Você está na página 1de 8

Perbandingan PP Nomor 71 Tahun 2010 dengan PP Nomor 24 Tahun 2005

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik yang dibimbing

oleh Ibu Fitri Sukmawati S.E., M.M., Ak., Ca.

Oleh
Mochamad Yogi Nurwanda – 0113U107
Andhika Rifqi Palapa – 0113U138
Anissa Apriliani Rachdian – 0113U143
Ibran Sibarani – 0113U545

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2016
BAB 1

PENDAHULUAN

Dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010, maka PP


Nomor 24 Tahun 2005 dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. “Para stakeholders tidak perlu
cemas karena selain mengatur SAP Berbasis Akrual, PP Nomor 71 Tahun 2010 juga mengatur
SAP Berbasis Kas Menuju Akrual yang saat ini masih digunakan oleh seluruh
entitas.” Demikian disampaikan Direktur Jenderal Perbendaharaan, Herry Poernomo selaku
Ketua Komite Konsultatif Komite Standar Akuntansi Pemeritahan (KSAP) dalam membuka
Sosialisasi Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
di HotelRedtop,Selasa(14/12).

Sesuai dengan PP Nomor 71 Tahun 2010, penerapan SAP Berbasis Akrual dapat
dilaksanakan secara bertahap. Pemerintah dapat menerapkan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual
paling lama 4 (empat) tahun setelah Tahun Anggaran 2010. Dengan ditetapkannya PP 71 Tahun
2010 tentang SAP ini maka PP 24 Tahun 2005 dinyatakan tidak berlaku lagi. Namun meski
sudah dinyatakan berlaku secara substansial PP 24 Tahun 2005 masih dilaksanakan dalam
rangka proses transisi penyusunan laporan keuangan berbasis Kas Menuju Akrual kepada
penyusunan laporan keuangan berbasis akrual. Substansi PP 24 Tahun 2005 ini dinyatakan
dalam Lampiran II PP 71 Tahun 2010 tentang SAP.
BAB II

PEMBAHASAN PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam Pasal 32


mengamanatkan bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD
disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Standar akuntansi
pemerintahan tersebut disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan yang independen
dan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari
Badan Pemeriksa Keuangan.

Penyusunan SAP Berbasis Akrual dilakukan oleh KSAP melalui proses baku penyusunan
(due process). Proses baku penyusunan SAP tersebut merupakan pertanggungjawaban
profesional KSAP yang secara lengkap terdapat dalam Lampiran III. Penyusunan PSAP
dilandasi oleh Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan, yang merupakan konsep dasar
penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan, dan merupakan acuan bagi
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, penyusun laporan keuangan, pemeriksa, dan pengguna
laporan keuangan dalam mencari pemecahan atas sesuatu masalah yang belum diatur dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan.

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Keuangan Negara tersebut, Pemerintah telah


menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan. Standar Akuntansi Pemerintahan tersebut menggunakan basis kas untuk
pengakuan transaksi pendapatan, belanja dan pembiayaan, dan basis akrual untuk pengakuan
aset, kewajiban, dan ekuitas dana.

Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 masih bersifat sementara


sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara yang menyatakan bahwa selama pengakuan dan pengukuran
pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan
pengukuran berbasis kas. Pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual
menurut Pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 dilaksanakan paling lambat 5
(lima) tahun. Oleh karena itu, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 perlu diganti.

Lingkup pengaturan Peraturan Pemerintah ini meliputi SAP Berbasis Akrual dan SAP
Berbasis Kas Menuju Akrual.SAP Berbasis Akrual terdapat pada Lampiran I dan berlaku sejak
tanggal ditetapkan dan dapat segera diterapkan oleh setiap entitas. SAP Berbasis Kas Menuju
Akrual pada Lampiran II berlaku selama masa transisi bagi entitas yang belum siap untuk
menerapkan SAP Berbasis Akrual.

Penerapan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual ini dilaksanakan sesuai dengan jangka
waktu sebagaimana tercantum dalam Lampiran II.Selanjutnya, setiap entitas pelaporan, baik
pada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah wajib melaksanakan SAP Berbasis
Akrual.Walaupun entitas pelaporan untuk sementara masih diperkenankan menerapkan SAP
Berbasis Kas Menuju Akrual, entitas pelaporan diharapkan dapat segera menerapkan SAP
Berbasis Akrual.

Laporan keuangan yang dihasilkan dari penerapan SAP Berbasis Akrual dimaksudkan
untuk memberi manfaat lebih baik bagi para pemangku kepentingan, baik para pengguna
maupun pemeriksa laporan keuangan Pemerintah, dibandingkan dengan biaya yang
dikeluarkan.Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip akuntansi yaitu bahwa biaya yang
dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang diperoleh.

