Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ABSTRAK
Indonesia memiliki sumber daya nikel yang besar dengan jumlah 5.756.362.683 ton, sebagian besar berada di
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Papua dan sebagian kecil di Papua Barat
serta Kalimantan Timur. Langkah pemerintah melarang ekspor bijih nikel tanpa melalui pengolahan dan
pemurnian sebagai amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009, mendorong pemerintah untuk menyediakan
kawasan ekonomi khusus untuk membangun pabrik pengolahan dan pemurnian nikel. Tujuan kajian ini adalah
tersusunnya rumusan strategi sebagai masukan untuk menentukan Kawasan Eknomi Khusus di Sulawesi
Tenggara. Metodologi analisisnya menggunakan analisis strength, weakness, opportunities and threat. Hasil
analisis menunjukkan, kawasan ini cocok dibangun di provinsi ini. Strategi yang harus diambil pemerintah
provinsi adalah mendayagunakan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional serta penggunaan
teknologi modern untuk memanfaatkan sumber daya dan cadangan nikel yang dimilikinya untuk mengantisipasi
ancaman kekurangan input bahan baku akibat provinsi lainnya tidak mau memasoknya. Di samping itu harus
memperbaiki infrastruktur, mengatasi kekurangan energi untuk menghasilkan produk yang bernilai tinggi dalam
rangka meraih peluang pasar ekspor yang besar dan untuk memasok bahan baku industri dalam negeri. Hasil
analisis ini dapat dijadikan bahan masukan rumusan kebijakan bagi pemerintah dalam upaya menentukan
Kawasan Ekonomi Khusus pabrik pengolahan dan pemurnian nikel di Sulawesi Tenggara.
ABSTRACT
Indonesia has large nickel resources, totaled 5,756,362,683 tons, which are mostly located in Southeast
Sulawesi, Central Sulawesi, South Sulawesi, North Moluccas, Papua and a small portion in West Papua and East
Kalimantan. The government measures prohibiting the export of nickel ore without processing and purification
as a mandate of Law Number 4/ 2009 and urge the government to provide exclusive economic zones to build
nickel smelters. The objective of the study is to formulate the strategy as an input to determine an exclusive
economic zone in Southeast Sulawesi. Methodology of the study uses an analysis of strength, weakness,
opportunity and threat. The results of the analysis show that the zone is suitable to be built in Southeast Sulawesi
and the strategy to be taken by the government of Southeast Sulawesi Province is to utilize qualified and
professional human resources and the use of modern technology to utilize its resources and nickel reserves
Naskah masuk : 27 Desember 2017, revisi pertama : 10 April 2018, revisi kedua : 20 April 2018, revisi terakhir : 22 Mei 2018. 159
DOI: 10.30556/jtmb.Vol14.No2.2018.679
Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY-NC (http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/)
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 14, Nomor 2, Mei 2018 : 159 - 177
to anticipate the threat of material input shortage, improvement of infrastructure, overcome the energy shortages
to produce high-value products in order to grab large export market opportunities and to supply domestic
industrial raw materials. The results of the analysis can be used as an input of policy formulation for the
government in the effort to determine the exclusive economic zone of nickel smelter in Southeast Sulawesi.
160
Analisis SWOT Pengembangan Ekonomi Khusus (KEK) Industri Nikel … Meitha Suciyanti dan Harta Haryadi
161
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 14, Nomor 2, Mei 2018 : 159 - 177
162
Analisis SWOT Pengembangan Ekonomi Khusus (KEK) Industri Nikel … Meitha Suciyanti dan Harta Haryadi
Keberadaan sumber daya nikel di wilayah mengembangkan ekonomi yang riil, juga
Sulawesi Tenggara paling besar dibanding sebagai daya dukung bagi keberlangsungan
provinsi lainnya, namun belum memberikan pemasokan bahan baku bagi pabrik
manfaat yang signifikan bagi perekonomian pengolahan dan pemurnian nikel di wilayah
wilayah tersebut. Hal ini disebabkan masih tersebut.
kurangnya kegiatan eksplorasi yang dilakukan,
sehingga sumber daya tersebut belum bisa Dari sisi perekonomian, menurut Badan Pusat
menjadi cadangan yang siap tambang. Di Statistik (2017), Produk Domestik Regional
samping itu, nikel yang sudah diproduksi Bruto (PDRB) Provinsi Sulawesi Tenggara pada
diekspor dalam bentuk mentah (Haryadi, tahun 2016 menempati posisi kelima dari tujuh
2017). Berdasarkan data dari Direktorat provinsi yang dianalisis dengan nilai Rp.
