Você está na página 1de 15

Jurnal Pendidikan Fisika STKIP-PGRI Lubuklinggau

Vol 1, No 1, Agustus 2016


Halaman 1-15

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FISIKA PADA


MATERI GERAK LURUS DI KELAS VII SMP NEGERI PURWODADI TAHUN
AJARAN 2015/2016

ANALISYS STUDENT MISTAKE IN FINISHED PHYSICS QUESTION ON STRAIGHT


MOVEMENT OF MATTER IN CLASS VII SMP NEGERI PURWODADI
LESSON YEARS 2015/2016

Dina Efrilia

Program Studi Pendidikan Fisika , STKIP-PGRI Lubuklinggau

Abstrak
Skripsi ini berjudul “Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Fisika pada Materi
Gerak lurus di Kelas VII SMP Negeri Purwodadi Tahun Ajaran 2015/2016”. Penelitian ini
dilatarbelakangi oleh permasalahan yang peneliti peroleh melalui studi lapangan atau
observasi bahwa salah satu masalahnya adalah rendahnya nilai fisika siswa yang disebabkan
oleh beberapa kesalahan diantaranya kesalahan terjemahan dan kesalahan hitung. Metode
yang digunakan dalam peneltian ini adalah metode deskriptif, dengan tujuan untuk
mengetahui kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal fisika dan mengetahui penyebab
kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal fisika. Teknik pengumpulan data menggunakan
observasi, angket, dan wawancara. Subjek penelitian diambil dengan menggunakan teknik
purpossive sampling. Hasil penelitian ini didapatkan presentase kesalahan siswa berdasarkan
kriteria kesalahan terjemahan dan kesalahan hitung dalam menyelesaikan soal fisika pada
materi gerak lurus yaitu kesalahan terjemahan 57,46% dan kesalahan hitung 42,54%.
Kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal fisika pada materi gerak lurus
disebabkan oleh kurangnya minat siswa terhadap pelajaran fisika, sumber dan bahan belajar,
aktivitas siswa pada saat guru menyampaikan materi, aktivitas siswa saat kegiatan
pembelajaran berlangsung, dan aktivitas siswa saat menyelesaikan soal.

Kata Kunci: Kesalahan Siswa, Penyelesaian Soal, Gerak Lurus

Abstract

Title of this study is “Analysis Student Mistake in Finished Physics Question on Straight
Movement of Matter in Class VII SMP Negeri Purwodadi Lesson Years 2015/2016.
Background this study be found problem by reseacher through field study or observation that
out of several problem is student value low cause of some mistake between translate mistake
and arithmetic mistake. The method used in this study is descriptive method, with purpose to
aims student mistake in finished question and cause factor student mistake in finished physics
question. The technique to data collect in this study used observation, questionnaire, and
interview. Study subject take used purpossive sampling technique. Result of this study be
found precentage student mistake base criteria translate mistake and arithmetic mistake in
1
finished physics question on straight movement of matter are translate mistake 57,46% and
arithmetic mistake 42,54%. Students mistake in finished physics question on straight
movement cause of less students interest about physics lesson, resources and matterial study,
students activity when teacher instruction of lesson matter, students activity when studying
activity go on, and students activity when finished question.

Keywords: Students Mistake, Finished Question, Straight Movement

Pendahuluan

Pendidikan merupakan komponen utama dalam pembentukan kualitas sumber daya

manusia di Indonesia. Sumber daya manusia yang berkualitas dihasilkan dari pendidikan

yang berkualitas. Pendidikan sebagai investasi jangka panjang bagi masa depan harus

membekali siswa agar dapat mengikuti perkembangan zaman. Fisika merupakan cabang ilmu

pengetahuan alam yang mengkaji dan mempelajari fenomena atau gejala-gejala alam serta

interaksinya (Sari dkk, 2013:5). Pembelajaran fisika yang merupakan salah satu unsur dalam

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memegang peranan penting dalam pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi Hal inilah yang menyebabkan ilmu fisika sangat penting untuk

dipelajari terbukti dengan adanya pelajaran fisika di seluruh jenjang pendidikan.

Dalam ilmu fisika, siswa perlu memahami konsep fisis dan konsep matematisnya.