Selain mengubah basis SAP dari kas menuju akrual menjadi akrual, Peraturan Pemerintah
ini mendelegasikan perubahan terhadap PSAP diatur dengan Peraturan Menteri
Keuangan.Perubahan terhadap PSAP tersebut dapat dilakukan sesuai dengan dinamika
pengelolaan keuangan negara. Meskipun demikian, penyiapan pernyataan SAP oleh KSAP tetap
harus melalui proses baku penyusunan SAP dan mendapat pertimbangan dari BPK.

PERBEDAAN PP 71 TAHUN 2010 DENGAN PP 24 TAHUN 2005

Ruang Lingkup dan Basis Akuntansi

Laporan keuangan untuk tujuan umum disusun dan disajikan dengan basis
akrual.Pernyataan Standar ini berlaku untuk entitas pelaporan dalam menyusun laporan
keuangan suatu entitas pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan laporan keuangan
konsolidasian, tidak termasuk perusahaan negara/daerah.

Komponen – komponen dalam Laporan Keuangan

Komponen-komponen yang terdapat dalam satu set laporan keuangan terdiri dari laporan
pelaksanaan anggaran (budgetary reports) dan laporan finansial, sehingga seluruh komponen
menjadi sebagai berikut:

1. Laporan Realisasi Anggaran


2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
3. Neraca
4. Laporan Operasional
5. Laporan Arus Kas
6. Laporan Perubahan Ekuitas
7. Catatan atas Laporan Keuangan

Laporan Arus Kas hanya disajikan oleh entitas yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum
dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih yang hanya disajikan oleh Bendahara Umum
Negara dan entitas pelaporan yang menyusun laporan keuangan konsolidasiannya.
PP 24 Tahun 2005 PP 71 Tahun 2010
LAPORAN PERUBAHAN SALDO
LAPORAN PERUBAHAN SALDO
Tidak ada laporan tersendiri
Laporan Perubahan SAL menyajikan
NERACA secara komparatif dengan periode
sebelumnya pos-pos berikut:
Ekuitas Dana terbagi;
1. Saldo Anggaran Lebih awal;
 Ekuitas Dana Lancar: selisih 2. Penggunaan Saldo Anggaran
antara aset lancar dan Lebih;
kewajiban jangka pendek, 3. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan
termasuk sisa lebih Anggaran tahun berjalan;
pembiayaan anggaran/saldo 4. Koreksi Kesalahan Pembukuan
anggaran lebih tahun Sebelumnya; dan
 Ekuitas Dana Investasi: 5. Lain-lain;
mencerminkan kekayaan 6. Saldo Anggaran Lebih Akhir.
pemerintah yang tertanam
dalam investasi jangka NERACA
panjang, aset tetap, dan aset
lainnya, dikurangi dengan Hanya Ekuitas, yaitu kekayaan bersih
kewajiban jangka panjang pemerintah yang merupakan selisih
 Ekuitas Dana Cadangan: antara aset dan kewajiban pemerintah
mencerminkan kekayaan pada tanggal laporan.
pemerintah yang dicadangkan
untuk tujuan tertentu sesuai Saldo ekuitas di Neraca berasal dari
dengan peraturan perundang- saldo akhir ekuitas pada Laporan
undangan. Perubahan Ekuitas

LAPORAN ARUS KAS LAPORAN ARUS KAS

 Disajikan oleh unit yang  Disajikan oleh unit yang


mempunyai fungsi mempunyai fungsi
perbendaharaan (Par 15) perbendaharaan umum (Par 15)
 Arus masuk dan keluar kas
Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan
diklasifikasikan berdasarkan aktivitas aktivitasoperasi, investasi,
operasi, investasi aset non pendanaan, dan transitoris
keuangan, pembiayaan, dan non
anggaran