Jenderal Mineral dan Batubara (2017), sumber 77,739 triliun. PDRB ini menggambarkan
daya nikel yang besar ini direncanakan dapat tingkat kemampuan suatu provinsi untuk
mendukung rencana pembangunan 20 pabrik menciptakan nilai tambah pada tahun tertentu.
pengolahan dan pemurnian nikel di provinsi Provinsi yang memiliki nilai PDRB tertinggi
ini hingga lebih dari 25 tahun, dengan tingkat pada tahun 2016 adalah Kalimantan Timur (Rp.
kebutuhan rata-rata bahan baku untuk seluruh 438,977 triliun), selanjutnya Sulawesi Selatan
pabrik pengolahan dan pemurnian nikel (Rp. 269,338 triliun), Papua (Rp. 142,467
sebesar 12.494.722 ton setiap tahunnya. triliun), Sulawesi Tengah (Rp. 91,070 triliun),
sedangkan Provinsi yang PDRB-nya di bawah
Menurut Gunawan and Maryoni (2017), Sulawesi Tenggara adalah Papua Barat (Rp.
sumber daya yang besar di Sulawesi Tenggara 54,711 triliun) dan Maluku Utara (Rp. 21,560
harus dimanfaatkan secara optimal dan dapat triliun), Tabel 4.
menjadi kekuatan bagi wilayah untuk
163
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 14, Nomor 2, Mei 2018 : 159 - 177
Tabel 4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan tahun 2010 menurut provinsi
(miliar rupiah, 2014-2016)
Menurut Sihaloho dan Muna (2010), jumlah dibanding Sulawesi Selatan sebanyak 7.366
penduduk yang besar dan sebagian besar buah dan Kalimantan Timur sebanyak 5.224
merupakan jumlah angkatan yang bekerja buah. Provinsi lainnya yang berada di bawah
dengan maksud memperoleh atau membantu Sulawesi Tenggara, antara lain Papua 3.050
memperoleh pendapatan atau keuntungan, buah, Sulawesi Tengah 2.864 buah, Maluku
merupakan dua faktor utama untuk Utara 2.081 buah dan Papua Barat sebanyak
mendukung keberadaan pembangunan KEK 1.382 buah (Tabel 6).
pabrik pengolahan dan pemurnian nikel di
Sulawesi Tenggara. Menurut data Badan Pusat Dari dukungan ketersediaan energi listrik
Statistik (2017), Sulawesi Tenggara berada di (Tabel 7), Sulawesi Tenggara memiliki
peringkat ketiga dengan persentase angkatan kapasitas terpasang (pembangkit listrik yang
kerja sebesar (49,14%). Provinsi yang dioperasikan) sebesar 127,47 MW, jumlah
persentase angkatan kerjanya lebih tinggi dari tenaga listrik yang dibangkitkan 846,29 watt
Sulawesi Tenggara adalah Papua (53,69%) dan per jam dan listrik yang didistribusikan (listrik
Sulawesi Tengah (51,66%), sedangkan yang yang terjual) sebesar 703,59 MW dan
lebih rendah adalah Papua Barat (49,11%), menempati posisi kelima dari provinsi
Kalimantan Timur (49,06%), Sulawesi Selatan lainnya. Provinsi yang memiliki ketersediaan
(45,09%) dan Maluku Utara (44,23%). energi yang lebih besar dari Sulawesi
Besarnya jumlah penduduk usia produktif atau Tenggara adalah Sulawesi Selatan dengan
jumlah angkatan kerja secara signifikan ikut kapasitas terpasang (1.232,35 MW),
mendorong naiknya pendapatan per kapita Kalimantan Timur (1.053,03 MW), Sulawesi
provinsi bersangkutan (Tabel 5). Tengah (421,12 MW), Papua (271,14 MW);
sedangkan provinsi lainnya yang berada di
Pendukung lainnya dalam pembentukan KEK bawah Sulawesi Tenggara, yaitu Papua Barat
adalah sektor konstruksi (Sekretariat Dewan (112,76 MW) dan Maluku Utara (73,81 MW).
Nasional Kawasan Ekonomi Khusus, 2013).
Jenis pekerjaan yang termasuk dalam kegiatan Dalam masalah sosial dan keamanan sangat
sektor konstruksi terdiri dari konstruksi diperlukan untuk mendukung keberadaan
bangunan gedung (seluruh gedung-gedung KEK pabrik pengolahan nikel, karena
industri dan gedung tempat tinggal), perusahaan dapat tertarik membangun pabrik
konstruksi bangunan sipil (seluruh pengolahan, apabila situasi kondusif dan
infrastruktur, jalan, jembatan, landasan kereta mendukung, sehingga dapat memberikan
api, pelabuhan, dermaga, konstruksi keuntungan finansial bagi perusahaan
telekomunakasi dan lain-lain) dan konstruksi (Destaningtyas, 2010). Pada tahun 2016
bangunan khusus (fondasi dan pilar, (Badan Pusat Statistik, 2017), kondisi
pembuatan/pengeboran sumur air tanah, keamanan sosial atau jumlah tindak pidana di
pemasangan perancah (steiger), pemasangan Sulawesi Tenggara menempati kondisi
atap/bangunan konstruksi/dan kerangka baja, keamanan kelima dengan jumlah tindak
pengerukan dan konstruksi lainnya. pidana sebanyak (3.756 kejadian). Provinsi
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2017), yang paling banyak terjadinya tindak pidana
pada tahun 2016, jumlah perusahaan atau tingkat kemanan sosialnya buruk adalah
konstruksi di Sulawesi Tenggara sebanyak Sulawesi Selatan (15.071 kejadian), Sulawesi
3.480 buah menempati posisi ketiga Tengah (9.602 kejadian), Kalimantan Timur
164
Analisis SWOT Pengembangan Ekonomi Khusus (KEK) Industri Nikel … Meitha Suciyanti dan Harta Haryadi
(8.896 kejadian), Papua (8.103 kejadian); (1.095 kejadian) dan Papua Barat (3.123
sedangkan provinsi yang tingkat kemanannya kejadian), seperti terlihat pada Tabel 8.
