Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Hari : Selasa
A. Keluhan Utama
Pasien mengungkapkan kepala terasa sangat pusing seperti berputar - putar,
pusing bertambah saat bergerak, rasa pusing hilang muncul setiap 5-10 menit,
scala nyeri 6.
B. Diagnosa Medis
CKS
C. Diagnosa Keperawatan
ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan penyumbatan
pembuluh darah otak
D. Data yang mendukung diagnosis keperawatan
E. Dasar Pemikiran
Cidera kepala adalah kerusakan jaringan otak yang diakibatkan oleh
adanya trauma (benturan benda atau serpihan tulang) yang menembus atau
merobek suatu jaringan otak, oleh pengaruh suatu kekuatan atau energy yang
diteruskan ke otak dan akhirnya oleh efek percepatan perlambatan pada otak
yang terbatas pada kompartemen yang kaku. (Brunner dan Suddart, 2008).
Cedera kepala merupakan cedera yang meliputi trauma kulit kepala,
tengkorak, dan otak (Morton, 2012). Akibat adanya cedera kepala dapat
1
mengakibatkan edema pada otak yang berakibat peningkatan tekanan
intrakranial ( TIK ).
F. Prinsip Tindakan Keperawatan
Prosedur pelaksanaan :
a) Fase orientasi
Memberi salam / menyapa klien & keluarga
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan tindakan
Menjelaskan langkah prosedur
Menanyakan kesiapan klien
b) Fase Kerja
Mencuci tangan
Mengatur posisi klien agar nyaman sesuai dengan daerah
penyuntikan
Menempatkan alat dekat klien
Memasang perlak pengalas
Memakai sarung tangan
Melakukan desinfeksi pada area yang akan diinjeksi
Menusukkan spuit dengan sudut 30 derajat dengan lubang
jarum menghadap ke atas
Menutup aliran infus / mengklem selang infus
Melakukan aspirasi dan menyuntikkan obat
Melakukan disinfeksi pada area yang telah diinjeksi
Membuka aliran infus dan mengatur tetesan infus
Melepas sarung tangan
Merapikan alat dan klien
Mencuci tangan
c) Fase Terminasi
Melakukan evaluasi
Menyampaikan RTL
Dokumentasi
2
Berpamitan
G. Analisis Tindakan
Cedera kepala merupakan cedera yang meliputi trauma kulit kepala,
tengkorak, dan otak (Morton, 2012). Adapun salah satu gejala dari cedera
kepala antara lain masalah nyeri yang dapat diakibatkan oleh peningkatan
TIK dan kadang sukar diatasi. Penderita merasa terganggu karena
merasakannya sebagai nyeri. Pasien dengan CKS membutuhkan tindakan
manajemen nyeri . Nyeri dapat mengakibatkan terjadinya respon stress
sehingga akan menimbulkan peningkatan laju metabolisme dan curah
jantung, kerusakan respon insulin, peningkatan produksi kortisol dan
retensi cairan. Perawat dapat mengatasi nyeri baik secara mandiri maupun
secara kolaboratif dengan menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan
farmakologis dan pendekatan non farmakologis. Nyeri adalah pengalaman
sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan
jaringan yang aktual dan potensial. Tindakan kolaborasi yang dilakukan
adalah pemberian injeksi analgetik untuk mengurangi nyeri yaitu
penyuntikan obat ketorolac.Waktu kerja atau efek dariketorolac adalah 30
menit setelah pemberian baik IM maupun iv. Ketorolac diberikan pada
nyeri akut dalam jangka pendek ( < 5 hari ). Obat ketorolac merupakan
jenis analgetik dan antiinflamasi Non Steroid / ketorolac tromethamine
yang dipakai untuk pasien pasien yang mengalami nyeri akut akibat proses
penyakit atau proses pembedahan.
H. Bahaya dilakukannya tindakan
Dalam pemberian injeksi ketorolac ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu :
1. Tidak diberikan pada klien yang pernah mengalami alergi terhadap
aspirin atau obat AINS lainnya.
2. Tidak diberikan pada klien dengan ulkus peptikum, perdarahan
saluran cerna atau perforasi
3. Tidak untuk penderita dengan gangguan ginjal berat atau beresiko
menderita gagal ginjal
3
4. Tidak boleh untuk klien yang sedang dalam proses melahirkan
5. Tidak untuk ibu menyusui
Adapun bahaya pemberian ketorolac adalah :
1. Efek samping yang umum terjadi adalah rasa pedih atau panas di
mata yang bersifat sementara.
2. Dapat menimbulkan perdarahan dan perlubangan lambung serta
peptic ulcer.
3. Dapat menyebabkan gangguan atau kegagalan depresi volume pada
ginjal.
4. Dapat terjadi reaksi hypersensitifitas dari spasme bronkus hingga
syok anafilatik.
I. Tindakan Keperawatan lain yang dilakukan
1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. Mengajarkan tentang tekhnik non farmakologi
4. Mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri
J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan
S: Klien mengungkapkan kepala masih pusing berputar, namun tidak
bertambah saat bergerak, pusing kadang muncul setiap 30 menit, scala nyeri
4, masih mual tetapi tidak muntah.
O:
- Ku lemah,
- expresi wajah tenang, kadang2 masih kesakitan, nadi 84x/mnt, tensi
120/80mmHg,
- klien tampak mual, tidak muntah,
A: perfusi jaringan cerebral belum efektif
P: Intervensi dilanjutkan:
4
K. Evaluasi diri
Dalam tindakan pemberian injeksi ketorolac harus diperhatikan prinsip
kesterilan, ketenangan dan kesabaran serta memperhatikan kontraindikasi
serta efek samping pemberian obat. Selain itu klien harus diyakinkan tidak
memiliki alergi terhadap obat yang diberikan. Dalam melakukan tindakan
pemberian injeksi ketorolak sudah sesuai dengan SOP yang ada.
L. Daftar Pustaka
Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Amin Nurarif, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : MediAction.
Brunner dan Sudart, 2008. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta ;
EGC.
Herdman, T. heather. 2010. NANDA International Diagnosis Keperawatan.
Jakarta: EGC. 9
Kusyati, Eni., dkk. 2012. Keterampilan dan Prosedur Keperawatan Dasar.
Semarang: Kilar Press.
Priharjo, R., 2010. Perawatan Nyeri, pemenuhan aktivitas istirahat. Jakarta :
EGC.
Mengetahui,
Mahasiswa praktikan Pembimbing Klinik/CI