Ketidakpahaman siswa terhadap konsep fisis dan matematis menyebabkan banyak siswa yang

mengeluh karena sering mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal fisika yang diberikan

oleh guru sehingga siswa sering salah dalam mengerjakan soal yang mengakibatkan siswa

memperoleh nilai yang kurang memuaskan. Metode pembelajaran, minat, media

pembelajaran dan situasi serta kondisi dapat menjadi salah satu penyebab siswa dapat

mengalami kesulitan dan menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan

soal.

Banyaknya kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal bisa menjadi

petunjuk sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang disampaikan guru. Siswa yang

tidak paham dengan apa yang disampaikan guru biasanya akan cenderung lebih banyak

2
melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal. Dari kesalahan yang dilakukan siswa dapat

diteliti dan dikaji lebih lanjut mengenai sumber kesalahan siswa (Kurniawan, 2007:3).

Kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal perlu dianalisis dan dicari faktor

penyebabnya sehingga nilai fisika siswa dapat meningkat.

Analisis yaitu penyelidikan terhadap suatu peristiwa atau karangan, perbuatan untuk

mengetahui keadaan (KBBI dalam Hafizah, 2014:1). Analisis adalah tahap mengidentifikasi

masalah dan data-data yang tersedia (Kartika Budi dalam Adityasari, 2015:7). Kegiatan

analisis ditujukan untuk mengetahui makna, kedudukan, dan hubungan antara berbagai

konsep, kebijakan, program, kegiatan, peristiwa yang ada atau yang terjadi, untuk selanjutnya

mengetahui manfaat, hasil, atau dampak dari hal-hal tersebut (Sukmadinata, 2012:81).

Analisis yang dilakukan oleh peneliti meliputi analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan

soal dan penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal.

Kurniasari (dalam Ulifa, 2014:124) menyatakan bahwa kesalahan merupakan suatu

bentuk penyimpangan terhadap hal yang benar, prosedur yang ditetapkan sebelumnya, atau

penyimpangan dari suatu yang diharapkan. Sari dkk (2013:6) menyatakan bahwa kesalahan

merupakan hal yang wajar terjadi pada siswa yang sedang belajar, akan tetapi kesalahan-

kesalahan yang muncul seharusnya dapat diminimalisasikan. Suroso (2016:2) menyatakan

bahwa kesalahan merupakan hal yang wajar, akan tetapi apabila dibiarkan saja tujuan dari

pembelajaran fisika tidak dapat tercapai secara optimal. Kesalahan siswa dalam

menyelesaikan soal merupakan bentuk ketidakberhasilan proses pembelajaran.

Menurut Lerner (dalam Sari dkk, 2013:6) beberapa kekeliruan umum yang dilakukan

anak adalah kekurangan pemahaman tentang simbol, nilai tempat, perhitungan, penggunaan

proses yang keliru, dan tulisan yang tidak terbaca. Kesalahan yang diidentifikasi pada

penelitian ini meliputi kesalahan terjemahan dan kesalahan hitung. Arti Sriati (dalam

Kurniawan, 2007:12) menyatakan bahwa kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam

3
menyelesaikan soal diantaranya kesalahan terjemahan, yaitu kesalahan dalam mengubah

informasi, siswa mengalami kesulitan dalam mencerna atau memahami bahasa, dan

menafsirkan kata-kata atau simbol.

Hastuti (2012:3) mengemukakan bahwa kesalahan terjemahan adalah kesalahan

menggunakan data, tidak menggunakan data yang seharusnya dipakai, kesalahan

memasukkan data ke dalam simbol fisika, dan menambahkan data yang tidak diperlukan

dalam menjawab sebuah soal.

Kesalahan hitung berupa kesalahan dalam melakukan operasi hitung (Sari dkk,

2013:5). Misalnya siswa salah dalam mengalikan bilangan, membagikan, mengurangkan atau

menjumlahkan bilangan yang sesuai dengan konsep perhitungan yang benar sesuai dengan

rumus Fisika yang seharusnya digunakan. Hastuti (2012:3) mengemukakan bahwa kesalahan

hitung merupakan kesalahan dalam menghitung, seperti menjumlahkan, mengurangi,

mengalikan, dan membagi.

Banyak faktor yang mungkin dapat menjadi penyebab kesalahan siswa dalam

menyelesaikan soal. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam atau luar diri siswa.

