Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KELOMPOK 12 :
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Produk-produk kosmetik secara umum dapat digunakan setiap hari, oleh karena itu
suatu produk kosmetik seharusnya memiliki persyaratan aman untuk dipakai. Selain aman
dipakai, kosmetik juga dipilih oleh konsumen dari beberapa faktor seperti produk itu sendiri,
harga produk, dan cara untuk mendapatkan produk.
Selain itu karena masyarakat Indonesia mayoritas muslim keterangan lain yang
dibutuhkan oleh konsumen muslim yaitu adanya keterangan halal pada produk. Keterangan
halal ini biasanya berbentuk label yang disertifikasi oleh Lembaga Pengkajian Pangan, Obat
dan Makanan Majelis Ulama Indonesia (LP POM MUI).
Melihat adanya peluang dari banyaknya produk kosmetik yang bermunculan di pasar
Indonesia dengan bahan-bahan yang belum dapat dipastikan aman ditambah lagi mayoritas
jumlah penduduk Indonesia yang beragama Islam membuat PT. Paragon Technology and
Innovation mengembangkan produk kosmetik berlabel “halal” bernama Wardah.
Pemberian label “halal” pada kosmetik Wardah pun merupakan inovasi baru dalam
dunia kosmetik Indonesia. Tentunya hal ini menjadi keunggulan bagi PT. Paragon untuk
menarik pasar membeli produknya. Namun pemberian label “halal” pada produknya tidak
menjamin produk ini akan terus laris di pasar melihat banyaknya pesaing produk yang sama
dengan harga yang kompetitif bahkan dengan kualitas yang lebih baik.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui sejarah PT. Paragon Technology and Innovation
2. Mengetahui visi, misi, dan tujuan perusahaan
3. Menganalisis strategi bersaing perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN
Tahun 1985-1990, PTI mengalami perkembangan yang cukup pesat. Mulai dari
Jabotabek, produknya mulai menyebar dan mampu bersaing dengan produk yang telah ada.
Survey CIC (2002) menyatakan bahwa Hair Tonic Putri adalah produk perawatan rambut
yang paling banyak digunakan di Indonesia. Seiring dalam perkembangannya, pada tahun
1990, PTI mendirikan pabrik produksi di Kawasan Industri Cibodas, Tangerang dengan
tujuan untuk menambah kapasitas produksi yang terus meningkat.
Pada tahun 1995, PTI mulai mengembangkan Wardah dengan kosmetik kecantikan
berlabel halal. Produk ini dikembangkan karena kekhawatiran pemilik perusahaan terkait
dengan produk kosmetik yang mengandung bahan-bahan yang tidak sesuai dengan syariat
Islam. Namun sayangnya, masih belum bisa berjalan dengan baik karena ketidakefektifan
manajemen pada saat itu. PTI kembali mencoba mengembangkan Wardah pada tahun 1996
dan sejak saat itu penjualannya mulai meningkat. Maka dari itu, PTI resmi memasuki pasar
tata rias dekoratif.
Krisis ekonomi 1998 menjadi tahun yang cukup suram bagi rakyat Indonesia. Daya
beli masyarakat anjlok dan kenaikan harga berkali-kali lipat. Akibatnya, banyak perusahaan
sejenis yang tutup karena tidak cukup mengantisipasi krisis ekonomi pada masa itu. PTI
dengan reaksi cepat menyikapi krisis tersebut di saat para pesaingnya tidak beroperasi. Dan
hasilnya, PTI berhasil mengembangkan pasarnya setelah melewati krisis ekonomi. Pada tahun
1999-2003, PTI mengalami perkembangan yang kedua. Penjualan Wardah pada saat itu
melonjak pesat. Pabrik lain yang berlokasi di Kawasan Industri Jatake Tangerang didirikan
dan mulai bisa beroperasi pada tahun 2001. PTI mulai memodernisasi perusahaan pada tahun
2002-2003. Pada tahun tersebut, PTI mulai masuk ke pasar umum yang memerlukan
perubahan dalam segi internal, program promosi, dan membina tim promosi.
Dengan pengalaman lebih dari 28 tahun, PTI telah membawa Wardah sebagai brand
lokal terbesar di Matahari Departement Store. PTI juga terus mengembangkan brand-brand
unggulan lainnya seperti Make Over, Putri, IX, Vivre, Hair Addict, Nusilk. Selama 4 tahun
terakhir, PTI telah tumbuh lebih dari 80% per tahun, dengan 30 daerah operasional dan lebih
dari 4500 karyawan di seluruh Indonesia.
Misi
Mengembangkan karyawan yang kompeten dengan menciptakan lingkungan kerja
yang baik untuk mendukung tercapainya kepuasan pelanggan.
Secara berkesinambungan menyediakan produk dan jasa yang berkualitas tinggi serta
memenuhi kebutuhan pelanggan melalui program pemasaran yang baik.
