Você está na página 1de 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mesin Milling ditemukan oleh Eli Whitney sekitar tahun 1818. Mesin Milling ini
melakukan operasi produksi suku cadang duplikat yang pertama dengan pengendali secara
mekanik arah dan gerakan potong dari perkakas mata potong jamak yang berputar. Mesin
Milling melemparkan logam ketika benda kerja dihantarkan terhadap suatu pemotong yang
berputar. Pemotong Milling memiliki satu deretan mata potong pada kelilingnya yang
masing-masing berlaku sebagai pemotong tersendiri pada daur putaran. Benda kerja dipegang
pada meja yang mengendalikannya, antaranya terdapat pemotong mesin Milling tersebut.
Mesin Milling adalah mesin yang paling mampu melakukan banyak tugas dari segala
mesin perkakas. Permukaan yang datar maupun berlekuk dapat dimesin dengan penyelesaian
dan ketelitian istimewa. Pemotong sudut, celah, roda gigi,dan ceruk dapat dapat digunakan
dengan menggunakan berbagai pemotong. Pahat gurdi, peluas lubang, dan bor dapat
dipegang dalam soket arbor dengan melepaskan pemotong dan arbor. Karena semua gerakan
meja mempunyai penyetelan mikrometer, maka lubang dan pemotongan yang lain dapat
diberi jarak secara cepat.
Operasi pada umumnya dilakukan oleh ketam, gurdi, mesin pemotong roda gigi, dan
mesin peluas lubang dapat dilakukan pada mesin milling. Mesin ini membuat penyelesaian
dan lubang yang lebih baik sampai pada batas ketelitian dengan jauh lebih baik daripada
mesin sekrap. Pemotong berat dapat diambil tanpa banyak merugikan pada penyelesaian atau
ketepatannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan proses frais?
2. Alat dan bahan apa saja yang dibutuhkan dalam proses frais?
3. Bagaimana melakukan teknik frais yang benar?

1.3 Tujuan Praktikum


1) Mengetahui prinsip kerja mesin Milling.
2) Mengetahui bagian-bagian dari mesin milling beserta fungsinya masing-masing.
3) Mengetahui jenis dan macam-macam mesin Milling.
4) Mengetahui jenis alat bantu yang digunakan.
5) Mengetahui produk-produk yang dapat dihasilkan mesin Milling.

1.4 Waktu Pelaksanaan Praktikum


Kegiatan praktikum dilaksanakan selama empat kali pertemuan dengan waktu 4 jam
setiap hari senin, dimulai dari harin senin tanggal 5 september 2016 sampai senin 3 oktober
2016.

1
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN MESIN MILLING
Milling (frais) adalah operasi pemesinan dimana benda kerja dipotong oleh pahat yang
berputar dengan mata potong jamak. Sumbu putar dari pahat yang berputar adalah tegaK
lurus dari arah pemakanan . Pahat dari operasi milling dinamakan milling cutter dan ujung
potong dari pahat dinamakan teeth (gigi). Besarnya kecepatan makan pada proses miling
dipengaruhi oleh jumlah gigi (z) dari pahat miling yang digunakan karena untuk kecepatan
makan yang sama , gerak makan per gigi akan berbeda bila jumlah gigi pada pahat berbeda.
Ditinjau dari posisi benda kerja terhadap pisau milling , proses milling dapat dibedakan
sebagai berikut:

a)Aksial. Digunakan ketika pisau menghasiljkan permukaan sejajar dengan sumbu putar dari
pisau frais

b)Radial. Terjadi bila proses pemotongan dimana pisau memproduksi permukaan tegaklurus
terhadap poros putaran pisau frais

c)Menyudut. Ketika pisau frais menghasilkan permukaan menyudut terhadap poros utama
pisau frais

d)Pembentukan (Form) ketika pisau frais mengfhasiljkan bentuk-bentuk tertentu sesuai


dengan bentuk pisau miling .