Faktor dari dalam diri siswa dapat berupa motivasi, minat, dan bakat siswa. Faktor dari luar

diri siswa dapat berupa kondisi lingkungan, keluarga, guru, teman, dan bahan belajar (Sari

dkk, 2013:5). Hasil belajar peserta didik yang rendah yang diakibatkan dari kesalahan siswa

dalam menyelesaikan soal, dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor dari dalam diri siswa

berupa minat belajar sedangkan faktor dari luar diantaranya yaitu:

a. Sumber dan Bahan Belajar

Sumber belajar adalah sumber baik berupa data, orang, atau wujud tertentu yang

dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun

terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau

mencapai kompetensi tertentu (Prayoga, 2011:6). Djamarah (dalam Prayoga, 2011:6)

4
mengemukakan bahan pelajaran adalah substansi yang disampaikan pada proses belajar

mengajar. Sumber dan bahan belajar yang lengkap dan memadai, dapat mengurangi resiko

kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal karena siswa dapat mempelajari materi secara

lebih lengkap dan luas sehingga siswa tidak hanya terpaku pada apa yang disampaikan

oleh guru.

b. Aktivitas Siswa Saat Guru Menyampaikan Materi Pembelajaran

Pada saat guru menyampaikan materi pembelajaran, sebaiknya siswa

memperhatikan dan berusaha memahami materi pembelajaran yang disampaikan guru

tersebut. Ketika siswa melakukan aktivitas lain pada saat guru menyampaikan materi

pembelajaran, hal itu dapat menyebabkan siswa tidak paham dengan materi yang

disampaikan guru dan dapat mengakibatkan kesalahan saat siswa menyelesaikan soal.

c. Keaktifan Siswa Saat Kegiatan Pembelajaran Berlangsung

Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa dituntut untuk aktif sehingga

siswa dapat menggali informasi lebih dalam tentang materi yang sedang dipelajari. Ketika

siswa belum paham dengan materi yang disampaikan oleh guru tetapi mereka malu untuk

bertanya, hal itu dapat memicu terjadinya kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal.

d. Aktivitas Siswa Saat Menyelesaikan Soal

Pada saat menyelesaikan soal, siswa sebaiknya sudah mempersiapkan dengan

mempelajari materi pembelajaran yang akan diujikan dirumah. Dengan persiapan yang

matang tentunya siswa akan dengan mudah menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru.

Selain itu, ketelitian siswa juga sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan soal. Sebaiknya

siswa tidak terburu-buru untuk segera mengumpulkan lembar jawabannya ketika waktu

yang disediakan masih banyak dan harus memeriksa kembali jawabannya ketika telah

selesai mengerjakan soal.

5
Kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal dapat disebabkan oleh kesalahan siswa

dalam proses belajar. Selain itu, lingkungan atau kondisi dan situasi pada saat proses dan

kegiatan belajar berlangsung juga sangat mempengaruhi dan berpotensi menyebabkan

kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal. Djamarah (2011:2) mengemukakan bahwa

belajar adalah aktivitas yang dilakukan oleh individu secara sadar untuk mendapatkan

sejumlah kesan dari apa yang telah dipelajari dan sebagai hasil interaksinya dengan

lingkungan sekitarnya.

Suyono dan Hariyanto (2013:9) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas

atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki

perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Slameto (2010:2) mengemukakan pengertian

belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.

Hamalik (2008:28) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah

laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Pribadi (2009:6) menyatakan bahwa

belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki kompetensi berupa

keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan.

Kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal menyebabkan hasil belajar siswa rendah

dan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dimyati dan Mudjiono (2013:3) menyatakan

bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.

Bloom (dalam Rasyid dan Mansur, 2009:12) menyatakan bahwa hasil belajar mencakup

peringkat dan tipe belajar, kecepatan belajar, dan hasil afektif. Hasil belajar akan bermanfaat

bagi masyarakat bila pada lulusan memiliki perilaku dan pandangan yang positif dalam ikut

mensejahterakan dan menentramkan masyarakat (Rasyid dan Mansyur, 2009:12). Kesalahan

siswa dalam menyelesaikan soal sangat mempengaruhi hasil belajar siswa.

