Você está na página 1de 199

ASSESMENT (PENILAIAN) MANAJEMEN RESIKO KOORPORAT (STRATEGIK) PT.

KRAKATAU MEDIKA

BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG :
The Committee of Sponsoring Organizations of The Treadway Commission, yang memberikan konsep mengenai pengendalian intern. Organisasi yang lebih
dikenal dengan singkatan COSO ini disponsori oleh lima organisasi profesi yaitu : IIA (Instrumentation of inteance auditor), FEI (Financial Excecutive
Instrumentation), AAA (American Accounting Association), IMA (Instrumentation of Management Accounting), dan AICPA (American Instrumentation of Certificate
Public Accounting), serta GAO (General Accounting Office atau kalau diindonesia bernama Badan Pemeriksa Keuangan / BPK dan / ataupun Badan Pemeriksa
Keuangan dan Pembangunan / BPKP.
COSO didirikan pada tahun 1985 dengan suatu misi untuk meningkatkan mutu laporan keuangan melalui fokus pada kebijakan perusahaan, standard etika dan
pengendalian internal.
Konsep pengendalian internal yang direkomendasikan oleh COSO adalah konsep pengendalian internal sebagai suatu kerangka terpadu (integrated framework).
Konsep ini merumuskan pengendalian internal sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh orang – orang yang terlibat didalamnya (Direksi – Manajemen dan
Personal lainnya), yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang wajar (resonable assurance) bahwa tujuan berikut akan tercapai antara lain :
- Efektivitas dan efisiensi operasi.
- Dapat dipercayanya laporan keuangan.
- Ketaatan pada undang – undang dan peraturan.

Intinya pengendalian intern menurut COSO terdiri dari 4 (empat) konsep yang mendasari, yaitu bahwa pengendalian internal :

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 1


Adalah Suatu Proses
- Dipengaruhi oleh orang – orang
- Memberikan keyakinan yang wajar (reasonable assurance)
- Alat untuk mencapai tujuan.

Kerangka manajemen resiko (COSO). Adalah Suatu interkorelasi (hubungan internal) antara lain :
Ada 4 (empat) tujuan entitas (kewajiban) :
- Strategic (penerapan strategi yang benar).
- Operations (penerapan kegiatan yang benar).
- Reporting (pelaporan yang benar).

Complience (mematuhi peraturan dan perundangan yang berlaku).


Ada 8 (delapan) langkah proses :
- Internal environment (dalam lingkungan organisasi itu sendiri).
- Objective setting (pengaturan secara objective (langsung).
- Event identification (mengetahui kegiatan dalam organisasi).
- Risk assesment (penilaian tingkat resiko dalam organisasi).
- Risk response (menanggapi resiko dalam organisasi).
- Control activities (mengendalikan dan pemantauan segala aktivitas dalam organisasi).
- Information & communication (adanya informasi dan komunikasi yang baik dalam organisasi).

Monitoring (pemantauan).
Meliputi seluruh unit organisasi : perusahaan / koorporat (Rencana Jangka Panjang Perusahaan / RJPP, Rencana Kerja Anggaran Perusahaan / RKAP), Subdit
(Direktorat), Divisi (Manajer), Dinas (Inst / Bidang), dan Seksi (Bagian / Unit).

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 2


Tujuan pengendalian.
5 (lima) tujuan pengendalian (general standar 300. Standards for the professional practice of internal auditing, the institute of internal auditor).
- Dapat dipercayanya dan integritas informasi (kelengkapan sistem informasi atau IT)
- Ketaatan pada kebijakan, rencana, prosedur, undang – undang dan peraturan.
- Pengamanan aktiva (asset).
- Ekonomis dan efisien pemanfaatan sumber – sumber.
- Efektivitas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan atas kegiatan dan program.

Pelaksanaan Kegiatan Aktivitas Pengendalian Terhadap Penilaian Resiko.


Penilaian resiko manajemen adalah mekanisme untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mengelola berbagai resiko didalam organisasi, resiko didalam organisasi
atau perusahaan dihubungkan dengan tujuan yang ingin dicapai (key performance indikator / KPI dan / atau Visi dan Misi).
Adapun tahapan – tahapan penilaian resiko :
- Pahami tujuan yang ingin dicapai.
- Identifikasi resiko terkait.
- Ukur besarnya resiko.
- Prioritaskan resiko berdasarkan ukuran signifikan.

Jenis – jenis resiko :


1. Resiko bisnis : yaitu apa yang dapat menyebabkan pelanggan lari ke tempat lain contoh :
- Pelayanan buruk.
- Ketinggalan teknologi.
- Produk tidak sesuai dengan keinginan pelanggan.
- Kemahalan harga.
2. Resiko operasi : adalah kesalahan dan kekeliruan yang terjadi pada sistem dan prosedur operasi yang menimbulkan in – efisiensi dan ketidak – efektifan operasi

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 3


contoh :
- ”Boottleneck” (kemacetan) pekerjaan.
- Kelambatan pengadaan bahan.
- Komunikasi buruk antar bagian.
3. Resiko keuangan : penyebab terjadinya kerugian finansial dan ketidakakuratan laporan keuangan contoh :
- Kecurangan (fraud) oleh pihak internal atau eksternal.
- Ketidakhandalan metode evaluasi proposal investasi atau kerjasama pada operasi / kegiatan K (Tertentu / Koorporat).
- Kegagalan sistem akuntansi.
4. Resiko ketaatan : penyebab terjadinya pelanggaran terhadap ketentuan (peraturan dan perundangan) yang berdampak pengenaan sanksi dan kerugian kepada
organisasi contoh :
- Ketidak pahaman terhadap perkembangan peraturan.
- Penekanan ”form over subtance”.
- Komunikasi dan sosialisasi aturan dan kebijakan yang buruk.
Catatan : Penilaian resiko manajemen berbeda dengan penentuan resiko auditor, manajemen menetapkan resiko – resiko sebagai bagian dari perancangan dan
pengoperasian struktur pengendalian intern untuk meminimkan kekeliruan dan ketidakberesan. Sedangkan auditor menetapkan resiko untuk memutuskan bukti apa
yang diperlukan dalam audit.

II. ACUAN NORMATIF (DASAR KEBIJAKAN).


1. Keputusan Menteri BUMN No : Kep – 117 / M – MBU / 2002 pasal 22, tentang penerapan praktek GCG (Good Coorporate Governance) pada badan usaha milik
negara dengan penekanan terhadap pengelolaan resiko dalam setiap kegiatannya.
2. Kebijakan Direktur Utama PT. Krakatau Steel Tbk berupa Surat Keputusan (SK) Direktur PT. Krakatau Steel (Persero) No : 06 / C / DU – KS / KPTS / 2007,
tentang : Pedoman Penerapan Manajemen Resiko.
Petunjuk pelaksanaan :
- Kebijakan manajemen resiko.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 4


- Pedoman penerapan manajemen resiko.
- Work instruction (instruksi kerja) pemantauan dan pelaporan resiko.
- Work instruction (instruksi kerja) analisis dan pengendalian resiko.
3. Kebijakan Direktur Utama PT. Krakatau Medika, tanggal 07 Nopember 2011, berupa : Pedoman / Panduan Penerapan Manajemen Resiko di PT. Krakatau
Medika merujuk pada Kebijakan Direktur Utama PT. Krakatau steel Tbk.
Petunjuk pelaksanaan :
- Kebijakan manajemen resiko.
- Pedoman penerapan manajemen resiko.
- Work instruction (instruksi kerja) pemantauan dan pelaporan resiko.
- Work instruction (instruksi kerja) analisis dan pengendalian resiko.

III. DEFINISI.
Istilah resiko sering digunakan dalam percakapan sehari – hari, namun definisinya (pengertiannya) sering belum kita pahami dengan pasti untuk itu dapat diuraikan
seperti dibawah ini akan menjelaskan pengertian resiko adalah sebagai berikut :
1. Resiko adalah ketidakpastian (risk is uncertainty).
Terdapat kesepakatan bahwa resiko berhubungan dengan ketidakpastian, dalam arti resiko timbul karena terdapat ketidakpastian. Sebaliknya sesuatu yang
sudah pasti dianggap tidak mengandung resiko lagi.
2. Resiko adalah kemungkinan kerugian (risk in the change of loss).
Change of loss sering digunakan untuk menggambarkan suatu kondisi yang mengandung kemungkinan (probability) terjadinya kerugian. Beberapa penulis
menolak definisi diatas dengan alasan bahwa terdapat perbedaan antara resiko dengan change of loss (perubahan yang merugikan). Jika tidak terdapat
perbedaan antara resiko dengan change of loss berarti bahwa tingkat resiko dan probabilitas (kemungkinan) menjadi sama. Dengan kata lain jika change of loss
100% berarti ada kepastian, sehingga seharusnya tidak ada resiko lagi karena sudah pasti bahwa kerugian terjadi.
3. Resiko adalah situasi kejadian yang mempengaruhi tidak tercapainya suatu target ataupun tujuan baik, tujuan finansial, maupun non finansial (risk is the doubt
concerning the outcome situation).

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 5


4. Resiko adalah suatu ketidak pastian dari suatu kejadian yang berpotensi memberikan dampak (negatif) terhadap pencapaian dari tujuan bisnis perusahaan ( risk
is unpredictably).
5. Resiko adalah volalitas (gonjang – ganjing terjadi fluxtuasi (naik turun) nilai mata uang asing / dollar) yang berakibat dari suatu hasil perencanaan dan aktualisasi
yang tidak diharapkan (risk is deferent between planning and actualization).
6. Klasifikasi resiko :
- Resiko strategis (koorporat) adalah :
Resiko – resiko yang bersifat strategis bagi pengembangan bisnis perusahaan, seperti: perubahan teknologi, kebijakan pemerintah, rencana investasi,
pengembangan produk baru dll.
- Resiko operasional adalah :
Merupakan resiko yang terjadi akibat kegagalan atau tidak memadainya proses, pengendalian suatu proses pengendalian suatu proses bisnis yang dapat
disebabkan berbagai faktor manusia, alat (peralatan), sistem atau faktor eksternal perusahaan. Contoh : kesalahan prosedur, kegagalan pemasok, kebakaran,
kegagalan peralatan dan lain – lain.
- Resiko finansial adalah :
Merupakan resiko yang secara langsung maupun tidak langsung menimbulkan kerugian dalam bidang keuangan. Contoh : penurunan nilai asset, fluktuasi nilai
tukar, perubahan harga bahan baku, perubahan tingkat suku bunga, resiko likuiditas (penghapusan, pembubaran, pemusnahan dan meng – uangkan asset),
resiko kewajiban finansial dan lain – lain.
- Resiko lingkungan adalah :
Resiko lingkungan merupakan resiko – resiko yang berdampak pada kerusakan lingkungan, pencemaran lingkungan, gangguan sosial kemasyarakatan,
reputasi perusahaan dan lain – lain.
7. Resiko menurut karakteristik dasarnya, dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu :
- Resiko murni (pure risk / static risk / fortuitous risk).
 Resiko yang dapat diukur secara fisik dan umumnya disebabkan karena alam (contoh : gempa bumi, banjir, tsunami dan lain – lain).
 Peril (membahayakan dan / atau menanggung resiko sendiri / ber – resiko atau bencana / musibah).
 Hazard (physical hazard / moral hazard / legal hazard).

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 6


- Resiko spekulatif
 Tidak dapat diukur secara fisik, terjadi karena sebagai produk atau perbuatan manusia (contoh : resiko valuta asing, resiko tingkat suku bunga dan lain –
lain).
 Peril (membahayakan dan / atau bila menanggung resiko sendiri / ber – resiko atau bencana / musibah).
 Hazard (physical hazard / moral hazard / legal hazard).
8. Menurut sumber penyebabnya, resiko dapat dikelompokkan dalam 2 (dua) kelompok besar yaitu :
- Resiko finansial
Resiko yang disebabkan oleh faktor – faktor ekonomi dan fluktuasi target keuangan atau ukuran moneter perusahaan karena gejolak berbagai variabel makro
ekonomi.
- Resiko non – finansial (resiko operasional / proses / kegiatan)
Resiko yang disebabkan oleh tidak memadainya dan / atau kegagalan suatu proses internal, suatu sistem, suatu teknologi, individual (orang) dan faktor
eksternal.
9. Sistem pengendalian manajemen resiko yang merupakan alat (Tools) bagi manajemen untuk mengendalikan kegiatan operasi kegiatan, yang terdiri dari :
- Organisasi.
- Kebijakan.
- Prosedur.
- Personel.
- Accounting.
- Budgeting.
- Pelaporan.
- Pemeriksa intern.
Alat pengendalian (mitigasi) manajemen resiko ini dipakai untuk melakukan penilaian mengenai kecukupan dan efektivitas pengendalian sebagaimana dijelaskan
sebagai berikut :
9.1 Organisasi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 7


Organisasi sebagai alat pengendali manajemen merupakan suatu struktur yang dibuat untuk menetapkan peran dan tugas setiap individu di dalam
perusahaan sedemikian rupa sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannnya dengan efisien dan ekonomis.
- Tanggung jawab harus dibagi sedemikian rupa sehingga tidak ada orang yang mengendalikan seluruh tahapan transaksi (otorisasi).
- Manajer harus memiliki wewenang untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang telah dibebankan
kepadanya.
- Tanggung jawab setiap individu harus jelas dirumuskan sedemikian rupa sehingga tidak ada yang tanggung jawabnya berlebihan atau kurang.
- Atasan yang mendelegasikan tugas tanggung jawab dan wewenangnya kepada anak buahnya harus memiliki sistem tindak lanjut yang efektif untuk
memastikan bahwa tugas – tugas dilaksanakan semestinya.
- Individu yang diserahi tugas dan tanggung jawab harus melaksanakannya dengan baik tanpa perlu diawasi secara ketat. Tetapi dia juga harus
mengeceknya dengan atasannya jika ada hal – hal khusus atau tidak biasa.
- Setiap orang diminta untuk mempertanggung – jawabkan pekerjaan kepada atasannya dengan cara bagaimana pekerjaan dibebankan kepadanya.
- Organisasi harus cukup fleksibel untuk memungkinkan perubahan – perubahan struktur pada saat rencana, kebijakan, maupun tujuan aktivitas atau
operasional berubah.
- Struktur organisasi harus sesederhana mungkin (sesuai dengan visi dan misi).
- Bagan dan manual organisasi harus disiapkan sehingga dapat membantu bila ada perubahan – perubahan rencana dan pengendalian disamping juga
menyajikan pemahaman yang lebih baik mengenai organisasi, mata rantai wewenang dan tanggung jawab (Otoritas / PIC) yang dibebankan.
9.2 Kebijakan.
Kebijakan merupakan ketentuan yang men – syaratkan, mengarahkan, atau membatasi tindakan. Beberapa prinsip mengenai kebijakan :
- Kebijakan harus dinyatakan dengan jelas dan secara tertulis, diorganisir secara sistematis didalam suatu SK : Surat Keputusan, buku pedoman dan /
atau panduan, manual, SOP (Standar Operasional Prosedur) atau publikasi lainnya dan disetujui semestinya.
- Kebijakan harus dikomunikasikan secara sistematis kepada seluruh staff dan diterapkan dengan semestinya didalam organisasi.
- Kebijakan harus sesuai dengan undang – undang dan peraturan dan harus konsisten dengan tujuan dan kebijakan umum yang telah digariskan pada
tingkatan yang lebih tinggi (Direktur).
- Kebijakan harus ditujukan untuk meningkatkan pelaksanaan aktivitas wewenang dengan cara yang efektif, efisien dan ekonomis. Kebijakan juga harus

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 8


menyajikan tingkat kepuasan yang baik bahwa seluruh sumber – sumber didalam perusahaan adalah cukup aman.
- Kebijakan harus direview (ditinjau ulang) secara periodik dan revisi bila keadaan dan kondisi berubah.
9.3 Prosedur.
Prosedur merupakan alat yang dipakai untuk melaksanakan kegiatan – kegiatan sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan. Beberapa prinsip yang
dipakai untuk menerapkan prosedur adalah :
- Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecurangan dan kesalahan, prosedur harus dikoordinasikan sedemikian sehingga pekerjaan dari 1 (satu) orang
dapat dicek orang lain yang independen dan terpisah dari pekerjaan orang yang dicek tersebut. Faktor yang perlu dipertimbangkan untuk luasnya
pengecekan internal ini dibangun dalam sistem pengendalian, tergantung pada tingkat resiko kegiatan, biaya untuk prosedur pencegahannya,
ketersediaan personel, pengaruh operasional, dan kelayakan yang harus dipertimbangkan.
- Untuk aktivitas operasional yang non teknis. Prosedur tidak perlu terlalu detail dan kaku untuk penggunaan judgment (alasan).
- Untuk meningkatkan tingkat efisiensi dan ekonomis yang maksimal, prosedur harus cukup sederhana dan semurah mungkin.
- Prosedur tidak boleh tumpah tindih dan menimbulkan konflik dan duplikasi.
- Prosedur harus direview secara periodik dan ditingkatkan bila perlu.
9.4 Personil.
Setiap personil yang bekerja atau ditugaskan harus memiliki kualifikasi yang diisyaratkan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya. Bentuk pengendalian yang paling baik atas pelaksanaan kinerja atas individu adalah supervisi. Oleh karenanya standar supervisi yang tinggi
harus ditetapkan. Beberapa praktek – praktek yang dapat membantu untuk meningkatkan pengendalian :
- Setiap pegawai atau staff baru harus diteliti mengenai kejujuran dan tingkat dapat dipercayanya.
- Setiap pegawai harus diberikan training dan kursus – kursus penyegaran lain yang memungkinkan dia memperoleh peluang untuk meningkatkan dan
tetap mengetahui terus mengenai kebijakan – kebijakan dan prosedur – prosedur yang baru.
- Setiap pegawai harus diberi informasi mengenai tugas dan tanggung jawabnya pada berbagai segmen (departemen / bidang / bagian) didalam organisasi
sedemikian rupa sehingga dia akan memperoleh pemahaman yang lebih baik lagi mengenai bagaimana dan dimana pekerjaannya sesuai dan selaras
dengan tujuan organisasi secara keseluruhan.
- Kinerja setiap pegawai harus direview secara periodik untuk melihat apakah seluruh persyaratan penting pekerjaannya telah sesuai.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 9


- Kinerja yang tinggi harus diberikan penghargaan selayaknya. Kekurangan yang timbul harus didiskusikan dengan pegawai yang bersangkutan sedemikian
rupa sehingga tetap ada peluang untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja atau up – grade keterampilannya.
9.5 Accounting.
Accounting (pencatatan atau pelaporan) merupakan alat pengendali keuangan yang sangat diperlukan atas kegiatan – kegiatan dan penggunaan sumber –
sumber. Beberapa prinsip dasar untuk accounting sistem antara lain :
- Accounting harus cocok dengan kebutuhan sebagai dasar bagi manajemen untuk pengambilan keputusan.
- Accounting harus didasarkan pada garis tanggung jawab.
- Laporan keuangan hasil kegiatan atau operasional harus paralel dengan tanggung jawab unit organisasi yang melaksanakan kegiatan operasional.
- Accounting harus mampu untuk mengindentifikasikan controllable costs (beban).
9.6 Budgeting (perencanaan).
Budgeting merupakan hasil yang diharapkan dan dinyatakan dalam bentuk angka (persentase atau moneter / uang). Sebagai alat pengendalian, budget
(anggaran) menetapkan suatu standar atas sumber – sumber dan apa yang seharusnya dicapai sebagai suatu output atau hasil :
- Setiap pihak yang bertanggung jawab terhadap budget harus terlibat dalam pembuatannya.
- Pihak yang bertanggung jawab untuk pencapaian budget harus diberi informasi yang memadai yang dapat membandingkan budget dengan realisasinya
dan menunjukkan alasan – alasan untuk setiap perbedaan signifikan yang terjadi antara budget dengan realisasinya.
- Budget untuk setiap tingkat kegiatan harus mengikat atau mengacu pada budget keseluruhan organisasi.
- Budget harus menetapkan tujuan – tujuan yang dapat diukur.
- Budget harus mampu untuk mempertajam struktur organisasi. Budget merupakan suatu bentuk disiplin dan koordinasi.
9.7 Pelaporan.
Dalam pelaporan organisasi, pelaporan merupakan dasar yang dipakai manajemen untuk mengambil keputusan. Oleh karenanya laporan harus tepat waktu,
akurat memiliki arti dan ekonomis. Beberapa prinsip untuk menetapkan suatu sistem pelaporan internal yang memuaskan.
- Laporan harus dibuat berdasarkan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan.
- Setiap individu atau unit diminta hanya melaporkan masalah – masalah yang menjadi tanggung jawabnya.
- Biaya untuk mengakumulasi data dan penyiapan laporan harus seimbang dengan manfaat yang diperoleh.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 10


- Laporan harus dibuat sesederhana mungkin dan konsisten dengan sifat permasalahannya. Laporan hanya memuat informasi yang memang dibutuhkan
pembaca. Klasifikasinya dan terminologinya yang umum harus dipakai untuk menghindarkan kebingungan pembacanya.
- Bila mungkin, laporan atas pelaksanaan kinerja dapat menunjukkan perbandingan antara realisasi dengan standar yang ditetapkan baik dari segi biaya
kualitas dan kuantitas.
- Jika kinerja tidak dapat dilaporkan dalam bentuk kuantitas, laporan harus diarahkan atau ditujukan untuk penekanan – penekanan atas sesuatu yang tidak
biasa atau masalah – masalah lain yang memerlukan perhatian manajemen.
- Untuk memenuhi nilai optimal laporan harus dibuat tepat waktu.
- Secara periodik pihak yang menerima dan memanfaatkan laporan yang dibuat harus ditanya yaitu untuk mendapatkan masukan apakah mereka masih
membutuhkan laporan atau apakah laporan perlu diperbaiki dan ditingkatkan informasi yang termuat didalam laporan.

Dengan pengertian resiko seperti diatas dapat disimpulkan bahwa resiko adalah ketidakpastian mengenai kemungkinan terjadinya dampak negatif atau kerugian
yang kejadiannnya tidak terduga. Ketidakpastian merupakan kondisi penyebab munculnya resiko. Dan ketidak pastian itu sendiri timbul karena beberapa faktor
antara lain :
1. Periode yaitu waktu yang dibutuhkan sejak perencanaan sampai pelaksanaan berakhir. Semakin lama waktu tersebut, semakin besar ketidakpastiannya.
2. Keterbatasan informasi yang dimiliki.
3. Keterbatasan pengetahuan atau keterampilan atau teknik pengambilan keputusan.

Istilah – istilah dalam manajemen resiko :


1. Analisis resiko : adalah bagian tahap proses assesment didalam manajemen resiko untuk mengkaji dan klasifikasikan hasil dari pengukuran dan penilaian
dengan membuat diagram dan sensitivitas resiko perioritas.
2. Assesment resiko (risk assesment) : adalah tahap manajemen resiko untuk melakukan pengukuran dan penilaian terhadap resiko yang telah teridentifikasi yang
meliputi resiko inherent, resiko residual serta resiko yang diharapkan (expected risk) dan menuangkan hasilnya dalam bentuk map / profile dan / atau
matriks.
3. Aspek resiko : adalah kategori dampak dari suatu jenis resiko seperti : aspek strategis, operasional, finansial / keuangan dan lingkungan.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 11


4. Audit berbasis resiko : adalah audit yang dimulai dari penyusunan rencana, program, hingga pelaksanaan dengan prioritas pada objek yang tinggi (risk priority).
5. Daftar resiko : adalah tabel yang memuat aspek, jenis dan sumber resiko.
6. Dampak resiko (risk impact) : adalah nilai materialitas yang ditimbulkan oleh suatu resiko bila terjadi.
7. ERM (Enterprice Risk Management) : adalah manajemen resiko yang berorientasi pada proses rutin usaha (business process) dalam suatu perusahaan.
8. Identifikasi resiko : adalah tahap manajemen resiko untuk menginventarisir aspek, jenis, dan sumber penyebabnya secara sistematis.
9. Informasi dan komunikasi : adalah tahap manajemen resiko untuk memastikan bahwa setiap tahap manajemen resiko telah diinformasikan dan dikomunikasikan
dengan baik diantara pihak – pihak yang terlibat.
10. Jenis resiko : adalah unsur atau item resiko yang timbul dari setiap aktifitas.
11. Key person : adalah karyawan yang ditunjuk sebagai fasilitator dan pengelola resiko diunit kerja tertentu.
12. Klasifikasi resiko : adalah pengelompokkan jenis – jenis resiko berdasarkan peluang dan dampaknya.
13. Komite manajemen resiko : komite yang bertanggung jawab atas pengarahan dan pengawasan untuk pengelolaan resiko perusahaan yang diketuai oleh salah
seorang Direksi dan bertanggung jawab kepada komisaris.
14. Komite pengawas manajemen resiko : adalah komite yang dibentuk oleh komisaris untuk mengawasi efektifitas pelaksanaan manajemen resiko diperusahaan.
15. Limit resiko : adalah toleransi terhadap dampak resiko yang ditentukan oleh Direksi.
16. Observasi lingkungan (internal environment) : adalah tahap manajemen resiko untuk menginventarisir dan menilai sistem dan kondisi internal didalam suatu
perusahaan atau unit kerja sebagai bahan untuk melakukan tahap selanjutnya.
17. Pemantauan resiko (risk monitoring) : adalah tahap manajemen resiko untuk mengawasi dan menilai sistem dan kondisi internal didalam suatu perusahaan atau
unit kerja sebagai bahan untuk melakukan tahap selanjutnya.
18. Penetapan tujuan dan sasaran (objectives setting) : adalah tahap manajemen resiko untuk menginventarisasi dan menetapkan tujuan dan sasaran dari suatu
kegiatan / aktifitas.
19. Pengontrolan resiko (control activities) : adalah tahap manajemen resiko untuk memastikan pengelolaan resiko telah dilakukan sesuai aturan dan kebijakan yang
berlaku.
20. Pengukuran (Meassure) : adalah bagian proses assesment resiko yang mengukur besaran peluang dan dampak dari suatu jenis resiko yang terindentifikasi.
21. Penilaian resiko : adalah bagian proses assesment resiko yang menilai tingkat setiap resiko terhadap resiko yang diharapkan (expected risk) sebelum dan

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 12


setelah dilakukan mitigasi (mengurangi dampak resiko yang timbul).
22. Persepsi resiko : adalah pengertian perusahaan terhadap resiko yang sangat dipengaruhi oleh sudut pandang dan kepentingan perusahaan tersebut.
23. Project risk management (PRM) : adalah manajemen resiko yang berorientasi pada aktifitas proyek yang sifatnya tidak rutin dan bervariasi (non business
process).
24. Probabilitas atau peluang (probability atau likelihood) : adalah nilai perkiraan kemungkinan terjadinya suatu resiko.
25. Proses manajemen resiko : adalah rangkaian aktifitas mulai dari observasi lingkungan, penetapan tujuan, identifikasi, assesment, penetapan respon,
pengontrolan, komunikasi, hingga monitoring.
26. Resiko : adalah potensi kejadian yang berdampak negatif dari suatu aktifitas atau kegiatan, baik berupa business process yang rutin maupun proyek yang tidak
rutin.
27. Resiko inherent : adalah resiko yang melekat pada suatu aktifitas.
28. Resiko residual : adalah resiko tersisa setelah manajemen melakukan tindakan (respon) terhadap kemungkinan atau dampak resiko tersebut.
29. Respon resiko : adalah tahap manajemen resiko untuk mengendalikan atau menghindari resiko.
30. Risk register : adalah daftar resiko dari suatu perusahaan / proyek dengan metode kodefikasi yang ditentukan dan berisi nomor register, sumber aspek, jenis,
dampak, peluang, tingkat / level, mitigasi dan monitoring.
31. Selera resiko (risk appetite) : adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan / proyek yang
ditetapkan oleh Direksi.
32. Sumber resiko : adalah penyebab timbulnya resiko, baik dari eksternal maupun internal perusahaan.
33. Tingkat / level resiko : adalah penyebab timbulnya resiko, baik dari eksternal maupun internal perusahaan dalam dibawah ini :

Katagori
level Skor Tindakan yang diambil
resiko

Rendah X<5 Acceptable (tidak diperlukan tindakan)

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 13


Supplementary Issue (disarankan diambil tindakan jika tersedia
Sedang 5<X<8
sumber daya)

Tinggi 8 < X < 12 Issue (diperlukan tindakan untuk mengelola resiko)

Unacceptable (diperlukan tindakan segera untuk mengelola


Ekstrim 12 < X < 25
resiko)

34. Unit pengelola manajemen resiko (UPMR) : adalah unit kerja yang berfungsi untuk mengelola resiko ditingkat perusahaan yang bertanggung jawab kepada
Direksi.
35. Model Resiko di – perusahaan adalah : yang berdasarkan dari kategori fungsi, kegiatan dan individual resiko (Unit, Dinas dan Departemen), antara lain dalam
tabel dibawah ini sebagai berikut :
No Fungsi Kegiatan Individu
1 Produksi 1.1 Resiko Proses. 1.1.1 Terbakar.
1.1.2 Kebocoran.
1.1.3 Meledak.
1.2 Resiko Alat / Equipment. 1.2.1 Kerusakan.
1.2.2 Kinerja alat menurun.
1.2.3 Lack of spare part.

