Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
(Skripsi)
Oleh
KESY ELISABETH
By
KESY ELISABETH
Oleh
KESY ELISABETH
Pemberdayaan masyarakat diterapkan kepada sekelompok masyarakat yang lemah
agar menjadi kuat. Pemberdayaan masyarakat juga diterapkan kepada masyarakat
hutan yang menggantungkan kehidupannya pada ekosistem hutan. Sehingga
pemerintah membuat sebuah kebijakan yang pemanfaatan utamanya untuk
memberdayakan masyarakat sekitar hutan yaitu kebijakan Hutan Kemasyarakatan
(HKm). Namun dalam kebijakan HKm khususnya di Kabupaten Lampung tengah
masih ditemukan masalah terkait proses pemberdayaan kelompok HKm. Sehingga
peneliti membuat sebuah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis proses
pemberdayaan masyarakat melalui kebijakan HKm pada kelompok Karya
Bersama di Kampung Marga Jaya Kecamatan Selagai Lingga Kabupaten
Lampung Tengah dan kendala yang dihadapi kelompok HKm dalam mengikuti
program HKm.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian
ini menggunakan metode pengumpulan data melalui wawancara, dokumentasi dan
observasi. Hasil yang diperoleh pada proses pemberdayaan masyarakat melalui
kebijakan HKm ini dinilai sudah baik dilakukan, yaitu dalam mengidentifikasi
permasalahan, potensi dan peluang, membuat rencana kegiatan, menerapkan
rencana kegiatan. Tetapi dalam memantau proses dan hasil kegiatan dinilai masih
kurang baik karena baik pemerintah maupun kelompok HKm belum bisa
memberikan laporan pemantauan hasil kegiatan di kawasan register. Adapun
kendala kelompok HKm dalam mengikuti program HKm yaitu lemahnya
kapasitas kelembagaan kelompok dan belum adanya fasilitasi dari pihak lain
seperti LSM dan BUMS. Untuk itu dibutuhkan pelatihan dari pemerintah kepada
kelompok HKm terkait kelembagaan, serta mengimbau kepada pihak lain untuk
berpartisipasi dalam pendampingan dan fasilitasi kepada kelompok HKm.
Oleh
KESY ELISABETH
SKRIPSI
Pada
Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
yang lulus pada Tahun 2010. Setelah itu, penulis meneruskan pendidikan
Pada tahun 2013 penulis terdaftar sebagai Mahasiswi Jurusan Ilmu Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui jalur
melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Ceringin Asri, Kecamatan Way
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan
kasih, sukacita serta berkatnya yang tidak berkesudahan sehingga peneliti dapat
ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada jurusan
Lampung.
pihak, baik keluarga, dosen, maupun teman-teman. Oleh karena itu, dalam
kepada:
1. Ibu Dra. Dian Kagungan, M.H, selaku dosen pembimbing utama yang
penguji penulis yang telah memberikan kritik, saran dan masukan yang
4. Bapak Dr. Syarief Makhya, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Lampung.
6. Ibu Intan Fitri Meutia, M.A., Ph.D. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Lampung
9. Ibu Nur’aini sebagai staf jurusan Ilmu Administrasi Negara yang selalu
11. Terimakasih kepada Bapak dan Mama tercinta yang dengan sabarnya
baik. Bersyukur mempunyai orangtua seperti kalian yang tidak akan bisa
dari jauh. Makasih untuk jadi sahabat sekaligus saudara yang baik selama
ini. Rasanya persahabatan kita masih saja kurang walaupun sudah lebih
dari 10 tahun.
Yulia Artha, dialah teman satu kota asal, satu suku, satu kostan yang sudah
diketahui banyak teman lainnya dimana ada artha disitu ada Kesy. Artha
adalah teman terbaik selama hampir 4 tahun ini. Ta, maaf sudah banyak
Bekasi nanti harus sering main bareng lagi kayak di Lampung ya. Gue
juga bakal kangen doa bareng sama lo kayak di kostan tercinta kita Wisma
Moris. Selanjutnya ada Ghina Ulfaridha, makasih ya gin udah jadi teman
yang jujur dan tulus. Kurang-kurangin nonton film korea, nanti lo jadi lupa
sama hal yang lebih urgent dari itu. Satu lagi gin, diet ya gin, bukan cuma
untuk tampil slim, tapi juga baik buat kesehatan lo karena bisa ngurangin
selama perkuliahan ini sudah menjadi teman yang baik dan murah hati. Ki,
gue yakin dengan kebesaran hati yang lo punya, lo bisa jadi orang yang
menjadi teman yang jujur dalam mengkritik dan menjadi teman yang apa
doang hehe. Lanjut ada Uun Nur’aini, dia adalah teman yang paling kami
andalkan dalam perkuliahan, anak IPA yang nyasar ambil jurusan IPS, but
masukan saat dibutuhkan, itu sangat berarti. Terakhir ada Okke Wijayanti
dan Septiya Andri Astusti, terimakasih okke dan septiya yang selama ini
15. Turlap Squad, Makasih buat Pindo, Ari, Leo, Uki, Artha, Uun, Ghina yang
Tengah. Benar-benar bersyukur punya teman seperti kalian yang mau ikut
sekali dan pulang larut malam sekali demi turlap. Thankyou so much!