sangat baik dan kondusif adalah Maluku Utara
Tabel 5. Jumlah penduduk dan jumlah angkatan kerja menurut provinsi (2016)
2015 2016
No. Provinsi
(perusahaan) (perusahaan)
1 Sulawesi Selatan 7.311 7.366
2 Kalimantan Timur 5.119 5.224
3 Sulawesi Tenggara 2.678 3.480
4 Papua 3.047 3.050
5 Sulawesi Tengah 2.800 2.864
6 Maluku Utara 1.874 2.081
7 Papua Barat 1.389 1.382
Sumber : Badan Pusat Statistik (2017)
Tabel 8. Kondisi keamanan sosial (jumlah tindak pidana informasi Kepolisian Daerah) menurut provinsi
(2014-2016)
165
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 14, Nomor 2, Mei 2018 : 159 - 177
Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Pada dasarnya, KEK dibentuk untuk: membuat
lingkungan kondusif bagi akitivitas investasi,
Dalam Pasal 31, UU 25/2007 tentang ekspor, dan perdagangan; meningkatkan daya
Penanaman Modal menyebutkan adanya saing produk dan daya saing wilayah (Rahayu
pengaturan KEK sebagai bagian dari kegiatan dan Retnani, 2016). Selain itu, KEK juga
penanaman modal di Indonesia. Menurut berperan sebagai katalis reformasi ekonomi;
Setyawan (2010), KEK dibentuk untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan
menyelenggarakan fungsi perekonomian dan industri daerah; peningkatan lapangan
memperoleh fasilitas tertentu yang ditujukan pekerjaan, penurunan tingkat kemiskinan dan
untuk melipatgandakan pertumbuhan ekonomi peningkatan kesejahteraan masyarakat
nasional, serta memberikan dampak yang besar regional; pemerataan ekonomi, terutama dari
pada peningkatan lapangan kerja dalam negeri. sudut pandang pendapatan (mengurangi
Menurut Pramoda dan Apriliani (2016), kesenjangan ekonomi) (Sumiati, 2015).
pengertian KEK adalah kawasan tempat Menurut Sudirman (2011), KEK dibentuk untuk
pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi mempercepat pembangunan; mengendalikan
dengan sarana dan prasarana penunjang yang tata ruang wilayah; memberikan kepastian
dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan lokasi dalam perencanaan dan pembangunan
kawasan industri yang telah memiliki izin infrastruktur yang terkoordinasi antarsektor
usaha kawasan industri. Sedangkan menurut terkait; meningkatkan efisiensi sistem logistik
Purba (2006), KEK adalah kawasan yang dan sebagai pergerakan utama pusat-pusat
ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi pertumbuhan ekonomi baru.
perekonomian dan memperoleh fasilitas
tertentu, yang memiliki keunggulan Dari seluruh kondisi internal dan eksternal
geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi yang dimiliki Sulawesi Tenggara, selanjutnya
untuk menampung kegiatan industri, ekspor, dilakukan analisis SWOT. Dari hasil analisis
impor, dan kegiatan ekonomi lain yang internal, dapat dijelaskan sebagai berikut :
memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing a. Berdasarkan perhitungan pada Tabel 10
internasional. IFAS, dapat dilihat bahwa kekuatan-
kekuatan yang dimiliki sektor
Menurut UU 39/2009 Pasal 4, KEK harus pertambangan nikel Sulawesi Tenggara
memenuhi kriteria: sesuai dengan Rencana cukup besar, di antaranya adalah sumber
Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi daya mineral nikel yang besar (nilai bobot
mengganggu kawasan lindung; pemerintah 0,59), Sumber Daya Manusia yang besar
provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan (nilai bobot 0,33), iklim investasi yang baik
(para pemangku kepentingan) mendukung KEK (0,14) dan pengelolaan kemampuan
(melalui kelembagaan/insentif/ kemudahan lingkungan yang baik dibanding Sulawesi
birokrasi/menyediakan infrastruktur); terletak Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara,
pada posisi yang dekat dengan jalur Papua, dan Papua Barat (0,22).
