Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh
Sheila Alifanny
160810301270
NIM :17081030127
Tandatangan :
Dapat dikatakan Aset biologis adalah aset yang unik, karena mengalami
transformasi pertumbuhan bahkan setelah aset biologis menghasilkan sebuah
output. Transformasi yang terjadi pada aset biologis terdiri dari proses
pertumbuhan, degenerasi, produksi dan prokreasi yang dapat menyebabkan
berbagai perubahan secara kualitatif dan kuantitatif dalam kehidupan aset yang
berupa tumbuhan atau hewan tersebut. Aset biologis dapat menghasilkan aset baru
yang terwujud dalam agricultural produce atau berupa tambahan aset biologis
dalam kelas yang sama. Adanya transformasi biologis pada aset biologis, maka
diperlukan pengukuran yang dapat menunjukkan nilai dari aset tersebut secara
wajar sesuai dengan kesepakatan dan kontribusinya dalam menghasilkan aliran
keuntungan yang ekonomis bagi perusahaan.
Menurut IAS 41 aset biologis harus diakui dalam neraca apabila memenuhi
kriteria berikut ini terpenuhi: Bisnis mengontrol aset biologis karena peristiwa masa
lalu ini adalah kemungkinan bahwa bisnis akan mendapatkan manfaat ekonomis
masa depan dari mereka. Nilai wajar atau biaya aset biologis dapat diukur secara
andal IAS 41 mensyaratkan bahwa aset biologis harus diakui sebesar nilai wajarnya
dikurangi titik potongan biaya. Metode ini harus digunakan bila awalnya mengukur
aset biologis dan kemudian pada tanggal neraca setiap neraca. Produksi pertanian
juga harus mengukur dengan menggunakan metode di atas. Produk pertanian harus
diukur pada saat panen.
Entitas yang memiliki aset biologis dapat mengakui aset biologis maupun
produk pertaniannya ketika dan hanya ketika entitas tersebut memegang kontrol
atas aset tersebut sebagai akibat dari kejadian masa lalu, kemungkinan akan
mendapatkan keuntungan ekonomis di masa depan yang terkait dengan aset, serta
nilai wajar atau biaya atas aset dapat diukur secara handal. Produk pertanian yang
dihasilkan dari panen aset biologis dapat diukur pada nilai wajarnya dikurangi
estimasi point-of-sale costs saat panen.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya pembahasan ini guna untuk:
a. Mengetahui cara pengukuran asset biologis menggunakan nilai wajar atau
biaya perolehan pada penerapan PSAK (peraturan standart akuntansi
keuangan) yang mengadopsi IFRS (international financial reporting
standards)
b. Mengetahui adakah asumsi lain mengenai pengukuran asset biologi?
1.4 Manfaat
Manfaat dilakukan pembahasan kembali atau mengevaluasi tentang
pengukuran asset biologis yang menggunakan nilai wajar dan biaya perolehan pada
penerapan PSAK (peraturan standart akuntansi keuangan) yang mengadopsi IFRS
(international financial reporting standards), yaitu agar dapat menemukan hasil
dari perdebatan yang selama ini saling berselisih paham mengenai penggunaan
nilai wajar. Serta dapat memperoleh wawasan luas mengenai penerapan PSAK
(peraturan standart akuntansi keuangan) yang mengadopsi IFRS (international
financial reporting standards) mengenai asset biologis. Sesuai dengan standart
yang berada di luar negeri yang sama dengan standart yang dipakai di Indonesia
apakah dapat diterapkan di Indonesia mengenai pengukuran asset biologi.
Daftar Pustaka
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/3888/Bab
%202.pdf?sequence=7