Você está na página 1de 7

Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)

ManajemenTerpadu Bayi Muda (MTBM) merupakan suatu pendekatan yang


terpadu dalam tatalaksana bayi umur 1 hari – 2 bulan, baik yang sehat maupun
yang sakit, baik yang datang ke fasilitas rawat jalan maupun yang dikunjungi
oleh tenaga kesehatan pada saat kunjungan neonatal.

Pada Permenkes RI Nomor 70 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan


manajemen terpadu balita sakit berbasis masyarakat, disebutkan bahwa pada
bayi muda usia 0 - 2 bulan harus mendapatkan 4 macam pelayanan yang
termsuk dalam MTBS-M:

1. Perawatan esensial bayi baru lahir


2. Pengenalan tanda bahaya bayi baru lahir dan persiapan rujukan bila
memang diperlukan

3. Penatalaksanaan bayi berat lahir rendah (BBLR)

4. Penatalaksanaan infeksi pada bayi baru lahir

Keempat pelayanan ini diberikan tidak hanya sesaat setelah lahir saja, namun
hingga bayi mencapai usia 2 bulan bila suatu waktu mengalami keluhan
tertentu yang termasuk dalam 4 pelayanan tadi wajib segera ditindaklanjuti.

-gambar 1-

Manajemen standar pada bayi muda dilakukan minimal 3 kali pada 6 - 24 jam, 3
- 7 hari, dan 8 - 28 hari setelah melahirkan. Sebagian besar bayi hanya
memerlukan perawatan sederhana pada saat dilahirkan, yaitu diberikan
kehangatan, jalan napas dibersihkan, dikeringkan, dan dinilai warna untuk
menentukan kondisi serta perlu tidaknya dilakukan rujukan.

Pada bayi baru lahir jagalah bayi supaya tetap kering di ruangan yang hangat,
hindarkan aliran udara, selimuti dengan baik. Bila tidak ada kondisi bahaya
pada bayi dan ibu telah cukup stabil bayi bisa tetap bersama ibunya (rawat
gabung). Lakukan inisiasi menyusui dini dalam jam pertama kehidupan. Jika
mampu mengisap, biarkan bayi minum ASI sesuai permintaan. Jangan lupa
untuk selalu menjaga tali pusar tetap bersih dan kering.

Selain itu beberapa obat, vitamin, maupun vaksin diberikan juga pada bayi
yang baru lahir, antara lain: memberikan tetrasiklin salep mata pada kedua
mata satu kali. Berikan juga vitamin K1 (fitomenadion) 1 mg intramuskular (IM)
di paha kiri, dan vaksin hepatitis B 0.5 mL IM di paha kanan sekurangnya 2 jam
sesudah pemberian vitamin K1. Jika bayi lahir di rumah sakit, beri imunisasi
BCG intrakutan dan vaksin polio oral 2 tetes ke mulut bayi saat akan pulang
dari rumah sakit.

Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir dan Bayi Muda

Tanda dan gejala adanya penyakit atau gangguan pada bayi baru lahir dan bayi
muda sering tidak spesifik. Tanda ini bisa dijumpai pada saat atau sesudah
bayi lahir, saat bayi baru lahir datang atau saat perawatan di rumah sakit.
Berikut adalah beberapa tanda yang dikategorikan bahaya jika ditemukan
pada bayi baru lahir ataupun bayi muda:

o Tidak bisa menyusu


o Kejang

o Mengantuk atau tidak sadar

o Frekuensi napas < 20 kali/menit atau apnu (pernapasan berhenti selama


>15 detik)

o Frekuensi napas > 60 kali/menit

o Merintih dan terlihat tarikan dada bawah ke dalam yang kuat

o Sianosis sentral.

Pada bayi muda, dianjurkan untuk melakukan kunjungan atau kontrol ke


fasilitas pelayanan kesehatan minimal 3 kali (6-24 jam, 3-7 hari, dan 8-28 hari
setelah melahirkan). Pada tiap kunjungan bayi muda ke rumah sakit perlu
dilakukan beberapa pemeriksaan. Pada kunjungannya yang pertama biasanya
dilakukan pemeriksaan atau skrining awal. Pada kunjungan berikutnya ada
dilakukan pemeriksaan ulang sekaligus follow up kondisi bayi. Berikut adalah
pemeriksaan yang dilakukan saat kunjungan bayi muda ke fasilitas pelayanan
kesehatan:

1. Periksa kemungkinan adanya penyakit sangat berat atau infeksi bakteri, untuk kemudian diklasifikasikan
sesuai tanda dan gejalanya
Tanda atau Gejala Klasifikasi