2.2 Jenis-Jenis Mesin Frais ( Milling)


Jenis jenis mesin milling diantaranya :

a. Berdasarkan posisi spindle utama ada 3 jenis, antara lain :

1. Mesin milling vertikal

Mesin frais jenis vertical adalah lebih mudah perjalananya dengan mesin frais
horizontal, satu-satunya perbedaan mesin frais vertical dengan horizontal adalah mesin ini
mempunyai poros utama vertical (tegak) yang dapat disetel secara aksial. Bila poros utama
vertical ini dapat diserongkan maka memungkinkan untuk mengerjakan bentuk sekrup

2
Gb. Mesin Milling Vertikal

2. Mesin milling horizontal

Mesin ini adalah cocok untuk pekerjaan pengerjaan frais yang paling banyak dijumpai
baik diperusahaan, bengkel maupun diruangan prkatek sekolah kejuruan teknik(STM; FKT;
FT dan akademi teknik). Ciri dari mesin ini adalah poros utama yang horizontal dan
mempunyai bantalan dalam sebuah rangka yang berbentuk lemari, oleh karena itu poros
utama itu tidak dapat disetel, maka perlu untuk memasang benda kerja diatas sebuah meja
siku yang dapat disetel dengan eretan memanjang dan melintang.

Gb. Mesin Milling Horizontal

3
3. Mesin milling universal

Mesin ini adalah cocok untuk pekerjaan pengerjaan frais yang paling banyak dijumpai
baik diperusahaan, bengkel maupun diruangan prkatek sekolah kejuruan teknik(STM; FKT;
FT dan akademi teknik). Ciri dari mesin ini adalah poros utama yang horizontal dan
mempunyai bantalan dalam sebuah rangka yang berbentuk lemari, oleh karena itu poros
utama itu tidak dapat disetel, maka perlu untuk memasang benda kerja diatas sebuah meja
siku yang dapat disetel dengan eretan memanjang dan melintang.

Gb. Mesin Milling Universal

b. Berdasarkan fungsi penggunaannya, antara lain :

1. Mesin milling copy

Merupakan mesin milling yang digunakan untuk mengerjakan bentukan yang rumit.
Maka dibuat master / mal yang dipakai sebagai referensi untuk membuat bentukan
yang sama.
Mesin ini dilengkapi 2 head mesin yang fungsinya sebagai berikut :

a. Head yang pertama berfungsi untuk mengikuti bentukan masternya.

b. Head yang kedua berfungsi memotong benda kerja sesuai bentukan masternya.

Antara head yang pertama dan kedua dihubungkan dengan menggunakan sistem
hidrolik. Sitem referensi pada waktu proses pengerjaan adalah sebagai berikut :

a. Sistem menuju satu arah, yaitu tekanan guide pada head pertama ke arah master
adalah 1 arah.

4
b. Sistem menuju 1 titik, yaitu tekanan guide tertuju pada satu titik dari master.

Gb. Mesing Milling Copy

2. Mesin milling hobbing

Merupakan mesin milling yang digunakan untuk membuat roda gigi / gear dan
sejenisnya ( sprocket dll ). Alat potong yang digunakan juga spesifik, yaitu membentuk profil
roda gigi ( Evolvente ) dengan ukuran yang presisi

Gb.Mesin Milling Hobbing

3. Mesin milling gravier

5
Merupakan mesin yang digunakan untuk membuat gambar atau tulisan dengan ukuran
yang dapat diatur sesuai keinginan dengan skala tertentu.

Gb. Mesin Milling Gravier

4. Mesin milling planer

Merupakan mesin yang digunakan untuk memotong permukkan ( face cutting )


dengan benda kerja yang besar dan berat.

Gb. Mesin Milling Planer

5. Mesin milling CNC

Merupakan mesin yang digunakan untuk mengerjakan benda kerja dengan bentukan –
bentukan yang lebih komplek. Meruapakan penggangi mesin milling copy dan gravier.
Semua control menggunakan sistem electronic yang komplek ( rumit ). Dibutuhkan operator
yang ahli dalam menjalankan mesin ini. Harga mesin CNC ini sangat mahal.

6
Gb. Mesin Milling CNC

2.3 Prinsip Kerja Mesin Frais (Milling)

Prinsip kerja mesin freis adalah gerak potong dilakukan oleh pahat yang berasal dari
putaran spindel dan gerak makan oleh benda kerja yang berasal dari gerakan meja kerja
secara translasi sebagai pembawa benda kerja. Gerakan pemotongan terjadi saat alat potong
berputar yang diikuti dengan gerakan pemakanan dan gerakan pengikat benda kerja. Gerakan berputar
disebut juga dengan gerakan utama yaitu gerakan berputar alat potong sambil memotong benda kerja.
Gerakan pemakanan adalah gerakan alat potong sepanjang daerah pemotongan. Gerakan pemakanan
berbentuk lurus dan melingkar. Gerakan pengikatan adalah gerakan menekan benda kerja dan alat
potong yang memungkinkan sisi potong dapat dengan mudah memotong benda kerja.