perdagangan internasional atau dekat dengan b. Dari Tabel 10 tersebut juga terlihat adanya
jalur pelayaran internasional; terletak pada kelemahan-kelemahan berupa infrastruktur
wilayah potensi sumber daya unggulan; dan yang tidak memadai (nilai sekor 0,33),
mempunyai batas yang jelas. Jika melihat UU rendahnya penerapan sanksi terhadap
39/2009 Pasal 4, maka Sulawesi Tenggara perusahaan yang wanprestasi (nilai skor
memenuhi syarat sebagai pemilik sumber daya 0,15) serta lemahnya birokrasi perizinan
unggulan nikel untuk membangun KEK pabrik dengan banyaknya punggutan liar serta
pengolahan dan pemurnian nikel. Menurut masalah perizinan yang berbelit-belit (nilai
Suhandi, Susanto dan Hutamadi (2011), skor 0,15).
potensi bahan galian nikel di Kabupaten c. Kebijakan hilirisasi atau peningkatan nilai
Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara saat ini tambah sulit untuk diterapkan dan terus
mulai banyak diusahakan oleh perusahaan- mendapat penentangan dari para
perusahaan tambang, dengan beroperasinya pengusaha tambang. Oleh karena itu,
sejumlah tambang di berbagai wilayah sektor pertambangan nikel harus
kecamatan, seperti di Kecamatan Puriala dan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang
Pondidaha. dimiliki untuk menjadikan tantangan
menjadi peluang dan mengatasi
166
Analisis SWOT Pengembangan Ekonomi Khusus (KEK) Industri Nikel … Meitha Suciyanti dan Harta Haryadi
167
168
Tabel 10. Perhitungan IFAS pertambangan nikel Sulawesi Tenggara
Bobot X
Faktor – Faktor Strategi Internal Bobot Bobot Rating Komentar
Rating
KEKUATAN (S)
Sumber daya dan cadangan 4 0,1481 4 0,5926 Sumber daya ini hampir tersebar di seluruh wilayah Sulawesi Tenggara sepeti
mineral nikel yang dimiliki sangat di Konawe Utara, Konawe Selatan dan Pomalaa. Jumlah sumber daya nikel
besar. Sulawesi Tenggara paling besar dibanding Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,
Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.
Pertumbuhan ekonomi regional 2 0,0741 2 0,1481 Pertumbuhan ekonomi regional Sulawesi Tenggara yang stabil dapat
(PDRB) yang stabil, sehingga mendukung kemajuan usaha sektor pertambangan nikel, dimana selama 2010-
memberikan iklim investasi 2015 PDRB Sulawesi Tenggara meningkat rata-rata sebesar 5,1%. Namun dari
regional yang kondusif. 7 provinsi yang dianalisis nilai PDRB Sulawesi Tenggara menempati no. 5.
Keadaan iklim investasi yang kondusif ini menyebabkan Sulawesi Tenggara
sebagai tempat ekspansi dan investasi para investor pertambangan nikel baik
dari Indonesia maupun dari China.
Sumber daya manusia sebagai 3 0,1111 3 0,3333 Sumber daya manusia di Sulawesi Tenggara cukup besar dibanding provinsi
angkatan kerja yang dimiliki lainnya dan jumlahnya paling besar dibanding Sulawesi Tengah, Sulawesi
memadai dengan jumlah Selatan, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. Jumlah pendudik ini
penduduknya yang banyak. menempati no. 3 terbesar dari 7 provinsi yang dianalisis.
Jumlah perusahaan konstruksi di 3 0,1111 3 0,3333 Jumlah perusahaan konstruksi di Sulawesi Tenggara cukup besar dibanding
Sulawesi Tenggara cukup banyak. provinsi lainnya, sehingga memudahkan bagi provinsi ini untuk melaksanakan
pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Jumlah perusahaan konstruksi
ini menempati no. 3 terbesar dari 7 provinsi yang dianalisis.
Kemampuan pengelolaan 3 0,1111 2 0,2222 Sulawesi Tenggara dianggap mempunyai kemampuan pengelolaan lingkungan
lingkungan yang lebih baik pertambangan, reklamasi, penutupan tambang dan rehabilitasi pasca tambang
dibanding provinsi lainnya. dibanding Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Papua dan Papua
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 14, Nomor 2, Mei 2018 : 159 - 177
Bobot X
Faktor – Faktor Strategi Internal Bobot Bobot Rating Komentar
Rating
KELEMAHAN (W)
Infrastruktur (dermaga, jalan, pelabuhan, 3 0,1111 3 0,3333 Menyebabkan biaya produksi pengolahan nikel menjadi mahal, saluran
ketersediaan energi listrik dll) belum distribusi terhambat, pasokan kepada konsumen terganggu, kondisi ini
memadai. Sehingga menjadi kelemahan menyebabkan harga produk akan menjadi kurang kompetitif dipasar ekspor.
dalam mewujudkan rencana membangun
pabrik pengolahan dan pemurnian nikel
Penguasaan teknologi pengolahan nikel 3 0,1111 2 0,2222 Perkembangan dalam kemampuan penguasaan teknologi pengolahan nikel
yang dimiliki belum mencukupi, karena sangat penting untuk mendukung pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus
banyaknya perusaan IUP yang akan (KEK) pabrik pengolahan dan peleburan nikel, agar produk yang dihasilkan
membangun smelter sampai saat ini belum memeiliki kualitas yang sesuai dibutuhkan konsumen dan kompetitif dipasar
terealisasi sehingga belum ada transfer ekspor.
teknologi.