1.3 Resiko Bahan. 1.3.1 Tidak tersedia / kelebihan.


1.3.2 Tidak sesuai dengan spesifikasi.
1.3.3 Mutu jelek.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 14


1.4 Resiko Prasarana. 1.4.1 Tidak tersedia.
1.4.2 Tidak memadai.
1.4.3 Tidak mencukupi.
1.4.4 Tidak sesuai.
1.5 Resiko lingkungan. 1.5.1 Pencemaran lingkungan (bising, bau, beracun,
debu).
1.5.2 Konsentrasi diatas nilai ambang batas (NAB).
1.6 Resiko laboratorium 1.6.1 Tidak akurat
1.6.2 Proses lama
2 Pemasaran 2.1 Resiko produk 2.1.1 Tidak tersedia
2.1.2 Jumlah tidak mencukupi
2.1.3 Mutu tidak sesuai
2.2 Resiko harga 2.2.1 Low cost competitor.
2.2.2 Salah estimasi

2.3 Resiko pasar / persaingan 2.3.1 Dikuasai produk pesaing


2.3.2 Segmentasi pasar tidak tepat
2.3.3 Brand image rendah
2.4 Resiko pelanggan 2.4.1 Pelanggan tidak loyal
2.4.2 Keterbatasan daya beli
2.5 Resiko promosi 2.5.1 Tidak tepat sasaran
2.5.2 Biaya tinggi

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 15


2.6 Resiko pengiriman 2.6.1 Terlambat / tidak lancar
2.6.2 Tertunda
2.6.3 Barang hilang / rusak dijalan
2.6.4 Kenaikkan tarif angkutan
2.6.5 Alat angkut tidak ada
2.6.6 Alat angkut rusak
2.7 Resiko penyimpanan / gudang 2.7.1 Barang hilang
2.7.2 Barang rusak
2.7.3 Selisih stock (over / under)
2.8 Resiko bongkar muat 2.8.1 Demmurage (biaya kelebihan waktu berlabuh /
transportasi) tinggi
2.8.2 Discharging rate (biaya pemberhentian / transit)
tinggi
2.8.3 Susut / rusak
2.9 Resiko penelitian pasar 2.9.1 Tidak akurat
2.9.2 Wilayah penelitian tidak terwakili
2.10 Resiko alam 2.10.1 Perubahan musim
2.10.2 Bencana alam
2.11 Resiko regulasi 2.11.1 Subsidi dihapus
2.11.2 Batasan wilayah pemasaran
2.12 Resiko pelayanan 2.12.1 Ketidak puasan
2.12.2 Coorporate image / reputasi buruk
3 Keuangan 3.1 Resiko utang / kredit 3.1.1 Kenaikkan suku bunga
3.1.2 Kesulitan mencari sumber dana

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 16


3.2 Resiko piutang 3.2.1 Macet tidak tertagih
3.2.2 Terlambat bayar
3.3 Resiko asuransi 3.3.1 Manfaat tidak optimal
3.3.2 Klaim lama / sulit
3.3.3 Biaya / premi mahal
3.4 Resiko pajak 3.4.1 Denda keterlambatan
3.4.2 Restitusi (penggantian kerugian / pemulihan /
klem) sulit / lama
3.5 Resiko kurs (nilai tukar mata uang asing) 3.5.1 Kenaikkan nilai kurs (nilai tukar mata uang asing)
3.6 Resiko budgeting (anggaran) 3.6.1 Salah estimasi
3.6.2 Tidak terkendali
3.6.3 Keterbatasan dana / anggaran
3.7 Resiko pencatatan (Posting) 3.7.1 Salah catat / posting
3.7.2 Salah perhitungan
4 Sumber daya 4.1 Resiko organisasi 4.1.1 Tidak ideal
manusia (SDM). 4.1.2 Beban kerja tidak seimbang
4.2 Resiko rekuitment 4.2.1 Tidak akurat
4.2.2 Proses tidak obyektif
4.3 Resiko mutasi / rotasi / promosi 4.3.1 Tidak sesuai skill / keahlian
4.3.2 Terdapat gap kompetensi
4.3.3 Kecemburuan sosial
4.4 Resiko pembinaan dan pengembangan 4.4.1 Produktivitas rendah
4.4.2 Kompetensi rendah
4.4.3 Perilaku buruk (loyalitas, dan kedisplinan)

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 17


4.5 Resiko kesejahteraan 4.5.1 Ketidakpuasan / keresahan
4.5.2 Protes, mogok dan sabotase
4.6 Resiko sistem dan prosedur 4.6.1 Obsolete / ketinggalan
4.6.2 Kesulitan implementasi
4.6.3 Kelemahan prosedur
4.6.4 Tidak ada prosedur
4.7 Resiko kecelakaan kerja 4.7.1 Jatuh terpeleset
4.7.2 Kejatuhan alat
4.7.3 Terjepit, tergilas, tergores dan terpotong
4.7.4 Terkena bahan berbahaya (B3)
5 Pengadaan 5.1 Resiko proses / pembelian 5.1.1 Tidak ready stock
5.1.2 Pasokan tidak kontinue
5.1.3 Pembelian tertunda
5.1.4 Proses lama
5.2 Resiko kualitas 5.2.1 Kualitas jelek
5.2.2 Tidak sesuai spesifikasi
5.2.3 Spesifikasi tidak standar
5.3 Resiko harga 5.3.1 Kenaikan harga
5.3.2 Harga monopoli
5.4 Resiko pengiriman / kedatangan 5.4.1 Terlambat
5.4.2 Tidak sesuai jadwal
5.4.3 Barang hilang / rusak

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 18


5.5 Resiko transportasi 5.5.1 Tarif angkutan naik
5.5.2 Sulit mencari alat angkut
5.5.3 Angkutan kurang memadai
5.6 Resiko penerimaan 5.6.1 Verifikasi lama / lambat
5.6.2 Verifikasi tidak akurat
5.7 Resiko penyimpanan 5.7.1 Barang hilang
5.7.2 Barang rusak
5.7.3 Tidak tertata
5.7.4 Selisih stock (over / under)
6 Hukum 6.1 Resiko perijinan 6.1.1 Pencabutan ijin usaha
6.1.2 Kesulitan perijinan
6.1.3 Terjadinya sengketa
6.1.4 Penyerebotan asset
6.2 Resiko berperkara 6.2.1 Pidana
6.2.2 Kehilangan asset
6.2.3 Denda administrasi
6.2.4 Biaya perkara tinggi
6.3 Resiko bertransaksi 6.3.1 Tuntutan / klaim
6.3.2 Transaksi batal
6.3.3 Dispute / perselisihan
6.3.4 Rekanan ingkar janji

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 19


6.4 Resiko penyimpangan / penyelewengan 6.4.1 Pemalsuan produk
6.4.2 Pemalsuan identitas
6.4.3 Penyalahgunaan wewenang
6.4.4 Penyimpangan prosedur
6.5 Resiko keamanan 6.5.1 Kriminalitas
6.5.2 Sabotase
6.5.3 Provokasi dan demontrasi
6.5.4 Infilteri / penyusupan
6.5.5 Teror
6.6 Resiko komunikasi 6.6.1 Kesalah – pahaman
6.6.2 Misi tidak sampai
7 Sistem informasi 7.1 Resiko hard – ware (perangkat keras) 7.1.1 Usang / obsolete
7.1.2 Rusak
7.1.3 Tidak memadai
7.1.4 Hilang
7.2 Resiko soft – ware (perangkat lunak) 7.2.1 Tidak sesuai kebutuhan
7.2.2 Kesulitan (spesifikasi, licensi dan lain
sebagainya)
7.3 Resiko brain – ware (Tingkat Kecerdasan / 7.3.1 Jumlah tidak memadai
kecanggihan Perangkat) 7.3.2 Kompetensi rendah
7.4 Resiko data 7.4.1 Tidak terintegrasi
7.4.2 Tidak akurat
7.5 Resiko implementasi 7.5.1 Gagal
7.5.2 Tidak optimal

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 20


7.6 Resiko pengolahan / proses 7.6.1 Gangguan listrik / daya
7.6.2 Gangguan server dari pihak luar
7.7 Resiko penyajian / pelaporan 7.7.1 Tidak akurat
7.7.2 Terlambat
7.8 Resiko keamanan 7.7.3 Hilang data
7.7.4 Data berubah
Data sulit dicari
7.9 Resiko jaringan 7.9.1 Tidak handal
7.9.2 Gangguan alat / sistem komunikasi
8 Pengembangan 8.1 Resiko perencanaan 8.1.1 Salah desain
8.1.2 Salah estimasi
8.1.3 Salah pemilihan teknologi
8.2 Resiko pelaksanaan 8.2.1 Mundur
8.2.2 Terlambat
8.2.3 Gagal
8.3 Resiko pengawasan 8.3.1 Tidak efektif / lemah
8.3.2 Tidak profesional
8.3.3 Tidak bermanfaat
9 Pengawasan (Audit 9.1 Resiko perencanaan 9.1.1 Tidak akurat
Dan lain – lain) 9.1.2 Tidak tepat
9.2 Resiko pelaksanaan 9.2.1 Terlalu lama
9.2.2 Tidak ada hasil
9.3 Resiko evaluasi 9.3.1 Pengembangan temuan lemah

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 21


9.4 Pelaporan 9.4.1 Tidak tepat waktu
9.4.2 Tidak ada nilai tambah
9.5 Pemantauan tindak lanjut 9.5.1 Tidak efektif
9.5.2 Tidak dilaksanakan
9.6 Resiko counter – partner 9.6.1 Jadwal mundur
9.6.2 Temuan banyak

36. Model resiko berdasarkan kategori lingkungan, proses dan informasi untuk pengambilan keputusan antara lain dalam tabel dibawah ini sebagai berikut :

Resiko lingkungan

Pesaing, keinginan pelanggan, inovasi teknologi, sensitivitas (kepekaan), hubungan dengan pemilik, ketersediaan modal, politik, hukum, peraturan,
industri, pasar, uang dan bencana.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 22


Resiko proses

Operasi :

1). Kepuasan pelanggan, 2). Sumber daya manusia, 3). Bekal pengetahuan, 4). Pengembangan produk, 5). Efisiensi, 6). Kapasitas, 7). kesenjangan
kinerja, 8). Siklus,
9). Penentuan sumber, 10). Efektivitas saluran distribusi, 11). Kemitraan, 12). Ketaatan / Kepatuhan, 13). Gangguan produk / jasa, 14). Aspek
lingkungan, 15). Kesehatan dan keselamatan, 16). Erosi merek.

Pemberdayaan :
1). Kepemimpinan, 2). Kewenangan / batasan, 3). Pelaksanaan oleh pihak lain, 4). Insentif kerja, 5). Kesiapan untuk berubah, 6). Komunikasi.

Proses pengolahan / teknologi informasi :


1). Relevansi, 2). Integritas, 3). Akses, 4). Ketersediaan 5). Prasarana.

Integritas :
1). Kecurangan (fraud) manajemen, 2). Kecurangan pegawai / pihak ketiga, 3). Tindakan melanggar hukum, 4). Penyalahgunaan, 5). Reputasi.

Keuangan :
1). Harga, : Suku bunga, Mata uang, Ekuitas, Komoditas dan Instrumen keuangan.
2). Likuiditas : Arus kas, Biaya opputunitas (peluang), dan Konsentrasi.
3). Kredit : Pelanggaran, Konsentrasi, Pelunasan dan Jaminan.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 23


Resiko informasi untuk pengambilan keputusan

1). Proses / Operasional : Penentuan harga produk / jasa, Komitmen perikatan (Periklanan), Pengukuran (operasi), Penyesuaian.
2). Pelaporan : Anggaran dan rencana, Informasi akuntasi, Evaluasi pelaporan keuangan, Perpajakan, Dana pensiun, Evaluasi investasi, Pelaporan
untuk memenuhi peraturan / undang – undang
3). Lingkungan / strategis : Model operasi, Portofolio (anggaran / biaya) operasi, Penilaian, Struktur organisasi, Pengukuran (strategi), Alokasi
sumber daya, Perencanaan, Siklus hidup.

37. Resiko sebab dan dampak adalah lihat tabel dibawah ini :

No Nama Resiko Sebab Dampak

1 Resiko terjadinya kecelakaan kerja Teledor, salah prosedur Cidera, kematian

2 Resiko terjadinya kebocoran Alat tua, tidak dipelihara Pencemaran, korosi

3 Resiko terjadinya kerusakan mesin Salah prosedur, tidak dipelihara Shut down (peralatan berhenti total)

4 Resiko terjadinya kenaikan valuta asing Kondisi perekonomian, politik, keamanan Perubahan HPP (harga pokok penjualan), biaya
naik

5 Resiko terjadinya kenaikan suku bunga Kondisi perekonomian, politik, keamanan Pembayaran tertunda

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 24


6 Resiko terjadinya kesalahan jurnal Kompetensi, teledor, rumit Laporan keuangan salah

Resiko terjadinya kesalahan klasifikasi Kompetensi, teledor, rumit Laporan keuangan salah
7 pos / rekening

8 Resiko terjadinya kerusakan produk Penanganan, cuaca Komplain, rejek

9 Resiko terjadinya pencemaran Tidak ditangani, Kerusakan lingkungan, perbaikan lingkungan


lingkungan

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 25


BAB III
KRITERIA RESIKO

A. Ukuran Like – Lihood (Kemungkinan Resiko)

Skala Uraian Penjelasan


Resiko mungkin terjadi hanya pada kondisi tidak normal. Probabilitas (peluang)
1 Jarang
terjadinya dibawah 20%
Resiko mungkin terjadi pada beberapa waktu. Probabilitas (peluang) terjadinya
2 Kemungkinan kecil
diatas 20% sampai 40% .
Resiko dapat terjadi pada beberapa waktu. Probabilitas (peluang) terjadinya diatas
3 Kemungkinan sedang
40% sampai 60% .
Resiko akan mungkin terjadi pada banyak keadaan. Probilitas (peluang) terjadinya
4 Kemungkinan besar
diatas 60% sampai 80%
Resiko dapat terjadi pada banyak keadaan. Probilitas (peluang) terjadinya diatas
5 Hampir pasti
80% sampai 100%.

Catatan : tingkat resiko atau level resiko atau eksposure resiko adalah ukuran tinggi rendahnya resiko dengan melihat dari aspek kemungkinan dan dampak suatu
resiko

Ukuran semi kuantitatif : Like – Lihood (kemungkinan resiko)

Level Uraian Penjelasan

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 26


Dapat terjadi pada banyak keadaan :
5 Hampir pasti Probabilitas (peluang) 80% < X < 100%

Akan mungkin terjadi pada banyak keadaan :


4 Kemungkinan besar Probabilitas (peluang) 60% < X < 80%

Dapat terjadi pada beberapa waktu :


3 Kemungkinan sedang Probabilitas (peluang) 40% < X < 60%

Mungkin terjadi pada beberapa waktu :


2 Kemungkinan kecil Probabilitas (peluang) 20% < X < 40%

Mungkin terjadi hanya pada kondisi tidak normal :


1 Jarang Probabilitas (peluang) < 20%

B. Ukuran Consequensy (Dampak Resiko)

Level Uraian Penjelasan


- Kerugian finansial perusahan sampai dengan Rp. 100 juta dalam 12 bulan
periode.
- Terjadinya penyakit dan kecelakaan kerja yang dapat diatasi dengan
1
Tidak signifikan tindakan P3K.
- Terjadinya pelanggaran prosedur / peraturan lingkungan hidup,
menimbulkan akibat yang tidak berarti dan tidak menimbulkan protes.
- Kehilangan reputasi atau timbulnya publisitas jelek dilingkungan internal
perusahaan.
- Terjadinya keluhan pelanggan dan disampaikan secara lisan.
- Kerugian finansial perusahaan sebesar Rp. 100 juta sampai dengan Rp. 200
2 Rendah
juta dalam 12 bulan periode.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 27


- Terjadinya penyakit dan kecelakaan kerja yang dapat diatasi dengan
bantuan medis berobat jalan.
- Terjadinya pelanggaran prosedur / peraturan lingkungan hidup,
menimbulkan akibat yang berarti dan menimbulkan akibat yang berarti dan
menimbulkan protes (bukan tuntutan / tindakan hukum).
- Kehilangan reputasi atau timbulnya publisitas jelek dimedia lokal dalam satu
kabupaten / kota.
- Terjadinya keluhan pelanggan dan disampaikan secara tertulis sebanyak 1
(satu) kasus sampai dengan 4 (empat) kasus.
- Kerugian finansial perusahaan diatas Rp. 100 juta sampai dengan Rp. 200
juta dalam 12 bulan periode.
- Terjadinya penyakit dan kecelakaan kerja dan dibutuhkan bantuan medis
rawat inap dirumah sakit.
- Terjadinya pelanggaran prosedur / peraturan lingkungan hidup,
3 Menengah menimbulkan akibat yang berarti dan menimbulkan tuntutan / tindakan
hukum.
- Kehilangan reputasi atau timbulnya publisitas jelek dimedia lokal dalam satu
Propinsi.
- Terjadinya keluhan pelanggan dan disampaikan secara tertulis sebanyak 4
(empat) kasus sampai dengan 7 (tujuh) kasus.
- Kerugian finansial perusahaan diatas Rp. 400 juta sampai dengan Rp. 800
juta dalam 12 bulan periode.
- Terjadinya penyakit dan kecelakaan kerja dan menimbulkan kematian.
- Terjadinya pelanggaran prosedur / peraturan lingkungan hidup,
4 Besar menimbulkan akibat yang cukup berarti dan menimbulkan tuntutan /
tindakan hukum.
- Kehilangan reputasi atau timbulnya publisitas jelek dimedia nasional.
- Terjadinya keluhan pelanggan dan disampaikan secara tertulis sebanyak 7
(tujuh) kasus sampai dengan 10 (sepuluh) kasus.
- Kerugian finansial perusahaan diatas Rp. 800 juta dalam 12 bulan periode.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 28


- Terjadinya penyakit dan kecelakaan kerja dan menimbulkan kematian serta
mengancam penutupan operasional perusahaan.
5 Dahsyat - Terjadinya pelanggaran prosedur / peraturan lingkungan hidup,
menimbulkan akibat yang sangat berarti dan menimbulkan tuntutan /
tindakan hukum dan mengancam penutupan operasional perusahaan.
- Kehilangan reputasi atau timbulnya publisitas jelek dimedia internasional.
- Terjadinya keluhan pelanggan dan disampaikan secara tertulis sebanyak 10
(sepuluh) kasus.

Ukuran semi kuantitatif : Consequensy (Dampak Resiko)

Level Uraian Penjelasan

1. Deviasi < 5 % dari Sasaran / Target / Anggaran Perusahaan ;


1 Sangat kecil 2. Kerugian finansial kecil ;
3. Berdampak tidak signifikan pada Sasaran / Target Perusahaan ;
1. Deviasi 5% < X < 10% dari Sasaran / Target / Anggaran
Perusahaan ;
2 Kecil
2. Kerugian finansial sedang ;
3. Berdampak pada sebagian kecil Sasaran / Target Perusahaan ;
1. Deviasi 10% < X < 15% dari Sasaran / Target / Anggaran ;
3 Sedang 2. Kerugian finansial cukup besar ;
3. Berdampak cukup luas pada Sasaran / Target Perusahaan ;
1. Deviasi 15% < X < 20% dari Sasaran / Target / Anggaran ;
4 Besar 2. Kerugian finansial besar ;
3. Berdampak luas pada Sasaran / Target Perusahaan ;
1. Deviasi > 20% dari Sasaran / Target / Anggaran ;
5 Sangat besar 2. Kerugian finansial sangat besar ;
3. Berdampak sangat luas pada Sasaran / Target Perusahaan ;

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 29


Ukuran semi kuantitatif : Dampak / konsekuensi (Menurut Pedoman Manajemen Resiko (MR) PT. Krakatau Medika merujuk pada
PT. Krakatau Steel Tbk, dan yang bersumber dari PT. Asuransi Jasindo Indonesia).

Level Dampak Resiko Orientasi Kriteria

Mengakibatkan kerugian yang sangat besar diatas Rp. 500 Milyard


Kwt
1 Bencana
Menyebabkan berhentinya aktivitas / kegiatan / kinerja orang dan / atau
Kwl organisasi (internal / unit kerja) dalam periode yang lama karena tingkat
keparahannya.

Mengakibatkan kerugian yang besar diatas Rp 100 Milyard sampai


Kwt
dengan Rp. 500 Milyard.
2 Sangat Merugikan

Menghambat tercapainya sebagian besar tujuan / sasaran kinerja orang


Kwl
dan / atau organisasi (internal / unit kerja) dalam periode yang lama.

Mengakibatkan kerugian diatas Rp 10 Milyard sampai dengan Rp. 100


Kwt
Milyard.
3 Merugikan

Menyebabkan tidak tercapainya beberapa tujuan kinerja orang dan / atau


Kwl
organisasi dalam periode terbatas.

Mengakibatkan kerugian yang tidak terlalu besar lebih dari Rp. 1 Milyard
Kwt
sampai dengan Rp. 10 Milyard.
4 Tidak terlalu merugikan

Menyebabkan gangguan akan tetapi tidak mempengaruhi tujuan orang


Kwl
dan / atau orang yang signifikan.

Mengakibatkan kerugian yang kecil dibawah Rp. 1 Milyard


Kwt

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 30


Menyebabkan gangguan yang kecil dan tidak mempengaruhi pencapaian
5 Tidak signifikan Kwl
tujuan orang dan / atau organisasi.

Catatan : Kwt = kemungkinan waktu tertentu (kuantitatif)


Kwl = kemungkinan waktu lain (kualitatif)

Ukuran semi kuantitatif : Dampak / Konsekuensi Menurut Manajemen Resiko PT. Krakatau Medika

Level Dampak Resiko Orientasi Kriteria

Mengakibatkan kerugian yang sangat besar diatas Rp. 1 Milyard


Kuantitatif (Kwt)
1 Bencana (catastropic / ekstrim)
Menyebabkan berhentinya aktivitas / kegiatan / kinerja orang dan / atau
Kualitatif (Kwl) organisasi (internal / unit kerja) dalam periode yang lama karena tingkat
keparahannya.

Mengakibatkan kerugian yang besar diatas Rp 500 Juta sampai dengan


Kuantitatif (Kwt)
Rp. 1 Milyard.
2 Sangat Merugikan (major)

Menghambat tercapainya sebagian besar tujuan / sasaran kinerja orang


Kualitatif (Kwl)
dan / atau organisasi (internal / unit kerja) dalam periode yang lama.

Mengakibatkan kerugian diatas Rp 100 Juta sampai dengan Rp. 500


Kuantitatif (Kwt)
Juta.
3 Merugikan (moderat)

Menyebabkan tidak tercapainya beberapa tujuan kinerja orang dan / atau


Kualitatif (Kwl)
organisasi dalam periode terbatas.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 31


Mengakibatkan kerugian yang tidak terlalu besar lebih dari Rp. 50 Juta
Kuantitatif (Kwt)
sampai dengan Rp. 100 Juta.
4 Tidak terlalu merugikan (minor)

Menyebabkan gangguan akan tetapi tidak mempengaruhi tujuan orang


Kualitatif (Kwl)
dan / atau orang yang signifikan.

Mengakibatkan kerugian yang kecil dibawah Rp. 50 Juta


Kuatitatif (Kwt)
5 Tidak signifikan (in-significant)
Menyebabkan gangguan yang kecil dan tidak mempengaruhi pencapaian
Kualitatif (Kwl)
tujuan orang dan / atau organisasi.

Catatan : Kwt = Kuantitatif


Kwl = Kualitatif

C. Ukuran Gabungan Resiko Kemungkinan (Like – Lihood) dan Resiko Dampak (Consequency).
Ukuran gabungan kemungkinan (likelihood) dan dampak (consequency) atau level resiko diperoleh berdasarkan perkalian level kemungkinan (likelihood) dengan
dampak (consequensy). Level resiko tertinggi bernilai 25 (5 x 5) sedangkan level resiko terendah bernilai 1 (1 x 1).
 Level resiko dikelompokkan menjadi 4 (empat), yaitu :
1. Resiko ekstrim : nilai > 15 s/d 25.
2. Resiko tinggi : nilai > 10 s/d 15.
3. Resiko sedang : nilai > 5 s/d 10.
4. Resiko rendah : nilai 1 s/d 5.
 Resiko dikatakan memiliki tingkat yang dapat diterima (Risk Taker) bila :
1. Level resiko rendah sehingga tidak perlu penanganan khusus.
2. Tidak tersedia penanganan untuk resiko.
3. Biaya penanganan termasuk biaya asuransi lebih tinggi dari manfaat yang diperoleh bila resiko tersebut diiterima.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 32


4. Peluang dari adanya resiko tersebut lebih besar dari ancamannya.
5. Resiko yang terjadi tidak mempengaruhi dari pencapaian tujuan perusahaan.

KRITERIA GABUNGAN RESIKO

5 Skor Kategori Respon resiko

4 <6 Rendah Diterima / Dimonitor

3 Ditindak lanjuti (prioritas


Dampak 6 – < 12 Sedang
II)
(Konsekuensi) 2

1 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)

1 2 3 4 5

Kemungkinan (Likelihood)

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 33


KRITERIA GABUNGAN MENURUT PEDOMAN MANAJEMEN RESIKO (MR) PT. KRAKATAU STEEL TBK SEBAGAI RUJUKAN PT. KRAKATAU MEDIKA
YANG BERSUMBER DARI PT. ASURANSI JASINDO INDONESIA.
Peluang Terjadinya Resiko
1 2 3 4 5
Dampak Resiko
Sangat Sangat
Kecil Sedang Besar
Kecil Besar

5 Bencana / malapetaka Major (Tinggi) Ekstrim (Sangat Tinggi) Ekstrim (Sangat Tinggi) Ekstrim (Sangat Tinggi) Ekstrim (Sangat Tinggi)

4 Sangat merugikan Major (Tinggi) Major (Tinggi) Ekstrim (Sangat Tinggi) Ekstrim (Sangat Tinggi) Ekstrim (Sangat Tinggi)

3 Merugikan Moderat (Sedang) Moderat (Sedang) Major (Tinggi) Major (Tinggi) Ekstrim (Sangat Tinggi)

Tidak terlalu
2 Minor (Rendah) Minor (Rendah Moderat (Sedang) Major (Tinggi) Major (Tinggi)
merugikan

In – significant (Sangat In – significant (Sangat In – significant (Sangat


1 Tidak signifikan Moderat (Sedang) Major (Tinggi)
Rendah) Rendah) Rendah)

Catatan :
Skor Kategori Respon Resiko
1–2 Rendah Diterima dengan sepenuhnya
3 Moderat (Sedang) Terima dengan treatment
4 Tinggi Berbagi
5 Ekstrim Hindari

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 34


BAB IV
FORMULIR DAN TATA CARA LANGKAH – LANGKAH
PENGUKURAN MANAJEMEN RESIKO
A. Form Pengisian Daftar Prioritas Resiko

Nama Sub Judul / Cara pengisian


Kolom

Nama perusahaan Diisi dengan nama perusahaan yang akan melakukan prioritasasi resiko

Direktorat / Biro
Diisi dengan nama unit kerja yang akan melakukan prioritasi resiko. Unit kerja yang dimungkinkan pada tingkat
(Dinas) / Unit Kerja
direktorat, biro (dinas), bagian / seksi tergantung pada scope pekerjaan prioritas resiko diperusahaan.
(bagian)

Waktu / Tanggal
Diisi dengan waktu / tanggal pengukuran resiko
Pengukuran Resiko

Nomor Diisi dengan nama urutan resiko berdasarkan prioritas resiko.