Pada mesin freis terdapat dua jenis pemakanan yaitu :


- Up milling
- Down milling

Pahat Up milling

 Pahat Up milling

Arah gerak potong yang dilakukan pahat berlawanan arah dengan arah gerak makan
yang dilakukan oleh benda kerja.Tiap gigi dari pahat freis memotong dengan arah keluar
mulai dari permukaan yang dikehendaki sampai permukaan benda kerja.Pada pengefreisan
ini pemotongan diawali dengan geram yang tipis. Metoda ini dipakai pada semua mesin
frais.

 Keuntungan proses Up milling ini adalah :

7
1. karena black-lashnya di dalam bagian-bagian mesin tidak menimbulkan kesulitan selama
proses 2. pemotongan
2. gigi pahat selalu memotong bagian benda kerja yang bersih
3. pemakanan lebih cepat

 Kerugian dari proses Up milling ini, yaitu :

1. sebelum memotong gigi tersebut akan bergesekan dengan permukaan benda kerja,
sehingga mengakibatkan tumpul
2. karena gerak makan dan gerak potong berlawanan arah maka tekanan potongnya menjadi
besar dan perlu dipegang kuat
3. penghasilan geram lebih banyak
4. pahat jadi lebih cepat rusak
5. hasil pemotongan kurang halus
6. daya diperlukan lebih besar

Pahat Down Milling

 Pahat Down milling

Arah gerak potong yang dilakukan pahat searah dengan gerak makan yang dilakukan
benda kerja.Tiap pahat freis memotong dengan arah kedalam mulai dari permukaan benda
kerja hinga permukaan yang diinginkan.Gerak potong cenderung untuk menarik benda kerja
ke dalam pahat freis.Karena hal tersebut, maka hanya mesin yang mempunyai alat pengatur
keregangan yang dapat memakai metoda pemotongan ini.

 Keuntungan proses Down milling ini adalah :

1. pembesaran tekanan potong semakin kecil


2. menghasilkan potongan yang bersih dari bekas potongan
3. dapat digunakan benda kerja yang tipis
4. daya yang dibutuhkan lebih sedikit
5. umur pahat lebih panjang
6. penghasilan geram lebih sedikit

8
 Kerugian proses Down milling ini adalah:

1.Tepi pahat potong tidak hanya melakukan tekanan ke bawah benda kerja, tetaapi juga
cenderung untuk menarik benda kerja dengan suatu gaya akibat gerak mendaakinya pahat
2. Proses pemakanan lebih lama

2.4 Tipe Pemotongan Pada Mesin Milling


Ada dua cara dasar dalam pengefraisan, diantaranya :
1. Pengefraisan sisi, dan
2. Pengefraisan muka
Dalam pengefraisan sisi, sumbu dari pisau frais sejajar dengan permukaan benda kerja yang di frais.
Pisau frais memotong hanya dengan gig-gigi bagian sisinya dari bentuk silindris.
Sedangkan dalam pengefraisan muka, sumbu dari pisau frais biasanya tegak lurus
dengan permukaan benda kerja yang difrais.
Pisau frais mempunyai gigi sisi dan gigi muka keduanya memotong benda kerja secara
serentak. Gigi muka hanya menambah kedalaman dari proses pemotongan ini.
Satu dari cara-cara diatas selalu digunakan didalam setiap operasi pengefraisan, contohnya :
- Pengefraisan rata
- Pengefraisan muka
- Pengefraisan alur
- Pemotongan roda gigi
- Pemotongan alur ulir
- Pemotongan sudut
- Pengefraisan melingkar
- Pengefraisan profil, d.l.l.
Didalam pengefraisan sisi, benda kerja dapat di frais searah atau berlawanan arah sesuai
dengan arah perputaran pisau (cutter) frais.

