Você está na página 1de 30

“LAPORAN FIELD STUDY PENYAKIT

TROPIS DHF ”

OLEH

KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

2019
NAMA KELOMPOK

1. Meistinch Noor
2. Mutiara Nur Magfirah Daud
3. Nikma A. Husain
4. Nurain Laminullah
5. Nurliana Mohi
6. Nurul Pratiwi Usman
7. Raihan Tahir
8. Regita Cahyani Monoarfa
9. Rustiyansy Rauf
10. Mutmainah Rasulu
11. Gufron S. Dunggu
12. Hamdan Yusuf
13. Indah Sriwahyuni Mohammad
14. Mirandawati Saleh
15. Mirta K. Ana

2
KATA PENGANTAR

Lautan syukur dan pengambaan tiada henti kami haturkan kepada Allah
SWT, dengan limpahan hidayah serta karuniaNya kami dapat menyelesaikan
tugas laporan ini.

Sekalung penghargaan tertinggi kami tujukan pada seluruh pihak yang


telah membantu dalam merampungkan tugas laporan ini,terutama kepada tenaga
pengajar di Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo. Berkat
curahan ilmu dan perhatiannya kami mampu mendapatkan sesuatu yang
bermanfaat bagi kelangsungan ilmu keperawatan.

Ada kalanya sebuah karya tidak mampu menjulang kata sempurna,oleh


karena itu saran serta kritik membangun terlalu naif untuk ditinggalkan,akhir kata
jazakalloh khairon katsir bagi seluruh pihak.

Gorontalo, Januari 2019

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………….....i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………..ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG …………………………………………………....1


B. TUJUAN PENULISAN ………………………………………………..2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Medis ……………………………………………………………3


B. Konsep Keperawatan……………………………………………………8

BAB III STUDI KASUS

A. Triase Awal………………………………………………………………10
B. Pemeriksaan Diagnostik…………………………………………………17
C. Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT)……………………18

BAB IV PEMBAHASAN ………………………………………………………22

BAB V PENUTUP ……………………………………………………………24

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………26

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering disebut
sebagai demam berdarah. Menurut para ahli, demam berdarah dengue disebut sebagai
penyakit (terutama sering dijumpai .) yang disebabkan oleh virus Dengue
dengan gejala utama demam, nyeri otot, dan sendi diikuti dengan gejala
pendarahan spontan seperti; bintik merah pada kulit, mimisan, bahkan pada
keadaan yang parah disertai muntah atau BAB berdarah.Demam Berdarah
Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae, dengan genusnya adalah
flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2,
DEN-3 dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi
yang berbeda, tergantung dari serotipe virus Dengue.Morbiditas penyakit
DBD menyebar di negara-negara Tropis dan Subtropis. Disetiap negara penyakit
DBD mempunyai manifestasi klinik yang berbeda. DiIndonesia Penyakit DBD
pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya dan sekarang menyebar
keseluruh propinsi di Indonesia. Timbulnya penyakit DBD ditenggarai adanya
korelasi antara strain dan genetik, tetapi akhir-akhir ini adatendensi agen
penyebab DBD disetiap daerah berbeda. Hal ini kemungkinan adanya faktor geografik,
selain faktor genetik dari hospesnya. Selain itu berdasarkan macam
manifestasi klinik yang timbul dan tatalaksana DBD secara konvensional
sudah berubah. Infeksi virus Dengue telah menjadi masalah kesehatan yang
serius pada banyak negara tropis dan sub tropis.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum Mahasiswa dapat memahami tentang penyakit DHF ( Dengue
Haemorraghic Fever ).
2. Tujuan Khusus Mahasiswa dapat menjelaskan :
a. Definisi penyakit DHF.
b. Etiologi penyakit DHF.

1
c. Manifestasi klinik penyakit DHF.
d. Patofisiologi penyakit DHF.
e. Komplikasi penyakit DHF.
f. Klasifikasi penyakit DHF.
g. Pemeriksaan Penunjang DHF.
h. Penatalaksanaan penyakit DHF.
C. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada penulis
khususnya, maupun para pembaca. Manfaat tersebut baik dari segi
pengetahuan dan pemahaman mendalam mengenai penyakit Dengue Hemoragic Fever
(DHF).

