Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Peran Serta Warga Negara dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Strata penting, dilakukan dalam menjaga kehidupan demokrasi politik dan ekonomi,
keharmonisan hubungan antar suku, agama, ras dan golongan SARA, penghormatan hak
asasi manusia dan pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup dan 3 Strata pendukung,
dilakukan dalam upaya turut memelihara ketertiban dunia.
o Ancaman adalah usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan yang
dilakukan secara konsepsional melalui tindak kriminal dan politis.
o Tantangan adalah hal atau usaha yang bertujuan untuk menggugah kemampuan.
Hambatan adalah Usaha yang berasal dari diri sendiri yang bersifat atau bertujuan untuk
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.
Gangguan adalah hal atau usaha yang berasal dari luar yang bersifat atau bertujuan
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional tidak terarah.
Peran Serta Warga Negara dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan
negara Menurut UU Nomor 3 Tahun 2002 pasal 9 ayat 1 tentang Pertahanan Negara Bukan
hanya sebagai kewajiban dasar manusia, tetapi juga merupakan kehormatan warga negara
sebagai wujud pengabdian dan rela berkorban kepada bangsa dan negara
Ada beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara :
a. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan
Nasional.
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok
Perlawanan Rakyat.
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok
Hankam Negara RI. Diubah oleh Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 1 Tahun 1988.
d. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
e. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
f. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945 Pasal 30 Ayat 1
dan 2:
“Bahwa tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan Negara dilaksanakan melalui system pemerintahan dan
keamanan rakyat semesta oleh TNI dan Kepolisian sebagai komponen utana, dan rakyat
sebagai komponen pendukung”.
Adapula pada Pasal 27 Ayat 3: “Bahwa tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya bela negara”.
g. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara ayat
1: “Setiap Warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang
diwujudkan dalam Penyelenggaraan Pertahanan Negara”; ayat 2: “Keikutsertaan warga
Negara dalam upaya bela negara dimaksud ayat 1 diselenggarakan melalui:
1 Pendidikan Kewarganegaraan
2 Pelatihan dasar kemiliteran
3 Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib
4 Pengabdian sesuai dengan profesi.
Pembelaan Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaan, kesadaran, keikhlasan dan ketulusan dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
dan negara, menjaga harkat dan martabat bangsa, mempertahankan keutuhan NKRI serta
wewujudkan cita-cita dan tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.
Pasal 30 Ayat 1 UUD NRI Tahun 1945: “Tiap-tiapiap Warga Negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara”.
Pasal 27 Ayat 3 UUD NRI Tahun 1945: “Setiap Warga Negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya pembelaan negara”.
Contoh bentuk usaha pembelaan negara oleh warga negara :
- Mengikuti ronda malam siskamling
- Pelatihan dasar kemiliteran
- Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib
- Pengabdian sesuai dengan profesi
Kata Nasional berasal dari kata nation (Inggris) yang berarti bangsa.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,Integrasi nasional mempunyai arti sebagai berikut :
1. Secara politis,integrasi nasional berarti proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan
sosial ke dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
2. Secara antropologis,integrasi nasional berarti proses penyesuaian di antara unsur-unsur
kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan
masyarakat.
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan-perbedaan
yang ada pada suatu negara, sehingga tercipta keserasian dan Keselarasan secara nasional.
Adapun identitas nasional secara teminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh
suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.
Antara integrasi nasional dan identitas nasional negara Indonesia sangatlah terkait. Mengapa?
karena Indonesia terdiri atas berbagai macam suku yang disatukan melalui persatuan
dibawah bendera merah putih dan Bhinneka Tunggal Ika. Melalui proses ini terjadi proses
Integrasi nasional dimana perbedaan yang ada dipersatukan sehingga terciptan keselarasan.
Persatuan dari kemajemukan suku inilah yang menjadi salah satu ciri khas bangsa Indonesia
yang membedakannya dengan bangsa lain.
1. Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam kesuku bangsaan dengan
masing-masing kebudayaan daerahnya.
2. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh
lautan luas.
3. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang merongrong
keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar
negeri.
4. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan antara kota dan daerah
dan hasil-hasil pembangunan tersebut dapat menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan
keputusasaan di masalah SARA (suku,agama,ras,antar golongan), gerakan saparatisme
dan kedaerahan, demonstrasi.
5. Adanya faham etnosentrisme diantara beberapa suku bangsa yang menonjolkan kelebihan
kelebihan kebudayaannnya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
1. Perilaku inklusif. dalam kehidupan bersama yang menerapkan semboyan bhineka tunggal
ika memandang bahwa dirimnya, baik itu sebagai indivudu atau kelompok masyrakat
merasa dirinya hanya merupakan sebagian dari kesatuan masyarakat yang lebih luas.
2. Mengakomodasi sifat pluraslittik. bangsa indonesia sangat pluralistik ditinjau dari
keagamaan agama yang dipeluk oleh masyarakat, aneka adat budaya yang berkembang di
daerah suku bangsa dengan bahasanya masing-masing.
3. Tidak mencari menangnya sendiri. menghormati pendapat pihak lain dengan tidak
beranggapan bahwa pendapatnya sediri yang paling benar, dirinya atau kelompoknya
yang paling hebat perlu diatur dalam menerepakan bhineka tunggal ika.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat dalam rangka membentuk kesatuan dalam
keanekaragaman diterapkan pendekatan untuk mencapai mufakat. bukan pendapat sendiri
yang harus dijadikan kesepakatan bersama tetapi yakni inti kesamaan yang dipilh sebagai
kesepaktan bersama.
5. Dilandasi rasa kasih sayang dan rela berkorban dalam menerapkan bhineka tunggal ika
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara perlu dilandasi oleh kasih sayang.
6. Toleransi dalam perbedaan setiap penduduk indonesia harus memandan bahwa perbedaan
tradisi, bahasa, dan adat istiadat, antara satu etnis dengan etnis, lain antara satu agama
dengan agama lain, sebagai aset bangsa yang harus dilestarikan.
Ancaman dari dalam negeri, contoh adalah pemberontakan dan subversi yang berasal
atau terbentuk dari masyarakat indonesia.
Ancaman dari luar negeri, contohnya infiltrasi, subversi, dan intervensi dari kekuatan
kolonialisme dan imperialisme serta invasi dari darat, udara, dnan laut oleh musuh dari
luar negeri.
2. Ancaman non militer adalah ancaman tanpa kekuatan senjata. Dalam menghadapi
ancaman non militer, sistem pertahanan negara menempatkan lembaga negara di luar
pertahanan sebagai unsur utama sesuai dengan bentuk ancaman yang dihadapi di dukung
oleh unsur-unsur lain.