Nama Resiko Diisi dengan nama – nama resiko yang telah diidentifikasi dan disusun berdasarkan prioritas resiko

Level Resiko Like –


Lihood (Kemungkinan)
Diisi dengan rata – rata bobot nilai kemungkinan resiko dan rata – rata bobot nilai dampak resiko yang diperoleh dari
dan Impact /
data Formulir Pengukuran Resiko.
Consecuency
(Dampak)

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 35


Diisi dengan perkalian rata – rata bobot nilai kemungkinan resiko dan rata – rata bobot nilai dampak resiko. Hasil
Score resiko perkalian nilai kemungkinan resiko dengan nilai dampak resiko berada antara 1 (satu) sampai dengan 25 (dua puluh
lima)

B. Form Pengisian Kompilasi (Himpunan / kumpulan) Pengukuran Resiko.

Nama Sub Judul / Cara pengisian


Kolom

Nama perusahaan Diisi dengan nama perusahaan yang akan melakukan prioritasasi resiko

Direktorat / Biro
Diisi dengan nama unit kerja yang akan melakukan prioritasi resiko. Unit kerja yang dimungkinkan pada tingkat
(Dinas) / Unit Kerja
direktorat, biro (dinas), bagian / seksi tergantung pada scope pekerjaan prioritas resiko diperusahaan.
(bagian)

Waktu / Tanggal
Diisi dengan waktu / tanggal pengukuran resiko
Pengukuran Resiko

Nama Resiko Diisi dengan nama – nama resiko yang telah diidentifikasi.

Nama Personil dan Diisi dengan nama – nama personil dalam suatu unit kerja atau fokus group yang melakukan pengukuran resiko atau
Nilai Dampak Resiko memberikan bobot nilai kemungkinan (like – lihood) dan bobot nilai dampak (impact / consecuency). Setiap personil
dan / atau yang memberikan bobot nilai kemungkinan (like – lihood) resiko dan bobot nilai dampak (impact / consecuency)
Kemungkinan Resiko berkisar 1 (satu) sampai dengan 5 (lima).

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 36


Total Nilai
Kemungkinan Resiko
(Like – Lihood) dan Diisi dengan total nilai dari penjumlahan bobot nilai kemungkinan resiko (like – lihood) dan dampak resiko (impact /
Dampak Resiko consecuency) dari seluruh personil yang melakukan pengukuran resiko dalam satu unit kerja atau fokus group.
(Impact /
Consecuency)
Rata – rata Nilai
Kemungkinan Resiko
(Like – Lihood) dan Diisi dengan rata – rata nilai kemungkinan resiko (like – lihood) dan dampak resiko (impact / consecuency) dalam
Dampak Resiko setiap resiko.
(Impact /
Consecuency)

Diisi dengan perkalian antara rata – rata nilai kemungkinan resiko (like – lihood) dengan rata – rata nilai dampak
Scoring (Score)
resiko (impact dan consecuensy) dalam setiap resiko.

Peringkat Resiko Diisi dengan nomor urut peringkat resiko berdasarkan urutan nilai scoring resiko.

C. Form Pengisian Register Resiko.

Nama Sub Judul / Kolom Cara Pengisian


Nama Perusahaan Diisi dengan nama perusahaan yang akan melakukan identifikasi resiko
Diisi dengan nama unit kerja yang akan melakukan identifikasi resiko, unit kerja dimungkinkan pada tingkat
Direktorat / Biro (Dinas) / Unit Kerja direktorat, biro (dinas), dan bagian (seksi) tergantung pada scope pekerjaan / kegiatan dalam melakukan identifikasi
resiko diperusahaan.
Diisi dengan mengenai sasaran dan tujuan dari unit kerja yang melakukan identifikasi resiko, yaitu Key Performance
Sasaran / tujuan
Indicator (KPI) tahun berjalan.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 37


Diisi dengan uraian gejala / kondisi / masalah yang dapat menunjukkan adanya suatu peristiwa resiko yang dapat
diamati melalui 4 (empat) hal yaitu :
1. Masalah dimasa lalu / periode berjalan yang mengindikasikan keberadaan suatu resiko pada periode berjalan.
Indikasi Resiko 2. Perubahan selama periode berjalan yang mengindikasikan keberadaan suatu resiko pada periode berjalan.
3. Tingkat kerumitan atas suatu proses operasi yang kompleks.
4. Hal – hal yang diidentifikasikan oleh pakar yang mengindikasikan keberadaan suatu resiko pada periode
berjalan.
Nama Resiko dan Pernyataan Resiko Diisi dengan nama resiko dan penjelasan singkat dari nama resiko atau suatu keadaan yang akan timbul dan
menghambat pencapaian sasara / tujuan unit kerja.
Sebab Resiko Diisi dengan penyebab yang menimbulkan peristiwa resiko bersumber dari eksternal maupun internal perusahaan.
Penyebab dimungkinkan diisi lebih dari 1 (satu) faktor.
Un – controllable / Controllable Diisi dengan UC (Un – Controllable) bila penyebab timbulnya peristiwa resiko yang bersumber dari eksternal
perusahaan / unit kerja. Diisi dengan C (Controllable) bila penyebab timbulnya peristiwa resiko bersumber dari
internal perusahaan / unit kerja.
Dampak (Impact / Consecuency) Diisi dengan akibat yang ditimbulkan karena adanya peristiwa resiko yang harus ditanggung oleh manajemen unit
kerja / perusahaan, seperti : Kecelakaan Kerja, Kerusakan Lingkungan, Kehilangan Reputasi / Pelanggan, dan
kerugian finansial. Dampak dimungkinkan diisi lebih dari 1 (satu) faktor.
Pengendalian (Mitigasi) Resiko yang ada Pengendalian resiko meliputi serangkaian aktivitas – aktivitas yang berbeda, seperti persetujuan, otoritas, verifikasi,
rekonsiliasi, penelaahan kinerja operasi, keamanan aktiva dan pemisahan tugas – tugas. Pengendalian resiko
terhadap sistem informasi mencakup pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Kolom ini diisi dengan uraian
pengendallian resiko yang ada tersebut.
Tingkat Kemungkinan resiko (Like – Diisi dengan tingkat kemungkinan (like – lihood) terjadinya peristiwa resiko. Pemberian nilai diberikan dengan bobot
Lihood) yang diklasifikasikan menjadi 5 (lima) kategori yaitu :
- Nilai 1 bila peristiwa resiko jarang terjadi.
- Nilai 2 bila peristiwa resiko kemungkinan kecil terjadi.
- Nilai 3 bila peristiwa resiko kemungkinan sedang terjadi.
- Nilai 4 bila peristiwa resiko kemungkinan besar terjadi.
- Nilai 5 bila peristiwa resiko hampir pasti terjadi.
Tingkat Dampak Resiko (Impact / Diisi dengan tingkat dampak resiko yang ditimbulkan dari peristiwa resiko. Pemberian nilai diberikan dengan bobot
Consecuensy) yang diklasifikasikan menjadi 5 (lima) kategori, yaitu :
- Nilai 1 bila peristiwa resiko berdampak tidak signifikan terhadap sasaran / tujuan perusahaan.
- Nilai 2 bila peristiwa resiko berdampak rendah / sebagian kecil terhadap sasaran / tujuan perusahaan.
- Nilai 3 bila peristiwa resiko berdampak menengah / cukup luas terhadap sasaran / tujuan perusahaan.
- Nilai 4 bila peristiwa resiko berdampak besar / luas terhadap sasaran / tujuan perusahaan.
- Nilai 5 bila peristiwa resiko berdampak dahsyat / sangat luas terhadap sasaran / tujuan perusahaan.
Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 38
Level Resiko Diisi dengan nilai perkalian bobot kemungkinan resiko (like – lihood) dengan bobot dampak resiko (impact /
consecuency
Nomor Urutan Prioritas Resiko Diisi dengan nomor urutan level resiko dari terbesar sampai dengan terkecil, merupakan urutan prioritas resiko
untuk ditangani.

D. Form Register Resiko


Nama perusahaan : .............................
Direktorat / Biro (dinas) / Unit : .............................
Sasaran / tujuan : .............................

Tingkat
Tingkat
Nama Like – Nomor
UC / Pengenda Impact Level Resiko
Indikasi Resiko Sebab Resiko Dampak Lihood Urutan
No No C lian (Dampak
Resiko dan (Impact) (Kemung Prioritas
Resiko )
Pernyata kinan) Resiko
yang Ada
an Resiko

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) = (9) x (10) (12)
Eksternal :
1. Kompleksitas lingkungan alam.
2. Perubahan Perekonomian,
3. Masalah politik, sosial,
4. Pendapat teknologi.
pakar. Internal : SDM, alur
proses,
infrastruktur,
teknologi
Disusun oleh : ............................
Direviuw oleh : ............................
Keterangan : UC (Un – Controllable) = sebab resiko bersumber dari eksternal perusahaan.
C (Controllable) = sebab resiko bersumber dari internal perusahaan.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 39


E. Form Daftar Prioritas Resiko.

Level Resiko
No Nama Resiko Score Resiko
Kemungkinan (Like – Lihood) Dampak (Impact)
(1) (2) (3) (4) (5)

Disusun Oleh : ..........................


Jabatan : ..........................
Keterangan :
Nama resiko diisi secara berurutan sesuai dengan memulai dari resiko yang mempunyai level tertinggi sampai dengan terendah.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 40


F. Form Kompilasi (Himpunan / kumpulan) Pengukuran Resiko
Nama Perusahaan :
Direktorat / Biro / Unit :
Tanggal Kompilasi (menghimpun / mengumpulkan) :
Perhitungan Pengukuran Resiko
Nama Nama Nama Nama Nama Total Rata – Rata Peringkat
No Nama Resiko Scoring
Personil Personil Personil Personil Personil Resiko
Like Dam Like Dam Like Dam Like Dam Like Dam Like Dam Like Dam
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

Keterangan :
Like : Like – Lihood (Kemungkinan)
Dam : Dampak (Impact – Consecuensy).
Level Resiko like – lihood dan dampak diisi dengan skala 1 s/d 5 sesuai dengan ukuran kriteria resiko yang disepakati.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 41


G. Form Peta Resiko
PETA RESIKO
Nama Perusahaan : ...................................................................

Hampir Pasti
(5)

Kemungkinan
Like – Lihood

Besar (4)

Kemungkinan
Sedang (3)

Kemungkinan 4
Kecil (2) 1

4 4
Jarang (1) 4 2
4 5 4 3

Tidak
Rendah Menengah Besar Dahsyat
signifikant
(2) (3) (4) (5)
(1)
Dampak

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 42


Contoh : level resiko setelah pengendalian (pada peta Resiko)
Tingkat Tingkat Level Keterangan
No Nama Resiko
Like – Lihood Dampak Resiko

Keterangan tentang warna :


1. Warna merah untuk resiko ekstrim
2. Warna orange (coklat) untuk resiko tinggi
3. Warna Jingga (Biru) untuk resiko sedang
4. Warna kuning untuk resiko rendah
5. Warna hijau untuk resiko kecil

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 43


H. Form Pengukuran Resiko setelah Pengendalian

Pengukuran Resiko Seteleh Pengendalian

Nama perusahaan : ..................................


Direktorat / Biro / Unit : ..................................
Tanggal pengukuran : ..................................
Level Resiko
No Nama Resiko
Like – Lihood (kemungkinan) Impact (dampak)
(1) (2) (3) (4)

Disusun oleh : ..........................


Jabatan : ..........................

Keterangan : level resiko like – lihood dan impact diisi dengan skala 1 s/d 5 sesuai dengan ukuran kriteria resiko yang disepakati.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 44


I. Form Indentifikasi Peristiwa Resiko Koorporat
PT. Krakatau Medika
Identifikasi Peristiwa Resiko Koorporat

VISI : ...................................
MISI : ....................................

Sasaran Umum (key Performance Indikator) :

Sasaran Tahun 2015 : Optimalisasi laba perusahaan sehingga mencapai Rp X Milliard

KPI Kontrak Manajemen Tahun :


Aspek Keuangan
a. ROE (Return Of Enteres).
Aspek operasional
Aspek Administrasi

Satuan Ukuran :
a. % dari laba setelah pajak dibagi modal sendiri (equity)

Toleransi : Perusahaan belum menetapkan toleransi resiko untuk sasaran.

Peristiwa – potensial
Pengendalian yang Leading event
: yang mungkin terjadi dan Penyebab Dampak (impact) Escalation trigger
telah dimiliki indicator
berdampak pada sasaran
(harus dapat dinyatakan (indikator yang (ambang batas / area yang harus
dalam kalimat yang mendahului peristiwa) menjadi fokus manajemen untuk
bagian awalnya mengambil tindakan preventive
menggunakan kata guna melakukan intervensi dini
“terjadinya” atau terhadap faktor yang dapat
“kemungkinan menimbulkan resiko).
terjadinya”)

A. Sasaran strategis

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 45


Mengoptimalkan
1
peningkatan sur –
plus hasil usaha
demi
kelangsungan
operasional

Eksternal
A Ekonomi
1 AA

B Lingkungan Hidup
(Alam)

C Politik
1 BB
D Sosial

E Teknologi
Internal
F Infrastruktur

G Proses
1 Tidak optimalnya Belum adanya unit Pemilihan investasi Penurunan Penempatan pada Prosentase dan waktu pemenuhan
hasil yang diperoleh pengelola portofolio yang returnnya lebih pendapatan. satu jenis investasi target pendapatan non operasional
dari penempatan investasi. tinggi dari deposito pendapatan tetap :
dana dengan resiko yang (jumlah idle cash
terkendali (contoh : terlalu besar).
Reksadana)
H SDM

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 46


I Teknologi

J. Form Keterkaitan Resiko Level Koorporat Dengan Proses Bisnis Perusahaan


No Nama Divisi A Divisi B Divisi C Divisi D Un –
Jenis Resiko
Resiko Resiko Proses penyebab Proses penyebab Proses penyebab Proses penyebab controllable

- Internal proses
- Internal – teknologi
- Internal – SDM
- Eksternal – politik
- Eksternal – ekonomi
- Eksternal –
lingkungan – hidup
(alam)
- Eksternal – sosial

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 47


K. Form Pengukuran Resiko Koorporat.
a. Form 1
PT. Krakatau Medika
Formulir pengukuran resiko koorporat (strategik)
Sasaran Strategik (Koorporat)
Sasaran :
Ukuran :

Target dan toleransi : Target :


Toleransi :
Resiko In – Heren Resiko Residual
Like – Lihood Impact Respon Resiko Like – Lihood Impact
(Kemungkinan) (Dampak) (Kemungkinan) (Dampak)
Masukkan peristiwa resiko, Mengurangi like – lihood
1 penyebab & dampak (dari form (kemungkinan) dan impact
hasil identifikasi resiko) (dampak) resiko

Aktivitas Pengendalian Aktivitas pengendalian yang sudah dilakukan hingga saat dilakukannya risk assesment (penilaian resiko) :

Aktivitas pengendalian tambahan yang diharapkan akan dapat mengurangi like – lihood dan impact resiko in – heren adalah sebagai
berikut :

2 Masukkan peristiwa resiko, Mengurangi like – lihood


penyebab & dampak (dari form (kemungkinan) dan Impact
hasil identifikasi resiko) (dampak) resiko.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 48


Aktivtas pengendalian (mitigasi) Aktivitas pengendalian yang sudah dilakukan, hingga saat dilakukannya penilaian resiko (risk assesment)
dan / atau respon resiko (RR)

Aktivitas pengendalian (mitigasi) tambahan yang diharapkan akan dapat mengurangi like – lihood (kemungkinan) dan impact (dampak)
resiko inheren adalah sebagai berikut : ? ..............

b. Form 2
FORMULIR PENGUKURAN RESIKO KOORPORAT
SASARAN STRATEGIK
Sasaran : Mengoptimalkan peningkatan sur – plus hasil usaha demi kelangsungan operasional perseroan (koorporat / perusahaan)

Ukuran :
Target dan Toleransi Target :
Toleransi :

Resiko : Aktivitas pengendalian Resiko in – heren Resiko Residual


(mitigasi) yang sudah
Pengendalian
dilakukan hingga saat ini Like – lihood Impact Respon Resiko (RR) Like – lihood Impact
Skoring (Mitigasi)
dilakukannya penilaian (kemungkinan) (dampak) (kemungkinan) (dampak)
resiko (risk assesment).

1 AA 3,29 4,62 15,21

2 BB 3,51 2,91 10,21

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 49


Tidak optimalnya hasil
yang diperoleh dari
pada penempatan
dana yang disebabkan
belum adanya unit
2,99 2,61 7,81
3 pengelola portofolio
(persfektif
perusahaan) mengenai
investasi yang
berdampak penurunan
pendapatan.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 50


BAB V
ANALISA RESIKO

Analisis Resiko dilakukan adalah untuk melihat dan mengenali sampai dimana tingkat resiko dari suatu proses kegiatan operasional di tiap – tiap unit, instalasi dan
departemen di dalam suatu organisasi / perusahaan (Koorporat / Strategis) dalam hal ini adalah PT. Krakatau Medika, dan analisis resiko dilakukan juga untuk
melihat potensi resiko apa saja yang terkandung dalam proses kegiatan operasional di tiap – tiap unit, instalasi dan departemen (secara kualitatif / mutu dan
kuantitatif / nilai / jumlah serta semi kuantitatif) yang berada di dalam PT. Krakatau Medika dalam rangka melakukan penerapan manajemen resiko yaitu dengan
melakukan tahapan – tahapan analisis resiko antara lain : tujuan analisis resiko, langkah analisis, teknik analisis, evaluasi resiko, langkah penanganan resiko dan
dokumentasi menurut kaidah – kaidah COSO, serta analisa resiko menitik beratkan pada proses produksi / operasional perusahaan (Koorporat / Strategis) pada
tahapan – tahapan perencanaan, sasaran, pelaksanaan dan pengendalian (Sasaran Kinerja / key performance indikator (KPI)) didalam perusahaan (perseroan) PT.
Krakatau Medika. Dengan mencari sebab resiko kemungkinan dan dampak terjadinya suatu resiko. Oleh karena itu sebab kemungkinan dan dampak suatu resiko
dapat terjadi dikelompokkan menjadi 5 (lima) M (Man, Material, Machine, Methode, Money) dan eksternal (Lingkungan / environment). Sehingga kemungkinan dan
dampak dari suatu resiko yang dapat terjadi merupakan faktor pemicu resiko, dan jika dapat terjadi yang menunjukkan dimana adanya kelemahan dan ancaman
terhadap organisasi. Hasil analisis setiap resiko dituangkan dalam diagram P – I (Probability – Impact) untuk melihat sejauh mana resiko tersebut masih dapat
di – toleransi oleh perusahaan dan ditetapkan sebagai tindakan mitigasi (pengendalian) yang tepat terutama untuk resiko yang kategori tinggi (major) dan sangat
besar (ekstrim). PT. Krakatau Medika adalah anak perusahaan atau afiliasi BUMN terkemuka yaitu PT. Krakatau Steel (Tbk) yang bergerak pada bidang jasa
pelayanan kesehatan (perumah – sakitan / health care) yang mempunyai Visi dan Misi sebagai berikut :

VISI :
“ Menjadi Penyedia Jasa Yang Bertandar Internasional Dalam Bidang Kesehatan Dengan Unggulan Kesehatan Kerja ”

MISI
- Memberikan Pelayanan Dengan Mengupayakan Kesehatan Paripurna (Preventif, Promotif, Kuratif, dan Rehabilitatif) Yang Bermutu.
- Melakukan Sinergi Dengan Rumah Sakit Lain Baik Tingkat Nasional Maupun Global.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 51


A. Daftar (Register) dan Identifikasi Resiko.

Bidang : Sanitasi Lingkungan dan K3LH

Departemen : SDM & Umum

Direktorat : Keuangan dan Administrasi

Tujuan : Meningkatkan pengelolaan kesehatan lingkungan rumah sakit agar dapat menekan / mengurangi terjadinya
pencemaran lingkungan dengan konsentrasi dibawah nilai ambang batas (NAB) yang telah ditentukan sesuai dengan
peraturan perundangan tentang Pengelolaan Sanitasi (Pengendalian dan Pemantauan) Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit.

Sasaran : Menghindari terjadinya pelanggaran prosedur / peraturan mengenai pengelolaan lingkungan hidup, sehingga
menimbulkan akibat yang sangat berarti yaitu sanksi denda kerugian kerusakan lingkungan dan dapat pula yang
akan menyebabkan atau menimbulkan tuntutan / tindakan hukum serta mengancam penutupan operasional
perusahaan.

Satuan Ukuran Resiko : Masih adanya pengelolaan (pengendalian dan pemantauan) sanitasi kesehatan lingkungan yang belum optimal
dilingkungan rumah sakit Krakatau Medika.

Toleransi Resiko : Perusahaan belum dapat melakukan toleransi resiko (disesuaikan setelah dilakukan mitigasi secara akurat)

Opsi Respon Resiko : Fortofolio (pandangan perspektif perusahaan dalam aspek anggaran maupun operasional)
1 Menghindari Resiko (Risk Aviodance).
2 Mengurangi Resiko (Risk Reduction).
3 Membagi Resiko (Risk Sharing).
4 Menerima Resiko (Risk Acceptance).

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 52


B. Analisis Resiko
Pengelolaan (pengendalian dan pemantauan) Kesehatan lingkungan Rumah Sakit Krakatau Medika yang meliputi :
a. Analisis Tahap Realisasi (Analisis Resiko dan Mitigasi).
Analisis dilakukan dengan asumsi apabila proses pengelolaan sanitasi kesehatan lingkungan Rumah Sakit sebelum dan setelah beroperasi dan dilakukan
untuk melihat potensi resiko apa saja yang terkandung dalam pengoperasian proses pengelolaan sanitasi kesehatan lingkungan dirumah sakit, peluang
terjadinya dan dampak yang ditimbulkan oleh resiko tersebut.
Hasil dari analisis setiap resiko tersebut dituangkan dalam diagram P – I (Probability – Impact) untuk melihat sejauh mana resiko tersebut masih dapat
ditoleransi oleh perusahaan dan ditetapkan tindakan mitigasi yang tepat terutama untuk resiko yang masuk dalam kategori tinggi dan ekstrim. Antara lain
dibawah ini :
Unit : Sanitasi Kesehatan Lingkungan dan K3 RS Tujuan :
Meningkatkan pengelolaan kesehatan lingkungan rumah sakit agar dapat
Tanggal : Analisis Resiko (Seven Page Display) menekan / mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan dengan konsentrasi
dibawah nilai ambang batas (NAB) yang telah ditentukan sesuai dengan
peraturan perundangan tentang Pengelolaan (Pengendalian dan Pemantauan)
Sanitasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
MANAJEMEN RESIKO PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT KRAKATAU MEDIKA

Alternatif Respon Pengendalian Resiko (Mitigasi)


Respon
Tingkat Probabilitas
No Jenis Resiko Sumber Resiko Dampak (kualitatif) Resiko
Resiko (Like – Lihood)
(RR) Metode PIC Tolok Ukur Frekwensi /
(Otoritas / waktu
Wewenang)

SANITASI PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT. (Page One (1) Display)

Pengolahan Terjadi kurang Tidak dapat Melakukan pengecekan Pihak ketiga Lancar
Limbah cair optimalnya adanya mengetahui kondisi sumber penghasil (pengelola tidaknya
rumah sakit pengelolaan awal hasil limbah limbah cair secara rutin IPAL), Sanitasi limbah cair
1 adalah semua (pengendalian dan cair 4 3 R1 dan K3LH, dan dari sumber Harian
limbah cair yang pemantauan) sumber operator limbah ke bak
berasal dari penghasil limbah cair cair RSKM. kontrol IPAL.
rumah sakit diseluruh rumah sakit.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 53


yang Sarana pre – treament a. Tidak dapat a. Melakukan Pihak ketiga Ada tidaknya Mingguan
kemungkinan (trap) kurang memadai dilakukan pengangkatan lemak (pengelola IPAL) lemak pada
mengandung untuk beberapa pemisahan pada gress trap ), Sanitasi dan pree –
mikroorganisme, sumber buangan kadar lemak pembuangan limbah K3LH, dan treatment
bahan kimia limbah cair antara lain sisa buangan cair ruang dapur operator limbah (gress trap)
beracun : dari rumah sakit. cair RSKM. ruang dapur
maupun - Ruang gizi (Ruang pengolahan (gizi).
radioaktif. Oleh dapur) makanan dan
karena itu - Ruang loundry dan minuman
proses linen diruang dapur
pengelolaan - Ruang radiologi. rumah sakit.
limbah cair - Ruang b. Tidak dapat b. Melakukan Pihak ketiga Ada tidaknya Bulanan
rumah sakit laboratorium. dilakukan pengurasan pada (pengelola IPAL) busa dan
merupakan pemisahan chemical trap ), Sanitasi dan benda padat
bagian atau hal kadar pembuangan limbah K3LH, dan pada pree –
penting yang detergent cair ruang loundry operator limbah treatment
harus (kimia) sisa dan linen rumah cair RSKM. (chemical
diperhatikan. buangan dari sakit. trap) ruang
Pengelolaan proses loundry loundry.
limbah cair rumah sakit.
rumah sakit c. Tidak dapat c. Melakukan Pihak ketiga Ada tidaknya Bulanan
merupakan dilakukan pengendapan pada (pengelola IPAL) penurunan
bagian pemisahan chemical trap ), Sanitasi dan bahan kimia
penyelenggaraa bahan kimia pembuangan limbah K3LH, dan pada IPAL.
n pelayanan hasil buangan cair ruang radiologi operator limbah
sanitasi rumah dari proses rumah sakit atau cair RSKM.
sakit dan juga radiologi dilakukan
bagian intergral (pencucian flim penampungan
dari program dll). (pemisahan) pada
mengenai wadah yang telah
kesehatan disediakan untuk
lingkungan di diserahkan kepada
rumah sakit pihak ketiga yang
secara berizin.
keseluruhan
d. Tidak dapat d. Melakukan Pihak ketiga Ada tidaknya Bulanan
dilakukan pengendapan pada (pengelola IPAL) penurunan
pemisahan chemical trap ), Sanitasi dan bahan kimia
bahan kimia pembuangan limbah K3LH, dan pada IPAL.
hasil buangan cair ruang radiologi operator limbah
dari proses rumah sakit atau cair RSKM.
laboratorium. dilakukan

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 54


penampungan
(pemisahan) pada
wadah yang telah
disediakan untuk
diserahkan kepada
pihak ketiga yang
berizin.

e. Penambahan
peralatan proses
lanjutan (ultrafiltrasi
unit).
Kurang adanya Terjadi adanya Melakukan pengecekan Pihak ketiga Lancar
pemeliharaan dan sumbatan yang dan pembersihan (pengelola tidaknya
pengecekan jaringan disebabkan tidak sumbatan pada jaringan IPAL), Sanitasi aliran (flow)
perpipaan saluran mengetahui ada perpipaan secara dan K3LH, dan limbah cair.
limbah cair. atau tidaknya periodik. operator limbah
sumbatan pada 4 3 R2 cair RSKM. Harian
jaringan perpipaan
saluran limbah cair
sehingga
mengganggu
aktivitas pelayanan
Sarana bak kontrol Tidak dapat Melakukan Pihak ketiga Lancar
kurang memadai mengetahui adanya pengangkatan benda (pengelola IPAL) tidaknya
(sumpit). penyumbatan. padat secara periodik ), Sanitasi dan aliran (flow)
4 3 R3 Harian
pada kontrol (sumpit). K3LH, dan limbah cair.
operator limbah
cair RSKM.
Sarana bak pengumpul Tidak dapat Melakukan pengecekan Pihak ketiga Berfungsi
kurang memadai mengetahui kondisi secara rutin kondisi (pengelola IPAL) tidaknya
(sumpit). pompa (sub – pompa – pompa (sub ), Sanitasi dan pompa –
mersible pump) 4 3 R4 mersible pump) K3LH, dan pompa Harian
dibak pengumpul operator limbah
berfungsi baik atau cair RSKM.
tidak.
Sarana flow meter Tidak dapat Melakukan pengecekan Pihak ketiga Berfungsi
kurang memamadai mengetahui jumlah secara ruitn kondisi flow (pengelola IPAL) tidaknya flow
(effluence). debit limbah cair – flow meter. ), Sanitasi dan – flow meter.
4 2 R5 Harian
secara akurat. K3LH, dan
operator limbah
cair RSKM.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 55


Sarana bak pengumpul Tidak dapat Melakukan pemeriksaan Bagian Sanitasi
akhir kurang memadai. mengetahui laboratorium dan K3LH
kualitas limbah cair (terakreditasi) secara
sebelum dilakukan 4 2 R6 periodik untuk - Bulanan
pengolahan (IPAL). memastikan baik atau
tidak hasil pengolahan
IPAL.
Sarana unit pengolah Tidak dapat Melakukan Pihak ketiga Ada tidaknya
limbah cair (IPAL) menurunkan bahan pengoperasian IPAL (pengelola IPAL) penurunan
kurang memadai. – bahan pencemar. dengan baik dan benar dan bagian tingkat
(cermat dan akurat) sanitasi dan bahan
4 2 R7 Harian
tambahan tretment K3LH pencemar.
lanjutan dengan
peralatan tambahan
Ultrafiltrasi.
Hasil pengolahan Tidak dapat Melakukan pemeriksaan Bagian Sanitasi Baku mutu
limbah cair tidak mengetahui tingkat laboratorium dan K3LH limbah cair
sesuai dengan standar penurunan bahan (terakreditasi) secara (Kep – Men
baku mutu buangan pencemar limbah periodik untuk LH No 58 /
Harian dan
rumah sakit. cair. 4 2 R8 memastikan baik atau 1995) dan
bulanan
tidak hasil pengolahan peraturan –
IPAL. peraturan
lingkungan
yang terbaru
Instrument Tidak dapat Melakukan pengecekan Pihak ketiga Pompa
(perlengkapan dan mengetahui rutin secara periodik (pengelola IPAL) (submersible
peralatan) pendukung berfungsi tidaknya instrument IPAL antara dan bagian pump),
IPAL tidak berfungsi instrument lain : Pompa sanitasi dan blower dan
dengan baik. (perlengkapan dan (submersible pump), K3LH unit
4 3 R9 Harian
peralatan) blower dan unit ultrafiltrasi
pendukung IPAL ultrafiltrasi. berfungsi
antara lain : pompa baik
– pompa, motor,
blower dll.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 56