Rendahnya penegakan hukum dan sangsi 2 0,0741 2 0,1481 Sulawesi Tenggara belum tegas dan jelas dalam menegakan secara baik
bagi perusahaan yang wanprestasi. perundang-undangan, ditandai dengan belum berjalannya Undang-Undang
No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara yang sudah
berjalan lebih dari 8 tahun.
Kondisi kemanan sosial di Sulawesi 2 0,0741 2 0,1481 Dalam masalah sosial keamanan, Sulawesi Tenggara masih Sulawesi Selatan
Tenggara yang masih lemah. dan maluku Utara yang rentan dengan terjadinya gejolak sosial dan situasi
keamanan yang belum dapat dikendalikan terutama di daerah yang kaya
akan sumber daya nikel, seperti di Konawe Utara, Konawe Selatan dan
Pomalaa.
Birokrasi perijinan di Sulawesi Tenggara 2 0,0741 2 0,1481 Sulawesi Tenggara memiliki iklim investasi yang baik, namun dalam
umumnya masih sulit dan berbelit-belit. masalah birokrasi masih memiliki kendala terutama dalam masalah
perijinan yang masih berbelit-belit serta masih adanya punggutan liar ditiap
instansi terkait denga investasi pengolahan nikel.
Total Kelemahan (W) 1
TOTAL (S + W) 27 1 2,6296
Analisis SWOT Pengembangan Ekonomi Khusus (KEK) Industri Nikel … Meitha Suciyanti dan Harta Haryadi
169
170
Tabel 11. Perhitungan EFAS pertambangan nikel Sulawesi Tenggara
Bobot
Faktor – Faktor strategi Eksternal Bobot Bobot Rating Komentar
Rating
PELUANG (O)
Jumlah penduduk Indonesia yang besar 4 0,1538 3 0,4615 Jumlah penduduk Indonesia yang besar ini memberikan peluang pasar
menjadi peluang pasar yang besar untuk yang besar bagi industri pengolahan nikel karena besarnya kebutuhan
industri pengolahan nikel disamping masyarakat akan barang-barang yang berbasis nikel terutama untuk
pasar ekspor. kebutuhan konstruksi, rumah tangga, dan otomotip.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang 3 0,1154 3 0,3462 Pertumbuhan ekonomi yang stabil ini, menjadi dukungan yang
stabil. penting untuk memberikan keuntungan bagi perkembangan pabrik
pengolahan nikel dan untuk energi listrik dan untuk bahan baku
industri yang berbasis nikel.
Kondisi saat ini yang semakin terbuka 2 0,0769 2 0,1538 Memberikan peluang bagi Sulawesi Tenggara untuk meningkatkan
memberi keuntungan dalam peralihan daya saing produknya melalui transfer teknologi dan transfer
pengetahuan dan transfer teknologi yang pengetahuan. Bila belum mampu mengembangkanteknologi bisa
memudahkan untuk membangun pabrik memperoleh dari Australia yang sudah mampu mengembangkan
pengolahan nikel. teknologi pengolahan nikel.
Peluang yang besar untuk investasi 2 0,0769 2 0,1538 Akan menciptakan produk-produk berbasis nikel yang berkualitas dan
domestik dan asing terhadap spesialisasi yang unggul dari produk produk yang dihasilkan.
pertambangan nikel yang cukup besar di
Sulawesi Tenggara.
Peluang yang besar untuk menghasilkan 2 0,0769 2 0,1538 Memberikan peluang dalam menghasilkan dan meningkatkan
tenaga dan mengalokasikan sumber- kompetensi SDM, memberikan peluang untuk memperoleh sumber
sumber daya produksi (SDM yang finansial dan memberikan peluang untuk menghasilkan produk yang
berkualitas dan profesional, kebutuhan bermutu tinggai. Selain itu, sumber-sumber daya produksi yang
modal dan modernisasi mesin)., terbatas akan tersalurkan ke kegiatan-kegiatan ekonomi yang
produktif;
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 14, Nomor 2, Mei 2018 : 159 - 177
Bobot
Faktor – Faktor strategi Eksternal Bobot Bobot Rating Komentar
Rating
ANCAMAN (T)
Tingkat persaingan antar negara 4 0,1538 3 0,4615 Karena tingginya ancaman tingkat persaingan maka kalau produk hasil
penghasil olahan nikel semakin tinggi, tambang tidak memiliki daya saing maka produk tidak akan laku dan
baik dalam etos kerja dan keahlian SDM, banyak perusahaan akan berhenti
teknologi, modal, dan penguasaan pasar.