16. Keluarga Besar “Alas Menara” Zikri, Ade, Adi, Agnes, Edo, Fajar, Andan,
Anggi, Arinta, Asti, Ayu Krui, Ayu Mira, Ayu Wulandari, Cici, Eci, Desti,
Emon, Decil, Devi, Dewi Kecil, Dhimas, Dinda, Uyis, Dwi, Eka, Ellyza,
Elva, Fela, Ghozie, Gibran, Isti, Hafiz, Hendri, Hendro, Karfeb, Kesy,
Khaidir, Laras, Lela, Sasa, Hasby, Leo, Meilika, Iqbal, Nanda, Neldi, Nca,
Nita, Oca, Okke, Panji, Pindo, Yoga, Yogi, Galih Begal, Ratu, Resghi,
Respaty, Revardo, Rico, Rindu, Riska, Mala, Septiya, Sidik, Silvia, Uci,
Syntia, Topik, Tiara, Tulfa, Uki, Umar, Uun, Vania, Wahyu, Wiza, Wulan,
Artha, Zulham, Pepah, Ari, Arief, Tongba, Sedy, Defita, Dewi Agustini,
Fitri, Luse, Hendriko, Jita, Dilla, Maya, Meylani, Okta, Pepy, Rahma,
kekompakan yang telah kita ciptakan dan suatu sukacita telah bertemu
kalian.
17. PDO Fisip Unila, yang dekat dengan penulis yaitu Devi Permata Sari
(Decil), makasih decil sudah menjadi teman yang baik selama perkuliahan,
jangan lupakan pertemanan kita ya. Makasih juga untuk adik-adik di PDO
yaitu: Chintia, Mirani, Malini, Riris, Defita, Thiolina, Swita, Masrani, dan
yang lainnya, juga Kakak-kakak PDO yaitu Kak Fani, Bang Angga dan
18. Makasih untuk anak-anak LOJ (Lion Of Judah) yang selama ini telah
memberikan doa dan dukungan yang sangat berarti. Untuk semua anak
LOJ, biarlah kita terus bersungguh-sungguh di dalam melayani Tuhan.
Kalian akan tetap ada di dalam hatiku sekalipun aku akan pindah dari kota
19. Teman-teman KKN Desa Ceringin Asri Kecamatan Way Ratai Kabupaten
Pesawaran, yaitu: Desti, Ela, Ma’Ruf, Bang Imam Bagyo, Bang Komang
dan Bang Chris. Makasih sudah menjadi teman yang baik saat KKN
selama 60 hari.
20. Terimakasih ku ucapkan untuk semua pihak yang membantu dalam proses
penyusunan skripsi ini tanpa terkecuali, yang dapat ditulis satu persatu,
Semoga skripsi ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi kita semua dan
pihak-pihak lain yang membutuhkan terutama bagi penulis. Saran dan kritik yang
Penulis,
Kesy Elisabeth
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Halaman
1. Siklus atau Tahapan Pemberdayaan
Masyarakat Oleh Wilson ............................................................................ 30
2. Kerangka Pikir ........................................................................................... 53
3. Sosialisasi Program HKm Kepada Masyarakat ......................................... 85
4. Buku Rencana Umum Kelompok Hutan Kemasyarakatan
Karya Bersama ........................................................................................... 92
5. Reboisasi Oleh Kelompok HKm................................................................ 94
6. Pengawasan Kawasan Hutan Lindung Oleh Polisi Kehutanan .................. 97
7. Dokumentasi Kegiatan HKm Oleh Kelompok
Karya Bersama ........................................................................................... 98
8. Akses Jalan Ke Kawasan Kampung Marga Jaya........................................ 101
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kepada sekelompok masyarakat yang termasuk dalam kategori lemah atau tidak
kegiatan yang diberikan kepada sejumlah orang agar berdaya baik itu dari
termasuk dalam kategori lemah atau tidak mampu, sehingga dibutuhkan sebuah
2
daya kepada sekelompok masyarakat yang dalam kategori lemah dan identik
harus sesuai dengan tujuan yang diharapkan dengan cara dan proses yang tepat,
Salah satu masyarakat yang perlu untuk diberdayakan, adalah masyarakat sekitar
ataupun hubungan yang yang kuat dengan kawasan hutan dikarenakan masyarakat
membuat mereka tidak terampil dalam melakukan aktivitas yang tidak pernah
mereka dengar dan ketahui. Begitu juga dalam hal pengelolaan hutan yang dekat
cenderung memanfaatkan potensi sumber daya hutan dengan cara yang tidak baik.
Tidak baik disini artinya, mengambil sumber daya hutan dengan cara merambah.
