Você está na página 1de 5

LAPORAN ANALISIS SINTESIS

TINDAKAN PEMBERIAN INJEKSI KETOROLAC PADA TN. E


DI IGD RUMAH SAKIT BRAYAT MINULYA

Hari : Selasa

Tanggal : 24 Oktober 2018

Jam : 22.30 wib

A. Keluhan Utama
Pasien mengungkapkan kepala terasa sangat pusing seperti berputar - putar,
pusing bertambah saat bergerak, rasa pusing hilang muncul setiap 5-10 menit,
scala nyeri 6.
B. Diagnosa Medis
CKS
C. Diagnosa Keperawatan
ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan penyumbatan
pembuluh darah otak
D. Data yang mendukung diagnosis keperawatan

DS : Pasien mengungkapkan kepala terasa sangat pusing, mual dan dada


terasa sesak. Kepala pusing berputar - putar, pusing bertambah saat
bergerak, rasa pusing hilang muncul setiap 5-10 menit, scala nyeri 6.

DO: Ku lemah, Kesadaran Compsmentis, GCS E4V5M6, RR 32 x/mnt, TD


110/70 mmHg, Nadi 74 x/mnt.

E. Dasar Pemikiran
Cidera kepala adalah kerusakan jaringan otak yang diakibatkan oleh
adanya trauma (benturan benda atau serpihan tulang) yang menembus atau
merobek suatu jaringan otak, oleh pengaruh suatu kekuatan atau energy yang
diteruskan ke otak dan akhirnya oleh efek percepatan perlambatan pada otak
yang terbatas pada kompartemen yang kaku. (Brunner dan Suddart, 2008).
Cedera kepala merupakan cedera yang meliputi trauma kulit kepala,
tengkorak, dan otak (Morton, 2012). Akibat adanya cedera kepala dapat

1
mengakibatkan edema pada otak yang berakibat peningkatan tekanan
intrakranial ( TIK ).
F. Prinsip Tindakan Keperawatan
Prosedur pelaksanaan :
a) Fase orientasi
 Memberi salam / menyapa klien & keluarga
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan tindakan
 Menjelaskan langkah prosedur
 Menanyakan kesiapan klien
b) Fase Kerja
 Mencuci tangan
 Mengatur posisi klien agar nyaman sesuai dengan daerah
penyuntikan
 Menempatkan alat dekat klien
 Memasang perlak pengalas
 Memakai sarung tangan
 Melakukan desinfeksi pada area yang akan diinjeksi
 Menusukkan spuit dengan sudut 30 derajat dengan lubang
jarum menghadap ke atas
 Menutup aliran infus / mengklem selang infus
 Melakukan aspirasi dan menyuntikkan obat
 Melakukan disinfeksi pada area yang telah diinjeksi
 Membuka aliran infus dan mengatur tetesan infus
 Melepas sarung tangan
 Merapikan alat dan klien
 Mencuci tangan
c) Fase Terminasi
 Melakukan evaluasi
 Menyampaikan RTL
 Dokumentasi

2
 Berpamitan
G. Analisis Tindakan
Cedera kepala merupakan cedera yang meliputi trauma kulit kepala,
tengkorak, dan otak (Morton, 2012). Adapun salah satu gejala dari cedera
kepala antara lain masalah nyeri yang dapat diakibatkan oleh peningkatan
TIK dan kadang sukar diatasi. Penderita merasa terganggu karena
merasakannya sebagai nyeri. Pasien dengan CKS membutuhkan tindakan
manajemen nyeri . Nyeri dapat mengakibatkan terjadinya respon stress
sehingga akan menimbulkan peningkatan laju metabolisme dan curah
jantung, kerusakan respon insulin, peningkatan produksi kortisol dan
retensi cairan. Perawat dapat mengatasi nyeri baik secara mandiri maupun
secara kolaboratif dengan menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan
farmakologis dan pendekatan non farmakologis. Nyeri adalah pengalaman
sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan
jaringan yang aktual dan potensial. Tindakan kolaborasi yang dilakukan
adalah pemberian injeksi analgetik untuk mengurangi nyeri yaitu
penyuntikan obat ketorolac.Waktu kerja atau efek dariketorolac adalah 30
menit setelah pemberian baik IM maupun iv. Ketorolac diberikan pada
nyeri akut dalam jangka pendek ( < 5 hari ). Obat ketorolac merupakan
jenis analgetik dan antiinflamasi Non Steroid / ketorolac tromethamine
yang dipakai untuk pasien pasien yang mengalami nyeri akut akibat proses
penyakit atau proses pembedahan.
H. Bahaya dilakukannya tindakan
Dalam pemberian injeksi ketorolac ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu :
1. Tidak diberikan pada klien yang pernah mengalami alergi terhadap
aspirin atau obat AINS lainnya.
2. Tidak diberikan pada klien dengan ulkus peptikum, perdarahan
saluran cerna atau perforasi
3. Tidak untuk penderita dengan gangguan ginjal berat atau beresiko
menderita gagal ginjal

3
4. Tidak boleh untuk klien yang sedang dalam proses melahirkan
5. Tidak untuk ibu menyusui
Adapun bahaya pemberian ketorolac adalah :
1. Efek samping yang umum terjadi adalah rasa pedih atau panas di
mata yang bersifat sementara.
2. Dapat menimbulkan perdarahan dan perlubangan lambung serta
peptic ulcer.
3. Dapat menyebabkan gangguan atau kegagalan depresi volume pada
ginjal.
4. Dapat terjadi reaksi hypersensitifitas dari spasme bronkus hingga
syok anafilatik.
I. Tindakan Keperawatan lain yang dilakukan
1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. Mengajarkan tentang tekhnik non farmakologi
4. Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri
J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan
S: Klien mengungkapkan kepala masih pusing berputar, namun tidak
bertambah saat bergerak, pusing kadang muncul setiap 30 menit, scala nyeri
4, masih mual tetapi tidak muntah.
O:
- Ku lemah,
- expresi wajah tenang, kadang2 masih kesakitan, nadi 84x/mnt, tensi
120/80mmHg,
- klien tampak mual, tidak muntah,
A: perfusi jaringan cerebral belum efektif

P: Intervensi dilanjutkan:

1. Peripheral Sensation Management


2. Intrakranial Pressure Monitoring

4
K. Evaluasi diri
Dalam tindakan pemberian injeksi ketorolac harus diperhatikan prinsip
kesterilan, ketenangan dan kesabaran serta memperhatikan kontraindikasi
serta efek samping pemberian obat. Selain itu klien harus diyakinkan tidak
memiliki alergi terhadap obat yang diberikan. Dalam melakukan tindakan
pemberian injeksi ketorolak sudah sesuai dengan SOP yang ada.
L. Daftar Pustaka
Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Amin Nurarif, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : MediAction.
Brunner dan Sudart, 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta ;
EGC.
Herdman, T. heather. 2010. NANDA International Diagnosis Keperawatan.
Jakarta: EGC. 9
Kusyati, Eni., dkk. 2012. Keterampilan dan Prosedur Keperawatan Dasar.
Semarang: Kilar Press.
Priharjo, R., 2010. Perawatan Nyeri, pemenuhan aktivitas istirahat. Jakarta :
EGC.

Mengetahui,
Mahasiswa praktikan Pembimbing Klinik/CI

(Frafianus Mikael Mango) ( )


NIM: SN 172033

Você também pode gostar