Tidak mau minum atau PENYAKIT SANGAT BERAT


ATAU INFEKSI BAKTERI BERAT
memuntahkan semua ATAU

Riwayat kejang ATAU

Bergerak hanya jika


distimulasi ATAU

Napas cepat ATAU

Napas lambat ATAU

Tarikan dinding dada


ke dalam yang kuat ATAU

Merintih ATAU

Demam (≥ 37,5C)
ATAU

Hipotermi ( <35,5C)
ATAU

Nanah yang banyak di


mata ATAU

Pusar kemerahan
meluas sampai dinding perut
Pustul kulit ATAU INFEKSI BAKTERI LOKAL

Mata bernanah ATAU

Pusat kemerahan atau


bernanah
Tidak terdapat salah MUNGKIN BUKAN INFEKSI
satu tanda diatas
2. Menanyakan ibu apakah bayi muda mengalami diare dan tentukan derajat dehidrasinya

Tanda dan Gejala Klasifikasi

Terdapat 2 atau lebih tanda berikut : DIARE DEHIDRASI BERAT

Letargis atau tidak


sadar
Mata Cekung

Cubitan kulit perut


kembalinya sangat lambat
Terdapat 2 atau lebih tanda berikut : DIARE DEHIDRASI RINGAN
Gelisah atau rewel /SEDANG
Mata Cekung

Cubitan kulit perut


kembali lambat
Tidak cukup tanda dehidrasi berat DIARE TANPA DEHIDRASI
atau ringan/sedang

3. Periksa adanya ikterus pada bayi, menggunakan metode KRAMER

o Kramer I : kuning pada daerah kepala dan leher

o Kramer 2 : kuning sampai dengan badan bagian atas (dari pusar ke


atas)

o Kramer 3 : kuning sampai badan bagian bawah hingga lutut atau


siku

o Kramer 4 : kuning sampai pergelangan tangan dan kaki

o Kramer 5: kuning sampai daerah tangan dan kaki

Tanda dan Gejala Klasifikasi

Timbul kuning pada hari IKTERUS BERAT


pertama (< 24 jam) ATAU

Kuning ditemukan pada


umur lebih dari 14 hari ATAU

Kuning sampai telapak


tangan /telapak kaki ATAU

Tinja berwarna pucat


Timbul kuning pada umur ≥ IKTERUS
24 jam sampai ≤ 14 hari dan tidak sampai telapak
tangan/kaki
Tidak kuning TIDAK ADA IKTERUS

4. Periksa adanya kemungkinan berat badan rendah atau masalah


pemberian ASI.
Bila ditemukan bayi memiliki berat badan rendah, langsung lakukan
penanganan atau rujukan tanpa melihat ada/ tidaknya masalah pada
pemberian ASI

5. Tanyakan dan tentukan status imunitas bayi muda, serta status


pemberian Vit.K1.
Imunisasi pertama kali yang harusnya didapatkan oleh bayi muda adalah Hb 0
pada hari 0-7 kelahiran. Selain itu bayi juga harus mendapatkan imunisasi BCG
dan polio setelah lahir

6. Tanyakan adanya masalah lain seperti kelainan kongenital, trauma lahir,


ataupun perdarahan tali pusat

7. Tanyakan adanya keluhan atau penyakit bayi yang disadari oleh ibu

TATALAKSANA KEDARURATAN tanda bahaya:

a. Beri oksigen melalui nasal prongs atau kateter nasal jika bayi muda
mengalami sianosis atau distres pernapasan berat.
b. Beri VTP dengan balon dan sungkup, dengan oksigen 100% (atau udara
ruangan jika oksigen tidak tersedia) jika frekuensi napas terlalu lambat (< 20
kali/menit).

c. Jika terus mengantuk, tidak sadar atau kejang, periksa glukosa darah.
Jika glukosa < 45 mg/dL koreksi segera dengan bolus 200 mg/kg BB dekstrosa
10% (2 ml/kg BB) IV selama 5 menit, diulangi sesuai keperluan dan infus tidak
terputus (continual) dekstrosa 10% dengan kecepatan 6-8 mg/kg BB/menit
harus dimulai. Jika tidak mendapat akses IV, berikan ASI atau glukosa melalui
pipa lambung.

d. Beri fenobarbital jika terjadi kejang

e. Beri ampisilin (atau penisilin) dan gentamisin jika dicurigai infeksi


bakteri berat.

f. Rujuk jika pengobatan tidak tersedia di rumah sakit ini.

g. Pantau bayi dengan ketat.

Rujukan dilakukan berdasarkan status warna pada kondisi bayi sebelumnya.