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Medis
1. Pengertian
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh satu dari 4 virus dengue berbeda dan ditularkan melalui
nyamuk terutama Aedes Aegypti dan Aedes albopictus yang ditemukan di
daerah tropis dan subtropics diantaranya kepulauan di Indonesia hingga
bagian utara Australia (Vyas, 2013).
2. Etiologi
Penyebab penyakit Dengue Hemorragic Fever (DHF) atau demam
berdarah adalah Virus Dengue, di indonesia virus tersebut sampai saat ini
telah di isolsi menjadi 4 serotipe virus Dengue yang termasuk dalam grup
B dalam Arthropedi bone viruses (arbu viruses), yaitu DEN-1,DEN -
2,DEN-3, dan DEN4.Ternyata DEN-2 dan DEN-3 merupakan serotipe
yang menjadi penyebab terbanyak.Di Thailand, di laporka bahwa serotipe
DEN-2 adalah dominan.sementara di Indnesia, yang terutama domian
adalah DEN-3, tetapi akhhir-akhir ini ada kecenderungan doinansi DEN-2.
Mekanisme sebenarnya mengenai patofisiologi, hemodinamika,
dan biokimia DHF hingga kini belum di ketahi secara pasti. Sebagian
besar sarjana masih menganut The Secondary Heterologous Infection
Hyphotesis ata The Sequential Infection Hyphotesis dari Halsteel yang
menyatakan bahwa DHF dapat terjadi bila seorang seteleh terinfeksi degue
untuk pertamakalinya mendapat infeksi berulang dengan tipe virus dengue
yang berbeda (Nursalam, 2005).
3. Patofisiologi

Virus dengue masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan


nyamuk terjadi viremia, yang ditandai dengan demam mendadak tanpa
penyebab yang jelas disertai gejala lain seperti sakit kepala, mual, muntah,
nyeri otot, pegal diseluruh tubuh, nafsu makan berkurang dan sakit perut,

3
bitik-bintik merah pada kulit. Kelainan juga dapat terjadi juga pada sistem
retikuloendotel atau seperti pembesaran kelenjar0kelenjar getah bening,
hati dan limpa. Pelepasan zat anavilaktosin, histamine dan serotonin serta
aktifitas dari sistem kaligrcin menyebabkan peningkatan pemcabilitas
dinding kapiler/invaskuler sehingga cairan dari intravaskuler keluar ke
extravaskuler atau terjadinya pembesaran plasma akibat pembesaran
plasma terjadi pengurangan volume plasma yang menyebabkan
hipovolemia, penurunan tekanan darah, hemokonsentrasi, hipoprotenemia,
efusi dan renjatan. Selain itu sistem rcikulo endotel bisa terganggu
sehingga menyebabkan reaksi anigen antibody yang akhirnya bisa
menyebabkan anaphylaxia (Pricee dan Wilson 2000).

Plasma merembes sejak permulaan demam dan mencapai


puncaknya saat renjatan. Pada pasien dengan renjatan berat, volume
plasma dapat berkurang sampai 30% atau lebih. Bila renjatan hipovolemik
yang terjadi akibat kehilangan plasma yang tidak dengan segera diatasi
maka akan terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolic dan kematian.
Terjadinya renjatan ini biasanya pada hari ke 3 dan ke 7 (Sudoyo 2000).

Akibat lain dari virus dengue dalam peredaran darah akan


menyeabkan depresi sumsum tulang sehingga akan terjadi trombositopenia
yang berlanjut akan menyebabkan perderahan karena gangguan trobosit
dan kelainan koagulasi dan akhirnya sampai pada perdarahan. Reaksi
perdarahan pada pasien DHF di akibatkan adanya gangguan pada
hemostatis yang mencangkup perubahan vaskuler, trombositopenia,
(trombosit < 100.000/mm3), menurunnya fungsi trombosit dan
menurunnya faktor koagulasi (protombin, vaktor v, 9 dan vibrinogen).
Perdarahan yang terjadi seperti petekie, ekimosis, purpura, epistaksis,
perdarahan gusi, sampai perdarahan hebat pada traktus gastrointestinal
pembekuan yang meluas intravascular (DIC) juga biasanya menyebabkan
terjadi saat renjatan (Priee dan Wilson 2000).