hutan itu kembali. Merambah secara sembarangan jelas memiliki makna yang
menyebabkan masyarakat tidak mengetahui cara untuk mengelola hutan yang baik
dan benar. Dari kegiatan merambah hutan secara sembarangan yang diperbuat
oleh masyarakat sekitar hutan, maka timbulah masalah kerusakan hutan. Padahal
hutan adalah salah satu lingkungan yang perlu dijaga kelestariannya. Lingkungan
merupakan salah satu unsur yang penting bagi kehidupan makhluk hidup, baik itu
untuk segala bentuk kegiatan makhluk hidup di dalamnya. Maka dari itu menjaga
kelestarian sebuah lingkungan merupakan hal yang penting bagi kita semua
makhluk hidup. Salah satu lingkungan yang perlu dijaga kelestariannya adalah
yang tersusun atas sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pohon-pohonan
dalam kesatuan alam lingkungannya, antara satu dengan lainnya tidak dapat
dipisahkan. Jika kondisi hutan menjadi buruk karena ulah manusia, maka
sebaiknya yang diperbaiki disini adalah manusia sebagai salah satu oknum yang
wilayah yang sudah berhutan atau tidak berhutan yang telah ditetapkan untuk
Melihat pada realitas hutan yang ada, khususunya di Provinsi Lampung, bahwa
kerap kali menjadi penyebab pada kerusakan hutan yang ada, demi kepentingan
mencapai separuh lebih dari luas hutan yang ada saat ini. Akibatnya, fungsi
(30/3), menyebutkan jumlah luas hutan di provinsi ini mencapai 30 persen dari
luas daratan. Namun, sayangnya sekitar 53 persen hutan negara yang ada sudah
Oktober 2016 pukul 20.00). Kerusakan hutan seperti rusaknya fungsi hutan
membuat sebuah kebijakan dalam rangka perbaikan fungsi ekosistem hutan yang
Perbaikan kondisi hutan yang dianggap paling optimal adalah jika masyarakat
yang bertempat tinggal di sekitar hutan dapat mengelola hutan dengan sebaik-
baiknya. Tidak dapat dipungkiri juga, bahwa kerusakan hutan yang terjadi di
pada kerusakan hutan, bisa diatasi dengan membuat sebuah penerapan pendekatan
secara optimal dan adil melalui pengembangan kapasitas dan pemberian akses
kelompok HKm yang belum memiliki IUPHKm (Izin Usaha Pemanfaatan Hutan
dan Way Kanan semua kelompok HKm disana telah mendapatkan IUPHKm. Dari
dalam proses izin. IUPHKm merupakan salah satu syarat bagi masyarakat yang
hutan, izin tersebut diperoleh dari pihak yang berwenang yaitu Bupati Kabupaten
adalah dari jumlah kelompok HKm yang ada di Kabupaten Lampung Tengah,
kelompok HKm yang lain yang juga ada di Kabupaten Lampung Tengah sebagian
masih dalam proses untuk mendapatkan IUPHKm. Berikut penjelasan lebih jelas
Dari tabel data HKm Kabupaten Lampung Tengah di atas menjelaskan bahwa
1-7, KIPH Wana Lestari, KIPH Wana Makmur, KIPH Curup Lestari, KIPH Sinar
Harapan Jaya, KIPH Rimba Jaya, Alam Makmur, Alam Lestari, Kashuri Mulyo
Rejo Agung, Kashuri Kerido Caroko, Kashuri Wana Tekad Mandiri, Kashuri
Inten Aji dan terakhir Kashuri Wana Agung. Dari jumlah kelompok tersebut,
hanya kelompok Karya Bersama 1-24 yang telah mendapat IUPHKm dari Bupati
Lampung Tengah.
Data kelompok yang belum IUPHKm ataupun dalam tahapan proses PAK HKm
(Penetapan Areal Kerja) dianggap sebagai salah satu proses yang lambat. Hal ini
kawasan, hak dan kewajiban, daftar anggota kelompok, masa berlaku izin dan
sanksi. Jadi jika kelompok HKm belum mendapatkan IUPHKm maka kelompok
HKm sulit untuk melaksanakan kegiatan HKm secara mandiri, karena belum
masyarakat setempat. Hasil wawancara peneliti terhadap salah satu staff BPDAS
Way Seputih Way Sekampung yaitu Ibu Riris, dijelaskan bahwa masyarakat
tentang sesuatu yang harus masyarakat lakukan, lalu penyediaan bibit tanaman
untuk ditanam yang terus disediakan oleh pemerintah, masyarakat kurang bisa
untuk inisiatif terhadap hal-hal tersebut, padahal kebijakan ini dibuat tujuannya
HKm dibuat agar masyarakat bisa mengelola hutan secara mandiri dan
memperoleh manfaat sumber daya hutan secara adil dan optimal. Sehingga
menjaga kekayaan flora dan fauna yang telah ada. HKm dibuat agar masalah
Dari masalah yang ada, jelas bahwa sebagian masyarakat belum paham proses
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dikaji oleh
C. Tujuan Penelitian
Tengah.
D. Manfaat Penelitian
2. Secara praktis hasil dari penelitian ini dapat memberikan masukan kepada
lainnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
yang dipilih pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan. Dye mengatakan
bahwa bila pemerintah memilih untuk melakukan sesuatu maka harus ada
Dari pengertian kebijakan publik oleh para ahli di atas, peneliti menarik
unique activity), dalam artian ia mempunyai ciri-ciri tertentu yang agaknya tidak
dimiliki oleh kebijakan jenis lain. Berikut adalah ciri-ciri kebijakan publik
mengarah pada tujuan tertentu, dari pada sekedar sebagai bentuk perilaku
berkait dan berpola, mengarah pada tujuan tertentu yang dilakukan oleh
lainnya.
kebijakan publik memiliki ciri yang pasti yaitu kebijakan publik dibuat oleh
masalah publik.