Pengolahan endapan Tidak dapat Melakukan Pihak ketiga Lumpur
lumpur (sludge) tidak menghilangkan pengangkatan dan (pengelola IPAL) (sludge)
sesuai dengan bahan pencemar pengeringan lumpur dan bagian bebas dari
operation prosedur pada lumpur (sludge) secara periodik sanitasi dan bahan
yang telah ditetapkan. (sludge) sesuai jadwal. K3LH pencemar.
Dan bila perlu atau
3 2 R10 Bulanan
memungkinkan
dilakukan pemeriksaan
ke laboratorium
(terakreditasi) untuk
melihat kondisi lumpur
(sludge) baik atau tidak.
Pemantauan Limbah cair (Outlet Tidak dapat Melakukan pemeriksaan Bagian Sanitasi Standar baku
limbah cair dan Inlet) tidak mengetahui ke laboratorium dan K3LH mutu limbah
rumah sakit dilengkapi dengan kualitas limbah cair (terakreditasi) secara cair rumah
adalah semua fasilitas pengambilan di In – let dan periodik agar dapat sakit
4 3 R11 Bulanan
limbah cair yang sample air limbah out – let IPAL diketahui baku mutu (kepmenkes
berasal dari untuk pengukuran ke limbah cair. hasil pengolahan IPAL RI).
rumah sakit laboratorium rujukan. sesuai baku mutu atau
yang tidak.
2 kemungkinan Debit hasil buangan Tidak dapat Pemasangan alat Pihak ketiga Kesesuaian
mengandung pengolahan limbah cair mengetahui volume pengukur debit air (pengelola IPAL) antara debit
mikroorganisme, belum lengkapi hasil buangan limbah cair. dan bagian limbah cair
bahan kimia dengan fasilitas limbah cair. Melakukan pengukuran sanitasi dan yang masuk
beracun pendukung yang 4 2 R12 (flow meter) debit hasil K3LH keunit IPAL Harian
maupun memadai untuk buangan limbah cair (Effluence)
radioaktif. Oleh melakukan secara periodik. dengan
karena itu pengukuran kapasitas
proses IPAL.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 57


pengelolaan Badan penerima air Tidak dapat Melakukan pemeriksaan Bagian Sanitasi Permenkes
limbah cair limbah / hasil proses mengetahui ke laboratorium dan K3LH No : 173 /
rumah sakit IPAL (penerima out – tercemar atau tidak (terakreditasi) secara 1977 tentang
merupakan let limbah cair) tidak badan air. periodik agar dapat pengawasan
bagian atau hal dilakukan pengukuran. diketahui baku mutu pencemaran
penting yang hasil pengolahan IPAL air dari
harus sesuai baku mutu atau badan air
3 2 R13 Bulanan
diperhatikan. tidak. untuk
Pengelolaan berbagai
limbah cair kegunaan
rumah sakit yang
merupakan berhubungan
bagian dengan
penyelenggaraa kesehatan.
n pelayanan Lumpur (sludge) tidak Tidak dapat Melakukan pemeriksaan Bagian Sanitasi Ada tidaknya
sanitasi rumah pernah dilakukan mengetahui kondisi ke laboratorium dan K3LH dan bahan
sakit dan juga pengukuran secara lumpur (sludge) (terakreditasi) secara laboratorium organik dan
bagian intergral berkala. baik atau tidak periodik agar dapat rujukan an – organik.
dari program (tercemar atau diketahui baku mutu (terakreditasi).
mengenai tidak). 3 3 R14 hasil pengolahan IPAL 6 Bulanan
kesehatan sesuai baku mutu atau
lingkungan di tidak.
rumah sakit
secara
keseluruhan

Prosentase (%) kenaikan dari pelaksanaan Target, Evaluasi dan


JUMLAH 53 32
Mitigasi (Monitoring dan Identifikasi) Resiko = .... ?

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 58


b. Peta Resiko setelah dilakukan Mitigasi (Kriteria Resiko Gabungan) Proyek Lantai 2 – 3 Rumah Sakit Krakatau Medika

20

15 4,73 – 13,00
Dampak (Impact) I

10

0 5 10 15 20

Kemungkinan (Probabilitas) P

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 59


∑ (Jumlah) respon resiko (Mitigasi) 46 Moderat
∑ (Jumlah) sumber resiko 78 Catastropic
X (Average) Hasil Mitigasi 7,59 Minor

STANDAR KRITERIA PENETAPAN UKURAN RESIKO (AVERAGE MITIGATION)

Skor Kategori Respon resiko

<5 Kecil Diterima

< 10 Rendah Diterima / Dimonitor

10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)

20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)

Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 60


Nomor : 1 (Satu)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko


R1
20 <5 Kecil Diterima
R2
15 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor
Dampak / Impact ( I ) R3
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R4

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R5
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 61


Nomor : 2 (Dua)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 R10 <5 Kecil Diterima

15 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R9
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R8

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R6 R7
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 62


Nomor : 3 (Tiga)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 R14 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R13
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R12

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R15 R11
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 63


Nomor : 4 (Empat)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 R19 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R20
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R17 R18

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R16
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 64


Nomor : 5 (Lima)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R21
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R22

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)

Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 65


c. Kesimpulan dan Saran :
Seluruh resiko yang diidentifikasi masih masuk dalam kategori rendah (minor) dan sedang (moderat), kecuali untuk resiko :

1. Penggunaan asumsi perhitungan yang keliru / salah pada feasibility Study (FS) pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
2. Desain bangunan lantai 3 (tiga) tidak applicable karena data – data tidak akurat pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
3. Keterlambatan waktu penyelesaian proyek pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih
ketat terhadap program mitigasinya.
4. Terbentuk image yang kurang baik pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat
terhadap program mitigasinya.
5. Ketidaktepatan waktu pengadaan material pekerjaan konstruksi pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan
pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
6. Mutu material tidak sesuai dengan kesepakatan pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang
lebih ketat terhadap program mitigasinya.
7. Pelaksanaan proyek dapat mengganggu kegiatan / proses pelayanan eksisting pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
8. Pemilihan material yang tidak tepat pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat
terhadap program mitigasinya. .
9. Pemilihan kontraktor atau vendor yang tidak sesuai dengan pekerjaannya pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “ Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
10. Terjadinya eskalasi (pemicu) peningkatan anggaran biaya proyek pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan
pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
11. Terhambatnya pasokan kebutuhan material konstruksi untuk proyek pekerjaannya pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi”

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 66


sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
12. Potensi resiko kecelakaan kerja yang sangat tinggi berpengaruh terhadap tujuan perusahaan pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko
Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
13. Program commitioning mundur dari jadwal yang ditetapkan pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan
pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
14. Bed Occupansi Rate (BOR) tidak tercapai pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih
ketat terhadap program mitigasinya.

Catatan (Notes) : Namun dengan demikian semua resiko tinggi (Major) tersebut, masih dalam batas resiko yang dapat ditoleransi oleh perusahaan.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 67


Unit : Sanitasi Kesehatan Lingkungan dan K3 RS Tujuan :
Meningkatkan pengelolaan kesehatan lingkungan rumah sakit agar dapat
Tanggal : Analisis Resiko (Seven Page Display) menekan / mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan dengan konsentrasi
dibawah nilai ambang batas (NAB) yang telah ditentukan sesuai dengan
peraturan perundangan tentang Pengelolaan (Pengendalian dan Pemantauan)
Sanitasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
MANAJEMEN RESIKO PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT KRAKATAU MEDIKA

Alternatif Respon Pengendalian Resiko (Mitigasi)


Probabilitas Respon
Sumber Dampak Tingkat
No Jenis Resiko (Like – Resiko
Resiko (kualitatif) Resiko
Lihood) (RR) Metode PIC Tolok Ukur Frekwensi /
(Otoritas / waktu
Wewenang)

SANITASI PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN LIMBAH PADAT (B3 INFEKSIUS DAN NON INFEKSIUS) RUMAH SAKIT. (Page Two (2) Display )

Kegiatan Sampah padat Tidak adanya Melakukan tata - Petugas ruangan / - Permenkes
pengelolaan Sarana non medik dan Pemeliharaan kelola penanganan perawat 986/Per/XI
pelayanan / atau kebersihan, tidak limbah padat B3 - Cleaning service /1992
kesehatan rumah domestik tidak adanya (infeksius dan non - Bagian sanitasi dan - Pedoman
sakit merupakan terkelola pencegahaan infeksius) antara lain K3LH sanitasi RS
penghasil limbah dengan baik pencemaran dan dengan melakukan. - Dinas kebersihan indonesia
medis terbesar. sehingga dapat a. Pemisahan / (pemkot cilegon / tahun 2002
Berdasarkan menimbulkan menimbukan pengumpulan. pihak ketiga yang
1 perundangan dan pencemaran penyakit 5 3 R1 b. Pengangkutan. memenuhi Setiap hari
ketentuan yang lingkungan dilingkungan c. Pembuangan. persyaratan)
berlaku (Regulasi) rumah sakit rumah sakit. d. Pengawasan.
yang ditetapkan,
pihak rumah sakit
diharapkan dapat
mengelola hasil
buangan dari
kegiatan pelayanan

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 68


medik atau Sampah medis Tidak dapat Melakukan tata - Petugas ruangan / - Permenkes
kesehatan agar / kilinis (tajam) melakukan kelola penanganan perawat 986/Per/XI Setiap hari
tidak tidak dilakukan pencegahan limbah padat B3 - Cleaning service /1992 menunggu
membahayakan penanganan terjadinya luka (infeksius dan non - Bagian sanitasi dan - Pedoman volumenya
kesehatan bagi dengan baik dan terjadinya infeksius) antara lain K3LH sanitasi RS terisi 2/3
petugas / sehingga infeksi nosokomial 5 3 R2 dengan melakukan. - Dinas kebersihan indonesia konteiner
karyawan, terjadi a. Pemisahan / (pemkot cilegon / tahun 2002 jarum
pengunjung dan pencemaran pengumpulan. pihak ketiga) Setiap hari
penderita / pasien. lingkungan b. Pengangkutan. Setiap hari
Sampah medis c. Pembuangan. Setiap hari
adalah sampah d. Pengawasan.
yang berasal dari Sampah medis Tidak dapat Melakukan tata - Petugas ruangan / - Permenkes
kegiatan atau / klinis (non melakukan kelola penanganan perawat 986/Per/XI
pelayanan medis tajam) tidak pencegahan limbah padat B3 - Cleaning service /1992
yang dapat berupa dilakukan terjadinya infeksi (infeksius dan non - Bagian sanitasi dan - Pedoman
sisa – sisa bahan penanganan nosokomial infeksius) antara lain K3LH sanitasi RS
pemeriksaan, sisa dengan baik Tidak dapat dengan melakukan. - Dinas kebersihan indonesia
organ – organ sehingga mencegah a. Pemisahan / (pemkot cilegon / tahun 2002
tubuh manusia dan terjadi terjadinya 5 3 R3 pengumpulan. pihak ketiga) Setiap hari
binatang, bahan pencemaran pencemaran b. Pengangkutan.
dan peralatan yang lingkungan lingkungan c. Pembuangan.
terkontaminasi Tidak dapat d. Pengawasan.
dengan penyakit, mencegah
bahan kimia atau timbulnya vektor
obat – obatan dan dan binatang
lainnya yang pengganggu.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 69


diakibatkan Sampah medis Tidak dapat Melakukan tata - Petugas ruangan / - Permenkes
kegiatan medis / klinis (B3) mencegah kelola penanganan perawat 986/Per/XI
terhadap pasien Infeksius tidak terjadinya infeksi limbah padat B3 - Cleaning service /1992
untuk pelayanan dilakukan nosokomial dan (infeksius dan non - Bagian sanitasi dan - Pedoman
diagnostik, therapy penanganan Tidak dapat infeksius) antara lain K3LH sanitasi RS
maupun dengan baik mencegah dengan melakukan. - Dinas kebersihan indonesia
rehabilitatif. sehingga terjadinya a. Pemisahan / (pemkot cilegon / tahun 2002
Sampah medis, terjadi pencemaran pengumpulan. pihak ketiga yang
bersifat infeksius pencemaran lingkungan b. Pengangkutan. memenuhi
5 3 R4 Setiap hari
sehingga perlu lingkungan c. Pembuangan. persyaratan )
mendapatkan d. Pengawasan.
perhatian karena
sampah medis
rumah sakit
merupakan mata
rantai penyebaran
penyakit menular.
Disamping itu
didalam sampah Sampah medis Tidak dapat Melakukan tata - Petugas ruangan / - Permenkes
juga mengandung / klinis (B3) menghindari kelola penanganan radiologi 986/Per/XI
berbagai bahan Non Infeksius terjadinya limbah padat B3 - Petugas bapeten / /1992
kimia beracun dan (Radioaktif) paparan radiasi (infeksius dan non batan - Pedoman
benda – benda tidak dilakukan infeksius) antara lain - Petugas bapeten / sanitasi RS
tajam yang dapat penanganan dengan melakukan. batan indonesia
menimbulkan dengan a. Pemisahan / - Dan bagian sanitasi tahun 2002
gangguan (tertusuk sehingga baik pengumpulan. dan K3LH
5 3 R5 Setiap hari
jarum) dan cedera. terjadi b. Pengangkutan.
Sampah non medis pencemaran c. Pembuangan.
juga mendapat lingkungan d. Pengawasan.
tempat
tertimbunnya
organisme penyakit
dan menjadi
sarang serangga

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 70


dan tikus. Pertikel Limbah padat Tidak dapat Melakukan tata - Petugas ruangan / - Permenkes
debu dalam medis / klinis mencegah kelola penanganan farmasi 986/Per/XI
sampah dapat (B3) non pemakaian obat limbah padat B3 - Sanitarian + /1992.
menimbulkan infeksius kadaluarsa dan (infeksius dan non farmasi - Pedoman
pencemaran udara (farmasi / obat tidak dapat infeksius) antara lain - Bagian sanitasi dan sanitasi RS
yang akan – obat mencegah dengan melakukan. K3LH indonesia
menyebarkan kadaluarsa) terjadinya a. Pemisahan / - Sanitarian tahun 2002
kuman penyakit tidak dilakukan pencemaran pengumpulan. - Dinas kebersihan - Peraturan
dilingkungan penanganan b. Pengangkutan. (pemkot) cilegon / pemerintah Setiap hari
rumah sakit dan dengan baik c. Pembuangan. pihak ketiga yang Nomor : sesuai
5 3 R6
lingkungan sehingga d. Pengawasan. memenuhi 18/1999 Jo permintaan
sekitarnya, maka terjadi persyaratan. PP 05/1995 unit farmasi
perlu penanganan pencemaran - SK Bapedal
dan pengelolaan lingkungan / 09 / 1995
yang baik, sejak - Peraturan
dari unit atau pemerintah
ruang penghasil Nomor : 18
sampah sampai / tahun
pembuangan 1999
terakhir
Limbah padat Tidak dapat Melakukan tata - Petugas ruangan / - Permenkes
media / klinis mencegah kelola penanganan perawat 986/Per/XI
khusus terjadinya infeksi limbah padat B3 - Bagian Sanitarian /1992
(Citotoksis) nosokomial (infeksius dan non dan K3LH - Pedoman
tidak dilakukan infeksius) antara lain - Sanitarian sanitasi RS
penanganan dengan melakukan. - Sanitarian indonesia
5 3 R7 Setiap hari
dengan baik a. Pemisahan / - Dinas kebersihan / tahun 2002
sehingga pengumpulan. pihak ketiga yang
terjadi b. Pengangkutan. memenuhi
pencemaran c. Pembuangan. persyaratan
lingkungan d. Pengawasan.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 71


Pemakaian Tidak dapat a. Melakukan - Petugas operator - Permenkes
Incenerator dilakukan proses pemeliharaan limbah padat 986/Per/XI
machine tidak pembakaran alat secara rutin. (incenerator) /1992
optimal sempurna dan b. Melakukan - Petugas operator - Pedoman
tidak dapat pengisian dan limbah padat sanitasi RS
mencegah menyiapkan (incenerator) indonesia
4 3 R8 Setiap hari
terjadinya infeksi bahan bakar - Bagian sanitasi dan tahun 2002
nosokomial serta sesuai K3LH
tidak dapat kebutuhan.
mencegah c. Melakukan
terjadinya pengawasan
pencemaran secara intensif
Tempat Tidak dapat Melakukan - Petugas kebersihan - Permenkes
pembuangan memelihara kebersihan rutin (pemkot) cilegon 986/Per/XI
sementara kebersihan secara secara periodik - Petugas operator /1992
(TPS) tidak optimal dan tidak limbah padat - Pedoman
dikelola dapat mencegah (incenerator) sanitasi RS
dengan baik terjadinya infeksi - Petugas pihak indonesia
Setiap
sehingga nosokomial. ketiga yang berizin tahun 2002
selesai
terjadi 4 3 R9
pengangkut
pencemaran
an
terhadap
lingkungan
sekitar.

Pihak ketiga Pemakaian Melakukan Pihak ketiga yang


yang berizin dengan mesin pengelolaan sampah berizin dengan
Jadwal
(pengelola incenerator B3 infeksius dan non melengkapi dokumen
Peraturan sesuai
sampah media memerlukan infeksius antara lain : manifest sebagai
kementrian dengan
B3 infeksius perizinan dan a. Pengangkutan bukti pelaksanaan
lingkungan ketentuan
dan non ketentuan yang 5 3 R10 (transporter)
hidup Nomor per -
infeksius) sangat ketat dari b. Pembuangan
: 32 / tahun undangan
regulator serta c. Pemusnahan
2009 yang
biaya yang sangat
berlaku
tinggi dalam
operasionalnya.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 72


Kegiatan Kepadatan Tidak dapat Pengukuran Pihak ketiga dan - Permenkes
pemantauan populasi lalat mengetahui kepadatan lalat bagian sanitasi dan 986/Per/XI
kesehatan tidak dilakukan populasi jumlah dengan cara – cara : K3LH. /1992
lingkungan sampah pengendalian lalat. a. Melakukan - Pedoman
medik / klinis di dan pengamatan sanitasi RS
rumah sakit pemantauan 3 2 R11 secara langsung. indonesia Setiap hari
secara intensif b. Melakukan tahun 2002
pembersihan
tempat – tempat
sampah secara
rutin
Populasi vektor Tidak dapat Pengukuran vektor Pihak ketiga dan - Permenkes
dan binatang mengetahui dan binatang bagian sanitasi dan 986/Per/XI
pengganggu adanya vektor pengganggu dengan K3LH. /1992
tidak dapat dan binatang cara – cara : - Pedoman
dilakukan pengganggu a. Melakukan sanitasi RS
pengendalian dilingkungan pengamatan indonesia
3 2 R12 Setiap hari
dan rumah sakit. secara langsung. tahun 2002
pemantauan b. Melakukan
pembersihan
tempat – tempat
2
sampah secara
rutin
Kebersihan Tidak dapat a. Melakukan Pihak ketiga dan - Permenkes
lingkungan mengetahui pengamatan bagian sanitasi dan 986/Per/XI
tidak terpantau tingkat kebersihan langsung K3LH. /1992
dengan baik. b. Menyiapkan - Pedoman
check – list sanitasi RS
kebersihan tiap indonesia
4 3 R13 Setiap hari
ruangan / unit. tahun 2002
c. Melakukan
penyuluhan
(wawancara)
keseluruh unit –
unit kerja.
Tempat Tidak dapat Melakukan Pihak ketiga dan - Permenkes
sampah mengetahui pengamatan bagian sanitasi dan 986/Per/XI
sementara sampah terangkut langsung K3LH. /1992
(TPS) tidak atau tidak 3 2 R14 - Pedoman Setiap hari
dapat sanitasi RS
terpantau indonesia
dengan baik. tahun 2002

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 73


Pemisahan Tidak dapat Melakukan Pihak ketiga dan - Permenkes
jenis sampah mengetahui dan pengawasan secara bagian sanitasi dan 986/Per/XI
tidak dilakukan meng – intensif dan K3LH. /1992
secara indentifikasi jenis melakukan - Pedoman
konsisten sampah antara penyuluhan sanitasi RS
lain sbb : (supervisi) kepada indonesia
a. Sampah seluruh unit kerja tahun 2002
domestik dirumah sakit.
(non medis) Melengkapi
b. Sampah klinis 4 3 R15 perlengkapan alat Setiap hari
B3 infeksius pelindung diri untuk
dan non petugas.
infeksius
c. Sampah B3
tajam dan
non tajam
(infeksius
dan non
infeksius).
Pengangkutan Tidak dapat Melakukan Pihak ketiga dan - Permenkes
jenis sampah mengetahui pengawasan secara bagian sanitasi dan 986/Per/XI
kurang terangkatnya atau intensif dan K3LH. /1992
memenuhi tidak sampah melakukan - Pedoman
persyaratan medis yang sesuai penyuluhan sanitasi RS
dengan (supervisi) kepada indonesia
4 3 R16 Setiap hari
persyaratan – seluruh unit kerja tahun 2002
persyaratan yang dirumah sakit.
diminta. Melengkapi
perlengkapan alat
pelindung diri untuk
petugas.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 74


Pembakaran Tidak dapat - Melakukan Pihak ketiga yang - Permenkes
(incenerator) mengetahui tidak pengawasan berizin dan bagian 986/Per/XI
kurang atau terbakarnya secara intensif sanitasi dan K3LH. /1992
memadai sampah medis dan melakukan - Pedoman
secara penyuluhan sanitasi RS
keseluruhan. Dan (supervisi) indonesia
tidak mengetahui kepada seluruh tahun 2002
ada tidaknya unit kerja - Peraturan
timbulnya asap. dirumah sakit. kementrian
- Melengkapi lingkungan
perlengkapan hidup
alat pelindung Nomor : 32
diri untuk / tahun
4 3 R17 petugas. 2009 Setiap hari
- Dan jika rumah
sakit tidak
mempunyai
mesin
incenerator atau
mesin
incenerator
kurang memadai
dapat dilakukan /
diserahkan
kepada pihak
ketiga yang
berizin.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 75


Pembuangan Tidak dapat - Melakukan Pihak ketiga yang - Permenkes
sisa hasil mengetahui pengamatan berizin dan bagian 986/Per/XI
pembakaran pembuangan sisa langsung sanitasi dan K3LH. /1992
(residu) pembakaran - Melakukan - Pedoman
pengelolaan (residu) atau abu pengawasan sanitasi RS
kurang sisa pembakaran. secara intensif indonesia
memenuhi dan melakukan tahun 2002
persyaratan penyuluhan - Peraturan
(supervisi) kementrian
kepada seluruh lingkungan
unit kerja hidup
dirumah sakit. Nomor : 32
- Melengkapi / tahun
perlengkapan 2009
alat pelindung
4 3 R18 Setiap hari
diri untuk
petugas.
- Dan jika rumah
sakit tidak
mempunyai
mesin
incenerator atau
mesin
incenerator
kurang memadai
dapat dilakukan /
diserahkan
kepada pihak
ketiga yang
berizin.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 76


Kontainer Tidak dapat - Melakukan Pihak ketiga yang - Permenkes
sampah medis mengetahui pengamatan berizin dan bagian 986/Per/XI
belum kecukupan untuk langsung sanitasi dan K3LH. /1992
mencukupi volume sampah. - Melakukan - Pedoman
pengawasan sanitasi RS
secara intensif indonesia
dan melakukan tahun 2002
4 3 R19 Setiap hari
penyuluhan - Peraturan
(supervisi) kementrian
kepada seluruh lingkungan
unit kerja hidup
dirumah sakit. Nomor : 32
/ tahun
2009
Trolley Tidak dapat - Melakukan Pihak ketiga yang - Permenkes
pengangkut mengetahui pengamatan berizin dan bagian 986/Per/XI
sampah kebersihan trolley langsung sanitasi dan K3LH. /1992
kurang dan kecukupan - Melakukan - Pedoman
dilakukan trolley terhadap pengawasan sanitasi RS
pembersihan volume sampah. secara intensif indonesia
kembali dan melakukan tahun 2002
setelah 3 2 R20 penyuluhan - Peraturan Setiap hari
pemakaian. (supervisi) kementrian
kepada seluruh lingkungan
unit kerja hidup
dirumah sakit. Nomor : 32
/ tahun
2009

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 77


Emisi udara Tidak mengetahui Melakukan Pihak ketiga yang - Permenkes
hasil kualitas nilai pemeriksaan uji baku berizin dan bagian 986/Per/XI
pembakaran ambang batas kualitas / baku mutu sanitasi dan K3LH. /1992
incenerator baku mutu yang ke laboratorium yang - Pedoman
tidak sesuai dipersyaratkan. bersertifikat secara sanitasi RS
dengan baku periodik. indonesia
mutu yang tahun 2002 Per – enam
4 3 R21
dipersyaratkan - Peraturan Bulanan
. kementrian
lingkungan
hidup
Nomor : 32
/ tahun
2009
Penampungan, Sulit Melakukan kerja Bagian sanitasi dan Peraturan
pengangkutan, mendapatkan sama dengan pihak K3LH dan kementerian
pemusnahan perizinan dalam ketiga yang berizin Pihak ketiga yang lingkungan
harus ada peraturan – pengelolaan sampah berizin hidup No :
Standar
perizinan dari peraturan baru padat B3 antara : 32 / tahun
pengangkut
kementrian dari pemerintah - Penampungan 2009
an
lingkungan mengenai aspek 5 3 R22 - Pengangkutan
berdasarka
hidup pengelola limbah - Pemusnahan
n kontrak
B3. Dengan melengkapi
kerja sama
dokumen manifest
(berita acara berlogo
kementerian
lingkungan hidup RI)

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 78


Nomor : 1 (Satu)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R3 R1
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R2 R5

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R4
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 79


Nomor : 2 (Dua)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 R10 <5 Kecil Diterima

15 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R9
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R8

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R6 R7
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 80


Nomor : 3 (Tiga)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 R14 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R13
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R12

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R15 R11
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 81


Nomor : 4 (Empat)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 R19 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R20
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R17 R18

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R16
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 82


Nomor : 5 (Lima)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R21
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R22

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)

Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 83


Kesimpulan dan Saran :
Seluruh resiko yang diidentifikasi masih masuk dalam kategori rendah (minor) dan sedang (moderat), kecuali untuk resiko :

15. Penggunaan asumsi perhitungan yang keliru / salah pada feasibility Study (FS) pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
16. Desain bangunan lantai 3 (tiga) tidak applicable karena data – data tidak akurat pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
17. Keterlambatan waktu penyelesaian proyek pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih
ketat terhadap program mitigasinya.
18. Terbentuk image yang kurang baik pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat
terhadap program mitigasinya.
19. Ketidaktepatan waktu pengadaan material pekerjaan konstruksi pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan
pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
20. Mutu material tidak sesuai dengan kesepakatan pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang
lebih ketat terhadap program mitigasinya.
21. Pelaksanaan proyek dapat mengganggu kegiatan / proses pelayanan eksisting pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
22. Pemilihan material yang tidak tepat pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat
terhadap program mitigasinya. .
23. Pemilihan kontraktor atau vendor yang tidak sesuai dengan pekerjaannya pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “ Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
24. Terjadinya eskalasi (pemicu) peningkatan anggaran biaya proyek pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan
pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
25. Terhambatnya pasokan kebutuhan material konstruksi untuk proyek pekerjaannya pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi”

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 84


sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
26. Potensi resiko kecelakaan kerja yang sangat tinggi berpengaruh terhadap tujuan perusahaan pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko
Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
27. Program commitioning mundur dari jadwal yang ditetapkan pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan
pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
28. Bed Occupansi Rate (BOR) tidak tercapai pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih
ketat terhadap program mitigasinya.