4
4. Klasifikasi
Berdasarkan standar WHO (2002), DHF dibagi menjadi empat
derajatsebagai berikut:
a. Derajat I :Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan
spontan, uji turniket positi, trombositopeni dan hemokonsentrasi.
b. Derajat II :Seperti derajat I namun di sertai perdarahan spontan di
kulitdan atau perdarahan lain.
c. Derajat III :Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya
nadi cepat danlemah, tekanan darah menurun disertai kulit dingin,
lembab dangelisah.
d. Derajat IV :Renjatan berat dengan nadi tidak teratur dan tekanan
darah yang tidakdapat diukur.
5. Manifestasi klinis
Menurut Nursalam, 2008 tanda dan gejala penyakit DHF antara lain
a. Demam tinggi selama 5 – 7 hari
b. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.
c. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie,
echymosis,hematoma.
d. Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.
e. Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.
f. Sakit kepala.
g. Pembengkakan sekitar mata.
h. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.
i. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan
darahmenurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi
cepat danlemah)
6. Pemeriksaan diagnostik
Menurut (Nursalam, 2008)
a. Darah lengkap : hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20 %
ataulebih), trombositopenia (100.000/mm3atau kurang)
b. Serologi : uji HI (hemoagutination inhibition test).

5
c. Rontgen thoraks : effusi pleura
7. Penatalaksanaan medis
Menurut (Narusalam, 2008)
1) Terapi
a. DHF tanpa rejatan
Pada pasien dengan demam tinggi , anoreksia dan sering
muntahmenyebabkan pasien dehidrasi dan haus, beri pasien
minum 1,5sampai 2 liter dalam 24 jam. Dapat diberikan teh
manis, sirup, susudan bila mau lebih baik diberikan oralit.
Apabila hiperpireksiadiberikan obat anti piretik dan kompres
air biasa.Jika terjadi kejang, beri luminal atau anti konvulsan
lainnya. Luminal diberikan dengandosis anak umur kurang dari
1 tahun 50 mg/ IM , anak lebih dari 1tahun 75 mg. Jika 15
menit kejang belum berhenti luminaldiberikan lagi dengan
dosis 3mg / kg BB. Anak diatas satu tahundiberikan 50 mg dan
dibawah satu tahun diberikan 30 mg, Dengan memperhatikan
adanya depresi fungsi vital. Infus diberikan pada pasien tanpa
ranjatan apabila pasien terus menerus muntah, tidak dapat
diberikan minum sehingga mengancam terjadinya dehidrasi
hematocrit yang cenderug meningkat.
b. Pasien yang mengalami rajatan (syok) harus segera dipasang
infussebagai pengganti cairan yang hilang akibat kebocoran
plasma.Cairan yang diberikan biasanya Ringer Laktat. Jika
pemberiancairan tersebut tidak ada respon maka dapat
diberikan plasma atau plasma akspander, banyaknya 20 sampai
30 ml/kg BB. Pada pasien rajatan berat pemberian infuse
diguyur dengan cara membuka klem infuse terapi biasanya
vena-vena telah kolaps sehingga kecepatan tetesan tidak
mencapai cairan secara paksa dengan spuit dimasukkan cairan
sebanyak 200 ml, lalu diguyur.

6
2) Tindakan Medis yang bertujuan untuk pengobatan
Keadaan dehidrasi dapat timbul akibat demam tinggi,
anoreksia, dan muntah. Jenis minuman yang diajurkan adalah jus
buah, the manis, sirup, susu, serta larutan oralit. Apabila cairan
oralit tidak dapat dipertahankan maka cairan IV perlu diberikan.
Jumlah cairan yang diberikan tergantung dari derajat dehidrasi dan
kehilangan elektrolit, dianjurkan cairan dextrose 5% di dalam 1/3
larutan NaCl 0,9%. Bila terdapat asidosis
dianjurkan pemberian NaCl 0,9 % + dextrose ¾ bagian natrium
bikarbonat. Kebutuhan cairan diberikan 200 ml/kg BB , diberikan
secepat mungkindalam waktu 1-2 jam dan pada jam berikutnya
harus sesuai dengantanda vital, jadar hematocrit, dan jumlah
volume urine. Untuk menurunkan suhu tubuh menjadi kurang dari
39°C perlu diberikan anti piretik seperti paracetamol dengan
dosis 10-15 mg/kg BB/hari.
Apabila pasien tampak gelisah, dapat diberkan sedative unt
uk menenangkan pasien seperti kloral hidrat yang diberikan peroral
/ perektal dengandosis 12,5-50 mg/kg BB (tidak melebihi 1 gram) .
Pemberian antibioticyang berguna dalam mencegah infeksi seperti
Kalmoxcilin, Ampisilin, sesuai dengan dosis yang
ditemukan.Terapi O2 2 liter /menit harus diberikan pada semua
pasiensyok. Tranfusi darah dapat diberikan pada penderita yang
mempunyai keadaan perdarahan nyata, dimaksudkan untuk
menaikkan konsentrasisel darah merah. Hal yang diperlukan yaitu
memantau tanda-tanda vital yang harus dicatat selama 15 sampai
30 menit atau lebih sering dan disertai pencatatan jumlah dan
frekuensi diuresis.
8. Komplikasi
Adapun komplikasi dari penyakit Dengue Hemoragic
Fever menurut( Hidayat Alimul , 2008) diantaranya:

