Você está na página 1de 10

PEDOMAN

INISIASI MENYUSU DINI DAN ASI EKSKLUSIF

BIDANG MILENIUM DEVEOPMENT GOALS(MDGS)


DI RUMAH SAKIT BERSALIN JEUMPA

i
DAFTAR ISI

Daftar Isi...................................................................................................... i

Lembar Pengesahan ....................................................................................

BAB I. DEFINISI.............................................................................................

Manfaat Kontak Kulit Bayi Ke Kulit Ibu .......................................................

BAB II. RUANG LINGKUP .............................................................................

BAB III. TATA LAKSANA ...............................................................................

Tata Laksana Menyusui Dini Secara Umum ...............................................

Inisiasi Menyusui Dini Pada Partus Spontans ............................................

Inisiasi Menyusui Dini Pada Operasi Caesar ..............................................

Inisiasi Menyusui Dini Pada Gemelli .........................................................

BAB IV. DOKUMENTASI ............................................................................

PENUTUP..............................................................................................

i
KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT BERSALIN JEUMPA

NOMOR : 000/SK-DIR/RSBJ/PROMNAS/IX/2018

TENTANG

PEMBERLAKUAN PEDOMAN INISIASI MENYUSUI DINI DI RUMAH SAKIT BERSALIN JEUMPA

KEPALA RUMAH SAKIT BERSALIN JEUMPA

Menimbang : 1. Kebutuhan peranti lunak berupa buku pedoman untuk digunakan sebagai

pedoman dalam pelaksanaan tugas penyelenggaraan Inisiasi Menyusui Dini

di Rumah Sakit Bersalin Jeumpa

2. Bahwa untuk terlaksananya Inisiasi Menyusui Dini di Rumah Sakit Bersalin

Jeumpa, perlu dikeluarkan keputusan.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran

negara Republik Indonesia Nomor 5072)

2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 4437) sebagaimana diubah terakhir dengan

3. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844)

i
4. Peraturan pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

(Lembaga Negara Nomor 49 Tahun 1996, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3637

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512 / Menkes / per / IV / 2007

tentang izin praktik dan pelaksanaan praktik kedokteran.

6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 129 / Menkes / per / III / 2008

tentang Rekam Medik

Memperhatikan : 1. Surat Perintah Ka Rumah Sakit BERSALIN JEUMPA Nomor Sprin/ / I /2018,

tentang tim kelompok kerja akreditasi Rumah Sakit Bersalin Jeumpa.

2. Hasil perumusan kelompok kerja penyusunan buku Pedoman tentang

penyelenggaraan Inisiasi Menyusui Dini di Rumah Sakit Bersalin Jeumpa.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :

Kesatu : Panduan tentang penyelenggaraan Inisiasi Menyusui Dini di Rumah Sakit

Bersalin Jeumpa sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan ini.

Kedua : Panduan ini berklarifikasi biasa.

Ketiga : Ka Rumah Sakit Bersalin Jeumpa sebagai Pembina materi buku panduan ini.

Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di: Pontianak


Pada tanggal : November 2018
Kepala Rumah Sakit Bersalin Jeumpa

Dr. Mohammad Taufik, Sp.OG

i
BAB I

DEFINISI

Inisiasi Menyusui Dini adalah segera menaruh bayi didada bayi, kontak kulit dengan kulit (skin to
skin kontak) segera setelah lahir setidaknya satu jam atau lebih sampai bayi menyusu sendiri. Apabila
bayi sehat diletakkan segera pada perut dan dada ibu setelah lahir untuk kontak kulit ibu dan bayi, bayi
memperlihatkan kemampuan yang menakjubkan. Bayi siaga,bayi dapat merangkak, dirangsang oleh
sentuhan ibu yang lembut, melintasi perut ibu mencapai payudara.Bayi mulai menyentuh dan menekan
payudara ibu.Sentuhan awal yang lembut oleh tangan atau kepala bayi pada payudara merangsang
produksi oksitosin ibu, sehingga mulailah ASI mengalir dan juga meningkatkan rasa cinta kasih pada
bayi. Kemudian bayi mencium, menyentuh dengan mulut dan menjilat putting ibu.Akhirnya bayi melekat
pada payudara dan mengisap minum ASI.