2.5 Metoda Pemotongan Pada Mesin Milling


Metode pemotongan pada frais dibagi menjadi tiga, antara lain;
- Pemotongan searah jarum jam
- Pemotongan berlawanan arah jarum jam dan,
- Netral.
a. Pemotongan searah benda kerja, yang dimaksud pemotongan searah adalah pemotongan
yang datangnya benda kerja searah dengan putaran sisi potong cutter. Pada pemotongan ini
hasilnya kurang baik karena meja (benda kerja) cenderung tertarik oleh cutter.

9
Pemotongan searah benda kerja
b. Pemotongan berlawanan arah benda kerja, yang dimaksud pemotongan berlawanan arah
adalah pemotongan yang datangnya benda kerja berlawanan dengan arah putaran sisi potong
cutter. Pada pemotongan ini hasilnya dapat maksimal karena meja (benda kerja) tidak tertarik
oleh cutter.

Pemotongan berlawanan benda kerja

c. Pemotongan netral, pemotongan netral yaitu pemotongan yang terjadi apabila lebar benda
yang disayat lebih kecil dari ukuran diameter pisau atau diameter pisau tidak lebih besar dari
bidang yang disayat. Pemotongan jenis ini hanya berlaku untuk mesin frais vertical.

Pemotongan Netral

2.6 Alat – Alat Perlengkapan Utama Mesin Milling


Beberapa alat perlengkapan utama milling diantarannya :
1) Ragum

10
Ragum mesin digunakan untuk mencekam benda kerja. Ragum mesin
dipasang pada mejamesin dengan bererapa kententuan :

1. Bidang antara meda dan ragum harus bersih terutama dari serpihan logam
(tatal). Hal ini untuk menjamin kesejajaran anatara bidang ragum dengan
gerakan meja.
2. Bila ragum dapat diputar posisinya maka untuk menjamin kesikuan ragum
harus diperikasa dan diatur agar benar benar tegak lurus dengan gerakan
meja. Gunakan dial indicator untuk memeriksa kesejajaran ragum.
2) Arbor

Arbor adalah salah satu alat pencekan cutter pada mesin milling.
Terdapat dua jenis arbor,arbor pendek (Stub Arbor) dan arbor panjang (Long
arbor). Arbor ini dipasang pada sumbuutama mesin milling (Spindle). Agar
arbor kuat berada pada sumbu utama mesin makaditarik oleh baut panjang
(drawbar) pada ujung belakang arbor.Setiap arbor mempunyai bidang tirus
dimana bidang ini yang akan masuk kedalam spindlemesin. Pemilihan arbor
selain berdasarkan jenis cutter juga berdasarkan ukuran lubangspindle mesin.

3) Collet
collet adalah alat penjepit pisau freis yang bertangkai tirus/lurus.
Bentuk alat ini bermacam-macam, tetapi prinsip kerjanya sama yaitu untuk
memegang pisau freis yang berbentuk jari.

11
4) Cutter Milling

a) Cutter mantel
Cutter jenis ini dipakai untuk mesin frais horizontal.

Gambar Cutter mantel

b) Cutter alur
digunakan untuk membuat alur-alur pada batang atau permukaan
benda lainnya

Gambar cutterr alur

c) Cutter modul
Cutter ini dalam satu set terdapat 8 buah. Cutter ini dipakai untuk
membuat roda-roda gigi.

12
Gambar Cutter modul

d) Cutter radius cekung


Cutter ini dipakai untuk membuat benda kerja yang bentuknya
memiliki radius dalam (cekung)

Gambar Cutter radius cekung

e) Cutter radius cembung


Cutter ini dipakai untuk membuat benda kerja yang bentuknya
memiliki radius dalam (cekung)

Gambar Cutter radius cembun

f) Cutter alur T.
Alat ini hanya digunakan untuk untuk membuat alur berbentuk “T”
seperti halnya pada meja mesin frais.

13
Gambar Cutter alur

g) Cutter ekor burung


Cutter ini dipakai untuk membuat alur ekor burung. Cutter ini
sudut kemiringannya terletak pada sudut-sudut istimewa yaitu : 300, 450
,600

Gambar Cutter ekor burun

h) Cutter endmill
Ukuran cutter ini sangat bervariasi mulai ukuran kecil sampai ukuran
besar. Cutter ini biasanya dipakai untuk membuat alur pasak dan ini hanya
dapat dipasang pada mesin frais vertical.