7
a. EnsepalopatiSebagai komplikasi syok yang berkepanjangan
dengan perdarahan dankemungkinan dapat disebabkan oleh
thrombosis pembuluh darah keotak.
b. Syok (renjatan)Karena ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
sehingga dapat terjadisyok hipovolemik.
c. Efusi PleuraAdanya edema paru akibat pemberian cairan yang
berlebihan dengantanda pasien akan mengalami distress
pernafasan.
d. Perdarahan intravaskuler menyeluruh.

B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Nama, umur (Secara eksklusif, DHF paling sering menyerang anak
– anak dengan usia kurang dari 15 tahun. Endemis di daerah tropis
Asia, dan terutama terjadi pada saat musim hujan, jenis kelamin,
alamat, pendidikan, pekerjaan.
b. Keluhan utama : demam
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat penyakit sekarang
Ditemukan adanya keluhan panas mendadak yang disertai
menggigil dengan kesadaran kompos mentis. Turunnya panas
terjadi antara hari ke 3 dan ke 7 dan keadaan anak semakin
lemah. Kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual,
diare/konstipasi, sakit kepala, nyeri otot, serta adanya
manifestasi pendarahan pada kulit
2) Riwayat penyakit yang pernah diderita
Riwayat penyakit yang pernah diderita. Penyakit apa saja yang
pernah diderita klien, apa pernah mengalami serangan ulang
DHF.
3) Riwayat gizi

8
Status gizi yang menderita DHF dapat bervariasi, dengan status
gizi yang baik maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat
faktor predisposisinya. Pasien yang menderita DHF sering
mengalami keluhan mual, muntah, dan nafsu makan menurun.
Apabila kondisi ini berlanjut dan tidak disertai dengan
pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka akan mengalami
penurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi kurang.
4) Kondisi lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan
lingkungan yang kurang bersih ( seperti air yang menggenang
dan gantungan baju dikamar ).
d. Acitvity Daily Life (ADL)
1) Nutrisi : Mual, muntah, anoreksia, sakit saat menelan.
2) Aktivitas : Nyeri pada anggota badan, punggung sendi, kepala,
ulu hati, pegal-pegal pada seluruh tubuh, menurunnya aktivitas
sehari-hari.
3) Istirahat, tidur : Dapat terganggu karena panas, sakit kepala dan
nyeri.
4) Eliminasi : Diare / konstipasi, melena, oligouria sampai anuria.
5) Personal hygien: Meningkatnya ketergantungan kebutuhan
perawatan diri.
e. Pemeriksaan fisik, terdiri dari :
Inspeksi, adalah pengamatan secara seksama terhadap
status kesehatan klien (inspeksi adanya lesi pada kulit). Perkusi,
adalah pemeriksaan fisik dengan jalan mengetukkan jari tengah ke
jari tengah lainnya untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu
organ tubuh. Palpasi, adalah jenis pemeriksaan fisik dengan
meraba klien. Auskultasi, adalah dengan cara mendengarkan
menggunakan stetoskop (auskultasi dinding abdomen untuk
mengetahu bising usus).