Adapun manfaat Kontak Kulit Bayi ke Kulit Ibu, adalah :


a) Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan suhunya
dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusui menurunkan risiko kematian karena
hypothermia (kedinginan).
b) Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak jantung
bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel sehingga mengurangi
pemakaian energi.
c) Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI ibu.
Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan kulit bayi untuk menyaingi bakteri yang
lebih ganas dari lingkungan.
d) Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan antibodi
(zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting untuk pertumbuhan usus.
Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda, tidak siap untuk mengolah asupan
makanan.
e) Antibodi dalam ASI penting demi ketahanan terhadap infeksi, sehingga menjamin
kelangsungan hidup sang bayi.
f) Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan, fungsi
usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan protein
manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi.
g) Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI eksklusif dan
mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
h) Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang
keluarnyaoksitosin yang penting karena:
 Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta dan
mengurangi perdarahan ibu.
 Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan
mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon meningkatkan
ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia.
 Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang (yang
berwarna putih) dapat lebih cepat keluar.

i
BAB II

RUANG LINGKUP

Inisiasi Menyusu Dini adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di mana bayi
dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting susu),setidaknya 1 jam setelah
bayi lahir.Bisa di ruang bersalin, kamar operasi untuk kasus bedah Caesar,ruang pulih dan ruang rawat
pasaca salin.

BAB III

TATA LAKSANA

3.1 Tata Laksana Inisiasi Menyusui Dini Secara Umum.


a) Dalam proses melahirkan, ibu disarankan untuk mengurangi/tidak menggunakan obat
kimiawi. Jika ibu menggunakan obat kimiawi terlalu banyak, dikhawatirkan akan terbawa ASI
ke bayi yang nantinya akan menyusui dalam proses inisiasi menyusui dini.
b) Para petugas kesehatan yang membantu Ibu menjalani proses melahirkan, akan melakukan
kegiatan penanganan kelahiran seperti biasanya. Begitu pula jika ibu harus menjalani
operasi caesar.
c) Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa menghilangkan vernix (kulit
putih). Vernix (kulit putih) menyamankan kulit bayi.
d) Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi melekat pada kulit
ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan topi. Kemudian, jika
perlu, bayi dan ibu diselimuti.
e) Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari sendiri puting
susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu). Pada dasarnya, bayi memiliki naluri
yang kuat untuk mencari puting susu ibunya.
f) Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, Ibu perlu didukung dan dibantu
untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusui. Posisi ibu yang berbaring mungkin tidak
dapat mengamati dengan jelas apa yang dilakukan oleh bayi.
g) Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu sampai proses
menyusui pertama selesai.
h) Setelah selesai menyusui awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi
vitamin K dan tetes mata.
i) Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat-gabung. Rawat-gabung memungkinkan ibu
menyusui bayinya kapan saja si bayi menginginkannya, karena kegiatan menyusui tidak
boleh dijadwal. Rawat-gabung juga akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dengan
bayinya, bayi jadi jarang menangis karena selalu merasa dekat dengan ibu, dan selain itu
dapat memudahkan ibu untuk beristirahat dan menyusui.

i
3.2 Inisiasi Menyusui Dini Pada Partus Spontan.
1) Dianjurkan SUAMI atau keluarga MENDAMPINGI ibu dikamar bersalin.
2) Dalam menolong ibu melahirkan disarankan untuk mengurangi / tidak menggunakan obat
kimiawi.
3) Bayi lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa
menghilangkan vernix Mulut dan hidung bayi dibersihkan, talipusat diikat.
4) Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, Bayi di TENGKURAPKAN di dada-perut ibu dengan
KULIT bayi MELEKAT pada KULIT ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya
diselimuti. Bayi dapat diberi topi.
5) Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting sendiri.
6) Ibu didukung dan dibantu mengenali perilaku bayi sebelum menyusui.
7) Biarkan KULIT kedua bayi bersentuhan dengan KULIT ibu selama PALING TIDAK SATU JAM;
bila menyusui awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu – bayi bersentuhan sampai
setidaknya 1 jam.
8) Bila dlm 1 jam menyusui awal belum terjadi, bantu ibu dengan MENDEKATKAN BAYI KE
PUTING tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi. BERI WAKTU kulit melekat pada kulit
30 MENIT atau 1 JAM lagi.
9) Setelah setidaknya melekat kulit ibu dan kulit bayi setidaknya 1 jam atau selesai menyusui
awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi vit K.
10) RAWAT GABUNG BAYI: Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu selama
24 jam.
11) Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi
dot atau empeng.