Mengembangkan operasi perusahaan yang sehat dalam segala aspek.
Terus berinovasi, menguasai ilmu, menerapkan teknologi baru, dan berinovasi demi
kepuasan pelanggan.
Mengembangkan berbagai unit usaha secara lateral.
Tujuan Perusahaan
2. Beauty Expert
Wardah yang awalnya diberi label “halal” untuk memenuhi pasar Indonesia yang
mayoritas muslim kini sudah berkembang produk yang lebih bisa dinikmati oleh
kalangan yang lebih luas. Pengalaman belasan tahun Wardah dalam bidang kosmetik
membuat Wardah semakin inovatif dan variatif dalam pengembangan produknya.
3. Inspiring Beauty
Sejak 1995 hingga kini, Wardah mempunyai keyakinan bahwa tiap wanita memiliki
kecantikan yang menginspirasi. Wanita Indonesia telah berkembang dan juga telah
banyak mengadopsi dinamika kemajuan dunia. Namun, mereka tak pernah
meninggalkan nilai budaya Timur yang santun. Dimana dalam hal ini, kosmetik bukan
hanya untuk kecantikan tubuh tapi juga kecantikan dalam jiwa.
2.3 Analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, threats) bagi Wardah
Berdasarkan sekilas rincian dan perkembangan produk Wardah diatas, dapat dianalisis 4
kriteria seperti strength, weakness, opportunity, threats produk Wardah seperti
STRENGTH (KEKUATAN)
Label Halal membuat Wardah menjadi kosmetik terpercaya bagi wanita muslim
Indonesia
Label Halal membuat Wardah memiliki pangsa pasar yang luas karena di Indonesia
mayoritas penduduknya muslim
Produknya semakin inovatif dan variatif untuk memenuhi kebutuhan pasar
Mudah ditemukan karena mempunyai sejumlah outlet dekat dengan pasar
Harga terjangkau dan variatif diiringi dengan kualitas yang variatif pula
Memiliki peminat yang banyak mulai dari wanita muda dan wanita yang sudah
berumur.
WEAKNESS (KELEMAHAN)
OPPORTUNITIES (PELUANG)
Tiga prinsip produk Wardah membuat produk ini akrab dikalangan anak muda
khususnya muslimah
Label Halal yang diusung Wardah memiliki nilai lebih dibanding kosmetik lainnya
THREATS (ANCAMAN)
Muncul produk kosmetik baru dengan kualitas serupa dengan harga yang lebih
terjangkau
Daya beli masyarakat terhadap kosmetik high-end meningkat sehingga Wardah mudah
bergeser segmennya.
2.4 Analisis Strategi Porter Produk Kosmetik Wardah
Strategi porter adalah strategi yang digunakan perusahaan atau organisasi untuk
mengembangkan strategi dalam perusahaan. Dalam strategi porter ini sering digunakan istilah
Analisis Bersaing :Model Lima Kekuatan Porter. Analisis Lima kekuatan Porter merupakan
gambaran yang powerful mengenai bagaimana tingkat persaingan dari suatu industri, baik itu
dari sisi supply chain (supplier dan pelanggan) serta pasar (pemain baru dan substitusi). Agar
lebih memahami kami mencoba menerapkan Analisis Porter dengan menganalisis salah satu
produk kecantikan yang sangat terkenal di Indonesia yaitu produk kecantikan Wardah.
Wardah adalah salah satu poduk kosmetik yang diproduksi oleh PT.Paragon Technology
and Innovation yang berdiri pada tanggal 28 Februari 1985 dengan nama awal PT.Pusaka
Tradisi Ibu. Perusahaan ini baru berganti nama menjadi PT.Paragon Technology and
Innovation pada tahun 2011.
Berikut pembahasan Analisis Porter dengan Lima Kekuatan Porter mengenai produk
kecantikan Wardah.
1. Potensi masuknya pesaing baru
Kemungkinan timbulnya pesaing baru pada bidang kecantikan dan perawatan tubuh
sangatlah besar. maka ancaman akan munculnya pesaing baru sangatlah tinggi. di era pasar
bebas ini banyak sekali produk baru dari luar negeri yang masuk ke indonesia, tidak hanya
dari laur negeri pesaing dari dalam negeri pun sangat banyak. Selain itu harga yang juga
bersaing membuat tingkat persaingan semakin tinggi, tetapi produk Wardah memiliki
strategi sendiri untuk mempertahankan produnya di dalam negeri salah satu nya yaitu
karena Wardah adalah pelopor pertma produk kecantikan yang mengutamakan kehalalan.
ANCAMAN
Banyak kosmetik dengan harga yang terjangkau dan memiliki kualitas yang lebih
bagus dari Wardah.
Masyarakat masih banyak yang meragukan kualitas Wardah.