9
Adapun pemeriksaan fisik pada anak DHF diperoleh hasil
sebagai berikut:
1) Keadaan umum :
Berdasarkan tingkatan (grade) DHF keadaan umum adalah
sebagai berikut :
a) Grade I : Kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah,
tanda – tanda vital dan nadi lemah.
b) Grade II : Kesadaran kompos mentis, keadaan umum
lemah, ada perdarahan spontan petekia, perdarahan gusi dan
telinga, serta nadi lemah, kecil, dan tidak teratur.
c) Grade III : Keadaan umum lemah, kesadaran apatis,
somnolen, nadi lemah, kecil, dan tidak teratur serta tensi
menurun.
d) Grade IV : Kesadaran koma, tanda – tanda vital : nadi tidak
teraba, tensi tidak terukur, pernapasan tidak teratur,
ekstremitas dingin berkeringat dan kulit tampak sianosis.
2) Kepala dan leher.
a) Wajah : Kemerahan pada muka, pembengkakan sekitar
mata, lakrimasi dan fotobia, pergerakan bola mata nyeri.
b) Mulut : Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah
kotor, (kadang-kadang) sianosis.
c) Hidung : Epitaksis
d) Tenggorokan : Hiperemia
e) Leher : Terjadi pembesaran kelenjar limfe pada sudut atas
rahang daerah servikal posterior.
3) Dada (Thorax)
Nyeri tekan epigastrik, nafas dangkal.
Pada Stadium IV :
Palpasi : Vocal – fremitus kurang bergetar.
Perkusi : Suara paru pekak.
Auskultasi : Didapatkan suara nafas vesikuler yang lemah.

10
4) Abdomen (Perut)
Palpasi : Terjadi pembesaran hati dan limfe, pada keadaan
dehidrasi turgor kulit dapat menurun, suffiing dulness, balote
ment point (Stadium IV).
5) Anus dan genetalia
Eliminasi alvi : Diare, konstipasi, melena.
Eliminasi uri : Dapat terjadi oligouria sampai anuria.
6) Ekstrimitas atas dan bawah
Stadium I : Ekstremitas atas nampak petekie akibat RL test.
Stadium II – III : Terdapat petekie dan ekimose di kedua
ekstrimitas.
Stadium IV : Ekstrimitas dingin, berkeringat dan sianosis pada
jari tangan dan kaki.
f. Pemeriksaan laboratorium.
Pada pemeriksaan darah klien DHF akan dijumpai :
1) Hb dan PCV meningkat ( ≥20%).
2) Trambositopenia (≤100.000/ml).
3) Leukopenia.
4) Ig.D. dengue positif.
5) Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan :
hipoproteinemia, hipokloremia, dan hiponatremia.
6) Urium dan Ph darah mungkin meningkat.
7) Asidosis metabolic : Pco2<35-40 mmHg.
8) SGOT/SGPT mungkin meningkat.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Perfusi Perifer Tidak Efektif
b. Hipertermi
c. Defisit Nutrisi
d. Resiko Ketidakseimbangan Cairan

11
3. Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA NOC NIC

1. Perfusi Perifer Tidak 1. Sirculation Peripheral sensation


Efektif 2. Tissue perfusion: management (managemen
cerebral sensasi perifer)
Mendemonstrasikan 1. Monitor adanya
status sirkulasi yang daerah tertentu yang
ditandai dengan: hanya pekat terhadap
1. Tekanan systole panas/dingin/tajam/tu
dan diastole dalam mpul
rentang yang 2. Monior kemampuan
diharapkan BAB
2. Tidak ada 3. Gunakan sarung
ortostatik tangan untuk proteksi
hipertensi 4. Instrusikan keluarga
3. Tidak ada tanda- untuk mengobservasi
tanda peningkatan kulit jika ada isi atau
tekanan laserasi
intracranial (tidak 5. Kolaborasi pemberian
lebih dari 15 analgetik
mmHg)
Mendemonstrasikan
kemampuan kognitif
yang di tandai dengan:
1. Berkomunikasi
dengan jelas dan
sesuai dengan
kemampuan
2. Menunjukan

12
perhatian,
kosentrasi dan
orientasi
3. Memproses
informasi
4. Membuat
keputusan dengan
benar
Menunjukan fungsi
sensori motorik cranial
yang utuh:
Tingkat kesadaran yang
baik, tidak ada gerakan-
gerakan infolunter

2. Hipertermi Termoregulasi Fever treatment


1. Suhu tubuh dalam 1. Monitor suhu sesering
rentang normal mungkin
2. Nadi dan respirasi 2. Monitor warna dan
dalam rentang suhu kulit
normal 3. Monitor tekanan
3. Tidak ada darah, nadi dan
perubahan warna respirasi
kulit dan tidak ada 4. Kompres pasien pada
pusing lipatan paha dan aksila
5. Berikan antipiretik
6. Ajarkan pasien cara
mencegah keletihan
akibat panas
7. Kolaborasi pemberian
cairan intravena