3. Jenis-Jenis Kebijakan
sebagai berikut:
dilaksanakan.
masyarakat.
d. Kebijakan yang berhubungan dengan barang umum (public goods) dan barang
privat (privat goods). Kebijakan public goods adalah kebijakan yang bertujuan
privat goods adalah kebijakan yang mengatur penyediaan barang atau pelayanan
oleh individu, komunitas, atau kelompok, pada lahan negara, lahan komunal,
lahan adat atau lahan milik untuk memenuhi kebutuhan individu/rumah tangga
substansi.
budaya
secara optimal dan adil melalui pengembangan kapasitas dan pemberian akses
hutan lindung dan hutan produksi yang tidak dibebani hak atau izin dalam
tahun dan diperpanjang sesuai dengan hasil evaluasi setiap 5 tahun. HKm
diperuntukkan bagi masyarakat miskin yang tinggal di dalam dan sekitar kawasan
Pendekatan CBFM ini merupakan wujud dari paradigm social forestry (kehutanan
Konsep Hutan Kemasyarakatan ini timbul sesuai dengan perubahan konsep dan
program-program tersebut.
altenatif solusi dalam pengelolaan hutan. Melalui konsep ini bisa lebih luas
dijabarkan dalam pola-pola manajemen lahan hutan yang mampu secara efektif
Fungsi Hutan
Saat ini terdapat lebih 50 juta penduduk miskin Indonesia yang tinggal di dalam
membuka akses dan ruang kawasan hutan bagi masyarakat. Dengan keberadaan
pertanian terjaga
c) Menjaga kekayaan alam flora dan fauna yang telah ada sebelumnya.
perencanaan dan penetapan kawasan hutan dapat dilakukan dari bawah yaitu
1. Pengertian Pemberdayaan
individu atau masyarakat yang tidak berdaya atau pihak yang lemah (powerless).
keras, ketekunan, dan aspek lainnya. Kelemahan dalam berbagai aspek tersebut
individu untuk membuat dirinya atau pihak lain melakukan apa yang
potensi, atau keinginan orang lain. Dengan kata lain, kekuasaan menjadikan orang
Rappaport dalam Anwas (2014:49) pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana
rakyat, organisasi dan komunitas diarahkan agar mampu menguasai atau berkuasa
atas kehidupannya.
sehingga mampu berdaya, memiliki daya saing, serta mampu hidup mandiri.
masyarakat akan merasa siap diberdayakan melalui isu-isu lokal, seperti yang
martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk
lokal yang dimiliki melalui collective dan action networking sehingga pada
dan sosial.
nantinya menjadi mandiri dengan kekuatan yang telah diterapkan sebagai sebuah
2. Tujuan Pemberdayaan
Dalam arti bahwa pemberdayaan harus dirancang sebagai suatu bentuk pendidikan
menyangkut tempat dan waktu, serta hubungan fasilitator dan penerima manfaat;
pemasaran.
sumber daya yang lebih baik, diharapkan akan terjadi tindakan-tindakan yang
masyarakatnya.
27
Keadaan kehidupan yang lebih baik, yang didukung oleh lingkungan (fisik dan
sosial) yang lebih baik, diharapkan akan terwujud kehidupan masyarakat yang
sebagai berikut:
pelaksanannya.
perbaikan kegiatan.
perubahan.
Keinginan untuk
berubah
Tumbuhnya Kemauan dan
kompetensi keberanian untuk
untuk berubah berubah
Peningkatan
efektivitas dan Kemauan untuk
efisiensi berpartisipasi
pemberdayaan
Tumbuhnya Peningkatan
motivasi baru partisipasi
untuk berubah
menurut Tim dalam Mardikanto (2015:125), dikarenakan teori ini lebih rinci dan
sesuai dengan kajian yang diteliti, salah satunya dilihat dari penjabaran teori yang
Kampung Marga Jaya dalam program HKm, bahwa untuk memperbaiki keadaan
teori tersebut kurang rinci dijabarkan dan kurang sesuai dengan kajian penelitian
ini.
yang jelas dan harus dicapai, oleh sebab itu, setiap pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat perlu dilandasi dengan strategi kerja tertentu demi keberhasilan untuk
1. Aras Mikro
Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas
2. Aras Mezzo
3. Aras Makro
Pendekatan ini disebut juga sebagai strategi sistem besar (Large- System
Strategy), karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih
pendekatan ini. Strategi sistem besar memandang klien sebagai orang yang
1) Generasi yang mengutamakan relief and welfare, yaitu strategi yang lebih
(bottom-up approach).
pelestarian/keberlanjutan pembangunan.
lokal, serta mobilisasi sumberdaya lokal yang ada dan dapat dimanfaatkan
pelaksanaannya.
1) Motivasi
haknya sebagai warga negara dan anggota masyarakat. Karena itu, setiap
3) Manajemen diri
4) Mobilisasi sumberdaya
Ide ini didasari pandangan bahwa setiap orang memiliki sumbernya sendiri
persaingan yang tidak seimbang (apalagi tidak sehat) antara yang kuat dan
kecil.
kesempatan berusaha.