LAPORAN KINERJA LAPORAN OPERASIONAL


KEUANGAN
 Merupakan Laporan Keuangan
 Bersifat optional Pokok
 Disusun oleh entitas pelaporan  Menyajikan pos-pos sebagai
yang menyajikan laporan berikut:
berbasis akrual
 Sekurang-kurangnya 1. a) Pendapatan-LO dari kegiatan
menyajikan pos-pos : operasional;
2. b) Beban dari kegiatan
1. a) Pendapatan dari kegiatan operasional ;
operasional; 3. c) Surplus/defisit dari Kegiatan
2. b) Beban berdasarkan Non Operasional, bila ada;
klasifikasi fungsional dan 4. d) Pos luar biasa, bila ada;
klasifikasi ekonomi; 5. e) Surplus/defisit-LO.
3. c) Surplus atau defisit.
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
LAPORAN PERUBAHAN
EKUITAS  Merupakan Laporan Keuangan
Pokok
 Bersifat optional  Sekurang-kurangnya menyajikan
 Sekurang-kurangnya pos-pos:
menyajikan pos-pos:
1. a) Ekuitas awal;
1. a) Sisa Lebih/Kurang 2. b) Surplus/defisit-LO pada
Pembiayaan Anggaran; periode bersangkutan;
2. b) Setiap pos pendapatan dan 3. c) Koreksi-koreksi yang
belanja beserta totalnya seperti langsung menambah/mengurangi
diisyaratkan dalam standar- ekuitas, misalnya: koreksi
standa lainnya, yang diakui kesalahan mendasar dari
secara langsung dalam ekuitas; persediaan yang terjadi pada
3. e) Efek kumulatif atas periode-periode sebelumnya dan
perubahan kebijakan akuntansi perubahan nilai aset tetap karena
dan koreksi kesalahan yang revaluasi aset tetap.
mendasar diatur dalam suatu 4. d) Ekuitas akhir.
standar terpisah .
CALK
CALK
Perbedaan yang muncul hanya
Pada dasarnya hampir sama dengan PP dikarenakan komponen laporan
baru keuangan yang berbeda dengan PP
lama.
BAB III

KESIMPULAN

Dengan ditetapkannya PP 71 Tahun 2010 tentang SAP ini maka PP 24 Tahun 2005
dinyatakan tidak berlaku lagi. Namun meski sudah dinyatakan berlaku secara substansial PP 24
Tahun 2005 masih dilaksanakan dalam rangka proses transisi penyusunan laporan keuangan
berbasis Kas Menuju Akrual kepada penyusunan laporan keuangan berbasis akrual. Sesuai
dengan PP Nomor 71 Tahun 2010, penerapan SAP Berbasis Akrual dapat dilaksanakan secara
bertahap. Pemerintah dapat menerapkan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual paling lama 4
(empat) tahun setelah Tahun Anggaran 2010.

Oleh karena hal tersebut kita dapat mengetahui bahwa PP Nomor 71 Tahun 2010 mengatur SAP
Berbasis Akrual, dan PP Nomor 71 Tahun 2010 juga mengatur SAP Berbasis Kas Menuju
Akrual yang saat ini masih digunakan oleh seluruh entitas.

Dan kita juga dapat melihat perbedaan PP 71 tahun 2010 dengan PP 24 tahun 2005. Berikut ini
merupakan keunggulan yang dimiliki oleh PP 71 tahun 2010 sehingga sekarang menjadi
ditetapkan dan menggantikan PP 24 tahun 2005 (dinyatakan sudah tidak berlaku lagi), yaitu:

1. Ruang Lingkup dan Basis Akuntansi

Laporan keuangan untuk tujuan umum disusun dan disajikan dengan basis akrual. Pernyataan
Standar ini berlaku untuk entitas pelaporan dalam menyusun laporan keuangan suatu entitas
pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan laporan keuangan konsolidasian, tidak termasuk
perusahaan negara/daerah.

2. Komponen – komponen dalam Laporan Keuangan


3. Komponen – komponen dalam Laporan Keuangan
4. Komponen-komponen yang terdapat dalam satu set laporan keuangan terdiri dari
laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports) dan laporan finansial, sehingga
seluruh komponen menjadi sebagai berikut:
5. Laporan Realisasi Anggaran
6. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
7. Neraca
8. Laporan Operasional
9. Laporan Arus Kas
10. Laporan Perubahan Ekuitas
11. Catatan atas Laporan Keuangan

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam Pasal 32


mengamanatkan bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD
disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Standar akuntansi
pemerintahan tersebut disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan yang independen
dan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari
Badan Pemeriksa Keuangan.
Penyusunan SAP Berbasis Akrual dilakukan oleh KSAP melalui proses baku penyusunan
(due process). Proses baku penyusunan SAP tersebut merupakan pertanggungjawaban
profesional KSAP yang secara lengkap terdapat dalam Lampiran III. Penyusunan PSAP
dilandasi oleh Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan, yang merupakan konsep dasar
penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan, dan merupakan acuan bagi
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, penyusun laporan keuangan, pemeriksa, dan pengguna
laporan keuangan dalam mencari pemecahan atas sesuatu masalah yang belum diatur dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan.

Você também pode gostar