Salah satu masalah bangsa Indonesia yang dihadapi sekarang adalah
masalah pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan merupakan salah satu indikator penurunan kualitas lingkungan hidup. Penurunan kualitas lingkungan hidup oleh manusia terdiri atas 3 faktor yaitu jumlah manusia, jumlah sumbedaya alam yang dipergunakan oleh setap manusia, dan dampak lingkungan dari sumberdaya alam yang digunakan. Salah satu hubungan antara penurunan kualitas lingkungan hidup dan manusia (sosial) yaitu sebagian besar penurunan kualitas lingkungan hidup hasil dari tindakan atau perilaku manusia.
Manusia melakukan berbagai kegiatan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Banyak kegiatan manusia yang menghasilkan sisa berupa sampah atau limbah yang dibuang ke lingkungan. Contohnya seperti penggunaan kendaraan motor yang menghasilkan emisi gas CO2 yang dibuang ke udara. Pencemaran dan kerusakan lingkungan ini dapat menimbulkan berbagai dampak buruk bagi manusia seperti penyakit dan bencana alam. Pencemaran dapat dibedakan menjadi pencemaran udara, pencemaran tanah dan pencemaran air.
Polutan merupakan bahan atau zat yang dapat menjadi penyebab
pencemaran. Polutan yang berada di lingkungan dapat menyebabkan kerugian atau membahayakan organisme. Polutan memasuki dalam lingkungan biasanya masuk melalui udara, air atau tanah. Polutan terdiri atas beberapa jenis berdasarkan dampaknya yaitu polutan lokal, polutan regional dan polutan global. Polutan lokal merupakan polutan yang hanya berdampak pada lokasi terbatas dalam suatu daerah tertentu. Polutan regional berdampak pada daerah lain dalam satu negara bahkan dapat berdampak pada negara lain dalam satu kawasan. Sedangkan polutan global berdampak ke seluruh dunia.
Berdasarkan data statistik kementrian lingkungan hidup dan kehutanan
(KLHK) indeks standart pencemaran udara (ISPU) per kota pada tahun 2018 sebagian kota di Pulau Sumatera dikategorikan baik dengan rentan 0-51 hal ni berarti tingkat kualitas udara yang tidak memebrikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetik. Jakarta dikategorikan sedang yaitu dari rentan 51-101 artinya tingkat kualitas udara yang tidak memebrikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetik.
Pencemaran dapat menjadi salah satu masalah besar dalam kehiudpan
apabila tidak ditangani dengan tepat dan cepat. Mengatasi pencemaran lingkungan dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti meminimalisir barang atau material yang digunakan. Semakin banyak kita menggunakan material maka semakin banyak sampah yang dihasilkan. Menghindari penggunaan barang sekali pakai, hal ini dapat memperpanjang pemakaian barang sebelum menjadi sampah. Mendaur ulang barang yang sudah tidak terpakai seperti membuat kerajinan tas yang berasal dari sampah plastik.