Catatan (Notes) : Namun dengan demikian semua resiko tinggi (Major) tersebut, masih dalam batas resiko yang dapat ditoleransi oleh perusahaan.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 85


d. Peta Resiko setelah dilakukan Mitigasi (Kriteria Resiko Gabungan) Proyek Lantai 2 – 3 Rumah Sakit Krakatau Medika

20

15 4,73 – 13,00
Dampak (Impact) I

10

0 5 10 15 20

Kemungkinan (Probabilitas) P

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 86


∑ (Jumlah) respon resiko (Mitigasi) 46 Moderat
∑ (Jumlah) sumber resiko 78 Catastropic
X (Average) Hasil Mitigasi 7,59 Rendah

STANDAR KRITERIA PENETAPAN UKURAN RESIKO (AVERAGE MITIGATION)

Skor Kategori Respon resiko

<5 Kecil Diterima

< 10 Rendah Diterima / Dimonitor

10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)

20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)

Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 87


Unit : Sanitasi Kesehatan Lingkungan dan K3 RS Tujuan :
Meningkatkan pengelolaan kesehatan lingkungan rumah sakit agar
Tanggal : dapat menekan / mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan
Analisis Resiko (Seven Page Display) dengan konsentrasi dibawah nilai ambang batas (NAB) yang telah
ditentukan sesuai dengan peraturan perundangan tentang Pengelolaan
(Pengendalian dan Pemantauan) Sanitasi Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit.
MANAJEMEN RESIKO PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT KRAKATAU MEDIKA

Alternatif Respon Pengendalian (Mitigasi)


Probabilitas Respon
Dampak Tingkat
No Jenis Resiko Sumber Resiko (Like – Resiko
(kualitatif) Resiko
Lihood) (RR) Metode PIC Tolok Ukur Frekwensi
(Otoritas / / waktu
Wewenan
g)

SANITASI PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN AIR BERSIH DAN AIR PADA KEGUNAAN KHUSUS RUMAH SAKIT. (Page Display 3)
Penyediaan air Sumber air bersih a. Tidak Melakukan pengecekan - Bagian a. Permenkes RI
bersih untuk untuk kebutuhan terpenuhinya antara lain : sanitasi No 986 / 1992
kebutuhan layanan dirumah kebutuhan air a. Pengendalian debit air dan b. Permenkes RI
layanan rumah sakit akan terjadi baku (bersih) baku (bersih) K3LH No 416 / 1990
sakit sesuai tidak terpenuhi dan untuk layanan b. Melakukan pemantauan - Instalasi c. Kepmenkes RI
dengan dapat mengganggu di rumah sakit. sumber air baku (sumur pemeliha No 907 / 2002
1 standar layanan. b. Tidak atau PAM) raan d. SK Dirjen Setiap hari
ketentuan mengetahui c. Melakukan kontrol valve sarana PPMPLP
yang berlaku. tata cara dan / atau level kontrol (IPSRS) HK.00.06.6.44 /
tentang 1993
pengolahan air
bersih dirumah
sakit

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 88


Tandon air a. Tidak Selalu Melengkapi sarana dan - Bagian a. Permenkes RI
(penampung / terpenuhi prasarana antara lain : sanitasi No 986 / 1992
resorvoir) tidak kebutuhan akan a. Menggunakan flow meter dan b. Permenkes RI
terpenuhi untuk air baku. b. Melakukan pemeliharaan K3LH No 416 / 1990
layanan (pada saat b. Kurang akan secara periodik. - Instalasi c. Kepmenkes RI
sumber PAM dan / Persediaan air pemeliha No 907 / 2002
Setiap hari
atau PT. KTI ada baku. raan d. SK Dirjen
dan 3 bulan
masalah distribusi) c. Tidak sarana PPMPLP
sekali
sehingga tersedianya (IPSRS HK.00.06.6.44
mengganggu layanan untuk / 1993
secara keseluruhan. kebutuhan
keadaan darurat
(cadangan /
emergency)
Pipa distribusi air a. Terjadi ketidak Melengkapi dan memperbaiki Instalasi a. Permenkes RI
baku tidak sesuai akuratan dalam sarana dan prasarana antara pemelihar No 986 / 1992
a. Setiap
dengan jalur pengaturan lain : aan b. Permenkes RI
hari
penggunaan, kondisi jaringan a. Jaringan perpipaan sarana No 416 / 1990
memerik
yang sudah tua distribusi air b. Denah jaringan pemipaan (IPSRS c. Kepmenkes RI
sa outlet
(sudah tidak layak) baku kesetiap No 907 / 2002
– outlet
sehingga banyak unit – unit d. SK Dirjen
(valve)
terjadi kebocoran layanan rumah PPMPLP
b. Tiga
dan dapat sakit HK.00.06.6.44
bulan
mengganggu kualitas b. Terjadi / 1993
sekali
tekanan dan kurangnya
untuk
ketersediaan air baku tekanan yang
memerik
untuk layanan. berdampak tidak
sa
terpenuhinya
jaringan
kebutuhan air
perpipaa
baku kesemua
n
unit – unit
layanan.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 89


Kurang adanya unit – Terjadi tidak a. Bila sumber - Bagian a. Permenkes RI
unit pengolahan air terpenuhinya air menggunakan PDAM (PT. sanitasi No 986 / 1992
baku (porses baku / air KTI) tanpa / dengan pre dan b. Permenkes RI
lanjutan) guna untuk kegunaan khusus – treatment dan / atau K3LH No 416 / 1990
memenuhi sesuai dengan water treatment - Instalasi c. Kepmenkes RI
kesesuaian standar standar yang (koagolasi, pengendapan, pemeliha No 907 / 2002
Setiap hari
untuk layanan yang dibutuhkan. filtrasi dan desinfeksi) raan d. SK Dirjen
atau 3
menggunakan air b. Bila sumber sarana PPMPLP
bulan sekali
kegunaan khusus menggunakan sumur (IPSRS HK.00.06.6.44
dalam dengan / tanpa / 1993
pre – treatment dan /
atau water treatment
(koagolasi, pengendapan,
filtrasi dan desinfeksi).
Kualitas air baku Terjadinya kurang Melakukan pemeriksaan rutin Bagian a. Permenkes RI a. Sebula
tidak baik dan mengetahui kadar secara periodik yang meliputi sanitasi No 986 / 1992 n
kurang memenuhi parameter air baku : dan K3LH b. Permenkes RI sekali
standar yang sesuai yang sesuai dengan a. Parameter fisika No 416 / 1990 untuk
dengan ketentuan baku mutu standar b. Parameter kimia c. Kepmenkes RI param
dan perundangan layanan rumah c. Parameter biologi No 907 / 2002 eter
sakit. d. SK Dirjen bakteri
PPMPLP ologi
HK.00.06.6.44 b. 6 bulan
/ 1993 sekali
untuk
param
eter
kimia.
c. Setiap
hari
untuk
param
eter
suhu,
PH,
dan
sisa
chlor.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 90


Kuantitas air baku a. Akan terjadi Melakukan investigasi dan Instalasi a. Permenkes RI
untuk kebutuhan tidak inventarisasi antara lain : pemelihar No 986 / 1992
layanan kurang terpenuhinya a. Pengaturan distribusi air aan b. Permenkes RI
terpenuhi. kebutuhan air baku sarana No 416 / 1990
baku untuk b. Mendata kebutuhan air (IPSRS) c. Kepmenkes RI
layanan. baku No 907 / 2002 Setiap hari
b. Tidak adanya d. SK Dirjen
pengendalian PPMPLP
volume air baku HK.00.06.6.44
ditiap – tiap unit / 1993
layanan.
Penyediaan air Pompa – pompa Akan menyebabkan Melakukan pemeliharaan dan Instalasi - Permenkes RI
bersih distribusi tidak dapat ketidak lancaran perbaikan instrument pemelihar 986 / 1992
kegunaan berfungsi dengan untuk distribusi air peralatan pendukung air aan - Permenkes RI
khusus untuk baik kegunaan khusus kegunaan khusus antara lain sarana 416 / 1990
kebutuhan antara lain : : (IPSRS) - Kep – menkes
layanan rumah a. Layanan unit a. Memeriksa unit RO RI 907 / 2002
sakit sesuai Hemodialisa (reverse osmosis unit
dengan b. Layanan unit set), ultrafiltrasi,
standar laboratorium purifikasi, destilasi dan
Setiap hari
ketentuan c. Layanan farmasi lain – lain secara
yang berlaku. d. Layanan periodik.
sterilisasi sentral b. Memeriksa komponen
2
(CSSD). pompa dan kelistrikkan.
e. Poli rawat jalan c. Membuat SOP (standar
(poli gigi dll) prosedur operasional)
d. Menyiapkan buku
petunjuk (manual
books) pemeliharaan
Pipa – pipa distribusi Tidak dapat Melakukan pengecekan Instalasi - Permenkes RI
(jenis PPRT dan PVC) mengatur lalu lintas kondisi dan perbaikan pemelihar 986 / 1992
air kegunaan khusus air ke unit – unit instalasi perpipaan (jenis aan - Permenkes RI
Setiap hari
tidak berfungsi pelayanan PPRT, dan PVC) sarana 416 / 1990
dengan baik (IPSRS) - Kep – menkes
RI 907 / 2002

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 91


Kurang memadai unit Tidak terpenuhinya a. Bila sumber Bagian - Permenkes RI
– unit pengolahan air air kegunaan menggunakan PDAM / sanitasi 986 / 1992
(water treatment) khusus sesuai PT. KTI tanpa / harus lingkunga - Permenkes RI
seperti : Reverse standar baik dengan pre – treatment n dan 416 / 1990
osmosis, ultrafiltrasi, kualitas maupun atau water treatment K3LH - Kep – menkes
purifikasi water dll. kuantitas (koagulasi, pengendapan, RI 907 / 2002
filtrasi RO, sand filter,
carbon filter dll). Setiap hari
b. Bila sumber
menggunakan sumur
dalam dengan water
treatment (koagulasi,
pengendapan, filtrasi,
RO, sand filter, carbon
filter, desinfeksi dll)

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 92


Nomor : 1 (Satu)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R3 R1
10 R2 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R5

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R4
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 93


Nomor : 2 (Dua)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 R10 <5 Kecil Diterima

15 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R9
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R8

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R6 R7
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 94


Nomor : 3 (Tiga)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 R14 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R13
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R12

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R15 R11
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 95


Nomor : 4 (Empat)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 R19 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R20
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R17 R18

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R16
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 96


Nomor : 5 (Lima)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R21
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R22

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)

Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 97


Kesimpulan dan Saran :
Seluruh resiko yang diidentifikasi masih masuk dalam kategori rendah (minor) dan sedang (moderat), kecuali untuk resiko :

29. Penggunaan asumsi perhitungan yang keliru / salah pada feasibility Study (FS) pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
30. Desain bangunan lantai 3 (tiga) tidak applicable karena data – data tidak akurat pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
31. Keterlambatan waktu penyelesaian proyek pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih
ketat terhadap program mitigasinya.
32. Terbentuk image yang kurang baik pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat
terhadap program mitigasinya.
33. Ketidaktepatan waktu pengadaan material pekerjaan konstruksi pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan
pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
34. Mutu material tidak sesuai dengan kesepakatan pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang
lebih ketat terhadap program mitigasinya.
35. Pelaksanaan proyek dapat mengganggu kegiatan / proses pelayanan eksisting pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
36. Pemilihan material yang tidak tepat pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat
terhadap program mitigasinya. .
37. Pemilihan kontraktor atau vendor yang tidak sesuai dengan pekerjaannya pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “ Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
38. Terjadinya eskalasi (pemicu) peningkatan anggaran biaya proyek pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 98


pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
39. Terhambatnya pasokan kebutuhan material konstruksi untuk proyek pekerjaannya pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi”
sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
40. Potensi resiko kecelakaan kerja yang sangat tinggi berpengaruh terhadap tujuan perusahaan pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko
Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
41. Program commitioning mundur dari jadwal yang ditetapkan pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan
pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
42. Bed Occupansi Rate (BOR) tidak tercapai pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih
ketat terhadap program mitigasinya.

Catatan (Notes) : Namun dengan demikian semua resiko tinggi (Major) tersebut, masih dalam batas resiko yang dapat ditoleransi oleh perusahaan.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 99


e. Peta Resiko setelah dilakukan Mitigasi (Kriteria Resiko Gabungan) Proyek Lantai 2 – 3 Rumah Sakit Krakatau Medika

20

15 4,73 – 13,00
Dampak (Impact) I

10

0 5 10 15 20

Kemungkinan (Probabilitas) P

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 100


∑ (Jumlah) respon resiko (Mitigasi) 46 Moderat
∑ (Jumlah) sumber resiko 78 Catastropic
X (Average) Hasil Mitigasi 7,59 Rendah

STANDAR KRITERIA PENETAPAN UKURAN RESIKO (AVERAGE MITIGATION)

Skor Kategori Respon resiko

<5 Kecil Diterima

< 10 Rendah Diterima / Dimonitor

10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)

20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)

Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 101


Unit : Sanitasi Kesehatan Lingkungan dan K3 RS Tujuan :
Meningkatkan pengelolaan kesehatan lingkungan rumah sakit agar
Tanggal : dapat menekan / mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan
Analisis Resiko (Seven Page Display) dengan konsentrasi dibawah nilai ambang batas (NAB) yang telah
ditentukan sesuai dengan peraturan perundangan tentang Pengelolaan
(Pengendalian dan Pemantauan) Sanitasi Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit.
MANAJEMEN RESIKO PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT KRAKATAU MEDIKA

Alternatif Respon Pengendalian (Mitigasi)


Probabilitas Respon
Jenis Tingkat
No Sumber Resiko Dampak (kualitatif) (Like – Resiko
Resiko Resiko
Lihood) (RR) Metode PIC Tolok Ukur Frekwensi /
(Otoritas / waktu
Wewenang)

SANITASI PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN RUANG DAN BANGUNAN RUMAH SAKIT. (Page Display 4)

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 102


1 Pengelol Kualitas Tidak mendapatkan - Melakukan pendataan Bagian sanitasi Persyaratan
aan pencahayaan kualitas penerangan kondisi penerangan lingkungan dan pencahayaan
Sanitasi ruangan kurang ruang yang diseluruh ruangan – K3LH Rumah Sakit
Ruang memenuhi memenuhi ruangan rumah sakit.
Permenkes
Bangun persyaratan persyaratan - Melakukan analisa untuk
adalah antara lain : (standar) menyesuaikan kekuatan 986 / 1992
kegiatan a. Ruang rawat Tidak dapat penerangan di ruangan –
manajem inap meningkatkan ruangan seluruh rumah
en untuk b.Ruang rawat kenyamanan dan sakit
mengkoor jalan - Memberikan rekomendasi
mutu pelayanan
dinasikan c. Ruang radiologi untuk penyempurnaan
seluruh d.Ruang tingkat intensitas
aspek laboratorium (kekuatan) penerangan
yang e. Ruang farmasi diruangan – ruangan
terkait f. Ruang loundry rumah sakit.
dalam g.Ruang dapur / Melakukan penyempurnaan 3 bulan sekali
kegiatan, kitchen intensitas (kekuatan)
perencan h.Ruang CSSD penerangan diruangan –
aan, i. Ruang OK
ruangan rumah sakit.
pengukur j. Ruang ICU /
an dan HCU
pengawas k. Ruang NICU /
an PICU
kualitas l. Ruang Utilities /
ruang UPP (IPSRS)
atau m. Ruang
bangunan IGD
di rumah n.Ruang medical
sakit. record /
Sanitasi kearsipan
ruang o. Ruang
bangunan Perkantoran
diupayaka

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 103


n untuk Kualitas Suhu dan - Tidak dapat Melengkapi sarana dan Bagian sanitasi Persyaratan
menciptak Kelembaban menghindari prasarana antara lain : lingkungan dan suhu dan
an suatu diruangan – pertumbuhan a. Memasang dan K3LH dan kelembaban
kondisi ruangan rumah jamur dan bakteri menyesuaikan spesifikasi Instalasi Rumah Sakit
ruang dan sakit belum - b. Air Conditioner sesuai pemeliharaan Permenkes
konstruksi semuanya - Tidak dapat dengan kapasitas dan sarana 986 / 1992
yang berstandar rumah meningkatkan standar suhu dan
3 bulan sekali
nyaman, sakit. dan menambah kelembaban ruangan
bersih kenyamanan c. Melakukan pengaturan
dan sehat pengunjung / udara dengan ventilasi
dilingkung pasien. yang memadai
an rumah d. Melakukan pengaturan
sakit agar dengan dehumidifier dan
tidak Air Conditioner
menimbul Kualitas udara di Tidak dapat Melakukan pengaturan Bagian sanitasi Persyaratan 3 bulan sekali
kan lingkungan sekitar mengurangi bahaya dengan sistem sirkulasi lingkungan dan kualitas
dampak (ambien) rumah pencemaran udara keluar masuk udara dalam K3LH udara Rumah
negatif sakit belum terhadap masyarakat ruangan dengan baik. Sakit
terhadap semuanya disekitar rumah sakit Permenkes
pasien, berstandar rumah 986 / 1992
pengunju sakit.
ng dan Kualitas tingkat Tidak dapat Melakukan upaya – upaya Bagian sanitasi Persyaratan 3 bulan sekali
karyawan kebisingan di menciptakan peredaman pada sumber lingkungan dan tingkat
rumah ruangan – keadaan nyaman dan bising antara lain : K3LH kebisingan
sakit. ruangan rumah ketenangan pasien a. Penanaman pohon Rumah Sakit
Kondisi sakit masih diatas dirumah sakit. (buffer, dan Permenkes
ruangan nilai ambang penghijauan) 986 / 1992
dipengaru batas yang b. Pemasangan wall duct
hi oleh ditetapkan (serat berbahan silikon
kualitas lapis aluminium) (yang
udara, berfungsi sebagai noise
keadaan wall) pada ruangan
bangunan yang mempunyai
dan Desible (DB) > 85
pengatura seperti : mesin genset,
n AC Central dll.
pengguna

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 104


an atau Kualitas - Tidak dapat Melakukan komitmen - Pihak ketiga Persyaratan
penataan kebersihan meningkatkan pelaksanaan kegiatan penge lolaan tingkat
ruang, ruangan – kenyamanan dan kebersihan sesuai SOP cleani ng service kebersihan
bakteri, ruangan rumah keamanan bagi standar kebersihan rumah - Bagian sanitasi Rumah Sakit
virus, sakit belum pasien sakit yaitu : dan K3LH Permenkes
temperatu memenuhi - Tidak dapat a. Membersihkan lantai, 986 / 1992
r atau persyaratan yang meningkatkan dinding dll dengan
kelembab telah ditentukan kepercayaan dan menyapu dan
an dan citra pelayanan desinfektan
pemelihar dirumah sakit. b. Pembersihan 3 bulan sekali
aan - Tidak dapat perlengkapan meubelair
ruangan. meningkatkan medik dan non medik
tingkat estetika di dll ditiap – tiap ruangan
rumah sakit secara periodik.
c. Melakukan sterilisasi
dan desinfeksi lantai,
dinding dll
d. Menata tata letak ruang

Kualitas kadar Tidak dapat Melakukan penukaran - Petugas ruangan Persyaratan


debu diseluruh mengurangi tingkat sirkulasi udara keluar / perawat tingkat kadar
lingkungan rumah nosokomial terhadap dengan sistem manual dan - Bagian Sanitarian debu Rumah 3 bulan sekali
sakit belum pasien / atau elektrical / mekanis. dan K3LH Sakit
memenuhi - Sanitarian Permenkes
persyaratan - Instalasi 986 / 1992
pemeliharaan
sarana (IPSRS)

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 105


Pemantau Kualitas ventilasi / Tidak dapat Melakukan upaya – upaya Petugas ruangan Persyaratan
an sirkulasi udara meningkatkan antara lain : dan IPSRS tingkat
sanitasi diseluruh ruangan kenyamanan disetiap - Pengaturan Air kualitas
kesehata – ruangan ruangan – ruangan Conditioner (AC) untuk ventilasi /
n tertentu rumah sakit. ruangan – ruangan sirkulasi
lingkunga lingkungan rumah yang diperlukan. udara Rumah 3 bulan sekali
n ruang sakit belum - Pengaturan ventilasi Sakit
dan memenuhi udara ruangan – Permenkes
bangunan persyaratan ruangan yang 986 / 1992
diperlukan.
- Pengaturan sirkulasi
udara keluar dengan
sistem mekanis /
elektrikal ataupun
manual
Penataan tata - Tidak dapat Melakukan upaya – upaya Petugas ruangan, Persyaratan
ruang dan tata untuk antara lain : petugas sanitasi tata letak
letak belum meningkatkan - Melakukan pengamatan dan IPSRS. ruangan
2
memenuhi kenyamanan secara visual kerusakan Rumah Sakit
persyaratan dan keamanan dan tata letak sarana Permenkes
3 bulan sekali
dalam dan prasasarana 986 / 1992
pelayanan. (fasilitas).
- Tidak dapat - Melakukan perubahan
untuk tata letak sesuai
meningkatkan dengan ketentuan dan
kemudahan dan kebutuhan.
kelancaran
dalam
pelayanan.
Pengaturan suhu - Tidak dapat Melakukan upaya – upaya Petugas ruangan, Persyaratan
ruangan belum untuk antara lain : petugas sanitasi tingkat
memenuhi meningkatkan - Melakukan pengaturan dan IPSRS. ketentuan
persyaratan kenyamanan suhu dengan kapasitas suhu Rumah 3 bulan sekali
dalam Air Conditioning sesuai Sakit
pelayanan. kebutuhan. Permenkes
- Tidak dapat - Melakukan pengaturan 986 / 1992

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 106


untuk ventilasi udara dengan
menghindari kapasitas jumlah
pertumbuhan ventilasi sesuai
jamur dan kebutuhan baik sistem
bakteri. mekanis / elektrik dan
- Tidak dapat manual.
untuk - Melakukan
meningkatkan pemeliharaan peralatan
ketahanan alat pengaturan suhu (AC,
dalam ruangan. Ventilating Unit dll)
secara periodik.

Pengendalian Tidak dapat - Melakukan pemasangan Petugas IPSRS Persyaratan


jumlah angka mengurangi filter Air Conditioner dan Bagian tingkat
kuman belum terjadinya infeksi dan dehumidifier Sanitasi & K3LH jumlah angka
dapat dilakukan nosokomial disetiap ruangan – kuman
3 bulan sekali
Pemantau penurunan secara ruangan yang Rumah Sakit
an optimal. membutuhkan. Permenkes
sanitasi - Melakukan sterilisasi 986 / 1992
kesehatan ruangan – ruangan
lingkunga Pengendalian Tidak dapat - Melakukan pemasangan Petugas IPSRS Persyaratan
n ruang jamur belum mengurangi filter Air Conditioner dan Bagian tingkat
dan dapat dilakukan terjadinya infeksi dan dehumidifier Sanitasi & K3LH jumlah angka
bangunan penurunan secara nosokomial disetiap ruangan – kuman
optimal ruangan yang Rumah Sakit
membutuhkan. Permenkes
- Melakukan sterilisasi 986 / 1992
ruangan – ruangan

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 107


Nomor : 1 (Satu)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R3 R1
10 R2 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R5

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R4
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 108


Nomor : 2 (Dua)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 R10 <5 Kecil Diterima

15 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R9
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R8

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R6 R7
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 109


Nomor : 3 (Tiga)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 R14 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R13
10 R12 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R15 R11
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 110


Nomor : 4 (Empat)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 R19 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R20
10 R17 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R18

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R16
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 111


Nomor : 5 (Lima)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R21
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R22

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)

Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 112


Kesimpulan dan Saran :
Seluruh resiko yang diidentifikasi masih masuk dalam kategori rendah (minor) dan sedang (moderat), kecuali untuk resiko :

43. Penggunaan asumsi perhitungan yang keliru / salah pada feasibility Study (FS) pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
44. Desain bangunan lantai 3 (tiga) tidak applicable karena data – data tidak akurat pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
45. Keterlambatan waktu penyelesaian proyek pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih
ketat terhadap program mitigasinya.
46. Terbentuk image yang kurang baik pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat
terhadap program mitigasinya.
47. Ketidaktepatan waktu pengadaan material pekerjaan konstruksi pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan
pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
48. Mutu material tidak sesuai dengan kesepakatan pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang
lebih ketat terhadap program mitigasinya.
49. Pelaksanaan proyek dapat mengganggu kegiatan / proses pelayanan eksisting pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
50. Pemilihan material yang tidak tepat pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat
terhadap program mitigasinya. .
51. Pemilihan kontraktor atau vendor yang tidak sesuai dengan pekerjaannya pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “ Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
52. Terjadinya eskalasi (pemicu) peningkatan anggaran biaya proyek pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan
pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 113


53. Terhambatnya pasokan kebutuhan material konstruksi untuk proyek pekerjaannya pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi”
sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
54. Potensi resiko kecelakaan kerja yang sangat tinggi berpengaruh terhadap tujuan perusahaan pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko
Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
55. Program commitioning mundur dari jadwal yang ditetapkan pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan
pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
56. Bed Occupansi Rate (BOR) tidak tercapai pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih
ketat terhadap program mitigasinya.