5. Indikator Keberdayaan
besar.
b) Sebuah kedaan psikologis yang ditandai oleh rasa percaya diri, berguna
c) Pembebasan yang dihasilkan dari sebuah gerakan sosial yang dimulai dari
tersebut berdaya atau tidak. Schuler, Hashemi dan Riley dalam Suharto (2014:63)
rumah ibadah dan rumah tetangga. Tingkat mobilitas ini dianggap tinggi
radio, koran dan pakaian keluarga. Seperti halnya indikator di atas, point
apakah dalam satu tahun terakhir ada seorang (suami, istri, anak-anak,
mertua) yang mengambil uang, tanah, perhiasan dari dia tanpa izinnya,
waris.
berdaya jika ia pernah terlibat dalam kampanye atau bersama orang lain
melakukan protes, misalnya terhadap suami yang memukul istri, istri yang
pemerintah.
dari pasangannya
D. Tinjauan Pembangunan
1. Pengertian Pembangunan
bukanlah sesuatu yang sifatnya alami atau “given”, melainkan suatu proses yang
berorientasi pada masalah, bersifat terapan dan lintas ilmu, yang menganalisis
nasional yang satu (one state of national being) menuju ke kondisi nasional yang
Australia, Inggris, Selandia Baru, dan Amerika Serikat, yang dikenal dengan
melembaga yang meliputi berbagai bentuk intervensi sosial dan pelayanan sosial
perlindungan sosial.
ekonomi, sosial dan politik yang menjunjung harga diri dan martabat
kemanusiaan.
kemanusiaan.
berbagai golongan dan kelas sosial. Namun, prioritas utama PKS adalah
pembangunan adalah seluruh usaha yang dilakukan oleh suatu masyarakat untuk
42
usaha pembangunan sosial ekonomi yang bersifat dinamis dan inovatif serta
dari sebelumnya.
beriringan atau bersamaan dan tidak perlu mempersoalkan mana yang harus
43
dari:
administrasi negara)
1) Strategi pertumbuhan
3) Teknologi tepat-guna
4) Kebutuhan dasar
5) Pembangunan berkelanjutan
6) Pemberdayaan
mengambil tiga hasil penelitian terdahulu yang dijadikan perbandingan atau acuan
dalam tinjauan pustaka ada tiga penelitian, yang pertama yaitu jurnal yang dibuat
untuk turut mengelola hutan dengan prinsip keseimbangan fungsi ekologis dan
pengelolaan hutan dengan prinsip keseimbangan fungsi ekologis dan fungsi sosial
kerja hutan kemasyarakatan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah yang
telah memiliki izin mengelola Hkm seluas 5.013,7 hektar. Kelompok masyarakat
itu sekitar 14.190 hektar masih berupa izin pengelolaan Hkm sementara. Hasil
berupa izin sementara kepada 1 kelompok Hkm yang terdiri dari 200 petani pada
areal seluas 400 hektar. Pada tahun 2000 kegiatan pengelolaan 27 hutan pada
masyarakat sekitar hutan yang tergabung dalam organisasi pengelola hutan yang
tahap, yaitu musyawarah di tingkat sub kelompok yang dikoordinir ketua sub
46
antara lain terlihat dari kehadiran masyarakat dalam forum penyusunan program
adalah skripsi yang dibuat oleh Boy Faskalis Manihuruk dengan judul
Dalam penelitian yang dibuat oleh Boy Faskalis Manihuruk, permasalahan yang
Tanggamus yang mengalami keadaan yang parah. Keadaan hutan yang parah
disebabkan oleh perambahan dan kegiatan berladang secara liar yang dilakukan
oleh masyarakat. Dari latar belakang masalah yang ada, tujuan penelitian yang
Belu, Kabupaten Tanggamus. Hasil yang di dapat dari penelitian itu adalah,
kehidupan telah baik, dilihat dari 84,62% masyarakat responden sudah memiliki
tanaman yang unggul yang memiliki nilai ekonomi. Selain itu hasil yang di dapat
47
adanya pencurian, pembalakan liar, dan perambahan hutan. hasil penelitian yang
lainnya yaitu, dampak sosial, dimana terciptanya hubungan yang harmonis antara
adanya HKm, menjadi sumber mata pencaharian bagi masyarakat sekitar hutan.
Dampak ekologi, keadaan hutan yang ada menjadi lestari dengan adanya bantuan
Penelitian ketiga yang dijadikan peneliti sebagai perbandingan dari penelitian ini,
bentuk deskriptif. Hasil yang diperoleh dari penelitian milik Taufiquurohman ini
Kalibiru dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu yang pertama adalah faktor
sasaran dan disposisi kepala daerah, kedua yaitu faktor ketersediaan sumberdaya
2. Untuk
mendeskripsikan
dan menganalisis
kendala-kendala
yang dihadapi
oleh masyarakat
dalam mengikuti
program HKm.
G. Kerangka Pikir
Pemberdayaan merupakan salah satu tahapan yang ada di dalam sebuah tahapan
memiliki kekuatan dan berkuasa terhadap sesuatu yang dilakukan. Salah satu
tahu cara mengelola hutan yang benar, padahal kondisi hutan menjadi aspek
51
Sehingga apapun yang berkaitan dengan hutan harus benar-benar terjaga dengan
baik, karena di dalam hutan terdapat banyak ekosistem hutan yang menjadi
sumber paru-paru dunia. Namun kenyataannya yang terasa saat ini adalah, hutan
mulai mengalami kerusakan yang disebabkan oleh banyaknya aspek yang memicu
khususnya di Lampung Tengah, salah satu penyebabnya adalah dari manusia yang
tidak bertanggung jawab atas perambahan yang sering mereka lakukan di dalam
Masyarakat belum mampu untuk mengelola hutan dengan optimal, karena mereka
belum mengerti tentang cara pengelolaan hutan yang baik tanpa merusak hutan.