13
3. Defisit nutrisi Nutritional status: Nutrition manajement
1. Nutritional status: 1. Kaji adanya alergi
food and fruit makanan
intake 2. Monitor jumlah
2. Nutrisional status: nutrisi dan kandungan
nutrien intake kalori
3. Weight control 3. Berikan makanan
yang terpilih (sudah
Kriteria hasil : dikonsultasikan
1. Danya dengan ahli gizi)
peningkatan berat 4. Berikan informasi
badan sesuai tentang kebutuhan
dengan tujuan nutrisi
2. Berat badan ideal 5. Kolaborasi dengan
sesuai dengan ahli gizi untuk
tinggi badan menentukan jumlah
3. Mampu kalori dan nutrisi
mengidentifikasi yang dibutuhkan
kebutuhan nutrisi pasien
4. Tidak ada tanda-
tanda malnutrisi
5. Menunnjukan
peningkatan fungsi
pengecapan dari
menelan
6. Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang berarti

4. Resiko Fluid balance. Fluid management :


ketidakseimbangan Hidration 1. Monitor status hidrasi
cairan Nutritional status: (kelembapan membran
Food and fluid intake mukosa, nadi adekuat,
Kriteria hasil : tekanandarah ortostatis
1. Mempertahankan jika diperlukan)
urin output sesuai 2. Monitor vital sign
dengan usia dan 3. Monitor masukan
BB, BJ urin makanan atau cairan
normal, HT dan hitung intake
normal. kalori cairan harian

14
2. Tekanan darah , 4. Mempertahankan
nadi, suhu tubuh catatan intake dan
dalam batas outpute yang akurat
normal 5. Kolaborasikan
3. Tidak ada tanda- pemberian cairan IV
tanda dehidrasi, 6. Kolaborasikan dengan
elastisitas turgor dokter
kulit baik,
membran mukosa
lembab, tidak ada
rasa halus yang
berlebihan

15
BAB III

STUDI KASUS

A. Triase Awal
1. Pengkajian Primer
a. Airway : batuk (+),lendir putih (+)
b. Breathing : Pasien tidak mengalami sesak nafas dan tidak
menggunakan alat bantu, respirasi 20 x/menit
c. Circulation : Tekanan darah 120/90 mmHg, nadi 80x/m, suhu 39o C
dan nampak gelisah
d. Dissability : Keadaan umum sedang, kesadaran komposmentis, akral
hangat, GCS : E = 4, M= 6, V= 5
e. Expossure : Tidak ada luka di bagian tubuh klien
2. Triage
a. Keluhan Utama : Demam
b. Riwayat keluhan utama : Pasien datang dengan keluhan demam naik
turun sejak 4 hari yang lalu, menggigil (+), mual (+),nyeri perut
(+),batuk (+),dahak (+),lendir putih (+), mimisan (-),gusi berdarah (-).
c. Tanda-tanda Vital : Tekanan darah : 120/90 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 39oC

3. Pengkajian Sekunder

a. Kepala : Konjungtiva pucat (-),sklera ikterik (-),mimisan (-)


Gusi berdarah (-)
b. Thoraks : Vesikuler (+/+) ronchi (-) wheezing (-)
Bunyi jantung S 1-2 reguler
c. Abdomen : Bising Usus normal, Nyeri tekan (+) seluruh
lapangan abdomen.
d. Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik

16
B. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Hematologi Rutin
Hemoglobin 16,4 g/dL 11-17
Leukosit 5,04 103/µL 4,0-12,0
Eritrosit 5,79 106/ µL 4,00-6,20
Hematokrit 51,1 % 35,0-55,0
Trombosit 49 103/µL 150-400
LED mm/jam <15
Golongan Darah
Waktu menit 1-3
Perdarahan
Waktu menit <10
Pembekuan

Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan


Kimia Darah
Gula Darah Sewaktu 134 mg/dL 70-140
Gula Darah Puasa mg/dL 70-110
Gula Darah 2 JPP mg/dL 70-140
Kolesterol Total mg/dL <200
Kolesterol LDL mg/dL <100
Kolesterol HDL mg/dL >40

17
C. Catatan Perkembangan Pasien Terintegritas (CPPT)
RENCANA DAN CATATAN Nama : Tn.R
PERKEMBANGAN DAN PELAYANAN Tgl.Lahir : 09-05-1985
TERINTEGRITAS No.RM : 069420

HASIL PEMERIKSAAN ANALISA DAN TINDAK


LANJUT Review
Tanggal/ Profesi/ CATATAN PERKEMBANGAN dan
hari bagian S (Subjective) O (Objective) Instruksi verivikasi
A (Assesment) P (Planning) DPJP
23.30 Os masuk R. Interna II,pindah dari
27/01/19 Perawat R.UGD
Stand Over, Observasi Pasien
S : mual,muntah,panas