Jika termasuk dalam warna merah/ kondisi berat bisa langsung dilakukan
perujukan bila tidak tersedia pengobatan di faskes sebelumnya. Selain itu
rujukan biasanya dilakukan jika kasus yang dijumpai berupa keracunan dengan
penurunan kesadaran, luka bakar di mulut dan tenggorokan, sesak napas
berat, sianosis, dan gagal jantung.

SUMBER

 American Academy of Pediatric and American Heart Association


Guidelines fo Neonatal Resuscitation, 2015, NRP Pocket Card -7th Edition
 WHO, 2014, Comprehensive Implementation Plan on Maternal, Infant, and
Young Child Nutrition, Geneva, Switzerland

 WHO, 2013, Pocket of Hospital Care for Children: Guidelines for The
Management of Common Childhood Illnesses 2nd ed, Malta

 Permenkes RI No. 70 tahun 2013, Manajemen Terpadu Balita Sakit


Berbasis Masyarakat

 WHO, Guidelines on MATERNAL, NEWBORN, CHILD AND ADOLESCENT


HEALTH: Recomendations on Newborn He

Pelaksanaan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM ) oleh Tenaga

Kesehatan
Home → Glosarium → Pelaksanaan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM ) oleh Tenaga Kesehatan

Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM )


Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) ~Manajemen Terpadu Bayi Muda merupakan pendekatan yang digunakan
dengan konsep yang terpadu untuk bayi muda yang usianya 1 hari- 2 bulan baik yang berkondondisi sehat ataupun sakit.
Dalam pendekatan ini juga menggunakan suatu persepsi untuk menggunakan fasilitas rawat jalan untuk pelayanan
kesehatan dasar yang dilakukan dengan mengunjungi bayi muda yang tergolong neonatal oleh petugas kesehatan.
Bayi yang lahir pada saat tubuh dibasahi oleh air ketuban akan mudah kehilangan panas tubuh. Hal tersebut diakibatkan
oleh aliran udara yang berasal dari ventilasi terbuka dan mempercepat bayi kehilangan panas tubuhnya.
Akibat dari itu semua bayi akan mengalami serangan dingin yang menjadi gejala awal hipotermia.
Bayi yang mengalami gejala hipotermia tidak menunjukkan keadaan yang menggigil mengingat kontrol suhu tubuh yang
belum sempurna.
Hal tersebut salah satu faktor pemicu tidak terdeteksinya gejala hipotermia pada payi oleh ibu serta tenaga medis yang
membantu proses persalinan.

Gejala hipotermia terjadi bila suhu tubuh (aksila) bayi turun di bawah 36 C.
Nilai normal 36,5 C- 37.5 C.
Segera keringkan bayi baru lahir dengan kain yang hangat dan kering untuk menghindari
hipotermia.
Menunda memandikan bayi baru lahir sampai suhu tubuh bayi stabil.
Untuk mencegah terjadinya serangan dingin, ibu serta penolong persalinan harus menunda sementara waktu untuk
memandikan bayi. Hal tersebut memiliki alasan sebagai berikut:
Pada bayi baru lahir sehat/ckup bulan, berat > 2.500 gram, lansung menangis kuat,maka memandikan bayi di tunda
selama±24 jam setelah kelahiran dgan air hangat. Pada bayi lahir dengan resiko, keadaan umum lemah dan bayi dengan
berat<2.000 gram, sebaiknya jangan di mandikan, di tunda beberapa hari sampai keadaan umum membaik yaitu suhu tubuh
bayi stabil, bayi sudah lebih kuat dan dapat menghisap ASI dengan baik.
Cara yang tepat untuk menghangatkan tubuh bayi pada saat awal-awal kelahiran bisa dilakukan dengan meletakkan bayi
pada dada ibu. Selain itu cara yang dapat ditempuh berupa:
1. Bayi dpat ditelungkupkan di dada ibu sehingga terjadi kontak kulit antara ibu dan anak
2. Bayi dapat dipakaikan baju yang memiliki tingkat kehangatan yang sesuai, baju tersebut bisa disebut dengan
metode kanguru
3. Ibu disarankan menggunakan baju longgar dan memiliki kancing depan.
Berbicara masalah kanguru prinsip dasar yang digunakan ialah sebagai pengganti metode BBLR dalam inkubator. Dalam hal
tersebut ibu diidentikkan sebagai kanguru yang sedang mendekap anaknya. Dari situ akan diperolaeh suhu badan yang
maksimal serta opyimal esuai kebutuhan bayi.
Demikian artikel yang berjudul Pelaksanaan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM ) oleh Tenaga Kesehatan. Semoga
artikel ini mampu menambah wawasan Anda.

Você também pode gostar