Terjadi kekurangan ketersediaan bahan 3 0,1154 3 0,3462 Dengan besarnya Kawasan Ekonomi Khusus pabrik pengolahan nikel,
baku (input) di pasar dalam negeri karena maka akan membutuhkan bahan baku nikel yang besar, kalau
sumber daya nikel yang diproduksi tidak penelitian eksplorasi tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh maka
dapat diperbaharui. perusahaan-perusahaan di dalam negeri akan mengalami kelangkahan
atas bahan-bahan baku tersebut dan bahan baku akan mahal sehingga
produk olahan nikel tidak akan memiliki daya saing.
Isu lingkungan yang beranggapan bahwa 2 0,0769 1 0,0769 Pabrik pengolahan nikel di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ini tidak
kegiatan penambangan selalu merusak akan kondusif dalam berusaha karena akan terus mendapatkan
dan merugikan lingkungan. perlawanan dari lembaga-lembaga yang berbasis lingkungan hidup.
Adanya krisis moneter dan resesi multi 2 0,0769 1 0,0769 Perusahaan akan mengalami keterpurukan karena produknya tidak
dimensi yang bisa terjadi setiap saat. dapat dipasarkan karena permintaan dari produknya yang makin kecil.
Harga mineral nikel yang tidak menentu 2 0,0679 3 0,2308 Perusahaan akan kesulitan untuk menentukan tingkat keuntungan yang
di pasar global karena adanya barang dapat diperoleh.
subsitusi (besi, tembaga dan alumunium).
Total Ancaman 1,1923
JUMLAH TOTAL O + T 26 1 2,4615
Analisis SWOT Pengembangan Ekonomi Khusus (KEK) Industri Nikel … Meitha Suciyanti dan Harta Haryadi
171
Tabel 12. Matrik analisis keterkaitan SWOT
172
PELUANG (O) ANCAMAN (T)
EFAS (ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL 1. Jumlah penduduk Indonesia yang besar menjadi 1. Tingkat persaingan antar negara penghasil olahan nikel
peluang pasar yang besar untuk industri semakin tinggi, baik dalam etos kerja dan keahlian
pengolahan nikel disamping pasar ekspor. SDM, teknologi, modal, dan penguasaan pasar.
2. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil. 2. Terjadi kekurangan ketersediaan bahan baku (input) di
pasar dalam negeri karena sumber daya nikel yang
diproduksi tidak dapat diperbaharui.
3. Kondisi saat ini yang semakin terbuka memberi 3. Isu lingkungan yang beranggapan bahwa kegiatan
keuntungan dalam peralihan pengetahuan dan penambangan selalu merusak dan merugikan
transfer teknologi yang memudahkan untuk lingkungan.
membangun pabrik pengolahan nikel.
4. Peluang yang besar untuk investasi domestik dan 4. Adanya krisis moneter dan resesi multi dimensi yang
asing terhadap pertambangan nikel yang cukup bisa terjadi setiap saat.
besar di Sulawesi Tenggara.
5. Peluang yang besar untuk menghasilkan tenaga 5. Harga mineral nikel yang tidak menentu di pasar
dan mengalokasikan sumber-sumber daya produksi global karena adanya barang subsitusi (besi, tembaga
IFAS (ANALISIS FAKTOR INTERNAL) (SDM yang berkualitas dan profesional, kebutuhan dan alumunium.
modal dan modernisasi mesin).,
KEKUATAN (S) STRATEGI SO (MAXI-MAXI) STRATEGI ST (MAXI-MINI)
1. Sumber daya dan cadangan mineral nikel a. Memerdayakan SDM agar berkualitas dan a. Meningkatkan kompetensi SDM agar bisa bersaing
yang dimiliki sangat besar. profesional untuk memanfaatkan sumber daya dengan SDM negara penghasil nikel lainnya.
mineral nikel yang besar.
2. Pertumbuhan ekonomi regional (PDRB) b. Penggunaan teknologi yang lebih modern agar b. Meningkatkan kualitas produk olahan nikel untuk
yang stabil, sehingga memberikan iklim menghasilkan produk yang berkualitas dan berdaya mengatasi kelangkaan bahan baku industri di dalam
investasi regional yang kondusif. saing tinggi (Peningkatan Nilai Tambah) negeri.
3. Sumber daya manusia sebagai angkatan c. Menggunakan pertumbuhan ekonomi yang stabil c. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral juga kerja sama
kerja yang dimiliki memadai dengan jumlah untuk mendukung alokasi sumber daya produksi dengan Litbang agar bisa menghasilkan pengolahan
penduduknya yang banyak. yang lebih besar (modal, SDM dan mesin). dan peleburan nikel yang berkualitas dan mampu
bersaing dengan produk negara-negara penghasil
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 14, Nomor 2, Mei 2018 : 159 - 177
173
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 14, Nomor 2, Mei 2018 : 159 - 177
174
Analisis SWOT Pengembangan Ekonomi Khusus (KEK) Industri Nikel … Meitha Suciyanti dan Harta Haryadi
Saran https://journal.uc.ac.id/index.php/performa/arti
cle/view/172.