6
Hasil belajar diperoleh setelah terjadi proses belajar dalam kegiatan pembelajaran.

Pribadi (2009:10) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan proses yang sengaja

dirancang untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu. Pembelajaran

berupaya mengubah masukan berupa siswa yang belum terdidik, menjadi siswa yang terdidik,

siswa yang belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu, menjadi siswa yang memiliki

pengetahuan (Aunurrahman, 2012:34).

Suroso (2016:2) mengemukakan bahwa keberhasilan proses belajar ditunjukkan

dengan adanya perubahan tingkah laku yang cenderung menetap dan biasanya terlihat pada

prestasi belajar. Berhasil atau tidaknya proses pembelajaran dapat dilihat dari kemampuan

siswa dalam menyelesaikan soal. Ketidakberhasilan proses belajar dapat ditunjukkan dengan

adanya kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal.

Penelitian yang serupa juga telah dilakukan oleh Sari dkk, dan Suroso. Penelitian yang

dilakukan oleh Deni Monika Sari dkk tahun 2013 dengan judul “Analisis Kesalahan dalam

Menyelesaikan Soal Materi Termodinamika Pada Siswa SMA” dengan hasil penelitian

menyatakan bahwa Jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal materi

Termodinamika yaitu kesalahan terjemahan, kesalahan konsep, kesalahan strategi dan

kesalahan hitung.

Penyebab kesalahan yang dilakukan oleh siswa tersebut yaitu siswa lupa, tidak

memahami simbol Fisika dari data-data yang disebutkan pada soal, salah mengartikan

maksud soal, kurang teliti dalam membaca serta memahami maksud soal, kurang

memperhatikan penjelasan guru, tidak berani mengajukan pertanyaan ketika ada materi yang

belum dipahami, kurang latihan dan variasi dalam latihan soal, terburu-buru, dan kekurangan

waktu untuk mengerjakan soal.

Penelitian yang dilakukan oleh Suroso tahun 2016 yang berjudul “Analisis Kesalahan

Siswa Dalam Mengerjakan Soal-Soal Fisika Termodinamika Pada Siswa SMA Negeri 1

7
Magetan”. Kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal fisika pada materi

termodinamika berdasarkan hasil penelitiannya yaitu kesalahan terjemahan, kesalahan

konsep, kesalahan strategi, dan kesalahan hitung.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian

dan berbagai permasalahan yang disampaikan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah: (1) Bagaimana kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal fisika pada materi gerak

lurus di kelas VII SMP Negeri Purwodadi Tahun Ajaran 2015/2016? (2) Faktor-faktor apa

saja yang dapat menyebabkan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal fisika pada materi

gerak lurus di kelas VII SMP Negeri Purwodadi Tahun Ajaran 2015/2016?

Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif dengan mendeskripsikan

kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal dan penyebab kesalahan siswa dalam

menyelesaikan soal. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Purwodadi dengan teknik

pengumpulan berupa observasi (Tes), angket (Kuesioner), dan wawancara. Tes dalam

penelitian ini digunakan untuk mengetahui kesalahan siwa dalam menyelesaikan soal fisika

sedangkan angket atau kuesioner digunakan untuk mengetahui penyebab kesalahan siswa

dalam menyelesaikan soal.

Wawancara digunakan sebagai pendukung data yang telah dikumpulkan dengan

menggunakan tes dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk memperkuat data yang telah

dikumpulkan oleh peneliti. Tes dan kuesioner dilaksanakan dengan subjek penelitian

berjumlah 30 siswa yaitu iswa kelas VII.1 sedangkan wawancara dilakukan dengan subjek

penelitian berjumlah enam siswa yang merupakan perwakilan dari subjek penelitian yang

telah mengisi soal tes dan kuesioner yaitu dua siswa yang memperoleh nilai tinggi, dua siswa

yang memperoleh nilai sedang, dan dua siswa yang memperoleh nilai rendah.

8
Soal tes yang digunakan berbentuk uraian berjumlah tujuh soal, kuesioner yang

digunakan berjumlah 20 pernyataan, dan pedoman wawancara yang digunakan berisi 10

pertanyaan, lima pertanyaan untuk menjawab rumusan masalah pertama yaitu mengetahui

kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal dan lima pertanyaan untuk menjawab rumusan

masalah kedua yaitu mengetahui penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal.