3.3 Inisiasi Menyusui Dini Pada Operasi Caesar.


a) Dianjurkan SUAMI atau keluarga MENDAMPINGI ibu dikamar operasi atau dikamar
pemulihan.
b) Begitu lahir diletakkan di meja resusitasi untuk DINILAI, dikeringkan secepatnya terutama
kepala tanpa menghilangkan vernix ; kecuali tangannya. Dibersihkan mulut dan hidung bayi,
talipusat diikat.
c) Kalau bayi tak perlu diresusitasi; bayi dibedong, dibawa ke ibu. Diperlihatkan kelaminnya
pada ibu kemudian mencium ibu.
d) Tengkurapkan bayi didada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Kaki bayi agak sedikit
serong/melintang menghindari sayatan operasi. Bayi dan ibu diselimuti. Bayi diberi topi.
e) Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati puting. Biarkan bayi
mencari puting sendiri.
f) Biarkan KULIT Bayi bersentuhan dengan kulit ibu PALING TIDAK selama SATU JAM, bila
menyusui awal selesai sebelum 1 jam; tetap kontak kulit ibu-bayi selama setidaknya 1 jam .
g) Bila bayi menunjukan kesiapan untuk minum, bantu ibu dg MENDEKATKAN BAYI KE PUTING
tapi tidak memasukkan puting ke mulut bayi. Bila dalam 1 jam belum bisa menemukan
puting ibu, beri tambahan WAKTU melekat padadada ibu, 30 menit atau 1 jam lagi.
h) Bila operasi telah selesai, ibu dapat dibersihkan dengan bayi tetap melekat didadanya dan
dipeluk erat oleh ibu.Kemudian ibu dipindahkan dari meja operasi ke ruang pulih (RR)
dengan bayi tetap didadanya.

i
i) Bila ayah tidak dapat menyertai ibu di kamar operasi, diusulkan untuk mendampingi ibu dan
mendoakan anaknya saat di kamar pulih.
j) RAWAT GABUNG: Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, bayi dalam jangkauan ibu selama
24 jam.Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak
diberi dot atau empeng.

3.4 Inisiasi Menyusui Dini Pada Gemelli


1. Dianjurkan SUAMI atau keluarga MENDAMPINGI ibu dikamar bersalin.
2. Bayi pertama lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya;
tanpa menghilangkan vernix . Mulut dan hidung bayi dibersihkan, talipusat diikat.
3. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, Bayi di TENGKURAPKAN di dada-perut ibu dengan
KULIT bayi MELEKAT pada KULIT ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya
diselimuti. Bayi dapat diberi topi.
4. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting
sendiri.
5. Bila ibu merasa akan melahirkan bayi kedua, berikan bayi pertama pada ayah. Ayah
memeluk bayi dengan kulit bayi melekat pada kulit ayah seperti pada perawatan metoda
kanguru. Keduanya ditutupi baju ayah.
6. Bayi kedua lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya;
tanpa menghilangkan vernix . Mulut dan hidung bayi dibersihkan, talipusat diikat.
7. Bila bayi kedua tidak memerlukan resusitasi, bayi kedua DITENGKURAPKAN di dada-
perut ibu dengan KULIT bayi MELEKAT pada KULIT ibu. Letakkan kembali bayi pertama
didada ibu berdampingan dengan saudaranya, Ibu dan kedua bayinya diselimuti. Bayi –
bayi dapat diberi topi.
8. Biarkan KULIT kedua bayi bersentuhan dengan KULIT ibu selama PALING TIDAK SATU
JAM; bila menyusui awal terjadi sebelum 1jam, tetap biarkan kulit ibu – bayi
bersentuhan sampai setidaknya 1 jam .
9. Bila dlm 1 jam menyusui awal belum terjadi, bantu ibu dengan MENDEKATKAN BAYI KE
PUTING tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi. BERI WAKTU 30 MENIT atau 1
JAM lagi kulit melekat pada kulit
10. RAWAT GABUNG BAYI :Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu
selama 24 jam.Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi
medis. Tidak diberi dot atau empeng

i
BAB IV

DOKUMENTASI

Berdasarkan pencatatan dan pelaporan maka kualitas asuhan dapat di identifikasi dan

ditingkatkan. 1. Lembar observasi dan catatan harian pada status bayi ; digunakan untuk memantau bayi

setiap hari pada shift pagi, siang dan malam. 2. Lembar observasi dan catatan harian pada status ibu :

digunakan untuk mencatat dan memantau keadaan ibu dari sebelum sampai setelah persalinan setiap

hari pada shift pagi, siang dan malam.

i
BAB V

PENUTUP

Pedoman ini dibuat untuk memberikan arahan pelayanan Inisiasi Menyusui Dini dan Asi Ekslusif
di RSB JEUMPA. Dengan demikian pedoman ini harus dilaksanakan dengan disertai tekad dan kemauan
yang kuat guna meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Bersalin Jeumpa.

Ditetapkan : di Pontianak
Pada tanggal : Juni 2018

Kepala Rumah SakitBersalin Jeumpa

dr. Muhammad Taufik, Sp.OG

Você também pode gostar