Você está na página 1de 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pulau Kalimantan merupakan pulau terluas di Indonesia, luas pulau Kalimantan adalah
743.330 𝑘𝑚2 , wilayah hutan di pulau Kalimantan masih sangat asri dan belum banyak di
ketahui oleh manusia, namun saat ini hutan-hutan di Kalimantan sudah banyak dikonversi
menjadi lahan pemukiman penduduk dan lahan kelapa sawit, hutan Kalimantan sekarang juga
sudah banyak diekploitasi oleh industri-industri yang tidak bertanggung jawab dengan menebang
hutan secara liar, ada pun dari masyarakat setempat juga banyak melakukan perbuatan yang
merusak hutan di Kalimantan, seperti membuka lahan dengan membakar hutan, dan menebang
hutan untuk diubah menjadi lahan pertanian, dan salah satu faktor yang membuat lahan hutan
semakin sedikit adalah pertumbuhan penduduk yang menyebabkan tingginya kebutuhan tempat
tinggal, sehingga pemerintah mengubah lahan hutan menjadi pemukiman penduduk.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) 2019 Jumlah penduduk Indonesia adalah 237. 641. 326
jiwa dengan kepadatan penduduk indonesia baru mencapai 124 jiwa per km pada tahun 2019.
Ada pun jumlah penduduk di kota Palangka Raya yang akan menjadi lokasi penelitian adalah
275.667 jiwa dengan kepadatan penduduk 96,61 jiwa per 𝑘𝑚2 , Semakin tingginya tingkat
pertumbuhan penduduk sedangkan luas lahan tidak bertambah maka rasio manusia-
lahan,Menjadi semakin besar .
Meningkatnya kepadatan penduduk maka permintaan akan lahanpun akan semakin tinggi
permintaan akan lahan didalam aktivitas masyarakat antara lain untuk menunjang ketersediaan
pangan, sandang, papan dan fasilitas kehidupan dasar lainnya dalam kuantitas, kualitas dan
tingkat keragaman. tertentu. Kebutuhan akan lahan ini meningkat dari waktu ke waktu dipicu
oleh pertumbuhan penduduk, perkembangan struktur masyarakat dan perekonomian sebagai
konsekuensi logis dari hasil pembangunan.
Tetapi dari meningkatnya kepadatan penduduk ini, muncul lah masalah baru yang dapat
menimbulkan kerusakan lingkungan hidup karena berkurang nya lahan menyebabkan berkurang
nya lahan serapan air hujan, hilang nya habitat flora dan fauna, dan akan mengakibatkan polusi

1
semakin meningkat sebab pohon yang awalnya sebagai penyerap polusi udara hilang di tebang
untuk membuka lahan pemukiman warga.
Penelitian ini di lakukan di RT 03 RW 10 kelurahan Bukit Tunggal, kecamatan Jekan Raya.
Dimana letaknya cukup strategis karena berada di daerah pinggiran kota dan banyak lahan hutan
yang beralih fungsi menjadi pemukiman penduduk, daerah ini terletak di KM 7 dari pusat kota
Palangka Raya, daerah ini merupakan salah satu derah yang banyak mengalami berubahnya
lahan hutan menjadi pemukiman, hal ini disebabkan oleh tinggi nya tingkat kepadatan penduduk
di daerah ini dan pembangunan wilayah yang dilakukan oleh pemerintah sudah semakin pesat
Berubah nya lahan hutan ini memiliki dampak yang banyak mulai dari dampak positif dan
banyak juga dampak negatif nya, dengan meninkat nya kepadatan penduduk maka lahan hutan
semakin menyempit dan berubahnya lahan hutan ini memiliki dampak negatif yang lebih besar
di banding dampak positif nya, maka perlu diteliti dampak negatif berubahnya lahan hutan
menjadi pemukiman.

1.2 Rumusan Masalah


Lahan merupakan kebutahan pokok yang menjadi pertimbangan penting bagi setiap manusia
untuk memilikinya, semakin tinggi jumlah penduduk disuatu daerah maka kebutuhan akan lahan
akan semakin meningkat, hal tersebut memicu banyak terjadinya dampak negatif, lahan yang
seharusnya dijadikan lahan hutan berubah menjadi pemukiman warga, padahal lahan hutan
sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup dan untuk ekosistem, melihat permasalahan tersebut
maka rumusan masalah yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah:
 Bagai mana pengaruh berubahnya lahan hutan ke pemukiman bagi hewan dan tumbuhan?
 Apa saja penyebab berubahnya lahan hutan menjadi pemukiman?
 Bagai mana solusi pemerintah agar tidak banyak lahan yang di ubah menjadi pemukiman?
 Apakah manusia merupakan faktor utama berubahnya lahan hutan menjadi pemukiman?
 Bagai mana proses berubahnya lahan hutan menjadi pemukiman?