Angket dalam penelitian menggunakan skala likert dan wawancara yang dilaksanakan dalam

penelitian ini merupakan wawancara semi terstruktur. Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan teknik purpossive sampling.

Validitas soal tes dalam penelitian ini menggunaka validitas r product moment,

reliabilitas alpha cronbach, serta daya pembeda dan tingkat kesukaran menggunakan

perhitungan untuk soal berbentuk uraian. Kuesioner dan pedoman wawancara divalidasi oleh

dosen beberapa dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau.

Koefisien korelasi yang diperoleh berdasarkan hasil uji coba instrumen soal yang valid

yaitu berkisar 0,53 sampai 0,85 dengan kategori cukup hingga sangat tinggi. Koefisien

reliabilitas yang diperoleh berdasarkan hasil uji coba instrumen yaitu 0,82 dengan kategori

reliabilitas sangat tinggi. Indeks deskriminasi soal yang valid yang diperoleh berdasarkan

hasil uji coba instrumen yaitu berkisar 0,20 – 0,44 dengan kategori cukup hingga sangat baik.

Indeks kesukaran yang diperoleh berdasarkan hasil uji coba instrumen yaitu 0,34 sampai 0,65

dengan kategori soal sedang.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, maka analisis data pada penelitian ini

menggunakan statistik deskriptif dan triangulasi. Setelah dianalisis dengan statistik deskriptif,

data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan triangulasi teknik yaitu

membandingkan data yang diperoleh dengan teknik observasi (Tes) dengan data hasil

wawancara, dan data yang diperoleh dengan kuesioner dengan data yang diperoleh melalui

wawancara.

9
Untuk mencari presentase kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal berdasarkan

kriteria kesalahan yang telah ditentukan yaitu kesalahan terjemahan dan kesalahan hitung dan

mengetahui presentase penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal, maka digunakan

rumus:

P= x 100% (Maksum dalam Halim, 2013:12)

Presentase suatu kriteria = x 100%

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Setelah dilakukan analisis terhadap lembar jawaban siswa dan hasil wawancara,

diketahui kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal yang meliputi kesalahan terjemahan dan

kesalahan hitung. Kesalahan terjemahan meliputi kesalahan siswa dalam menuliskan simbol

fisika, kesalahan dalam menuliskan satuan dan rumus, serta siswa tidak memahami maksud

soal. Sedangkan kesalahan hitung yang dilakukan siswa meliputi kesalahan dalam operasi

hitung yaitu siswa tidak dapat atau salah dalam mengalikan dan membagikan angka.

Kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal merupakan hal yang wajar, tetapi

harus diminalisir agar kesalahan yang terjadi tersebut tidak terulang kembali.

Dengan tidak terulang kembali kesalahan tersebut, maka hasil belajar siswa dapat

ditingkatkan. Tentunya ada yang menyebabkan terjadinya kesalahan siswa dalam

menyelesaikan soal, faktor penyebab terjadinya kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal

yaitu minat, sumber dan bahan belajar, aktivitas siswa saat guru menyampaikan materi

pembelajaran, aktivitas siswa saat kegiatan pembelajaran berlangsung, dan aktivitas siswa

saat menyelesaikan soal.

Minat siswa merupakan kemauan siswa untuk belajar fisika, namun berdasarkan hasil

penelitian siswa lebih suka mata pelajaran lain dari pada mata pelajaran fisika. Siswa hanya

belajar fisika di rumah pada saat akan ada ulangan. Siswa juga tidak mengulang kembali

10
dirumah pelajaran fisika yang dipelajari di sekolah. Ketidaksukaan siswa membaca buku

fisika juga merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kesalahan siswa dalam

menyelesaikan soal karena buku fisika merupakan sumber belajar fisika. Dengan tidak

adanya minat siswa untuk membaca buku fisika tentunya wawasan siswa tentang buku fisika

tidak akan bertambah. Artinya siswa tidak dapat mempelajari ilmu fisika secara lebih luas.