Dari hasil analisis SWOT, disarankan untuk
Arminsyurita (2014) “Analisis strategi pemasaran
melaksanakan :
jamur rimba Jaya Mushroom,” Transparansi,
a. Strategi SO, yaitu mendayagunakan SDM
6(2), pp. 156–168. Available at:
yang berkualitas dan profesional serta http://ojs.stiami.ac.id/index.php/transparansi/a
penggunaan teknologi yang modern untuk rticle/view/39.
memanfaatkan sumber daya dan cadangan
nikel yang dimilikinya. Badan Perencanaan Nasional (2016) “Prioritas
b. Strategi ST, yaitu mendayagunakan SDM nasional percepatan pertumbuhan kawasan
yang berkualitas dan profesional serta ekonomi khusus,” in Multilateral Meeting-1
penggunaan teknologi yang modern untuk Penyusunan RKP 2017. Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan
meningkatkan sumber dayanya dalam
Perencanaan Nasional, p. 46.
menghadapi ancaman kekurangan input
bahan baku akibat provinsi lainnya tidak Badan Pusat Statistik (2017) Statistik Indonesia
mau memasoknya. 2017 (Statical yearbook of Indonesia). Badan
c. Strategi WO, dengan memperbaiki segala Pusat Statistik. Available at:
kelemahan, antara lain memperbaiki https://www.bps.go.id/publication/2017/07/2
infrastruktur, mengatasi kekurangan energi 6/b598fa587f5112432533a656/statistik-
untuk menghasilkan produk yang bernilai indonesia-2017.html.
tinggi dalam rangka meraih peluang pasar
Damuri, Y. R., Christian, D. and Atje, R. (2015)
ekspor yang besar dan untuk memasok
Kawasan ekonomi khusus dan strategis
bahan baku industri dalam negeri.
Indonesia: Tinjauan atas peluang dan
d. Strategi WT, yaitu mempercepat permasalahan. Jakarta: Centre for Strategic
pembangunan infrastruktur, pembangunan and International Studies. Available at:
energi untuk menghasilkan produk yang https://media.neliti.com/media/publications/2
bermutu tinggi untuk menghadapi ancaman 26-ID-kawasan-ekonomi-khusus-dan-strategis-
persaingan di pasar ekspor dan untuk di-indonesia-tinjauan-atas-peluang-dan-
menghadapi ancaman kekurangan bahan perm.pdf.
baku.
Destaningtyas, V. (2010) Kawasan ekonomi khusus
e. Hasil analisis ini dapat dijadikan masukan
di Indonesia sebagai upaya peningkatan
rumusan kebijakan bagi pemerintah dalam
penanaman modal dan daya saing
upaya menentukan KEK pabrik pengolahan Internasional. Universitas Indonesia. Available
dan pemurnian nikel di Sulawesi Tenggara. at: http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-
8/20200289-S25057-Valenshia
Destaningtyas.pdf.
UCAPAN TERIMA KASIH
Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (2017)
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Laporan kinerja 2016. Jakarta. Available at:
https://www.minerba.esdm.go.id/library/publi
seluruh jajaran Dinas Pertambangan dan
sh/LAKIN MINERBA 2016.pdf.
Energi Provinsi Sulawesi Tenggara, Maluku
Utara, Papua dan beberapa perusahaan Erlina (2009) “Analisis kinerja perusahaan dengan
tambang di Sulawesi Tenggara, atas bantuan metode balanced score card (BSC) dan
data dan informasi yang telah diberikan, SWOT,” Jurnal Penelitian Ilmu Teknik, 9(1),
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya pp. 48–57. Available at:
tulis ilmiah ini. http://eprints.upnjatim.ac.id/3165/1/6._Jurnal_
Erlina.pdf.
175
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 14, Nomor 2, Mei 2018 : 159 - 177
Haryadi, H. (2016) “Analisis dampak diklat pimpinan (KKP DIKLATPIM) & rencana
pembangunan smelter nikel terhadap strategis (RENSTRA). Mobicons.
perekonomian daerah di Provinsi Sulawesi
Tenggara,” Buletin Sumber Daya Geologi, Sekretariat Dewan Nasional Kawasan Ekonomi
11(1), pp. 25–39. Available at: Khusus (2013) “Prospek pengembangan
http://buletinsdg.geologi.esdm.go.id/index.ph kawasan ekonomi khusus (KEK) di Sulawesi
p/bsdg/article/view/BSDG_VOL_11_NO_1_2 Selatan.” Kementerian Koordinator Bidang
016_3. Perekonomian, Sekretariat Dewan Nasional
Kawasan Ekonomi Khusus, p. 28.