Gambar Cutter end mill

5) Paralel Block

14
Gambar

Parallel block dan pemasangannya pada ragum

Paralel block digunakan untuk mengetahui apakah benda kerja telah


benar benar terpasangdengan benar pada ragum. Kadang kadang benda kerja
tidak dapat dilihat dengan benarapakah sudah benar atau masih miring
posisinya di ragum. Bila menggunakan parallel padpada bagian bawah benda
kerja, kita dapat memastikan bahwa benda kerja sudah benar padaposisinya
dengan menggerakan parallel pad. Selain fungsi tersebut, parallel pad berguna
jugasebagai ganjal bila benda kerja terlalu pendek.Parallel pad selalu terdiri
dari satu pasang yang ukurannya sama. Terbuat dari baja yangdikeraskan
permukaannya.

BAB III
LANGKAH KERJA

3.1 Gambar Kerja Praktikum

15
Benda Kerja 1

Benda Kerja 2

3.2 Perlengkapan Praktikum

3.2.1 Berikut adalah alat-alat yang digunakan selama praktikum berlangsung


baik itu alat keselamatan diri maupun alat pendukung praktikum:

a. Cutter ukuran 20mm dan 12mm

Cutter digunakan sebagi pemakan benda kerja .

16
b. Jangka Sorong / Vernier Caliper

Jangka sorong digunakan untuk mengukur setiap ukuran


benda kerja yang di instruksikan gambar kerja

c. Kunci Pas (Ukuran 19, 14 dan 20)


Digunakan untuk pemasangan kunci ragum pada mesin
milling,dan mengencangkan ragum pada saat penyetelan kerataaan
oleh dial indicator.

d. Paralel block
Sebagai tumpuan benda kerja ketika di jepit oleh ragum

e. Palu Plastik

17
Untuk mengencangkan pengunci ragum ketika menjepit
benda kerja

f. Kuas
Digunakan untuk membersihkan benda kerja dari
tatal(serbuk) sewaktu pemakanan oleh cutter.

g. Kikir

Untuk menghaluskan permukaan atau sisi-sisi yang tajam pada


benda kerja

h. Ragum

Untuk meletakan benda kerja ketika akan dilakukan proses


pemakanan oleh mesin milling.

18
i. Dial indicator
Digunakan untuk meluruskan kerataan ragum terhadap
kepala mesin milling agar rata.

j. Kacamata Safety
Sebagai alat safety diri dari percikan serbuk waktu proses
pemakanan.

k. Safety shoes
Digunakan untuk melindungi kaki dari serpihan benda kerja
yang tajam dan melindungi dari tertimpa benda yang berat.

19
3.3 Langkah Kerja Awal

o Menempatkan Ragum
 Taruh ragum di atas meja mesin frais. kunci ragum dengan
menggunakan kunci 19.
 Atur radius ragum 90°.
 Gunakan dial indicator untuk mengukur kerataan ragum.
 Kencangkan baut untuk memutar ragum dengan kunci pas ukuran 22.

o Memasang Cutter Jari


 Lepaskan mur arbor pada lengan mesin dengan cara dipukul diatas.
 Ambil collet yang seukuran dengan cutter jari.
 Masukkan cutter pada collet.
o Memasang Benda Kerja Pada Ragum
 Letakkan parallel block pada ragum.
 Letakkan benda kerja diatas parallel block.
 Jepit benda kerja dengan ragum.

20
3.4 Jurnal Praktikum

(4 Pertemuan)

LABORATORIUM : PEMESINAN NAMA : ANDHIKA RIZKIKA

MATA KULIAH : FRAIS NIM : 161211005


(MILLING)

DOSEN : PETRUS LONDA, MT. KELAS: 1 MESIN A

Hari / Kegiatan Waktu ( jam )


Tanggal

- Peminjaman alat dan pengembilan benda kerja 07.00 – 07.20

- Pengenalan mesin frais 07.20 – 08.30

*Meliputi :