Catatan (Notes) : Namun dengan demikian semua resiko tinggi (Major) tersebut, masih dalam batas resiko yang dapat ditoleransi oleh perusahaan.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 114


f. Peta Resiko setelah dilakukan Mitigasi (Kriteria Resiko Gabungan) Proyek Lantai 2 – 3 Rumah Sakit Krakatau Medika

20

15 4,73 – 13,00
Dampak (Impact) I

10

0 5 10 15 20

Kemungkinan (Probabilitas) P

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 115


∑ (Jumlah) respon resiko (Mitigasi) 46 Moderat
∑ (Jumlah) sumber resiko 78 Catastropic
X (Average) Hasil Mitigasi 7,59 Rendah

STANDAR KRITERIA PENETAPAN UKURAN RESIKO (AVERAGE MITIGATION)

Skor Kategori Respon resiko

<5 Kecil Diterima

< 10 Rendah Diterima / Dimonitor

10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)

20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)

Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 116


Unit : Sanitasi Kesehatan Lingkungan dan K3 RS Tujuan :
Meningkatkan pengelolaan kesehatan lingkungan rumah sakit agar dapat
Tanggal : Analisis Resiko (Seven Page Display) menekan / mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan dengan
konsentrasi dibawah nilai ambang batas (NAB) yang telah ditentukan sesuai
dengan peraturan perundangan tentang Pengelolaan (Pengendalian dan
Pemantauan) Sanitasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
MANAJEMEN RESIKO PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT KRAKATAU MEDIKA

Alternatif Respon Pengendalian (Mitigasi)


Probabilitas Respon
Tingkat
No Jenis Resiko Sumber Resiko Dampak (kualitatif) (Like – Resiko
Resiko
Lihood) (RR) Metode PIC Tolok Frekwensi
(Otoritas / Ukur / waktu
Wewenang)

SANITASI PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN KESEHATAN LINGKUNGAN LINEN DAN LOUNDRY RUMAH SAKIT. (Page Display 5)

Linen adalah istilah Tingkat kebersihan - Tidak dapat Melakukan upaya – upaya secara Bagian Pedoman
untuk menyebutkan linen belum dapat tercapainya optimal antara lain : sanitasi dan sanitasi
seluruh produk memenuhi persyaratan keamanan dan - Melakukan survey fisik K3LH, PPI Rumah
tekstil yang sesuai dengan kenyamanan buat - Melakukan usap (swap) linen Dan pihak Sakit
1 bulan
dipergunakan di ketentuan yang pemakaianya untuk mengetahui tingkat ketiga yang Indonesia
sekali
rumah sakit yang berlaku. (pasien, perawat, angka kuman secara periodik memenuhi Tahun 2002
3 bulan
meliputi : antara dokter dan tenaga (rutin) persyaratan
sekali
lain diruang medis lainnnya)
perawatan, baju - Tidak dapat
bedah di ruang OK, mencegah terjadinya
baju pasien dan infeksi nosokomial.
1 lain sebagainya. Tingkat kualitas linen - Tidak dapat Melakukan upaya – upaya secara Bagian Pedoman
Pengelolaan dan belum dapat memenuhi tercapainya kualitas optimal antara lain : loundry dan sanitasi
penyelenggaraan persyaratan sesuai linen yang nyaman - Melakukan pemilahan (sortir) pihak ke tiga Rumah
pengadaan linen dengan ketentuan yang dipakai (user). bahan linen. pengelola Sakit
terkait dengan berlaku. - Tidak dapat - Melakukan penataan loundry Indonesia 1 Tahun
aspek sanitasi, mencegah adanya penempatan linen yang baik Tahun 2002 sekali
desinfeksi dan kontaminasinya (ada sistem penyimpanan dan Setiap hari
sterilisasi. kuman. penempatan). Setiap hari
Kebijakan - Tidak dapat - Melakukan penanganan
pengelolaan linen meningkatkan pencucian linen secara benar
harus dilakukan keawetan linen.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 117


sesuai standar dan Tingkat kebersihan alat - Tidak dapat Melakukan upaya – upaya secara Bagian Pedoman
disesuaikan dengan pengangkut linen mencegah terjadinya optimal antara lain : sanitasi dan sanitasi
kondisi linen dan belum memenuhi infeksi nosokomial - Melakukan pemeriksaan K3LH Rumah
3 bulan
kebutuhan rumah persyaratan sesuai - Tidak dapat mikrobiologi kepada Sakit
sekali
sakit atau unit dengan ketentuan yang terciptanya laboratorium yang berserifikat Indonesia
Setiap hari
masing – masing. berlaku. kebersihan alat (terakreditasi) secara periodik. Tahun 2002
per – 3
Tindakan pengangkutan linen - Melakukan survey fisik.
bulan sekali
pengelolaan - Melakukan pemeriksaan
terhadap linen yang kondisi alat angkut.
kotor dibedakan
antara lain yang Kualitas tenaga loundry - Tidak dapat Melakukan upaya – upaya secara - Bagian Pedoman
terinfeksi (infected belum memenuhi terlaksananya optimal antara lain : sanitasi dan sanitasi
linen) dan linen persyaratan yang kelancaran pelayanan - Melakukan analisa pekerjaan K3LH Rumah
yang tidak sesuai dengan loundry secara - Melakukan pemeriksaan - Pihak ketiga Sakit
1 tahun
terkontaminasi. ketentuan yang berkesinambungan. kesehatan secara berkala. pengelola Indonesia
sekali
Dengan demikian berlaku. - Tidak terciptanya - Melakukan pengawasan loundry Tahun 2002
1 tahun
harus dilakukan kondisi kesehatan terhadap penggunaan alat - Poliklinik
sekali
pemisahan linen SDM yang baik pelindung diri (APD). karyawan
1 tahun
sebelum dilakukan - Tidak menjalankan
sekali
pencucian dan ketaatan
tindakan desinfeksi penggunaan Alat
terhadap linen yang Pelindung Diri (APD)
terinfeksi.
Kuantitas dan kualitas Tidak tersedianya linen Melakukan upaya – upaya secara Bagian Pedoman
chemical loundry yang memenuhi optimal antara lain : loundry dan sanitasi
kurang memenuhi persyaratan dan - Melakukan pendataan kualitas pihak ke tiga Rumah 3 bulan
persyaratan yang pemakaian chemical dan kuantitas linen dan bahan pengelola Sakit sekali
sesuai dengan yang benar. chemical. loundry dan Indonesia 3 bulan
ketentuan yang berlaku - Pendataan Chemical (baik dari bagian Tahun 2002 sekali
sisi MSDS dan persyaratan sanitasi &
lainnya). K3LH

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 118


Tempat penyimpanan Tidak dapat Melakukan upaya – upaya secara - Bagian - Persyarat
linen belum memadai meningkatkan optimal antara lain : loundry dan an tingkat
yang sesuai dengan keamanan bagi pemakai - Melakukan inventarisasi jenis pihak ketiga jumlah
persyaratan. linen. pengelola angka
- Melakukan pemeriksaan angka loundry. kuman
kuman ruangan - Bagian Rumah
- Pemeriksaan suhu dan sanitasi dan Sakit Setiap hari
kelembaban K3LH. Permenke 3 bulan
- Melengkapi jumlah tempat s 986 / sekali
penyimpanan linen sesuai 1992 3 bulan
dengan kebutuhan. - Pedoman sekali
sanitasi
Rumah
Sakit
Indonesia
Tahun
2002
Pemantauan Tata ruang linen dan Belum dapat terciptanya Melakukan upaya – upaya secara Bagian - Persyarat
kegiatan linen dan loundry belum dapat keamanan dan optimal antara lain : sanitasi dan an tata
loundry dirumah memenuhi sesuai kenyamanan pekerja - Melakukan pemeriksaan K3LH ruang
sakit dengan persyaratan. dan kondisi linen tidak tekanan udara. linen dan
baik - Melakukan pemeriksaan loundry
kelembaban dan suhu Rumah
- Melakukan pemeriksaan Sakit
kebisingan Permenke 3 bulanan
2 s 986 / 3 bulanan
1992 3 bulanan
- Pedoman
sanitasi
Rumah
Sakit
Indonesia
Tahun
2002

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 119


Pengemasan dan - Tidak dapat Melakukan upaya – upaya secara Bagian - Persyarat
pensoltiran linen terciptanya linen optimal antara lain : loundry dan an tata
kurang memenuhi yang bersih - Melakukan pengemasan linen pihak ketiga cara cara
persyaratan - Tidak dapat dengan benar sesuai SOP. pengelola pengema
menghindari - Melakukan pemilahan jenis loundry san dan
terjadinya maupun linen kotor dan bersih pemilaha
kontaminasi linen - Melakukan pemeriksaan linen n linen
kotor dan bersih dan
loundry
Rumah
Sakit Setiap hari
Permenke
s 986 /
1992
- Pedoman
sanitasi
Rumah
Sakit
Indonesia
Tahun
2002
Tingkat kebersihan Kurang memenuhi Melakukan upaya – upaya secara Bagian - Persyarat
linen kurang memenuhi terciptanya linen yang optimal antara lain : sanitasi dan an tingkat
persyaratan memenuhi standar - Melakukan pengawasan K3LH kebersiha
secara baik. dan pihak n linen
- Melakukan pengukuran ketiga dan
dengan swab rutin secara pengelola loundry
periodik loundry Rumah
Sakit
Permenke 1 bulan
s 986 / sekali
1992
- Pedoman
sanitasi
Rumah
Sakit
Indonesia
Tahun
2002

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 120


Kualitas linen kurang Tidak dapat mencegah Melakukan upaya – upaya secara Bagian - Persyarat
baik dan tidak secara dini kerusakan optimal antara lain : sanitasi dan an tata
memenuhi persyaratan linen - Melakukan pengawasan K3LH cara linen
secara baik. dan pihak dan
- Melakukan pengukuran ketiga loundry
dengan swab rutin secara pengelola Rumah
periodik loundry Sakit
Permenke
1 bulan
s 986 /
sekali
1992
- Pedoman
sanitasi
Rumah
Sakit
Indonesia
Tahun
2002
Tingkat kebersihan - Tidak dapat Melakukan upaya – upaya secara Bagian - Persyarat
peralatan pengangkut terciptanya linen optimal antara lain : sanitasi dan an tingkat
linen kurang memenuhi yang memenuhi - Melakukan pengawasan K3LH kebersiha
persyaratan standar. secara baik. dan pihak n
- Tidak dapat - Melakukan pengukuran ketiga peralatan
terlaksananya dengan swab rutin secara pengelola pengangk
pemisahan linen periodik loundry ut linen
kotor dan bersih. dan
loundry
Rumah
Sakit Setiap hari
Permenke
s 986 /
1992
- Pedoman
sanitasi
Rumah
Sakit
Indonesia
Tahun
2002

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 121


Kualifikasi dan prosedur Tidak dapat terciptanya Melakukan upaya – upaya secara Bagian - Persyarat
pelaksanaan kegiatan pelaksanaan pekerjaan optimal antara lain : sanitasi dan an tata
loundry belum sesuai dengan prosedur. - Melakukan pengawasan K3LH cara dan
memenuhi persyaratan secara baik. dan pihak prosedur
(Tenaga Loundry / - Melakukan pengukuran ketiga linen dan
SDM) dengan swab rutin secara pengelola loundry
periodik loundry Rumah
Sakit
Permenke 3 bulan
s 986 / sekali
1992
- Pedoman
sanitasi
Rumah
Sakit
Indonesia
Tahun
2002
Pemakaian dan Tidak dapat Melakukan upaya – upaya secara Bagian - Persyarat
penggunaan bahan terlaksanannya optimal antara lain : sanitasi dan an
chemical untuk proses pemakaian dan - Melakukan pengawasan K3LH pemakaia
loundry kurang penggunaan bahan secara baik. dan pihak n bahan
memenuhi persyaratan. chemical secara benar - Melakukan pengukuran ketiga chemical
sesuai standar. dengan swab rutin secara pengelola loundry
periodik loundry dan linen
Rumah
Sakit
3 bulan
Permenke
sekali
s 986 /
1992
- Pedoman
sanitasi
Rumah
Sakit
Indonesia
Tahun
2002

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 122


Menataan tata ruang Tidak dapat terciptanya Melakukan upaya – upaya secara Bagian - Persyarat
loundry dan linen kondisi ruang yang optimal antara lain : sanitasi dan an tata
kurang memenuhi memenuhi persyaratan - Melakukan pengawasan K3LH ruang
persyaratan dan kenyamanan. secara baik. dan pihak linen dan
- Melakukan penyuluhan ketiga loundry
(supervisi) tata ruang sesuai pengelola Rumah
persyaratan yang berlaku. loundry Sakit
Permenke
3 bulan
s 986 /
sekali
1992
- Pedoman
sanitasi
Rumah
Sakit
Indonesia
Tahun
2002
Sistem pengemasan Tidak dapat Melakukan upaya – upaya secara Bagian - Persyarat
linen belum memenuhi mempermudah optimal antara lain : sanitasi dan an tata
syarat dan ketentuan distribusi linen - Melakukan pengawasan K3LH ruang
secara baik. dan pihak linen dan
- Melakukan penyuluhan ketiga loundry
(supervisi) tata ruang sesuai pengelola Rumah
persyaratan yang berlaku. loundry Sakit
Permenke
s 986 / Setiap hari
1992
- Pedoman
sanitasi
Rumah
Sakit
Indonesia
Tahun
2002

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 123


Nomor : 1 (Satu)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R3 R1
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R2 R5

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R4
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 124


Nomor : 2 (Dua)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 R10 <5 Kecil Diterima

15 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R9
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R8

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R6 R7
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 125


Nomor : 3 (Tiga)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 R14 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R13
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R12

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R15 R11
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 126


Nomor : 4 (Empat)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 R19 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R20
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R17 R18

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R16
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 127


Nomor : 5 (Lima)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R21
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R22

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)

Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 128


Kesimpulan dan Saran :
Seluruh resiko yang diidentifikasi masih masuk dalam kategori rendah (minor) dan sedang (moderat), kecuali untuk resiko :

57. Penggunaan asumsi perhitungan yang keliru / salah pada feasibility Study (FS) pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
58. Desain bangunan lantai 3 (tiga) tidak applicable karena data – data tidak akurat pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
59. Keterlambatan waktu penyelesaian proyek pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih
ketat terhadap program mitigasinya.
60. Terbentuk image yang kurang baik pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat
terhadap program mitigasinya.
61. Ketidaktepatan waktu pengadaan material pekerjaan konstruksi pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan
pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
62. Mutu material tidak sesuai dengan kesepakatan pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang
lebih ketat terhadap program mitigasinya.
63. Pelaksanaan proyek dapat mengganggu kegiatan / proses pelayanan eksisting pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
64. Pemilihan material yang tidak tepat pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat
terhadap program mitigasinya. .
65. Pemilihan kontraktor atau vendor yang tidak sesuai dengan pekerjaannya pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “ Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
66. Terjadinya eskalasi (pemicu) peningkatan anggaran biaya proyek pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan
pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
67. Terhambatnya pasokan kebutuhan material konstruksi untuk proyek pekerjaannya pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi”

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 129


sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
68. Potensi resiko kecelakaan kerja yang sangat tinggi berpengaruh terhadap tujuan perusahaan pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko
Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
69. Program commitioning mundur dari jadwal yang ditetapkan pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan
pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
70. Bed Occupansi Rate (BOR) tidak tercapai pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih
ketat terhadap program mitigasinya.

Catatan (Notes) : Namun dengan demikian semua resiko tinggi (Major) tersebut, masih dalam batas resiko yang dapat ditoleransi oleh perusahaan.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 130


g. Peta Resiko setelah dilakukan Mitigasi (Kriteria Resiko Gabungan) Proyek Lantai 2 – 3 Rumah Sakit Krakatau Medika

20

15 4,73 – 13,00
Dampak (Impact) I

10

0 5 10 15 20

Kemungkinan (Probabilitas) P

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 131


∑ (Jumlah) respon resiko (Mitigasi) 46 Moderat
∑ (Jumlah) sumber resiko 78 Catastropic
X (Average) Hasil Mitigasi 7,59 Rendah

STANDAR KRITERIA PENETAPAN UKURAN RESIKO (AVERAGE MITIGATION)

Skor Kategori Respon resiko

<5 Kecil Diterima

< 10 Rendah Diterima / Dimonitor

10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)

20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)

Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 132


Unit : Sanitasi Kesehatan Lingkungan dan K3 RS Tujuan :
Meningkatkan pengelolaan kesehatan lingkungan rumah sakit agar dapat
Tanggal : Analisis Resiko (Seven Page Display) menekan / mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan dengan
konsentrasi dibawah nilai ambang batas (NAB) yang telah ditentukan sesuai
dengan peraturan perundangan tentang Pengelolaan (Pengendalian dan
Pemantauan) Sanitasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
MANAJEMEN RESIKO PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT KRAKATAU MEDIKA

Alternatif Respon Pengendalian (Mitigasi)


Probabilitas Respon
Tingkat
No Jenis Resiko Sumber Resiko Dampak (kualitatif) (Like – Resiko
Resiko
Lihood) (RR) Metode PIC Tolok Frekwensi
(Otoritas / Ukur / waktu
Wewenang)

SANITASI PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN MAKANAN DAN MINUMAN (MAKMIN) RUMAH SAKIT. (Page Display 6)

Pengelolan Sistem penerimaan Bahan makanan dan Melakukan upaya – upaya antara Dibentuk TIM
Penyehatan bahan makanan dan minuman yang diterima lain : yang terdiri
makanan dan minuman belum belum dapat yang - Melakukan uji organoleptik dari :
minuman yang memenuhi persyaratan. berkualitas baik. secara rutin. - Petugas
kurang baik adalah - Melakukan pemantauan sanitasi
Standart
salah satu kualitas bahan secara ketat. - Petugas gizi
1 Organolep Setiap hari
penyebab - Petugas
tik
terjadinya infeksi gudang
nosokomial adalah (logistik)
melalui makanan - Pihak ketiga
yang disajikan pengelola
kepada pasien, dapur

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 133


penyakit yang Sistem penyimpanan Tidak dapat menjaga Melakukan upaya – upaya antara Dibentuk TIM a. Penyi
ditularkan melalui bahan makanan dan bahan makanan dan lain : yang terdiri mpana
makanan dapat minuman kurang minuman agar tidak - Melakukan kontrol suhu dari : n
terjadi jika memenuhi persyaratan. berubah kualitas. ruangan sesuai dengan - Petugas bahan
makanan yang persyaratan. sanitasi makan
dikonsumsi - Intensitas pengendalian first in - Petugas gizi an
mengandung dan first out (FIFO) harus - Petugas dan
sejumlah besar baik. gudang minu
mikroorganisme - Melakukan insect dan rodent (logistik) man
tertentu atau toksin proof. - Pihak ketiga basah
mikrobial. Mikro pengelola 100C.
organisme yang dapur b. Penyi
paling sering mpana
menimbulkan n
penyakit melalui bahan
makanan adalah minu Setiap hari
Salmonella (hampir man
80% kasus), dan
dengan dosis makan
infektif sekitar an
10.000 organisme kering
pada orang sehat, pada
adanya salmonella, suhu
staphylococcus ruang
aureus dan an.
clostridium c. Penyi
perferingens yang mpana
sering mencemari n
daging, ikan, telur, bahan
dan susu mentah beku
tetapi tidak selalu – 100C
menimbulkan Sistem penyimpanan Tidak dapat menjaga Melakukan pembuatan dan Indikator
penyakit, namun peralatan dapur kurang kebersihan peralatan dn pemakaian alat pengering secara semua
jika kuman – memenuhi persyaratan. perlengkapan keperluan alami, tidak boleh disimpan peralatan
kuman tersebut dapur ditempat tertutup bebas dari dapur
dapat berkembang serangga dan tikus. dalam
Petugas Gizi
biak dengan cepat keadaan Setiap hari
Rumah Sakit.
maka kemungkinan bersih,
infeksi nosokomial tidak
dapat terjadi dan bernoda
kemungkinan pula dan tidak
dapat menimbulkan berbau

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 134


penyakit serius. Sistem pencucian a. Bahan makanan dan Melakukan upaya – upaya antara - Tidak
- Pengelolaan bahan makanan dan minuman tidak lain : mengan
bahan makanan minuman kurang terbebas dari - Melakukan pencucian bahan dung
dan minuman memenuhi persyaratan mikroorganisme makanan dan minuman bakteri
jadi harus patogen dengan air mengalir. patogen
memenuhi b. Peralatan pengolahan - Melakukan perendaman dalam - Tidak
standar makanan dan larutan kimia kalium mengan
kesehatan dan minuman tidak permanganat 0,02% atau dung
sesuai dengan memenuhi syarat. dalam rendaman air mendidih spora
Petugas gizi
prosedur yang sebelum mengolah sayuran jamur.
dan pihak ke
telah ditetapkan dan / atau buah dalam - Tidak Setiap hari
tiga pengelola
serta dapat beberapa detik. mengan
dapur
dipertanggung - Menggunakan air panas (suhu dung
jawabkan supaya 820 C) untuk merendam panci bakteri
makanan dan atau alat masak lainnya patogen
minuman selama 2 menit atau 1000C - Tidak
tersebut tidak selama 1 menit atau mengan
menjadi media - Peralatan makan dibilas dung
penularan dengan air kaporit 50 Ppm spora
penyakit untuk desinfeksi selama 2 jamur
sehingga menit.
kualitasnya dapat Petugas (SDM) a. Akan timbul Memastikan setiap petugas dapur
terjaga dengan Peracikan dan / atau terjadinya cross memiliki surat keterangan sehat
baik sehingga pengolahan, infektion sesuai persyaratan yang berlaku
dapat membantu pewadahan dan b. Akan timbul antara lain :
upaya penyajian kurang atau terkontaminasinya - Bebas dari penyakit infeksi,
Makanan
penyembuhan belum memenuhi racikan bersih penyakit kulit, bisul, luka Petugas gizi
selalu
pasien di rumah persyaratan c. Kelengkapan pakaian terbuka dan ISPA. dan pihak ke
bersih Setiap hari
sakit. kerja kurang baik - Tangan selalu dicuci bersih, tiga pengelola
dan
- Dengan demikian dalam keadaan kuku dipotong pendek, bebas dapur
hygienis
pengelolaan bersih, rambut tidak kosmetik dan berperilaku
penyehatan pendek, dan tubuh hygienis.
makanan dan tidak bebas dari
minuman di perhiasan.
rumah sakit

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 135


menjadi sangat Penanganan sampah Keadaan / kondisi Sampah hasil peracikan makanan Bersih,
penting. domestik (sisa proses ruangan dapur tidak dikumpulkan pada tempat yang Petugas gizi bebas
dapur) kurang bersih dan nyaman . telah ditentukan, dan dapat bebas dan pihak ke serangga
memenuhi persyaratan serangga dan tikus. tiga pengelola dan tikus
Setiap hari
dapur serta serta
cleaning bebas bau
service. tidak
sedap
Tingkat kebersihan a. Tidak dapat - Membersihkan dan dengan Rapih,
diruang dapur kurang meningkatkan menyapu serta melakukan bersih,
memenuhi persyaratan. kenyamanan dan desinfeksi lantai secara rutin. Petugas gizi, penuruna
keamanan. - Sterilisasi dan desinfeksi petugas n angka
b. Tidak dapat ruang. cleaning kuman, Setiap hari
meningkatkan - Melakukan rounde service, Sesuai 1x
kepercayaan dan (penyuluhan dan supervisi) petugas standar perbulan
citra pelayanan kepada petugas dapur. sanitasi, pedoman Setiap hari
dirumah sakit. IPSRS, dan sanitasi 1x
c. Tidak dapat pihak ketiga rumah perbulan
meningkatkan pengelola sakit dan
estetika rumah sakit. dapur gizi
rumah
sakit.
Tingkat Kadar debu Tidak dapat Melakukan upaya – upaya antara Sesuai
ruangan dapur belum mengurangi terjadinya lain melengkapi fasilitas standar
memenuhi persyaratan infeksi nosokomial penukaran sirkulasi udara. pedoman
(masih diatas nilai terhadap pasien ketentuan
Bagian Sanitasi
ambang batas yang yang 1 x per –
dan K3LH dan
telah) ditetapka bulan
IPSRS
n tentang
sanitasi
rumah
sakit

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 136


Ventilasi / sirkulasi Tidak dapat Melakukan upaya – upaya antara
udara belum memenuhi meningkatkan lain : Sesuai
persyaratan. kenyamanan disetiap - Melakukan pengaturan Air standar
ruangan rumah sakit. Conditioner untuk ruangan. Bagian sanitasi pedoman
- Melakukan pengaturan dan K3LH, ketentuan
ventilasi udara ruangan. IPSRS dan yang 1 x per -
- Melakukan pengaturan Pihak Ketiga ditetapka bulan
sirkulasi udara keluar. pengelo- la n tentang
dapur sanitasi
rumah
sakit
Tingkat Suhu dalam a. Tidak dapat untuk Melakukan upaya – upaya antara
ruangan belum meningkatkan lain :
Sesuai
memenuhi persyaratan. kenyamanan dalam - Melakukan pengaturan dengan
standar
pelayanan. Air Conditioner (AC).
Bagian sanitasi pedoman
b. Tidak dapat untuk - Melakukan pemasangan dan
dan K3LH, ketentuan
menghindari melengkapi ventilasi udara.
IPSRS dan yang 1 x per -
pertumbuhan jamur
Pihak Ketiga ditetapka bulan
dan bakteri.
pengelo- la n tentang
c. Tidak dapat untuk
dapur sanitasi
meningkatkan
rumah
ketahanan alat dalam
sakit
ruangan.

Tingkat angka kuman Tidak dapat untuk Melakukan upaya – upaya antara Sesuai
dalam ruangan belum mengurangi infeksi lain : standar
memenuhi persyaratan. nosokomial - Melakukan pemasangan filter Bagian sanitasi pedoman
Air Conditioner (AC). dan K3LH, ketentuan
- Melakukan sterilisasi ruangan IPSRS dan yang 1 x per -
secara periodik. Pihak Ketiga ditetapka bulan
pengelo- la n tentang
dapur sanitasi
rumah
sakit

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 137


Tingkat jamur dalam Tidak dapat mengurangi Melakukan upaya – upaya antara Sesuai
ruangan belum infeksi nosokomial. lain : standar
memenuhi persyaratan - Melakukan pemasangan filter Bagian sanitasi pedoman
Air Conditioning (AC) dan dan K3LH, ketentuan
Dehumidifier. IPSRS dan yang 1 x per -
- Melakukan sterilisasi ruangan. Pihak Ketiga ditetapka bulan
pengelo- la n tentang
dapur sanitasi
rumah
sakit
Penyehatan Lokasi bangunan dan Tidak dapat kondisi Melakukan upaya – upaya antara Sesuai
makanan dan fasilitas belum bersih, rapi dan lain : standar
minuman di dapur memenuuhi terpelihara - Melakukan usap (swab) lantai pedoman
Rumah Sakit. persyaratan secara periodik ketentuan Usap lantai
- Melakukan pengecekan rutin Bagian sanitasi yang 1 x per –
dengan check list. dan K3LH ditetapka bulan
n tentang setiap hari
sanitasi
rumah
sakit
Pencahayaan ruangan Akan menimbulkan Melakukan pengukuran Sesuai
belum memenuhi bayangan, akan terjadi pencahayaan dengan memakai standar
persyaratan silau, tidak fokus. alat lux meter. pedoman
ketentuan
Bagian sanitasi yang 1 x per –
2
dan K3LH ditetapka bulan
n tentang
sanitasi
rumah
sakit
Penghawaan ruangan Tidak dapat suasana Melakukan upaya – upaya antara Sesuai
belum memenuhi nyaman, sikulasi udara lain : standar
persyaratan. kurang baik - Melakukan pengaturan Air pedoman
Conditioner (AC). ketentuan
- Melakukan pemasangan Bagian sanitasi yang 1 x per –
exhaus fan sesuai kebutuhan. dan K3LH ditetapka bulan
- Melakukan pemasangan n tentang
siatem ventilasi sesuai sanitasi
kebutuhan. rumah
sakit

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 138


Kuallitas dan Kuantitas Jumlah belum Melakukan upaya – upaya antara Sesuai
air bersih belum mencukupi, kualitas air lain : standar
mencukupi belum sesuai dengan - Melakukan uji laboratorium pedoman
peraturan – peraturan (bersertifikat) ketentuan
yang berlaku. - Kontrak dengan instansi atau Bagian sanitasi yang 1 x per –
perusahaan PAM / PT. KTI dan K3LH ditetapka bulan
n tentang
sanitasi
rumah
sakit
Penanganan air kotor Terdapat genangan dan Melakukan upaya – upaya antara Air kotor
belum memenuhi tidak lancar. lain : mengalir
persyaratan - Membersihkan grees trap Bagian sanitasi lancar
Setiap hari
secara rutin. dan K3LH dan tidak
- Melakukan penggelontoran menimbul
saluran air kotor secara rutin. kan bau
Fasilitas cuci tangan Jumlah tidak cukup, Melakukan upaya – upaya antara Sesuai
dan toilet belum tidak mudah dibersihkan lain : standar
memenuhi persyaratan dan tidak nyaman - Melakukan pengontrollan pedoman
dipergunakan atau fasilitas cuci tangan agar siap ketentuan
dipakai. pakai. Bagian sanitasi yang 3 (tiga)
- Melakukan pengontrollan dan K3LH ditetapka bulan sekali
fasilitas toilet agar siap pakai n tentang
sanitasi
rumah
sakit
Penanganan Tidak tersedia tempat Melakukan upaya – upaya antara Dapur
pembuangan sampah sampah dalam jumlah lain : bersih
belum memenuhi yang mencukupi dan - Melakukan pengontrolan bak dari
persyaratan. yang dilapisi kantung sampah. sampah,
Bagian sanitasi
plastik, tidak bebas dari - Melakukan pengontrolan tidak ada Setiap hari
dan K3LH
bau, serta binatang frekuensi pembuangan binatang
pengganggu. sampah penggang
gu dan
tidak bau

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 139


Personal hygiene belum Kondisi perilaku untuk Melakukan upaya – upaya antara
memenuhi persyaratan pengolah makanan tidak lain :
sehat dan bersih - Melakukan medical check up Mendapat
(MCU) kepada setiap personil. Bagian sanitasi kan 2 (dua) kali
- Melakukan rectal swab dan dan K3LH rekomend per – tahun
usap tangan kepada setiap asi sehat
personil.
- Melakukan checklist perilaku.
Kualitas makanan yang Makanan tercemar Melakukan upaya – upaya antara Sesuai
akan disajikan kepada bakteri patogen, bahan lain : standar
pasien belum kimia berbahaya dan - Melakukan uji laboratorium pedoman
memenuhi persyaratan tidak memenuhi yang memenuhi persyaratan. ketentuan
persyaratan - Melakukan pemantauan Bagian sanitasi yang 1 x per –
kualitas makanan. dan K3LH ditetapka bulan
n tentang
sanitasi
rumah
sakit
Peralatan makan dan Peralatan makanan akan Melakukan upaya – upaya antara Sesuai
masak belum sesuai terjadi mengandung lain : standar
dengan standar dan spora jamus dan bakteri - Melakukan uji laboratorium pedoman
persyaratan. dan tidak memenuhi yang memenuhi persyaratan. ketentuan
persyaratan - Melakukan pemantauan Bagian sanitasi yang 1 x per –
kualitas makanan. dan K3LH ditetapka bulan
n tentang
sanitasi
rumah
sakit

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 140


Nomor : 1 (Satu)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R3 R1
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R2 R5

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R4
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 141


Nomor : 2 (Dua)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 R10 <5 Kecil Diterima

15 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R9
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R8

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R6 R7
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 142


Nomor : 3 (Tiga)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 R14 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R13
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R12

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R15 R11
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 143


Nomor : 4 (Empat)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 R19 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R20
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R17 R18

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R16
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 144


Nomor : 5 (Lima)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R21
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R22

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)

Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 145


Kesimpulan dan Saran :
Seluruh resiko yang diidentifikasi masih masuk dalam kategori rendah (minor) dan sedang (moderat), kecuali untuk resiko :

71. Penggunaan asumsi perhitungan yang keliru / salah pada feasibility Study (FS) pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
72. Desain bangunan lantai 3 (tiga) tidak applicable karena data – data tidak akurat pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
73. Keterlambatan waktu penyelesaian proyek pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih
ketat terhadap program mitigasinya.
74. Terbentuk image yang kurang baik pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat
terhadap program mitigasinya.
75. Ketidaktepatan waktu pengadaan material pekerjaan konstruksi pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan
pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
76. Mutu material tidak sesuai dengan kesepakatan pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang
lebih ketat terhadap program mitigasinya.
77. Pelaksanaan proyek dapat mengganggu kegiatan / proses pelayanan eksisting pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
78. Pemilihan material yang tidak tepat pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat
terhadap program mitigasinya. .
79. Pemilihan kontraktor atau vendor yang tidak sesuai dengan pekerjaannya pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “ Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
80. Terjadinya eskalasi (pemicu) peningkatan anggaran biaya proyek pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan
pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
81. Terhambatnya pasokan kebutuhan material konstruksi untuk proyek pekerjaannya pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi”

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 146


sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
82. Potensi resiko kecelakaan kerja yang sangat tinggi berpengaruh terhadap tujuan perusahaan pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko
Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
83. Program commitioning mundur dari jadwal yang ditetapkan pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan
pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
84. Bed Occupansi Rate (BOR) tidak tercapai pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih
ketat terhadap program mitigasinya.