Haryadi, H. (2017) “Analisis neraca sumber daya
pasir besi dan bijih nikel Indonesia,” Jurnal Sihaloho, T. and Muna, N. (2010) “Kajian dampak
Teknologi Mineral dan Batubara, 13(2), pp. ekonomi pembentukan kawasan ekonomi
153–169. doi: khusus,” Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan,
10.30556/jtmb.Vol13.No2.2017.171. 4(1), pp. 75–101. Available at:
http://jurnal.kemendag.go.id/index.php/bilp/a
Munawaroh, R. R. S. and Suryana, L. (2013) rticle/view/150.
“Analisis SWOT sebagai dasar oenetapan
strategi pemasaran pada perusahaan Jamu Sudirman (2011) “Analisis SWOT untuk
Cuk Sirih di Banjarmasin,” Jurnal Manajemen menentukan strategi pemasaran pada Harian
dan Akuntansi, 13(2), pp. 31–38. Available Fajar di Makasar,” Jurnal Manajemen dan
at: http://journal.stiei-kayutangi- Akuntansi, 12(2), pp. 185–188. Available at:
bjm.ac.id/index.php/jv112/article/view/164. http://journal.stiei-kayutangi-
bjm.ac.id/index.php/jv112/article/view/47.
Permana, D. (2010) “Dampak penerapan Undang-
Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Suhandi, Susanto, H. and Hutamadi, R. (2011)
pengembangan usaha pertambangan mineral “Penelitian bahan galian lain dan mineral
dan batubara,” Jurnal Teknologi Mineral dan ikutan pada wilayah pertambangan
Batubara, 6(4), pp. 165–173. Kabupaten Konawe,” in Prosiding Hasil
Kegiatan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun
Pramoda, R. and Apriliani, T. (2016) “Kebijakan 2011. Bandung: Pusat Sumber Daya Geologi,
Penetapan Bitung Sebagai Kawasan Ekonomi p. II.9. Available at:
Khusus (KEK),” Jurnal Borneo Administrator, http://psdg.geologi.esdm.go.id/prosiding_201
12(2), pp. 149–169. doi: 2/Buku 2 Mineral/09. Prosiding Konawe.pdf.
10.24258/jba.v12i2.238.
Sumiati (2015) “Menentukan strategi pemasaran
Purba, H. (2006) “Kawasan ekonomi khusus (KEK) melalui analisis SWOT pada perusahaan air
fenomena global, suatu kajian aspek hukum,” mineral di Surabaya,” Jurnal Media
Jurnal Equality, 11(2), pp. 123–130. Available Mahardhika, 13(2), pp. 192–206.
at:
https://www.researchgate.net/publication/439 Syahza, A. and Suarman, S. (2013) “Strategi
01858_Kawasan_Ekonomi_Khusus_KEK_Feno pengembangan daerah tertinggal dalam
mena_Global_Suatu_Kajian_Aspek_Hukum. upaya percepatan pembangunan ekonomi
pedesaan,” Jurnal Ekonomi Pembangunan:
Pusat Sumber Daya Geologi (2016) Laporan akhir Kajian Masalah Ekonomi dan Pembangunan,
pemutakhiran data dan neraca sumber daya 14(1), p. 126. doi: 10.23917/jep.v14i1.166.
mineral. Bandung.
Tamara, A. (2016) “Implementasi analisis SWOT
Rahayu, D. T. and Retnani, E. D. (2016) dalam strategi pemasaran produk mandiri
“Penerapan analisis SWOT dalam perumusan tabungan,” Jurnal Riset Bisnis dan
strategi bersaing pada Eddy Jaya Photo,” JIRA, Manajemen, 4(3), pp. 395–406. Available at:
5(2), pp. 1–16. Available at: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jrbm/ar
https://ejournal.stiesia.ac.id/jira/article/view/1 ticle/view/12751.
638.
Wahyuni, S. and Wahyuningsih (2016) Pedoman
Rangkuti, F. (2006) “Reorientasi konsep praktis strategi pengembangan kawasan
perencanaan strategis untuk menghadapi ekonomi khusus. Jakarta: Penerbit Salemba
abad 21,” in Analisis SWOT Teknik Empat. Available at:
Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. http://stafsite.untad.ac.id/upload/jurnal/44Wa
Gramedia Pustaka Utama, p. 200. hyuningsih-Buku Strategi Pengembangan
KEK.pdf.
Rohman, M. F. (2015) Teknik analisis manajemen
SWOT: Untuk menyusun kertas kerja proyek
176
Analisis SWOT Pengembangan Ekonomi Khusus (KEK) Industri Nikel … Meitha Suciyanti dan Harta Haryadi
Yunianto, B. (2014) “Analisis dampak penerapan Teknologi Mineral dan Batubara, 10(3), pp.
kebijakan nilai tambah mineral Indonesia 127–141.
terhadap ekspor dan tenaga kerja,” Jurnal
177
178