sekitar hutan memiliki pengetahuan untuk bisa mengelola hutan dengan optimal
tanpa merusak hutan. Salah satu kelompok masyarakat yang mengikuti program
program HKm kelompok Karya Bersama di Kampung Marga Jaya melalui teori
Keempat, memantau proses dan hasil kegiatan secara partisipatif. Serta dapat
Masalah:
1. Perambahan hutan secara sembarangan
2. Pemukiman warga di sekitar hutan
3. Masyarakat belum mampu mengelola hutan
Masalah :
1. Masih terdapat kelompok yang belum IUPHKm
2. Masyarakat masih bergantung terhadap proyek
3. Sebagian masyarakat belum mengetahui proses
pemberdayaan dari program HKm
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistik
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
kendala apa saja yang dihadapi masyarakat dalam mengikuti program HKm di
B. Fokus Penelitian
jadi peneliti tidak perlu kesana kemari untuk mencari subjek penelitiannya, sudah
dengan sendirinya dibatasi dengan fokusnya lalu fokus penelitian berfungsi untuk
jadi dengan penetapan fokus yang jelas, seorang peneliti dapat membuat keputusan
yang tepat tentang data mana yang dikumpulkan dan mana yang tidak perlu ataupun
Bersama yang berada di Kampung Marga Jaya Kecamatan Selagai Lingga Kabupaten
(2015:125) diantaranya:
pelaksanannya.
d) Memantau proses dan hasil kegiatan secara terus-menerus. Pada tahapan ini
ditetapkan.
kemasyarakatan
C. Lokasi Penelitian
(purposive), yaitu di Kabupaten Lampung Tengah. Hal ini didasarkan pada alasan
karena di Kabupaten Lampung Tengah masih terdapat kelompok HKm yang belum
kelompok Karya Bersama di Kampung Marga Jaya, karena kelompok HKm yang
kelompok Karya Bersama di Kampung Marga Jaya, sehingga bisa untuk diteliti.
57
D. Informan Penelitian
mendapatkan informasi yang maksimum, oleh karena itu orang yang dijadikan
narasumber yang benar-benar mengetahui program HKm dan mereka yang ikut
Dengan penjelasan tersebut, maka pihak-pihak yang dijadikan informan oleh peneliti
3. UPTD KPHL Unit VII Way Waya Untuk memperoleh informasi mengenai
Kabupaten Lampung Tengah pelaksanaan pogram Hutan
Kemasyarakatan di Kabupaten Lampung
Tengah
Untuk memperoleh data yang benar dan akurat sehingga mampu menjawab
wawancara bebas atau tidak terstruktur bersamaan dengan observasi, instrumen yang
digunakan untuk melakukan wawancara ini adalah tape recorder, yang dilengkapi
staff pemberdayaan di Dinas Kehutanan, UPTD KPHL Way Waya dan Kelompok
Karya Bersama. Hasil wawancara berupa penyampaian pendapat dari pihak tersebut
2. Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk menghimpun data sekunder yang memuat informasi
tertentu yang bersumber dari dokumen-dokumen seperti surat, dan lain sebagainya.
59
Sumber data ini merupakan berbagai dokumen yang berkaitan dengan pemberdayaan
Selagai Lingga Kabupaten Lampung Tengah melalui HKm. Dokumen yang didapat
oleh peneliti adalah dokumen berupa data HKm Kabupaten Lampung Tengah, Data
Inventarisasi Hutan dalam dokumen Tata Hutan KPHL Unit VII Way Waya, Foto
3. Observasi (Pengamatan)
faktual, cermat dan terperinci mengenai keadaan lapangan, kegiatan manusia, dan
situasi sosial serta konteks kegiatan itu terjadi, dan berhubungan dengan fokus
masyarakat yang dilakukan kelompok HKm Karya Bersama dalam program HKm
seperti; kegiatan penanaman yang dilakukan kelompok Karya Bersama juga hasil
kelompok HKm; diantaranya mengamati jalanan ke arah Kampung Marga Jaya yang
cukup rusak.
F. Analisis Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai
sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan
lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya. Data
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara
60
fenomena yang diselidiki. Fenomena yang diteliti secara deskriptif tersebut dicari
Menurut Bogdan & Biklen dalam Moleong (2011:248) “analisis data adalah upaya
yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
Berikut adalah teknik analisis data model Miles and Huberman dalam Sugiyono
(2014:246) :
1. Reduksi data
kemudian dituangkan dalam uraian atau laporan yang lengkap dan terperinci. Laporan
lapangan akan direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal pokok, difokuskan pada hal-hal
yang penting kemudian dicari polanya. Reduksi data berlangsung secara terus-
menerus selama proses penelitian berlangsung. Dalam penelitian ini, peneliti memilih
dan menyeleksi serta merangkum data yang diperoleh atau difokuskan pada hal-hal
Lampung Tengah.
61
2. Penyajian data
Penyajian data dilakukan untuk memudahkan bagi peneliti untuk melihat gambaran
secara keseluruhan atau bagian tertentu dari penelitian. Pada dasarnya penyajian data
paling sering digunakan pada data yang telah direduksi yaitu disajikan dalam bentuk
teks naratif.
yaitu sejak awal memasuki lokasi penelitian dan selama proses pengumpulan data.
Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini dilakukan dengan pengambilan inti sari
pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti. Selanjutnya
kegiatan yang dilakukan peneliti agar hasil penelitian dapat dipercaya yaitu
62
data juga dilakukan untuk memperkaya data. Sedangkan Denzin dalam Moleong
penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Pada penelitian ini, dari keempat
2. Keteralihan (Tranferability)
3. Kebergantungan (Dependability)
tersebut disebabkan oleh peninjauannya dari segi bahwa konsep itu memperhitungkan
segala-galanya, yaitu yang ada pada reliabilitas itu sendiri ditambah faktor-faktor
4. Kepastian (Confirmability)
Kepastian disini bahwa sesuatu itu objektif atau tidak bergantung pada persetujuan
Scriven, selain itu masih ada unsur kualitas yang melekat pada objektivitasnya. Hal
63
itu digali dari pengertian bahwa jika sesuatu objektif, berarti dapat dipercaya, faktual,
dan dapat dipastikan. Jika subjektif berarti tidak dapat dipercaya atau melenceng.
1. Latar Belakang
pengatur tata air, tanah dan udara untuk kehidupan di bumi yang sulit tergantikan.
Hutan sebagai salah satu sistem pendukung kehidupan, penting dikuasai oleh
Mengingat peran atau fungsinya yang sangat penting, hutan harus dikelola secara
baik, arif dan bijaksana, yaitu sesuai dengan kondisi dan peruntukannya.
kawasan hutan, yaitu fungsi ekonomi/produksi, fungsi ekologis, dan fungsi sosial
budaya.
Prinsip pengelolaan hutan untuk mewujudkan keberlanjutan fungsi hutan saat ini
didasarkan pemahaman bahwa sebagian besar nilai hutan adala berupa jasa-jasa
KPH merupakan suatu sistem pengelolaan hutan berdasarkan satu satuan wilayah
pengelolaan hutan yang prospektif, sehat dan lestari. Seluruh kawasan hutan
infrastrukturnya.
salah satu jalan bagi resolusi konflik. Selain itu keberadaan KPH dapat menjamin
Pemerintah No. 3 Tahun 2008 tentang perubahan atas peraturan pemerintah no.6
tahun 2007 tentang tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan serta
peruntukannya dapat dilakukan secara efektif dan efisien sarta lestari sesuai
dengan kondisi ekologis, sosial dan ekonomi serta budaya masyarakat sekitar
hutan. Kegiatan pengelolaan yang akan dilakukan oleh KPH meliputi: 1) Tata
pengelolaan KPHL Way Waya secara optimal (aspek ekonomi, aspek sosial dan
aspek lingkungan).
Sebagai sebuah institusi pengelola ditingkat tapak dimana salah satu fungsi dan
tugas dari organisasi KPH yaitu menyelenggarakan pengelolaan hutan berupa tata
hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, maka KPHL Way Waya harus
hutan yang telah ditetapkan. Rencana pengelolaan yang terdiri dari rencana
pengelolaan jangka panjang dan jangka pendek ini memuat setidaknya tujuan,
strategi, rencana kegiatan serta target yang ingin dicapai dalam pengelolaan hutan
itu sendiri. Tentunya, di dalam penyusunan rencana pengelolaan ini, KPH harus
lingkungan.
67
VII oleh Menteri Kehutanan, KPHL Way Waya Lampung Tengah direncanakan
dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lampung Tengah dan Dinas
penyusunan tata hutan wilayah KPHL Unit VII Way Waya Lampung Tengah
dan didampingi oleh KPHL, selain itu juga dilakukan pengumpulan data dan
penyusunan RPHJP KPHL Way Waya Lampung Tengah agar lebih baik.
Tata hutan adalah kegiatan rancang bangun unit pengelolaan hutan, mencakup
kegiatan pengelompokan sumber daya hutan sesuai dengan tipe ekosistem dan
yang sebesar-besarnya bagi masyarakat secara lestari. Penyusunan Tata Hutan ini
dengan para pihak melalui konsultasi public. g.Penataan batas blok dan petak.
Penyusunan Tata Hutan KPHL Unit VII Way Waya Lampung Tengah sangat
penting karena hasilnya merupakan yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam
penyusunan RPHJP KPHL Unit VII Way Waya Lampung Tengah sepuluh tahun
kedepan dan diharapkan memberikan hasil yang sesuai dengan visi dibentuknya
KPHL yaitu pengelolaan hutan lestari secara berkelanjutan dan mandiri untuk
Maksud dari penyusunan Tata Hutan KPHL Unit VII Way Waya Lampung
Tengah ini adalah untuk dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan
pengelolaan hutan pada wilayah kelola KPHL Unit VII Way Waya Lampung
Tengah selama 10 (sepuluh) tahun kedepan, mulai dari tahun 2016 sampai dengan
tahun 2025.