Catatan (Notes) : Namun dengan demikian semua resiko tinggi (Major) tersebut, masih dalam batas resiko yang dapat ditoleransi oleh perusahaan.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 147


h. Peta Resiko setelah dilakukan Mitigasi (Kriteria Resiko Gabungan) Proyek Lantai 2 – 3 Rumah Sakit Krakatau Medika

20

15 4,73 – 13,00
Dampak (Impact) I

10

0 5 10 15 20

Kemungkinan (Probabilitas) P

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 148


∑ (Jumlah) respon resiko (Mitigasi) 46 Moderat
∑ (Jumlah) sumber resiko 78 Catastropic
X (Average) Hasil Mitigasi 7,59 Rendah

STANDAR KRITERIA PENETAPAN UKURAN RESIKO (AVERAGE MITIGATION)

Skor Kategori Respon resiko

<5 Kecil Diterima

< 10 Rendah Diterima / Dimonitor

10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)

20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)

Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 149


Unit : Sanitasi Kesehatan Lingkungan dan K3 RS Tujuan :
Meningkatkan pengelolaan kesehatan lingkungan rumah sakit agar
Tanggal : dapat menekan / mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan
Analisis Resiko (Seven Page Display) dengan konsentrasi dibawah nilai ambang batas (NAB) yang telah
ditentukan sesuai dengan peraturan perundangan tentang Pengelolaan
(Pengendalian dan Pemantauan) Sanitasi Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit.
MANAJEMEN RESIKO PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT KRAKATAU MEDIKA

Alternatif Respon Pengendalian (Mitigasi)


Probabilitas Respon
Tingkat
No Jenis Resiko Sumber Resiko Dampak (kualitatif) (Like – Resiko
Resiko
Lihood) (RR) Metode PIC Tolok Frekwe
(Otoritas / Ukur nsi /
Wewenang) waktu

SANITASI PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN PEMANTAUN SERANGGA DAN BINATANG PENGGANGGU RUMAH SAKIT. (Page Display 7)
Pengendalian Pengendalian nyamuk Tidak dapat mengetahui Melakukan upaya – upaya antara
Serangga dan pada ruang rawat inap tingkat populasi lain survey dan pengukuran
binatang belum memenuhi Bagian
pengganggu (tikus, persyaratan House 1 bulan
sanitasi dan
kucing, anjing dll) index sekali
K3LH
merupakan
masalah routine di
rumah sakit,
serangga dan Pengendalian lalat pada Tidak dapat mengetahui Melakukan upaya – upaya antara Tingkat
binatang ruang rawat inap tingkat populasi lain survey dan pengukuran kepadata
1 Bagian
pengganggu (tikus, maupun diruang n lalat per 1 bulan
sanitasi dan
kucing, anjing dll) penunjang lainnya – 30 sekali
K3LH
dapat menjadi belum memenuhi menit <
pembawa penyakit persyaratan 20 menit
yang penting Pengendalian kecoa Tidak dapat mengetahui Melakukan upaya – upaya antara
(berbahaya / pada ruang rawat inap tingkat populasi lain survey dan pengukuran
Bagian
menular), sekaligus maupun diruang meminim 1 bulan
sanitasi dan
menimbulkan penunjang lainnya alisasi sekali
K3LH
kerugian dari sisi belum memenuhi
persyaratan

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 150


aspek ekonomi Pengendalian kecoa Tidak dapat mengetahui Melakukan upaya – upaya antara
(asset – asset pada ruang rawat inap tingkat populasi lain survey dan pengukuran
Bagian
antara lain : maupun diruang meminim 1 bulan
sanitasi dan
kerusakan penunjang lainnya alisasi sekali
K3LH
dokumen penting, belum memenuhi
sarana, prasarana persyaratan
dan peralatan) di Pengendalian rayap Tidak dapat mengetahui Melakukan upaya – upaya antara
rumah sakit. pada ruang rawat inap tingkat populasi lain survey dan pengukuran
Karena kebiasaan Bagian
maupun diruang meminim 1 bulan
hidupnya, serangga sanitasi dan
penunjang lainnya alisasi sekali
dan binatang K3LH
belum memenuhi
pengganggu (tikus, persyaratan
kucing, anjing dll) Pengendalian kutu Tidak dapat mengetahui Melakukan upaya – upaya antara
dapat menimbulkan busuk pada ruang tingkat populasi lain survey dan pengukuran
gangguan rawat inap maupun
kesehatan dan juga diruang penunjang
dapat lainnya
memindahkan Bagian
belum memenuhi meminim 1 bulan
kuman secara sanitasi dan
alisasi sekali
mekanis baik K3LH
langsung melalui
makanan atau
bahan makanan,
maupun tidak persyaratan
langsung dengan Pengendalian tikus Tidak dapat mengetahui Melakukan upaya – upaya antara
mengkontaminasi pada ruang rawat inap tingkat populasi lain survey dan pengukuran
peralatan maupun diruang Bagian
pengolahan meminim 1 bulan
penunjang lainnya sanitasi dan
makanan serta alisasi sekali
belum memenuhi K3LH
secara biologis persyaratan
dapat menjadi
vektor beberapa Pengendalian kucing Tidak dapat mengetahui Melakukan upaya – upaya antara
penyakit tertentu. pada ruang rawat inap tingkat populasi lain survey dan pengukuran
Beberapa penyakit maupun diruang Bagian
penting yang dapat meminim 1 bulan
penunjang lainnya sanitasi dan
ditularkan atau alisasi sekali
belum memenuhi K3LH
disebarkan antara persyaratan
lain : demam

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 151


berdarah, malaria, Pengendalian semut Tidak dapat mengetahui Melakukan upaya – upaya antara
disentri, pess, pada ruang rawat inap tingkat populasi lain survey dan pengukuran
shamonellosis dan maupun diruang Bagian
meminim Setiap
lain – lain, penunjang lainnya sanitasi dan
alisasi hari
disamping itu belum memenuhi K3LH
keberadaan persyaratan
serangga dan
binatang Pengendalian laba – Tidak dapat mengetahui Melakukan upaya – upaya antara
pengganggu (tikus, laba pada ruang rawat tingkat populasi lain survey dan pengukuran
kucing, anjing dll) inap maupun diruang Bagian
meminim Setiap
dapat menimbulkan penunjang lainnya sanitasi dan
alisasi hari
kerugian ekonomi belum memenuhi K3LH
karena merusak persyaratan
bahan pangan,
dokumen penting, Pengendalian ulat Tidak dapat mengetahui Melakukan upaya – upaya antara
alat – alat rumah pada ruang rawat inap tingkat populasi lain survey dan pengukuran
sakit seperti : linen, maupun diruang Bagian
meminim 6
peralatan medik penunjang lainnya sanitasi dan
alisasi bulanan
(kedokteran / belum memenuhi K3LH
kesehatan), persyaratan
peralatan kantor,
peralatan rumah Pengendalian tawon Tidak dapat mengetahui Melakukan upaya – upaya antara
tangga, jaringan pada ruang rawat inap tingkat populasi lain survey dan pengukuran
listrik, menggangu maupun diruang
pasien / penunjang lainnya Tergant
pengunjung dan belum memenuhi Bagian ung
lain sebagainya. persyaratan meminim
sanitasi dan kondisi
alisasi
K3LH dan
situasi

Mengingat kerugian Pengendalian serangga - Tidak dapat Menekan Melakukan upaya – upaya antara
dan kemungkinan dan binatang kepadatan nyamuk lain :
bahaya yang akan pengganggu yaitu - Belum dapat - Pengendalian fisik, biologi,
Bagian
terjadi yang menekan populasi memutuskan mata lingkungan, kimia dan House 1 bulan
2 sanitasi dan
disebabkan adanya nyamuk tidak optimal rantai penularan gabungan index sekali
K3LH
serangga dan penyakit yang - Pengendalian fisik, biologi,
binatang disebarkan nyamuk lingkungan, kimia dan
pengganggu (tikus, gabungan.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 152


kucing, anjing dll), Pengendalian serangga - Tidak dapat Menekan Melakukan upaya – upaya antara
tersebut maka dan binatang kepadatan nyamuk lain :
perlu dilakukan pengganggu yaitu - Belum dapat - Pengendalian fisik, biologi,
Tingkat
suatu upaya – menekan populasi lalat memutuskan mata lingkungan, kimia dan
Bagian kepadata
upaya tidak optimal rantai penularan gabungan 1 bulan
sanitasi dan n lalat /
pengendalian penyakit yang - Pengendalian fisik, biologi, sekali
K3LH 30 menit
terhadap serangga disebarkan nyamuk lingkungan, kimia dan
< 20
dan binatang - Tidak dapat gabungan.
pengganggu (tikus, mencegah kerugian
kucing, anjing dll) ekonomi.
diseluruh Pengendalian serangga - Tidak dapat menekan Melakukan upaya – upaya antara
lingkungan rumah dan binatang populasi kecoa lain :
sakit. pengganggu yaitu - Tidak dapat - Pengendalian fisik, biologi,
Bagian
Berdasarkan sifat menekan populasi memutuskan mata lingkungan, kimia dan meminim 1 bulan
sanitasi dan
non fisik serangga kecoa tidak optimal rantai kecoa gabungan alisasi sekali
K3LH
yang mempunyai - Tidak dapat - Pengendalian fisik, biologi,
kebiasaan mencari mencegah kerugian lingkungan, kimia dan
tempat istirahat ekonomi. gabungan.
yang berdekatan Pengendalian serangga - Tidak dapat menekan Melakukan upaya – upaya antara
dengan makanan, dan binatang populasi rayap lain :
berdekatan dengan pengganggu yaitu - Tidak dapat - Pengendalian fisik, biologi,
tempat menekan populasi mencegah kerusakan lingkungan, kimia dan
berkembang biak Bagian
rayap tidak optimal sarana fisik, gabungan meminim 1 bulan
sanitasi dan
dan terlindungi dari peralatan rumah - Pengendalian fisik, biologi, alisasi sekali
K3LH
datangnya tangga dan peralatan lingkungan, kimia dan
hembusan angin, medik. gabungan.
maka sumber – - Tidak dapat menekan
sumber yang kerugian ekonomi.
potensial bagi Pengendalian serangga - Tidak dapat Melakukan upaya – upaya antara
keberadaan dan binatang memberantas kutu lain :
serangga dan pengganggu yaitu busuk - Pengendalian fisik, biologi,
binatang Bagian
menekan populasi kutu - Tidak dapat lingkungan, kimia dan meminim 1 bulan
pengganggu (tikus, sanitasi dan
busuk belum / tidak mencegah terjadinya gabungan alisasi sekali
kucing, anjing dll) K3LH
optimal gangguan estetika - Pengendalian fisik, biologi,
di rumah sakit - Tidak dapat lingkungan, kimia dan
mencegah gabungan.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 153


Pengendalian tikus dan - Tidak dapat menekan Melakukan upaya – upaya antara
binatang pengganggu populasi tikus. lain :
yaitu menekan populasi - Tidak dapat - Pengendalian fisik, biologi,
Bagian
kutu busuk belum / mencegah penyakit lingkungan, kimia dan meminim 1 bulan
sanitasi dan
tidak optimal yang disebabkan oleh gabungan alisasi sekali
K3LH
tikus. - Pengendalian fisik, biologi,
- Tidak dapat menekan lingkungan, kimia dan
kerugian ekonomi. gabungan.
Pengendalian kucing - Tidak dapat menekan Melakukan upaya – upaya antara
dan binatang populasi kucing. lain :
pengganggu yaitu - Tidak dapat - Pengendalian fisik.
menekan populasi kutu mencegah penyakit Bagian Meminima
1 bulan
busuk belum / tidak toksoplasma yang sanitasi dan lisasi
sekali
optimal disebabkan oleh K3LH populasi
kucing.
- Tidak dapat menekan
kerugian ekonomi.
Pengendalian Semut - Tidak dapat menekan Melakukan upaya – upaya antara
dan binatang populasi semut. lain :
Bagian Meminima
pengganggu yaitu - Pengendalian fisik. Setiap
sanitasi dan lisasi
menekan populasi kutu hari
K3LH populasi
busuk belum / tidak
optimal
Pengendalian laba – - Tidak dapat Melakukan upaya – upaya antara
laba dan binatang mencegah terjadinya lain :
pengganggu yaitu gangguan estetika. - Pengendalian fisik. Bagian Meminima
Setiap
menekan populasi kutu - Tidak dapat sanitasi dan lisasi
hari
busuk belum / tidak mencegah terjadinya K3LH populasi
optimal Inos.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 154


Pengendalian Ulat dan - Tidak dapat menekan Melakukan upaya – upaya antara
binatang pengganggu populasi ulat. lain :
yaitu menekan populasi - Tidak dapat - Pengendalian fisik, biologi,
kutu busuk belum / mencegah terjadinya lingkungan, kimia dan
tidak optimal kerusakan tanaman. gabungan Bagian
- Tidak dapat - Pengendalian fisik, biologi, sanitasi dan Meminima
6 bulan
mencegah terjadinya lingkungan, kimia dan K3LH lisasi
sekali
kerusakan tanaman. gabungan. cleaning populasi
- Tidak dapat service
mencegah terjadinya
gangguan kulit pada
pasien pengunjung
dan karyawan.
Pengendalian Tawon - Tidak dapat menekan Melakukan upaya – upaya antara
dan binatang populasi tawon. lain :
pengganggu yaitu - Tidak dapat - Pengendalian fisik, biologi,
menekan populasi kutu mencegah terjadinya lingkungan, kimia dan
busuk belum / tidak kerusakan tanaman. gabungan
Bagian Tergant
optimal - Tidak dapat - Pengendalian fisik, biologi,
sanitasi dan Meminima ung
mencegah terjadinya lingkungan, kimia dan
K3LH lisasi kondisi
kerusakan tanaman. gabungan.
cleaning populasi dan
- Tidak dapat
service situasi
mencegah terjadinya
gangguan kulit
(antuk) pada pasien
pengunjung dan
karyawan.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 155


Nomor : 1 (Satu)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R3 R1
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R2 R5

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R4
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 156


Nomor : 2 (Dua)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 R10 <5 Kecil Diterima

15 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R9
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R8

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R6 R7
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 157


Nomor : 3 (Tiga)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 R14 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R13
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R12

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R15 R11
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 158


Nomor : 4 (Empat)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 R19 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R20
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R17 R18

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R16
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 159


Nomor : 5 (Lima)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R21
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R22

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)

Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 160


Kesimpulan dan Saran :
Seluruh resiko yang diidentifikasi masih masuk dalam kategori rendah (minor) dan sedang (moderat), kecuali untuk resiko :

85. Penggunaan asumsi perhitungan yang keliru / salah pada feasibility Study (FS) pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
86. Desain bangunan lantai 3 (tiga) tidak applicable karena data – data tidak akurat pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
87. Keterlambatan waktu penyelesaian proyek pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih
ketat terhadap program mitigasinya.
88. Terbentuk image yang kurang baik pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat
terhadap program mitigasinya.
89. Ketidaktepatan waktu pengadaan material pekerjaan konstruksi pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan
pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
90. Mutu material tidak sesuai dengan kesepakatan pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang
lebih ketat terhadap program mitigasinya.
91. Pelaksanaan proyek dapat mengganggu kegiatan / proses pelayanan eksisting pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
92. Pemilihan material yang tidak tepat pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat
terhadap program mitigasinya. .
93. Pemilihan kontraktor atau vendor yang tidak sesuai dengan pekerjaannya pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “ Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
94. Terjadinya eskalasi (pemicu) peningkatan anggaran biaya proyek pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan
pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
95. Terhambatnya pasokan kebutuhan material konstruksi untuk proyek pekerjaannya pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi”

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 161


sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
96. Potensi resiko kecelakaan kerja yang sangat tinggi berpengaruh terhadap tujuan perusahaan pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko
Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
97. Program commitioning mundur dari jadwal yang ditetapkan pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan
pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
98. Bed Occupansi Rate (BOR) tidak tercapai pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih
ketat terhadap program mitigasinya.

Catatan (Notes) : Namun dengan demikian semua resiko tinggi (Major) tersebut, masih dalam batas resiko yang dapat ditoleransi oleh perusahaan.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 162


i. Peta Resiko setelah dilakukan Mitigasi (Kriteria Resiko Gabungan) Proyek Lantai 2 – 3 Rumah Sakit Krakatau Medika

20

15 4,73 – 13,00
Dampak (Impact) I

10

0 5 10 15 20

Kemungkinan (Probabilitas) P

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 163


∑ (Jumlah) respon resiko (Mitigasi) 46 Moderat
∑ (Jumlah) sumber resiko 78 Catastropic
X (Average) Hasil Mitigasi 7,59 Rendah

STANDAR KRITERIA PENETAPAN UKURAN RESIKO (AVERAGE MITIGATION)

Skor Kategori Respon resiko

<5 Kecil Diterima

< 10 Rendah Diterima / Dimonitor

10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)

20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)

Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 164


Unit : Sanitasi Kesehatan Lingkungan
Tujuan :
dan K3 RS
Tanggal : Meningkatkan pengelolaan kesehatan lingkungan rumah sakit agar dapat
Analisis Resiko (Seven Page Display)
menekan / mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan dengan konsentrasi
dibawah nilai ambang batas (NAB) yang telah ditentukan sesuai dengan
peraturan perundangan tentang Pengelolaan (Pengendalian dan Pemantauan)
Sanitasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
MANAJEMEN RESIKO PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT KRAKATAU MEDIKA

Alternatif Respon Pengendalian (Mitigasi)


Probabilitas Respon
Tingkat
No Jenis Resiko Sumber Resiko Dampak (Kualitatif) (Like – Resiko
Resiko Metode PIC Tolok Frekwensi
Lihood) (RR)
Ukur / waktu

SANITASI PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN AIR BERSIH DAN AIR PADA KEGUNAAN KHUSUS RUMAH SAKIT.
Penyediaan air Sumber air bersih c. Tidak terpenuhinya
bersih untuk untuk kebutuhan kebutuhan air baku
kebutuhan layanan dirumah sakit (bersih) untuk
layanan rumah akan terjadi tidak layanan di rumah
sakit sesuai terpenuhi dan dapat sakit.
dengan standar mengganggu layanan. d. Tidak mengetahui
ketentuan yang tata cara tentang
berlaku. pengolahan air bersih
dirumah sakit
1

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 165


Tandon air d. Tidak Selalu terpenuhi
(penampung / kebutuhan akan air
resorvoir) tidak baku.
terpenuhi untuk e. Kurang akan
layanan (pada saat Persediaan air baku.
sumber PAM dan / f. Tidak tersedianya
atau PT. KTI ada untuk kebutuhan
masalah distribusi) keadaan darurat
sehingga mengganggu (cadangan /
layanan secara emergency)
keseluruhan.

Pipa distribusi air baku c. Terjadi ketidak


tidak sesuai dengan akuratan dalam
jalur penggunaan, pengaturan jaringan
kondisi yang sudah tua distribusi air baku
(sudah tidak layak) kesetiap unit – unit
sehingga banyak layanan rumah sakit
terjadi kebocoran dan d. Terjadi kurangnya
dapat mengganggu tekanan yang
kualitas tekanan dan berdampak tidak
ketersediaan air baku terpenuhinya
untuk layanan. kebutuhan air baku
kesemua unit – unit
layanan.
Kurang adanya unit – Terjadi tidak
unit pengolahan air terpenuhinya air baku /
baku (porses lanjutan) air kegunaan khusus
guna untuk memenuhi sesuai dengan standar
kesesuaian standar yang dibutuhkan.
untuk layanan yang
menggunakan air
kegunaan khusus

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 166


Kualitas air baku tidak Terjadinya kurang
baik dan kurang mengetahui kadar
memenuhi standar parameter air baku yang
yang sesuai dengan sesuai dengan baku
ketentuan dan mutu standar layanan
perundangan rumah sakit.

Kuantitas air baku c. Akan terjadi tidak


untuk kebutuhan terpenuhinya
layanan kurang kebutuhan air baku
terpenuhi. untuk layanan.
d. Tidak adanya
pengendalian volume
air baku ditiap – tiap
unit layanan.
Penyediaan air
bersih untuk
kebutuhan
layanan rumah
2 sakit sesuai
dengan standar
ketentuan yang
berlaku.

SANITASI PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN LIMBAH PADAT (B3 (Infeksius dan non infeksius), Klinis, dan Domestik) RUMAH SAKIT.

SANITASI PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT.

SANITASI PEMANTAUAN KESEHATAN LINGKUNGAN SERANGGA DAN BINATANG PENGGANGGU RUMAH SAKIT.

SANITASI PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN KESEHATAN LINGKUNGAN (LINEN DAN LOUNDRY) RUMAH SAKIT.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 167


SANITASI PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN RUANG BANGUN RUMAH SAKIT.

SANITASI PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN (MAKANAN DAN MINUMAN) RUMAH SAKIT.

Unit Kerja : Departemen Tujuan :


Perencanaan dan Pengembangan ANALISIS RESIKO (SINGEL PAGE DISPLAY)
PROYEK PENGEMBANGAN BANGUNAN LANTAI 2 DAN 3
Tanggal : RUMAH SAKIT KRAKATAU MEDIKA

Tingkat Probabilitas Respon Resiko Alternatif Respon Pengendalian


No Jenis Resiko Sumber Resiko Dampak (Kualitatif)
Resiko (Like – Lihood) (RR) (Mitigasi Resiko)

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 168


PRA PROYEK
Penggunaan Akurasi Pelaksanaan proyek 1. Untuk perhitungan dalam FS
asumsi perhitungan terhenti akibat biaya agar dapat mempertimbangkan
perhitungan yang perencanaan perencanaan yang faktor – faktor kenaikan harga /
keliru / salah dalam FS tidak tidak sesuai inflasi ke depan
pada feasibility sesuai dengan 2. Memperhitungkan kenaikan
Study (FS) data – data terkait harga listrik dan air, BBM dan
tenaga kerja untuk tahun
kedepan.
Tinggi Sedang 3. Dalam pengadaan material
1
(Major) (Moderat) R1 bangunan agar dilakukan
4 3 pengecekan dengan harga
pembanding sesuai dengan
jumlah harga dan jenisnya
pastikan kembali kepada
perhitungan biaya penyusutan.
4. Banyaknya perubahan data
yang dilakukan oleh
manajemen PT. Krakatau
Medika
Hambatan Proses birokrasi Pelaksanaan proyek Segera lakukan percepatan, dengan
birokrasi dan perizinan IMB belum dapat berkoordinasi secara intensif yaitu
perizinan usaha dari pemkot dilaksanakan sesuai dengan dinas perkotaan (Pemda
(cilegon) terkait jadwal yang sudah Cilegon) setempat agar tidak
yang berbelit – ditentukan berlarut – larut.
2 belit sehingga
Sedang Rendah
membutuhkan
(Moderat) (Minor) R2
waktu yang
3 2
panjang yang
berkaitan
mundurnya waktu
pelaksanaan
proyek yang sudah
dijadwalkan.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 169


Perencanaan dan Lemahnya Dengan Agar dilakukan komunikasi dengan
jadwal pekerjaan koordinasi dan perencanaan dan melaksanakan pengawasan melalui
mundur yang komitmen jadwal yang mundur Rendah Rendah pertemuan rutin (rapat – rapat rutin).
3 direncanakan bersama dalam yang akan (Minor) (Minor) R3
pelaksanaan mengakibatkan 2 2
proyek kemunduran target
penyelesaian proyek
PELAKSANAAN PROYEK
Aspek Engineering
Desain bangunan Ketidaksesuain / Terjadinya Melakukan pembuatan desain yang
lantai 3 (tiga) ketidakakuratan modifikasi atau applicable (dapat digunakan)
tidak applicable desain. perubahan berdasarkan data – data yang
karena data – konstruksi. sesuai dan akurat, sehingga
data tidak akurat. dilapangan dari kesalahan desain dapat dihindari.
4
desain awal yang Tinggi Rendah R4
berdampak pada (Major) (Minor)
lambatnya 4 2
penyelesaian
pekerjaan proyek.
Keterlambatan 1. Adanya Terjadinya 1. Memastikan perencanaan proyek
waktu pekerjaan pekerjaan tambahan telah dilakukan dengan teliti dan
penyelesaian tambah dan dan spesifikasi cermat.
proyek kurang pekerjaan tidak Tinggi Sedang 2. Seleksi rekanan (pra –
5 2. Rekanan tidak sesuai dengan (Major) (Moderat) R5 kualifikasi) yang ketat
kualified rencana. 4 3 3. Rekanan yang ditunjuk sebagai
3. Sub – kontrak pelaksana sub – kontrak telah
pekerjaan disetujui oleh unit logistik dan
proqcurement maupun konsultan
Terbentuk image 1. Keamanan Terjadinya kekurang 1. Bekerjasama dengan
yang kurang baik tidak terkendali nyamanan bagi Departemen SDM dan Umum
dengan baik pengunjung maupun untuk pengamanan yang optimal.
Tinggi Kecil
2. Pelayanan pasien pada saat 2. Tetap memberikan pelayanan
6 (Major) (In – Significant) R6
eksisting pelaksanaan proyek yang ekselen.
4 1
terganggu atau 3. Melakukan penentuan pekerjaan
tidak ekselen proyek (skala prioritas) dan jalur
pekerjaan proyek dengan baik
Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 170
agar tidak mengurangi
kenyamanan dan keamanan bagi
pasien dan pengunjung rumah
sakit
Aspek Logistik & Procurement
Ketidaktepatan Perusahaan tidak Pengadaan material Melakukan pembuatan desain yang
waktu pengadaan mampu yang terlambat applicable berdasarkan data – data
material menyediakan dana menyebabkan yang sesuai dan akurat, sehingga
pekerjaan (modal) proyek terlambatnya proses kesalahan desain dapat dihindari.
7 konstruksi sesuai target. konstruksi dan Tinggi Rendah
R7
menghambat (Major) (Minor)
progress proyek 4 2
secara keseluruhan.

Mutu material Kualitas material Pengadaan material Melakukan inspeksi material secara
tidak sesuai tidak memenuhi yang terlambat ketat untuk memastikan setiap
dengan persyaratan menyebabkan material yang datang sesuai dengan
Tinggi Rendah
8 kesepakatan terlambatnya proses spesifikasi yang dipesan. Jika perlu
(Major) (Minor) R8
pekerjaan konstruksi menggunakan pihak 3 (ketiga) untuk
4 2
dan menghambat melakukan pengawasan.
progres proyek
secara keseluruhan
Aspek Construction
Pelaksanaan Tidak adanya Rencana kerja Melakukan sinkronisasi pada setiap
proyek dapat koordinasi antara proyek dan rencana kegiatan layanan (proses) yaitu unit
mengganggu pimpinan proyek kerja eksisting tidak / bagian, instalasi / bidang, dan
kegiatan / proses dengan terintegrasi dengan departemen terkait dan melakukan
Tinggi Rendah
9 pelayanan manajemen baik pengawasan proyek dengan seluruh
(Major) (Minor) R9
eksisting (direksi), unit / manajemen PT. Krakatau Medika
4 2
bagian, instalasi / agar dapat meminimalisir gangguan
bidang, dan pada pelaksanaan proyek tersebut.
departemen terkait
atau eksisting

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 171


Pemilihan Akan terjadi Target Melakukan konsultasi dengan
material yang kesalahan pada pembangunan tenaga ahli dan / atau pihak 3
tidak tepat. pengambilan proyek tidak (ketiga) sehingga pemilihan material
keputusan tercapai dapat dilakukan dengan baik.
mengenai
pemilihan material Tinggi Rendah
yang tidak akurat (Major) (Minor) R10
10
yang disebabkan 4 2
oleh penggunaan
anggaran (budget)
tidak sesuai
dengan
kebutuhan.
Pemilihan Proses pekerjaan Proses pekerjaan 1. Melakukan seleksi kontraktor dan
kontraktor atau tidak memenuhi tidak sesuai standar, vendor yang ketat dengan
vendor yang tidak standar yang sehingga memperhatikan kemampuan,
sesuai dengan diinginkan karena berpengaruh pengalaman dan model kerja.
pekerjaannya minimnya terhadap ketepatan Tinggi Rendah 2. Pemberlakuan pasal denda
11 pengalaman biaya dan waktu (Major) (Minor) R11 keterlambatan pada kontraktor
kontraktor dan proyek. 4 2 jika mengalami keterlambatan.
vendor dalam 3. Selalu melakukan koordinasi
mengerjakan harian dan formal meeting setiap
pekerjaan proyek. minggu untuk mengantisipasi
kendala pekerjaan
Terjadinya Adanya Target produktivitas Melakukan pengawasan dengan
eskalasi (pemicu) penambahan tidak tercapai. ketat terhadap desain dan
Tinggi Rendah
peningkatan scope pekerjaan pelaksanaan konstruksi.
(Major) (Minor) R12
12 anggaran biaya proyek yang
4 2
proyek. sebelumnya tidak
teridentifikasi.
Terhambatnya Minimnya pasokan Menghambat proses 1. Membuat jadwal yang tepat
pasokan material yang akan pekerjaan terkait waktu pengiriman
kebutuhan digunakan pada dilapangan Tinggi Sedang material.
13
material proses produksi. sehingga berresiko (Major) (Moderat) R13 2. Pemilihan lokasi pembelian /
konstruksi untuk pekerjaan tidak 4 3 penyimpanan material yang
proyek selesai dengan berdekatan dengan lokasi proyek
waktu yang sehingga waktu pengiriman
Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 172
ditentukan. material lebih efisien.