2
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
 Mengetahui berbagai macam dampak negatif dari berubahnya lahan hutan menjadi
pemukiman
 Menganalisis proses berubahnya lahan hutan menjadi pemukiman
 Mengetahui tingkat kepadatan penduduk di daerah Palangka Raya yang menyebabkan
banyaknya lahan yang diubah menjadi pemukiman

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian ini adalah :
 Agar pembaca proposal ini dapat mengetahui dampak negatif berubahnya lahan hutan
menjadi pemukiman
 Agar pembaca bisa membandingkan pertumbuhan dan berkurangnya lahan dari tahun
ketahun
 Agar pembaca tau proses berubahnya hutan menjadi pemukiman

3
BAB 2
KAJIAN TEORI

2.1 Dampak Negatif


DampakNegatif adalah suatu pengaruh kuat yang dapat menimbulkan hasil yang buruk
atau tidak baik . dampak negatif ini memiliki definisi yang banyak seperti menurut para ahli
dan KBBI. Menurut para ahli dampak negatif adalah pengaruh atau akibat yang di hasilkan
dari kata dampak adalah merugikan dan memperburuk keadaan.Menurut KBBI dampak
negatif adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat yang buruk.
Dampak menurut KBBI adalah benturan , pengaruh kuat yang mendatangkan akibat
baik negatif maupun positif, benturan yang cukup hebat antara dua benda sehingga
menyebabkan perubahan yang berarti dalam momentum (pusa) sistem yang mengalami
benturan.
Negatif menurut KBBI adalah tidak pasti ,tidak tentu, tanpa pernyataan, kurang baik dan
menyimpang dari ukuran umum.

2.2 Berubah
Berubah menurut KBBI adalah menjadi lain atau berbeda dari semula, bertukar (beralih,
berganti) menjadi sesuatu yg lain, dan berganti (tt arah). Adapun Berubah menurut ahli yang
bernama Irmawati adalah perubahan yang direncanakan yaitu suatu usaha sistematik untuk
mendesain ulang suatu organisasi dengan cara melakukan adaptasi pada perubahan yang
terjadi dilingkungan eksternal maupun internal untuk mencapai sasaran baru.

2.3 Lahan
Lahan menurut KBBI adalah tanah terbuka atau tanah garapan, lahan terbagi menjadi 4
yaitu lahan basah, garapan, kritis, dan lahan tidur. Adapun lahan menurut ahli dibidang
pertanian yang bernama Bremmer pada tahun 1598 , menjelaskan bahwa lahan merupakan
bagian permukaan kulit bumi yang dijadikan oleh pelapukan kimia dan fisik serta kegiatan
berbagai tumbuhan dan hewan. Dan menurut Friedrich Fallou salah seorang ahli dibidang

4
geografi. Friedrich berasumsi bahwa tanah Tanah dianggap sebagai hasil pelapukan oleh
waktu yang menggerogoti batuan keras dan lambat laun mengadakan dekomposisi.

2.4 Hutan
Hutan menurut KBBI adalah tanah luas yang ditumbuhi pohon-pohon biasanya tidak
dipelihara orang, dan ditanami tumbuhan yang tumbuh di atas tanah yang luas (biasanya di
wilayah pegunungan), yang tidak dipelihara orang; yang liar (tentang binatang dan
sebagainya). Adapun hutan menurut para ahli geogrefi yang bernama Dengler dan Spurr.
Menurut Dengler :
Hutan adalah suatu kumpulan pohon-pohon yang rapat dan menutup areal cukup luas
sehingga dapat membentuk iklim mikro yang kondisi ekologisnya sangat khas dan berbeda
dengan areal luarnya.
Menurut Spurr :
Hutan adalah persekutuan antara tumbuhan dan hewan dalam suatu asosiasi biotis. Asosiasi
ini bersama lingkungannya membentuk sistem ekologis, organism di dalamnya saling
berpengaruh dalam suatu siklus energi yang kompleks.

