah bidang yang sangat sensitive dalam kaitannya dalam persyaratan pelaporan
Akuntansi Manajerial
Hanya terdapat sedikit data akuntansi manajemen yang tersedia bagi public karena jarang dilaporkan diluar organisasi bersangkutan.
Akuntansi Sosial
Akuntansi social eksternal masih bersifat sukarela, dan menimbulkan banyak konflik dengan kinerja perusahaan.
Motivasi merupakan alat bantu keperilakuan terbesar bagi audit internal. Dalam teori motivasi, dikenal dengan lima kebutuhan pokok Maslow. Dua
dari kebutuhan pokok tersebut adalah keinginan untuk menjadi bagian dari organisasi dan kebutuhan untuk diterima dan dikenal, sehingga dapat melayani
auditor internal secara baik.
A. Kebutuhan Menjadi Bagian dari Organisasi
Bagian audit merupakan bagian dari keseluruhan organisasi yang berdedikasi untuk memperbaiki operasi organisasi tersebut. Pihak yang diaudit
dapat dijanjikan bahwa pendapat mereka akan diterima dan dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam pertimbangan keseluruhan manajemen guna
memperbaiki kondisi operasi organisasi. Para auditor diminta untuk mendekati pihak yang diaudit dengan bahasa yang memperkuat kebutuhan ini dan
potensi penyelesaian serta dengan mempercayai pihak yang diaudit untuk membantu atau mengambil bagian atas pencapaian tujuan dari pekerjaan audit
sekarang. Hal ini harus dicapai melalui jaminan dari pihak yang diaudit bahwa sikap positif mereka akan dicerminkan secara langsung ataupun tidak
langsung dalam laporan audit.
3. Pengelolaan Konflik
Konflik adalah suatu karakteristik yang kerap kali terjadi pada proses audit (Chambers at al., 1987). Konflik sering kali membantu pencapaian
tujuan audit, tetapi jika tidak ditangani lebih awal, maka konflik akan menjadi lebih tajam dan luas. Konflik dapat terjaadi dalam hal – hal seperti berikut :
1. Lingkup seperti terhadap manajemen.
2. Tujuan sebagaimana terhadap auditor eksternal.
3. Tanggung jawab seperti layanan manajemen.
4. Nilai dominasi atau persepsi terhadap peran audit dari kacamata pihak yang diaudit.
Dalam bidang akuntansi, konflik dapat terjadi antara auditor yang cenderung mempertahakan profesionalismenya dan pihak yang diaudit yang
cenderung mempertahankan lembaga atau keinginannya. Dapat disimpulkan bahwa ketika seorang auditor bekerja pada suatu lembaga bisnis professional,
yang dikelilingi oleh suatu birokrasi, konflik dan hilangnya nilai – nilai serta norma – norma profesionalisme akan muncul. Di pihhak lain, sikap dan
keyakinan yang berkaitan dengan lingkungan anggota seprofesi sering kali dibentuk oleh kondisi birokrasi.oleh karena itu, sikap yang dimunculkan oleh satu
atau beberapa orang professional yang mempertahankan nilai – nilai profesionalismenya akan cenderung menjadi pemicu konflik.
Aranya dan Ferris (1984) telah melakukan survey terhadap auditor dan dapat kesimpulan menyatakan bahwa:
1. Konflik yang terjadi pada organisasi profesi akuntan lebih tinggi dibandingkan dengan konflik yang terjadi pada akuntan yang bekerja dilingkungan
organisasi bisnis bukan profesi.
2. Dalam organisasi professional, tingkat konflik yang diterima berbanding terbalik dengan posisi individu dalam suatu birokrasi.
3. Persepsi konflik berhubungan secara negative dengan kepuasan kerja dan berhubungan secara positif dengan kecenderungan untuk berpindah kerja.
Konflik akan muncul ketika di dalam organisasi bisnis profesional terdapat sebagian orang yang memegang teguh nilai –nilai profesionalismenya,
sementara sebagian lainnya tidak bahkancenderung untuk menghilangkan nilai – nilai tersebut. Ada empat metode khusus
yang secara umum digunakan untuk menyelesaikan konflik:
a. Arbitrasi
b. Mediasi
c. Kompromi
d. Langsung
Keempat metode tersebut mencoba untuk mencapai suatu posisi yang dianggap adalah yang terbaik bagi organisasi. Metode tersbut tidak selalu
mencoba untuk meredakan perasaan dari masing – masing kelompok yang mengalami konflik. Metode yang terbaik dan paling sering digunakan dalam
pendekatan keperilakuan adalah metode kompromi, jika perbedaan masih dapat di kompromikan. Metode terbaik lainnya yaitu mediasi. Mediasi merupakan
jenis metode kompromi dengan pengecualian bahwa mediasi yang menggunakan sseorang juri cenderung memegang teguh kepentingan – kepentingan
organisasi. Pada metode arbitrasi, ketika terjadi suatu konflik muncullah kelompok ketiga yang menjadi suatu harapan penyelesaian konflik dalam organisais
tersebut.