- Cara pengoperasian mesin milling

- Demonstrasi penggunaan cutter jari 20mm

- Demonstrasi penggunaan dial indicator

- Demonstrasi pemasangan ragum

Senin, 5 - Demonstrasi pengaturan kecepatan mesin frais


september
2016 - Pembagian benda kerja

Praktek : 08.30 – 11.30

- Memakai alat keselamatan kerja sebelum melakukan


kegiatan praktikum

- Memasang ragum pada meja mesin

- memasang pisau cutter ukuran 20mm

- Penempatan benda kerja pada ragum

- Melakukan pemakanan benda kerja 1 dengan p=80mm

21
l=48mm

-Mesin mulai bekerja untuk memakan benda kerja per


0,5 milimeter pada bagian atas pada benda kerja 1

- Pembersihan mesin frais dan area praktikum 11.30 - 11.50

- Pembersihan alat dan pengembalian alat kepada tool 11.50 – 12.00


store

- Peminjaman alat praktikum kepada tool store 07.00 – 07.20

- Pembahasan ulang langkah persiapan 07.20 – 08.20

* Praktek :

- Memakai alat keselamatan kerja sebelum melalui


kegiatan praktikum

- Pemasangan ragum pada meja mesin frais

- Menyetting dial indicator untuk mengatur kelurusan


Senin,19 mulut ragum
september
2016 - Memasang cutter jari 20mm

- Melakukan proses milling pada benda 1 hingga 08.20 – 11.30


mendapatkan ukuran p= 80 mm, d= 18 mm.

- Melakukan pemberesihan pada mesin dan area praktek 11.30 – 11.50

- Pembersihan alat dan pengembalaian alat praktikum 11.50 – 12.00


kepada tool store

- Peminjaman alat kepada tool store 07.00 – 07.20

* Praktek : 07.20 – 08.00

- Memakai peralatan keselamatan kerja sebelum


Senin, 26 melakukan kegitan praktikum
september
2016 - Pemasangan ragum pada meja mesin frais

- Menyetting dial indicator untuk meluruskan posisi


ragum

- Memasang cutter jari 20mm

22
- Proses pengefraisan sisi dengan kedalaman 3mm dan 08.00 - 11.30
lebar 10mm.

-mengikir bagian benda yang tajam

-Pengukuran benda kerja dengan menggunakan jangka


sorong

- Memasang benda 2 pada ragum

- Melakukan proses frais pada sisi tersebut pada benda


kerja 2 yaitu p= 80mm, tebal= 11mm,

- Proses pengefraisan pada benda 2

- Pembersihan mesin frais 11.30 – 11.50

- Pengembalian alat 11.50 – 12.00

- Peminjaman alat kepada tool store 07.00 - 07.20

* Praktek : 07.20 – 08.00

- Memakai alat keselamatan kerja sebelum memulai


kerja praktikum

- Pemasangan ragum

- Menyetting dial indicator

- Memasang cutter jari-jari 12mm

08.00 – 11.30
Senin 3 - Proses pengefraisan sisi ukuran 4mm dan 3mm
oktober 2016 - Melakukan proses pengukuran dan penyetelan ukuran
pemakanan pada mesin milling

-Melakukan proses pengikiran pada benda yang terasa


tajam

- Pembersihan mesin frais dan area praktikum 11.30 – 11.50

- Pengembalian alat kepada tool store 11.50 - 12.00

23
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil kegitan praktikum yang kami lakukan selama 4 minggu


lamanya dengan 2 benda kerja yang berbeda dapat di simpulkan bahwa
melakukan proses milling membutuhkan kecepatan dan ketepatan dalam
proses pemakanan sebab berakibat pada tidak selesainya salah satu benda
kerja seperti yang dialami oleh penulis sendiri dikarenakan waktu yang tidak
cukup. Itu diakibatkan oleh beberapa factor diantaranya lamanya dalam
penyetelan dial indicator,banyaknya bongkar pasang benda kerja pada
ragum,lamaya proses pemakanan,dan factor-faktor non teknis lainya.Tapi dari
keseluruhan praktikum milling membutuhkan kerja yang sabar dan teliti untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan.

Tidak lupa juga ketika melakukan kegiatan praktikum perhatiakanlah


instruksi dari dosen pembimbing agar ketika praktikum tidak bingung
terhadap apa yang harus di lakukan.Perhatiakan juga K3 agar selama
praktikum tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.

4.2 Gambar Hasil Praktikum

Benda kerja 1 Benda kerja 2

24
DAFTAR PUSTAKA

1. http://alkwarismi.blogspot.co.id/2013/05/mesin-miling-semua-info-tentang-
mesin.html
2. http://www.idpenghancur.com/mill/n_3560.html
3. MillingSoftware Lab. Pemesinan. udianabambang@yahoo.com.

25

Você também pode gostar