Sumber dan bahan belajar yang lengkap yang dimiliki siswa untuk mendukung

kegiatan pembelajaran sangat berdampak positif bagi hasil belajar fisika siswa. Dengan

adanya sumber dan bahan belajar yang lengkap, siswa dapat menambah pengetahuannya

sendiri, menambah wawasan tentang ilmu fisika, dan dapat memahami materi fisika yang

belum dipahami di sekolah. Siswa kelas VII di SMP Negeri Purwodadi mayoritas hanya

memiliki LKS dan catatan individu, namun ada sebagian kecil siswa yang berusahan

meminjam buku peket kakak kelas mereka yang sudah tidak dipakai lagi.

Kegiatan siswa saat guru menyampaikan materi pembelajaran juga dapat menjadi

penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal. Apabila siswa tidak memperhatikan

ketika guru menyampaikan materi pelajaran maka siswa tersebut tidak akan paham dengan

apa yang disampaikan guru. Mayoritas siswa mendengarkan dan memperhatikan ketika guru

menyampaikan materi pelajaran.

Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, aktivitas siswa juga dapat menjadi

penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal. Ketika ada materi yang belum

dimengerti sebaiknya siswa bertanya agar siswa paham dengan materi yang sedang dipelajari.

Latihan soal dengan soal yang bevariasi juga sangat diperlukan agar siswa dapat mengerjakan

soal fisika dengan bentuk yang tidak harus sama dengan contoh yang berikan oleh guru

mereka.

Dengan banyaknya latihan soal, siswa akan terbiasa mengerjakan latihan soal dengan

bentuk soal yang berbeda. Mayoritas siswa dalam penelitian ini justru tidak bertanya ketika

11
ada materi yang belum dipahami, serta kurang latihan soal sehingga tidak dapat mengerjakan

soal yang tidak serupa dengan contoh soal yang diberikan guru.

Berdasarkan hasil wawancara dan pemaparan di atas, penyebab kesalahan siswa dalam

menyelesaikan soal tidak tergantung pada minat siswa pada pelajaran fisika, tetapi siswa yang

mendapatkan nilai tinggi dan sedang rata-rata suka pelajaran fisika. Siswa dominan

memperhatikan, mendengarkan, dan mencatat hal yang penting ketika guru menjelaskan

materi pelajaran. Siswa yang mendapatkan nilai rendah rata-rata tidak bertanya ketika ada

materi yang belum dipahami. Siswa dominan tidak memiliki buku tetapi memiliki catatan

yang lengkap. Siswa yang memperoleh nilai rendah tidak mengoreksi terlebih dahulu ketika

selesai mengerjakan soal.

Setelah selesai mengerjakan soal sebaiknya siswa mengoreksi terlebih dahulu lembar

jawaban yang telah dikerjakan. Setelah diteliti beberapa kali dan yakin jawabannya benar,

sebaiknya lembar jawaban segera dikumpul. Hal ini mengurangi kebiasaan siswa berprinsip

bahwa siswa yang mengumpulkan lembar jawaban pertama kali adalah siswa yang pandai.

Siswa dalam penelitian sebagian besar mengoreksi terlebih dahulu lembar jawaban mereka

sebelum dikumpul namun mereka masih banyak yang berfikir bahwa siswa yang

mengumpulkan lembar jawaban pertama kali adalah siswa yang pandai.

Faktor penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal sebaiknya segera

diminimalisir agar kesalahan yang sama tidak terulang kembali. Cara mengatasi kesalahan

siswa dalam menyelesaikan soal menurut Sari dkk (2013:7) yaitu dengan memberikan

motivasi dan siswa harus lebih berkonsentrasi dalam belajar, serta bertanya ketika ada materi

yang belum dimengerti. Pemberian motivasi kepada siswa agar siswa menyukai pelajaran

fisika akan menyebabkan siswa tertarik mempelajari lebih dalam tentang materi fisika.

Dengan tertariknya siswa terhadap ilmu fisika maka siswa akan berusaha dengan cara apa pun

memahami materi yang disampaikan guru dan seluruh materi tentang fisika.

12
Selain itu, siswa harus lebih rutin dalam belajar, tidak hanya ketika akan ada ulangan

tetapi setiap hari. Kemudian siswa harus mengulang kembali pelajaran yang telah dipelajari

disekolah. Siswa tidak perlu malu untuk bertanya ketika ada materi yang belum dipahami,

berusaha melengkapi sumber belajar, dan teliti serta mengoreksi setelah selesai mengerjakan

soal. Oleh karena itu, motivasi baik dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa sangat

diperlukan guna mendorong siswa agar semangat dalam belajar dan meningkatkan hasil

belajarnya.