Potensi resiko Pelaksanaan Manajemen 1. Kepatuhan untuk mengikuti


kecelakaan kerja pekerjaan tidak keselamatan dan petunjuk / instruksi kerja yang
yang sangat sesuai dengan kesehatan kerja sesuai dengan prosedur yang
tinggi petunjuk / instruksi (K3) tidak terkelola ditanamkan kepada pekerjaan
berpengaruh keselamatan dan atau diterapkan perihal keselamatan dan
terhadap tujuan kesehatan kerja dengan baik dan kesehatan kerja (K3) dalam
perusahaan (K3) dalam benar. Tinggi Rendah pekerjaan setiap hari sebelum
14
pekerjaan (Major) (Minor) R14 dan sesudah pekerjaan (safety
(ceroboh / lalai). 4 2 talk).
2. Melakukan audit proses safety
manajemen sistem. Agar
manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) dapat
dijalankan dengan baik dan
benar.
Adanya Kualitas peralatan Terjadinya Pemeliharaan dan perbaikan
kerusakan pada kerja yang dibeli kelebihan biaya dan Sedang Kecil (maintenance) alat kerja secara
15
peralatan kerja maupun yang waktu dalam proses (Moderat) (In – Significant) R15 berkala dan melakukan kalibrasi
disewa kurang pekerjaan 3 1 (sertifikasi) pada alat kerja.
baik
Aspek Operasional

Kegagalan Beban biaya yang Kinerja keuangan Mengkoordinasikan dengan seluruh


pengembalian tinggi PT. Krakatau manajemen PT. Krakatau Medika
16 Rendah Kecil
investasi sesuai dibandingkan Medika akan untuk menetapkan target pasar
(Minor) (In – Significant) R16
dengan target revenue terganggu perusahaan dan memperjelas
2 1
waktu (pemasukan) yang kembali perihal market share
dicapai (pasar) secara detail
Kerusakan pada Mutu (kualitas) Harus dilakukan Melakukan pengawasan secara
struktur gedung gedung tidak pemeliharaan dan ketat terhadap kualitas pekerjaan
yang baru saja sesuai dengan perbaikan Sedang Rendah kontraktor, jika diperlukan sewa
17 dikembangkan spesifikasi yang (maintenance) lebih (Moderat) (Minor) R17 tenaga ahli / konsultan untuk
diharapkan. cepat dari waktu 3 2 melakukan pengawasan.
yang sudah
ditentukan.
Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 173
PASCA PROYEK

Program 1. Belum Kehilangan 1. Integrasikan pada seluruh lini


commitioning selesainya kesempatan proyek dan selaraskan dengan
mundur dari seluruh proyek memperoleh jadwal proyek yang sudah
jadwal yang (jadwal proyek revenue Tinggi Sedang disepakati.
18
ditetapkan terlambat) (pendapatan) yang (Major) (Moderat) R18 2. Mengkoordinasikan perencanaan
2. Belum siapnya ditetapkan. 4 3 pasokan listrik.
pasokan supply
power listrik

Desain struktur Kualitas material Kinerja target Untuk memenuhi kualitas material
gedung tidak dan equipment perusahaan tidak Sedang Rendah dan equipment / peralatan harus
19 memenuhi tiidak memenuhi tercapai (Moderat) (Minor) R19 sesuai dengan standar kesepakatan
standar yang syarat 3 2 yang tertuang dalam kontrak.
diharapkan

Bed Occupansi 1. Berkurangnya Akan mengurangi 1. Membuat dan melaksanakan


Rate (BOR) tidak aktivitas kualitas pelayanan program – program pemasaran
tercapai. pelayanan (tidak ekselen) dan secara lebih intensif
rawat inap dan pendapatan 2. Mempertahankan pelanggan –
rawat jalan di (revenue) pelanggan yang lama sesuai
gedung lantai 2 dengan segmen pasar.
Tinggi Sedang
(dua) dan 3 3. Memperkuat segmen pasar pada
20 (Major) (Moderat) R20
(tiga) industri lainnya dan BPJS (Top –
4 3
2. Keberadaan Up / COB).
rumah sakit
pesaing yang
lebih unggul
dalam layanan
rawat inap dan
jalan.
Realisasi biaya 1. Penambahan Akan terjadi 1. Mengelola tenaga dengan baik
melebihi tenaga kerja menimbulkan over Sedang Rendah dan membatasi penambahan
21
anggaran diluar rencana. staffing, dan (Moderat) (Minor) R21 tenaga kerja yang tidak sesuai
2. Kenaikan biaya kenaikan biaya 3 2 dengan rencana
utilitas operasional serta 2. Efisiensi pemakaian utilities
Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 174
(operasional) peralatan baik (listrik, air dll yang tidak
3. Penggunaan medik dan non berhubungan dengan
peralatan medik. pelayanan).
3. Mengendalikan pemakaian
peralatan yang tidak sesuai
dengan kontrak
Realisasi tarif Adanya pesaing Akan menimbulkan Memberikan pelayanan yang lebih
lebih rendah dari dengan tarif yang kerugian karena Sedang Rendah baik kepada pelanggan (pasien).
22 anggaran lebih murah. harga yang tidak (Moderat) (Minor) R22
kompetitif 3 2

Prosentase (%) kenaikan dari


pelaksanaan Target, Evaluasi dan
Jumlah 78 Jumlah 46 Mitigasi (Monitoring dan
Identifikasi) Resiko
100%

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 175


Nomor : 1 (Satu)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R3 R1
10 R2 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R5

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R4
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 176


Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Nomor : 2 (Dua)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 R10 <5 Kecil Diterima

15 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R9
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R8

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R6 R7
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 177


Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Nomor : 3 (Tiga)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


R14 R13
Dampak / Impact ( I )
10 R12 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R15 R11
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 178


Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Nomor : 4 (Empat)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


R19 R20
Dampak / Impact ( I )
10 R17 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R18

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


R16
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 179


Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Nomor : 5 (Lima)
Peta Resiko (Mitigasi) Diagram P – I (Probability – Impact)
Risk Appetite (Selera Resiko)

25 Skor Kategori Respon resiko

20 <5 Kecil Diterima

15 < 10 Rendah Diterima / Dimonitor


Dampak / Impact ( I ) R21
10 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)
R22

5 20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)

Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5 10 15 20 25

Kemungkinan / Likelihood ( P )

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 180


Catatan : Selera resiko (risk appetite) adalah wilayah / level resiko yang dapat diterima oleh top manajemen secara umum dalam suatu perusahaan dan / atau
proyek yang ditetapkan oleh Direksi.

Kesimpulan dan Saran :


Seluruh resiko yang diidentifikasi masih masuk dalam kategori rendah (minor) dan sedang (moderat), kecuali untuk resiko :
1. Penggunaan asumsi perhitungan yang keliru / salah pada feasibility Study (FS) pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
2. Desain bangunan lantai 3 (tiga) tidak applicable karena data – data tidak akurat pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
3. Keterlambatan waktu penyelesaian proyek pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih
ketat terhadap program mitigasinya.
4. Terbentuk image yang kurang baik pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat
terhadap program mitigasinya.
5. Ketidaktepatan waktu pengadaan material pekerjaan konstruksi pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan
pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
6. Mutu material tidak sesuai dengan kesepakatan pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang
lebih ketat terhadap program mitigasinya.
7. Pelaksanaan proyek dapat mengganggu kegiatan / proses pelayanan eksisting pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 181


8. Pemilihan material yang tidak tepat pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat
terhadap program mitigasinya. .
9. Pemilihan kontraktor atau vendor yang tidak sesuai dengan pekerjaannya pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “ Berresiko Tinggi” sehingga
diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
10. Terjadinya eskalasi (pemicu) peningkatan anggaran biaya proyek pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan
pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
11. Terhambatnya pasokan kebutuhan material konstruksi untuk proyek pekerjaannya pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi”
sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
12. Potensi resiko kecelakaan kerja yang sangat tinggi berpengaruh terhadap tujuan perusahaan pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko
Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
13. Program commitioning mundur dari jadwal yang ditetapkan pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan
pengendalian yang lebih ketat terhadap program mitigasinya.
14. Bed Occupansi Rate (BOR) tidak tercapai pada pelaksanaan proyek yang masuk kategori “Berresiko Tinggi” sehingga diperlukan pengendalian yang lebih
ketat terhadap program mitigasinya.

Catatan (Notes) : Namun dengan demikian semua resiko tinggi (Major) tersebut, masih dalam batas resiko yang dapat ditoleransi oleh perusahaan.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 182


a. Peta Resiko setelah dilakukan Mitigasi (Kriteria Resiko Gabungan) Proyek Lantai 2 – 3 Rumah Sakit Krakatau Medika

20

15 4,73 – 13,00
Dampak (Impact) I

10

0 5 10 15 20

Kemungkinan (Probabilitas) P
Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 183
∑ (Jumlah) respon resiko (Mitigasi) 46 Moderat
∑ (Jumlah) sumber resiko 78 Catastropic
X (Average) Hasil Mitigasi 7,59 Rendah

STANDAR KRITERIA PENETAPAN UKURAN RESIKO (AVERAGE MITIGATION)

Skor Kategori Respon resiko

<5 Kecil Diterima

< 10 Rendah Diterima / Dimonitor

10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)

20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)

Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 184


b. Analisis Tahap Proposal (Analisis Manfaat dan Resiko).
Analisis dilakukan untuk melihat sejauh mana manfaat yang diperoleh oleh perusahaan dan sebesar apa resiko yang ditimbulkan oleh pelaksanaan proyek.
Hasil dari analisis manfaat dan resiko proyek dituangkan dalam bentuk Diagram Manfaat VS Resiko yang akan menunjukkan apakah proyek tersebut
dikategorikan sebagai proyek yang resikonya dapat diterima (risk taker), berresiko netral (risk netral), atau proyek yang beresiko (risk perill).

CHECK LIST MANFAAT VERSUS / VS RESIKO


MANFAAT RESIKO
Bobot Bobot
No Uraian Nilai No Uraian Nilai
nilai nilai

Potensi peningkatan keuntungan Nilai (Anggaran) bagi PT.


bagi PT. KM KM
a. < Rp 100 jt / thn 1 a. Sangat kecil 1
1
b. > Rp. 100 jt – Rp 500 jt / thn 2 2 1 b. Kecil 2 3
c. > Rp. 500 jt – Rp 2 M / thn 3 c. Cukup besar 3
d. > Rp. 2 M – Rp 5 M / thn 4 d. Besar 4
e. > Rp. 5 M / tahun 5 e. Sangat besar 5

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 185


Manfaat efektif proyek bagi PT. Ketersediaan sumber
KM (kecepatan implementasi daya pendanaan
proyek) a. Sumber daya dan 1
a. > 5 tahun 1 pendanaan sudah
b. > 3 – 5 tahun 2 tersedia
2 c. > 1 – 3 tahun 3 b. Sumber tersedia dan 2
d. = 1 tahun 4 5 2 mudah diusahakan. 2
e. < 1 tahun 5 c. Potensi sumber daya 3
tersedia.
d. Sumber daya belum 4
tersedia.
e. Tidak ada sumber 5
daya dan pendanaan

Manfaat jangka panjang proyek Durasi pelaksanaan


bagi PT. KM proyek
a. < 5 tahun 1 a. < 3 bulan 1
3
b. > 5 – 10 tahun 2 4 3 b. 3 – 6 bulan 2 2
c. > 10 – 15 tahun 3 c. > 6 bulan – 1 tahun 3
d. > 15 – 20 tahun 4 d. > 1 – 3 tahun 4
e. > 20 tahun 5 e. > 3 tahun 5

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 186


Keselarasan dengan Rencana Kompleksitas
Jangka Perusahaan (RJPP) dan pelaksanaan proyek
/ atau Rencana Kerja Anggaran a. Internal sub 1
Perusahaan (RKAP) Direktorat / Divisi
a. Bertentangan dengan RJPP / 1 b. Internal Direktorat 2
RKAP c. Internal PT. KM 3
4 b. Tidak berdampak dengan 2 (Lingkup Direksi dan
5 4 3
RJPP / RKAP Komisaris)
c. Berdampak tidak langsung 3 d. Melibatkan PT. KS 4
terhadap RJPP / RKAP dan Group
d. Mendukung langsung 4 e. Sangat kompleks 5
realisasi RJPP / RKAP yang dan perlu
ada persetujuan
e. Realisasi dari RJPP / RKAP 5 pemegang saham
yang ada

Dampak in – tangible proyek Dukungan pasar dan


a. Sangat kecil 1 infrastruktur lainnya
b. Kecil 2 a. Sangat memadai 1
c. Cukup besar 3 b. Memadai 2
5
d. Besar 4 3 5 c. Sudah ada dan 3 1
e. Sangat besar 5 cukup memadai
d. Sudah ada tapi 4
belum memadai
e. Belum ada dan perlu 5
dirilis
Jumlah Nilai 19 Jumlah Nilai 11

Diagram Manfaat VS Resiko

25
antai 2 – 3)

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 187


Skor Kategori Respon resiko

<5 Kecil Diterima


20
< 10 Rendah Diterima / Dimonitor
(19,11)
15 10 – < 15 Sedang Ditindak lanjuti (prioritas II)

20 > Tinggi Ditanggulangi (prioritas I)


10
Sangat
25 > Dilepas (Tidak Diterima)
Tinggi
5

5 10 15 20 25

Manfaat Proyek (Lantai 2 – 3)

Kesimpulan dan Saran :


1. Resiko proyek (lantai 2 – 3) sedang, manfaat proyek tinggi, secara umum, resiko proyek (lantai 2 – 3) termasuk dalam kategori dapat diterima (risk taker)
2. Manfaat proyek (lantai 2 – 3) masuk dalam kategori tinggi antara lain karena manfaat efektif proyek (lantai 2 – 3) sudah dapat dirasakan kurang lebih dalam
waktu yang relatif cepat 1 (satu) tahun dan berlangsung dalam jangka waktu yang relatif cukup lama (15 s/d 20 tahun).
3. Resiko proyek sedang cenderung kecil karena faktor yang mempengaruhi hanya pada nilai proyek.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 188


BAB V
EVALUASI (MONITORING) MITIGASI RESIKO
Tahun : 2016
Nilai Dampak Alternatif Respon Nilai Evaluasi Realisasi Hasil Mitigasi
No Jenis Resiko Sumber Resiko RR
Resiko (Impact) Resiko (Mitigasi) Resiko Waktu PIC
PRA – PROYEK

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 189


Penggunaan asumsi Akurasi perhitungan Pelaksanaan 1. Untuk perhitungan
perhitungan yang perencanaan dalam proyek terhenti dalam FS agar
keliru / salah pada FS tidak sesuai akibat biaya dapat
feasibility Study (FS) dengan data – data perencanaan mempertimbangkan
terkait yang tidak faktor – faktor
sesuai kenaikan harga /
inflasi ke depan
2. Memperhitungkan
kenaikan harga
listrik dan air, BBM
dan tenaga kerja
untuk tahun
kedepan.
Tinggi 3. Dalam pengadaan Sedang
1 R1
material bangunan
(4) (3)
agar dilakukan
pengecekan dengan
harga pembanding
sesuai dengan
jumlah harga dan
jenisnya pastikan
kembali kepada
perhitungan biaya
penyusutan.
4. Banyaknya
perubahan data
yang dilakukan oleh
manajemen PT.
Krakatau Medika

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 190


Hambatan birokrasi Proses birokrasi dan Pelaksanaan Segera lakukan
perizinan usaha perizinan IMB dari proyek belum percepatan, dengan
pemkot (cilegon) dapat berkoordinasi secara
terkait yang berbelit – dilaksanakan intensif yaitu dengan
2
belit sehingga Sedang sesuai jadwal dinas perkotaan Rendah
membutuhkan waktu yang sudah (Pemda Cilegon) R2
(3) (2)
yang panjang yang ditentukan setempat agar tidak
berkaitan mundurnya berlarut – larut.
waktu pelaksanaan
proyek yang sudah
dijadwalkan.
Perencanaan dan Lemahnya koordinasi Dengan Agar dilakukan
jadwal pekerjaan dan komitmen perencanaan komunikasi dengan
mundur yang bersama dalam dan jadwal yang melaksanakan
direncanakan pelaksanaan proyek mundur yang pengawasan melalui
Rendah Rendah
3 akan pertemuan rutin (rapat R3
(2) mengakibatkan – rapat rutin). (2)
kemunduran
target
penyelesaian
proyek
PELAKSANAAN PROYEK
Aspek Engineering
Desain bangunan Ketidaksesuain / Terjadinya Melakukan pembuatan
lantai 3 (tiga) tidak ketidakakuratan modifikasi atau desain yang applicable
applicable karena data desain. perubahan (dapat digunakan
– data tidak akurat. konstruksi. dengan cermat)
4 Tinggi dilapangan dari berdasarkan data – Rendah
desain awal data yang sesuai dan R4
(4) (2)
yang berdampak akurat, sehingga
pada lambatnya kesalahan desain dapat
penyelesaian dihindari.
pekerjaan
proyek.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 191


Keterlambatan waktu 1. Adanya pekerjaan Terjadinya 1. Memastikan
penyelesaian proyek tambah dan kurang pekerjaan perencanaan proyek
2. Rekanan tidak tambahan dan telah dilakukan
kualified spesifikasi dengan teliti dan
3. Sub – kontrak pekerjaan tidak cermat.
pekerjaan sesuai dengan 2. Seleksi rekanan (pra
rencana. – kualifikasi) yang
5 Tinggi Sedang
ketat R5
(4) 3. Rekanan yang (3)
ditunjuk sebagai
pelaksana sub –
kontrak telah
disetujui oleh unit
logistik dan
proqcurement
maupun konsultan
Terbentuk image yang 1. Keamanan tidak Terjadinya 1. Bekerjasama
kurang baik terkendali dengan kekurang dengan Departemen
baik nyamanan bagi SDM dan Umum
2. Pelayanan pengunjung untuk pengamanan
eksisting terganggu maupun pasien yang optimal.
atau tidak ekselen pada saat 2. Tetap memberikan
pelaksanaan pelayanan yang
proyek ekselen.
3. Melakukan
6 Tinggi penentuan Kecil
pekerjaan proyek R6
(4) (1)
(skala prioritas) dan
jalur pekerjaan
proyek dengan baik
agar tidak
mengurangi
kenyamanan dan
keamanan bagi
pasien dan
pengunjung rumah
sakit
Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 192
Aspek Logistik dan Procurrement
Ketidaktepatan waktu Perusahaan tidak Pengadaan Melakukan pembuatan
pengadaan material mampu menyediakan material yang desain yang applicable
pekerjaan konstruksi dana (modal) proyek terlambat berdasarkan data –
sesuai target. menyebabkan data yang sesuai dan
7 Tinggi terlambatnya akurat, sehingga Rendah
proses kesalahan desain dapat R7
(4) (2)
konstruksi dan dihindari.
menghambat
progress proyek
secara
keseluruhan.
Mutu material tidak Kualitas material tidak Pengadaan Melakukan inspeksi
sesuai dengan memenuhi material yang material secara ketat
kesepakatan persyaratan terlambat untuk memastikan
menyebabkan setiap material yang
terlambatnya datang sesuai dengan
Tinggi Rendah
8 proses spesifikasi yang R8
(4) pekerjaan dipesan. Jika perlu (3)
konstruksi dan menggunakan pihak 3
menghambat (ketiga) untuk
progres proyek melakukan
secara pengawasan.
keseluruhan
Aspek Construction

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 193


Pelaksanaan proyek Tidak adanya Rencana kerja Melakukan sinkronisasi
dapat mengganggu koordinasi antara proyek dan pada setiap kegiatan
kegiatan / proses pimpinan proyek rencana kerja layanan (proses) yaitu
pelayanan eksisting dengan manajemen eksisting tidak unit / bagian, instalasi /
(direksi), unit / bagian, terintegrasi bidang, dan
9 instalasi / bidang, dan dengan baik departemen terkait dan
departemen terkait Tinggi melakukan Rendah
atau eksisting pengawasan proyek R9
(4) (3)
dengan seluruh
manajemen PT.
Krakatau Medika agar
dapat meminimalisir
gangguan pada
pelaksanaan proyek
tersebut.
Pemilihan material Akan terjadi Target Melakukan konsultasi
yang tidak tepat. kesalahan pada pembangunan dengan tenaga ahli dan
pengambilan proyek tidak / atau pihak 3 (ketiga)
10 keputusan mengenai tercapai sehingga pemilihan
pemilihan material Tinggi material dapat Rendah
yang tidak akurat dilakukan R10
(4) (Minor)
yang disebabkan oleh
penggunaan
anggaran (budget)
tidak sesuai dengan
kebutuhan.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 194


Pemilihan kontraktor Proses pekerjaan Proses 1. Melakukan seleksi
atau vendor yang tidak tidak memenuhi pekerjaan tidak kontraktor dan
sesuai dengan standar yang sesuai standar, vendor yang ketat
pekerjaannya diinginkan karena sehingga dengan
minimnya berpengaruh memperhatikan
pengalaman terhadap kemampuan,
kontraktor dan vendor ketepatan biaya pengalaman dan
dalam mengerjakan dan waktu model kerja.
pekerjaan proyek. proyek. 2. Pemberlakuan pasal
Tinggi Rendah
11 denda R11
(4) keterlambatan pada (2)
kontraktor jika
mengalami
keterlambatan.
3. Selalu melakukan
koordinasi harian
dan formal meeting
setiap minggu untuk
mengantisipasi
kendala pekerjaan
Terjadinya eskalasi Adanya penambahan Target Melakukan
(pemicu) peningkatan scope pekerjaan produktivitas pengawasan dengan
12 anggaran biaya proyek yang tidak tercapai. ketat terhadap desain R12
proyek. sebelumnya tidak dan pelaksanaan
teridentifikasi. konstruksi.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 195


Terhambatnya Minimnya pasokan Menghambat 1. Membuat jadwal
pasokan kebutuhan material yang akan proses yang tepat terkait
material konstruksi digunakan pada pekerjaan waktu pengiriman
untuk proyek proses produksi. dilapangan material.
sehingga 2. Pemilihan lokasi
Tinggi berresiko pembelian / Sedang
13 pekerjaan tidak penyimpanan R13
(4) (3)
selesai dengan material yang
waktu yang berdekatan dengan
ditentukan. lokasi proyek
sehingga waktu
pengiriman material
lebih efisien.
Potensi resiko Pelaksanaan Manajemen 1. Kepatuhan untuk
kecelakaan kerja yang pekerjaan tidak keselamatan mengikuti petunjuk /
sangat tinggi sesuai dengan dan kesehatan instruksi kerja yang
berpengaruh terhadap petunjuk / instruksi kerja (K3) tidak sesuai dengan
tujuan perusahaan keselamatan dan terkelola atau prosedur yang
kesehatan kerja (K3) diterapkan ditanamkan kepada
dalam pekerjaan dengan baik dan pekerjaan perihal
(ceroboh / lalai). benar. keselamatan dan
kesehatan kerja (K3)
dalam pekerjaan
Tinggi setiap hari sebelum Rendah
14 dan sesudah R14
(4) (2)
pekerjaan (safety
talk).
2. Melakukan audit
proses safety
manajemen sistem.
Agar manajemen
keselamatan dan
kesehatan kerja (K3)
dapat dijalankan
dengan baik dan
benar.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 196


Adanya kerusakan Kualitas peralatan Terjadinya Pemeliharaan dan
pada peralatan kerja kerja yang dibeli kelebihan biaya perbaikan
maupun yang disewa Sedang dan waktu (maintenance) alat Kecil
15 kurang baik dalam proses kerja secara berkala R15
(3) (1)
pekerjaan dan melakukan
kalibrasi (sertifikasi)
pada alat kerja.
Aspek Operasional
Kegagalan Beban biaya yang Kinerja Mengkoordinasikan
pengembalian tinggi dibandingkan keuangan PT. dengan seluruh
investasi sesuai revenue (pemasukan) Krakatau Medika manajemen PT.
dengan target waktu yang dicapai Rendah akan terganggu Krakatau Medika untuk Kecil
16 menetapkan target R16
(2) (1)
pasar perusahaan dan
memperjelas kembali
perihal market share
(pasar) secara detail
Kerusakan pada Mutu (kualitas) Harus dilakukan Melakukan
struktur gedung yang gedung tidak sesuai pemeliharaan pengawasan secara
baru saja dengan spesifikasi dan perbaikan ketat terhadap kualitas
Sedang Rendah
17 dikembangkan yang diharapkan. (maintenance) pekerjaan kontraktor, R17
(3) lebih cepat dari jika diperlukan sewa (2)
waktu yang tenaga ahli / konsultan
sudah untuk melakukan
ditentukan pengawasan.
PASCA PROYEK
18 Program commitioning 1. Belum selesainya Kehilangan 1. Integrasikan pada
mundur dari jadwal seluruh proyek kesempatan seluruh lini proyek
yang ditetapkan (jadwal proyek memperoleh dan selaraskan
terlambat) Tinggi revenue dengan jadwal Sedang
2. Belum siapnya (pendapatan) proyek yang sudah R18
(4) (3)
pasokan supply yang ditetapkan. disepakati.
power listrik 2. Mengkoordinasikan
perencanaan
pasokan listrik.

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 197


19 Desain struktur gedung Kualitas material dan Kualitas material Untuk memenuhi
tidak memenuhi equipment tiidak dan equipment kualitas material dan
standar yang memenuhi syarat Sedang tiidak memenuhi equipment / peralatan Rendah
diharapkan syarat harus sesuai dengan R19
(3) (2)
standar kesepakatan
yang tertuang dalam
kontrak.
20 Bed Occupansi Rate 1. Berkurangnya Akan 1. Membuat dan
(BOR) tidak tercapai. aktivitas pelayanan mengurangi melaksanakan
rawat inap dan kualitas program – program
rawat jalan di pelayanan (tidak pemasaran secara
gedung lantai 2 ekselen) dan lebih intensif
(dua) dan 3 (tiga) Tinggi pendapatan 2. Mempertahankan Sedang
2. Keberadaan rumah (revenue) pelanggan – R20
(4) (3)
sakit pesaing yang pelanggan yang
lebih unggul dalam lama sesuai segmen
layanan rawat inap pasar
dan jalan. 3. Memperkuat
segmen pasar
industri lainnya.
21 Realisasi biaya 1. Penambahan Akan terjadi 1. Mengelola tenaga
melebihi anggaran tenaga kerja diluar menimbulkan dengan baik dan
rencana. over staffing, membatasi
2. Kenaikan biaya kenaikan biaya penambahan tenaga
utilitas operasional dan kerja yang tidak
(operasional) peralatan baik sesuai dengan
3. Penggunaan medik dan rencana
Sedang Rendah
peralatan medik. 2. Efisiensi pemakaian R21
(3) utilities (listrik, air dll (2)
yang tidak
berhubungan
dengan pelayanan).
3. Mengendalikan
pemakaian peralatan
yang tidak sesuai
dengan kontrak

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 198


22 Realisasi tarif lebih Adanya pesaing Akan Memberikan pelayanan
rendah dari anggaran dengan tarif yang Sedang menimbulkan yang lebih baik kepada Rendah
lebih murah. kerugian karena pelanggan (pasien). R22
(3) (2)
harga yang tidak
kompetitif

Jumlah Jumlah Prosentase (%) ?

Confidential Analisa Manajemen Resiko Lingkungan PT. Krakatau Medika 199

Você também pode gostar