2.5 Pemukiman
Pemukiman menurut KBBI adalah daerah tempat tinggal yang dihuni oleh lebih dari satu
orang dan orang yang bertempat tinggal tersebut menetap disitu dengan waktu yang lama.
Adapun pemukiman menurut sumaatmadja pada tahun 1988 adalah bagian permukaan bumi
yang dihuni manusia meliputi segala sarana dan prasarana yang menunjang kehidupannya
yang menjadi satu kesatuan dengan tempat tinggal yang bersangkutan

5
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini di lakukan di RT 03 RW X Klurahan Bukit Tunggal Kecamatan Jekan
Raya, KM 7 Palangka Raya. Pada tanggal 16, 17, 18, 19 dan 20
Alas an memilih tempat ini adalah :
 Wilayah ini sedang terjadi perubahan lahan hutan menjadi pemukiman
 Wilayah ini banyak perumahan atau pemukiman yang baru dibangun

3.2 Pendekatan Penelitian


Ditinjau dari data dan analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini lebih mengarah
untuk menggunakan pendekatan kualitatif, istilah metode kualitatif adalah metode yang
temuan-temuannya tidak diperoleh dari data statistik atau bentuk hitungan lainnya.
Contohnya dapat berupa penelitian tentang kehidupan, riwayat, dan perilaku seseorang, di
samping juga perilaku organisasi, pergerakan sosial, atau hubungan timbal balik (strauss
2003 : 4). Pendekatan ini menggunakan pendekatan deskriptif yang menggambarkan semua
hal mengenai subjek yang kita telitie. Menurut Nawawi, pendekatan deskriptif adalah
penelitian dengan melukiskan keadaan subjek (seseorang , lembaga, masyarakat dan lain-
lain ) berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana apa adanya. Melalui sifat itu,
metode deskriptif bersifat menemukan fakta-fakta, kemudian memberikan penafsiran
kepadanya (Syam, 2008 : 13). Dan data-data yang kita ambil dituangkan menggunakan
penggambaran dari subjek penelitian. Penelitian deskriptif kualitatif ini menjelaskan tentang
suatu keadaan melalui data yang diperoleh dilapangan. Data yang dikumpulkan berupa kata-
kata, gambar dan bukan angka. Semua data merupakan kunci untuk apa yang akan diteliti
dan data tersebut berupa naskah, wawancara, catatan dilapangan, foto, dan dokumen pribadi.
Menurut Koentjaraningrat (1997 : 29 ) penelitian bersifat deskriptif memberikan gambaran
secermat mungkin mengenai individu, keadaan, gejala ataupun kelompok tertentu.
Pendekataan kualitatif deskriptif ini ditujukan untuk menggambarkan dampak negatif

6
Berubahnya lahan hutan menjadi pemukiman sehingga dapat tergambar oleh penulis dan
menjadi data kunci dalam penelitian ini.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Observasi adalah bagian dalam pengumpulan data. Observasi berarti mengumpulkan data
langsung dari lapangan. Dalam tradisi kualitatif, data tidak akan ditemukan dibelakang meja,
tapi harus turun ke lapangan, ketetangga, organisasi, masyarakat. Data yang diobservasi
dapat berupa gambaran tentang sikap, kelakuan, prilaku dan keseluruhan tindakan manusia.
Data observasi bisa berupa interaksi dalam sebuah organisasi atau pengalaman anggota
dalam berorganisasi (Raco 2013 : 112 ). Pengamatan berperan serta sebagai penelitian yang
bercirikan interaksi sosial dan memakan waktu yang cukup lama antara peneliti dengan
subjek dalam lingkungan subjek (Moleong 2002 : 126 ).Observasi dilakukan dengan cara
mengoptimalkan kemampuan menuis dilapangan. Menurut Sprasley (1980 : 39) mengatakan
langkah pertama untuk melakukan observasi adalah dengan tiga elemen paling penting yaitu
tepat, pelaku, dan aktivitas. Data yang dikumpulkan oleh penulis dari pengamatan secara
garis besar yaitu mengenai dampak negatif berubahnya lahan hutan menjadi pemukiman.
Seperti melihat langsung dampak negatif yang di timbulkan dari berubahnya hutan menjadi
pemukiman

7
BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Fisik Lahan


Letak, Batas, dan Luas Daerah Penelitian
Jalan Betutu KM 7 merupakan komplek yang berada di wilayah kelurahan Bukit
Tunggal, kecamatan Jekan Raya, kota Palangka Raya, komplek ini terletak dipinggirian kota
Palangka Raya yang saat ini mengalami pembangunan yang sangat pesat,,
Komplek Betutu mempunyai batas-batas administratif sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kalawa Water Park
Sebelah Selatan : komplekHiu Putih 10
Sebelah Barat : komplek Hiu Putih Raya
Sebelah Timur : komplek Bapuyu