Kesimpulan dan Saran

Presentase kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal yaitu kesalahan terjemahan

57,46% dan kesalahan hitung 42,54%. Kesalahan terjemahan lebih sering dilakukan siswa

dalam menyelesaikan soal dibandingkan dengan kesalahan hitung. Faktor penyebab

kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal yaitu disebabkan oleh kurangnya minat siswa

terhadap pelajaran fisika (siswa lebih suka pelajaran lain dari pada pelajaran fisika, siswa

belajar hanya ketika akan ada ulangan, dan siswa tidak mengulang kembali di rumah

pelajaran fisika yang telah dipelajari di sekolah, siswa tidak suka membaca buku fisika).

Sumber dan bahan belajar (siswa hanya memiliki catatan dan LKS tetapi tidak

berusaha mencari sumber referensi lain seperti buku paket sebagai sumber belajar), aktivitas

siswa pada saat guru menyampaikan materi (siswa selalu memperhatikan ketika guru

menyampaikan materi tetapi ada sebagian siswa yang ribut dan mengganggu konsentrasi

teman lainnya sehingga siswa tidak selalu memahami materi yang disampaikan guru).

Aktivitas siswa saat kegiatan pembelajaran berlangsung (ketilka ada materi yang

belum dipahami siswa tidak aktif bertanya, siswa tidak suka mengerjakan latihan latihan soal

sehingga tidak bisa mengerjakan soal yang tidak sama persis dengan contoh yang diberikan

guru), dan aktivitas siswa saat menyelesaikan soal (siswa berpedoman bahwa siswa yang

13
pandai adalah yang mengumpulkan lembar jawaban pertama kali padahal ada sebagian siswa

yang kurang pandai juga mengumpulkan lembar jawaban pertama kali, hal itu mereka

lakukan karena mereka tidak dapat mengerjakan soal yang diberikan oleh peneliti atau

mereka tidak menegoreksi kembali jawaban yang telah mereka kerjakan).

Daftar Pustaka

Adityasari, V.A. 2015. “Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Fisika disertai
Tinjauan Gender dan Efektivitas Program Remidi dengan Metode Diskusi Kelompok
pada Siswa Kelas X SMA N 2 Sleman pada Pokok Bahasan Gerak Lurus”(Universitas
Sanata Dharma, 2015). (Online). http://www.Fisika indo.co.id (diakses pada 04 April
2016 Jam 11.00 WIB)

Aunurrahman. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Dimyati & Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, S.B. 2011. Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hastuti, Isnani. 2012. Analisis Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal Materi Pokok Kalor
Pada Siswa Kelas X SMA. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika, 2, 1-11.

Kurniawan, A. H. 2007. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pokok
Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel pada Siswa Kelas VIII Semester
Ganjil SMP Negeri 6 Sukoharjo Tahun Ajaran 2006/2007 (Universitas Sebelas Maret,
2007). (Online). http://skrip.untan.ac.id (diakses pada tanggal 6 Januari 2016 Jam
12.30 WIB)

Prayoga, Amrih. 2011. Analisis Kelayakan Isi Buku Teks Pelajaran Fisika SMA (Institut
Agama Islam Negeri Walisongo, 2011). (Online). http://jtptiain-gdl-amrihprayoga-
5869-1-073611015.pdf (diakses pada tanggal 26 Januari 2016 Jam 14.35 WIB)

Pribadi, B.A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.

Rasyid, H. & Mansur. 2009. Penilaian hasil belajar. Bandung: CV Wacana Prima.

Sari, D. M., 2013. Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Materi Termodinamika
pada Siswa SMA. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF), 3(1), 5-8.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

14
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Suroso. 2016. Analisis Kesalahan Siswa Dalam Mengerjakan Soal-Soal Fisika


Termodinamika Pada Siswa SMA Negeri 1 Magetan. Jurnal Edukasi Matematika dan
Sains, 4(1), 8-18.

Suyono & Hariyanto.2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ulifa, S.N. 2014. Hasil Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika
Pada Materi Relasi. Jurnal Perndidikan Matematika STKIP PGRI Sidoharjo, 2(1),
123-124.

15

Você também pode gostar