2.5 Analisis Balanced Scorecard Pt Paragon Technology And Inovation (Produk
Wardah)
Balanced Scorecard
Perspektif keuangan tetap digunakan dalam Balance Scorecard, karena ukuran keuangan
menunjukkan apakah perencanaan dan pelaksanaan strategi perusahaan memberikan
perbaikanatau tidak bagi peningkatan keuntungan perusahaan. Perbaikan-perbaikan ini
tercermin dalamsasaran-sasaran yang secara khusus berhubungan dengan keuntungan yang
terukur, pertumbuhanusaha, dan nilai pemegang saham.Pengukuran kinerja keuangan
mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus kehidupan bisnis, yaitu: growth, sustain, dan
harvest (Kaplan dan Norton, 2001). Tiap tahapan memilikisasaran yang berbeda, sehingga
penekanan pengukurannya pun berbeda pula.1. Growth (berkembang) adalah tahapan awal
siklus kehidupan perusahaan dimana perusahaanmemiliki produk atau jasa yang secara
signifikan memiliki potensi pertumbuhan yang baik. Disini manajemen terikat dengan
komitmen untuk mengembangkan suatu produk atau jasa baru,membangun dan
mengembangkan suatu produk/jasa dan fasilitas produksi, menambah kemampuan operasi,
mengembangkan system, infrastruktur, dan jaringan distribusi yang akanmendukung
hubungan global, serta membina dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan.2. Sustain
(bertahan) adalah tahapan kedua di mana perusahaan masih melakukan investasi
danreinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik. Dalam tahap ini,
perusahaanmencoba mempertahankan pangsa pasar yang ada, bahkan mengembangkannya,
jika mungkin.Investasi yang dilakukan umumnya diarahkan untuk menghilangkan
bottleneck,mengembangkan kapasitas, dan meningkatkan perbaikan operasional secara
konsisten. Sasarankeuangan pada tahap ini diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian
atas investasi yangdilakukan. Tolak ukur yang kerap digunakan pada tahap ini, misalnya ROI,
profit margin, danoperating ratio.3. Harvest (panen) adalah tahapan ketiga di mana
perusahaan benar-benar memanen/menuaihasil investasi di tahap-tahap sebelumnya. Tidak
ada lagi investasi besar, baik ekspansi maupun pembangunan kemampuan baru, kecuali
pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan fasilitas.Sasaran keuangan adalah hal yang
utama dalam tahap ini, sehingga diambil sebagai tolak ukur,yaitu memaksimumkan arus kas
masuk dan pengurangan modal kerja.
2.5.2 Perspektif Pelanggan
1.Market Share (pangsa pasar); Pengukuran ini mencerminkan bagian yang dikuasai
perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi: jumlah pelanggan, jumlah
penjualan, dan volume unit penjualan.
1. Product/service attributesMeliputi fungsi dari produk atau jasa, harga, dan kualitas.
Pelanggan memiliki preferensiyang berbeda-beda atas produk yang ditawarkan. Ada yang
mengutamakan fungsi dari produk,kualitas, atau harga yang murah. Perusahaan harus
mengidentifikasikan apa yang diinginkan pelanggan atas produk yang ditawarkan.
Selanjutnya pengukuran kinerja ditetapkan berdasarkanhal tersebut.
Analisis proses bisnis internal perusahaan dilakukan dengan menggunakan analisis value-
chain. Disini manajemen mengidentifikasi proses internal bisnis yang kritis yang
harusdiunggulkan perusahaan. Scorecard dalam perspektif ini memungkinkan manajer
untukmengetahui seberapa baik bisnis mereka berjalan dan apakah produk dan atau jasa
mereka sesuaidengan spesifikasi pelanggan. Perspektif ini harus didesain dengan hati-hati
oleh mereka yang paling mengetahui misi perusahaan yang mungkin tidak dapat dilakukan
oleh konsultan luar.Kaplan dan Norton (1996) membagi proses bisnis internal ke dalam tiga
tahapan, yaitu:1. Proses inovasiDalam proses penciptaan nilai tambah bagi pelanggan, proses
inovasi merupakan salahsatu kritikal proses, dimana efisiensi dan efektifitas serta ketepatan
waktu dari proses inovasi iniakan mendorong terjadinya efisiensi biaya pada proses
penciptaan nilat tambah bagi pelanggan.