4.2 Hasil Penelitian


Hasil penelitian yang saya lakukan pada tanggal 16, 17, 18, 19, dan 20 maret 2019, masih
banyak nya dampak negatif berubahnya lahan menjadi pemukiman, memang warga-warga
yang membangun pemukiman dengan menebang hutan tidak merasakan dampak negatif itu
secara langsung, dampak negatif itu perlahan-lahan akan muncul seiring semakin banyak
nya lahan yang di ubah menjadi pemukiman, dampak negative nya tidak hanya di rasakan
oleh manusia saja alam dan hewan pun banyak mengalami dampak negatif nya seperti
hilangnya habitat hewan asli pulau Kalimantan, kepunahan hewan, dan banyak nya terjadi
bencana alam karena hutan yang dulu dijadikan tempat penyerapan air sudah hilang menjadi
pemukiman manusia.
Menurut warga yang baru membuka lahan untuk tempat tinggal nya dia sudah merasakan
dampak negatif dari berubahnya lahan hutan tersebut dia sering merasa hawa disekitar
rumahnya terasa penas dan gerah, itu masih sebagian dari dampak negatifnya, apa lagi kalau
sudah masuk musim hujan, kawan hutan yang di ubah menjadi pemukiman itu tidak lepas
dari banjir karena pohon yang sebenarnya untuk menyerap air sudah habis di tebang

8
Dari pembahasan ini bisa dilihat kalau dari berubahnya lahan hutan menjadi pemukiman ini
lebih banyak dampak negatif nya ketimbang dampak positif nya, saran untuk pemerintah
adalah pemerintah seharusnya tidak menebang hutan untuk membangun pemukiman untuk
mengatasi kepadatan penduduk yang semakin meningkat dan meningkat pula kebutuhan
untuk tempat tinggal, pemerintah harusnya menggembangkan pembangunan vertikal
bukannya pembangunan horizontal karena pembangunan vertikal tidak memakan banyak
lahan sedangkan pembangunan horizontal membutuhkan banyak lahan , pembangunan
vertikal seperti rumah susun dan apartemen-apartemen. Sehingga lahan hutan tidak lagi
diubah menjadi pemukimaan dan tidak akan menimbulkan bnyak dampak negatif.

9
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Pembangunan di Kalimantan Tengah khususnya di kota Palangka Raya sudah sangat pesat
apa lagi sudah ada berita di kabarkan kota Palangka Raya akan dijadikan ibu kota Negara
Indonesia, pembangunan di palangka akan semakin pesat, di samping pembangunan itu pasti
banyak pendatang yang akan datang bekerja dan bertempat timggal di kota Palangka Raya ini
sehingga kepadatan penduduk akan meningkat dan kebutuhan akan tempat tiggal pun akan
meningkat pula menyangkut hal itu pembangunan akan membutuhkan lahan yang luas sehingga
hutan yang ada di kota Palangka Raya sedikit demi sedikit akan di tebang dan di ubah menjadi
pemukiman, berubahnya hutan menjadi pemukiman ini menimbulka banyak sekali persoalan dan
dampak negatif yang merugikan manusia sehingga pada penelitian ini saya memaparkan tentang
dampak negatif berubahnya lahan hutan menjadi pemukiman , agar orang atau pembaca
penelitian ini bisa mengetahui dampak negatif berubahnya lahan hutan menjadi pemukiman ,
penelitian ini juga tidak terlepas dari kesalahan dan orang yang membaca nya agar bisa
menyempurnakan penelitian ini di waktu yang akan datang, penelitian ini saya buat dengan
melihat dan mengkaji penelitian yang sudah ada.

5.2 Saran
Untuk upaya mengatasi banyaknya pengubahan lahan hutan menjadi pemukiman, dapat
dilakukan oleh manyarakat dan pemerintah, upaya yang bisa di lakukan oleh masyarakat dan
pemerintah diantaranya :
 Pemerintah memberlakukan pembangunan vertikal dari pada pembangunan horizontal
 Masyarakat menggiatkan penanaman pohon pada lahan yang gundul
 Mengurangi penebangan hutan
 Pemerintah lebih banyak membangun rusun atau apartemen ketimbang rumah-rumah
BTN

10
DAFTAR PUSAKA

https://www.academia.edu/7461413/Proposal_penelitian_Agraria_Mata_Kuliah_Kajian_
Agraria_KPM_321_PENGARUH_KONVERSI_LAHAN_PERTANIAN_KE_NON_PE
RTANIAN_TERHADAP_TINGKAT_KESEJAHTERAAN_RUMAH_TANGGA_PET
ANI_Studi_Kasus_Kelurahan_Cisarua_dan_Desa_Tugu_Utara_Kabupaten_Bogor_

https://kbbi.kemdikbud.go.id/

https://pengertianmenurutparaahli.org/author/Pengertian/

https://www.academia.edu/19490734/Dampak_Pembangunan_Perumahan_dan_Pengaruh
nya

11
LAMPIRAN

12

Você também pode gostar