O : Ku : lemah, Kes :
composmentis. S/IVFD RL 20
tpm

A : Hipertermi

P : Lanjutkan Intervensi
1. Observasi TTV
2. Kolaborasi terapi
27/01/19 Internist S: Mual, Demam

O: Anemis, tidak ada bunyi napas


vesikuler, ronchi/wheezing tidak
ada, persistensi nasal

18
A: Febris
Dispepsia
Infus: NaCl 0,9% 16 tetes/menit

Injeksi: paracetamol 1 gr / 8 jam /


drips
Ondansetron 4 mg / 12 jam / IV
Omeprazol 4 mg / 2 jam / IV

Oral: Episan sus 5 cc/8 jam

HASIL PEMERIKSAAN ANALISA DAN TINDAK


LANJUT Review
Tanggal/ Profesi/ CATATAN PERKEMBANGAN dan
hari bagian S (Subjective) O (Objective) Instruksi verivikasi
A (Assesment) P (Planning) DPJP
28/01/19 Perawat S: Demam

O: KU sedang
Kesadaran Composmentis
IVFD NaCl 0,9% 16 tpm

A: Hipertermi

P: Lanjutkan intervensi
1. Observasi TTV
2. Beri kompres air hangat
3. kolaborasi
28/01/19 Nutrisio S: Nafsu makan (-)
nist

19
O: IMT 27,3 kg/m2 (status gizi
lebih)

A: Asupan nutrisi cukup

P: - pembatasan asupan serat diet


- diet rendah serat makanan lunak
28/01/19 Internist S: Demam P/ periksa darah
perifer lengkap/
O: Anemis tidak ada hari
Bunyi nafas vesikuler, ronchi/
whezing tidak ada
Peristaltik Normal

A: DHF GR I
Dispepsia

P: Infus : RL 28 tetes/menit
Injeksi : paracetamol 1 gr/ drips
Metilprednisolon 62 mg/12 jam/
IV
Omeprazol 40 g/ 12 jam/ IV
Oral : Psidii tab/8 jam
Episan sus 5 cc/ 8 jam
29/01/19 Perawat S : demam

O : KU sedang
Kesadaran composmentis
IVFD RL 18 tpm

20
A: Hipertermi

P: lanjutkan intervensi
1. Observasi TTV
2. Anjurkan kompres air hangat
3. Kolaborasi

21
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Triase Awal
Ketika pasien demam berdarah dengue (DBD) mengalami
kegawatan dan dibawa ke rumah sakit biasanya pasien DBD yang datang
dalam keadaan demam tinggi, lemas, bahkan ada yang mengalami
pendarahan berupa mimisan, jika seperti itu maka tindakan yang dilakukan
pertama kali adalah memberi infus pada pasien infus pada pasien untuk
mencegah dehidrasi. Jika pasien mengalami perdarahan maka diberi obat
untuk menghentikan perdarahan. kemudian, segera lakukan pemeriksaan
laboratorium.
Pada pengkajian primer ada batuk, ada lendir putih, pasien tidak
mengalami sesak nafas dan tidak menggunakan alat bantu, respirasi 20
x/menit. Tekanan darah 120/90 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 39oC, dan
tampak gelisah. Keadaan umum sedang, kesadaran komposmentis, akral
hangat, GCS eye 4, motorik 6, verbal 5, Tidak ada luka di bagian tubuh
klien.
Keluhan utama klien masuk rumah sakit adalah demam. Riwayat
keluhan utama pasien datang dengan keluhan demam naik turun sejak 4
hari yang lalu, menggigil, mual, nyeri perut, batuk dahak, lendir putih.
Pada pemeriksaan sekunder didapati pada kepala konjungtiva
ananemis, sklera anikterik, tidak mimisan, gusi tidak berdarah. Pada
bagian thorax didapat bunyi nafas vesikuler, bunyi jantung S 1-2 reguler.
Pada bagian abdomen bising usus normal, nyeri tekan seluruh lapang
abdomen. Pada ekstremitas didapati akral hangat, CRT < 2 detik.
B. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada kasus ini yaitu
pemeriksaan laboratorium berupa darah lengkap seperti
hemoglobin,leukosit, eritrosit, hematokrit dan trombosit sudah sesuai
untuk pemeriksaan diagnostik pada DBD. Pemeriksaan darah lengkap
dilakukan untuk menilai ada tidaknya tanda-tanda infeksi. Akan tetapi