Dalam proses ini, unit bisnis menggali pemahaman tentang kebutuhan dari pelanggan
danmenciptakan produk dan jasa yang mereka butuhkan. Proses inovasi dalam perusahaan
biasanyadilakukan oleh bagian marketing sehingga setiap keputusan pengeluaran suatu
produk ke pasartelah memenuhi syarat-syarat pemasaran dan dapat dikomersialkan
(didasarkan pada kebutuhan pasar).2. Proses OperasiProses operasi adalah proses untuk
membuat dan menyampaikan produk/jasa. Aktivitasdi dalam proses operasi terbagi ke dalam
dua bagian: 1) proses pembuatan produk, dan 2) proses penyampaian produk kepada
pelanggan. Pengukuran kinerja yang terkait dalam proses operasidikelompokkan pada waktu,
kualitas, dan biaya.3. Proses Pelayanan Purna JualProses ini merupakan jasa pelayanan pada
pelanggan setelah penjualan produk/jasatersebut dilakukan. Aktivitas yang terjadi dalam
tahapan ini, misalnya penanganan garansi dan perbaikan penanganan atas barang rusak dan
yang dikembalikan serta pemrosesan pembayaran pelanggan. Perusahaan dapat mengukur
apakah upayanya dalam pelayanan purna jual ini telahmemenuhi harapan pelanggan, dengan
menggunakan tolak ukur yang bersifat kualitas, biaya, danwaktu seperti yang dilakukan
dalam proses operasi. Untuk siklus waktu, perusahaan dapatmenggunakan pengukuran waktu
dari saat keluhan pelanggan diterima hingga keluhan tersebutdiselesaikan.
2.5.4 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Dalam perspektif ini, ada factor-faktor penting yang harus diperhatikan, yaitu:
3. Motivasi, kekuasaan dan keselarasanPerspektif ini penting untuk menjamin adanya proses
yang berkesinambungan terhadapupaya pemberian motivasi dan inisiatif yang sebesar-
besarnya bagi pegawai. Paradigmamanajemen terbaru menjelaskan bahwa proses
pembelajaran sangat penting bagi pegawai untukmelakukan trial and error sehingga turbulensi
lingkungan sama-sama dicoba-kenali tidak saja oleh jenjang manajemen strategis tetapi juga
oleh segenap pegawai di dalam organisasi sesuaikompetensinya masing-masing. Upaya
tersebut perlu didukung dengan motivasi yang besar dan pemberdayaan pegawai berupa
delegasi wewenang yang memadai untuk mengambil keputusan.Selain itu, upaya tersebut
juga harus dibarengi dengan upaya penyesuaian yang terus menerusyang sejalan dengan
tujuan organisasi.Dari keempat perspektif tersebut terdapat hubungan sebab akibat yang
merupakan penjabaran tujuan dan pengukuran dari masing-masing perspektif. Hubungan
berbagai sasaranstrategic yang dihasilkan dalam perencanaan strategic dengan kerangka
Balanced Scorecard menjanjikan peningkatan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
kinerja keuangan.Kemampuan ini sangat diperlukan oleh perusahaan yang memasuki
lingkungan bisnis yang kompetitif.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
PT Paragon Technology and Innovation berdiri pada tanggal 28 Februari 1985 dengan
nama awal PT Pusaka Tradisi Ibu. PTI mengalami kemajuan pesat bagi produknya pada tahun
1985-1990, namun pada tahun 1998 karena adanya krisis ekonomi membuat PTI hampir
gulung tikar, namun hal ini dapat diatasi oleh Nurhayati Subakat.
Akhirnya perusahaan ini baru berganti nama menjadi PT Paragon Technology and
Innovation pada tahun 2011 hingga kini telah menerapkan Good Manufacturing Practice
(GMP). Wardah sebagai produk unggulannya kini menyasar pasar wanita baik muslim dan
non-muslim dan memasuki semua rentang usia.
Analisis SWOT yang didapat yakni; Strength atau kekuatan yang dimiliki PTI
sebagai keunggulan bersaingnya adalah label “halal” dan harga yang terjangkau dengan
kualitas yang premium. Label “halal” yang diusung produk Wardah juga memberikan
Opportunity atau peluang sebagai nilai lebih yang dapat diposisikan di kalangan anak muda
khususnya yang muslimah sehingga dapat dikatakan produk ini dekat dengan konsumen.
Sedangkan, Weakness atau kelemahan dari produk Wardah terletak pada segmennya, sejauh
ini Wardah hanya berorientasi pada segmen wanita, sehingga sulit untuk mengembangkan lini
produk pada segmen pria. Terakhir Threats atau ancaman yang dihadapi Wardah adalah
munculnya produk kosmetik baru dengan kualitas serupa dan harga yang lebih terjangkau.
DAFTAR PUSTAKA
PT Paragon Technology and Innovation. 2013. (Online), http://www.pti-
cosmetics.com/about/vission_mission diakses tanggal 21 Juni 2017.
Wahyuningsih, Tri Ajeng. 2015. Siklus Hidup PT. Paragon Technology and Innovation
“Wardah Cosmetics”. (Online),
https://triajengwahyuningsih.wordpress.com/2015/05/06/siklus-hidup-pt-paragon-technology-
and-innovation-wardah-cosmetics/ diakses tanggal 23 Juni 2017.