Adapun yang menjadi tujuan dari penyusunan Tata Hutan KPHL Unit VII Way
jasa lingkungan, serta sosial dan ekonomi wilayah kelola KPHL Unit VII
b. Membagi wilayah kelola KPHL Unit VII Way Waya, Lampung Tengah ke
yang dapat menjadi acuan bagi para pihak yang terlibat dalam pengelolaan
3. Sasaran
Sasaran kegiatan penyusunan Tata Hutan ini meliputi sasaran lokasi dan sasaran
pengelolaan hutan jangka panjang ini adalah kawasan hutan lindung KPHL Unit
Adapun sasaran kegiatan ini adalah tersusunnya Tata Hutan wilayah KPHL Unit
VII Way Waya, Lampung Tengah yang didasarkan kondisi-kondisi yang dihadapi
melalui:
a. Inventarisasi dan analisis terhadap kondisi aktual wilayah KPHL Unit VII Way
Waya, Lampung Tengah dari aspek ekologi, ekonomi dan sosial. Aspek-aspek ini
antara lain iklim, jenis tanah, ketinggian dan kelerengan, daerah aliran
b. Tersusunnya Tata Hutan yang memuat pembagian resort serta rencana blok-
blok di beserta petak-petak pengelolaan. Tata hutan ini memberikan arahan spasial
ini dalam kerangka untuk mencapai keseimbangan ekologi, ekonomi dan sosial
dalam pengelolaan hutan. 3. Tata Hutan ini menjadi dasar penyusunan Rencana
Hutan Jangka Panjang, dan juga kemudian menjadi dasar pengelolaa KPHL untuk
dapat menyusun rencana jangka pendek dalam tahunan yang akan menjadi
alam dan lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan
kehutanan.
lestari.
konservasi alam.
serta memungut hasil hutan bukan kayu secara optimal dan adil untuk
kawasan hutan.
kembali lahan dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara
kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan, yang disebabkan oleh
dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta
13. Tata Batas dalam wilayah KPHL Unit VII Way Waya adalah melakukan
penataan batas dalam wilayah kelola KPHL Unit VII Way Waya
secara lengkap.
15. Blok adalah bagian wilayah KPHL Unit VII Way Waya yang dibuat relatif
17. Blok Lindung adalah wilayah yang dikelola dengan tujuan pengawetan
keanekaragaman hayati dan fungsi konservasi dalam hal ini yang akan
dikelola oleh KPHL Unit VII Way Waya melalui kesepakatan dengan
pemegang izin.
18. Petak adalah bagian dari blok dengan luasan tertentu dan menjadi unit
19. Kesatuan Pengelolaan Hutan selanjutnya disebut KPH Unit VII Way
21. Para pihak adalah pengelola KPHL Unit VII Way Waya, perwakilan
manfaat dan dampak pengelolaan KPHL Unit VII Way Waya. Partisipasi
22. KPHL Unit VII adalah wujud awal dari KPHL Unit VII yang secara
23. Resort Pengelolaan Hutan adalah kawasan hutan dalam wilayah kelola
KPHL Unit VII yang merupakan bagian dari wilayah KPHL Unit VII yang
24. Wilayah tertentu antara lain adalah wilayah hutan yang situasi dan
kawasan hutan.
petak/blok.
75
27. Hasil Hutan Bukan Kayu yang selanjutnya disingkat HHBK adalah hasil
hutan hayati baik nabati maupun hewani beserta produk turunan dan
fungsi utamanya.
29. Ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang
33. Masyarakat Setempat adalah kesatuan sosial yang terdiri dari warga
ekosistem hutan.
34. Menteri adalah Menteri yang diserahi tugas dan bertanggung jawab di
bidang kehutanan.
35. Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah penerimaan yang diperoleh daerah
37. Pergub adalah Peraturan yang disahkan oleh Gubernur dan berlaku untuk
daerah provinsi.
38. Perda adalah peraturan daerah bisa ditingkat Kabupaten Maupun Provinsi
39. Perbup adalah Peraturan yag disahkan oleh Bupati dan berlaku untuk
Lampung, dimana KPHL ini terletak dan terbagi pada 3 kecamatan yaitu
dengan luas kawasan hutan sebesar 24.337 hektar. Dengan batas-batas sebagai
berikut :
77
A. Kesimpulan
baik itu dalam bidang pendidikan, ekonomi, sosial, dan lainnya. Begitu juga
terbukti ada proses pemberdaayaan masyarakat dan dinilai baik, khususnya pada
peluang-peluangnya.
Dalam proses pemberdayaan yang pertama ini dinilai baik, terbukti karena
reboisasi.
Hal ini juga telah dilakukan oleh kelompok HKm Karya Bersama dalam
pemeliharaan. Dalam proses yang ketiga ini juga dinilai baik karena
Hal ini juga telah dilaksanakan oleh pemerintah dan juga masyarakat,
untuk melihat dan melaksanakan kegiatan HKm. Namun pada proses yang
keempat ini dinilai kurang baik atau kurang maksimal, karena pemerintah
dan masyarakat juga kurang memantau proses kegiatan yang ada di hutan,
dilakukan.
Adapun setiap kegiatan tidak akan lepas dari kendala, kendala yang dihadapi oleh
Karya Bersama belum ada pihak lain yang melakukan pendampingan dan
fasilitasi.
B. Saran
kemasyarakatan yaitu :
3. Kelompok HKm dan KPHL Way Waya untuk mengimbau kepada pihak
lain seperti LSM, BUMN, BUMS dan lainnya untuk berpartisipasi dalam
Refrensi Buku
Undang-Undang
Peraturan Pemerintah No.3 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Tata
Pemerintah No.6 tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana
Pengelolaan Hutan Serta Pemanfaatan Hutan
http://bp2sdmk.dephut.go.id/emagazine/inindx.php/seluruh-artikel/14-hutan
kemasyarakatan-HkM.html ( 18 Oktober 2016)