22
pada kasus ini tidak dilakukan pemeriksaan uji Hemaglutinasi, yaitu salah
satu pemeriksaan untuk mendiagnosis penyakit infeksi termasuk DBD.
Prinsip kena dari uji ini adalah mengukur tinggi rendahnya (titer) zat kebal
(antibodi) Hemagutinasi hambatan (hemaglutinasi Inhibition Antibody).
Zat kebal ini akan muncul di dalam serum penderita, beberapa waktu
setelah terinfeksi oleh virus penyebab DBD, yaitu virus Dengue.
C. Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT)
Pada hari pertama klien masuk rumah sakit klien mengatakan
mual, muntah dan demam. Dan diberikan infus NaCl 0,9% 16 tpm dan
injeksi paracetamol drips, ondansentron, omeprazol, oral episan.
Kemudian pada hari kedua, klien mengatakan masih demam dan
sudah tidak mual muntah. dan sudah tidak diberikan infus NaCl 0,9% dan
diganti dengan obat infus RL 28 tpm, injeksi paracetamol,
metilpredmisolon, omeprazol dan berhenti diberikan ondansentron karena
sudah tidak mual muntah. Oral psidii, episan. Klien diberikan obat psidii
untuk menambah jumlah trombosit.
Hari ketiga klien masih mengeluh demam. dan diberikan obat infus
RL 18 tpm, injeksi paracetamol, metilpredmisolon, omeprazol.

23
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Demam berdarah atau demam berdarah dengue adalah penyakit febril
akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang
mirip dengan malaria. Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh
nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam
secara tiba-tiba, disertai sakit kepala berat, sakit pada sendi dan ruam. Karena
seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka
kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga
menderita Penyakit Demam Berdarah dalam tingkat yang manapun harus
segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu waktu dapat
mengalami syok / kematian.
B. Saran
1. Saran untuk diri sendiri
 Agar menjadi lebih baik lagi dalam bekerja, berpikir, dan
berproses.
 Menjadi lebih matang dan dewasa dalam segala hal, terutama
dalammendesain.
 Berpikir positif, jauh ke depan, dan memikirkan solusi yang tepat
bagi
2. Saran untuk pihak rumah sakit
 Agar dapat menjadi lembaga yang lebih dikenal luas dan
kredibilitasnya menjadi lebih baik lagi, baik secara nasional.
 Lebih banyak dan lebih agresif dalam menyelenggarakan
upayameminimalisir perilaku diskriminasi rasial di Indonesia.
 Meningkatkan upaya kerja sama dengan lembaga dan pihak
terkaitdalam upaya memerangi demam berdarah
3. Saran untuk pihak kampus

24
 Untuk para dosen pembimbing dan penguji agar dapat
membimbing,
memberikan ilmu, kritik, saran, dan masukan yang membangun
sehingga mahasiswa/I dapat lulus dengan baik dan siap
menghadapi
dunia kerja profesional dengan matang.
 Untuk para dosen mata kuliah desain, agar dapat mengajar lebih
maksimal, sesuai dengan pengalaman dan ilmu yang dimiliki, serta
mengikuti perkembangan jaman dalam menyuguhkan materi kuliah
yang ditujukan agar para mahasiswa/i siap menghadapi dunia kerja
profesional.
4. Saran untuk masyarakat umum:
 Agar dapa mendukung,memajukan dan menghargai perkembangan
desain grafis diindonesia. Khususnya di kota goronalo.
 Ikut serta dalam memaksimalkan kegiatan berantas demam
berdarah
5. Saran untuk penelitian yang akan datang :
 Pada penelitian yang akan datang agar kwalitas dan bobotnya dapat
lebih baik,baik secara studi maupun desaint.

25
DAFTAR PUSTAKA

- Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2017. Standar Diagnosis


Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP PPNI
- Amin Huda Nurarif, dkk. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis Jilid 1.
Penerbit Mediaction Jogja: Jogjakarta
- Jatin, M. Vyas, M. P. 2013 MedlinePlus. http://www.nlm.nih.gov/:
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001374.html., 24 Maret,
2014
- CDC. 2010. Epidemiology Dengue Homepage. http://www.cdc.gov/
dengue/epidemiologi/index.html. 24 Maret 2014

26

Você também pode gostar